BEM FH UNAIR Adakan Khusus Seputar Desain
Kelas
UNAIR NEWS – Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) FH UNAIR adalah salah satu kementrian yang ada dalam jajaran kementrian Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabinet Gotong Royong Periode 2017. Kominfo sendiri merupakan kementrian yang bertujuan untuk menyebarluaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan, acara, maupun hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan yang ada di internal maupun eksternal kampus. Di hari libur Nyepi (28/3), Kementrian Kominfo mengadakan kelas khusus untuk para staf Kominfo mengenai video editing, desain poster, dan jurnalistik. Acara yang lebih mengarah ke sharing ini membahas dua hal. Pertama adalah cara melakukan video editing, kedua mengenai cara membuat poster. Pembahasan pertama yakni mengenai video editing. Narasumber yang dihadirkan untuk menjelaskan mengenai video editing adalah Rizaldi Firdaus dari Unit Kreatif Mahasiswa (UKM) Sinematografi UNAIR. Mahasiswa FST (Fakultas Sains dan Teknologi) angkatan 2014 ini menjelaskan mengenai cara editing video menggunakan adobe primer pro. Mulai dari memotong video, memasukkan suara ke video serta mengatur warna tampilan video. Setelah mempelajari video editing. Para staf diberi pembekalan mengenai desain poster menggunakan photoshop yang disampaikan oleh Kharisma Kusuma, mantan Menteri Kominfo tahun 2016. Kharisma memaparkan mengenai cara mendesain poster menggunakan photoshop. Mulai dari penempatan, pemilihan form, hingga penyesuaian warna background. Acara yang diikuti oleh 10 anggota Kementrian Kominfo ini dilakukan tidak kurang dari 4 jam di Gedung A Fakultas Hukum UNAIR. Para peserta sangat antusias saat melakukan pembekalan,
sehingga mereka selalu menanyakan berbagai hal yang belum mereka pahami. “Kelas Kominfo diadakan sebagai pembekalan untuk anggota agar mempermudah jalannya kegiatan selama satu tahun kedepan,” tutur Cadrika Radita selaku Menteri Kominfo BEM FH UNAIR. Penulis: Pradita Desianti Editor : Nuri Hermawan
Inilah Latihan Terakhir Atlet Wanala Sebelum Pergi ke Denali UNAIR NEWS – Persiapan para calon atlet Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX), Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Airlangga, memasuki tahap akhir. Pada tanggal 22 sampai 29 Maret 2017 lalu, mereka melaksanakan try out ketiga atau terakhir di Gunung Argopuro dan Bromo selama seminggu. Latihan kali ini diikuti oleh Muhammad Faishal Tamimi (alumnus), Mochammad Roby Yahya (Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011), dan Yasak (alumnus). Mereka didampingi oleh salah satu summiters organisasi mahasiswa pecinta alam Universitas Katolik Parahyangan, Sofyan Arief Vesa. “Latihan ke tiga ini untuk mengetahui sejauh mana kesiapan fisik, penguasaan teknik dan kerjasama tim untuk mendaki Gunung Denali,” terang Roby, ketua operasional AIDeX dan salah satu calon atlet.
