Notulensi Sidang MPM: Laporan Pertanggungjawaban BEM UNAIR 2015
30. Notulensi Sidang MPM: Laporan Pertanggungjawaban BEM UNAIR 2015
1. Bayu Jalasena. FPK 2011 Suasana sidang MPM kali ini sama saja seperti tahun lalu, hanya lebih ramai(banyak peserta sidang baik dari MPM UNAIR, BEM UNAIR, dan mahasiswa UNAIR) yang sekarang. Apresiasi terhadap BEM UNAIR yang menjalankan amanah dengan sebaik mungkin. Namun, apresiasi ini akan lebih bijak jika diasampaikan pula tentang kendala. a. Apa kendala yang dialami BEM UNAIR selama 8 bulan ini? (seperti kendala Kebijakan Publik dalam melaksanakan diskusi, yakni jumlah peserta, susahnya mencari sumber dana Beasiswa Putra Airlangga, Banding UKT yang harus kucing-kucingan dengan pihak rektorat karena Direktur Keuangan tidak ingin Banding UKT dipublikasi. Saya khawatir di kepengurusan berikutnya mengulangi kesalahan yang sama. Juga KM UNAIR Banyuwangi yang sebelumnya menghimpun lintas jurusan sekarang kembali ke masingmasing jurusan. Apakah ini menjadi suatu ajang olimpiade tertentu?. BEM ini sudah berupaya semaksimal mungkin tapi sokongan(dukungan) publik masih kurang seperti yang terlihat hari ini yang hadir sidang masih hanya sekian mahasiswa. Pada cangkruk itu juga tidak disampaikan poin-poin yang dibahas apa, lalu yang dicapai apa dan kendalanya. Begitu juga dengan reshuffle kabinet apakah efektif?, belajar harus seimbang tahu baik dan buruk-kendala- apa yang diharapkan saat raker? lalu apakah itu tercapai? b. Bagaimana posisi BEM UNAIR terhadap pemerintah? apakah opsisi? (dulu ada kajian singkat lalu tiba-tiba aksi, tapi saat Papa minta saham, BEM UNAIR tidak melakukan kajian. Harusnya kita berimbang. Ini harkat martabat Universiatas Airlangga bukan golongan tertentu. Netralitas BEM UNAIR dipertanyakan) c. Ormawa harus dewasa menanggapi masukan dari orang lain agar lebih memiliki arti dan berkembang. Seluruh anggota MPM UNAIR juga harus mengawal, membantu Ketua-Wakil Ketua BEM UNAIR bukan sekadar mengesahkan saja. Saling baik dalam menyampaikan dan menanggapi
524
Febryan
: Mari kita jaga forum ini dengan baik. Saling mengerti dan saling menghormati. Terima kasih untuk Mas Bayu untuk masukannya. Kritik seperti itu saya pribadi menerima semuanya, namun alangkah lebih baik jika disampaikan dengan yang lebih baik. Kawan-kawan, adik-adik di sini juga sedang berproses belajar mentransfer apa yang kita inginkan dengan baik. Di presentasi tadi memang hanya dijelaskan secara umum. Kendala memang ada. Bukan tidak ingin mentransfer, melainkan sudah diagendakan pertemuan cabinet(BEM UNAIR) baru dan lama. Karena tentu kami ingin yang terbaik, jika masa bakti ini (2015) kami hanya bisa menyusun bata membuat pondasi, semoga masa bakti berikutnya lebih baik. Menyikapi posisi BEM UNAIR adalah mengawal Pemerintah. Jika Mas Bayu memiliki persepsi kita tidak pro apalagi ingin menjatuhkan pemerintah, kami rasa tidak seperti itu. Tentang Diskusi MKD sebenarnya pun sudah ada diskusi dengan Kelik dan BEM Se-Surabaya namun memang terkendala SDM dan waktu yang berdekatan dengan (Sidang MPM) LPJ. Jadi bukannya kami tidak ingin. Intinya kami tidak memihak pemerintah (eksekutif dimusuhi dan legislative dibaiki). Kami uga mengawal RUU. Perlu diketahui ada 33 RUU dan akhirnya hanya 3 RUU yang disahkan. Jadi Kami juga ke sana (DPR) untuk mengawal.
Hadi
: Untuk kekurangan secara umum kami sampaikan di (forum) ini. Namun lebih detail ada di lpj.
2. Abi, Ketua BEM FIB 2015 (Penegasan) Mohon klarifikasi pertanyaan dari mas bayu, biarpun sudah ada draftnya sebaiknya tetap dijelaskan karena draft tersebut tidak semua peserta mendapatkan draftnya karena MPM tidak mampu menggandakan setebal ini(288 halaman) untuk semua peserta. Jadi silahkan para menteri maju untuk menjawab lebih detail.
525
Febryan : ya, kami(Ketua-Wakil Ketua) mempersilahkan saudara-saudara Menteri menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi yang cukup membuat menetes keringat. Izhar, Menteri Kebijakan Publik : -
Untuk kasus Tambang, sudah ada kajian, di line KM UNAIR juga sudah banyak yang membagikan.
-
Survei-survei sudah dilakukan seperti Anak UNAIR(dan ORMAWA-tentang rasisme di kalangan mahasiswa-), (ajakan) Yuk meet up di TPS, .
-
Sebelum menjalankan aksi memang sebaiknya dilakukan pendekatan data dulu.
-
Masalah tambang freeport sebenarnya sudah ada kajiaanya, tapi memang kami masih belum mungkin merebut tambang sehingga kami di sini tetap mendukung apa yang dilakukan pemerintah.
-
Terkendala SDM makanya kajian MKD (skala besar yang melibatkan seluruh elemen) belum terlaksana.
-
Kurang data, kurang minat mahasiswa untuk diskusi, dalam menjalankan aksi selalu mendadak << kendala saat akan melakukan kajian.
Dimas, anggota KELIK Kurang data, minat mahasiswa UNAIR masih kurang terhadap diskusi Aksi yang dilakukan dadakan shg msh mencerna Fokus aksi ada 2 (asap dan pemerintah) Tahun ini booming lawan asap, => apakah pengalihan isu (?))
