E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RUANG SARAH RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF NURSES WITH THE IMPLEMENTATION OF THE ACCURACY OF PATIENT IDENTIFICATION IN RSU ARC OF LOVE GMIM MANADO Fridolin F. Lombogia*, Deetje Supit**, Kartini Tungka**. *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Identifikasi pasien adalah suatu proses kegiatan pengecekan identitas pasien selama proses pelayanan di rumah sakit. Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki atau meningkatkan ketelitian identifikasi pasien. Upaya yang dibutuhkan yaitu pengetahuan dan sikap perawat untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mengajarkan keterampilan yang berorientasi pada keselamatan pasien, sikap dan perilaku untuk semua profesional kesehatan, begitu juga bagi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional.. Pada penelitian ini populasinya adalah perawat yang berada di IGD dan ruang sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Jumlah sampel 30 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan 02 februari 2016 - 10 maret 2016. Hasil analisa bivariat pada hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien melalui pengujian data yaitu uji statistic Sperman Rho menunjukkan tingkat kemaknaan (α) : 0,05 menghasilkan nilai signifikan (p)= 0,000 < 0,05 hasil ini dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Identifikasi Pasien. ABSTRAC The identification of patients is a process of hospital service. The hospital developed an approach to improve or increase the accuracy of patient identification. Efforts needed are the knowledge and attitude of nurses to improve patient safety, attitudes and behaviors for all health professionals. This study aims determine the relationship of the knowledge and attitude of nurses with the implementation of the accuracy of patient identification. This research is an analytic descriptive research with cross sectional design. Inthis study were nurses who were in the emergency room of 20 people, and sarah of 10 people. Also the sample size of 30 people is by using total sampling technique. This study was conducted from February 2, 2016 – march 10, 2016. The result of the bivariate analysis on the relationship of the knowledge and attitude of nurses with the implementation of the accuracy of patient identification through testing data that Rho Spearman statistical test that indicates (α) : 0,05 the level of significance generate value (p)= 0,000 < 0,05. This result can be inferred with the existence of a relationship of knowledge and attitude of nurses with patients identification precision execution. Keywords: Knowledge, Attitude, Patient Identification.
PENDAHULUAN Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara signifikan selama decade terakhir (Silverstone, 2013), sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 mengembangkan dan mempublikasikan Kurikulum Panduan Keselamatan Pasien (Patient Safety Curriculum
Guide), yang menyoroti kebutuhan diseluruh dunia, untuk meningkatkat keselataman pasien dan mengajarkan keterampilan yang berorientasi pada keselamatan pasien, sikap dan perilaku untuk semua profesional kesehatan, begitu juga bagi perawat (Trigle, 2011).
94
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit diberbagai Negara Amerika, Inggris, Denmark dan Australia ditemukan KTD dengan rentang 3.2-16.6 %. Data-data tersebut dijadikan pemicu berbagai Negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan sistem keselamatan pasien (Yulia, 2010). Data di Indonesia tentang KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) apalagi Kejadian Nyaris Cedera masih langkah, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal praktek yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir, insiden pelanggaran pasien safety 28.3% dilaksanakan oleh perawat, perawat harus menyadari perannya sehingga harus dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pasien safety (Adih, 2009 dalam Selleya 2013). Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan pasien dengan mendorong pasien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pelayanan selama menjalani perawatan. Perawat berusaha membantu pasien dalam membangun pengertian yang benar tentang pengobatan yang sedang di jalaninya, memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya setiap pelayanan yang di berikan. Penelitian serupa tentang pengetahuan dan motivasi dengan sikap mendukung
penerapan program pasien safety di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta, Oleh Aryani 2008 menyimpulkan bahwa pengetahuan perawat pelaksana tentang konsep pasien safety baik dan sikap mendukung penerapan program pasien safety tinggi. Survey awal yang dilakukan peneliti di Instalasi Gawat Darurat memiliki khusus tenaga keperawatan 25 orang dengan pendidikan SPK 3 orang, D3 16 orang dan Ners 6 orang, sedangkan di Ruang Sarah memiliki khusus tenaga perawat berjumlah 20 orang dengan pendidikan SPK 2 orang, D3 14 orang dan Ners 4 orang. Sebagiannya pernah mengikuti sosialisasi pelaksaan pasien safety. Program pasien safety sudah diterapkan di Instalasi Gawat Darurat namun masalah dilapangan menuju pada pelaksanaan patient safety, karena walaupun sudah mengikuti sosialisai patient safety tetapi masih ada resiko pasien jatuh, resiko salah pengobatan, pendelegasian yang tidak akurat saat oporan pasien yang mengakibatkan keselamatan pasien menjadi kurang maksimal. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi pasien di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado”.
METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan metode desain Cross Sectional yaitu menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen satu kali, pada satu saat. Bertujuan untuk mendapatkan prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam,2008). Populasi pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di IGD dan ruang pavilion
sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado berjumlah 45 orang dengan jumlah sampel 40 orang tetapi yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive. Purposive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi. .
Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat
30%
Laki-laki 9 Org
70%
Perempuan 21 Org
Gambar 1. Ditribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Ruangan IGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
95
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) Gambar 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa yang paling banyak responden berjenis kelamin perempuan
yaitu 18 orang (70%), dan untuk laki-laki 12 orang (30%).
13,3%
36,7%
20 - 25 Thn 11 Org 26 - 30 Thn 15 Org
50%
> 30 Thn 4 Org
Gambar 2. Distribusi Responden Menurut Umur di Ruangan IGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa yang paling banyak berumur 26-30 tahun yaitu 15 orang (50%),
sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur ˃30 tahun yaitu 4 orang (13%).
3,3%
16,7%
D III 24 Org S.Kep 5 Org
80%
S.Kep, Ns 1 Org
Gambar 3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Ruangan IGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan menunjukan bahwa yang paling banyak responden adalah dengan pendidikan
DIII sebanyak 24 orang (80%) dan yang paling sedikit berpendidikan S.Kep Ners 1 orang (3,3%).
3,3%
96,7%
Pengetahuan Baik 29 Orang Pengetahuan Kurang 1 Orang
Gambar 4. Distribusi Responden Pengetahuan Perawat di Ruangan IGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Gambar 4 Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan perawat menunjukan bahwa yang paling banyak responden adalah pengetahuan
baik 29 orang (96,7%), berpengetahuan cukup 1 orang (3,3%).
10%
Sikap kurang 3 Orang
90%
Sikap Baik 27 Org
Gambar 5. Distribusi Responden Menurut Sikap Perawat d.i Ruangan IGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan sikap perawat menun jukan bahwa paling
banyak responden adalah sikap perawat baik 27 orang (90%) dari 30 responden.
96
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)
3,3% Identifikasi Baik 28 Org Identifikai Kurang 2 Org
96,7%
Gambar 6. Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Identifikasi di Ruangan IGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Gambar 6 Karakteristik responden berdasarkan ketepatan identifikasi menunjukan bahwa yang paling banyak responden adalah ketepatan 2.
identifikasi baik 28 orang (96,7%) dari 30 responden.
Analisa Bivariat Tabel 1. Tabulasi Silang Analisis Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien di Ruangan IGD Dan Sarah RSU Pancaran Kasih Gmim Manado Identifikasi Pasien Hubungan Pengetahuan
Baik
Total
Kurang
N
%
N
%
N
%
Pengetahuan Baik
28
96,7%
1
3,3%
29
96,7%
Pengetahuan Kurang
1
3,3%
0
0%
1
3,3%
29
1 30 100% Signifikansi (p) = 0,000 Koefesien Korelasi Sperman rho (r) = 0,695
Berdasarkan hasil tabel 1 diatas pengetahuan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien menunjukan bahwa dari 30 responden yang paling besar presentasenya adalah pengetahuan perawat baik yaitu 28 responden (96,7%). Dari hasil analisa hubungan ke dua variabel menggunakan uji
statistik Spearman Rho menunjukan nilai signifikan (p)= 0.000 dengan koefisien korelasi (r)= 0.695 Karena signifikansi (p)= 0,000 < 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan identifikasi pasien di ruangan UGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
Tabel 2. Tabulasi Silang Analisis Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien di IGD Dan Sarah RSU Pancaran Kasih Gmim Manado Identifikasi Pasien Hubungan Sikap
Baik
Total
Kurang
N
%
N
%
N
%
Sikap Baik
27
90%
0
0%
27
90%
Sikap Kurang
1
3,3%
2
6,7%
1
3,3%
28
2 30 100% Signifikansi (p) = 0,000 Koefesien Korelasi Sperman rho (r) = 0,802
97
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) Berdasarkan hasil tabel 2 diatas sikap perawat dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien menunjukkan bahwa dari 30 responden yang paling besar presentasenya adalah sikap perawat baik yaitu 27 responden (90%) dari hasil analisa hubungan kedua variabel diatas dengan mengguanakan uji statistic Spearman rho didapati nilai signifikan
dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) = 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi (r) = 0,802 Karena signifikansi (p) = 0,000 < 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak atau ada hubungan antara sikap perawat dan identifikasi pasien di ruangan UGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien di Instalasi Gawat Darurat Dan Ruang Sarah Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien bahwa dari 30 responden yang paling besar presentasenya adalah pengetahuan perawat baik yaitu 28 responden (96,7%). Dari hasil analisa hubungan ke dua variabel menggunakan uji statistik Spearman Rho menunjukan nilai signifikan (p)= 0.000 dengan koefisien korelasi (r)= 0.695 Karena signifikansi (p)= 0,000 < 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan identifikasi pasien di ruangan UGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Peneliti berasumsi bahwa perawat memahami dan mengerti dalam pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien dan sebelumnya perawat sudah mengikuti pelatihan pasien
safety, sehingga baik kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh perawat sangat mempengaruhi pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Hal tersebut dipicu karena sebagian besar pendidikan terakhir responden yaitu D3 sebanyak 24 responden (80%) dan pengelaman terhadap pekerjaan sebelumnya. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2007) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ini merupakan hal yang dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman beberapa penting dalam seorang mengambil keputusan.
Hubungan Sikap Dengan Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien di Instalasi Gawat Darurat Dan Ruang Sarah Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado Hasil penelitian jumlah perawat yang bersikap baik 27 orang (90%) dan bersikap kurang 3 orang (10%). Hasil analisa hubungan kedua variabel diatas dengan mengguanakan uji statistic Spearman rho didapati nilai signifikan dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) = 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi (r) = 0,802 Karena signifikansi (p) = 0,000 < 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak atau ada hubungan antara sikap perawat dan identifikasi pasien di ruangan UGD dan Sarah RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Peneliti berasumsi sikap perawat sangat diperlukan dalam pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Karena sikap yang baik dapat terwujud jika didasarkan pada tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko. Berdasarkan hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Setiawati
dan Dermawan, 2008) Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung (favorable), maupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) pada objek tersebut. Penelitian ini didukung oleh beberapa jurnal terkait tentang hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan penerapan identify patient correctly. Dalam penelitian sebelumnya oleh Bawelle (2013), terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) diruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna dengan (p=0,014). Pada penelitiannya yang mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan faktor penting dalam seseorang mengambil keputusan dan sikap merupakan faktor penting dalam mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu objek.
98
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) SIMPULAN 1. Pengetahuan yang dimilki perawat di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado sebagian besar memiliki pengetahuan baik. 2. Sikap yang dimilki perawat di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado sebagian besar memiliki sikap baik. 3. Pelaksanaan ketepatan identifikasi di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado memiliki pelaksanaan yang baik.
4. Ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di RSU pancaran Kasih GMIM Manado. 5. Ada hubungan Sikap perawat dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di RSU pancaran Kasih GMIM Manado.
SARAN 1. Bagi institusi Pendidikan. Kepada pihak institusi diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi bagi mahasiswa sehingga dapat menambah ilmu dan wawasan khususnya tentang pengetahuan dan sikap dalam pelaksanaan keselamatan pasien. 2. Bagi perawat dan pelayanan kesehatan. Hendaknya perawat dan para pelayanan kesehatan dapat meningkatkan dan mempertahankan pengetahuan dan
sikap dalam pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. 3. Bagi Peneliti selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan melalui penelitian yang lebih lanjut sebagai upaya pengembangan bidang ilmu keperawatan khususnya dalam menjaga dan meningkatakan pengetahuan dan sikap dalam pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan R.I (2011). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Pasien Safety, Edisi 2. KKP-RS.
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Citra : Jakarta. Nursalam 2008, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.
Hidayat, Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Salemba : Medika Jakarta. Joint Comission Resource (2005). Patient safety : Essential for Health Care.
Setiawaty, Dermawan (2008). Pendidikan Kesehatan. : Trans Info Media : Jakarta.
Kariadi. (2011). Prosedur Keperawatan, Nursing Standard Operating Prosedure Rumah Sakit. Dr. kariadi.
World Health Identification. 2004.
99
Organization. Patient Safety
Patient Solution,