Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENJELASKAN PENTINGNYA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN METODE ROLE PLAYING KELAS V SDN KRECEK 2 BADAS KEDIRI
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD UN PGRI Kediri
OLEH : M. RISKI SULAIMAN F. NPM: 10.1.01.10.0228
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI 2015
M. Riski Sulaiman F.| 10.1.01.10.0228 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENJELASKAN PENTINGNYA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN METODE ROLE PLAYING KELAS V SDN KRECEK 2 BADAS KEDIRI M. RISKI SULAIMAN F. 10.1.01.10.0228 FKIP - PGSD
[email protected] Drs. Yatmin, M.Pd dan Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK M. Riski Sulaiman F.: Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Menjelaskan Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Menerapkan Model Pembelajaran Problem Solving dengan Metode Role Playing Kelas V SDN Krecek 2 Badas Kediri, Skripsi PGSD, FKIP UNPGRI Kediri 2014. Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa pembelajaran PKn di SD masih didominasi oleh aktivitas klasikal dengan dominasi pada peran guru. Akibatnya suasana kelas monoton, pasif dan membosankan. Hal tersebut nampak pada motivasi belajar siswa yang rendah, yang pada akhirnya hasil belajarnyapun rendah. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah hasil belajar PKn siswa sebelum menerapkan model pembelajaran problem solving dengan metode role playing? (2) Bagaimanakah hasil belajar PKn siswa setelah menerapkan model pembelajaran problem solving dengan metode role playing? (3) Adakah peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran problem solving dengan metode role playing? Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian kelas V SDN Krecek 2 Badas Kab. Kediri. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, menggunakan instrumen berupa RPP, lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan tes hasil belajar siswa. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) melalui siklus tindakan pembelajaran dapat ditemukan langkah-langkah yang efektif model pembelajaran problem solving dengan metode role playing untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (2) melalui siklus tindakan model pembelajaran problem solving dengan metode role playing terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. (3) melalui siklus tindakan model pembelajaran problem solving dengan metode role playing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Tujuan pokok penggunaan model pembelajaran problem solving dengan metode role playing adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang permanen dalam arti tidak mudah terlupakan oeh siswa. Oleh sebab itu guru sebagai pelaksana pembelajaran harus mengutamakan proses yang mendukung terciptanya suasana belajar nyata. (2) Guru masih perlu meneliti terus menerus, untuk membuktikan apakah model pembelajran problem solving dengan metode role playing sesuai dengan seluruh karakteristik materi dan karakteristik siswa
Kata Kunci Kata kunci: hasil belajar, problem solving, role playing, NKRI. M. Riski Sulaiman F.| 10.1.01.10.0228 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Berorientasi pada ungkapan di atas
I. LATAR BELAKANG Di era modern ini telah banyak budaya-budaya
asing
yang
masuk
penelitian yang dapat meningkatkan rasa
bahkan
kedalam
negeri
banyak
percaya diri dalan diri peserta didik,
generasi
muda yang terjebak dalam
meningkatkan daya mentalitas anak yang
budaya negatif tanpa adanya pengawasan
kuat, yang tangguh dan dapat membentuk
yang ketat. Hal tersebut menjadi momok
karakter anak yang sangat berguna dalam
bagi negeri ini, bagaimana nilai-nilai dan
perjalanan hidup peserta didik. Oleh
norma-norma negeri yang telah lama
karena
diakui menjadi tercemar, bagaimana untuk
melakukan
menjaga moral para generasi muda ke
“peningkatan hasil belajar siswa pada
depan yang tentunya sangat menentukan
materi menjelaskan pentingnya keutuhan
masa depan bangsa ini. Hal tersebut
Negara Kesatuan Republik Indonesia
semakin
tentang
dengan menerapkan model pembelajaran
perlunya membentuk anak-anak muda
problem solving dengan metode role
yang terampil memecahkan masalah, bijak
playing kelas V SDN Krecek 2 Badas
dalam
Kediri”. Pentingnya menjaga keutuhan
kreatif,
ini
maka penulis terdorong untuk melakukan
menyadarkan
membuat suka
kita
keputusan,
berfikir
bermusyawarah,
mengkomunikasikan
gagasan
dapat
bangsa
itu
peneliti
terdorong
peelitian
akan dapat
yang
untuk berjudul
membentuk rasa
secara
nasionalisme yang tinggi pada diri anak,
efektif, mampu bekerja sama secara
membentuk karakter yang berjiwa besar
efisien baik secara individu maupun
untuk
secara kelompok dan memiliki mental
Indonesia.
memajukan
pendidikan
di
yang kuat. Namun
pada
kenyataannya,
perkembangan intelektual generasi muda tidak
diimbangi
pendidikan belajarnya.
dengan
moral Rasa
di
II. METODE Dalam
penelitian
ini
penulis
intensifisme
mengambil jenis model pembelajaran
lingkungan
sebagai salah satu variabel penelitian.
nasionalisme
dan
Model pembelajaran pembelajaran yang
kesadaran atas harga diri bangsa ini telah
diambil
lama terlupakan di kalangan generasi
pembelajaran
Problem
Solving
muda kita, bahkan sebagian besar tidak
(Pembelajaran
Berbasis
Masalah).
mengerti apa makna nasionalisme bangsa
Pembelajaran problem solving adalah
yang harusnya kita junjung tinggi dan kita
suatu model pembelajaran yang dalam
perjuangkan.
pembelajarannya
M. Riski Sulaiman F.| 10.1.01.10.0228 FKIP – PGSD
peneliti
adalah
model
berdasarkan simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
permasalahan-permasalahan di lingkungan
Dalam penelitian ini peneliti juga
siswa, baik di lingkungan sekolah maupun
menggunakan metode pembelajaran Role
di lingkungan masyarakat.