Kendala-kendala kementrian PSDM disampaikan oleh Aditya Sura Pratama, Menteri PSDM : Isu paling seksi di PSDM adalah Kaderisasi(Universitas) dan AMERTA -
AMERTA adalah program awal yang bisa dibranding jadi apa.
-
8 bulan ini masih ngambang harus jalan kemana.
-
Di BEM Fakultas, mereka memiliki Undang-undang dan membuat sebuah pedoman selama satu tahun nanti akan melakukan apa. Namun berbeda di BEM UNAIR, selama 3 tahun di PSDM BEM UNAIR saya masih bertanya-tanya
526
dimana undang-undang tentang KM UNAIR. Mengapa tidak ada, siapa yang bertanggungjawab membuat. -
Ketika ada suatu forum presentasi semacam ini (Monitoring Evaluasi-Monev-, Sidang MPM: LPJ BEM UNAIR) tentang AMERTA, mohon maaf.. apa yang akan kalian(MPM-DLM) tanyakan?. Kami(PSDM) membuat program sendiri tanpa acuan dari MPM-DLM, berbeda dengan jika kawan-kawan MPM-DLM sudah membuat Undang-Undang dan acuan, kami akan membuat berdasarkan itu, dan ketika realisasi tidak sesuai, maka saya bersedia dievaluasi dan disalahkan. Berbeda dengan kondisi ketika kami dari awal yang merancang, membuat, menyelenggarakan acara(0-akhir), lalu kami diprotes, maka terus-terus saja(BEM UNAIR) seperti ini. Kita tidak memiliki acuan yang jelas.
-
Sebenarnya sejak tahun 2004 sudah ada buku pedoman. Dan Dibukukan oleh Mas Arif Syaifurrizal tahun 2012. Tapi Kawan-Kawan BEM Fakultas tidak mau menjalankan.
-
Selama satu kepengurusan ini saya (dan teman2 PSDM) mencoba mengajak kumpul kawan-kawan PSM Se-UNAIR membahas dari awal dan mau dibawa ke mana?. Mulai dari AMERTA yang evaluasi dari tahun lalu adalah konsep turun dr atas ke bawah, tidak terjadi di tahun ini. Sehingga AMERTA tahun ini adalah konsep dari PSDM Se-UNAIR yang diangkat ke atas. Alhamdulillah berjalan..
-
Nah, yang dikhawatirkan adalah ke depannya. Terjadi seperti tahun 2012 an antara zaman Mas Arif Syaifurrizal dan Arif Fatchu. Buku sudah ada disebar ke seluruh Fakultas namun g jalan. Ini karena tidak ada forum resmi yang mengesahkan “Ini lho kita punya undang-undang kaderisasi”.
-
Teman-teman Fakultas punya undang-undang sendiri yang ditindaklanjuti menjadi pedoman kaderisasi selama setahun seperti apa.
-
BEM UNAIR? Tidak ada.
-
Sehingga ini yang menjadi kendala ketika saya menjabat sebagai menteri PSDM.
-
Status ormawa di BEM UNAIR dimana ? masih rancu posisi BEM UNAIR apakah setara atau di atas BEM Fakultas?
527
-
Jika memang setara.. ayo disetarakan, jangan sampai ada ekspektasi lebih. Wajar jika pertanyaan Mas Bayu menggebu-gebu.. karena memang ekspektasi yang lebih untuk BEM UNAIR. Tapi kembali lagi ya begitu terus.
-
Simple-nya tentang buku kaderisasi ini adalah ketika tanpa ada Undang-Undang, ya seperti itu.. ada AMERTA jalan – dievaluasi – selesai. Begitu terus
-
Masalah internal: kami masih belum paham dalam menjalankan tugas, sekilas seperti ada benteng yang menghalangi tapi belum jelas itu apa”
Kendala-kendala kementrian Pengmas : -
Sebenarnya
PENGMAS
mungkin
paling sedikit
kendalanya
daripada
kementerian lain, insyaallah. Namun memang ada. -
Pengmas terlalu overload program >> yang direncanakan 9 tapi yang terealisasi ada 12 . Luar biasa… salut untuk Pengmas.
-
Nah, ini yang ke depan(kepengurusan selanjutnya) harus diantisipasi. Kita harus bisa memperkirakan dengan kapasistas dan kualitas SDM sekian. Krn selama proses berjalan, dengan background gerakan sosial.. ada program mendadak untuk melakukan perubahan social, minimal berbagi. Jadi di luar panggilan social nonformal(bencana) ada juga panggilan formal (dari rektorat) yang sebenarnya diluar program. Tp karena jiwa anak PENGMAS adalah sosial, akhirnya menerima program tersebut. Namun ada baiknya lebih tegas menolak jika memang tidak ada di rencana dan terbatas(SDM yang menjalankan) agar sesuai dengan kapabilitas serta kita memiliki idealism yang dalam ranah sosial bisa fleksibel.
-
Terkait SDM dalam kementerian. Sejak awal (oprec anggota) tidak menginginkan anggota angkatan termuda(2014) karena kelasnya BEM UNAIR adalah berlari sehingga butuh yang berpengalaman. Tapi setelah berdiskusi dan seiring berjalannya kegiatan, kekuatan itu ada di angkatan 2013 dan 2014. Dan di luar target, kawan-kawan Pengmas baik yang 2012, 2013, dan 2014 bisa
528
mengemban amanah dengan baik. Tapi tetap menjadi catatan adalah tentang pemilihan angkatan. -
Tentang masalah teknis itu wajar terjadi seperti waktu molor, miskomunikasi, kurang koordinasi, ada forum sendiri untuk membahas hal teknis tersebut. Itu normal ada namun memang harus bisa diminimalisir. Saya akan bicara hal-hal strategis.
-
Sosial mapping >> Pengmas kedepan harus benar-benar bisa berdasarkan sosial mapping keadan sosial sekitar(kampus, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, bahkan dunia) yang akan dijadikan program sehingga dalam melakukan program itu lebih jelas. Tahun ini belum optimal.
