ANALISIS KUALITAS PEKERJAAN PADA KONTRAKTOR GRED 5, GRED 6, DAN GRED 7 PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI SUMATERA BARAT
ARTIKEL
ROMI SYAHRUDDIN 1210018312011
PASCASARJANA TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015
ANALISIS KUALITAS PEKERJAAN PADA KONTRAKTOR GRED 5, GRED 6, DAN GRED 7 PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI SUMATERA BARAT Romi Syahruddin, Alizar Hasan1, Wardi2 l
Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University
2
E-mail :
[email protected] ABSTRAK Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat yang merupakan bagian dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Padang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mempunyai 63 paket pekerjaan, dimana pada tahun 2011 ada 3 paket mengalami keterlambatan pekerjaan dan 4 paket mengalami rework, pada tahun 2012 ada 2 paket mengalami keterlambatan pekerjaan dan 4 paket mengalami rework, dan pada tahun 2013 ada 4 paket mengalami keterlambatan pekerjaan dan 5 paket mengalami rework, dan rata-rata paket pekerjaan mengalami contrac change order (cco), yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : faktor tenaga kerja (labors), faktor bahan (material), faktor peralatan (equipment), faktor manajerial dan lain sebagainya. Berdasarkan wawancara dengan beberapa Pejabat Pembuat Komitmen di lingkungan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa beberapa paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana sering kali mengabaikan kualitas pekerjaan dilapangan, dan dalam proses pelaksanaan, pemeliharaan maupun hasilnya (output), banyak terjadi perbaikan hasil pekerjaan, pembongkaran, dengan kata lain banyak terjadi rework pekerjaan, dimana rework ini menggambarkan kurang baiknya kinerja kualitas pelaksanaan proyek. Penelitian ini dilakukan pada proyek-proyek dilingkungan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional II Padang, didapat 52 responden dan diolah melalui Analisa Validasi, Analisa Faktor, Analisa Realibilitasdengan bantuan
program SPSS versi 21. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat 4 faktor baru dan 14 variabel yang berpengaruh pada kualitas pekerjaan dan didapat 1 faktor yaitu pelaksanaan dan 5 variabel yang paling dominan mempengaruhi kualitas pekerjaan adalah membuat shop drawing setiap item pekerjaan, meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek, mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin, dan kesulitan memperkerjakan tenaga teknik STM dan D3.
Kata Kunci : Kualitas pekerjaan, Manajemen kualitas.
Analisis Kualitas Pekerjaan Pada Kontraktor Gred 5, Gred 6, dan Gred 7 Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat Romi Syahruddin, Alizar Hasan1, Wardi2 l Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University 2 Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University E-mail :
[email protected] ABSTRACT Unit Implementation of National Road Area I West Sumatra province, which is part of National Road Implementing Agency II Padang from the year 2011 to 2013 has 63 work packages, where in 2011 there were three packets experience delays in the work and four packets undergo rework, on In 2012 there were two packets experience delays in the work and four packets undergo rework, and by 2013 there were 4 packets experience delays in the work and 5 experiencing package rework, and the average package of work experience contrac change order (CCO), which is caused by various factors, among others: labor factor (labors), material factors (material), factor equipment (equipment), managerial and other factors. Based on interviews with some of the Committing Officer Implementation Unit within the National Road West Sumatera Region I stated that some of the package of work performed by the contractors often ignore the quality of work in the field, and in the process of implementation, maintenance and the results (output), a lot happened improvement of the work, demolition, in other words a lot of work going on rework, rework which illustrates the lack of good quality performance of the project. This research was carried out on projects within the National Road Implementation Unit II Padang, obtained 52 respondents and processed through the Validation analysis, factor analysis, reliability analysis with SPSS version 21. The study states that there are four new factors and 14 variables that influence on the quality of work and obtained one factor, namely the implementation and the five most dominant variable affecting the quality of the work is to make shop drawing of each item of work, ask for guidance of the directors of the project to the working drawings, experiencing financial difficulties in project implementation, difficulties in the process of filing terms, and the difficulty of employing workers STM technique and D3.
