Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Pemasaran IKM Sulaman Kota Padang dengan Diferentiation Strategy dan Low Cost Strategy sebagai Variabel Intervening Hasnurita , Sefnedi , Irda Program Pascasarjana Magister Sains Manajemen Universitas Bung Hatta email ;
[email protected] ABSTRACT This study aimed to examine the effect of differentiation strategy and low cost strategy as an intervening variable on the relationship between entrepreneurial orientation and marketing performance of SMEs in Padang . The population in this study are all HPI Embroidery in the city of Padang from 2009 s / d in 2012 which accounted for 65 SMEs . The study uses all population as research respondents. In order to test hypotheses development, this study employs simple, multiple and hierarchical regressions analysis. The results of analysis found that: 1) entrepreneurial orientation is found to have positive and significant effect on marketing performance, 2) entrepreneurial orientation is found to have positive and significant effect on differentiation and low costs strategies, 3) differentiation and low costs strategies are found to have positive and significant effect on marketing performance 4 ) differentiation and low costs strategies are found as intervening variables on the relationship between entrepreneurial orientation and marketing performance. The results of the study provide practical implications for SMEs HPI Embroidery Padang in order to improve marketing performance, it is recommended to enhancing their differentiation and low costs strategies practices as well as entrepreneurial orientation. Keywords : Orientation Entrepreneurship , Differentiation Strategy , Low Cost Strategy, Marketing Performance and SMEs . Pendahuluan IKM di Indonesia memiliki peran yang sangat penting terutama dalam hal penciptaan
kelompok industri tersebut relative padat modal, sedangkan IKM relatif padat karya.
kesempatan kerja. Hal ini didasarkan pada
Selain itu, pada umumnya industri besar
kenyataan bahwa jumlah angkatan kerja di
membutuhkan pekerjaan dengan pendidikan
Indonesia sangat melimpah mengikuti jumlah
forrmal yang tinggi dan pengalaman kerja yang
penduduk yang besar, sehingga Industri Besar
cukup, sedangkan IKM khususnya Industri Kecil
(IB) tidak sanggup menyerap semua pencari
dan
kerja dan ketidak sanggupan industri besar
berpendidikan
dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar
2002:21-22) Pande raja silalahi (dalam FIGUR,
disebabkan karena memang pada umumnya
2008:18)
Menengah
sebagian
rendah
dalam
(Tulus
analisisnya,
pekerjanya Tambunan,
menjelaskan
permasalahan utama yang dihadapi Industri
dengan tingkat perkembangannya sebesar 14
Kecil dan Menegah (IKM) yaitu, sulitnya
IKM (75%) sedangkan pada tahun 2012 terlihat
mendapatkan akses permodalan, tidak terjadi
perkembangan IKM sebesar 9 IKM.
backward linkage yaitu keterkaitan yang erat antara IKM dengan industri
Dari data diatas diatas maka terlihat
besar, dan
penurunan pda tahun 2012 yaitu sebanyak 5
permasalahan IKM biasanya dirumuskan secara
IKM (35,71 %) IKM Sulaman yang berada di
subjektif oleh pemerintah. Dengan adanya
Kota Padang. Hal ini diduga bahwa hasil
otonomi daerah, sesungguhnya penanganan dari
produksi IKM Sulaman tersebut masih kurang di
permasalahan Industri Kecil dan Menengah
minati oleh konsumen dan sebagian usaha mulai
dalam
pemberdayaan
IKM
dapat
beralih ke bidang usaha lain karena tidak mampu
Pemerintah
bisa
untuk bersaing dengan industri yang lain atau
menciptakan kompetisis antar daerah dalam
terhentinya produksi di sebabkan modal usaha
pemberdayaan IKM dan memberikan reward
yang masih kurang. Dengan demikian maka
(penghargaan) bagi daerah yang berhasil.
fakta tersebut merupakan fenomena kurangnya
didesentralisasikan.
