Wealth Management Newsletter - Maret 2014
1 | Market Perspective | Maret 2014
Nasabah yang terhormat, Sebentar lagi kita akan memasuki masa Pemilihan Umum di mana Anda sekalian akan menggunakan hak pilih untuk menentukan masa depan dan pemimpin Republik tercinta ini. Tentunya saya mempercayai bahwa siapapun pemimpin baru yang terpilih, visinya adalah menjadikan Indonesia lebih baik. Euforia masa Pemilu mulai terlihat dari meningkatnya permintaan serta konsumsi domestik, dan derasnya aliran dana investor asing yang masuk baik ke pasar modal maupun pembangunan infrastruktur. Hal ini tentunya relatif menguntungkan bagi perekonomian Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih agresif ke depannya. Indikator makro ekonomi domestik pun mulai menunjukkan peningkatan dengan semakin menurunnya inflasi dan defisit transaksi berjalan. Dari sisi perekonomian global, saya memandang bahwa pasar masih akan terus memusatkan perhatian pada kebijakan demi kebijakan yang akan diputuskan oleh Bank Sentral Amerika Serikat. Demikian pula halnya dengan pemulihan aktivitas riil ekonomi di Eropa dan China yang secara umum telah mengalami pemulihan secara bertahap. Akhir kata, saya menyarankan Anda untuk meninjau kembali portofolio investasi Anda agar Anda mendapatkan imbal hasil yang optimal sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan finansial Anda, serta memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi global. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada PT Bank Commonwealth, dan semoga kesuksesan senantiasa menyertai Anda. Salam hangat, Ian Whitehead Director of Retail Banking
GLOBAL OUTLOOK
M
ayoritas bursa saham global ditutup di zona positif pada bulan Februari dan menghapus pelemahan yang terjadi sepanjang bulan Januari. Pelaku pasar memberikan respon positif terhadap pernyataan Gubernur the Fed Janet Yellen mengenai program QE Tapering karena beliau mengindikasikan keterbukaan untuk mengkaji ulang laju pemotongan QE jika terjadi perubahan kondisi ekonomi yang signifikan. Investor juga mendapat sentimen positif dari komitmen Cina untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berimbang untuk beberapa tahun kedepan. Investor sempat mewaspadai untuk kembali berinvestasi di negara berkembang di tengah ancaman meningkatnya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Gubernur Janet Yellen akan menjaga laju tapering Untuk kali pertama sejak mengambil alih pucuk kepemimpinan The Fed, Yellen menyampaikan Laporan Kebijakan Moneter di depan Komisi Jasa Keuangan DPR AS pada tanggal 11 Februari lalu. Testimoni dari Yellen menegaskan bahwa the Fed masih akan mempertahankan laju tapering saat ini, kecuali terdapat perubahan yang signifikan dalam makro ekonomi AS. Yellen juga menegaskan komitmen untuk menahan suku bunganya di level yang rendah selama tingkat pengangguran masih bertahan di atas 6,5% dan tingkat inflasi tidak melebihi 2,5%. Di sisi lainnya, Yellen juga mengindikasikan tidak akan hanya bergantung pada data tingkat pengangguran dalam mempertimbangkan pemulihan pada sektor ketenagakerjaan. Walaupun Yellen menegaskan akan meneruskan kebijakan tapering, tetapi pelaku pasar menilai bahwa Yellen bersikap terbuka untuk merubah laju tapering jika kondisi memerlukannya.
China menjaga tingkat pertumbuhan yang stabil dan berimbang Untuk tahun 2014, China mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5% sama dengan target tahun 2013. China tumbuh 7,7% di tahun 2013 dan 2012. Pemerintah China dinilai ingin menunjukkan bahwa China memprioritaskan kestabilan tingkat pertumbuhan dan ingin mendongkrak tingkat keyakinan pasar. China juga menginginkan pertumbuhan yang lebih seimbang untuk menjaga ketersediaan lapangan pekerjaan. China ingin mengubah ketergantungan pertumbuhan ekonominya yang sebelumnya dimotori oleh investasi menjadi lebih dimotori oleh permintaan domestik. Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya, China akan menaikkan anggaran pertahanan sebesar 12,2%. China juga menargetkan tingkat inflasi tahun 2014 sama dengan tahun sebelumnya yaitu di level 3,5%. Dengan kondisi inflasi yang rendah, pemerintah mempunyai ruang untuk mendorong konsumsi untuk mencapai target pertumbuhannya.
Rusia dan Ukraina Setelah konflik politik di Thailand di bulan Januari, investor kembali mewaspadai ancaman eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina. Lokasi geografis Ukraina yang strategis menempatkan negara tersebut sebagai penghubungan yang penting bagi negara Russia dan negara Eropa lainnya. Konflik kedua negara tersebut dapat memicu gangguan pasokan
gas di seluruh Eropa. Rusia memasok 30% permintaan gas Eropa. Setengah dari pasokan gas tersebut mengalir melalui Ukraina. Konflik yang berujung perang dikhawatirkan dapat berujung pada kekurangan pasokan dan kenaikan harga minyak dan gas yang signifikan.
