E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3) ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS DAN MEREK DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT. TOPJAYA SARANA UTAMA CABANG MANADO THE ANALYTIC OF THE PRODUCTS AND BRANDS WITH INFLUENCE ON THE BUYING DECISION BY THE PT. TOPJAYA SARANA UTAMA MANADO BRANCH OFFICE Novita Gloria Sumilat, Billy Wohon Kountul, Joost L. Rumampuk Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Tingginya tingkat persaingan menuntut perusahaan mencari strategi pemasaran yang tepat dan mengeluarkan produk yang sekiranya dapat diminati masyarakat. Hal ini menuntut perusahaan untuk lebih peka, kritis, dan reaktif terhadap perubahan yang ada. Masalah adalah “Bagaimana pengaruh Kualitas dan Merek produk Toshiba terhadap Keputusan Pembelian. Dengan tujuan penelitian.1. Hubungan Kualitas Toshiba dengan Keputusan Pembelian pada 2. Hubungan Merek Toshiba terhadap Keputusan Pembelian pada”. Sampel dalam penelitian 150 orang konsumen Indikator diukur dengan skala ordinal. Hasil penelitian adalah Kualitas produk, 119 responden (79,33%) kualitas produk termasuk kategori baik, Merek Produk menunjukan 126 orang atau 84% memiliki hubungan baik. Keputusan Kembelian, 109 responden (76,67%) mengambil keputusan membeli, Hubungan Antara Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian. Responden 119 orang yang menyatakan kualitas produk baik, sebagian besar yaitu 101 orang mengambil keputusan membeli, Uji statistik diperoleh chi-square(X2)=26,11, dan tingkat signifikansi p=0,0006 adalah < α=0,05, sehingga disimpulkan terdapat hubungan signifikan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian.. Hubungan antara merek dengan Keputusan Pembelian, 126 orang berpendapat citra merek baik, Uji statistik chi-square (X2) diperoleh hasil = 24, 14 dengan tingkat signifikansi p=0,001 yang<α=0,05, sehingga disimpulkan H1 diterima. Berarti terdapat hubungan signifikan antara merek dengan pengambilan keputusan pembelian. Kata Kunci : Kualitas, Merek, Keputusan Pembelian ABSTRACT The development of today's business world that is dynamic and full of competition requires companies to innovate the products that will be released. The high level of competition requires that companies are looking for the right marketing strategy and put out a product that if it can draw public attention. This requires companies to be more sensitive, critical, and reactive to changes. The problem is "How does the quality of Toshiba products and brands to the buying decision. With the aim penelitian.1. Effect of Toshiba quality of the Buying Decision ".2. Toshiba brand influence on the buying decision” Samples 150 consumers indicators measured with ordinal rating scale. The results showed that the product quality, 119 respondents (79.33%) the quality of the product including both categories, Brand Products shows 126 people or 84% have a good effect. purchase decision, 109 respondents (76.67%) took the decision to buy, Relationship Between Quality Products with Purchase Decision. 119 respondents who expressed good quality products, most of which 101 people took the decision to buy, test obtained chi-square statistic (X2) = 26.11, and a significance level of p = 0.0006 is <α = 0.05, there sehinggadisimpulkan significant correlation between the quality of the product purchase decision. The relationship between the brand and purchase decision, 126 person good brand image, chi-square test (X2) obtained results = 24, 14 with a significance level of p = 0.001 that <α = 0, 05, so that concluded H1 accepted. Means that there is a significant relationship between the brand and purchase decisions. Keywords: Quality, Brand, Purchase PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha dewasa ini yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan-perusahaan melakukan inovasi terhadap produk yang akan dikeluarkannya. Tingginya tingkat persaingan menuntut
perusahaan mencari strategi pemasaran yang tepat dan mengeluarkan produk yang dapat diminati masyarakat. Hal ini menuntut perusahaan untuk lebih peka, kritis, dan reaktif terhadap perubahan yang ada. Mengingat
12
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3) keberadaan konsumen merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan, maka perusahaan menyadari pentingnya peranan konsumen. Perusahaan dalam memenangkan persaingan harus menampilkan produk terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui perilaku konsumen, karena hal ini dapat menentukan pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dalam perkembangannya, tiap perusahaan menyadari merek sebagai aset penting dalam perusahaan yang bernilai. Objek penelitian ini yaitu PT. Topjaya Sarana Utama yang merupakan perusahaan Sale Distributor pemegang merek Toshiba dengan memasarkan berbagai peralatan listrik dan elektronik yang canggih antara lain kulkas (home freezer), mesin cuci (Washing Machine), pendingin ruangan (AC), lampu (lighting). Dalam menjalankan bisnisnya tentu Toshiba menghadapi persaingan yang cukup ketat, di mana munculnya produk-produk kompetitor yang menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga Toshiba