Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PERHITUNGAN PPh PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKANMETODE GROSS UP UNTUK PERENCANAAN PAJAK PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PABRIK GULA LESTARI PATIANROWO NGANJUK
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan PE FKIP UNP Kediri
OLEH : KRISTINA AYU PRAMITASARI NPM : 11.1.01.04.0051
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PERHITUNGAN PPh PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKANMETODE GROSS UP UNTUK PERENCANAAN PAJAK PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PABRIK GULA LESTARI PATIANROWO NGANJUK Kristina Ayu Pramitasari 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
[email protected] Tjetjep Yusuf A, S.Pd., S.E., M.M dan Hestin Sri W, S.Pd.,M.Si
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi hasil wawancara dan dokumentasi peneliti bahwa PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Lestari belum melakukan perencanaan pajak yang efisien. Permasalahan dari penelitian ini adalah (1)bagaimana perlakuan PPh pasal 21 terhadap gaji karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Lestari Patianrowo Nganjuk (2) seberapa besar perbedaan koreksi fiskal antara metode gross up dengan metode tanpa gross up pada PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Lestari Patianrowo Nganjuk. Variabel independen penelitian ini adalah perhitungan PPh pasal 21 dengan metode gross up sedangkan variabel dependen adalah perencanaan pajak. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan membandingkan laba rugi metode gross up dan tanpa gross up dengan cara menghitung PPh pasal 21 dengan kedua metode tersebut sehinggadapat dilakukan koreksi fiskal antara kedua metode dan dapat diketahui seberapa besar keefisiensian metode gross up dalam perencanaan pajak. Hasil yang diperoleh dari penghitungan PPh pasal 21 yang di lakukan adalah beban gaji gross up sebesar Rp. 1.374.008.400 dan tanpa gross up Rp 1.350.370.800 sehingga terdapat selisih beban gaji fiktif sebesar Rp 23.637.600, sedangkan beban pajak tanpa gross up adalah Rp 22.705.200 dan dengan gross up sebesar Rp 23.638.800 jadi terdapat selisih beban pajak pasal 21 sebesar Rp 993.600 sedangkan hasil penghitungan koreksi fiskal untuk pajak penghasilan tanpa gross up adalah Rp 8.764.203.500 dan dengan Gross up sebesar Rp 8.433.912.200 sehingga terdapat penghematan untuk pajak penghasilan sebesar Rp 42.291.300. Hasil penghitungan perencanaan pajak yang dilakukan dengan metode gross up, perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar Rp 41.357.700 dalam satu tahun pajak. Disimpulkan bahwa perlakuan PPh pasal 21 yang dilakukan perusahaan kurang baik dalam perencanaan pajak sehingga penulis menyarankan lebih baik perusahaan menggunakan perlakuan penghitungan PPh pasal 21 dengan metode gross up untuk perencanaan pajak
Kata Kunci : PPh Pasal 21, metode gross up, perencanaan pajak PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Lestari
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
mencapai tujuan tersebut dapat
Latar Belakang Pajak
merupakan
kontribusi
ditempuh
dengan
berbagai
dari wajib pajak kepada negara
alternatif di antaranya dengan
yang
menekan
terutang
oleh
orang
atau
pribadi atau badan yang bersifat
biaya-biaya.
memaksa
Sesuai
dengan
tidak
menghemat
dengan
kebijakan
mendapatkan imbalan secara
ekonomi di Indonesia saat ini
langsung dan digunakan untuk
yaitu
keperluan
negara
bagi
penghasilan atau pemasukan
kemakmuran
rakyat.