Pertumbuhan GDP wilayah Eropa tumbuh 0,3% QoQ pada Q4 2013 Pertumbuhan ekonomi wilayah Eropa tumbuh 0,3% QoQ pada Q4-2014 (0,5% YoY). Negara-negara Eropa Barat yang menjadi motor pemulihan (Jerman +0,4%, Perancis +0,3%) tetapi pertumbuhan di negara lain masih cenderung variatif. Uni Eropa memprediksi sebagian besar wilayah Eropa akan mencatat pertumbuhan yang moderat pada tahun 2015 tetapi beban hutang serta risiko deflasi dapat menganggu proses pemulihan. Pertumbuhan ekonomi wilayah Eropa diekspektasi dapat tumbuh 1,2% tahun ini dan 1,8% tahun depan, setelah selama 2 tahun terakhir mencatat penyusutan. Tetapi, tingkat pertumbuhan yang positif ini masih terlalu rendah untuk menekan tingkat pengangguran yang diekspektasi masih akan mencapai level 12% di tahun 2014 dan 11,7% di tahun 2015. Komite Eropa juga memprediksi tingkat inflasi di Zona Eropa mencapai 1% tahun ini dan 1,3% tahun depan, masih dibawah target European Central Bank (ECB) di 2%. Eurostat melaporkan tingkat inflasi wilayah Eropa saat ini masih di level 0,8%. Pelaku pasar menanti respon ECB terhadap tingkat inflasi yang rendah dengan memotong suku bunga atau memberikan stimulus. Equity inflows: recent trends (USDmn)
Bond inflows: recent trends (USDmn)
Monthly net equity flows, USD mn
Monthly net equity flows, USD mn
INR Feb Jan Dec Nov Oct Sept Aug Jul Jun May Apr Mar Feb Jan
322 -13 2527 1130 2927 1994 -947 -986 -1764 3771 1183 1913 4142 4096
THB -653 -416 -1261 -1515 38 299 -1262 17 -1800 -169 -681 208 -583 499
INR
IDR 659 198 -436 -336 -181 -28 -520 -258 -2033 -34 74 189 1161 589
Sumber: BNP Paribas, Local stock exchanges;*-converted to monthly pace
Feb* Jan Dec Nov Oct Sept Aug Jul Jun May Apr Mar Feb Jan
1825 2062 858 -957 -2197 -911 -1554 -2011 -5683 1152 992 1066 743 551
Sumber: BNP, CEIC
THB** -41 -644 -420 -2149 638 2315 -3051 630 -1721 -1443 504 1516 685 2274
IDR 1318 297 85 776 2118 868 -157 216 -1885 463 1833 -117 870 246
2 | Market Perspective | Maret 2014
LOCAL OUTLOOK
I
HSG mencatat kenaikan yang cukup signifikan sebesar 8,10% pada 2 bulan pertama 2014 dengan dukungan dari aliran dana investor asing yang masuk cukup besar baik ke pasar obligasi maupun pasar saham. Investor asing kembali berinvestasi karena menilai kondisi makroekonomi Indonesia yang semakin membaik sejalan dengan menurunnya inflasi dan defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang lebih kecil. Stabilnya nilai tukar rupiah terhadap USD, dengan pemakaian referensi tunggal yakni kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mulai akhir bulan Maret ini, turut memberikan sentimen positif bagi pasar modal domestik. Masih belum selesainya konflik di negara berkembang lain seperti Thailand dan Ukraina juga menguntungkan Indonesia di mata investor yang secara selektif berinvestasi diantara negara-negara berkembang yang sudah melakukan langkah reformasi ekonomi. Tetapi, di sisi lainnya, berlanjutnya QE tapering serta dimulainya proses kampanye dan pemilu ini akan membawa fluktuasi bagi bursa Indonesia. Dengan ekspektasi laba emiten akan lebih baik di tahun ini, Investor dapat memanfaatkan koreksi untuk melakukan akumulasi pada pasar saham domestik. Kemudian dengan ekspektasi tingkat inflasi akan terus menurun yang diestimasi akan diikuti oleh penurunan BI rate, investor dengan profil risiko yang lebih rendah juga dapat mempertimbangkan instrumen obligasi pemerintah Indonesia dengan tujuan mencapai kinerja portofolio investasi yang lebih optimal di tahun 2014.
Pergerakan Pasar Saham dan Obligasi di bulan Februari
Neraca Perdagangan
Di bulan Februari, IHSG menguat 4,6%, dari level 4418,757 menjadi 4620,216. Indeks LQ45 mencatat kenaikan 4,7% dari level 741,755 menjadi 776,691. USDIDR menguat 5,1% dari 12,226 menjadi 11,634 didukung oleh kembalinya aliran dana investor asing baik ke pasar saham maupun obligasi. Asing mencatat pembelian US$659 juta pada pasar saham di bulan Februari, dan US$1,3 miliar untuk pasar obligasi karena mempunyai pandangan yang positif akan langkah-langkah reformasi yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia untuk terus memperbaiki kondisi makroekonominya. Dibandingkan negara Asia lainnya, hanya Indonesia dan India yang mendapatkan inflow ke pasar sahamnya. Ketidakpastian di Thailand juga mendorong keluarnya dana dari bursa sahamnya sebesar sebesar US$1069 juta. Kepemilikan asing pada obligasi pemerintah Indonesia di bulan Februari mencapai level 32,5% dan termasuk yang terbesar dibandingkan negara Asia lainnya seperti Korea, India, Thailand, Malaysia dan Philipina.
