E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PATIENT SAFETY DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RISIKO PASIEN JATUH DI RUANG INTERNA RSUD MARIA WALANDA MARAMIS AIRMADIDI RELATIONS NURSES KNOWLEDGE ABOUT PATIENT SAFETY PRECAUTIONS RISK PATIENTS WITH FALL IN THE INTERNA HOSPITAL MARIA WALANDA MARAMIS AIRMADIDI Erma Wati Kilateng, Julianus Ake, Estefina Makausi Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon.
ABSTRAK Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman ditujukan untuk mengarahkan dan membimbing perawat dalam melaksanakan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh dengan baik. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Penerapan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh berkaitan dengan patient safety untuk mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan pada pasien dirumah sakit antara lain penilaian Morse Fall Scale, memasang gelang identifikasi berwarna kuning pada pergelangan, tanda pencegahan jatuh di papan tempat tidur, mengatur tinggi rendahnya tempat tidur, memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan terpasang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang patient safety dalam menerapkan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh di Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Metode: Desain penelitian ini adalah pendekatan Cross Sectional. Pada penelitian ini populasinya adalah perawat di Ruang penyakit dalam Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Jumlah sampel 33 orang perawat. Penelitian ini dilakukan bulan Februari-Maret 2015. Hasil: Pengetahuan perawat sebanyak 21 orang (64%) ada pada kategori Tidak dilakukan, dan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh 29 orang (88%) ada pada katergori Tidak dilakukan dengan menggunakan uji statistik Spearman rho dengan nilai signifikansi α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,011 berarti p < 0,05 dengan koefisien korelasi r =0,439 yang berarti terdapat hubungan yang Sedang antara pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh.. Kata Kunci : perawat, patient safety, tindakan pencegahan risiko pasien jatuh, pengetahuan
ABSTRACT Safety patient (Patient Safety) hospital is a system where hospitals make patient care safer intended to direct and guide nurses in implementing preventive measures fall with good risk patients. The system is expected to prevent injury caused by errors due to perform an action or no action is supposed to do. The application of preventive measures related to the patient's risk of falling patient safety to prevent the occurrence of unexpected events in hospitalized patients include Morse Fall Scale assessment, installing yellow identification bracelet on the wrist, a sign of fall prevention in bed board, set the level of the bed, make sure bed safety rail in installed state. This study aimed to determine the knowledge of nurses about patient safety by implementing preventive measures risk patient falls in hospitals Maria Space Interna Walanda Maramis Airmadidi. Methods: The study design was cross-sectional approach. In this study population was nurses in hospital medicine Interna Mary Walanda Maramis Airmadidi. Number of samples 33 nurses. This research was conducted in February-March 2015. Results: Knowledge of nurses at least 21 people (64%) do not exist in the category, and risk prevention measures fell 29 patients (88%) is in the category Not done using Spearman rho test with value of significance α = 0.05 p value = 0.011 means p <0.05 with a correlation coefficient of r = 0.439, which means that there is a relationship between knowledge Medium nurses about patient safety at risk prevention measures patient falls. Keywords: nurse, patient safety, patient's fall risk prevention measures, knowledge
96
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