Industri
skala
Kecil
dan
Menengah
dinegara berkembang hampir selalu merupakan
kinerja pemasaran pada industri yang ada di Kota Padang.
kegiatan ekonomi yang terbesar dalam jumlah
Berdasarkan literatur dalam manajemen
dan kemampuannya dalam menyerap tenaga
pemasaran, kinerja pemasaran dapat dipengaruhi
kerja. Begitu pula dengan kondisi yang ada di
oleh orientasi kewirausahaan (porter, 2008)
Indonesia, meskipun dalam ukuran sumbangan
mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai
terhadap PDB belum cukup tinggi, sektor ini
strategi
dapat tetap menjadi tumpuan bagi stabilitas
berkompetisi secara lebih efektif di dalam
ekonomi nasional sehingga perannya diharapkan
market place yang sama. Sementara itu, menurut
dapat
Gosselin (2005), bahwa terdapat hubungan yang
menciptakan
kesejahteraan
kepada
masyarakat Indonesia. Jumlah IKM Sulaman yang berada di
benefit
perusahaan
untuk
dapat
signifikan antara orientasi kewirausahaan yang ditetapkan dengan kinerja.
Kota Padang dalam 4 tahun terakhir yaitu pada
Menurut Nur Khamidah (2005 : 232)
tahun 2009 tercatat 9 IKM sulaman yang ada di
bahwa keberhasilan suatu produk akan bermuara
kota Padang, selanjutnya pada tahun 2010
pada kinerja pemasarannya. Dari sinilah suatu
tercatat 17
IKM sulaman yang ada di Kota
produk akan dipertimbangkan oleh konsumen,
Padang, perkembangannya sebanyak 8 orang
apakah produk tersebut mempunyai keunggulan
IKM, kemudian pada tahun 2011 tercatat 30
lain dibandingkan produk pesaing sejenis yang
IKM Sulaman yang berada di Kota Padang
ada
di
pasar.
Karakteristik
inovasi
produk dianalisa sebagai keunggulan relatif yang
Keunggulan bersaing merupakan posisi unik
tampak sebagai karakteristik produk yang secara
yang
konsisten penting dalam penjelasan penerapan
menghadapi para pesaing.
dan keberhasilan produk baru.
melakukan penelitian, menunjukkan bahwa semangat kewirausahaan secara parsial tidak menentukan kinerja pemasaran, sedangkan interaksi
proses
strategi
dan
perubahan kondisi ekonomi di masing-
dicapai
pemasaran.
terhadap kinerja
Orientasi
memegang
peranan
meningkatkan
kinerja
kewirausahaan penting usaha.
dalam Orientasi
dapat diterima untuk menjelaskan kinerja usaha. Orientasi kewirausahaan mengacu dan
pengambilan
keputusan yang mendorong kearah input baru
dan
kewirausahaan,
mempunyai yaitu
tiga
berani
aspek
mengambil
Strategy
Differensiasi
pelanggan
atas
strategi
bersaing dipengaruhi oleh strategi bersaing perusahaan (Fuad, 2004). Keunggulan bersaing yang diperoleh dari strategi diferensiasi diharakan dapat menghantarkan
perusahaan menghasilkan
kinerja pemasaran yang baik (Ferdinand, 2000). Keunggulan bersaing dari strategi diferensiasi akan menjadi instrument yang baik untuk menghasilkan kinerja pemasaran. Oleh karena itu strategi diferensiasi dapat menjadi salah satu perhatian utama setiap perusahaan
dalam
upayanya
mencapai
kinerja pemasaran. Berjuang
untuk
menjadi
sebuah
industry yang secara keseluruhan memiliki ini
dapat
menghasilkan posisi differensiasi dalam persepsi
pengembangan
perusahaan dalam mencapai keunggulan
resiko, bertindak secara proaktif dan selalu inovatif(Lumkin dan Dess,1996)
dengan
para pesaingnya. Berhasil tidaknya suatu
kewirausahaan menjadi suatu makna yang
pada proses, praktik
dalam
diferensiasi yang jelas dan favorable dari
masing Negara, semangat kewirausahaan berpengaruh signifikan
perusahaan
Dalam hal ini, keunggulan hanya dapat
Hasil temuan Culhane (2003) yang
melalui
dikembangkan
nilai
yang
ditawarkan dan menghasilkan keunggulan bersaing yang spesifik (Ferdinand, 2000).
biaya
yang
murah
merupakan
sebuah
pendekatan saing yang kuat dalam sebuah pasar yang memiliki banyak pembeli yang sensitive dengan harga. Tujuannya adalah
untuk menjalankan bisnis dengan cara biaya
perbedaan yang berarti untuk membedakan
yang sangat efektif dan membuka ketahanan
penawaran pesaing (Kotler dan Susanto,
daya saing dengan para kompetitornya.