-
Masalah Kolaborasi. Pengmas tahun ini mencoba banyak kolaborasi dengan PENGMAS BEM Fakultas. Karena yang saya tahu BEM UNAIR sangat tertutup tidak pernah kolaborasi dengan BEM Fakultas. Maka rekomendasinya adalah semakin terbuka untuk bekerja sama lagi dengan BEM Fakultas, NGO, Pemerintah, dan lebih luas lagi. Karena PENGMAS tahun ini masih belum begitu optimal (selain kerjasama Donor Darah Se-UNAIR, Kartinian Se-UNAIR, Galang Dana untuk Nepal Se-UNAIR, Aksi ASAP Se-UNAIR, Sahur di jalan SeUNAIR-bersama Sebung-).
-
Tentang budaya mepet.. Masih terbudaya bekerja mepet padahal bisa dikerjakan jauh hari, Koordinasi, perapian pelaporan(seperti LPJan) masih bermasalah. Seharusnya kita bisa belajar lebih rapi dan teratur.
-
Rekomendasi untuk kepengurusan selanjutnya adalah adanya bendahara pengmas karena keuangan pengmas cukup rumit.
-
Bidang di Pengmas banyak(pemberdayaan perempuan dan sosial. Sehingga lebih baik jika tiap bidang dipecah agar bisa lebih fokus.
529
Kendala-kendala kementrian internal kampus disampaikan oleh Ayunda, Menteri INKAM : -
TENSI >> kurang SDM, anatar maba dan sdm tidak sepadan
-
Cangkrukan >> sepi yang datang. Dari internya juga bermasalah saat publikasi yang terlalu mepet. Banyak yang gak tau apa sebenarnya cangkrukan
-
BEM UNAIR sudah berupaya menumbuhkan budaya diskusi (peduli) keunairan >> yang datang masih sedikit.
-
Sikap rektorat (kemahasiswaan) terhadap UKT >> sudah mengundang dari pihak kemahsiswaan tapi yang datang masih tetap sedikit.
-
Banding UKT >> publikasinya mepet padagal berkas yang diperlukan banyak. Kenapa ??? Kemahasiswaan tidak mau tau kalau mahasiswa tau mengenai banding UKT
-
Sudah dijanjikan oleh rektorat (kemahasiswaan) akan memberikan 30jt kepada mahasiswa, masing2 akan mendapatkan 1,5jt dan juga diberikan pelatihan kepemimpinan dalam Beasiswa Putra Airlangga
Kendala-kendala kemenkoan Inspirasi Mahasiswa(IM) dan kementerian Pemuda disampaikan oleh Menko IM, Juan : -
Untuk membuat dan menjaga jaringan di fakultas >> butuh anggota yang banyak (tetapi disini anggotanya masih kurang) >> informasinya kurang sampai ke fakultas, contoh Banding UKT hanya 83 pendaftar dan otomatis yang lolos hanya 16 berkas >> sebaiknya anggota diperbanyak
-
PDD BWI >> terkendala jarak. Diakali dengan anak asli Banyuwangi yang menjadi tim PDD Bwi. Dan juga kendala di peraturan Rektor sendiri(konsep jangka panjang) yang UNAIR PDD BWI akan menjadi kampus sendiri.
-
Seharusnya kementerian pemuda menjadi pendukung atau penyelenggara kegiatan kepemudaan. Misal ketika mengadakan bedah buku mengundang Mas Faldo Maldini, Mas Gading, dan Mawapres.
-
Tapi memang inti tugas Pemuda clear di penjelasan namun kurang dipraktek. Seiring berjalannya waktu kami mendapat kejelasan yakni menjadi jembatan
530
informasi dari luar tentang perlombaan untuk UKM2. Jika pada eksekusinya kami juga dilibatkan, maka kami bertindak sebagai official yang membantu pengurusan administrasi serta publikasi. -
Nah, kedepan untuk kepengurusan selanjutnya memang ada peluang membuat acara kepemudaan krn pemuda Surabaya ini 27% dari populasi penduduk Surabaya.
Pesan Menteri Litbang secara tertulis dibacakan oleh Umi, anggota Litbang: -
Kejadian politis di dalam BEM UNAIR wajar. Kami memiliki tekad menjadikan UNAIR lebih baik, kami bermimpi mahasiswa Unair memiliki jati diri dan kebanggaan keUNAIRan dan menjadi salah satu respon lemahnya di UNAIR. Kami bermimipi ormawa UNAIR memiliki tatanan dan regulasi yang apik sehingga tidak ada lagi sebutan BEM ke-15 untuk BEM UNAIR. Kami bermimpi Ormawa(BEM) UNAIR mampu mewadahi mahasiswa UNAIR 14 Fakultas, UKM, BEM Fakultas sehingga tidak menjadi eksklusivitas, agar tidak menjadi kepentingan golongan tertentu.
-
Kami merespon bahwa BEM Universitas bukan saatnya mengerjakan tugas2 BEM Fakultas. Maka dari itu, di awal, kami(Litbang) mengumpulkan proker2 dari BEM UI, ITB, dan UGM yang dapat dijadikan contoh. Selanjutnya kami membuat kuisioner-kuisioner. Menteri memohon maaf jika tidak bisa optimal mengerjakan.
-
Semoga tahun depan data-data litbang dapat bermanfaat.
-
Litbang sudah berupaya transparan dari apapun.
Kendala- kendala kementrian LITBANG disampaikan oleh Regsha, anggota Litbang : -
Lebih parah lagi di Litbang sudah memberikan survey ke tiap kementerian namun kurang digunakan. Padahal harapannya dengan survey itu, kementerian tersebut dapat melakukan kinerja dengan baik.
-
Jadi dari Litbang ini melakukan survey, sudah diolah namun tidak ditindaklanjuti mau dibuat apa.
531
-
Sebenarnya apa yang diharapkan dari litbang belum jelas.
-
Sangat disayangkan jika data yang sudah jadi tidak digunakan dengan baik dan bijak.
-
Tentang internal BEM UNAIR, memang cukup menggelitik. Saya ingin memberi pencerdasan ketika seorang menteri itu mundur maka itu pengecut, karena seharusnya dia berdiri di sini membuat pertanggungjawaban, menyampaikan, apalagi itu diperparah dengan penyampaian (kritik saran dengan cara)yang tidak etis. Seorang ksatria Airlangga tidak pernah lari dari tanggung jawab.
3. Muhammad Roni (IPOL 2015) Menyampaikan uneg-uneg dan rekomendasi. -
Seperti data yang sudah disampaikan bahwa ormawa sibuk sendiri2.
