Wealth Management Newsletter - Desember 2012
1 | Market Perspective | Desember 2012
Nasabah yang terhormat, Sebuah tahun yang luar biasa hampir kita lalui tidak lama lagi. Dinamika ekonomi global beserta dengan fluktuasinya selalu menjadi hal yang menarik untuk diikuti dari waktu ke waktu. Dunia investasi semakin penuh dengan tantangan baru yang akan siap dihadapi di tahun 2013 nanti. Dalam edisi terakhir di tahun 2012 ini, kami menyoroti salah satu perhatian utama ekonomi global saat ini, yakni penyelesaian masalah fiscal cliff di Amerika Serikat. Masalah ini diestimasi akan menjadi salah satu penentu pergerakan ekonomi global di tahun 2013. Dari wilayah Asia dan ekonomi domestik sendiri, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) menjadi tema utama dalam bahasan kami di edisi ini. Kenaikan UMP akan semakin memperkokoh perekonomian Asia khususnya Indonesia, dikarenakan semakin meningkatnya daya beli masyarakat yang akan semakin memperkuat konsumsi domestik sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, investor juga harus mempertimbangkan dampak dari kenaikan biaya produksi perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi laba perusahaan khususnya sektor industri yang padat karya, dan kemungkinan juga akan mendorong naik risiko inflasi. Akhir kata, saya beserta jajaran direksi dan eksekutif Commonwealth Bank, mengucapkan Selamat Hari Raya Natal, bagi Anda yang merayakan dan Selamat Tahun Baru 2013, sukses selalu bagi kita semua. Salam hangat, Ian Whitehead Director of Retail and Business Banking
Global Outlook
M
endekati akhir tahun 2012, dinamika ekonomi global semakin menarik untuk disimak, meskipun banyak tantangan tahun 2012 yang masih akan mewarnai tahun 2013 seperti misalnya laju pemulihan ekonomi yang lebih lamban dari harapan, kondisi suku bunga yang rendah di pasar obligasi negara-negara maju, dan juga fluktuasi yang disebabkan oleh ketidakpastian politik. Untuk saat ini, fokus dan perhatian investor global akan berpusat pada penyelesaian masalah fiscal cliff, diskusi tentang pembentukan kesatuan perbankan di Uni Eropa, belum lagi potensi kenaikan angka inflasi di tahun 2013 akibat naiknya harga komoditas dan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP). Risiko-risiko tersebut juga diimbangi oleh beberapa sentimen positif bagi ekonomi makro global seperti harga rumah di Amerika Serikat (AS) yang mulai meningkat kembali, ekonomi China yang tumbuh lebih stabil serta tren kenaikan UMP di berbagai negara Asia yang akan meningkatkan daya konsumsi masyarakat Asia. Memasuki tahun 2013, Investor direkomendasikan untuk menjaga keseimbangan portfolio investasi untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya fluktuasi ekonomi global pada periode tersebut
FISCAL CLIFF Components of the US Fiscal cliff Possible change in deficit = $605 billion
Bush-era tax cut expiration $221 billion $105b Payroll tax relief expiration Tax extender expiration Health care $18 reform taxes
Other revenue / spending changes
$95b $65b
Budget sequester
$65b
Emergency $26b unemployment benefits $11b Medicare doctor payment cut
ekonomi AS. Sambil menunggu solusi, sentimen para korporasi dan investor menjadi negatif karena ekonomi AS dikuatirkan akan melambat signifikan dan pasar finansial global pun sering kali mendapatkan imbas koreksi. Sampai kesepakatan solusi tercapai, ketidakpastian ini diekspektasi akan mewarnai pegerakan indeks global dan juga menekan selera investasi korporasi dan tingkat keyakinan konsumen yang kemudian berdampak pada pengetatan belanja rumah tangga. Pertumbuhan dan Inflasi di negara Asean GDP Growth forecast: Asean, Emerging Asia, US and Europe 2011-4F 2011 Actual
Sumber: Bloomberg Pictet Sumber : Fidelity dan Investments