2001)
Target dari strategi biaya rendah (low
Low
cost
adalah
strategi
dalam
cost strategy) adalah biaya rendah untuk
mencapai biaya keseluruhan yang lebih
semua
sebuah
rendah dari pesaing sebagai bisnis persaingan
perusahaan dapat menerapkan biaya yang
untuk mengurangi biaya. Untuk maksimum
rendah
efektifitas,
kemungkinan
yang
dibandingkan
ada,
dengan
para
perusahaan
perlu
mencapai
kompetitornya ketika perusahaan tersebut
keunggulan biaya mereka dengan cara yang
menjadi
sulit
sebuah
industri
yang
dapat
bagi
saingan untuk
menduplikasi.
menyediakan biaya yang pling murah bukan
Menurut Thompson, dkk (2010), sebuah
hanya dibandingkan pada satu atau beberapa
perusahaan memiliki dua pilihan untuk
pesaingnya saja yang hanya rata-rata biaya
menjabarkan
lebih rendah saja.
kepada rival untuk meraih keuntungan
Dasar untuk menjadi pemimpin dalam biaya
yang
rendah
untuk
keunggulan
biaya
rendah
Pertama adalah menawarkan biaya
keunggulan
yang lebih rendah dari pesaing dan menarik
persaingan adalah memiliki biaya secara
price-sensitive customer dalam jumlah yang
menyeluruh yang lebih rendah dari para
cukup
kompetitor. Pemimpin dalam biaya yang
keuntungan. Kedua adalah mempertahankan
rendah yang sukses adalah mereka yang
harga sekarang, puas dengan pangsa pasar
benar sekali dalam mencari jalan supaya
sekarang dan menggunakan biaya rendah
biaya yang dikeluarkan lebih kecil dalam
untuk mendapatkan margin keuntungan yang
menjalankan bisnis mereka.
lebih tinggi pada setiap unit yang terjual,
Differentiation strategy adalah suatu
besar
untuk
meningkatkan
total
sehingga total keuntungan perusahaan dan
strategi yang dapat memelihara loyalitas
keseluruhan laba atas investasi.
pelanggan dimana
Berdasarkan teori-teori dari para ahli dan
dengan
menggunakan
strategi differensiasi, pelanggan mendapat
pembuktian
nilai lebih dibandingkan dengan produk lain.
dikemukakan diatas maka model penelitian
Differensiai
adalah
cara
merancang
empiris
adalah sebagai berikut:
oleh
para
ahli
yang
GAMBAR 1 : Model Penelitian Differentiation strategy (I1) Kinerja Pemasaran (Y)
Orientasi Kewirausahaan (X) Low Cost Strategy (I2)
wawancara atau data yang diperoleh
Metode Penelitian
melalui
Penelitian ini menguraikan objek penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengukuran
instrument,
definisi
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung,
dan
diperoleh dengan cara mendapatkan referensi melalui literature buku,
teknik analisis data.
artikel ilmiah, hasil penelitian, dan
Populasi dan Sampel
sumbe-sumber lainnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah IKM sulaman yang berada di
jumlahnya
kuisioner
langsung kepada responden
operasional variabel, uji instrument dan
padangberjumlah
penyebaran
65
dibawah
IKM. 100
maka
kota
Kuisioner dan Pengumpulan Data Kuisioner merupakan alat pengumpul data
Karena
dengan
seprangkat
pernyataan
sesuai
kepada
responden
untuk
tertulis
dijawabnya.
pendapat Ridwan dan Akdon (2007) seluruh
Jawaban dikuantivisir dengan skala Likert 1
populasi dijadikan responden sehingga tidak
s/d 5. Data yang terkumpul selanjutnya di
ada penarikan sampel.
tabulasi dan diolah dengan menggunakan
Jenis dan Sumber Data
SPSS
Jenis dan Sumber Data yang digunakan
correlation lebih besar dari 0,30 maka butir
dalam
penelitian
ini
digolongkan
dalam dua jenis, yaitu : 1. Data Primer, yaitu yang diperoleh secara langsung seperti observasi,
versi
15.0
pernyataan tersebut.
corrected
item-total
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Karakteristik Responden
Apabila suatu butir pernayataan memiliki
Karakteristik
responden
mayoritas
dinyatakan valid (Maholtra 1993). Item
adalah
pernyataan yang tidak valid akan di buang
berjenis kelamin laki-laki (52,3 %) berumur
atau akan digunakan dalam suatu variabel
26-35 tahun (40%) berpendidikan S1 (49,2
untuk pengolahan data berikutnya.