Neraca perdagangan di bulan Januari dilaporkan mengalami defisit US$431 juta, lebih rendah dari ekspektasi konsensus dan bulan sebelumnya yang mengalami surplus +US$1,5 miliar. Angka defisit ini masih lebih kecil dari rata-rata defisit antara bulan April-Juli 2013 sebesar US$1,4 miliar, sehingga tren defisit dinilai semakin membaik. Ekspor yang sebelumnya tumbuh 10,2% YoY di bulan Desember, mencatat penyusutan -5,8% YoY di bulan Januari, terutama karena penurunan ekspor mineral mentah (-24,9% YoY atau -US$685 juta dari bulan Desember). Penurunan ekspor disumbang terutama oleh batu bara (17%), minyak kelapa sawit (14%) dan mineral mentah (70%), serta dampak dari penurunan harga komoditas serta implementasi UU Minerba.
Asia foreign bond ownership: latest snapshot KRW
INR
THB
IDR
MYR
PHP
88.3
28.9
21.6
27.3
70.5
15.8
% outstdng (latest)
16.6%
4.5%
17.0%
32.5%
28.3%
19.6%
% outstding peak
18.3%
6.3%
18.9%
35.5%
32.1%
22.0%
USDbn
Sumber: BNPP, CEIC
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (jisdor) Mulai tanggal 27 Maret, patokan kurs USD/IDR di pasar spot Singapura (Non Deliverable Forward atau NDF) akan mulai dihentikan dan menggunakan rujukan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). JISDOR merupakan harga spot USD/IDR, yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antar bank di pasar valas domestik. JISDOR sudah mulai diterbitkan sejak 20 Mei 2013. Dengan penggunaan kurs JISDOR oleh pelaku pasar, BI berharap transaksi di pasar keuangan internasional yang terkait dengan USD/ IDR dapat sejalan dengan perkembangan harga USD/IDR di pasar valas dometik. Dengan adanya kesamaan rate antara Singapura dan Indonesia, maka diekspektasi kondisi rupiah ke depan akan lebih stabil dan hal tersebut akan berdampak positif terhadap pasar modal domestik. Selain itu, penggunaan JISDOR sebagai referensi juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pelaku pasar keuangan internasional guna mendorong proses pendalaman pasar keuangan domestik. Di masa yang akan datang, keakuratan JISDOR akan bergantung pada volume perdagangan antar bank di pasar valas domestik, di mana Bank Indonesia akan fokus untuk menjaga kredibilitas pemakaian JISDOR terutama pada masa krisis dan kondisi likuiditas yang ketat.
Trade deficit in January
Mineral ore export ban kicks in
USD mn
pp contribution
4.000 3.000 2.000 1.000 0 -1.000 -2.000 -3.000 Jan-11 Jan-12
Jan-13
Jan-14
Indonesia Trade Balance Sumber: Haver Analytics, Barclays Research
50 40 30 21 10 0 -10 -20 -30
Oil & Gas Agriculture Manufacturing Mining and others
Jan-11 Jan-12
Jan-13
Jan-14
Sumber: Haver Analytics, Barclays Research
Imports still fairly resilient 60 50 40 30 20 0 0 -10 -20
pp contribution Consumption Raw Materials Capital goods
Jan-11
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Sumber: Haver Analytics, Barclays Research
Pelarangan ekspor mineral mentah termasuk nikel, bauksit, emas dan perak, yang mulai berlaku pada tanggal 12 Januari, dan juga pengenaan pajak ekspor sekitar 20-25% yang lebih tinggi terhadap mineral seperti tembaga, mangan, bijih besi dan timbal juga memberikan kontribusi atas turunnya ekspor dan juga dengan penyusutan pada ekspor minyak sawit (-26%), bahan bakar (16,7%) dan produk yang sudah dimanufaktur (-2,3%). Di luar mineral mentah, ekspor juga masih turun 4,9% YoY dan 11,2% dari bulan Desember. Dengan neraca perdagangan berbalik negatif, pelaku pasar mengkuatirkan target defisit transaksi berjalan sebesar 2,5% di tahun 2014 ini tidak akan tercapai. Hal ini mendorong BI untuk meneruskan kebijakan moneter yang ketat. Dengan diberlakukannya UU Minerba, Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi sebelumnya pernah memberikan estimasi bahwa ekspor komoditas akan turun dari US$11-12 miliar di tahun 2013 menjadi US$7 miliar di tahun 2014. Penurunan sekitar US$3-4 miliar akan menyebabkan penurunan sekitar 0,3-0,5% dari GDP. Sejauh ini pemerintah memberikan ijin ekspor untuk 9 perusahaan pertambangan diakhir bulan Februari untuk ekspor mineral yang sudah setengah diproses. Ijin belum diberikan kepada Freeport maupun Newmont yang merupakan eksportir terbesar. Ketidakpastian akan regulasi ekspor akan terus menekan ekspor komoditas untuk semester pertama tahun ini. Walaupun, adanya harapan pemerintah memberikan ijin untuk beberapa perusahaan lagi, sehingga neraca perdagangan dapat kembali surplus di bulan maret. Impor alat berat di bulan Januari walaupun secara YoY flat, tetapi secara MoM mengalami kenaikan 25%. Kenaikan ini cukup mengejutkan karena adanya kenaikan pajak pendapatan importir alat elektronik (seperti handphone) di bulan Desember dan IDR juga melemah sekitar 9% antara bulan Nov-Des. Impor barang besar yang juga terkait dengan pertumbuhan kredit seperti kendaraan, masih menunjukkan penyusutan YoY. Walaupun suku bunga pinjaman sudah lebih stabil, data pertumbuhan kredit YoY masih menunjukkan perlambatan.