Di awal tahun 2013 ini, masalah fiscal cliff AS akan mendominasi perhatian pelaku pasar global. Program tax relief/tax cut (keringanan/ pemotongan pajak) dan spending cut (pemotongan anggaran belanja pemerintah), sebelumnya diberikan oleh pemerintah Bush dan kemudian diperpanjang oleh Presiden Obama, untuk memberikan stimulus bagi ekonomi AS selama 12 tahun ini. Kebijakan tersebut turut menyebabkan deifisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) AS sejak tahun 2009 mencapai lebih dari USD 1 trilliun. Di tahun 2012 kebijakan tersebut berhasil mendorong ekonomi AS kembali ke jalur pemulihan. Kedua program ini akan segera berakhir di awal tahun 2013 , sehingga menimbulkan ketidakpastian di pasar mengenai kondisi ekonomi AS tahun depan. Pemerintah AS saat ini sedang mencari solusi agar kedua program ini tidak berakhir serentak dikarenakan berpotensi menekan 4-5% dari pertumbuhan
US Europe Emerging Asia • China • India Asean • Indonesia • Malaysia • Philippines • Singapore • Thailand
1.8 1.5 7.4 9.3 6.5 4.7 6.5 5.1 3.9 4.9 0.1
2012 F’Cast
2013 F’Cast
2014 F’Cast
2.1 -0.4 6.2 7.7 5.5 5.2 6.1 5.2 6.3 1.4 5.3
1.5 -0.3 6.6 8.1 6.5 5.0 5.8 4.7 5.7 2.5 4.5
2.8 0.5 6.8 7.7 6.5 5.3 6.2 5.2 5.7 2.4 5.0
Sumber : BofA, Merrill Lynch Global Research, CEIC
Menghadapi tahun 2013 yang penuh kesempatan tetapi juga tantangan, ekonomi yang pertumbuhannya bergantung kepada perdagangan seperti Singapura, Malaysia dan Thailand dinilai akan lebih rentan terhadap perlambatan pertumbuhan global. Negara yang pertumbuhan ekonominya lebih bergantung kepada konsumsi domestik akan lebih dapat menyeimbangkan imbas negatif dari melambatnya ekspor. Di tahun 2012 ini, ASEAN menunjukkan ketahanan yang baik dalam kondisi pertumbuhan ekonomi global yang
lemah termasuk China, India dan Asia utara. Pertumbuhan ekonomi ASEAN diekspektasi menguat +5,2% ditahun 2012 (dibandingkan +4,7% ditahun 2011). Sebaliknya, di tahun 2013 negara-negara di Asia berkembang tumbuh lebih lambat dari +7,4% di tahun 2011 menjadi +6,2% in 2012, terutama karena perlambatan ekonomi China yang lebih lambat dari ekspektasi. Tingkat inflasi negara-negara di Asia di tahun 2013 diekspektasi akan meningkat ke 4,4% dari 3,7% tahun 2012 ini, hal ini didorong oleh pertumbuhan permintaan domestik, kenaikan UMP, dan menurunnya subsidi energi (untuk negara Indonesia, Malaysia dan Thailand). Pengucuran QE3 oleh the Fed juga dapat menyebabkan tekanan inflasi karena mendorong naik harga komoditas. Di tahun 2013 ini, UMP dinaikkan secara signifikan di beberapa negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia yang berpotensi menyumbang kenaikan inflasi. Meski demikian, kenaikan UMP ini diekspektasi akan memperkuat konsumsi domestik yang merupakan motor pertumbuhan bagi banyak negara-negara di Asia saat ini. Minimum Wage Trends 250 200
Monthly Minimum wage trends (US$) Indonesia
Thailand
Philippines
China
Vietnam
150 100 50 0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : CEIC & Morgan Stanley Research. Data for Thailand refers to daily minimum wage for Bangkok converted to a monthly rate; Data for Philippines refers to daily minimum wage for nonagricultural sector converted to a monthly rate; Data for China refers to monthly minimum wage for Beijing. Data for Vietnam refers to onthly minimum wage for FDI companies in region 1.
2 | Market Perspective | Desember 2012
Local Outlook
J
ika dibandingkan negara kawasan lainnya, Indonesia masih menawarkan fundamental yang lebih baik, akses kepada likuiditas global yang terbuka dan tingkat imbal hasil yang tinggi dan menarik. Kestabilan politik domestik juga diperkirakan paling tidak dapat bertahan sampai tahun 2014 pemilu nanti. Secara garis besar, Indonesia berada pada posisi yang menarik untuk investor walaupun ada berbagai perkembangan yang bisa memicu fluktuasi. Beberapa hal yang menjadi sorotan yaitu: neraca perdagangan yang defisit, wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serta harga Tarif Dasar Listrik (TDL) pada 2013 dan dampaknya terhadap inflasi. Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang signifikan serta pembatasan bidang pekerjaan alih daya, dikhawatirkan akan memangkas laba korporasi dan mengurangi atraktivitas Indonesia sebagai pusat industri dan manufaktur. Untuk jangka panjangnya, kenaikan UMP ini merupakan hal yang positif untuk mendorong daya beli domestik yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga reksadana yang mempunyai alokasi pada sektor konsumer merupakan pilihan yang menarik untuk diakumulasi.