Keywords : Quality of work, Quality management. 1. PENDAHULUAN Salah satu sektor pembangunan saat ini yang sedang giat dilaksanakan oleh pemerintah adalah infrastruktur, terutama infrastruktur jalan. Tingginya perhatian pemerintah untuk pembangunan ini dapat dilihat dari besarnya alokasi dana yang diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur ini baik yang bersumber dari APBN maupun APBD. Kebijakan pemerintah
ini dapat dimaklumi, untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan menjadi prioritas utama dari pemerintah dalam rangka mempercepat aksesibilitas dan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi baik secara nasional maupun secara regional dan daerah.
Namun tidak dapat disangkal bahwa gencarnya pembangunan di sektor
infrastruktur ini telah membawa perkembangan yang sangat signifikan terhadap infrastruktur jalan yang tersedia terutama jika dilihat dari sisi kuantitas, namun jika dilihat dari sisi kualitas upaya peningkatan pembangunan yang telah dilakukan masih memperlihatkan disparitas dalam pembangunan infrastrukur itu sendiri. Adakalanya beberapa proyek pembangunan infrastruktur jalan yang dilakukan memenuhi aspek kualitas yang sesuai seperti yang diinginkan, namun disisi lain juga ditemukan pembangunan infrastruktur jalan yang belum sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Di dalam pelaksanaan proyek konstruksi pada umumnya banyak ditemukan kendalakendala baik selama pengerjaan proyek hingga selesainya proyek tersebut dikerjakan sehingga pembangunan suatu proyek yang sesuai dengan tipe konstruksi sangat dibutuhkan keahlian, pengetahuan dan pengalaman, baik dari sisi perencanaan, manajer konstruksi maupun kontraktor itu sendiri.
Jalan sebagai bagian infrastruktur mempunyai peran yang penting dalam sistim transportasi nasional, menurut Dirjen BinaMarga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , dengan melayani 92% angkutan penumpang dan 90% angkutan barang pada jaringan jalan yang ada. Manfaat strategis jalan juga antara lain adalah menciptakan lapangan pekerjaan berskala besar, peningkatan sumber daya dalam negeri serta meningkatkan sektor rill dengan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Sumatera barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam
pembangunan infrastruktur jalan, dan hampir setiap tahunnya sebagian besar proyek peningkatan dan pembangunan jalan seringkali menjadi sorotan diberbagai media masa dan elemen masyarakat, karena ditemukan kinerja kualitas pekerjaan jalan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan disyaratkan, sehingga terjadi kerusakan-kerusakan yang secara umur rencana seharusnya belum waktunya terjadi, dan juga pada saat proses pelaksanaan pekerjaan proyek peningkatan dan pembangunan jalan sering ditemukan ketidaksesuaian kualitas sehingga harus dibongkar dan dikerjakan ulang (rework).
Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat yang merupakan bagian dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Padang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mempunyai 63 paket pekerjaan, dimana pada tahun 2011 ada 3 paket mengalami keterlambatan pekerjaan dan 4 paket mengalami rework, pada tahun 2012 ada 2 paket mengalami keterlambatan pekerjaan dan 4 paket mengalami rework, dan pada tahun 2013 ada 4 paket mengalami keterlambatan pekerjaan dan 5 paket mengalami rework, dan rata - rata paket pekerjaan mengalami contrac change order (cco), yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : faktor tenaga kerja (labors), faktor bahan (material), faktor peralatan (equipment), faktor manajerial dan lain sebagainya. Berdasarkan wawancara dengan beberapa Pejabat Pembuat Komitmen di lingkungan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa beberapa paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana sering kali mengabaikan kualitas pekerjaan dilapangan, dan dalam proses pelaksanaan, pemeliharaan maupun hasilnya (output),
banyak terjadi perbaikan hasil pekerjaan, pembongkaran, dengan kata lain banyak terjadi rework pekerjaan, dimana rework ini menggambarkan kurang baiknya kinerja kualitas pelaksanaan proyek.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pekerjaan kontraktor khususnya yang bergerak dibidang pembangunan infrastruktur jalan dengan judul penelitian “Analisis Kualitas Pekerjaan Pada Kontraktor Gred 5, Gred 6, dan Gred 7 Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat”.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek merupakan penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja.
Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Harold Kerzner; 1995). Selanjutnya, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal dan horizontal. Manajemen konstruksi merupakan bagian dari manajemen proyek yang mengkhususkan pada bidang konstruksi.
2.2 Manajemen Kualitas
Kualitas berbanding lurus dengan kepuasan pengguna. Dalam industri manufaktur maupun jasa lainnya sering dibicarakan masalah kualitas oleh produsen dan konsumen. Tingkat pemahaman terhadap kualitas sangat beragam tergantung kepada latar belakang serta sudut pandang mereka. Produsen memandang kualitas adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction), sedangkan bagi konsumen adalah produk yang dapat memenuhi keinginan dan harapannya.
Joseph M.Juran (1993)mengutarakan bahwa kualitas berarti kecocokan/kesesuaian penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Konsep ini mempengaruhi perjalanan kualitas yang dijadikan sebagai tolak ukur pada dunia industri. Manajemen perusahaan yang sadar akan kualitas memberikan pelayanan yang terbaik akan terus mencari bentuk peningkatan kualitas. 2.3 Penilaian Kualitas Pekerjaan Suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik harus membantu semua karyawan untuk mengerti semakin jelasnya peranannya; mengenali peluang untuk mengambil resiko, mengadakan percobaan - percobaan dan pertumbuhan didalam perannya, mengerti kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam menjalankan berbagai fungsi didalam perannya itu. Kategori - kategori fungsi ini harus diidentifikasikan sedemikian rupa sehingga prestasi kerja seorang karyawan khususnya tenaga penjualan dapat dinilai selama kurun waktu tertentu. Fungsi-fungsi ini menyatakan apa yang dikerjakan dan hasil - hasil apa yang diharapkan dari padanya. 2.4 Konsep Kualitas
Kualitas adalah semua kualitas penting yang membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan (Crosby, 1979) dan akan menghasilkan mendapatkan kembali pelanggan sebelumnya dan realisasi berkelanjutan organisasi.Menurut beberapa penulis, definisi kualitas adalah kapasitas komoditas atau layanan untuk memuaskan keinginan manusia dan keinginan manusia itu sendiri adalah ingin yang kompleks dan mungkin tidak selalu puas dengan cara tertentu. Pengguna produk membuat penilaian pribadi tentang kualitas. Setiap kasus akan dipengaruhi oleh seberapa baik berbagai aspek kinerja dapat memberikan kepuasan beberapa keinginan dan selanjutnya dibedakan subyektif pentingnya melekat oleh individu.Kualitas dalam konstruksi berhubungan dengan dengan : sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dalam kontrak, penyelesaian waktu proyek, memenuhi kebutuhan pemilik sesuai anggaran, menghindari klaim dan sengketa, memastikan melakukan tujuan yang telah ditetapkan.
2.5 Karakteristik Kontraktor Untuk meningkatkan kualitas perusahaan diperlukan kemampuan dalam menentukan posisi untuk meraih kesuksesan dan pengelolaan karakter sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Karakteristik suatu perusahaan, dalam hal ini perusahaan jasa konstruksi akan memberikan efek persaingan dalam memenangkan persaingan bisnis yang merupakan jawaban dalam pengembangan suatu bentuk usaha. (Syafarudin Alwi; 2001). Menurut Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006, menerangkan bahwa karakteristik kontraktor yang berkaitan dengan kualifikasi bentuk badan usaha dalam meregistrasikan kembali badan usaha yang melaksanakan usaha jasa konstruksi.
Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 5 adalah : dapat mengerjakan 5 (lima) paket pekerjaan, dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 milyar-10 milyar, memiliki kekayaan bersih 1 milyar – 10 milyar, penangungjawab badan usaha 1 orang, penangungjawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat pengalaman kerja pengalaman 2 tahun, penangungjawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat pengalaman kerja pengalaman 2 tahun, sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung, kriteria resiko sedang dan teknologi madya, mencakup pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya dapat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan sedikit alat berat serta memerlukan sedikit tenaga ahli, pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha kecil minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir.
Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 6 adalah : dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan, dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 milyar- 25 milyar, memiliki kekayaan bersih 3 milyar 25 milyar, penangungjawab badan usaha 1 orang, penangungjawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat pengalaman kerja pengalaman 5 tahun, penangungjawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat pengalaman kerja pengalaman 5 tahun, sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung, kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang
dalam pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil, pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha menengah minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir, memiliki organisasi badan usaha, memiliki divisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia.
Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 7 adalah : dapatmengerjakan 8 (delapan) atau (1.2 N) N = jumlah paket sesaat, dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 milyar - tak terbatas, memiliki kekayaan bersih 10 milyar sampai dengan tak dibatasi, penangungjawab badan usaha 1 orang, penangungjawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat pengalaman kerja pengalaman 8 tahun, penanggungjawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat pengalaman kerja pengalaman 8 tahun, sistem pemilihan jasa dan dengan pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung, kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil, pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha menengah minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir, memiliki oragnisisi badan usaha, memiliki divisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia, usaha yang memiliki sertifikat ISO.
3.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan Penelitian ini termasuk penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Singaribun, 1995), Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu :
1. Sistematis, apabila penelitian dilaksanakan menurut pola tetentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 2. Berencana, apabila penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah difikirkan langkah - langkah pelaksanaannya. 3. Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dari awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti caracara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan. Berkaitan dengan strategi ragam penelitian termasuk penelitian opini, yaitu mencari pendapat atau pandangan dari orang-orang yang berpengalaman dan sangat berperan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, yaitu langsung berhubungan dengan responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa kuisioner yang diberikan oleh peneliti. Berkaitan dengan apa yang dipaparkan tersebut diatas, maka dapat dijelaskan dengan bagan alir.
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
3.2 Bagan Alir Penelitian Kajian Penelitian
Fakta / Kondisi Lapangan
Pernyataan Masalah
Isu & Obyektif
Study Penelitian
Tujuan Penelitian
Kajian Literatur
Variabel Penelitian
Metodologi Kajian
Pelaksana Peneletian
Analisa Statistik
Pengolahan Data
Pemprosesan Data
Kuisioner
3.3.2 Pendekatan Kualitatif Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Didalam penelitian ini akan digunakan keduapendekatan ini, kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif akan digunakan pada studi pendahuluan.
3.3 Pendekatan Penelitian
3.3.1 Pendekatan Kuantitatif Kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah cukup mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui kriteria dan dapat dikategorikan ke dalam objek tersebut berupa manusia, files atau dokumen-dokumen dan alat-alat organisasi lainnya. Sedangkan yang dimaksud populasi sasaran adalah objek penelitian yang akan digunakan untuk menjadi sasaran penelitian. Sugiyono (2003:90) mendefinisikan pengertian populasi, yaitu : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi pada penelitian ini adalah
kontraktor kualifikasi non kecil yang melaksanakan pekerjaan pembangunan infrastruktur jalan pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional I Provinsi Sumatera Barat.
Sampel adalah sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi dengan jumlah tertentu. Penentuan sampel penelitian digunakan teknik sampling random sederhana. Cara ini dimaksudkan karena anggota populasi homogen.
3.5 Lokasi Penelitian / Objek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah mengkaji faktor - faktor kualitas kontraktor yang melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur jalan pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Baratyang mana lokasi proyek berada pada 4 (empat) kabupaten; Kabupaten Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman Timur, Kabupaten 50 Kota.
3.6 Pengumpulan Data dan Instrumen Yang digunakan Pengumpulan data ada dua cara, data primer, data sekunder.
3.6.1 Pengumpulan Data
a. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang berupa bukti,catatan ,atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data documenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan, dan diperoleh dari literatur - literatur dan media yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
b. Data Primer Data primer ini diperoleh melalui kuisioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan dan diisi oleh responden yang disusun berdasarkan variable yang telah ditentukan dengan menyediakan jawaban alternatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Indrianto dan Supomo, 1999). Dalam penelitian ini data primer bersifat purposive diperoleh melalui kuisioner yang diberikan kepada responden, dalam hal ini adalah yang terlibat langsung dalam proyek.