%) omset perbulan 2,1-4 juta (46,2 %) dan
Rekapitulasi
lama mendirikan usaha 2-4 tahun (60%)
Intrumen masing-masing variabel penelitian
berdasarkan
pengelompokkan
Hasil
Pengujian
Validitas
adalah sebagai berikut : No 1 2 3 4
Variabel Kinerja Pemasaran (Y) Orientasi Kewirausahaan (X) Diferensiasi Strategi (I1) Low Cost Strategi (I2)
Tabel 1. Uji Validitas Jumlah Item Item yang Valid 8 6 9 9 3 3 5 5
Item yang tidak valid 2 -
Sumber : dioleh sendiri
Uji Reliabilitas Menurut Sekaran (2006), suatu instrumen
memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari
dikatakan memiliki reliabilitas baik apabila :
disajikan
0,70 hasil uji reliabilitas dalam penelitian pada
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Item Cronbach’s Pernyataan Alpha
Variabel Kinerja Pemasaran (Y)
6
Orientasi Kewirausahaan (X) Differentiation Strategy (I1) Low Cost Strategy (I2)
9 3 5
0,754 0,875 0,750
table
berikut
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
0,933
Sumber ;Data Diolah
Tingkat Capaian Responden (TCR)
masing-masing variabel hasilnya
Tingkat capaian responden (TCR) dalam
dikemukakan dalam table berikut:
Tabel 3. Tingkat Capaian Responden (TCR) Variabel
Jumlah Item
Rata-rata Skor
TCR
Keterangan
Kinerja Pemasaran Orientasi Kewirausahaan Diferensiasi Strategi Low Cost Strategy
6 9 3 5
3,68 3,81 3,60 3,90
73,6 % 76,2 72,0 78,0
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Sumber; Data Diolah
:
Uji Asumsi Klasik Sebelum analisa
dilakukan regresi
dengan
Uji Normalitas menurut Singgih (2002) uji normalitas
(Hierarchical
berpedoman pada uji kolmogorovsmirnov,
pengujian
bertingkat
Regression Analysis) di syaratkan terlebih
sedangkan
menurut
dahulu dilakukakn uji asumsi klasik yang
pengujian dilakukan terhadap nilai residual.
terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji
Pengujian
multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
mengalihkan data setiap variabel penelitian
normalitas
Sulyanto
data
(2011)
dengan
dengan residual hasilnya sebagai berikut : No 1 2 3 4
Tabel 4 : Hasil Uji Normalitas Variabel Sig Keterangan Kinerja Pemasaran (Y) 0.428 Normal Orientasi Kewirausahaan (X) 0,824 Normal Differentiation Strategy (I1) 0,222 Normal Low Cost Strategy (I2) 0,172 Normal
Sumber ;Data Diolah
berbentuk linear sebagaimana erlihat dari
Uji Linearitas Pengujian
linearitas
dilihat
dari
nilai
signifikansi Linierity pada table ANOVA.
nilai signifikansi Linearity pada table berikut :
Hasil pengujian menunjukkan semua data No 1 2
3
Tabel 5 : Hasil Uji Linearitas Varibel Sig Diferensiasi strategi (I1) dengan kinerja 0,000 pemasaran (Y) Low Cost Strategy (I2) dengan kinerja 0,003 pemasaran (Y) Orientasi kewirausahaan (X) dengan 0,002 kinerja pemasaran (Y)
Keterangan Linear Linear
Linear
Sumber : Data diolah
independen terhadap nilai residual yang
Uji Heterokedastisitas Untuk
menguji
heterokedastisitas
ada dalam
tidaknya
penelitian
ini
menggunakan metode Gletjzer. Tehnik ini dengan
meregresikan
variabel-variabel
unstandardized. Bila nilai signifikannya > 0,05 berarti tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas disajikan dalam table berikut :
Tabel 6 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig Keterangan Orientasi Kewirausahaan (X) 0,316 Tidak terjadi Heterokedastisitas
No 1 2
Differentiation Strategy (I1)
0,947
Tidak terjadi Heterokedastisitas
3
Low Cost Strategy (I2)
0,588
Tidak terjadi Heterokedastisitas
Sumber ;Data Diolah
yaitu
Analisis Regresi Bertingkat Tehnik perhitungan regresi dengan
menggunakan
dilakukan
model
yang
dikembangkan Baron dan Kenny (1986) Variabel Terikat Kinerja Pemasaran (Y)
tehnik
analisa
bertingkat(Hierarchical
regresi Regression
Analysis). Adapun hasil perhitungan regresi dikemukakan
dalam
tabel
berikut
:
Tabel 7 : Hasil Analisis Regresi Bertingkat Variabel Bebas Koefisien Regresi dan Signifikansi dan Intervening Tahap 1 Sig. Tahap 2 Sig. Konstanta (a)
2,108
0,000
1,781
0,001
Orientasi Kewirausahaan (X)
0,419
0,000
0,315
0,006
Differentiation Strategy (I1)
-
-
0,251
0,019
Low Cost Strategy (I2)
-
0,260
0,038
R2
0,186
0,242
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil uji regresi bertingkat yang
Pada tahap 2, pengaruh variabel orientasi
diringkas pada tabel di atas dapat diketahui
kewirausahaan
bahwa pada tahap 1 :
pemasaran (Y) setelah diintervening oleh
a.