Neraca Perdagangan Pada bulan Oktober, neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit tertinggi sepanjang sejarah perdagangan Indonesia yang mencapai USD1,55 miliar. Ekspor dilaporkan menurun 7,9% YoY (vs. -9.4% di bulan September) karena menurunnya harga Crude Palm Oil (CPO) dan komoditas energi. Sebaliknya impor mencatat pertumbuhan 9,2% YoY di bulan Oktober (vs. +1,2% di bulan September) karena didorong oleh meningkatnya impor bahan baku dan barang modal, dengan defisit neraca perdagangan minyak dan gas Indonesia yang semakin melebar ke USD2,28 miliar di bulan Oktober (dari USD2 miliar di bulan September) dikarenakan meningkatnya impor bahan bakar minyak. Hal ini diprediksi akan mendorong pemerintah untuk segera mengurangi beban subsidi untuk menekan defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan
Dampak jangka pendeknya, adanya perpindahan aliran pendapatan dari korporasi kepada konsumen sehingga konsumsi domestik diekspektasi akan meningkat. Dampak dari kenaikan upah ini juga kemungkinan tidak akan terlalu menekan sektor konsumer dan ritel tetapi akan menekan laba produsen komoditas. Kemungkinan biaya upah yang meningkat tidak sepenuhnya dapat dibebankan dalam kondisi melemahnya ekspor akibat pelemahan ekonomi global saat ini. Sektor yang juga mendapatkan imbas negatif yaitu sektor industri padat karya dan mempunyai ketergantungan kepada buruh, seperti agrikultur, ritel, hotel, restoran, konstruksi dan manufaktur.
2012 Min wage increase
Rp mn/month
Rp mn/month
%YoY
%YoY
Aceh
1.40
1.55
3.7%
10.7%
Sumatera Utara
1.20
1.31
15.9%
8.7%
Sumatera Barat
1.15
1.35
9.0%
17.4%
Kep. Riau
1.02
1.37
10.5%
34.5%
Jambi
1.14
1.30
11.1%
13.8%
Banagka Belitung
1.11
1.27
8.4%
14.0%
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menyetujui kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta efektif tahun 2013 sebesar 43,87% dari Rp1,529,150 (USD164) menjadi Rp2,200,000 (USD230) per bulan.
Bengkulu
0.93
1.20
14.1%
29.0%
Kalimantan Barat
0.90
1.06
12.2%
17.6%
Kalimantan Selatan
1.23
1.34
8.8%
9.2%
Kalimantan Tengah
1.33
1.55
17.0%
17.0%
Kalimantan Timur
1.18
1.75
8.6%
48.9%
Sulawesi Selatan
1.20
1.44
9.1%
20.0%
Selain kenaikan UMP, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga menerbitkan aturan tentang pelaksanaan bisnis alih daya (outsourcing) dimana adanya pembatasan bidang pekerjaan outsourcing dan penerapan pemborongan pekerjaan.
Jakarta
1.63
2.20
18.6%
43.9%
National Average
1.12
Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta selama 10 tahun terakhir Tahun
UMR/UMP
2003
631,554
Kenaikan 6,80%
2004
67,550
6,30%
2005
711,843
6,00%
2006
819,100
15,10%
2007
900,560
9,90%
2008
972,604
8,00%
2009
1,069,865
10,00%
2010
1,118,009
4,50%
2011
1,290,000
15,38%
2012
1,529,150
18,53%
2013
2,200,000
43,87%
Manufacturing Costs: Still Low in Region Context 800 700 600
Manufacturing wage/month (US$) China
India
Malaysia Philippines
Myanmar Thailand
Cambodia
Vietnam
500 400 300 200 100 0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber : Euromonitor and Morgan Stanley Research
2013 Minimum Wage Plans for Selected Areas 2013 Minimum wage
Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta
Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia dan diharapkan akan mendiversifikasi konsentrasi investasi tidak hanya di wilayah Jakarta.