3.6.2 Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian instrumen adalah alat bantu dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Suharsimi 1998). Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat bantu dapat diwujudkan dalam benda. Contohnya: angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scale), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule), dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Berikut ini adalah instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Dalam rangka memberikan arah yang jelas dalam penyusunan model penelitian ini, maka berikut ini akan dijabarkan tentang variabel penelitian, instrumen penelitian yang akan digunakan, dalam penelitian ini ada 2 (dua) jenis instrumen yang digunakan, dengan uraian sebagai berikut :
diperoleh dari kuisioner akan diolah sehingga akan didapatkan faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor dan apakah ada keterkaitan hubungan kualifikasi kontraktor dengan kualitas pekerjaan.
3.7 Untuk Tujuan I 1.
Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden. Datayang di hasilkan adalah datayang kualitatif. Wawancara yang akan digunakan dalam tahapan sebelum penyusunan form kuisioner dan pada saat proses pengisian kuisioner dilakukan oleh narasumber. Wawancara pada saat proses penyusunan kuisioner dilakukan untuk mendapatkan validasi dari data-data yang didapatkan dari literatur baik itu jurnal ataupun referensi lain agar dapat diterapkan di wilayah yang akan menjadi lokasi penelitian. Sehingga kuisioner yang akan dibuat dapat sesuai dengan objek yang akan diteliti. Setelah hasil penelitian selesai diolah, dilakukan lagi wawancara dengan para pakar untuk mengetahui apakah hasil temuan dari penelitian sesuai dengan kenyataan dan pengalaman yang dimiliki oleh pakar.
2.
Kusioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan datayang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner dalam penelitian ini berisi mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab keterlambatan pekerjaan yang bersumber dari jurnal internasional dan telah divalidasi oleh beberapa ahli. Fungsi dari kuisioner ini adalah sebagai alat pengumpul data. Data yang
Metode pengumpulan data merupakanteknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan selama proses penelitian berlangsung, yaitu data primer dan data sekunder.
Data Primer, yaitu data yang secara langsung diambil dari objek penelitian, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Selama penelitian berlangsung, digunakan beberapa instrumen penelitian agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat tersusun secara sistematis. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian berlangsung.
1. Kajian Literatur Studi literatur merupakan langkah awal dalam tahap penyusunan dan pengumpulan data untukmengetahui faktor-faktor apa mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor, hal ini dapat dilakukan dengan mencari mempelajari literaur yang terkait langsung, misalnya melalui jurnal ilmiah. Dari kajian literatur ini akan diketahui faktor-faktor yang berpengaruh dan akan dijadikan variabel sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya. Variabel-variabel ini dijadikan kuisioner untuk dilakukan
penyebaran kepada pihak-pihak yang terkait langsung dengan proyek konstruksi.
Tinjauan literatur dilakukan melalui buku pegangan, jurnal internasional. Dengan mengacu pada literatur sebelumnya, informasi dari pengaruh kualitas pekerjaan kontaktor akan digunakan untuk mengembangkan survei kuisioner untuk mengumpulkan data dari responden yang ditargetkan.
dikerjakan
X 9
Mengikuti spesifikasi sebagai persyaratan X 10 pelaksanaan proyek dikerjakan Menyelesaikan proyek waktu sesuai kontrak
X 12
Memulai pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Aspek Legal
X 1
X 2
Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender
X 3
Menunjukkan bukti pelunasan pajak yang diminta panita pada saat tender
X 4
Menerapkan sistem manajemen mutu pada pelaksanaan yang dikerjakan
teknik dalam yang
X 11 Pada kajian literature ini akan didapat variabel-variabel pemilihan sebagai berikut :
Mematuhi persyaratan proses tender pada saat pemasukan penawaran
Meminta bimbingan dari pihak proyek terhadap gambar kerja, spesifikasi teknik pada proyek yang dikerjakan
tepat
Melakukan pengetesan material X 13 yang digunakan terhadap proyek yang dikerjakan Menyediakan peralatan standar keselamatan dan kesehatan kerja X 14 (K3) pada proyek yang dikerjakan
Aspek Administrasi X 15
Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan
X 5
Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku
Mengajukan uang muka sebagai X 16 modal awal pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan
X 6
Memiliki sendiri peralatan pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan
Mendapatkan pinjaman bank membiayai proyek X 17 untuk yang dikerjakan
Aspek Teknik
X 7
Melakukan sewa alat pelaksanaan proyek dikerjakan
pada yang
Mengalami kesulitan uang dalam proyek yang X 18 pelaksanaan dikerjakan X 19
X 8
Membuat shop drawing setiap item pekerjaan yang akan
Mengalami kesulitan pengajuan termin
dalam
Menempatkan tenaga teknik X 20 penuh waktu pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan
digunakan statistik karena memang salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data.