PENDAHULUAN Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah tersebut akar masalah masih banyak ditujukan sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit kepada faktor petugasnya bukan pada sistem membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem (KKP-RS, 2010). tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi Mengingat resiko pasien jatuh sangat dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan besar maka kita perlu memikirkan berbagai risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, macam cara untuk mengurangi terjadinya hal kemampuan belajar dari insiden dan tindak tersebut. Hal ini dilakukan dengan maksud lanjutnya serta implementasi solusi untuk untuk mencegah atau mengurangi resiko meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut pasien mengalami cedera sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera mempercepat dari pada proses yang disebabkan oleh kesalahan akibat penyembuhannya. Misalnya kita dapat melaksanakan suatu tindakan atau tidak memberikan penambahan tempat tidur yang melakukan tindakan yang seharusnya mempunyai penghalang disamping tempat dilakukan. (Panduan Nasional Keselamatan tidur. Pemasangan pengaman tempat tidur ini Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006). sangat penting disediakan terutama pada World Health Organization (WHO) pada pasien dengan penurunan kesadaran dan Tahun 2004 menngumpulkan angka-angka gangguan mobilitas. Contoh lain adalah penelitian rumah sakit di berbagai negara: penggunaan bel. Anjurkanlah klien untuk Amerika, Inggris Denmark, dan Australia, menggunakan bel bula membutuhkan bantuan, ditemukan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) karna bila tidak dikhawatirkan terjadi sesuatu dengan rentang 3,2- 16,6%. Nadzam (2009) yang tidak terduga yang mengakibatkan pasien melaporkan survei yang dilakukan oleh Morse terjatuh dan memperparah cederanya atau pada Tahun 2008 tentang kejadian pasien jatuh membuat cedera baru. di Amerika Serikat . Hasil survei menunjukan Dalam upaya mengurangi resiko pasien 2,3- 7/1000 pasien jatuh dari tempat tidur setiap cedera karna jatuh kita perlu memperhatikan hari. beberapa hal seperti usia, riwayat jatuh, Di Indonesia sendiri kejadian tentang aktivitas, defisit (penglihatan, pendengaran), KTD apalagi nyaris cedera (near miss) masih kognitif, pola BAB dan BAK, mobilitas/motori. langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan Kita harus memperhatikan usia karena resiko tuduhan malpraktik yang belum tentu sesuai jatuh orang yang lanjut usia misal 65 tahun dengan pembuktian akhir (Depkes, 2008). akan lebih tinggi dibanding pada usia dewasa, Kejadian di jawa dengan jumlah penduduk biasanya semakin bertambah tua usia sebanyak 112 juta penduduk yang mengalmi seseorang tingkat penglihatannya akan kejadian merugikan sebanyak 4.544.711 menurun, penurunan ini pun harus kita orang yang dapat dicegah sebanyak 2.847.288 perhatikan karna penurunan penglihatan jelas orang, cacat permanen sebanyak 337.000 dapat mengganggu orang tersebut beraktivitas orang, kematian sebanyak 121.000 orang dan dapat menyebabkan suatu cedera. dengan beban ekonomi sebesar 495 M. Morse Fall Scale (MFS) bertujuan Prevalensi kejadian medis yang merugikan untuk memberikan kaselamatan pasien dewasa pasien Jawa Tengah dan DIY menurut sebuah di RS, mencegah terjadinya pasien jatuh di RS, hasil penelitian adalah sebesar 1,8%-88,9% Intevensi pecegahan pasien jatuh antara lain (Sunaryo, 2009). ). Dari hasil penelitian yang penilaian MFS, memasang gelang identifikasi dilakukan oleh Hennessy, et al (2006) yang pasien risiko jatuh berwarna kuning pada menyebutkan SULUT termasuk dalam bidang pergelangan pasien, tanda pencegahan jatuh pelayanan kesehatan masih belum maksimal (label segitiga kuning/merah) dipapan tempat dimana masih minimnya petugas medis dan tidur, menuliskan di whiteboard pada nurse sarana prasarana. Hal ini yang menyebabkan station, mengatur tinggi rendahnya tempat tidur terjadinya kejadian yang tidak diharapkan sesuai dengan prosedur pencegahan pasien dalam pelayanan di rumah sakit sehingga jatuh, memastikan pagar pengaman tempat merugikan pasien sebesar 47,5%-60,88%. tidur dalam keadaan terpasang, pada pasien Laporan insiden keselamatan pasien gelisa menggunakan restrain atau baju Apol yang diterima oleh KKP-RS dari rumah sakit di (Sarwono, 2004). Program patient safety Indonesia keseluruhan berjumlah 351, yakni tersebut diatas diharapkan dapat mencegah pada bulan September 2006 sampai dengan terjadinya cedera yang disebabkan oleh Desember 2007 jumlah laporan 114 dan pada kasalahan/error akibat melaksanakan suatu periode Januari sampai dengan April 2010 tindakan atau tidak melakukan tindakan yang (kuartal I). Laporan insiden keselamatan pasien seharusnya dilakukan dan meningkatkan yang dikirimkan oleh rumah sakit masih banyak pertanggung jawaban rumah sakit terhadap yang belum diisi secara lengkap. Dari laporan pelayanan yang diberikan kepada pasien