Selected Area
2012 Minimum wage
2013 Min wage increase
13.4%
Sumber : Various news sources, CEIC dan Morgan Stanley Research
Karena kenaikan biaya upah, iklim investasi dikhawatirkan akan mengalami penurunan. Jika kenaikan UMP tidak sebanding dengan kenaikan produktivitas, laba korporasi akan tertekan, sehingga insentif untuk menambah investasi yang diperlukan akan berkurang. Berkurangnya investasi akan mengurangi lapangan kerja yang tersedia, yang kemungkinan bisa menekan konsumsi domestik dalam jangka menengah. Yang menjadi sorotan adalah kenaikan tahunan UMP akan signifikan kedepannya. Tetapi dibandingkan kawasan lainnya, UMP 2013 masih relatif rendah. Walaupun memperhitungkan kenaikan UMP tahun 2013 ini, biaya manufaktur di Indonesia masih relatif rendah di wilayah Asia, terkecuali UMP wilayah Jakarta. Karena itu, kenaikan UMP diekspektasi tidak akan mempengaruhi aliran
Risiko Inflasi Indonesia melaporkan data Inflasi bulan November di bawah ekspektasi pasar di level 4,3% YoY yang menunjukkan penurunan harga makanan, pakaian dan rumah. Bank Indonesia (BI) memproyeksi tingkat inflasi sampai akhir tahun 2012 akan mencapai 4,6%. Risiko inflasi di tahun 2013 diestimasi meningkat dengan adanya wacana kenaikan harga BBM bersubsidi serta harga Tarif Dasar Listrik (TDL) pada 2013. Pemerintah dapat menaikkan harga BBM bersubsidi tanpa persetujuan DPR jika Indonesia Crude Price (ICP) menembus USD100/barel. Kenaikan harga BBM diestimasi dapat mencapai +33% di pertengahan tahun 2013. Pemerintah juga berencana menaikkan harga Tarif Dasar Listrik (TDL) pada 2013 sebesar 5%-15% untuk menekan subsidi listrik yang diprediksi akan efektif per 1 Januari 2013 atau 1 April 2013. Inflasi di tahun 2013 diekspektasi dapat naik ke level 5,4% dengan memperhitungkan dampak kenaikan listrik, UMP dan laju pertumbuhan ekonomi yang sehat di level sekitar 6,3-6,5%. Dengan fokus BI untuk mendukung tingkat pertumbuhan, BI diestimasi masih akan menerapkan kebijakan suku bunga rendah hingga pertengahan tahun depan, mengacu pada masih sehatnya pertumbuhan ekonomi di Q3 di level 6,2% dan tingkat inflasi di 4,3%. BI diestimasi akan lebih memilih untuk menaikan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) dari 4% menjadi 4,75% untuk menekan proyeksi kenaikan inflasi di tahun 2013.
3 | Market Perspective | Desember 2012
Analisa Valuta Asing Seiring dengan lambatnya pertumbuhan surplus pada neraca ekspor-impor Indonesia, nilai tukar USD/IDR sulit untuk mengalami penguatan yang signifikan. Rupiah sempat mengalami penguatan pada akhir bulan November 2012 dengan adanya aksi jual USD dari Foreign Banks. Hal ini sedikit memberikan dampak penguatan pada IDR sampai ke 9620 pada tanggal 30 November 2012. Diperkirakan aksi jual tersebut dipengaruhi oleh kepentingan dari bank asing untuk mengantisipasi ketentuan Bank Indonesia (mengenai kepemilikan surat berharga Negara Indonesia). USD/IDR masih diprediksikan bergerak dalam range yang sangat sempit antara 9600 – 9670 sampai penghujung tahun 2012. Pelemahan Rupiah bisa menjadi salah satu faktor pendukung untuk bertumbuhnya surplus neraca eksporimpor Indonesia. Faktor lain yang mendukung untuk pelemahan Rupiah adalah kebutuhan akhir tahun dari korporasi – korporasi guna melakukan pembayaran dalam mata uang asing. Keputusan mengenai fiscal cliff di Amerika Serikat masih menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar USD secara signifikan. Data – data perekonomian di Amerika Serikat yang kian membaik, seperti data sektor perumahan, consumer confidence, dan ketenagakerjaan di Amerika Serikat, berpotensi membuat sebagian para pelaku pasar berprasangka semakin besarnya kemungkinan diberlakukan fiscall cliff seiring dengan membaiknya data – data tersebut. Apabila fiscal cliff diberlakukan maka, pajak untuk kelas sosial kalangan atas akan dinaikkan dan pengetatan anggaran akan diberlakukan juga. Hal ini berpotensi untuk memberikan dampak negatif untuk mata uang asing dengan imbal hasil yang tinggi. Meskipun data – data perekonomian Amerika Serikat sudah ada perbaikan, namun peningkatannya dinilai belum maksimal. Ditambah lagi, pemberlakuan fiscal cliff berpotensi menurunkan GDP Amerika Serikat yang masih di cukup rendah. Diprediksikan fiscal cliff di Amerika Serikat belum akan diberlakukan pada tahun 2013 mengingat peningkatan dari GDP dan data – data ekonomi yang belum maksimal dan rentan terhadap isu negatif.