Menempatkan tenaga teknik pada pelaksanaan proyek sama dengan X 21 yang tertera pada dokumen kontrak
3.9.1 Uji Validitas.
Kesulitan dalam hal menempatkan tenaga teknik X 22 yang berpendidikan STM, D3 dan bersertifikat keterampilan dalam pelaksanaan proyek Kesulitan dalam hal menempatkan tenaga teknik X 23 yang berpendidikan S1 dan bersertifikat keahlian dalam pelaksanaan proyek Memiliki tenaga teknik yang memahami dalam hal pembuatan X 24 laporan kemajuan pekerjaan tepat waktu X 25
Memiliki tenaga teknik yang kesulitan memahami spesifikasi teknis, gambar kerja dalam pelaksanaan proyek
X 26
Mengasuransikan tenaga kerja pada proyek yang dikerjakan
Kesulitan menempatkan tenaga X 27 administrasi dalam pelaksanaan proyek
3.8 Untuk Tujuan II Pengambilan hasil faktor-faktor yang di dapat pada tujuan I 3.9 Analisis Data Untuk Tujuan I Tujuan analisis adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasi. Dalam proses ini sering kali
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur variabel yang ingin diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur untuk dapat dipercaya. Setiap alat ukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada penelitian kali ini, uji validitas dan reabilitas digunakan untuk mencari variabel mana yang sesuai dengan objek penelitian, agar data yang dihasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai.
3.9.2 Uji Realibilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk menggambarkan kemantapan dan ke layakan alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat di andalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut di ulang , dimana alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur stabil memberikan hasil penelitian apabila digunakan berkali-kali. Pertanyaan dalam kuisioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel apabila jawaban dari koresponden konsisten.
3.9.3 Uji Korelasi Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skalaskala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah.
instrument tersebut dapat digunakan apa yang seharusnya diukur.
Tabel 1. Case Processing Summary
Valid Cases Excludeda Total
N
%
52
100.0
0
.0
52
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
3.10 Analisis Data Untuk Tujuan II
b. Uji Reabilitas 3.10.1 Analisis Faktor Analisis faktor adalah suatu analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan dalam menjelaskan suatu masalah. Menurut Jhonson dan Wichern (1992) yang dimaksud dengan analisis faktor adalah: pengembangan dari Analisis Komponen Utama (AKU) yang lebih terperinci dan teliti.Mengecek konsistensi data terhadap struktur peubah.Kegunaan dari Analisis Faktor (Jhonson dan Wichern, 1992) adalah Untuk meneliti keterkaitan peubah-peubah dalam satu set data.
4. ANALISIS PEMBAHASAN
DATA
Realibilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur (Nazir, 2005). Dalam menganalisa data digunakan metode cronbach alpha dengan harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1. Alat ukur dapat dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1978). Tabel 2. Raliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.906
17
DAN
a. Uji Validitas Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk mengetahui konsistensi dari suatu jawaban. Apabila instrumen yang digunakan untuk memperoleh data sudah valid, berarti
c. Uji Korelasi Dari hasil analisa korelasi memperlihatkan korelasi positif faktorfaktor kualitas pekerjaan. Dari 3 faktor interface yang termasuk dalam kategori
kualitas pekerjaan dan 17 variabel yang telah berkolerasi dan signifikan, dimana nilai r > 0,4 variabel tidak memiliki korelasi positif tetapi tidak cukup signifikan. Analisis Data Untuk Tujuan II
4.4
4.4.1 Analisa Faktor Dari hasil analisis faktor didapatkan 4 kelompok faktor baru yang terdiri dari 14 variabel. Faktor inilah yang merupakan faktor pengaruh kualitas pada pekerjaan.