-
Sebagai Mahasiswa baru, saya juga memantau ormawa UNAIR.
-
Kutipan dari dosen: mohon dijaga koordinasi dan kesolidan antarormawa.
-
Saya juga prihatin dengan respon kawan-kawan Maba UNAIR 2015 yang sejumlah 7000an namun yang mengisi kuisioner (AMERTA) hanya 385 saja.
-
Sehingga timbul pertanyaan ada apa dengan BEM UNAIR? Mengapa belum bisa merebut hati maba. Jika maba saja belum, apalagi yang lain.
-
Jadi mohon peran BEM UNAIR sendiri di sisa kepengurusan ini untuk lebih mengurangi apatis tidak hanya maba namun keseluruhan mahasiswa untuk memajukan Airlangga untuk Indonesia.
Tanggapan Febryan Kiswanto, Ketua BEM UNAIR: Ini akan menjadi alur yang terus seperti ini. Angka partisipasi, Apatis, ketidak efektivan ormawa. dsb Saya kira BEM UNAIR sudah berusaha, kami membuat berbagai forum, forum diskusi. Seperti yang sudah dilakukan salah satunya forum diskusi tentang keormawaan. Karena kami melihat ada akar yang harus dipotong sebelum memotong
532
batangnya. Karena jika akar ini tidak dipotong maka akar ini akan terus dan terus tumbuh batang yang baru. Terakhir kami mengundang kawan-kawan MPM dan DLM. Namun responnya belum berkenan mungkin karena keterbatasan SDM, waktu, dsb. Sehingga perlu kiranya kita butuh waktu.. kita lebih meluangkan waktu di tengah kesibukan kita untuk menyelesaikan masalah. Masalah lagi adalah banyak yang urun angan tapi sedikit yang urun tangan.(banyak yang memberi kritik-saran tapi minim yang membantu gerak langsung di lapangan). Diskusi sdh mulai dibudayakan sejak tanpa konsumsi, ada kacangnya, ada rotinya, ada kuotanya itu nggak ngefek. Artinya di partisipasi, kalau sudah ada forum tapi tidak hadir itu artinya sudah menutup diri “wes gae opo” , ya sudah selesai. Makanya kami mencoba membuat survey dan kami rasa datanya sudah valid ya memang seperti ini kondisi Mahasiswa UNAIR. Kalau BEM UNAIR hari ini belum dirasakan, bisa jadi teman-teman yang belum mau merasakan dengan ada poster kegiatan hanya dilihat sekilas, ada forum diskusi tidak menghadiri artinya sudah menutup diri terlebih dahulu. Jika teman-teman memberi masukan ke BEM UNAIR ya monggo namun sebenarnya ormawa di UNAIR ini ada yang lebih tinggi lagi, yakni legislative. Sehingga jika ada unek-unek, masukan monggo datangi forumnya dan sampaikan lalu rembuk bareng. BEM UNAIR bukannya tidak berbuat apa-apa selama ini karena sudah mencoba. Kuncinya(masalah) memang di SDM jika ditarik lagi adalah kaderisasi jika ditarik lagi adalah Undang-Undang Kaderisasi (tingkat Universitas). Oprec BEM UNAIR, tahun ini memang ada peningkatan yakni 344 pendaftar, tapi kebanyakan 2014 (145 pendaftar) dan 2013 (160 pendaftar) yang secara perhitungan kaderisasi seharusnya masih berada di Fakultas. Seharusnya jika ingin berlari tentu angkatan 2011, 2012, dan 2013 lah yang banyak. Namun tidak mungkin juga kami menolak angkatan 2014 untuk masuk, sehingga menjadi tugas bersama(menteri) untuk mengkader dan mengajak berlari.
533
Rekomendasi (dari Roni) kami terima dan mungkin aka nada forum diskusi selanjutnya karena di forum sidang MPM LPJ BEM UNAIR ini adalah tentang pertanggungjawaban kegiatan dan dana yang digunakan.
4. Deva Rizki Arbiyanto FPK Ttg kaderisasi . Saya melihat ada masalah di SK Rektor 2011. 2016 bisa diganti. Nah, Siapakah yg bs ganti? DLM, MPM, atau BEM? Jangan sampai kecolongan lagi (g bs tuntas urus di tahun 2016) Serta bagaimana agar mahasiswa UNAIR merasakan bahwa ini masalah bersama? Bagaimana sistem pemilihan yg baik? (sistem Keluarga Mahasiswa atau pemilihan) Apa seharusnya fokus BEM UNAIR? Apakah BEM ITS yang benar? Yakni hanya memegang ranah Sosial politik serta bisa mengintervensi hingga tingkat hima.
Tanggapan Febryan Kiswanto, Ketua BEM UNAIR Istilahnya adalah satu batang lidi tentu tidak cukup kuat untuk membersihkan kotoran. Tentang SK Rektor kita memang perlu kekuatan semua ormawa kampus MPM, BEM UNAIR, dan dibantu Hima. Nah, fenomena yang terjadi dewasa ini memang masih ada ego dimana ini urusanmu ini urusanku. Ya memang harus membangun basis kita dan maju bareng-bareng. Tentang sistem ormawa yang baik bagaimana, karena belum mencoba itu (di UNAIR) maka belum bisa berani menjawab mana yang terbaik. Namun kesimpulan hari ini dengan system hari ini, kita perlu refleksi dan berpikir ulang.
Tanggapan M. Hadi Subarkah, Wakil Ketua BEM UNAIR Tentang SK Rektor, memang tahun depan yakni 2016 adalah momentum 5 tahun SK Rektor. Perlu kita(ormawa) yang bisa diinisiasi MPM dan BEM mengkaji dan maju ke pihak rektorat. Konstitusi UNAIR ini memang sebaiknya kita(Mahasiswa) yang membuat dan kita yang melegalkan. Jadi, rektorat sebatas menyepakati. Terima kasih atas saran dan rekomendasi untuk MPM dan BEM UNAIR.