97
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
(DepKes RI, 2006). Memberikan keselamatan kepada pasien merupakan hal yang sangat penting. Dan untuk mencapai keselamatan pasien diperlukan sasaransasaran keselamatan pasien, salah satunya adalah mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh. Bila resiko pasien cedera karna jatuh ini bisa dikurangi, maka proses penyembuhan klien akan lebih cepat. Tanggung jawab sasaran ini terutama ada pada rumah sakit selaku penyedia fasilitas, namun segala komponen yang terkait juga punya tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan pasien. Hasil survei data awal peneliti di RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi sendiri di laporkan dalam tiga bulan terakhir ini dimana pada bulan Agustus sampai Oktober jumlah
pasien adalah 166 pasien 26 di antaranya adalah risiko pasien jatuh dimana pada bulan Agustus terdapat 6 pasien, bulan September 9 pasien dan pada bulan Oktober sampai November 11 pasien (Buku register RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi). Dan dari data yang di dapat dari ketiga ruangan Perawatan Interna dengan jumlah perawat 33 sampel. Dan ada beberapa perawat yang pernah mengikuti pelatihan patient safety. Diketiga ruang Interna sendiri terdapat 50 tempat tidur. Berdasarkan data yang dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Patient Safety Dengan Tindakan Pencegahan Resiko Pasien Jatuh di RSU Maria Walanda Maramis Airmadidi”.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian survei responden untuk mengisi kuesioner yang ada analitik, dengan menggunakan pendekatan Namun sebelumnya, diminta persetujuan dari Cross Sectional mengenai Hubungan responden melalui informed consent. Apabila Pengetahuan perawat tentang patient safety responden setuju maka dilanjutkan dengan dengan tindakan pencegahan risiko pasien pengisian kuesioner sesuai dengan petunjuk jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis pengisian yang digunakan. Airmadidi yang dimana variabel bebas yang Jawaban dari kuesioner dan obervasi yang terikatnya di ukur dalam waktu yang bersamaan telah dihitung secara manual, akan dilakukan (Nursalam, 2008). uji analisis untuk mengetahuai hubungan antara Penelitian Cross Sectional adalah jenis variabel independent dan variabel dependent penelitian yang menekankan pada waktu dengan menggunakan uji statistic yang sesuai pengukuran atau observasi data variabel dengan skala data yang tersedia. independen dan dependen hanya satu kali, Metode yang digunakan dalam pada satu saat. Pada studi ini akan diperoleh pengambilan atau pengumpulan data adalah prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dengan menggunakan kesioner dan observasi. dependen) dihubungkan dengan penyebab Langkah-langkah yang dilakukan dalam (variabel independent) (Nursalam, 2008). pengumpulan data, yaitu: Persiapan ditempat Untuk melakukan pengumpulan data penelitian berupa cek ruangan, cek responden peneliti menggunakan instrumen sebagai (jumlah perawat), pelaksana memperkenalkan pedoman pengumpulan data yang digunakan nama dan identitas peneliti, memeriksa kembali adalah kuesioner dengan multiple choice dan kelengkapan kuesioner atas jawaban yang observasi dimana, peneliti menyuruh diberikan responden. Setelah di isi pastikan responden untuk memberikan responden untuk terisi dengan lengkap, maka kegiatan memberikan tanda silang [X] pada pilihan selanjutnya adalah tahap pengolahan data dan jawaban yang tepat menurut analisa data. Hasil Penelitian Analisa Univariat Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 39%13Oran g
Umur 36%12Oran g
20-30 31-40
25%8Ora ng
>40
Gambar 5.1 Distribusi reponden berdasarkan umur di ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi.
98
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur menunjukan
bahwa yang paling banyak responden adalah berumur >40 tahun yakni 13 orang (39%)
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin 15%5Orang
Laki-laki
85%28Ora ng
Perempuan
Gambar 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin didapatkan mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan yakni 28 orang (85%).