Inflasi Tingkat inflasi mengalami penurunan ke level 0,3% MoM dan 7,8% YoY di bulan Februari, dari level 1,1% mom dan 8,2% YoY di bulan Januari. Tingkat inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga makanan (+9,6%) dan makanan dan minuman siap saji (+7,6%),serta gangguan pada jalur distribusi akibat bencana Gunung Kelud. Inflasi inti juga meningkat dari 4,5% di bulan Januarimenjadi 4,6% di bulan Februari. Kenaikan inflasi inti kemungkinan didorong oleh kenaikan harga mobil, tarif transport udara serta barang elektronik di bulan Februari. Kedepannya, tren inflasi dinilai akan terus menurun ke level 3,5-5,5% YoY, sesuai dengan target Bank Indonesia. Rencana kenaikan tarif listrik untuk sektor industri mulai bulan Mei 2014 diperkirakan tidak berdampak signifikan.
3 | Market Perspective | Maret 2014
analisa valas
M
emburuknya situasi geopolitik di Ukraina menjadi headline utama global di bulan Februari. Meningkatnya tensi politik di Ukraina menyebabkan investor cenderung meninggalkan high-yielding asset dan beralih ke safe haven. Dollar Australia dan Dollar New Zealand yang relatif memberikan imbal hasil yang tinggi berpotensi memiliki tingkat volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Euro dan Poundsterling. Dollar AS dan Yen Jepang yang menyandang gelar safe haven currency berpotensi menguat apabila kondisi geopolitik di Ukraina semakin memburuk Di pasar lokal Indonesia, volatilitas Rupiah diperkirakan akan tetap tinggi menyongsong pemilu 2014. Namun demikian, isu-isu utama seperti neraca perdagangan dan inflasi masih akan tetap menjadi penggerak utama Rupiah.
USD/IDR Rupiah mencatatkan hasil positif selama bulan Februari, menguat hampir 5,2% sepanjang bulan dan ditutup pada level 11,610 per US Dollar pada hari terakhir perdagangan bulan Februari kemarin. Tren penguatan bulanan Rupiah selama Februari ini merupakan yang terbaik selama hampir 5 tahun terakhir. Penguatan ini didorong oleh perbaikan data transaksi berjalan Indonesia yang dilaporkan di bawah 2% GDP. Defisit transaksi berjalan di bawah 2% ini pun diklaim sebagai level yang sustainable untuk ekonomi oleh Bank Indonesia sehingga mendorong net inflow asing ke obligasi lokal berdenominasi Rupiah dan pasar saham. Kepercayaan investor lokal juga pulih berkat terjaganya inflasi yang diperkirakan berada di bawah 0,5% sepanjang Februari.
CPI yang lebih tinggi dari perkiraan, Euro menguat 2,05% sepanjang Februari ke level 1,3802. Selain itu, sentimen positif dari Jerman seperti IFO Business Climate dan pertumbuhan GDP yang sesuai perkiraan turut mengangkat nilai Euro di bulan Februari kemarin.
Diperkirakan USD/IDR akan bergerak dengan rentang 11,500 – 11,700 dengan kecenderungan turun pada bulan Maret 2014.
Perbaikan ekonomi juga terlihat di Inggris ditunjukkan oleh data pertumbuhan GDP sebesar 2,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan meningkatnya investasi bisnis sebesar 8,5%. Membaiknya ekonomi di Inggris ini mendorong apresiasi Poundsterling sebesar 2,7% sepanjang Februari sehingga Poundsterling tercatat di level 1,6745 US Dollar.
AUD/USD Secara umum, Dollar Australia mengalami penguatan sebesar 1,95% sepanjang bulan Februari dan ditutup pada level 0,8924. Pergerakan Dollar Australia ini banyak dipengaruhi oleh publikasi data-data positif dari China di 2 minggu pertama bulan Februari seperti rekor baru kredit dan surplus neraca perdagangan. Namun, memasuki paruh kedua bulan Februari, Dollar Australia mulai berbalik arah dan cenderung melemah menyusul buruknya data pengangguran yang mencapai 6% dan pernyataan RBA yang lebih menyukai nilai Dollar Australia yang lemah untuk memacu ekspor serta penurunan belanja modal yang mencapai 5,2%. Lebih jauh lagi, pelemahan nilai Yuan China akibat kontraksi di sektor manufaktur juga mendorong pelemahan nilai Dollar Australia di paruh kedua bulan Februari ini. DIperkirakan AUD/USD akan bergerak dengan rentang 0,8800 – 0,9080 dengan kecenderungan turun pada bulan Maret 2014.