534
5. Agung, Ketua BEM FKH Saran: (setelah mengamati ormawa 3th ini) seharusnya organisasi mahasiswa yang memang hanya bisa dirasakan satu tahun (kepengurusan) saya lebih suka menekankan ke kawan-kawan di Fakultas bahwa lebih baik tidak hanya berorientasi pada program, namun juga perbaikan sistem. Karena selama ini 3 tahun kita merasakan hal yang sama tapi tidak berubah-ubah. Seperti Pemira one man one vote, sistem koordinasi BEM UNAIR dengan BEM Fakultas, UU Kaderisasi selalu menjadi lagu dan selalu berputar. Entah mengapa ketika saya mencari jawaban yang ditemukan adalah ini karena ada pertentangan antara kubu ini itu dan akhirnya tidak terselesaikan. Harapannya BEM UNAIR tahun depan tidak ngehits tahun itu namun hilang. Apa yang dijanjikan Cak Feb dalam UNAIR Sapa Negeri, lalu adik-adiknya sampai sini, apakah itu masih ada?.
(pertanyaan) a. UNAIR Sapa Negeri(branding Universitas Airlangga ke SMA2 di Jawa Barat, Sulawesi, Jkt) lebih inklusif dan dikomunikasikan dengan Fakultas. Saya dari kemarin belum mendapat informasi tentang ini. Karena jika kita menjajikan sesuatu tapi bagaimana kita tahu BEM UNAIR stabil. Apakah branding-branding Airlangga Specta masih ada? Apakah Airlangga Specta masih ada ketika Dirmawa berganti? Ini berbeda jika dibandingkan branding Fakultas yang lebih stabil seperti Medspin FK dan Dentis FKG. Ini bagus namun harus lebih inklusif dengan dikomunikasikan dengan fakultas.
b. (untuk Kementerian Pengmas) Apakah sudah memiliki rencana strategis Desa Binaan Pengmas (Desa Jolosutro, Kab. Blitar)? Karena tidak mungkin membina dalam waktu singkat. Sehingga apa alasan memilih Desa tersebut. Apakah Kepala Desa atau pemangku kepentingan mendukung? Ataukah memang ada potensi yang bisa dikembangkan.
535
Saya pernah bekerja sama dengan ITS Fakultas Industri di daerah Keputih, renstranya 5-8 tahun. Jadi jikapun tidak dilanjutkan, sebaiknya dibuatkan rentranya. c. Bagaimana iklim organisasi di BEM UNAIR? Dan bagaimana alur koordinasi menteri dan menko? d. Apresiasi: BEM UNAIR tahun ini ada perkembangan yang baik di beberapa sisi. Terutama di bidang public dengan hasil kajian dan survey Kebijakan Publik. e. Namun yang disayangkan ketika mengajak aksi, masih belum bisa berdasarkan data. Kita mengkritisi Jokowi satu tahun tapi tanpa data angka(di sosial media sudah ada data namun tidak menyebut angka). Karena dari Fakultas kami kebingungan jika ingin menggerakkan massa tapi tanpa data angka. Bahkan yang sudah memiliki angka pun yang datang sedikit. f. Soal PSDM, saya sudah pernah mengusulkan pembahasan UU Kaderisasi di awal kepengurusan MPM namun tidak ada keberlanjutan. g. (BSO Garuda Sakti) Mengapa syarat Mawapres tidak sama di tiap fakultas, sehingga menjadi masalah (tidak lolos) di tingkat universitas. Ada syarat IPnya 2,75 lalu 3,00. h. (Tentang PKM) Sebaiknya ada deadline pengiriman yang jelas tentang pengiriman PKM. Karena Maba dan BEM Fakultas tidak sama update informasinya, Maba lebih dulu tahu update infonya. i. (INKAM) Sapa UKM 2x. Apa keberlanjutannya dan apa yang disepakati di sana? j. PDD: setahu saya cuma 2x. awal di SC(yang dipandu Mas Bayu) dan kmrn 19 Des. Sementara dari Fakultas yang sering berhadapan dengan mereka. k. Saya minta transparansi Cangkrukan Bareng. Karena 4x kok bisa sampai 1,4 juta? Kok rasanya tidak sampai segitu jika hanya untuk snack dan minum.
Tanggapan Febryan Kiswanto, Ketua BEM UNAIR UNAIR sapa Negeri ini berdasarkan survey dan diskusi kami, disimpulkan UNAIR kurang ada namanya di Indonesia bagian barat. Sehingga kami
536
menginisiasi ini melalui kawan-kawan Organisasi Daerah(Ormada). Kami menitipkan berbagaia info tentang UNAIR ke kawan-kawan Ormada yang ketika pulang nanti menyebarkan info tersebut ke sekolah-sekolah(kota asalnya). Jadi bukan kami memberikan info kegiatan BEM UNAIR, melainkan Branding UNAIR. Nah terkait keterlibatan kawan-kawan Fakultas memang baiknya kita bicarakan lebih lanjut tentang bagaimana pembagian peran. Kondisi kabinet memang terjadi arus yang menjadi catatan yang menjadi pembelajaran. Menjadi pengetahuan baru untuk kawan-kawan BEM UNAIR untuk mengetahui dan merespon kondisi yang ada. Terkait pemilihan menko membantu pengontrolan dan komunikasi. Membuat lebih efektif sekitar 70%. Tentang Kajian, sudah dibahas forum Monev tengah tahun bersama kawankawan DLM dan MPM. Tapi memang diakui bahwa kami masih lemah di kajian, lagi-lagi karena kurang sumber daya. Misal kami butuh orang ekonomi yang concern sekali, namun belum ada(saat itu). Sehingga kita mencoba orientasi naluri yang harus membuat kita hadir di sana. Karena jika nunggu kajian selesai maka tidak mendapat momentum. Bahkan ketika diajak kajian juga minim yang hadir. Sehingga kami terbuka dengan hasil kajian kampus lain lalu berdiskusi lintas kampus. Tentang pengawalan UU Kaderisasi, BEM UNAIR juga siap mengawal jika diperlukan. Tentang Sapa UKM sudah 2x. Kami lahirnya BEM UNAIR di tengah-tengah, sedangkan UKM sudah matang dengan renstra. Sehingga yang bisa kami koordinasikan adalah mengumpulkan informasi dan publikasi informasi melalui media sosial. Pertemuan kedua lebih ke evaluasi Airlangga Specta serta masukan untuk UKM dan BEM UNAIR. Nah, kami juga sudah menghapus pernyataan bahwa ada suatu masalah antara BEM UNAIR dan UKM. Jika ada itu adalah oknum, dalam artian bukan atas nama organisasi. BEM UNAIR dan UKM telah terjalin komunikasi yang baik. Nah, untuk tahun depan memang sangat direkomendasikan untuk kolaborasi secara konkrit.