Para calon atlet berangkat dari Surabaya pada tanggal 21 Maret menuju Pos Baderan Situbondo. Setelah menyelesaikan administrasi, keesokan harinya mereka menuju titik Mata Air 1 yang ditempuh selama hampir enam jam. Mereka membawa beban yang proporsional sesuai berat badan masing-masing. Roby membawa beban seberat 38 kilogram, Faishal 32 kg, dan Yasak 30 kg. Keesokan harinya, tim melanjutkan perjalanan menuju Cisentor sepanjang 15,2 kilometer. Keempat orang tersebut dibagi menjadi dua tim yakni Yasak dan Sofyan, serta Roby dan Faishal. Mereka dilatih untuk berjalan nonstop di atas waktu 12 jam. Sebab, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak adalah 12 jam. Tim Yasak-Sofyan berhasil mencapai Cisentor dalam waktu 11 jam 42 menit, sedangkan tim RobyFaishal 14 jam 56 menit. Dari Cisentor, mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Alunalun Lonceng yang berjarak 5,7 kilometer. Rencananya, mereka menuju Rengganis dan Argopuro dengan teknik moving together. Teknik moving together adalah mendaki bersama-sama yang dihubungkan dengan tali. “Plan (rencana) awalnya mau ke Rengganis dan Argopuro pakai moving together, namun karena melihat kondisi yang tidak sama dengan plan, akhirnya ditunda,” tutur Sofyan. Pada tanggal 25 maret, tim melakukan pendakian menuju puncak Argopuro dan dilanjutkan turun ke Desa Bremi, Probolinggo dengan lama perjalanan selama 11 jam 41 menit. Selama perjalanan, cuaca tengah tak bersahabat. Sejak pagi, tim harus menerjang kabut tebal, dan berkawan dengan hujan yang turun hampir setiap sore. Keesokan harinya, ketika tiba di Bromo, mereka beristirahat sejenak untuk menjaga dan mengembalikan stamina setelah berjalan seharian. Ketika di Bromo, para calon atlet melakukan simulasi di medan salju. Mereka menggunakan peralatan-peralatan seperti crampon,
kampak es, pengaman-pengaman salju seperti jangkar. “Fungsinya adalah untuk mengenalkan dan membiasakan mereka untuk menggunakan peralatan di medan bersalju,” terang Faishal. Mereka kembali berlatih teknik moving together, melakukan sledding atau menarik kereta luncur dengan ban, dan simulasi rescue atau penyelamatan diri. Selama berlatih di Argopuro dan Bromo, mereka melakukan evaluasi diri dan kerjasama tim. Menurut Sofyan selaku pendamping, kondisi fisik masing-masing individu sudah siap untuk melakukan pendakian ke Denali. Selain itu, kerjasama dan kekompakan tim sangat erat. Hanya saja, mereka perlu lebih giat berlatih dengan penggunaan peralatan dan teknik pendakian di medan bersalju. Menurut Faishal, meski latihan uji coba di area pegunungan sudah berakhir, para calon atlet AIDeX akan tetap berlatih fisik secara rutin. Rencananya, nama-nama para atlet terpilih akan diumumkan tanggal 4 April 2017 mendatang. Penulis: Wahyu Nur Wahid Editor: Defrina Sukma S
Duta Besar Ceko untuk Berkunjung ke UNAIR
RI
UNAIR NEWS – Untuk menguatkan kolaborasi pendidikan antara kedua negara, Duta Besar Ceko untuk Republik Indonesia Ing. Ivan Hotěk berkunjung ke Universitas Airlangga. Kunjungan delegasi Kedubes Ceko untuk RI diterima oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih, di ruang rektor, Kamis (30/3).
“Universitas Airlangga mengingatkan saya tentang negara Ceko karena kita memiliki banyak kesamaan. Saya begitu impresif saat datang pertama kali ke sini,” tutur Ivan saat ditanya mengenai kesan pertamanya tentang UNAIR. Kedatangan Ivan ke UNAIR merupakan bagian dari kunjungan persahabatan. Ia mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kolaborasi antara instansi pendidikan. “Sebagai duta besar, saya harus meningkatkan kolaborasi dengan negara sahabat. Kolaborasi tersebut di bidang bisnis, pemerintahan, dan masyarakat. Di bidang masyarakat, salah