Variabel orientasi kewirausahaan (X)
variabel differentiation strategy (I1) dan low
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
cost strategy (I2) dapat dijelaskan sebagai
pemasaran (Y) dimana nilai koefisien
berikut :
regresinya adalah 0,419 dengan tingkat
a.
b.
(X)
terhadap
kinerja
Variabel orientasi kewirausahaan (X)
signifikan nya adalah 0,000.
masih berpengaruh signifikan terhadap
Besarnya pengaruh variabel orientasi
kinerja pemasaran (Y) dimana koefisien
kewirausahaan
kinerja
regresinya adalah 0,315 dengan tingkat
pemasaran (Y) adalah 18,6% (R2 = 0,186)
signifikan sebesar 0,006. Namun nilai
(X)
terhadap
koefisien
regresi
variabel
orientasi
kewirausahaan
mengalami
strategy) mengintervening pengaruh orientasi
penur5unan dari 0,419 (tahap 1) menjadi
kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran
0,315 (tahap 2).
IKM Kota Padang dan hipotesis H7 (low cost
b.
c.
d.
Variabel
(X)
tersebut
differentiation
strategy
(I1)
strategy) mengintervening pengaruh orientasi
sebagai variabel intervening berpengaruh
kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran
signifikan terhadap kinerja pemasaran (Y)
IKM Sulaman Kota Padang diterima.
dengan nilai koefisien regresinya adalah
Pembahasan
0,251 dan tingkat signifikan sebesar 0,019
Orientasi
Variabel low cost strategy (I2) sebagai
signifikan terhadap kinerja pemasaran. Artinya
variabel
berpengaruh
semakin baik orientasi kewirausahaan dari
signifikan terhadap kinerja pemasaran (Y)
suatu industri maka akan meningkatkan
dengan nilai koefien regresinya adalah
kinerja
0,260 dan tingkat signifikan sebesar
pengusaha IKM sulaman yang berada di Kota
0,038.
Padang.
Besarnya pengaruh variabel orientasi
Hasil penelitian ini didukung oleh Suci (2009)
kewirausahaan
kinerja
peningkatan
melalui
kewirausahaan, kemampuan manajemen dan
differentiationstrategy(I1)danlowcoststrag
strategi bisnis (studi pada industry kecil dan
y(I2). adalah 24,2% (R2-0.242). Dengan
menengah Bordir di Jawa Timur)
kata lain terjadi peningkatan pengaruh
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat
variabel orientasi kewirausahaan (X)
Weerawardena (2003) yang mengungkapkan
terhadap
bila
intervening
(X)
pemasaran
terhadap
(Y)
kinerjaq
pemasaran
(Y)
kewirausahaan
pemasaran
suatu
yang
kinerja
berpengaruh
dilakukan
melalui
perusahaan
oleh
orientasi
menekankan
sebesar 5,6% atau dari 18,6% naik
proaktifitas dalam kegiatan bisnisnya, maka
menjadi 24,2%.
perusahaan tersebut telah melakukan aktifitas
Berdasarkan diinterprestasikanh
uraian
diatas
bahwa
dapat variabel
differentiation strategy (I1) dan low cost strategy (I2) mengintervening secara parsial (partial intervening) hubungan antara orientasi kewirausahaan (X) dan kinerja pemasaran (Y). Dengan demikian hipotesis H6 (differentiation
kewirausahaan
yang
secara
otomatis
mendorong tingginya kinerja. Orientasi
kewirausahaan
berpengaruh
signifikan terhadap differentiation strategy. Artinya
Semakin
baik
pengembangan
orientasi kewirausahaan maka pengusaha semakin mengejar untuk menciptakan produk
yang unik untuk pelanggan yang bervariasi
kinerja pemasaran yang baik (Ferdinand,
atau differentiation strategy
2000).
pada IKM
Sulaman Kota Padang.