537
Tentang UNAIR PDD BWI pada tanggal 19 Desember kemarin memang niatnya kami pertemukan Ketua BEM Fakultas baru dengan adik-adik komting dan Ka Hima. Dengan tujuan pertama untuk transfer ilmu, pengetahuan tentang ormawa.
Tanggapan Ayunda , Menteri Inkam Input Rp 1.650.000, digunakan Rp 1.450.000. Dengan rincian pengeluaran tiap acara tidak hanya snack dan minum, melainkan juga cetak surat, poster, fotokopi materi. Untuk snack kiloan memang mencapai 200an ribu serta pulsa CP untuk minta konfirmasi kehadiran undangan. Serta untuk agenda terakhir dengan UKM kami memilih konsumsi roti.
Tanggapan Dinda Rahmaniar, Menteri Pengmas: Sudah 2 tahun berjalan. Tahap pertama di desa binaan dilaksanakan dalam 2 tahun. Tahun pertama pendekatan(analisis), yang kedua social maping dan pelaksanaan program. Mulai membangun kolam lele (mayoritas nelayan butuh sampingan), sementara 3 kolam. Adapula posyandu. Tahun ini akan bekerjasama dengan ACT (aksi cepat tanggap). Uang hasil pasar murah digunakan kegiatan social selanjutnya. Desa jolosutro juga digunakan untuk unair mengajar. Dan setiap bulannya telah mengirim tim pengajar. Unair mengajar sudah waktunya memiliki desa binaan. Saran : untuk ke depannya harus membuat program yang berkelanjutan.
Tanggapan Aulia Risti Ramadhan, Ketua BO UNAIR Mengajar: Unair Mengajar sudah ke Desa jolosutro selama tiga tahun. Jadi selama 3 tahun tersebut kami mengirim relawan pengajar(SD). Kemarin(2014) sebagai anggota BEM UNAIR 2014 mendapat petuah dari Pak Rektor untuk membuat desa binaan. Dan saat itu teman-teman sepakat untuk memilih Jolosutro yang akhirnya tahun ini dilanjutkan oleh Pengmas. Namun semenjak itu (banyak anak UNAIR ke sana) memang ada konflik atau pertanyaan, seperti “Mbak Mas ini kok programnya seperti ini” karena mereka menganggap kita satu
538
namun program(fokus) yang diusung berbeda. Kami akan tetap di Jolosutro karena memang di sana layak dikembangkan di segala bidang. Jika memang esok lebih stabil, maka ayo sekalian kita mengembangkan dan bisa membuat desa binaan yang pada akhirnya nanti bisa mandiri. Meskipun kita harus mengingat mereka adalah masyarakat yang masih tradisional yang satu kesalahan, satu ketidakadilan akan terus menerus diingat dan diceritakan. Saya sepakat dengan Mbak Dinda bahwa tahun pertama pendekatan tahun kedua pendekatan dan memulai sesuatu lalu tahun ketiga mengembangkan yang lain dan begitu seterusnya hingga bisa benar-benar stabil dan dilepas.
Tanggapan Muhammad Kholiqul Amin, Ketua BSO Garuda Sakti Fakultas manakah yang persyaratannya berbeda? Agung: Info dari menteri BEM FKH bahwa ada Fakultas dengan syarat IPK dan surat-suratnya yang berbeda sehingga tidak lolos ketika seleksi di tingkat UNAIR. Sebenarnya Garuda Sakti sudah mengacu pada pusatnya (KEMENRISTEK DIKTI). Jadi jika ada Fakultas yang menggunakan syarat 2,75 tentu tidak akan lolos. Nah, tim Garuda Sakti ini sudah lintas Fakultas, kecuali FKG yang mengundurkan diri. Persyaratan yang berbeda mungkin mengacu pada prestasi, yakni ada beberapa Fakultas yang fokus di IPK, ada juga fakultas yang melihat dari berbagai hal yakni organsasi. Namun ini tidak menjadi permasalahan untuk Garuda Sakti(GS) karena GS melihat acuan yang ditetapkan Univ dan Fakultas sudah sama dengan Kemenristek Dikti . Untuk PKM, GS sudah membuat timeline yang detail dan pasti. Namun memang ketika turun ke Fakultas ada perubahan yang mana menyesuaikan dengan jadwal Fakultas.
Tambahan dari penanya, Agung :
539
Saya maasih rancu terkait sapa negeri, apa yg ditawarkan? Karena branding yang paling kuat adalah program yang dilakukan mahasiswa bukan program dari fakultas atau pun Universitas. Soalnya selama ini yang lebih menjual adalah programnya yang dilakukan fakultas (olimpiade yang dilakukan oleh beberapa fakultas, FST FK FKG). Ini yang paling kuat, sehingga kita sebagai mahasiswa (Fakultas juga lebih baik membantu branding) Tanggapan oleh M. Hadi Subarkah, Wakil Ketua BEM UNAIR : Unair sapa negeri itu dilakukan paguyuban ormada untuk bersama. Tahun depan mungkin bisa dilanjutkan.
6. Muhammad Fikar, FISIP : Apesiasi : kerja bem sudah baik dan sudah melakukan yg terbaik a. Bagaimana hubungan komunikasi BEM univ dan BEM fakultas ? Apakah saat aksi tidak ada konsolidasi dengan fakultas? Apakah BEM UNAIR langsung turun aksi saja. Apakah ada kendala? b. Bagaimana publikasi acara pasar murah airlangga? Saya perhatikan hanya satu kali publikasi. Jadi kami tidak mengetahui bagaiamana alur pemakaian dan distribusi uang donasi. c. Bagaiamana publikasi Sertifikat-sertifikat acara di sekre BEM UNAIR? Saya melihat masih banyak. Saya kira publikasinya kurang.