Fungsi
bagi negara dari sektor pajak,
Pajak inilah yang menempatkan
maka berbagai peraturan dan
pajak
ketetapan baik itu perubahan
sebagai
alat
bagi
meningkatkan
pemerintah untuk menghasilkan
dari
penerimaan
setinggi-
maupun munculnya peraturan
tingginya dari sektor pajak.
baru telah dikeluarkan untuk
Oleh
setiap
memacu pendapatan dari sektor
memerlukan
pajak bagi pemerintah. Salah
yang
karena
itu,
perusahaan manajemen
agar
dapat
suatu
satu
peraturan
penyumbang
lama
terbesar
melakukan perencanaan pajak
dalam penerimaan pajak adalah
yang benar dan sesuai dengan
pajak penghasilan.
peraturan perundang-undangan.
Dalam perpajakan khususnya
Pada umumnya tujuan utama
pajak penghasilan, laba bersih
perusahaan
adalah
perusahaan merupakan salah
menghasilkan keuntungan yang
satu objek pajak yang akan
maksimal. Keuntungan tersebut
dipotong pajak untuk disetor
diharapkan
kepada
terus
meningkat
pemerintah
sebagai
untuk setiap periode, di mana
pemasukan
hal
untuk
Dampak kebijakan perpajakan
mempertahankan kelangsungan
tersebut dalam dunia usaha,
hidup
khususnya pajak penghasilan
ini
dimaksudkan
meningkatkan karyawan, membayar
perusahaan, kesejahteraan maupun
untuk
kewajiban-
kewajiban perusahaan. Dalam Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
merupakan perusahaan, besar
bagi
negara.
beban karena
bagi semakin
laba/penghasilan
kena
pajak (PKP), semakin besar simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pula
pajak
penghasilan
kewajiban
perpajakannya
terutang. Oleh karena itu agar
dengan baik.
tujuan
Peraturan
perusahaan
tercapai
perpajakan
yang
yakni memperoleh laba setinggi
selalu mengalami perubahan
mungkin,
mengharuskan
maka
perusahaan
berupaya
untuk
wajib
pajak
untuk selalu aktif mengikutinya
mengefisiensikan beban pajak
supaya
melalui perencanaan pajak (tax
informasi. Pemahaman tentang
planning)
peraturan perpajakan penting
Setiap tahun, setelah tahun
bagi wajib pajak untuk dapat
pajak berakhir para wajib pajak
melaksanakan
badan
pajaknya
secara
terhindar
dari
akan
kewajibannya
memenuhi mengisi
menyampaikan
dan
tidak
ketinggalan
kewajiban benar
dan
sanksi-sanksi
surat
yang dapat merugikan wajib
pemberitahuan tahunan pajak
pajak. Sehingga dengan adanya
penghasilan wajib pajak badan
self assesement system maka
ke kantor pelayanan pajak atau
perusahaan sebagai pemotong
kantor
pajak
penyuluhan
pajak.
atas
penghasilan
Dalam sistem self assesment
karyawan hendaknya memiliki
yang dianut oleh negara kita,
strategi perhitungan pajak yang
SPT tahunan PPh wajib pajak
dapat
menguntungkan
badan merupakan sarana bagi
perusahaan,
tetapi
wajib
merugikan karyawan maupun
pajak
badan
melaporkan
untuk
sekaligus
tidak
negara.
menghitung dan menerapkan
Perencanaan pajak merupakan
besarnya
penghasilan
proses
terutang dan dibayar dalam
usaha
tahun pajak yang bersangkutan.
kelompok
Dengan
sedemikian rupa sehingga utang
pajak
demikian
undang-
mengorganisasikan wajib
pajak wajib
atau pajak
undang perpajakan memberikan
pajaknya,
kepercayaan
wajib
penghasilan
untuk
pajak lainnya, berada dalam
sendiri
posisi yang paling minimal,
pajak
kepada badan
melaksanakan
baik
pajak
maupun
pajak-
sepanjang hal itu dimungkinkan Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
baik oleh ketentuan peraturan
dikurangkan menurut peraturan
perundang-undangan
perpajakan dan tarif pajak
perpajakan
maupun
secara
Untuk perhitungan PPh pasal
komersial.
