E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) PERAN MOTIVASI PIMPINAN PADA TINGKAT KINERJA STAF PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN WERIMA KABUPATEN YAHUKIMO PROPINSI PAPUA ROLE OF MOTIVATION HEAD STOREY; LEVEL PERFORMANCE OFFICER OFFICE DISTRICT OF WERIMA SUB-PROVINCE of YAHUKIMO PROVINCE of PAPUA Enos Siep*, Billy W. Kountul**, Maurits H. Kuhu**. *Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif menggunakan metode penelitian survei untuk mengetahui dan mengkaji hubungan yang ada antara variabel motivasi pimpinan dengan kinerja kerja pegawai. Dilakukan di Kantor Kecamatan Werima Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua, pada November 2015 sampai Agustus 2016.Unit populasi adalah Staf Pegawaai dari Kantor Kecamataan Werima Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua.Dengan sampel 25 orang. Hasil pertanyaan di uraikan sesuai kerangka skripsi yang dibangun dengan jenis penlitian menggunakan penelitian kualitatif. Setelah data dikelompokan selanjutnya dianalisis sesuai dengan teori yang ada untuk mendapatkan hasl penelitian. Setelah dikelompokan maka kembali data di analisis dan diberi uraian sesuai teori yang ada. Setelah uraian ini maka data diberikan kesimpulan sesuai variabel dan indikator yang dibangun. 25 orang karyawan jawaban adalah terdapat prilaku pimpinan yang baik yang menunjukan pola kerja dari pimpinan yang baik. Pimpinan menunjukan sistem kerja yang baik dalam keseharian pekerjaan perusahan. Pimpinan melakukan motivasi kepada karyawan dalam kegiatan sehari hari dalam berbagai bentuk. Karyawan mendapatkan motivasi dari pimpinan dalam bekerja. Terdapat hubungan antara motivasi dan kinerja karyawan.Terdapat prilaku pimpinan yang baik terhadap pekerjaannya dan terhadap pekerjaan karyawan.Pimpinan menjalankan motivasi kepada karyawan dalam berbagai bentuk. Karyawan menerima motivasi dari pimpinan sehingga karyawan dalam keadaan termotivasi. Karyawan yang termotivasi menunjukan pekerjaan yang baik. Terdapat hubungan antara motivasi pimpinan dengan kinerja karyawan Terdapat hubungan antara motivasi karyawan dengan kinerja karyawan. Disarankan Pimpinan dan lembaga perlu menjaga prilaku pimpinan yang baik. Pimpinan dan lembaga perlu menjaga prilaku karyawan yang baik. Kata kunci : motivasi karyawan, kinerja karyawan
ABSTRAC The approach have been used in this study is a qualitative research method survey, to find and examine the existing relationship between the variables of motivation led to the performance of the employment. Conducted at the District Office Werima Yahukimo Papua Province, in November 2015 until August 2016. The unit's of population is a all staff of the disttricWerima Yahukimo Papua Province whom are 25 people that became a sample. The results of the question in accordance with the framework outlined thesis is built with the kind of reserch using qualitative metode. After the data were analyzed further classified in accordance with the existing theory to get result research. Once grouped, the back data in the analysis and the description given in accordance theory. After this description, the data given the appropriate conclusion of variables and indicators are built. 25 employees answer is that there is good leadership behavior that shows the work pattern of good leadership. Leaders show a good working system in the daily work of the company. Leadership to motivate the employees in their daily activities in various forms. Employees get the motivation of the leadership in the work. There is a relationship between motivation and performance of employees. There is good leadership behavior towards his job and the employee's job. Leaders run motivation to employees in various forms. Employees receive motivation from leadership so that employees in state motivated. Employees are motivated to show a good job. There is a relationship between motivation employee performance leadership with the relationship between employee motivation with employee performance. Suggested Leaders and institutions need to maintain a good leadership behavior. Leaders and institutions need to maintain good employee behavior. Keywords : employee motivation, employee performance. 14