yang relatif lebih mahal. Fakta menyebutkan bahwa penjualan produk rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, pendingin ruangan dipasar domestik terus bertumbuh dilihat dari riset Grow from Knowledge tahun 2014 mencapai Rp. 152, 4 triliun naik 10% dibanding 2013 sebesar 138,6 triliun. Hal ini juga di dukung dari riset tim dunia industri.com, dimana pertumbuhan nilai pasar produk elektronik tahun 2010 sebesar Rp 83 triliun dengan pertumbuhan 17% dari tahun sebelumnya, 2011 sebesar Rp 98,77 triliun dengan pertumbuhan 19%, 2012 sebesar Rp 118,5 triliun dengan pertumbuhan 20%, 2013 sebesar Rp 138 triliun dengan pertumbuhan 17%. Peningkatan penjualan disebabkan adanya peredaran produk elektronik impor dengan harga murah serta dipicu dengan maraknya produk elektronik yang sinyalir di impor secara ilegal. (suaramerdeka.com). Dalam perjalanan perusahan mengalami berbagai hal diantaranya adanya peningkatan dari tahun ke tahun yang menunjukan adanya hal penunjang yangmembuat penjualan menjadi meningkat. Dalam persepsi konsumen sering berlaku bahwa harga yang mahal memiliki kualitas yang baik sebaliknya harga yang murah mempunyai kualitas yang kurang. Untuk itu sangat penting oleh suatu perusahaan khususnya Toshiba untuk membangun persepsi yang baik terhadap kualitas produk sehingga memiliki citra yang baik terhadap merek yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Menurut Sugiyono (2004), populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk Toshiba Cabang Manado. Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Purposive Sampling berdasarkan kebutuhan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 150 orang konsumen yang melakukan pembelian dan transaksi yang terjadi rata rata setiap bulan, dan 150 orang ini bersedia untuk menjadi respondent. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yang dijadikan sampel. Hal ini disebabkan karena jumlah populasi dibawah jumlah 100 maka keseluruhan populasi dijadikan sampel (Riduwan 2003:14). Berkaitan dengan teknik penarikan sampel, menurut Riduwan (2003:23) bahwa mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk di jawab yaitu: Identitas responden, tanggapan tentang persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian. Selain kuesioner, juga digunakan teknik wawancara untuk mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner tersebut. Wawancara juga digunakan untuk memperluas pandangan peneliti tentang data-data lain yang tidak terformulasi dalam kuesioner. Namun akan memiliki implikasi strategis bagi perusahaan sehingga layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu wawancara juga digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui kuesioner. Dengan mengadakan suatu pengamatan atau peninjauan langsung mengenai operasional perusahaan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya. Definisi operasional digunakan agar tidak menimbulkan penafsiran ganda yaitu dengan memberikan batasan terhadap variabel –variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
13
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3) Variabel bebas (independent) dilambangkan dengan X1 yaitu kualitas dan X2 yaitu merek . Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, kehandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya.” (Kotler dan Amstorong, 2008). Indikatornya adalah kehandalan, produk unggulan, kemudahan, keindahan (desain produk), pelayanan, jaminan. Merek merupakan “nama, simbol, istilah, tanda, desain, atau kombinasi yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk.” (Kotler dan Amstrong, 2008) Indikatornya adalah: merek yang terpercaya, produk unggulan. Variabel terikat (dependent) dilambangkan dengan Y yaitu keputusan pembelian Keputusan pembelian adalah pemahaman konsumen tentang keinginan dan kebutuhan akan suatu produk dengan menilai sumbersumber yang ada dengan menetapkan tujuan pembelian serta mengidentifikasi alternatif sehingga pengambilan keputusan untuk membeli yang disertai dengan perilaku setelah melakukan pembelian.(Swastha dan Irawan, 2008). Indikatornya adalah: kemantapan dalam membeli, pertimbangan dalam membeli, kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan. Indikator-indikator diatas diukur dengan skala penilaian ordinal yang mempunyai tiga tingkat preferensi BAIK SEDANG KURANG Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik statistik Nonparametris berdasarkan analisis hipotesis asosiatif (hubungan) dengan uji Koefisien Kontingensi. Untuk mencari hubungan antara 2 variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya.Teknik korelasi yang akan dipakai tergantung pada jenis data yang akan di analisis. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Untuk menguji tingkat kondisi setiap variabel digunakan statistic deskriptif berupa distribusi frekuensi, sedangkan untuk pengujian hipotesis digunakan statistik inferensial yakni regresi sederhana. Khusus analisis yang digunakan sesuai model penelitian digunakan analisis regresi sederhana yaitu antara X1 dan X2 terhadap X3, dan antara X3 terhadap Y, dengan rumus: Y = a + b1 X1 Y = a + b2X2 Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis regresi.