21
Dalam praktek bisnis, pajak
perusahaan,
penghasilan pasal 21 dapat
perusahaan akan menanggung
diperlakukan dengan tiga cara,
PPh pasal 21 atas penghasilan
yaitu : PPh pasal 21 dibayar
yang diterima oleh karyawan.
oleh pemberi kerja, PPh pasal
Karyawan
21 ditanggung oleh karyawan
penghasilan (gaji) secara utuh
dan PPh pasal 21 dibebankan
tanpa pemotongan PPh pasal
kepada
21.
perusahaan
dengan
yang
ditanggung dalam
akan
Apabila
oleh hal
menerima
perusahaan
metode gross up. Metode gross
menerapkan kebijakan pajak
up dalam perhitungan PPh pasal
penghasilan
21
sebagai
PPh pasal 21 yang ditanggung
dengan
oleh perusahaan maka jumlah
bentuk penghematan pajak (tax
pph pasal 21 terutang yang
saving)
dibayar
dimaksudkan
perencanaan
Sistem
pajak
yang
digunakan
pegawai
perusahaan
berupa
tersebut
tidak dapat dibebankan sebagai
perusahaan dalam melakukan
biaya
dan
pembayaran penghasilan untuk
digunakan untuk mengurangi
pegawainya itu tergantung pada
penghasilan
masing
masing
perusahaan.
menentukan
Apakah
akan
ditanggung
penghasilan kena pajak (PKP)
pemberi kerja atau akan berupa
wajib pajak badan, hal ini akan
tunjangan yang tentunya akan
menyebabkan laba perusahaan
disesuaikan
dengan
sarana
menjadi lebih besar, sehingga
manajemen
pajak,
yaitu
pajak terutang akan menjadi
penghematan
dalam
pajak
besar pula. Masalah tersebut
boleh
bruto
dalam besarnya
penghasilan dimana pengaturan
dapat
pada pajak penghasilan tersebut
menggunakan metode lainnya,
ditujukan
yaitu pajak atas gaji karyawan
pada
komponen
diatasi
tidak
dengan
komponen yang terdiri atas :
yang
penghasilan, biaya yang boleh
penghasilan bersih karyawan
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
dipotongkan
cara
dari
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ditambah
dengan
tunjangan
berupa
pemberian
pajak. Tunjangan pajak tersebut
pajak
akan
besarnya sama dengan pajak
besarnya laba fiskal atau PKP
yang
wajib pajak badan, sehingga
dipotongkan
dari
tunjangan
mempengarui
karyawan. Metode ini dikenal
akan
dengan
jumlah PPh badan terutang.
metode
gross
sedangkan
up,
tambahan
mempengaruhi
pula
Pada PT. Perkebunan Nusanara
penghasilan ini disebut dengan
X
tunjangan PPh pasal 21.
Patianrowo belum menerapkan
Pemberian tujangan PPh pasal
perencanaan
21
metode
kepada
karyawan
Pabrik
Gula
Lestari
pajak
gross
dengan
up
sehingga
merupakan benefit in cash dan
penelitian ini dianggap perlu
telah dikenakan pemotongan
guna
PPh pasal 21, maka biaya ini
pada perusahaan.
merupakan pengeluaran yang
Berangkat dari kondisi yang
dapat
sebagai
ada, maka penulis berusaha
biaya. Tunjangan dapat diakui
melakukan penelitiaan dengan
sebagai biaya oleh perusahaan
judul “Perhitungan PPh Pasal
dan biaya yang ditambahkan
21
dapat
Metode
dibebankan
mengurangi
perusahaan,
sehingga
laba secara
memberikan
Dengan
masukan
Menggunakan
Gross-Up
Perencanaan
Untuk
Pajak
PT.
otomatis pajak yang ditanggung
Perkebunan Nusantara X Pabrik
oleh perusahaan akan menjadi
Gula Lestari Patianrowo
lebih
kecil
atau
jumlahnya
dapat diminimalkan. Metode gross up merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk yang
meminimalkan akan
pajak
dibayarkan
ke
pemerintahan. Penerapan penghasilan
kebijakan
pajak
pegawai
baik
berupa PPh pasal 21 ditanggung oleh
perusahaan
maupun
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
II. Metode Penelitian Teknik
analisis
data
merupakan proses mengatur urutan data,
setelah
pengumpulan
dilakukannya data
kemudian
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Membandingkan laba rugi metode gross up dengan tanpa gross up. 1. Menghitung PPh pasal 21 untuk
a.