EUR/USD Perbaikan ekonomi di zona Eropa yang mulai terlihat di bulan Februari ini mendorong penguatan nilai mata uang Euro. Diwarnai dengan data
DIperkirakan EUR/USD akan bergerak dengan rentang 1,3800 – 1,3580 dengan kecenderungan turun pada bulan Maret 2014.
GBP/USD
DIperkirakan GBP/USD akan bergerak dengan rentang 1,6775 – 1,6525 dengan kecenderungan turun pada bulan Maret 2014.
USD/JPY Sepanjang Februari, Yen Jepang bergerak beragam. Sempat melemah hingga 102,63 per US Dollar pada pertengahan bulan, Yen Jepang tercatat di level 101,8 per US Dollar di akhir bulan Februari atau melemah 0,81% sepanjang bulan. Pelemahan Yen ini banyak diakibatkan oleh tidak tercapainya estimasi pertumbuhan GDP Jepang yang membuat BoJ meluncurkan program stimulus berupa cheap lending kepada bank-bank dan pembelian obligasi domestik sebesar 7 triliun Yen tiap bulannya. Namun, mendekati akhir bulan Februari, Yen sedikit menguat akibat eskalasi kondisi geopolitik di Ukraina yang menegaskan status Yen sebagai safe haven. Diperkirakan USD/JPY akan bergerak dengan rentang 100,50 – 102,50 dengan kecenderungan turun pada bulan Maret 2014.
Recommendation USD/IDR
EUR/USD
Expected buying level
11.500 - 11.525
1.3550 - 1.3580
Expected selling level
11.750 - 11.800
Long profit taking @ Short profit taking @
AUD/USD
USD/JPY
1.6525 - 1.6575
0.8750 - 0.8800
100.50 - 100.80
1.3780 - 1.3800
1.6775 - 1.6825
0.9000 - 0.9080
102.50 - 103.00
11.700 and above
1.3700 and above
1.6700 and above
0.8950 and above
101.80 and above
11.600 and below
1.3630 and below
1.6625 and below
0.8875 and below
101.20 and below
Long cut loss @
11.400 - 11.450
1.3475 - 1.3500
1.6400 - 1.6450
0.8675 - 0.8725
99.50 - 99.80
Short cut loss @
12.000 - 12.050
1.3880 - 1.3925
1.6900 - 1.6935
0.9120 - 0.9175
103.75 - 104.25
Entry Point Profit Taking Cut Loss *Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
GBP/USD
4 | Market Perspective | Maret 2014
comMinsight EQUITY MARKET REVIEW – FEBRUARI 2014 Tendensi positif pada bursa domestik dan global berlanjut di bulan Februari 2014. Sikap dan arah kebijakan Janet Yellen yang relatif longgar dan akomodatif menjadi penopang pergerakan aset-aset berisiko tinggi pada bulan Februari 2014. Yellen bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa The Fed akan memperlambat laju program QE Taper apabila terjadi perubahan makro ekonomi yang signifikan (seperti semakin melemahnya penambahan tenaga kerja) dan tentunya hal ini meningkatkan selera risiko investor untuk kembali berburu pada aset-aset yang memiliki imbal hasil dan risiko lebih tinggi. Meski demikian, aliran likuiditas investor menuju aset investasi negara-negara berkembang relatif tidak agresif dan bahkan cenderung selektif. Indonesia dan India yang dipandang telah mengalami perbaikan secara makro, adalah penerima aliran investasi terbesar pada bursa saham domestiknya. Sementara negara-negara berkembang lainnya bahkan masih mengalami foreign outflow dari bursa saham masing-masing.
Foreign Inflow to Equity Market - YTD 2014 (as of 28 February 2014) USD million 1000
856.5
500 -34.9
0 -500
South Korea
Thailand
Mexico
Turkey
Phillipines
-280
136.5
3.4 South Africa
Brazil
309.3
India
Indonesia
Sebagaimana yang terjadi pada tahun 2005 di mana investor asing membukukan penjualan bersih senilai US$1,7 miliar, kemudian diikuti dengan pembelian bersih senilai USD1,9 miliar di tahun 2006 dan USD3,5 miliar di tahun 2007 yang merupakan level tertinggi yang pernah dicapai selama 15 tahun terakhir. Foreign net inflow as % to market capitalisation 5.0% 4.0%
-1000
3.0%
-942.8
-1068.8
2.0% 1.0%
-1500 -2000
0.0%
-1728.9
-1.0%
Sumber: Bloomberg, 3 March 2014
-0.9% currently
-2.0% -3.%
Sebagai hasilnya, 90% dari kinerja IHSG di awal tahun 2014 merupakan hasil dari multiple expansion (ekspansi rasio P/E). Namun yang membedakan situasi saat ini dengan semester pertama tahun 2013 (situasi yang sama di mana kinerja IHSG yang mencapai 19% pada waktu tersebut merupakan hasil dari ekspansi rasio P/E karena agresifnya likuiditas investor asing yang masuk ke pasar domestik) adalah ekspektasi akan pertumbuhan pendapatan emiten saat ini berada pada level yang sangat rendah, bahkan sama rendahnya dengan periode krisis finansial global di tahun 2008, tentunya dari titik ini, potensi dan kemungkinan pendapatan emiten bertumbuh positif relatif tinggi.