Analisis regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksikan melalui variabel bebas secara parsial maupun secara bersama-sama. Hipotesis satu dan dua diuji dengan regresi linear sederhana. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Pengujian hipotesis dengan teknik analisis regresi linear sederhana dapat dilakukan jika data memenuhi asumsi dan persyaratan analisis yaitu data dipilih secara random, berdistribusi normal, berpola linear, dan data bersifat homogen (Riduwan 2011:93). Untuk itu sebelum analisis regresi dilakukan maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan uji linearitas. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas ditentukan dengan koefisien determinan atau koefisien penentu dengan rumus:
KP r 2 x 100% Keterangan : KP = Koofisien Determinasi r2 = Nilai Koofisien Korelasi Selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk memprediksi nilai variabel Y apabila nilai X diketahui melalui persamaan regresi sebagai berikut Regresi linear sederhana Ŷ = a + bX1 dan Ŷ = a + bX2 Keterangan : Ŷ = Subyek variabel terikat yang diprediksikan X = Variabel bebas dengan nilai tertentu yangdiproyeksikan a = Nilai konstanta nilai Y jika X = 0 b = Nilai arah sebagai penentu ramalan prediksi yangmenunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y. Untuk pengujian signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai : Nilai Fhitung dengan Ftabel dengan kaidah pengujian signifikansi: Jika Fhitung≥ Ftabel maka tolak H0 artinya signifikan, dan Jika Fhitung≤ Ftabelmaka terimaH0 artinya tidak signifikan Nilai Fhitung diperoleh dari hasil analisis regresi menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Nilai Ftabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. selanjutnya dilakukan pengujian validitas alat ukur, Menurut Arikunto (2002), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sesuatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item (pertanyaan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil
14
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3) penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Bila sekiranya skor semua yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor total, maka kita dapat mengatakan bahwa alat pengukur kita mempunyai validitas (Azwar, 1999). Bila skor item yang disusun berdasarkan dimensi berkorelasi dengan skor total, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Validitas seperti ini disebut dengan validitas konstruk (Ancok, 1985). Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel korelasi, bila hasil perhitungan lebih besar dari harga yang ada pada tabel,
maka instrumen dikatakan mempunyai tingkat korelasi yang tinggi dan dinyatakan juga dinyatakan juga mempunyai validitas yang tinggi. Pengujian dari variabel yang ada diuji dengan menggunakan program SPSS 17.0 I. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur Realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejalah yang sama.Menurut Kerlinger (1973), Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dan tabel dengan taraf
METODE Penelitian dalam masalah ini menggunakan penelitian metode deskriptif analitis dengan desain survey serta menggunakan teknik korelasi, yaitu dengan mendeskripsikan suatu keadaan secara objektif yang mempunyai individu yang cukup banyak. Dimana dalam melaksanakan survey ini biasanya hasil yang dibuat suatu analisis secara kuantitatif. Sedangkan metode pendekatan yang digunakan adalah cross-sectional yaitu dengan melakukan pengumpulan data kuesioner, wawancara, dan observasi langsung. Obyek
penelitian ini dilaksanakan di PT.Topjaya Sarana Utama, Cabang Manado dengan alamat Jl. Raya kombos perum holy lestari blok B, no: 10, Manado. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan terhitung dari bulan Januari 2015. Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Populasi dari sampel penelitian adalah seluruh pengunjung maupun konsumen produk Toshiba pada PT. Topjaya Sarana Utama dengan sampel penelitian yaitu dilakukan menggunakan purposive sampling.
PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis untuk Uji hipotesis 1 dalam penelitian ini adalah : H1, Terdapat hubungan antara merek dengan keputusan pembelian. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji Hipotesis 1, tentang hubungan kualitas dengan keputusan pembelian. Hasil analisis menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Uji Hipotesis II. Hipotesis ke dua dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara merek dengan keputusan pembelian. Adapun ketentuan
penelitian setelah melakukan uji statistik akan ditemui dua hal yaitu:Ho:Tidak terdapat hubungan antara merek dengan keputusan pembelian. H1:Terdapat hubungan antara merek dengan keputusan pembelian. Analisis Regresi Linear sederhana digunakan untuk menguji Hipotesis 2 tentang hubungan merek dengan keputusan pembelian. Hasil analisis menggunakan perangkat SPSS statistic 17.0 Deskripsi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1.
TABEL 1. Responden Menurut Jenis Kelamin Uraian Jumlah % Pria Wanita Jumlah
32 118 150
21,33 78,67 100,00
Terbanyak responden, yaitu 118 orang (78,67%) adalah wanita, sedang pria adalah 2
orang (21,33%). Adapun Deskripsi dari responden menurut pendidikan adalah seperti pada dibawah ini.
15
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3) Tabel 2. Responden menurut Pendidikan. Uraian Jumlah % SD 0 0 SLTP 12 8.00 SLTA 116 77,33 SARJANA 22 14,67 Jumlah 150 100,00 Berdasarkan pendidikan terbanyak responden yaitu 116 responden (77,33%) adalah berpendidikan SLTA.
Kualitas Produk Kualitas produk Toshiba berdasarkan pendapat responden terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kualitas Produk Toshiba menurut responden Uraian Baik Sedang Kurang Jumlah
Jumlah 119 31 0 150
Menurut pendapat responden, 119 responden (79,33%) menyatakan bahwa kualitas produk Toshiba termasuk kategori baik, 31 responden (20,67%) menyatakan kategori sedang, dan tidak ada responden yang menyatakan kategori kurang.
% 79,33 20,67 0 100,00 Untuk Merek peneliti mendapatkan hasil angket dari respondent dengan data seperti pada tabel dibawah ini.
Merek Produk Tabel 4. Merek Produk Toshiba Menurut Responden Uraian Jumlah Persen Baik 126 84,00% Sedang 24 16,00 Kurang 0 0 Jumlah 150 100 Menurut responden tentang citra merek menunjukan bahwa sebanyak 126 orang responden menyatakan kategori baik (84,00%) jumlah ini meunjukan sebanyak 84 persen menyatakan merek memiliki pengaruh yang baik untuk proses pembelian. Adapun untuk jawaban sedang hanya terdapat 24 orang respondent yang menyatakan bahwa merek yang baik tidak banyak mempengaruhi keputusan pemebelian. (16,00%) atau hanya 16 persen yang menyatakan mereka tidak
terlalu berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dan tidak ada responden yang menyatakan kategori kurang. Keputusan Pembelian Dari hasil angket mengenai keputusan pembelian. respondent telah memberikan Keputusan berdasarkan beberapa pertanyaan dan memberikan hasil dimana pembelian dipengaruhi oleh kualitas dan merek pembelian produk T. Adapun hasil dari pembelian di berikan dalam tabel dibawah ini
Tabel 5. Keputusan Pembelian Responden Uraian Jumlah % Membeli 109 76,67 Tidak Membeli 41 27,33 Jumlah 150 100,00 Responden dalam keputusan pembelian terbanyak yaitu 109 responden (76,67%) mengambil keputusan membeli, dan 41 responden (27,33%) mengambil keputusan tidak membeli. Hubungan Antara Kualitas
Produk dengan Keputusan Pembelian. Selanjutnya dilakukan uji hipotesa dimana menggunakan hasil angket dari respondent yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dengan megolah data dan
16
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3) memasukannya kedalam tabel setelah itu dilakukan uji chi-square dengan menglah data dengan menggunakan MS Excel dan Program