satunya adalah pendidikan,” imbuh Ivan. Selain itu, Ivan mengapresiasi pemerintah RI yang telah memberikan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kepada para pelajar Indonesia. Menurutnya, melalui beasiswa masyarakat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Selain melalui skema beasiswa LPDP, Ivan juga mengatakan bahwa banyak pelajar Indonesia yang studi dengan beasiswa Erasmus Mundus. Sebaliknya, ada ratusan pelajar Ceko yang dikirim ke Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat untuk belajar tentang kedokteran. Selain itu, ia juga berupaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan mahasiswa Ceko ke Indonesia. Ivan mengatakan, tak sedikit mahasiswa Ceko yang berkunjung ke Indonesia untuk belajar Bahasa Indonesia. Kunjungan Dubes Ceko untuk RI ke UNAIR adalah bagian dari rangkaian turnya ke wilayah-wilayah di Indonesia. Nantinya, Ivan juga akan mengunjungi Pemerintah Kota Surabaya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan berbagai kementerian dan lembaga. (*)
Penulis : Defrina Sukma S Editor
: Binti Q. Masruroh
Teliti Ikan Teri, Tecky Indriana Lulus Terbaik S-3 FK UNAIR UNAIR NEWS – Kandungan nutrisi pada ikan memang tidak diragukan. Selain kaya kandungan lemak, ikan juga mengandung unsur penting lainnya seperti protein, vitamin, dan mineral. Jika selama ini ikan salmon selalu dielu-elukan sebagai “ikan super” karena sarat nutrisi, lalu bagaimana dengan ikan teri? Baru-baru ini kandungan nutrisi pada ikan teri membawa benefit tersendiri dalam dunia kedokteran gigi. Dr. Tecky Indriana, drg., Mkes, dalam disertasinya ia membuktikan bahwa kandungan gizi pada ikan teri terbukti dapat meningkatkan proses pembentukan tulang atau osteogenesis. Wisudawan terbaik S-3 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini berhasil lulus dengan IPK 3.93. Tecky memulai penelitian berangkat dari permasalahan yang sering ditemuinya di meja praktik. Pada saat mengerjakan pasien ortodonti, sering menemukan bahwa gigi yang sudah ditata dalam lengkungnya secara benar, diakhir perawatan, gigi yang sudah rapi tadi bergeser ke tempat semula atau istilahnya relaps. Ini menjadi masalah buat dokter gigi dan bagi pasien sendiri. Ia melakukan penelitian memakai model hewan coba yang di beri alat ortodonti untuk menggerakkan giginya dan diberi makanan
tambahan ikan teri. Ikan teri yang digunakan dalam bentuk bubuk kering ikan, jadi diproses dari ikan teri segar kemudian dibuat bubuk. Hasilnya ternyata ikan teri dapat meningkatkan proses osteogenesis. “Penelitian ini belum sampai menyimpulkan dapat mencegah relaps, namun sudah dapat dipastikan bahwa ikan teri bisa menjadi bahan alternatif kalsium yang dapat digunakan, karena dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan percepatan proses pembentukan tulang,” jelasnya. Perempuan kelahiran Banyuwangi 26 Nopember 1968 ini berencana kembali melanjutkan hasil penelitian ini. “Karena apa yang saya teliti ini masih sangat awal. Selain itu supaya bisa lebih banyak mengungkap misteri si kecil imut teri yang selama ini diremehkan orang sebagai makanan orang pinggiran,” kata ibu dari Beryl Alovan Ragasso ini. (*) Penulis: Sefya Hayu Istighfaricha Editor: Binti Quryatul Masruroh
Teliti Sastra, Ghanesya Hari Murti Wisudawan Terbaik S-2 FIB UNAIR UNAIR NEWS – “UNAIR seperti laboratorium eksperimen”. Itulah pendapat Ghanesya Hari Murti, S.S., M.Hum., menggambarkan kampus tercintanya. Ia berhasil menyelesaikan program Master tepat waktu dan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik S-2 FIB UNAIR dengan raihan IPK yang memuaskan, yaitu 3,92. Selain itu, selama studi di UNAIR Ghanesya juga pernah mendalami keilmuannya di Malaya University.