Ekspektasi akan pendapatan emiten saat ini telah mencapai level yang sangat rendah Earnings expectations vs. market movement 6,500.000
20.0%
6,000.000
15.0%
5,500.000
10.0%
-4.0%
7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 n-9 n-9 n-9 n-0 an-0 an-0 an-0 an-0 an-0 an-0 an-0 an-0 an-0 an-1 an-1 an-1 an-1 an-1 Ja Ja Ja Ja J J J J J J J J J J J J J J
Indonesia - net foreign buying as % of market cap (12 mths rolling) Sumber: Bloomberg
Menggunakan mekanisme valuasi berdasarkan potensi profitabilitas perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan (Return on Equity), dapat dilihat bahwa meskipun IHSG telah melaju 8,1% selama 2 bulan pertama di tahun 2014, valuasi IHSG masih relatif menarik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya, sebagaimana terlihat pada grafik berikutnya. Tingkat Return on Equity Indonesia yang konsisten di level tertinggi dibandingkan negara berkembang lainnya menjadi katalis masih menariknya valuasi pasar saham domestik saat ini. Semenjak tahun 2009, amat sulit menemukan valuasi pasar saham domestik berada di level discount, dikarenakan Indonesia selalu berada di level yang premium. Namun hal tersebut dianggap wajar dikarenakan karakter emitenemiten domestik yang agresif dalam hal pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas. Hal inilah yang menyebabkan IHSG tetap menjadi alternatif utama bagi investor asing.
6,000.000 5.0% 4,500.000
Figure 20: P/B ROE rel to GEM 0.0%
Jul-11
6M roll. 12 MF EPS chg
Jan-12
Jul-12
Jan-13
Jul-13
Jan-14
MSCI Indonesia (Absolute)
Sumber: Ashmore estimate, Bloomberg, and data stream
30.6%
33.5%
33.6%
India
Jan-11
26.5%
39.2%
25% 15% 5%
-22.4%
4.1%
Korea
Jan-10 Jul-10
35%
China
(10.0%)
3,000.000
PB ROE relative to GEM
(5.0%)
3,500.000
48.3%
PB ROE rel to GEM
45%
Taiwan
4,000.000
-5% -15%
Sumber: The Bloomberg ProfessionalTM service, Credit Suisse estimates
Phillipines
Malaysia
Indonesia
-25% Thailand
Bahkan apabila melihat posisi investor asing pada pasar saham domestik di akhir tahun 2013 yang sangat rendah, tidak menutup kemungkinan aliran dana investor asing akan relatif agresif sepanjang tahun 2014, sebagaimana yang telah terlihat di 2 bulan pertama di tahun 2014.
5 | Market Perspective | Maret 2014
Hal yang harus menjadi perhatian utama investor, adalah partisipasi dan perilaku investor dalam menyikapi berbagai level valuasi IHSG, sebagaimana terlihat pada analisa Credit Suisse di bawah ini. Figure 1: Historically there has been 85% probability of positive 12 month returns when the market trades between 3-3.5x book 4
100%
28
80%
27
28 33
28
60%
25
21
40% 20% 6
3
3
5.5 - 6
5 - 5.5
0% -20% -40% -60%
0.5 - 1
3.5 - 4
Prob of positive return
4 - 4.5 3 - 3.5 2.5 - 3 Mean return
2 - 2.5
Median return
1 - 1.5 1.5 - 2 4.5 - 5 Return range
BOND MARKET REVIEW – FEBRUARi 2014 Dengan diumumkannya tingkat inflasi Februari 2014 di level 7,75% (YoY) serta tingkat defisit transaksi berjalan di level 2% dari GDP, nilai tukar Rupiah terhadap USD mengalami penguatan relatif signifikan sepanjang bulan Februari 2014. Semakin rendahnya angka inflasi juga menurunkan tekanan terhadap Bank Indonesia untuk memperketat kebijakan moneternya, di mana hal ini berimbas positif terhadap pergerakan harga obligasi pemerintah berbasis IDR pada bulan Februari 2014. Sementara, komentar Janet Yellen mengenai QE Taper dan konflik geo politik yang terjadi di wilayah Crimea telah memberikan sentimen positif pada harga US Treasury pada bulan Februari 2014. Pernyataan Yellen bahwa QE Taper kemungkinan akan diperlambat dengan syarat terjadinya perubahan signifikan pada makro ekonomi AS, juga memberikan imbas positif pada pergerakan harga US Treasury, dan secara otomatis berdampak positif pada obligasi seri Indon (berdenominasi USD). Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun mengalami penurunan ke level 2,6% pada akhir Februari 2014, dibandingkan awal tahun pada level 3%.