Hasil pertemuan pada tanggal 26 November 2012 mengenai penanganan utang Yunani, berakhir dengan cerita bahagia. Yunani kembali di berikan kesempatan, kelonggaran, dan dana bantuan sebesar 44 miliar EUR yang akan diberikan dalam 3 tahapan. Beberapa syarat baru yang dirangkum dalam perjanjian tersebut cukup dilonggarkan dari syarat dan ketentuan sebelumnya. Salah satunya perpanjangan target waktu pencapaian rasio debt-to-GDP di bawah 120% diperpanjang sampai tahun 2020 dari tahun 2016. Berita mengenai Yunani di akhir November 2012, memberikan dampak positif yang cukup signifikan. Langkah demi langkah yang dipersiapakan oleh Troika semakin terlihat aksi – aksinya ketimbang hanya diskusi dan pembicaraan saja. Dipredikisikan EUR/USD akan
cenderung bergerak naik dalam trend bullish. Range pergerakan EUR/USD diperkirakan berkisar di level 1,2880 – 1,3120 sampai akhir tahun 2012.
Perbaikan angka GDP dan data – data perekonomian lainnya di Inggris belum terlihat jelas. Pada dasarnya data – data perekonomian Inggris kurang begitu mendukung pergerakan GBP untuk menguat terhadap mata uang lainnya. Akan tetapi, sentimen positif dari zona Eropa mengenai langkah – langkah yang dilakukan oleh Troika dalam menangani krisis utangnya direspon positif oleh para pelaku pasar. Dengan demikian GBP juga terkena dampak pelemahan USD dan pengalihan aset dari safe haven ke high yielding asset. Secara technical, bisa diprediksikan, GBP/USD masih akan bergerak dalam range yang tidak begitu besar dengan support di 1,5800 dan resistance di 1,6180 atau sebesar 2,4% sampai akhir tahun 2012. Untuk jangka waktu menengah GBP/USD masih dalam bullish trend.
Data Manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) China yang di rilis mengalami kenaikan dari 49,5 ke 50,4 mengindikasikan adanya perubahan kondisi aktivitas manufaktur di China dari kondisi kontraksi kembali ke tahap ekspansi. Hal ini memberikan dampak yang sangat baik pada AUD, mengingat dekatnya hubungan perdagangan antara Australia dan China, dimana Australia adalah eksportir komoditas terbesar dengan negara tujuan China. Peningkatan dari angka manufaktur dan data – data ekonomi China sangat berdampak positif pada pergerakan AUD. Faktor internal di Australia, seperti suku bunga juga memberikan dampak yang signifikan terhadap pergerakan AUD terhadap mata uang lainnya. Diperkirakan, Reserve Bank Australia (RBA) masih tidak akan mengubah suku bunganya untuk sementara waktu dikarenakan kebijakan fiskal dan moneter masih dianggap sesuai dengan kondisi ekonomi Australia saat ini, dengan catatan risiko terhadap krisis utang di zona Eropa masih tetap menjadi perhatian dalam mengukur tingkat
pertumbuhan selanjutanya. Secara technical, AUD/USD masih bergerak di dalam range yang berkisar dengan support di 1,0300 dan resistance di 1,0550 sampai akhir tahun 2012. Sensitivitas AUD dengan data – data perkonomian China sangat tinggi. Diperkirakan perekonomian China sudah mulai mengalami peningkatan yang baik dan cenderung menguat dalam jangka pendek hingga menengah.