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) PENDAHULUAN Aparatur sipil negara adalah salah satu elemen yang memegang tanggung jawab dalam suatu organisasi, baik itu dalam perencana. Pelaksana dan penggerak serta sekaligus bertindak sebagai pengawas dalam pembangunan bangsa ini. Mereka tersebar di berbagai departemen, lembaga tinggi dan perusahan lain, sehubungan dengan peran, fungsi, dan kedudukan aparatur sipil negeri (asn), sangat menentukan sukses atau tidaknya program pembangunan. Oleh karena itu, kepadanya perlu diberikan motivasi demi mencapai hasil kerja yang tinggi demi suksesnya program pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Di samping itu, para pengelolah pembangunan tidak hanya memerlukan pengetahuan dan keahlian di bidang ekonomi, politik, sosial dan teknologi, namun juga ditunjang administrasi yang baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya (Hasibun, 2006). Rencana kebijaksanaanyang bagaimana pun idealnya, juga tidak disertai dengan kemampuan dan keterampilan aparat, maka akan cenderung mengalami kegagalan dengan dimikian, dapat dikatakan sukses atau tidaknya kegiatan pemerintahan dan pembangunan, sangat ditentukan oleh kemampuan dan hasil kerja pegawai. Sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan. Dibutuhkan peningkatan kinerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas yang ada dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu, perlu diperhatikan sikap dasar pegawai terhada p diri sendiri, kompetensi, pekerjaan saat ini serta gambaran mereka mengenai peluang yang dapat diraih dalam struktur organisasi baru. Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa perubahan struktur organisasi yang baru dapat mengakibatkan ketegangan dan kecemasan karena menghadapi sesuatu yang berbeda dari sebelumnya (Nawawi, 2006) Pada setiap instansi pemerintah, bukan saja mengharapkan pegawai yang mampu, cakap, dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk itu, pimpinan hendaknya berusaha agar pegawai mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Disinilah pentingnya peranan motivasi pimpinan terhdap bawahannya untuk mendorong semangat kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. meningkatkan pemberian motivasi pada
pegawai pada akhirnya akan membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang produktif, kerjasama dan saling pengertian yang terjalin dengan baik oleh para pegawai akan memperlancar setiap kegiatan atau pekerjaan sehingga pelayan masyarakat akan terlaksana dengan baik (Cahyono dan Suharto, 2005). Pemberian motivasi kepada para pegawai akan saling berbeda sesuai dengan tingkat pendidikan dan jabatannya. Motivasi bawahan (staf) dilakukan dengan memberikan kesempatan dan tanggung jawab yang luas bagi pegawai untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi menjadi sangat penting karena dengan motivasi diharapkan setiap pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Motivasi akan memberikan inspirasi, dorongan, dan semangat kerja bagi pegawai sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara pegawai dan pimpinan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal. motivasi kerja pegawai juga berkenan dengan tuntutan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan yang selalu menginginkan untuk memperoleh pelayanan prima. disinilah pentingnya pegawai yang professional mampu memberikan pelayanan prima baik secara kualitas dan kuantitas (Mangkunegara,2000). Seorang yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi akan memperlihatkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan yang tidak puas akan memperlihatkan sikap yang negativ terhadap pekerjaannya itu sendiri. Kinerja kerja yang tinggi merupakan cerminan pegawai yang merasa puas akan pekerjaanya dan akan memenuhi semua kewajibannya sebagai pegawai atau mempunyai disiplin yang baik. Salah satu factor pendukung terciptanya kemampuan kerja pegawai yang tinggi adalah pemberian motivasi kepada pagawai. Berkaitan dengan hal di atas, maka salah satu variabel yang berpengaruh terhadap tingkat kerja pegawai adalah pemberian motivasi. Meningkatkan pemberian motivasi pada pegawai pada akhirnya akan membentuk aparatur sipil negara (asn) yang produktif, kerjasama dan saling pengertian yang terjalin dengan baik oleh para pegawai akan memperlancar setiap kegiatan atau pekerjaan sehingga pelayan masyarakat akan terlaksana dengan baik (Sedermayanti, 2009).
METOTODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
menggunakan metode penelitian survei Penelitian survei adalah penelitian yang
15
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) dilakukan pada populasi besar dan kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Dan penelitian ini dirancang untuk mengetahui dan mengkaji hubungan yang ada antara variabel motivasi pimpinan dengan kinerja kerja pegawai (Sugiono 2009). Peneliti menetapkan bahwa penelitian ini
akan dilakukan di Kantor Kecamatan Werima Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua. Dengan estimasi lama waktu adalah dilakukan pada bulan November 2015 sampai Agustus 2016. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Moleong, 1995).
HASIL PENELITIAN Werima merupakan suatu daerah yang unik dan strategis yang disebut Husagma, yang berada ditengah tenga kecamatan tetangganya antara lain, kecamatan Pasema dibagiian selatan, kecamatan Mugi di sebelah barat, sebelah timur kecamatan Kayo dan di bagian utara kecamatan Ukha. Di daerah ini dari nenekmoyang sampai turun temurun tetap tinggal di pulau ini dan duluh sebelum injil atau berita keselamatan injil tuhan allah mereka melakukan aktivitas sesuai dengan warisan turun temurun sala satu diantaranya adlah upacara adat, dan perang suku antar dua daerah perdekatannya yang tadi jelaskan kecamatan tetangganya yaitu kecamatan Mugi dan kecamatan Kayo. Husagama (Werima) mendiami oleh 11 suku yang berbedah, diantaranya suku Matuan, Esema, Siep, Lokon, Husage, Itlay, Pahabol Heselo, Kuan, Molama dan lainnya. Awalnya Werima ada dibawah wilayah kabupaten Jayawijaya (Wamena) namun lahirnya undang-undang No. 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi Papua, dan Lembaran Negara Ribuplik Indonesia No. 29 tahun 2002 tentang pembentukan kabupaten baru, provinsi Papua, dan Lembaran Negara RI. Tahun 2006 oleh bupati definitif kabupaten
Yahukimo Dr. Ones Pahabul, SE, MM. Di lantik 51 satu kecamatan bagi kabupaten Yahukimo termasuk kecamatan Werima dengan camat oleh alm. Elias Esema SE, dan sekarang dipimpin oleh Marthen Siep A.Md.Per, no urut 14 kecamatan, 13 kabupaten dan 19 provinsi Papua dengan berdasarkan: 1. 14 Desa Definitif 2. 4 SD Inpres, 2 SD Paralel dan 1 SMP 3. 13 Gereja didalamnya 4 dominasi gereja 4. Luas wilayah 800/35 kilo-meter. Sampai saat ini aktivitas pelayanan pemerintahaan terhadap masyarakat cukup baik walaupun banyak kekurangan dan kelemahan yang ada pada kantor dan pada para pegawai kantor kecamatan Werima selama 10 tahun umur kecamatan terebut diatas dari pimpinan camat lama maupun pimpinan yang baru menjalankan fungsi, tugas pokok dan tanggung jawabnya sebagai aparatur sipil negara kecamatan Werima kabupaten Yahhukimo dengan cukup baik oleh camat Werima Marthen Siep A.Md.Per dan sekretaris oleh ibu Ruth Asso A.Md. bendahara Jhony Esema dan beberapa staf pegawai pada kantor kecamatan Werima kabupaten Yahukimo provinsi Papua.