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan 42%14Oran g
Tamat SMA Tamat Perguruan tinggi
58%19Oran g
Gambar 5.3 Distribusi responden berdasarkan Tingkat pendidikan di ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir responden paling banyak
telah tamat perguruan tinggi yakni 19 Orang (58%).
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status Perkawinan 85%28Ora ng
Kawin 15%5Oran g
Belum Kawin
Gambar 5.4 Distribusi responden berdasarkan Status Perkawinan di ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Karakteristik responden berdasarkan Status
responden paling banyak telah kawin yakni 28 Orang (85%).
99
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Patient Safety
Pengetahuan Perawat 6%2Ora ng
64%21Oran g
Baik Cukup
30%10Ora ng
Kurang
Gambar 5.5 Gambaran responden Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Patient Safety di ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi Februari-Maret 2015. Dapat dilihat bahwa responden berdasarkan Pengetahuan Perawat Tentang Patient Safety di Ruang Interna RSUD Maria Walanda
Maramis Airmadidi. Yang paling banyak pada tingkatan kurang yaitu sebanyak 21 orang (64%).
Karakteristik Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Tindakan Pencegahan Risiko Pasien Jatuh 12%4Orang Dilakukan Tidak Dilakukan
88%29Orang
Gambar 5.6 Gambaran responden berdasarkan Tindakan pencegahan Risiko pasien Jatuh di ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi Februari-Maret 2015. Dapat dilihat bahwa karakterisrik responden berdasarkan tindakan pencegahan risiko pasien
jatuh menunjukan berada pada tingkatan kurang yaitu sebanyak 29 orang (88%).
Analisa Bivariat Tindakan Pencegahan Risiko Pasien Jatuh Pengetahuan Perawat Patient Safety
Dilakukan N Baik Cukup Kurang
Total
1 3 4
%% - 33 99 12
%
Jumlah
2 9 18 29
6 27 54 88
2 10 21 33
Koefisien Korelasi Spearman Rho (r)=0,439 Signifikansi (p) = 0,011 < (0,05)
100
Total
Tidak Dilakuka n N
% 6 30 64 100
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Tabulasi Silang Hubungan Pengetehuan Perawat Tentang Patient Safety Dengan Tindakan Pencegahan Risiko Pasien Jatuh Di Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Dari hasil tabulasi silang dari 33 responden yang paling banyak adalah 29 orang atau 88% pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh. Dari hasil Uji Statitik Corelations spearman rho menunjukan signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah
(p)=0,011, koefisien korelasi (r)=0,439, menunjukan tingkat hubungan yang Sedang antara pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi.
Pembahasan Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Patient Safety dengan Tindakan Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Dari Hasil pengolahan data pada tabel tabulasi silang Hubungan pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh menunjukan paling besar prosentasinya adalah kurang yaitu 29 orang atau 88%. Analisa menggunakan uji statistik Spearman Rho dengan nilai signifikansi α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,011 berarti p < 0,05 sehingga ada hubungan antara variabel bebas dan terikat. Didapatkan pula koefisien korelasi (r) = 0,439 yang berarti tingkat hubungan kedua variabel memiliki hubungan yang Sedang antara pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh di RSUD M.W.Maramis Airmadidi. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Tenaga perawat salah satu yang bertanggung jawab untuk membantu pasien mendapatkan haknya dalam keselamatan pasien selama dirawat. Usaha untuk meningkatkan keselamatan pasien harus dimulai dari pemahaman perawat untuk bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur dalam konteks prinsip keselamatan pasien (DepKes R.I, 2008). Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley, 2006) Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan,
lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006). Mengingat resiko pasien jatuh sangat besar maka kita perlu memikirkan berbagai macam cara untuk mengurangi terjadinya hal tersebut. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi resiko pasien mengalami cedera sehingga mempercepat daripada proses penyembuhannya. Misalnya kita dapat memberikan penambahan tempat tidur yang mempunyai penghalang disamping tempat tidur. Pemasangan pengaman tempat tidur ini sangat penting disediakan terutama pada pasien dengan penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas.. (Lumbantobing, 2014) Maka sesuai hal diatas, didukung oleh teori Menurut Nursalam dan Pariani (2001). Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, symbol, prosedur, teknik dan teori. Pengetahuan menurut The American Heritage (2004), adalah ingatan material yang dipelajari, meliputi kemampuan mengingat luasnya materi, dari data yang spesifik sampai teori yang lengkap. Seorang perawat dikatakan profesional, jika memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap profesional sesuai kode etik profesi. Menurut Tim Depkes (1987) Patient Safety atau keselamatan adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Asumsi peneliti, hal ini disebabkan oleh:
101
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Rendahnya tingkat pengetahuan perawat menyebabkan kurangnya pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh. Berdasarkan hasil yang didapat setelah penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan perawat menyebakan kurangnya pengetahuan atau pemahaman perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh.