Pergerakan NZD/USD relatif tidak bergerak terlalu berbeda dengan AUD. Di bulan November NZD/USD menyentuh level terendah di 0,8053 dan bergerak naik seiring dengan membaiknya data – data perekonomian ekonomi di Selandia Baru, yang diantaranya adalah data mengenai business confidence Selandia Baru yang meningkat dari 17,2 ke 26,4. Secara technical, NZD/USD masih dalam trend bullish untuk jangka pendek hingga menengah. Level support NZD/ USD ada di level 0,8180 dan level resistance di 0,8288.
Bank of Japan (BOJ) memberikan stimulus tambahan sebesar 880,3miliar Yen guna mendukung peningkatan ekspor Jepang. Jepang adalah negara yang mana perekonomiannya berbasis ekspor. Pelemahan JPY terhadap USD memang diharapkan dapat membantu perbaikan sektor ekspor di Jepang. Secara technical, USD/JPY masih akan cenderung bergerak dalam range dengan support 81,80 dan resistance di 83,05 dengan tingkat volatilitas yang rendah. USD/JPY masih bergerak dalam tingkat volatilitas yang rendah dengan rentang harga dari 77,50 – 79,50 dengan kecenderungan menguat menyentuh ke level 77,50 untuk bulan Oktober 2012. USD/JPY cenderung masih dalam tahap konsolidasi. Turunnya harga komoditas, khususnya minyak mentah, dapat menjadi satu momentum yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jepang yang bertumpu pada sektor ekspor. Penguatan JPY di bawah 77,50 mampu memicu BOJ untuk melakukan intervensi guna medukung sektor ekspor di Jepang.
Strategi Forex Trading Hal penting yang terjadi di bulan November adalah keputusan pertemuan di Eropa mengenai dana talangan untuk Yunani yang berakhir pada pelonggaran ketentuan, perpanjangan waktu untuk perbaikan data ekonomi, dan pengucuran dana talangan sebesar 44 miliar EUR yang akan di bagi dalam 3 tahapan adalah salah satu alasan untuk pasar valas bergerak ke arah positif. Satu alasan lagi yang cukup penting yang terjadi di bulan November 2012 adalah perbaikan faktor manufaktur di China yang mengindikasikan kegiatan manufaktur China kembali ke tahap ekspansi dari kontraksi, juga turut berkontribusi dalam pergerakan valas sampai akhir tahun 2012. Strategi yang dapat kita terapkan di penghujung tahun 2012 ini adalah buy-on-dips, mengikuti sentimen pasar yang masih dalam iklim yang cukup kondusif dan optimis. Namun perlu kita cermati keputusan Amerika Serikat mengenai fiscal cliff yang akan juga menggerakan pasar secara signifikan. Disiplin dalam trading tetap menjadi salah satu strategi yang akurat dalam mengatur tingkat risiko dalam trading valas. Recommendation: USD/IDR
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
USD/JPY
Expected Buying level 9570 - 9610
1.2850 - 1.2900
1.5935 - 1.5950
1.0320 - 1.0350
80.30 - 80.50
Expected Selling level 9670 - 9700
1.3180 - 1.3220
1.6250 - 1.6280
1.0525 - 1.0575
82.80 - 83.15
Long profit taking @
9670 and above 1.3100 and above 1.6130 and above 1.0480 and above 81.80 and above
Short profit taking @
9600 and below 1.2900 and below 1.6080 and below 1.0200 and below 81.20 and below
Long cut loss @
9450 - 9500
1.2650 - 1.2715
1.5800 - 1.5850
1.0220 - 1.0260
79.30 - 79.50
Short cut loss @
9825 - 9850
1.3300 - 1.3350
1.6375 - 1.6400
1.0625 - 1.0675
83.50 - 83.75
Rekomendasi entry level
Profit Taking
Cut Loss
*Data di atas hanya besifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
4 | Market Perspective | Desember 2012
CommInsight
M