PEMBAHASAN PERAN MOTIVASI PIMPINAN PADA TINGKAT KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN WERIMA KABUPATEN YAHUKIMO PROVINSI PAPUA Dari hasil pertanyaan yang diberikan kepada 25 orang pada karyawan maka sebelumnya peneliti memaparkan hasil jawaban, dari hasil jawaban ini kemudian dibuatlah uraian mengenai hasil jawaban sesuai dengan teori yang dibangun. Sebagai bagian akhir dari hasil penelitian akan di gambarkan bagaimana keadaan dari motivasi pimpinan terhadap kinerja karyawan. Dari penelitian ini peneliti menyebarkan angket kepada 25 orang dengan memberikan simbol R1 sampai dengan R 25. Dari hasil penelitian
selanjutnya dalam hasil pembahasan dan disimpulkan peneliti mengelompokan menurut hasil jawaban yang sama kuat dan positif antara motivasi dan kinerja pegawai dimana berbagai data yang dikumpul, diperoleh dan dibandingkan dengan landasan teori dan dalam pembahasan penelitian ini: 1. Motivasi pimpinan 2. Kinerja pegawai 3. Evaluasi kerja 4. Pemberian reward 5. Ketepatan waktu
16
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) 1) Motivasi Sesuai hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, apabila memberikan motivasi yang tepat dan sesuai maka akan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai yang Profesional sesuai dengan bidang kerja. Pemberian motivasi merupakan suatu usaha untuk menyalurkan kemampuan sumber daya manusia sebaikbaiknya dengan jalan menempatkan karyawan yang tepat atau jabatan yang paling sesuai. Motivasi kerja pegawai juga berkenan dengan tuntutan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan yang selalu menginginkan untuk memperoleh pelayanan prima. Disinilah pentingnya pegawai yang professional mampu memberikan pelayanan prima baik secara kualitas maupun kuantitas. (Mangkunegara,2000). 2) Kinerja pegawai Seorang yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi akan memperlihatkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan yang tidak puas akan memperlihatkan sikap yang negativ terhadap pekerjaannya itu sendiri. Kinerja kerja yang tinggi merupakan cerminan pegawai yang merasa puas akan pekerjaanya dan akan memenuhi semua kewajibannya sebagai pegawai atau mempunyai disiplin yang baik. Salah satu factor pendukung terciptanya kemampuan kerja pegawai yang tinggi adalah pemberian motivasi kepada pagawai. (Sedermayanti, 2009).
3) Pemberian Reward dalam bentuk uang atau prestasi yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan (Mahmudi, 2005). Merupakan hasil yang telah dicapai. yang dilakukan karena adanya dorongan untuk mewujudkan sesuatu, yang hal tersebut dilakukan dengan sengaja dan direncanakan. Merupakan prestasi hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. Mangkunegara, (2000,). 4) Evaluasi Kinerja merupakan sebuah gejala dari rancangan besar perusahaan yang kurang tepat. Lewat penilaian prestasi kerja, kesalahan-kesalahan ini dapat ditemukan secepatnya sebagai proses pengukuran akan evektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 5) Ketepatan waktu dalam suatu perusahaan atau suatu kantor membutuhkan disiplin waktu yang tepat baik pimpinan maupun karyawannya agar memberikan pelayanann jasa kepada masyarakat maka perlu jadwal kehadiran para pegawai dan akan memberikan sangsi bagi pegawi yang sering terlambat dan juga yang tidak hadir, dalm bentuk pemotongan gaji (upah) dan sebagainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN 1.
2.
3.
Pimpinan menjalankan motivasi kepada karyawan karyawan menerima motivasi dari pimpinan dengan baik sehingga karyawn dalam keadaa termotivasi . Pimpinan dan lembaga perlu menjaga perilaku yang pimpinan yang baik.
4.
Pimpinan dan lembaga perlu menjaga perilaku karyawan yang baik
5.
Pimpinan dan karyawan menjalankan disiplin waktu yang baik.
SARAN 1.
Piminan dan lembaga perlu menjaga perilaku yang sudah baik, dalam bekerja
2.
Pimpinan dan lembaga perlu menjaga perilaku karyawan yang sudah baik, dan
memperbaiki beberapa kesalahan karyawan dalam hal ketetapan waktu 3.
17
Jika pimpinan tidak ada sebaiknya karyawan tetap melakukan pekerjaan sesuai standar dalam bekerja.
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)
DAFTAR PUSTAKA Cahyono dan Suharto, 2005 Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia, Jurnal, Jogyakarta Gibson, Ivancevich. 1984, Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses Hasibuan, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Angkasa Jakarta Mangkunegara 2000. Manajemen Daya Manusia Perusahaan
Sumber
Nawawi, 2006 Kepemimpinan Jogyakarta: UGM Press
yang
efektif
Schuler dan Jackson, 2003 Motivasi dan Keperibadian 1 dan 2 Edisi satu Bandung, Remaja Rosda Karya Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan, R&D Bandung
18