aplikasi SPSS Statistik 17 adapaun hasil pengolahan terdapat dalam tabel di bawah ini
Tabel 6. Hubungan Antara Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian Keputusan pembelian Membeli Tidak Membeli Jumlah kualitas produk Baik
101
18
119
Sedang
8
23
31
Kurang
0
0
0
Jumlah
109
41
150
Chi-square = 26,11 Signifikansi p=0,0006
Responden 119 orang yang menyatakan kualitas produk baik, sebagian besar yaitu 101 orang mengambil keputusan membeli, sedangkan yang tidak membeli 18 responden. Sedangkan 31 responden yang menyatakan kualitas produk sedang, sebagian besar yaitu 23 orang mengambil keputusan tidak membeli, dan 8 orang membeli. Uji statistik diperoleh chisquare (X2)=26,11 dan tingkat signifikansi p=0,0006 adalah < α=0,05, sehingga disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat hubungan signifikan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian. semakin baik kulaitas produk, maka konsumen akan
meningkatkan pembelian. Hubungan antara merek dengan Keputusan Pembelian. Selanjutnya dilakaukan uji hipotesa dimana menggunakan hasil angket dari respondent yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dengan megolah data dan memasukannya kedalam tabel setelah itu dilakukan uji chi-square dengan menglah data dengan menggunakan MS Excel dan Program aplikasi SPSS Statistik 17 adapaun hasil pengolahan terdapat dalam tabel di bawah ini
Tabel 7. Hubungan Antara Merek dengan Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian Membeli Tidak Citra merek Membeli
Jumlah
Baik
102
24
126
Sedang
7
17
24
Kurang
0
0
0
Jumlah
109
41
150
Chi-square = 24,14 Signifikansi=0,001
Responden 126 orang yang berpendapat citra merek baik, sebagian besar yaitu 102 orang melakukan pengambilan keputusan membeli, dan 24 orang tidak membeli. responden 24 orang yang berpendapat citra merek sedang, sebagian besar yaitu 17 orang tidak membeli. Uji statistik chi-square (X2) diperoleh hasil = 24,14 dengan tingkat signifikansi p=0,001 yang
< α=0,05, sehingga disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti terdapat hubungan signifikan antara merek dengan pengambilan keputusan pembelian. semakin baik citra merek, konsumen akan meningkatkan pembelian.
17
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
1. Terdapat hubungan signifikan antara kualitas produk dengan pengambilan keputusan pembelian. semakin baik kualitas produk, konsumen akan meningkatkan pembelian.
1. Hasil penelitian ini kiranya menjadi masukan bagi perusahaan dalam kebijakan pemasaran.
2. Terdapat hubungan signifikan antara citra merek dengan pengambilan keputusan pembelian. semakin baik citra merek akan meningkatkan pembelian konsumen.
3.
2.
4.
Dapat digunakan sebagai acuan dalam bidang manajemen pemasaran produk. Dapat dijadikan sebagai tambahan bahan bacaan di perpustakaan untuk menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran produk.
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, Darmadi, et al. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsipprinsip Pemasaran, Jilid 1, Eirlangga, Jakarta.
Ferrinadewi, E. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran. PT Graha Ilmu. Yogyakarta
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Penerjemah B. Molan. Jilid 1. Edisi Ketiga Belas. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Irawan dan Wijaya, Farid. 2000. PEMASARAN Prinsip dan Kasus. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Kotler, Philip. dan Kevin Lane (2010). Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ketiga Belas. Penerbit Erlangga. Jakarta,
Kotler, Armstrong. 2008. Managemen Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT Prehalindo. Jakarta
Loudan, David L and Albert J. Della Bitta. 2004. Consumer Behavior Concepts and Appications. Third Edition. Singapore: MC Graw Hill Inc.
18