emasuki bukan Desember 2012, pergerakan positif pasar modal domestik diestimasi masih berlanjut. Rasio P/E yang masih relatif rendah di level 15x serta pertumbuhan pendapatan emiten yang telah mencapai 14% hingga Q3/2012, diestimasi akan mendorong IHSG terus berada di zona positif hingga akhir tahun 2012. Menjelang hari raya Natal dan periode liburan tahun baru, investor diprediksi akan melakukan aksi beli selektif terhadap emiten-emiten sektor konsumer, memanfaatkan momentum naiknya penjualan sektor tersebut pada periode musim liburan panjang di akhir tahun. Ekspektasi akan semakin tingginya aliran dana investor asing yang masuk ke sektor riil di Indonesia pada tahun 2013 (Foreign Direct Investment) juga menjadi katalis positif bagi emiten-emiten di sektor industri dan infrastruktur
... Apabila kita melihat indikator selera risiko investor, investor cenderung masih memburu aset-aset yang memiliki risiko tinggi, hal ini sangat wajar mengingat tingginya tingkat likuiditas pada sistem finansial global saat ini. Meskipun pemerintah DKI Jakarta telah menaikkan UMP hingga 46%, beberapa perusahaan multinasional tetap mengumumkan rencana ekspansi yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dapat terlihat pada tabel di bawah ini di mana aliran dana investor asing ke sektor manufaktur semakin meningkat dari tahun ke tahun. 1) 2) 3)
Toyota Motor berencana menambah investasi senilai USD1,3 miliar dalam 5 tahun ke depan untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. Mercedes akan menginvestasikan USD30 – 35 juta untuk memodernisasi pabriknya di Indonesia dan memproduksi seri M-class di Indonesia. L’oreal memulai penjajakan awal untuk berinvestasi di Indonesia dan berencana membuka pusat manufaktur perusahaan terbesar di dunia dengan nilai investasi yang mencapai 100 juta Euro.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kami tetap mempertahankan outlook positif bagi IHSG hingga akhir tahun 2012, mempertimbangkan valuasi yang relatif atraktif dibandingkan beberapa indeks utama Asia lainnya serta pertumbuhan pendapatan emiten di tahun 2012 ini yang sejalan dengan pertumbuhan nilai IHSG. Apabila melihat secara historis dalam periode 5 tahun terakhir, investor dapat melihat pada grafik di bawah ini bahwa tingkat volatilitas cenderung turun menjelang akhir tahun. Hal ini umumnya diikuti trend positif bagi aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi seperti pasar saham dan obligasi negara berkembang. Demikian pula apabila kita melihat indikator selera risiko investor, investor cenderung masih memburu aset-aset yang memiliki risiko tinggi, hal ini sangat wajar mengingat tingginya tingkat likuiditas pada sistem finansial global saat ini.
Menjelang periode liburan panjang akhir tahun, kami mempertahankan rekomendasi utama kami pada reksa dana saham yang bertumpu pada sektor konsumer dan infrastruktur, yang diestimasi akan melanjutkan trend positif dengan momentum meningkatnya penjualan sektor retail di periode tersebut. Investor disarankan tetap waspada dengan melakukan diversifikasi pada portofolionya, mengantisipasi fluktuasi pasar yang saat ini ditentukan oleh penyelesaian masalah fiscal cliff di Amerika Serikat. Berikut adalah daftar kinerja reksa dana saham di tahun 2012 ini beserta dengan pengukuran tingkat risikonya. Dapat dilihat bahwa reksa dana-reksa dana yang menjadi rekomendasi CommINSIGHT tetap mempertahankan kinerja yang konsisten melampaui kinerja IHSG tahun ini. Selamat berinvestasi !