Playing yang dirasa ada keterpaduan
Prosedur Model Pembelajaran Problem Solving Tahap
Tingkah Laku Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutukan, mengajukan fenomena Tahap-1 atau demonstrasi atau Orientasi siswa cerita untuk pada masalah memunculkan masalah, motivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. Guru membantu siswa Tahap-2 untuk mendefinisikan Mengorganisasi dan mengorganisasikan siswa untuk tugas belajar yang belajar berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan Tahap-3 informasi yang sesuai, Membimbing melaksanakan penyelidikan eksperimen, untuk individual mendapatkan penjelasan maupun kelompok dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan Tahap-4 dan menyiapkan karya Mengembangkan yang sesuai seperti dan menyajikan laporan, video dan hasil karya model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa Tahap-5 untuk melakukan Menganalisis dan refleksi atau evaluasi mengevaluasi terhadap penyelidikan proses pemecahan mereka dan prosesmasalah proses yang mereka gunakan.
M. Riski Sulaiman F.| 10.1.01.10.0228 FKIP – PGSD
dengan model pembelajaran Problem Solving
yang
digunakan.
Metode
sosiodrama (role playing) adalah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem atau masalah, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial. Prosedur Metode Pembelajaran Role Playing a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. b) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari beberapa
skenario
hari
dalam
sebelum
waktu
pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. c) Guru membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang. d) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. e) Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. f) Masing-masing
siswa
kelompoknya
sambil
skenario
yang
berada
di
mengamati sedang
diperagakan.setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kerja
untuk
penilaian
membahas/memberi
atas
penampilan
masing-
Dan berdasarkan hasil penelitian siklus III dapat dijelaskan bahwa dari jumlah peserta didik sebanyak 23 siswa,
masing kelompok. g) Masing-masing
kelompok
sebanyak 19 siswa (83%) dinyatakan tuntas
menyampaikan hasil kesimpulannya. h) Guru memberi kesimpulan dan evaluasi secara umum.
sedangkan
4
siswa
(17%)
dinyatakan belum tuntas. Dari hasil analisis
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
kegiatan
pembelajaran
dan
ketuntasan pada siklus I sudah belum
III. HASIL DAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian siklus
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan,
I dapat dijelaskan bahwa dari jumlah
yaitu ≥ 75 % siswa dari jumlah siswa
peserta
siswa,
mendapat nilai ≥ nilai KKM (65)
sebanyak 8 siswa (35%) dinyatakan
sehingga tidak perlu diadakan perbaikan
tuntas
dan penelitian diakhiri.
didik
sebanyak
sedangkan
15
23
siswa
(65%)
dinyatakan belum tuntas. Dari hasil analisis
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
kegiatan
pembelajaran
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta hasil penelitian
dan
maka hipotesis tindakan yang berlaku
ketuntasan pada siklus I belum sesuai
berbunyi: Terdapat peningkatan hasil
dengan
ditetapkan,
belajar siswa pada materi menjelaskan
sehingga diadakan perbaikan pada siklus
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
II.
Republik Indonesia
kriteria
Sedangkan
yang
berdasarkan
hasil
menerapkan
(NKRI) dengan
model
pembelajaran
penelitian siklus II dapat dijelaskan
problem solving dengan metode role
bahwa
playing kelas V SDN Krecek 2 Badas
dari
jumlah
peserta
didik
sebanyak 23 siswa, sebanyak 12 siswa
Kediri.
(52%) dinyatakan tuntas sedangkan 11 siswa (48%) dinyatakan belum tuntas. Dari
hasil
analisis
disimpulkan
tersebut
bahwa
pembelajaran dan ketuntasan
dapat
kegiatan pada
siklus I meningkat, akan tetapi masih belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, sehingga diadakan perbaikan pada siklus III. M. Riski Sulaiman F.| 10.1.01.10.0228 FKIP – PGSD
IV. DAFTAR PUSTAKA Arief, Ardha. 2013. Model Pembelajaran Problem Solving. (online). tersedia: http://ardhaphys.blogspot.com/2013/05/ model-pembelajaran-problesolving.html, diunduh 3 Juni 2014. Arikunto, Suharsimi. 2007. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Arikunto, Suharsimi. 2009. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arends. 1997. ”Classroom Intructional Management”. Dalam Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Eka, Krishna. 2012. Model Pembelajaran Problem Solving. (online). tersedia: http://dataserverku.blogspot.com/2012/02/ model-pembelajaran-proble-solving.html, diunduh 3 Juni 2014. Hamdani. 2011. Strategi Belajar mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
2013/01/ proposal-ptk-pkn-kelas-v-nkrithink-pare-share.pdf, diunduh 5 Juli 2014. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:Prestasi Pustaka. Utami, Sri. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Dengan Penerapan Media Pembelajaran Individual Pada Siswa Kelas IV SD. Disertai. Tidak dipublikasikan. Surabaya:UNIPRA Yuli Eko Siswono, Tatang. 2010. Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah (JUCAMA) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. Makalah Seminar. Surabaya.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munawaroh, Binti.2013. Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Cerita Rakyat Pada Siswa Kelas V SD. Disertai. Tidak dipublikasikan. Surabaya:UNIPRA. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Soenarko, Bambang. 2011. PKn SD Kelas Rendah. Kediri: Sangtimur. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumarsono. 2001. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sutiyono. 2011. Peningkatan Kemampuan Dalam Mendeskripsikan NKRI Melalui Cooperatif Learning Thing – Pare – Share Pada Siswa Kelas V. (online). tersedia: http://sutiyonokudus.files.wordpress.com/ M. Riski Sulaiman F.| 10.1.01.10.0228 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 8||