Low
Hasil penelitian ini didukung oleh Suci (2009) peningkatan kinerja melalui orientasi kewirausahaan, kemampuan manajemen dan strategi bisnis (studi pada industry kecil dan menengah Bordir di Jawa Timur). Orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan
terhadap
Semakin
baik
low
cost
orientasi
strategy. pengaruh
signifkewirausahaan yang dilakukan oleh pengusaha maka mereka akan memberikan biaya yang rendah yang tujuannya untuk mencari jalan supaya biaya yang dikeluarkan lebih kecil dalam menjalankan bisnis mereka. Hasil penelitian ini didukung oleh
Suci
(2009) peningkatan kinerja melalui orientasi kewirausahaan, kemampuan manajemen dan strategi bisnis. Differentiation
strategy
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pemasaran. Artinya perusahaan berusaha mengembangkan produk agar menjadi berbeda dari perusahaan lainnya didalam pengembangan produk sehinggan meningkatkan
kinerja
pemasaran
IKM
Sulaman Kota Padang. Hasil penelitian in imembuktikan bahwa keunggulan bersaing yang diperoleh dari strategi
differensiasi
menghantarkan
diharapkan
perusahaan
dapat
menghasilkan
signifikan
cost
strategy
terhadap
berpengaruh
kinerja
pemasaran.
Artinya, dengan diberikannya biaya yang rendah kepada konsumen dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja
pemasaran
IKM
Sulaman Kota Padang.Temuan penelitian ini membuktikan
bahwa
sebuah
perusahaan
memiliki dua pilihan untuk menjabarkan keunggulan biaya rendah kepada rival untuk meraih keuntungan (Thompson, dkk, 2010). Orientasi
kewirausahaan
berpengaruh
signifikan terhadap differentiation strategy dan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Artinya, pada variabel orientasi kewirausahaan terbukt6i
dengan
melalui
differentiation
strategy yang merupakan variabel intervening dapat meningkatkan kinerja IKM Sulaman Kota Padang. Sedangkan kinerja pemasaran merupakan konstruksi yang sering digunakan untuk mengukur digunakan untuk mengukur dampak strategi dan orientasi yang diharapkan perusahaan dari segi pemasaran (Ferdinand, 2000) Variabel
orientasi
kewirausahaan
berpengaruh signifikan terhadap low cost strategy dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran. Artinya, pada variabel orientasi
kewirausahaan
terbukti
dengan
melalui low cost strategy yang merupakan variabel kinerja
intervening pemasaran
dapat IKM
meningkatkan Sulaman
Kota
Padang. Dengan demikian dapat dikatakan
secara parsia masing-masing berpengaruh
bahwa dalam meningkatkan kinerja pemasaran
secara signifikan terhadap kinerja pemasaran.
maka upaya yang dilakukam adalah lebih yang
Teori ini terbukti dengan hasil penelitian bila
dikuti dengan meningkatkan low cost strategy
IKM
yang lebih baik dari IKM Sulaman Kota
meningkatkan
Padang. Penelitian dan pengembangan yang
differentiation strategy dan low cost strategy
memadai sehingga tercipta strategi bisnis yang
dan memfokuskan pada kinerja pemasaran
tepat
IKM sulaman kota Padang yang dinilai
bernilai
untuk
menciptakan
dan
mengambil
unggul resiko
di
barang-barang pasar.
Berani
merupakan
sikap
wirausahawan yang melibatkan kesediaannya untuk mengikat sumber daya dan berani menghadapi tantangan dengan melakukan eksploitasi atau terlibat dalam strategi bisnis dimana
kemungkinan
hasilnya
penuh
ketidakpastian (Keats, dkk 1998).
teoritis
orientasi
kota
Padang
orientasi
mampu
kewirausahaan
memiliki kinerja yang baik akan dapat meningkatkan pemasaran tersebut Implikasi Praktis
Dalam
upaya
meningkatkan
kinerja
pemasaran IKM Sulaman Kota Padang untuk
terus
meningkatkan
orientasi
kewirausahaan, differentiation strategy dan low cost strategy. Hal ini disebabkan karena
Implikasi Teoritis Secara
sulaman
kewirausahaan,
differentiation strategy dan low cost strategy, secara parsia masing-masing berpengaruh
ketiga
variabel
tersebut
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pemasaran IKM Sulaman Kota Padang.
secara signifikan terhadap kinerja pemasaran.