Kinerja Reksa Dana Saham 2012 - Hingga 30 November 2012 Dana reksa Mawar Konsumer 10 BNP Paribas Solaris BNP Paribas Pesona Amanah Mandiri Investa Ekuitas Dinamis Manulife Syariah Sektoral Amanah BNP Paribas Infrastruktur Plus BNP Paribas STAR Manulife Saham Andalan Manulife Dana Saham Danareksa Mawar Fokus 10 IHSG First State Dividend Yield F BNP Paribas Pesona BNP Paribas Ekuitas Mandiri Investa Atraktif Syariah Mandiri Investa Atraktif LQ45 First State Indoequity Sectoral Fund Schroder Dana Istimewa Manulife Greater Indonesia Fund Schroder 90 Plus Equity Fund Schroder Dana Prestasi Plus Batavia Dana Saham Agro -14,02% -20.00% -15.00% -10.00%
-5.00%
0.00%
22,46% 20,73% 16,67% 16,27% 15,51% 14,72% 13,27% 12,86% 12,19% 12,13% 11,88% 9,99% 9,95% 8,95% 8,24% 8,19% 7,91% 7,59% 6,81% 5,46% 5,28% 2,43%
5.00%
10.00%
15.00% 20.00%
25.00%
Indeks Volatilitas cenderung mengalami penurunan menjelang akhir tahun pada periode 5 tahun terakhir
Investor disarankan tetap waspada dengan melakukan diversifikasi pada portofolionya, mengantisipasi fluktuasi pasar yang saat ini ditentukan oleh penyelesaian masalah fiscal cliff di Amerika Serikat
5 | Market Perspective | Desember 2012
Manulife Greater Indonesia Fund – Alternatif Investasi yang Memberikan Imbal Hasil Tinggi dalam Mata Uang USD
A
pakah Anda memiliki simpanan dalam mata uang USD? Pernahkah Anda menyadari bahwa dalam 3 tahun terakhir nilai tukar USD mengalami pelemahan lebih dari 20% terhadap Rupiah dan secara otomatis nilai investasi Anda mengalami pelemahan serupa apabila Anda memiliki pengeluaran sehari-hari dalam Rupiah? Dengan tendensi pelemahan yang dialami mata uang USD akibat imbal hasilnya sangat rendah dan dampak dari program Quantitative Easing yang diluncurkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, investor membutuhkan instrument investasi yang memiliki imbal hasil tinggi dan mampu mempertahankan nilai investasi dari pelemahan mata uang USD yang diestimasi masih akan berlanjut. Hal ini yang menjadi landasan bagi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia untuk meluncurkan produk reksa dana saham MANULIFE GREATER INDONESIA FUND, yang merupakan reksa dana saham pertama di Indonesia yang memiliki denominasi dalam mata uang USD.
MANULIFE GREATER INDONESIA FUND memiliki fokus investasi pada saham-saham yang terdaftar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan mekanisme pengelolaan aktif berdasarkan siklus ekonomi yang berlangsung. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini, investasi pada IHSG dalam mata uang USD jauh mengungguli investasi pada deposito dalam mata uang yang sama. Year
Investasi IHSG (Denominasi USD)
2007
46,07%
3,34%
2008
-59,24%
2,45%
2009
129,72%
1,45%
2010
41,47%
0,92%
2011
Skenario
Pasar Saham
Nilai Tukar Rupiah
1
Menguat
Menguat
Outperform ke seluruh pasar
2
Menguat
Melemah
Underperform dengan tingkat bervariasi
3
Melemah
Menguat
Outperform ke seluruh pasar
4
Melemah
Melemah
Underperform ke seluruh pasar
Deposito USD Jangka Waktu 12 Bulan
8,41%
1,11%
Total %
109,76%
9,60%
CAGR % (p.a)
15,97%
2,31%
Simulasi Penguatan Nilai Tukar Rupiah Memberikan Manfaat Tambahan Bagi Mgif 4,100
3,950 Saham X+3,80%
MANULIFE GREATER INDONESIA FUND juga memiliki faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja dari portofolionya, yakni penguatan yang terjadi pada nilai tukar Rupiah terhadap USD. Hal ini tentunya akan sangat menarik bagi investor yang memiliki dana dalam USD, dikarenakan pelemahan USD justru menjadi keuntungan tambahan untuk portofolio MANULIFE GREATER INDONESIA FUND. Simulasi dan penjelasan mengenai hal tersebut dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini. Porsi Aktif Pasar Saham Indonesia
Kinerja
Harga Saham
Awal 3,950
Akhir 4,100
Kurs Rupiah / Dolar
Awal 9,400
Akhir 9,250
Penempatan awal Jumlah unit
USD Rupiah 1,000 9,400,000 2,380 2,380
Nilai Investasi Akhir = Jumlah unit X Harga saham akhir
9,250
Kurs dolar akhir
9,400 Nilai Tukar + 1,61%
Profit Nilai investasi akhir dibandingkan dengan penempatan awal pada masing-masing mata uang Hasil Investasi
USD 1,055
USD
5,48%
Rupiah 9,756,962
Rupiah
3,80%
Dolar > Rupiah
Porsi Pasif Pergerakan Nilai Tukar
Manulife Greater Indonesia Fund
Jadi, tunggu apa lagi? Segera hubungi Relationship Manager di cabang Commonwealth Bank terdekat untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai produk ini. Selamat berinvestasi!
DISCLAIMER Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di
[email protected].
www.commbank.co.id Social Community facebook.com/CommbankID twitter.com/Commbank_ID foursquare.com/Commbank_ID