Tabel 3. Faktor baru yang mempengaruhi kualitas pekerjaan
No.
Faktor Baru
Mean
1
Pelaksanaan
3,146
2
Administrasi dan Keuangan
1,981
3
Persyaratan
1,994
4
Legal dan teknik
2,365
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai mean > 3,00 merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pekerjaan. Adapun faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pekerjaan adalah faktor pelaksanaan X8, X9, X18, X19, X22.
5.
Provinsi Sumatera Barat, disimpulkan sebagai berikut :
dapat
1. Dari hasil penelitian terdapat 4 faktor baru yang berpengaruh pada kualitas pekerjaan yaitu : faktor pelaksanaan meliputi, membuat shop drawing setiap item pekerjaan, meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek, mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin, dan kesulitan memperkerjakan tenaga teknik STM dan D3. Faktor administrasi dan keuangan meliputi, mematuhi persyaratan proses tender, memulai pekerjaan tepat waktu, mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek. Faktor persyaratan meliputi, panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan, menyediakan peralatan standar keselamatan dan kesehatan kerja, serta kontraktor kesulitan memperkerjakan tenaga administrasi. Faktor legal dan teknik meliputi, menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender, mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek dan menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan pada pelaksanaan infrastruktur jalan pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I
2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai mean > 3,00 merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pekerjaan. Adapun faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pekerjaan adalah faktor
pelaksanaan meliputi, membuat shop drawing setiap item pekerjaan, meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek, mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin, dan kesulitan memperkerjakan tenaga teknik STM dan D3.
Penerbit BPPE. Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Cetakan ketujuh.Jakarta: PT.Asdi Mahasatya. Anonim. 2000. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 1999, Tentang Jasa Konstruksi. Departemen Pekerjaan Umum : Penerbit PT. Mediatama Saptakarya.
5.2 Saran Berdasarkan pada simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki kualitas pekerjaan pada pelaksanaan pekerjaan infratruktur jalan dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kualitas pekerjaan pada pelaksanaan infrastruktur jalan.
Anonim. 2004. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, Nomor 257/KPTS/M/2004, Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi. Anonim. 2006. Kepres RI No. 80 Tahun 2003, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Beserta Penjelasannya. Bandung : Penerbit Citra Umbara.
2. Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan kontraktor perlu ditingkatkan faktor kualitas sumber daya manusia dan modal kontraktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan.
Anonim. 2006. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor:11 Tahun 2006, Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta.
3. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk mengetahui karakteristik seluruh kontraktor pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat.
Dipohusodo, Istimawan, Manajemen Proyek & Konstruksi Jilid 1, Kanisius 1996. Ervianto, W. I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Gaspersz, V. 2005. Total Quality Management. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, S. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif, Edisi Pertama.Yogyakarta:
Iwan Surya, I Nyoman, 2011 Tesis “Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi di Kabupaten Jembrana”, Universitas Udayana. Imam Soeharto,I. 1995. Manajemen
Proyek Konstruksi dari Konseptual sampai Operasional. Erlangga Jakarta.13740 Iman Soeharto, 2001 Manajemen Proyek Jilid 2, Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.
Iryani
Syafrida, 2013 Tesis “Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Pencapaian Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi di Kabupaten Kerinci”, Universitas Bung Hatta. Juran, J.M.1996. Merancang Mutu.Ancangan Baru Mewujudkan Mutu kedalam Barang dan Jasa.Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Kerzner Harold, 1995 Project Management: A System to Planning, Scheduling and Controlling, Ninth Edition , John Wiley & Sons. Singaribun K Efendi S, 2000, Metode Penelitian Survei, PT. Pustaka LP3 Indonesia, Jakarta. Project Management Institute (PMI), 2008 “A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide)” 4th Edition, USA.