Frequency
Sumber: MSCI, Credit Suisse estimates
Berdasarkan analisa tersebut, investor dapat melihat bahwa probabilitas IHSG mencapai kinerja positif dalam 12 bulan ke depan relatif lebih tinggi pada saat rasio P/B berada di kisaran 2x – 4x dibandingkan pada saat rasio P/B IHSG berada di kisaran 1x – 2x. Hal ini menjadi cerminan dari perilaku investor domestik yang cenderung melakukan aksi beli agresif pada saat IHSG sudah mengalami kenaikan dibandingkan pada saat IHSG berada pada valuasi yang lebih rendah.
Inflasi di bulan Februari 2014 mengalami penurunan ke level 7,75%, lebih baik dibandingkan konsensus Bloomberg di level 7,9%. Hal ini diestimasi akan semakin menurunkan tekanan bagi Bank Indonesia untuk memperketat kebijakan moneternya For Feb
Next Release 01 Apr 11:00
Indonesia CPI YoY 10/31/2013 1D
3D
03/03/2014 1M
6M
Survey -Badan Pusat Statistik Indonesia
95) Save As
Last Price High on 01/31/14 Average Low on 01/30/13
Pada saat IHSG mencapai rasio P/B di level 3x pada periode pertengahan Februari 2014 kemarin, IHSG justru memiliki probabilitas 85% untuk mencapai kinerja positif dalam 12 bulan ke depan, dengan rata-rata kinerja di kisaran 20% - 25% pada periode tersebut. Probabilitas tersebut bahkan semakin tinggi pada saat IHSG mencapai kisaran rasio P/B 3x – 4x. Data historis lain menunjukkan bahwa tahun pertama pemulihan pasca krisis selama lebih dari 20 tahun terakhir, IHSG mencatat kinerja positif yang sangat signifikan, yakni kinerja rata-rata 72% pada tahun setelah krisis terjadi. Hal ini tentunya dapat menjadi faktor pertimbangan untuk investor untuk melakukan keputusan investasi, terutama setelah penurunan sebesar 24% yang dialami IHSG semenjak pertengahan tahun 2013 hingga akhir tahun 2013.
7.75%
IDCPIY IDBALTOL Index
YTD
96) Actions
97) Edit 11)Compare
Last Price 1Y
5Y
98) Table
Max
Line Chart No Lower Chart
Mov.Avgs
Event
Security/Study
Daily
8.50
7.75 8.22 7.03 4.86
8.00 7.75 7.50 7.00
6.50 6.00
5.50 6.00
4/30
5/31
6/30
7/31
8/31
9/30
10/31
11/30
12/31
2/31
2/28 3 Mar 2014
Sumber: Bloomberg, 4 March 2014
Historical data shows strong recovery post-crisis Recession
1st year of recovery
2st year of recovery
1990
-67%
37%
52%
1994
-32%
51%
3%
1997/98
-65%
113%
-24%
2001
-26%
92%
33%
2005/06
-21%
71%
14%
2008
-56%
112%
54%
2011
-21%
31%
-6% 18%
Average
-41%
2013
-24%
Jan-present 2014
6-7%
72%
Kinerja dari obligasi pemerintah IDR (seri FR) rekomendasi Comminsight (FR71, FR65, FR68) sepanjang bulan Februari 2014 02/28/2014
Security
Period
Currency
Daily
No. of Period
25 Day(s)
Price Change
Total Return
Difference
Annual Eq
1. INDOGB 9.000 03/15/29
5.79%
5.79%
-.21%
127.60%
1. INDOGB 6.625 05/15/33
6.00%
6.00%
3. INDOGB 8.375 03/15/34
6.50%
6.50%
1M
25-30%?
02/03/2014
Range
3M
6M
YTD
1Y
2Y
3Y
5Y
134.19% .50%
150.87%
10Y 7.00
INDONESIA GOVERNMENT NDONESIA GOVERNMENT
Sumber: Bloomberg
6.00
NDONESIA GOVERNMENT
5.00 4.00
...Saat IHSG mencapai rasio P/B di level 3x pada periode pertengahan Februari 2014 kemarin, IHSG justru memiliki probabilitas 85% untuk mencapai kinerja positif dalam 12 bulan ke depan, dengan rata-rata kinerja di kisaran 20% - 25% pada periode tersebut.
3.00 2.00 1.00 0.00 -1.00 4
5
6
7
Sumber: Bloomberg, 4 March 2014
10
11
12
13
14 17 18 Feb 2014 Total Return
19
20
21
22
23
24
25
26
6 | Market Perspective | Maret 2014
FOKUS :
TEMA INVESTASI DAN SOLUSI YANG DAPAT DIPERTIMBANGKAN DI TAHUN 2014 AKUMULASI INVESTASI PADA OBLIGASI PEMERINTAH BERDENOMINASI IDR YANG SAAT INI MEMILIKI IMBAL HASIL TINGGI, NAMUN MEWASPADAI INVESTASI PADA OBLIGASI PEMERINTAH BERDENOMINASI USD (PERHATIKAN DURASI OBLIGASI Obligasi pemerintah berdenominasi IDR telah dijabarkan di atas, namun untuk obligasi pemerintah berdenominasi USD yang berpotensi terkena dampak langsung dari program QE Taper, investor lebih disarankan untuk memilih obligasi dengan tenor rendah maupun reksa dana pendapatan tetap USD yang memiliki dampak minimal terhadap fluktuasi pasar.