Kesimpulan
Teori ini terbukti dengan hasil penelitian bila
Orientasi
kewirausahaan
IKM
signifikan
terhadap
kinerja
pemasaran.
Artinya
semakin
baik
orientasi
sulaman
meningkatkan
kota orientasi
Padang
mampu
kewirausahaan
berpengaruh
differentiation strategy dan low cost strategy
kewirausahaan dari suatu industri maka akan
dan memfokuskan pada kinerja pemasaran
meningkatkan
IKM sulaman kota Padang yang dinilai
dilakukan oleh pengusaha sulaman IKM
memiliki kinerja yang baik akan dapat
yang berada di Kota Padang.
meningkatkan pemasaran tersebut.
Orientasi
Implikasi Teoritis
signifikan terhadap differentiation strategy.
Secara
teoritis
orientasi
kewirausahaan,
differentiation strategy dan low cost strategy,
Artinya
kinerja
pemasaran
kewirausahaan
Semakin
baik
yang
berpengaruh
pengembangan
orientasi kewirausahaan maka pengusaha
semakin
mengejar
untuk
menciptakan
pengisian kuesioner sebagai data yang
produk yang unik untuk pelanggan yang
akan di analisis sehingga hasil yang
bervariasi atau differensiasi (differentiation
dipaparkan
strategy) pada IKM Sulaman di Kota
analisis
Padang.
hasil
Orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan
terhadap
Artinya
Semakin
kewirausahaan
low
cost
baik
yang
tidak
dilengkapi
dengan
kualitatif. Untuk mendapatkan yang
baik
diharapkan
lanjutan
menggunakan
strategy.
pendekatan kualitatif
dan kuantitatif
orientasi
seperti menggunakan teknik wawancara
dilakukan
oleh
penelitian
lebih
maupun
observasi
sehingga
maksud
pengusaha maka mereka akan memberikan
responden penelitian dapat ditangkap
biaya yang rendah yang tujuannya untuk
dengan sempurna dan jawabannya dapat
mencari jalan supaya biaya yang dikeluarkan
dieksplorasi secara lengkap dan jelas.
lebih
kecil
dalam
menjalankan
bisnis
mereka.
Sulaman yang berada di Kota Padang
Differentiation Strategy berpengaruh signifikan
2. Penelitian ini dilakukan pada IKM
terhadap
Artinya,
kinerja
perusahaan
mengembangkan produk
pemasaran.
yaitu pengusaha IKM Sulaman sehingga
berusaha
ada keterbatasan lingkungan dan jumlah
agar menjadi
berbeda dari perusahaan lainnya didalam pengembangan meningkatkan
produk
sehingga
pemasaran
Saran-Saran Pengumpulan data primer hanya melalui dan
sulaman di Kota Padang
melalui
kuesioner
Keterbatasan Penelitian
kelemahan yaitu kurangnya keseriusan
peneliti-peneliti
IKM
populasi.
kuesioner,
Sebagaimana
kinerja
dengan menggunakan sampel penelitian
lainnya,
responden
di
pengumpulan
dalam
data
mempunyai
mengisi
atau
peneliti ini tentunya juga tidak terlepas dari
menjawab angket pernyataan, sehingga
berbagai keterbatasan. Adapun beberapa
dalam penelitian ini peneliti jawaban
keterbatasan
responden.
dari
penelitian
ini
dapat
Penelitian
selanjutnya
dikemukanan sebagai berikut :
disarankan untuk dapat mengumpulkan
1. Penelitian ini merupakan pendekatan
data
kuantitatif
dengan
menggunakan
kuesioner, dimana responden melakukan
primer
melalui
wawancara
langsung agar hasilnya lebih sempurna.
2.
Penelitian ini hanya melihat pengaruh
Aplikasi”.
variabel
Universitas Diponegoro, Semarang.
orientasi
kewirausahaan,
Badan
Penerbit
differentiation strategy dan low cost. 3.