Tanggapan Febryan Kiswanto, Ketua BEM UNAIR: Untuk komunikasi dan koordinasi sejauh ini baik. Namun memang masih belum maksimal pada sinergisitas program Untuk aksi yang dilakukan memang menjadi bahan evaluasi bersama. Aksi asap sudah disosialisasikan dan dikoordinasikan dengan BEM Fakultas hanya saja ada sedikit miskom dengan warga FISIP (juga Ketua BEM FISIP yang tidak menghadiri acara konsolidasi). Memang harus ada forum dan sinergisitas yang menunjukkan KM UNAIR.
540
Publikasi per kegiatan pasar murah dipublikasikan di akun twitter dan sudah ada publikasi rincian pemasukan dan pemasukan di tiap acara pasar murah via akun line namun memang belum di akun resmi KM UNAIR. Semakin banyak publikasi terkesan spam sehingga memang dibatasi.
Tanggapan Fardhan, anggota Pengmas: Adanya GAP waktu dengan bem fakultas dengan univ, memang susah untuk mensinergikan semua program pengmas. Namun Alhamdulillah sudah ada beberapa agenda sinergis pengmas Se-UNAIR.
Tanggapan M. Hadi Subarkah, Wakil Ketua BEM UNAIR: Publikasi dan pengambilan sertifikat lebih diserahkan kepada panitia yang bersangkutan. Sertifikat berada di sekre bem karena kemarin saat dititipkan di fakultas ada beberapa yang justru ketlisut. Untuk publikasi sudah 2x dipublikasi.
7. Abi, Ketua BEM FIB: a. Apresiasi BEM UNAIR 2015 untuk tidak mengusik program BEM fakultas. Semua sifatnya koordinasi. Saya juga meminta maaf mewakili kawan-kawan BEM Fakultas jika memang belum maksimal dalam sinergisitas. Karena sejak awal sudah dibebani program sendiri. BEM FIB juga menolak koordinasi dengan Pengmas dalam salah satu program dikarenakan justru di dua hima di FIB akan melakukan program tersebut yang dikhawatirkan ricuh. b. Seberapa jauh penggunaan survey yang dilakukan oleh Litbang? c. Bagaimana keberhasilan acara WEDING (welcome party dan upgrading)? Namanya keren. d. Apakah ada reshuffle kabinet? mengapa ada reshuffle? Siapa yang diganti? Dan seharusnya PSDM juga memaparkan siapa yang masuk siapa yang keluar. e. Upaya apa yang digunakan untuk memperlancar Banding UKT?. Karena selama diskusi dengan Mas Febryan baik-baik saja. Namun ternyata ada permasalahan koordinasi dengan rektorat.
541
f. Tentang Pedoman Kaderisasi, apakah BEM UNAIR tidak ada koordinasi dengan DLM? g. Apa tujuan Srikandi Airlangga? Mohon dijelaskan ulang. Kemudian apa tindak lanjut dari pelatihan dan pembekalan Lolita? h. Tentang wacana Eco Campus Apakah isi kajian eco campus? Bagaimana kegiatannya? i. Apakah aksi asap dilakukan tanpa ada koordinasi dengan BO Mahagana?
Tanggapan Febryan Kiswanto, Ketua BEM UNAIR: Kajian Litbang tidak sepenuhnya ditolak atau tidak digunakan. Kabinet menjadi tanggungjawab saya dan Hadi. Adapun reshuffle kabinet jelas bukan tanpa alasan atau dasar. Ada pergantian di kementerian Kelik secara konstitusi dicabut status mahasiswa. Begitu pula di kementerian Pemuda. Termasuk evaluasi lain. Terakhir di kementerian Inkam Mas Bayu mengundurkan diri karena beberapa hal. Lalu diganti dengan Ayunda. Tentu kami tidak ingin berkutat dengan internal lalu lupa kontribusi keluar.
Terkait Banding UKT. Banding UKT ketika bicara di lapangan (kemahasiswaan) memang ada kesulitan, kesulitannya karena kemahasiswaan tidak dalam kondisi strategis(pengambil kebijakan) hanya sebagai memberi rekomendasi melalui sub direktorat kesejahteraan mahasiswa Bu Triyas. Nah teman-teman (Advokasi Mahasiswa). Contoh kesulitannya seperti yang daftar 83 yang bisa lolos hanya 16. Itupun ngoyo (berat). Harusnya kita bisa bermain regulasi(Pak Rektor). Saya mencoba menemui Pak Rektor untuk mendapatkan solusi terbaik (win-win solution). Artinya memang tidak bisa menutup mata langsung membayar sekian terus. Kami mengusulkan tahun depan range UKT coba diubah. Karena saat ini range UKT cukup jauh, dari 3 juta langsung 7 juta, nah yang 5 juta ini jika dipaksa ke 7 juta pasti berat. Menunggu perubahan tersebut kami mengusahakan banding UKT(16 berkas lolos) dan Beasiswa Putra Airlangga(20 peserta lolos).
542
Makna kucing-kucingan adalah kekhawatiran semua mahasiswa akan mengajukan banding. Sedangkan di keuangan rektorat sudah memiliki renstra dengan sekian untuk sekian. Jadi ketika kami ingin menemui agak susah. Namun ketika kami langsung ke atas(Rektor) Alhamdulillah masih baik komunikasinya.
Tanggapan Ajeng Kartika Anjani, anggota Dirjen Advokasi Kementerian Internal Kampus. UKT merupakan sebuah subsidi silang. Jika dibandingkan dengan UGM, maka kita(UNAIR) hanya mendapat 1/3 dari UGM untuk pembangunan, yakni 800an juta. FST dsb harus memiliki peralatan(laboratorium) yang cukup mahal. Sedangkan Mahasiswa yang kesulitan membayar UKT juga tidak bisa dibiarkan, karena jika dibiarkan maka akan bisa DO. Tentu tidak ada yang menginginkan, sehingga ada banding UKT. Jadi ada keutamaan bagi yang sangat berat dengan nilai tsb(misal orang tua meninggal). Bu Triyas juga memberikan mahasiswa UNAIR untuk berlomba-lomba mengajukan beasiswa, PKM, paper, dsb jadi mengikuti lomba, mendapat apresiasi sekaligus mengharumkan nama UNAIR. Kami dari dirjen advokesma mengumpulkan dan membuat daftar keterangan dari masing-masing berkas dan menyerahkannya ke rektorat(Direktorat Keuangan) untuk kemudian di loloskan berkasnya.