“Pada tahun 2015 saya mendapatkan kesempatan untuk bisa belajar lebih dalam lagi mengenai gender di negeri Jiran, Malaya University dengan mengambil mata kuliah gender dan politik. Pengalaman membawa saya bisa bertukar pikiran dengan mahasiswa di seluruh dunia seperti Jerman, Swiss, dan negara lainnya”, terang Ghanesya. Perihal tesis, dengan semangatnya yang gigih, penggila gagasan Gilles Deleuze ini mampu merampungkan tesisnya dalam waktu yang tidak lama. Tesis yang ia tulis berjudul Nilai Tawar Sastra Dystopia: Deterritorialisasi pada Novel Hunger Games, Maze Runer, dan Divergent. Alasan kritis yang ia jabarkan tentang mengambilan judul tersebut adalah keinginannya untuk membongkar pemisahan adanya karya sastra kanon dan popular yang dipengaruhi dengan sistem legitimasi. “Karya sastra itu bukan masalah what is means tapi yang penting what is does”, ujarnya Selama mengerjakan tesis, Ghanesya mengatakan tidak ada kesulitan apapun yang ia temukan, hanya saja pria kelahiran Jember ini mengaku butuh waktu yang lebih lama untuk membaca ruh teks dari literature yang ia miliki. “Satu satunya semesta paling bebas adalah ruang kelas karena hanya di dalam kelas segala kekuatan bertumpu pada kekuatan argument”, terangnya dengan meminjam kutipan dari Rocky Gerung. “Maka kampus dan kelas menghendaki gairah untuk terus muda dan bereksperimentasi tanpa batas”, begituah quote penutup dari wisudwan terbaik 2017 ini. (*) Penulis: Ainul Fitriyah Editor: Nuri Hermawan
’Double Degree’ 1,5 Tahun, Dian Ayu Lulus Terbaik S-2 FKH UNAIR UNAIR NEWS – ”Kapan papa dan mama bisa duduk di kursi VIP?” Kalimat itu selalu terngiang dan memotivasi Dian Ayu Permatasari, drh., M.Vet., untuk mewujudkan impian kedua orang tuanya menjadi wisudawan terbaik S-2 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Maret 2017. Selain lulus terbaik, perempuan yang gemar menyanyi ini mampu menyelesaikan studi S-2 dan profesi dokter hewan hanya 1,5 tahun. Dian meraih IPK 3.90. “Alhamdulillah saya bisa menjalani double degree (S-2 dan profesi dokter hewan, red) selama 1,5 tahun saja. Yang terpenting bagi saya menentukan target dengan jelas, fokus untuk mencapainya, bisa mengatur waktu, dan terus berjuang hingga tujuan tercapai,” jelasnya bangga. Dian juga percaya bahwa proses tidak akan menghianati hasil, meskipun di semester 1 ia sibuk merangkap kuliah dengan Praktek Kerja Lapangan di Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar, Pasuruan, selama satu bulan, tapi hal itu tak pernah mengurungkan niatnya untuk berprestasi. “Perjuangannya tersebut akhirnya terbayarkan dengan tercapainya mimpi dari orang tua saya yaitu bisa duduk di VIP waktu wisuda,” imbuh Dian. Ia melakukan penelitian untuk tesisnya yang berjudul “Analisis Efisiensi Biaya Produksi Telur Itik Olahan dan Tanpa Olahan sebagai Pemilihan Usaha Pengembangan Ternak Itik di Candi Sidoarjo”. Meski sempat berganti judul tesis, revisi berkali kali, dan harus ganti judul saat seminar hasil penelitian oleh dosen penguji dan pembimbing, akhirnya mahasiswa yang bercita-
cita sebagai dosen itu mengerti bahwa dari situlah muncul seni dari penulisan tesis yang ia kerjakan. “Saya sudah terbiasa mengerjakan tesis di malam hari hingga subuh supaya revisi dari dosen pembimbing segera terselesaikan dengan baik, intinya jangan pernah menunda pekerjaan,” pesan Dian mengakhiri. (*) Penulis: Disih Sugianti Editor: Nuri Hermawan
Dua Fakultas di Kampus A yang Termasuk Ikon Kota Surabaya UNAIR NEWS – Kampus A Universitas Airlangga (UNAIR) tergolong bangunan bersejarah alias Cagar Budaya. Letaknya, di Jalan Mayjend Prof Moestopo. Ada dua Fakultas di sana. Yakni, Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Keduanya, menjadi bagian dari ikon Kota Surabaya.