Gross Metod
b.
Net Metod
c.
Gross up Metod
karyawan tetap
Perlakuan PPh pasal 21 terhadap
a. PPh pasal 21 dibayar oleh
gaji
pemberi
kerja
dengan
metode tanpa Gross Up b. PPh
pasal
metode
21
pada
PT
Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Lestari masih menggunakan
dengan
Net Metod. Hal itu bisa dilihat
Up
dari pemotongan PPh pasal 21,
Gross
(tunjangan pajak).
dimana
2. Melakukan perhitungan laba rugi komersil tanpa metode gross up
perusahan
yang
menanggung pajak karyawannya 2. Pemberian
tunjangan
pajak
kepada karyawan oleh pemberi
3. Melakukan perhitungan laba rugi
kartawan
fiskal
dengan
metode
Gross Up dan tanpa Gross Up. 4. Melakukan rekonsiliasi fiskal
kerja, dilakukan dalam rangka perencanaan pajak dengan bentuk penghematan pajak (tax saving). Metode gross up adalah cara
dengan metode Gross Up dan
untuk
tanpa Gross Up.
tunjangan pajak yang diberikan
5. Menentukan
menentukan
seberapa
besar
kepada karyawan yang nantinya
yang
dapat
akan
penghematan dilakukan.
sama
jumlah
6. Menarik
besarnya
kesimpulan
dan
PPh
besarnya pasal
dengan
21
yang
dibayarkan oleh pegawai tetap.
memberi saran dari gambaran
Dengan
keadaan yang ada, baik berupa
gross
uraian maupun angka.
terhindar dari koreksi positif atas
analisa
up
metode
perusahaan
akan
pembebanan pajak penghasilan
III. Hasil dan Kesimpulan Berdasarkan
menerapkan
yang
telah
dalam
laporan
laba
rugi
dilakukan pada bab
sebelumnya
perusahaanmeskipun
maka
kesimpulan
membayar PPh pasal 21 lebih
dapat
diambil
sebagai berikut :
besar
1.
Perlakuan PPh pasal 21 terhadap
perhitungan
gaji karyawan pada dilakukan
pajak. Biaya pajak penghasilan
dengan tiga metode yaitu
tidak boleh diperlakukan sebagai
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
daripada
harus
tanpa
menerapkan tunjangan
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
beban
bagi
perusahaan
menanggung karyawan.
PPh
pasal
Dengan
tunjangan
yang
tambahan
21
pada
pemberian
pajak
akan
tunjangan
beban
gaji
pajak dalam
metode gross up. b.
Beban Pajak Pasal 21 tanpa
menguntungkan bagi karyawan
gross up adalah sebesar Rp
karena
22.705.200
tunjangan
menambah
pajak
akan
penghasilan
dan
sedangkan
dengan gross up sebesar Rp.
karyawan tidak membayar pajak
23.638.800,
penghasilan pasal 21 terutang
selisih beban pajak pasal 21
karena
yang
sebesar Rp. 993.600. Hal
perusahaan
tersebut disebabkan karena
besarnya sama dengan PPh pasal
beban gaji dalam metode
21 terutang yang dibayarkan oleh
gross up lebih besar sehingga
karyawan.
Hal
paling
beban pajak pasal 21-nya
mendasar
dalam
penerapan
juga lebih besar dari pada
tunjangan
diberikan
metode
pajak
oleh
yang
gross
up
untuk
perencanaan pajak adalah bisa
jadi
terdapat
tanpa gross up. c.