Tanggapan Regsha, Anggota Kementerian Litbang: Seberapa jauh kuisioner tidak digunakan adalah sejauh mata memandang. Kami di litbang ada beberapa survey yakni survey ke depan dan permintaan kementerian. Yang digunakan yakni permintaan kementerian. Sedangkan seperti survey pemuda tidak digunakan. Survei dengan kominfo tentang branding UNAIR di Indonesia Barat ini digunakan. Kalau survey tentang AMERTA ini merupakan inisiatif dari kawan-kawan Litbang sendiri.
543
Tanggapan Aditya Sura Pratama, Menteri PSDM: Dalam acara Raker Weding, target kami adalah kehadiran 75% anggota BEM beserta BO BSO. Nah, yang menghadiri 80% dengan catatan hanya Perwakilan BO Mahagana yang tidak hadir. Jadi target tercapai.
Terkait UU Kaderisasi, Buku Pedoman saya mulai menginisiasi sejak AMERTA akan berjalan. Bersamaan juga dengan AMERTA 2015 ini mau dibawa kemana bersama kawan-kawan PSDM Fakultas. Ternyata pasca AMERTA juga masih belum jelas. Nah, ketika ada diskusi dengan kawan-kawan DLM MPM di sekre BEM UNAIR, ada Mas Iwa, Mas Tony, dan Mas Rayhan juga, saya minta tolong dibantu untuk membuat undang-undang ini. Ayo kita coba bareng buat. Jika memang ini sudah using maka ayo buat baru. Lalu saya mencoba menghubungi komunitor AMERTA bahwa akan mencoba mengawal buku Kaderisasi namun belum ada tindak lanjut lebih lagi.
Update database anggota, setiap rapat ada presensi dan di akhir bulan ada pemilihan staf terbaik dengan menilai semua anggota. Dan di akhir nanti kami akan mengeval siapa yg aktif dan tidak aktif selanjutnya dikonfirmasikan ke menteri, ada poin2 tertentu untuk menilai mana staf terbaiknya. Karena eval tahun lalu pengurus aktif dan tidak aktif tetap mendapat sertifikat. Tahun ini rencananya di dalam sertifikat ada nilai-nilai. Sudah by data dari menteri masing2. Data keseluruhan awalnya 136 lalu sekarang 119. Permasalahan keluarnya staf ini dikarenakan beberapa hal, ada yang sejak awal tidak hadir, ada juga yang mengundurkan diri, ada yang tiba-tiba tidak aktif, dan juga yang tidak bisa dihubungi.
Tanggapan dari Sevirna, PJ Srikandi Airlangga(SA): Tujuan SA awalnya ingin memberdayakan Srikandi2 UNAIR terlebih dahulu. Maka
dari
itu
ada
pelatihan-pelatihan.
Nah
selanjutnya
dapat
memberdayakan(memberikan pelatihan ke) Srikandi2 di luar UNAIR (maka dipilih kawasan Putat Jaya ex-lokalisasi dolly).
544
Nah pemberdayaan(memberi pelatihan dan menyediakan bahan, hasilnya akan diputar ulang) di Putat Jaya kami beri nama Lolita(From Dolly To Airlangga). Dan Lolita ini program ekonomi dengan membuat terang bulan dan botol kreasi. Kelanjutannya Lolita, harapannya berlanjut. Kemarin di Putat Jaya, peminat dari warga besar yakni 20 Ibu-ibu. Juga target Ibu-Ibu di sana juga bisa mandiri.
Tanggapan dari Dinda Rahmaniar, Menteri Pengmas: Program Eco campus sedikit terlambat dari program lain. Fokus yang lain, menyatukan 14 Fakultas dan hanya 5 Fakultas yng fokus dengan lingkunga namun juga susah bertemu(Alhamdulillah sudah 3x bertemu). 5 fakultas yang sadar akan lingkungan (FKp, FK, FKM, FST, FEB). Akhirnya ini yang akan coba kami angkat ke Universitas. Harapannya Fakultas lain juga turut mendukung karena ini isu global. Kajian yang dilakukan masih berupa kasaran(internalisasi serta merencanakan plan-plan) dan belum dipublikasikan. Namun dalam waktu dekat akan segera direalisasikan. Koordinasi secara langsung Mahagana dengan Pengmas. Telah ada koordinasi dengan mahagana dan dari MAHAGANA juga yang ikut turun aksi. Sebelum aksi asap pun sudah bertemu. Juga pernah menginisiasi buka donasi namun saat itu ada kendala. Namun baru-baru ini telah diadakan pemilihan ketua baru. Memang seharusnya Mahagana yang lebih responsive terhadap bencana.
Tanggapan M. Hadi Subarkah, Wakil Ketua BEM UNAIR: Mahagana terkendala masalah SDM dan kaderisasi jadi terlihat lebih pasif. Mas Zakki telah menjadi ketua selama 2 tahun. Namun ini sudah mulai berbenah dengan memilih ketua baru, upgrading dan mulai beraksi(diskusi). Secara koordinasi memang sudah ada.
Tanggapan Jilul, Menko Pergerakan Mahasiswa Untuk bencana
asap, kami mengundang oleh Badan Perencanaan dan
Penanggulangan Bencana(BPBD) Jawa Timur. Kemarin juga kami bersama BO
545
Mahagana mengawal pencairan dana penanggulangan bencana(Rektorat) senilai 16 juta untuk pengawalan recovery bencana asap serta tanggal 20 Desember kami berdiskusi dengan Direktur ACT. Jika memang sampai akhir masa kepengurusan kami belum mampu, kami mohon bantuan BEM UNAIR selanjutnya untuk melanjutkan upaya ini. Kami juga mendapat 50jt dari pemprov Jatim atas nama Masyarakat Jatim peduli ASAP yang langsung disalurkan lewat ACT. Mahagana ini (awalnya) ingin bergerak sendiri, ya kami terus berkoordinasi agar lebih baik. Artinya kami selalu ada koordinasi dengan Mahagana.
Video tersebut dapat dilihat di link youtube BEM UNAIR
546