Dengan melihat hasil data univariat sangat jelas terlihat bahwa pengetahuan perawat dan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh memiliki penilaian tertinggi pada kategori kurang. Ini menunjukan bahwa pengetahuan perawat tentang patient safety memiliki hubungan dalam melakukan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh di RSUD M.W. Maramis Airmadidi.
Kesimpulan 1.
Pengetahuan perawat tentang patient safety di Ruang Interna A, B dan C RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi sebagian besar memiliki pengetahuan kurang.
2. Tindakan pencegahan risiko pasien jatuh di Ruang Interna A, B, dan C RSUD Maria Walanda Maramis adalah kurang. 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan tindakan perawat tentang patient safety dengan pencegahan risiko pasien jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang di uraikan di atas maka, saran yang dapat diberikan sebagai berikut. 1. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan dalam menangani tentang betapa pentingnya tingkat pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan mencegah risiko pasien jatuh. 2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan, acuan, dan
pertimbangan bagi institusi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang ada di rumah sakit dengan menyediakan ruangan khusus pasien dan alat-alat pengaman di ruangan pasien untuk membantu meminimalisasi keadaan yang di alami pasien. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan dan data dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan patient safety yang belum di teliti.
Daftar Pustaka Aryani. (2009). Analisis pengetahuan dan motivasi perawat yang mempengaruhi sikap mendukung penerapan program patient safety di instalasi perawatan intensif di RSUD Dr. Moewardi surakarta. tesis tidak diterbitkan. semarang . Program pascasarjana UNDIP Agus. Hary S. (2012),Pencegahan pasien jatuh sebagai strategi keselamatan pasien: sebuah sistematik review. online . Adib A. (2009). Materi Seminar Nasional Keperawatan dengan tema
“Sistem Pelayanan Keperawatan dan Manajemen Rumah Sakit untuk Mewujudkan PatientSafety” Departemen kesehatan R.I .(2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety). Edisi 2. KKP-RS. DR. dr. Andry, M. M. (2011). Keselamatan Pasien Versi Standar Internasional IPSG (International Patient Safety Goal). Yogyakarta Gartina, T. (2003). Mencegah Clinical Error dalam pelayanan keperawatan. Kongres Persi .
102
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Godfrey, S. (2003). Using tools to assess and prevent inpatient falls. In:joint commission journal on Quality & safety.
Nadzam, D. M. ( 2009). Celebrating nurse: Operating at the sharp end of safe patient care.
KARS,
Notoatmodjo,S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
KKP-RS. (2011). Workshop keselamatan pasien dan Manajemen Risiko Klinis di Rumah. Jakarta : PERSI.
Komariah, S. (2012). Peran keperawatan dalam menurunkan insiden keselamatan pasien. online . Lestari.Trisasi.(2006). Konteks mikro dalam implementasi patient safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006,1-3. Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Pabuti, Aumas. (2011). 7 langkah menuju keselamatan pasien (KP) Rumah sakit. Procedings of expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas University. Indonesia. Potter & Perry.(2008). Buku ajar fundamental kaperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi 4. ECG. Jakarta. RSA. 2013. Panduan Risiko Jatuh Rumah Sakit Advent Bandung. Bandung
103