Pajak penghasilan perusahaan
melakukan penghematan Pajak
tanpa gross up adalah sebesar
Penghasilan yang ditanggung oleh
Rp. 8.764.203.500 sedangkan
perusahaan.
perhitungan
dengan gross up sebesar Rp.
koreksi fiskal antara metode gross
8.433.912.200, jadi terdapat
up dan tanpa gross upyang telah
selisih beban pajak terutang
dilakukan
sebesar (lebih hemat) Rp.
Dari
terdapat
perbedaan
beban gaji, beban PPh 21, pajak
42.291.300.
penghasilan
dipengaruhi oleh beban gaji
dan
penghematan
Hal
tersebut
pajak sebagai berikut :
metode gross up (lebih besar)
a.
Beban gaji tanpa gross up
karena
dapat
dijadikan
adalah
sebagai
faktor
pengurang
sebesar
1.350.370.800
Rp.
sedangkan
penghasilan, sehingga EBT-
dengan gross up sebesar Rp.
nya lebih kecil demikian juga
1.374.008.400, jadi terdapat
dengan pembebanan pajak
selisih beban gaji sebesar Rp.
tentunya.
23.637.600.
Hal
tersebut
disebabkan
karena
adanya
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
d.
Perhitungan
penghematan
terutang metode gross up
yang dapat dilakukan dengan
lebih
metode gross up dalam 1
42.291.300 sedangkan beban
tahun
Rp
pajak penghasilan pasal 21
Perhitungan
metode gross up lebih besar
adalah
41.357.700.
sebesar
tersebut diakibatkan adanya
kecil
sebesar
Rp.
sebesar Rp. 993.600.
selisih antara beban pajak
IV.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, 2010 . Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta Hammadi, 2010, Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta Hussin, Sadam, 2007. Analisis perbandingan perhitungan pasal 21 metode gross net dan gross up dan dampaknya terhadap beban pajak penghasilan badan koperasi satya ardhia mandiri. Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis , UINSyarif Hidayatullah. Indriantoro Nur, Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi 1)Yogyakarta:BPFE Lubis, Irwansyah. 2011. Tinjauan pajak dengan metode gross up. Jakarta : Media Akuntansi Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi offset Margaretha, Silvia. 2013. Analisis Penggunaan Metode Gross Up Sebagai Alternatif Dalam Perhitungan Tunjangan Pajak Penghasilan Pasal 21 Untuk Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Pajak Pada Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Nganjuk. Kediri: fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas nusantara PGRI Kediri. Nasir, Mohammad. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Pohan, Chairil Anwar. 2011. Optimizing Corporate Tax Management, Kajian Perpajakan Dan Tax Planingnya Terkini. Jakarta : Bumi A ksara. Resmi Siti, 2013. Perpajakan Teori dan kasus ( edisi 3 dan edisi 6). Jakarta: Salemba Empat. Sholikhah, Meiliya Imroatus.2010. Analisis Penerapan Metode Gross Up Dalam Perhitungan Pph Pasal 21 Pegawai Tetap Sebagai Upaya Perencanaan Pajak. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Suandy, Erly.2011. Perencanaan pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sukardi. 2010. Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: Salemba Empat Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta Susanto, Irene. 2013. Analisis Penggunaan Metode Gross Up Sebagai Alternatif Dalam Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. Bandung: Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama. Waluyo, 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Pasal 17 ayat (1) UU pajak penghasilan tahun 2013 tentang tarif pajak progresif pajak orang pribadi dalam negeri. PMK nomor 162/PMK.011/2012 perubahan tarif penghasilan tidak kena pajak http://www.pajak.go.id. Diunduh tanggal 10 april 2015, pukul 15.30 WIB.
Kristina Ayu Pramitasari| 11.1.01.04.0051 FKIP – Pendidikan Ekonomi Akuntansi
simki.unpkediri.ac.id || 12||