HASILKAN PENDAPATAN REGULAR JANGKA PENDEK SEMAKSIMAL MUNGKIN DALAM SITUASI SUKU BUNGA TINGGI, NAMUN TETAP BERPIKIR UNTUK MENCARI POTENSI IMBAL HASIL LEBIH TINGGI DALAM JANGKA PANJANG Di saat suku bunga deposito berada di level tinggi seperti saat ini, adalah merupakan hal yang wajar untuk melakukan diversifikasi pada aset kas untuk mengincar potensi imbal hasil tinggi dalam jangka pendek. Namun hal ini tetap harus diseimbangkan dengan mewaspadai faktor inflasi dan depresiasi nilai tukar yang dapat menggerus portofolio Anda dengan cara mecari potensi imbal hasil lebih tinggi dalam jangka panjang yang ditawarkan oleh instrument pasar modal.
MANFAATKAN INVESTASI PADA REKSA DANA SAHAM DI SAAT VALUASI PASAR RENDAH UNTUK MEMPEROLEH IMBAL HASIL OPTIMAL, NAMUN WASPADAI FLUKTUASI TINGGI DENGAN STRATEGI PORTOFOLIO YANG SEIMBANG Valuasi rendah di pasar saham saat ini jelas merupakan hal yang menarik bagi investor. Namun pilihan yang terlalu berfokus pada sektor maupun saham tertentu secara spesifik sebaiknya dihindari dalam kondisi yang rentan fluktuasi di semester pertama tahun 2014. Memilih reksa dana saham dengan strategi diversifikasi yang menyeluruh dan melakukan strategi bottom up akan lebih memberikan hasil yang optimal dan menjaga fluktuasi portofolio investor.
Ekspektasi akan pendapatan emiten telah amat rendah di akhir tahun 2013, sementara permintaan konsumen mulai meningkat serta komponen biaya tidak lagi mengalami kenaikan signifikan di awal tahun 2014.
Ekspansi rasio P/E yang mencapai 90% dari total kinerja IHSG di 2 bulan pertama tahun 2014 berpotensi memicu aksi profit taking oleh investor yang juga menunggu dirilisnya secara lengkap laporan pendapatan emiten untuk tahun 2013 di bulan Maret ini. Namun sebagaimana kami tegaskan pada penjelasan sebelumnya, ekspektasi akan pendapatan emiten telah amat rendah di akhir tahun 2013, sementara permintaan konsumen mulai meningkat serta komponen biaya tidak lagi mengalami kenaikan signifikan di awal tahun 2014. Apabila melihat 2 sektor yang memiliki kinerja tertinggi di awal tahun 2014, yakni konstruksi/properti dan keuangan, 2 sektor ini sebenarnya merupakan 2 sektor yang justru memiliki sensitivitas tertinggi terhadap suku bunga acuan yang saat ini masih relatif tinggi. Namun perhatian investor saat ini lebih tertuju pada valuasi IHSG yang saat ini masih menarik dan dapat diperdagangkan
pada level yang lebih premium dibandingkan saat ini, terutama apabila melihat potensi profitabilitas dan pendapatan emiten di tahun 2014. Likuiditas investor asing yang telah berangsur-angsur kembali pada pasar saham dan obligasi domestik turut memberikan sentimen positif bagi pasar saham domestik. Meskipun hal ini masih belum ditunjang oleh aktivitas investor domestik yang mayoritas masih menunggu situasi politik menjelang Pemilu 2014. Hal ini seharusnya tidak menjadi penghalang mengingat aktivitas ekonomi makro cenderung meningkat pada masa pemilu (lihat edisi sebelumnya) dan momentum saat ini seharusnya menjadi momentum yang tepat untuk kembali mengakumulasi reksa dana saham.
7 | Market Perspective | Maret 2014
Portfolio IDR March 2014* Konsep Portofolio
Pilihan Reksa Dana
Alokasi pada portofolio
Core Portfolio
First State Indoequity Dividend Yield Shroder 90 Equity Plus Schroder Dana Istimewa
50%
Growth Portfolio
BNP Paribas Infrastruktur Plus Batavia Dana Saham Optimal
20%
Fixed Income Medium to Long duration
First State Indonesia Bond Fund FR68 / FR65 / FR71
20%
Fixed Income Short duration
Danareksa Melati Platinum Rupiah Schroder Dana Andalan 2 FR66 / 63
10%
Portfolio USD March 2014* Konsep Portofolio
Pilihan Reksa Dana
Alokasi pada portofolio
Core Portfolio
Panin SRC Moderate Fund Manulife Greater Indonesia Fund
70%
Fixed Income Long duration
Indon 35/42/43
10%
Fixed Income Medium duration
Indon 21/22/23 New
20%
*Subject to disclaimer
DISCLAIMER Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktuwaktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di
[email protected].
www.commbank.co.id CommBankID CommBank_ID