Strategy terhadap kinerja pemasaran
Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis
IKM Kota Padang, sedangkan masih
Multivariate
banyak
SPSS, Badan Penerbit Universitas
variabel-variabel
pemasaran
lainnya
mempengaruhi
dibidang
yang
kinerja
dapat
dengan
Program
Diponegoro, Semarang.
pemasaran.
Untuk itu disarankan bagi peneliti
Hermanto, Bambang. “ Jurnal Terakreditasi
selanjutnya untuk dapat memasukkan
SK
variabel-variabel
43/DIKTI/KEP/2008”.
pemasaran
lainnya
Dirjen
DIKTI
No. Fakultas
yang dapat me4mpengaruhi kinerja
Ekonomi
pemasaran, lingkungan social dan factor
Manado. Tentang Pengaruh lokasi
phsikologis lainnya.
usaha, karakteristik bisnis terhadap
Negeri
strategi bisnis dan kinerja usaha
Daftar Pustaka
Universitas
Arikunto,
Suharsimis.
(2009).
Prosedur
Penelitian.
Suatu
Pendekatan Praktek, Penerbit Jakarta
industry kecil di Sulawesi Utara. I Nengah Suardhika. “ Jurnal Terakreditasi SK
: Rineka Cipta.
Disrjen
DIKTI
NO.
66/DIKTI/KEP/2011”. Ferdinand, Augusty T. 2000. Manajemen
Triatma
Mulya
STIE
Bali.
Program
Pemasaran : Sebuah Pendekatan
Pascasarjana Fakultas Ekonomi &
Stratejik. Research Paper Series –
Bisnis
Konsentrasi
Tentang
Pemasaran.
Manajemen Program
Manajemen
Universitas
Brawijaya.
Integrasi
sumberdaya
Magister
strategis, orientasi kewirausahaan
Universitas
dan dinamika lingkungan sebagai basis
Diponegoro. Semarang.
startegi
bersaing
serta
pengaruhnya terhadap kinerja usaha Fuad, Mas’ud. 2004. “Survai Diagnosis Organisasional
Konsep
dan
(Studi
pada
menengah
usaha di
kecil
dan Bali)
Khamidah, Nur, 2005. ”Analisis Pengaruh Faktor
Lingkungan
Management
Terhadap
Journal,
Vol.
31,
p.570-598.
Inovasi Produk dan Kreativitas Strategi
Pemasaran
Terhadap
Kinerja Pemasaran (Studi pada PerusahaanKerajinan Keramik di Sentra
Industri
Kasongan
Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Jurnal
Sains
Pemasaran
Lumpkin G.T., & Dess, G.G. (1996). Clarifying The Entrepreneurial Orientation Construct and Linking It to Performance. Academy of Management Review, 21(1); 135172. Lumpkin, D.T., Dess,
Indonesia, Vol IV, No 3 Program
“Linking
Magister Manajemen . Universitas Diponegoro.
G. G. (2001).
Two
Dimensions
of
Entrepreneurial
Orientation
to
Firm
Performance:
The
Moderating Role of Environment Kotler,
Philip. 1998. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
dan
Life
Cycle”,
Journal
of
Business Venturing. Vol. 16, 429Kotler,
Philip.
2000.
Management”.
451.
“Marketing
The
Millenium
Edition. Prentice Hall International.
Mahmud, Ariati Anomsari. “ seminar Nasional Teknologi Informasi &
Inc.
Komunikasi Kotler,
Philip
(2002),
Managemen,
Fakultas
Marketing
Millenium
Terapan
Ekonomi,
2011”. Universitas
Dian Nuswantoro Semarang. 2011
Edition
North Western University New Maholtra, N.K. (1993). Marketing Research.
Jersey, Prentice Hall Inc
4th ed. Prentice Hall. New Jersey. Keats BW dan Hitt MA, 1998, “A Causal Model
of
Linkages
Among
Robbins
Stephen
P.
2002.
Perilaku
Environmental Dimentions, Macro
Organisasi. Edisi Kelima, Penerbit
Organizational Characteristic and
Erlangga,
Performance”
Academy
of
Jakarta.
Sugiyono,
(2002).
Metode
Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Cetakan Ketujuh. Bandung : Alfabeta
Sekaran, Umar. (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Buku 1 dan 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Voss GB dan Voss ZG, 2000, “Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic Environment”, Journal of Marketing, Vol. 64, p. 67-83. Weerawardena, Jay. (2003). “Exploring The Role of Market Learning Capability in Competitive Strategy”. European Journal of Marketing . Vol.37,p.407429.