MARKET
PERSPECTIVE
Wealth Management Newsletter | Maret 2017
Rising Commodities Effects Kenaikan harga komoditas menimbulkan efek multiplier bagi pertumbuhan ekonomi
GREETINGS Nasabah yang terhormat, Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank. Pada edisi e-Market Perspective kali ini, Kami mengulas mengenai pergerakan pasar saham dan pasar obligasi selama bulan Februari 2017 yang belum bergerak banyak meski rilis data-data makroekonomi sesuai perkiraan pasar. Di awal bulan Februari, Moody’s merubah outlook peringkat utang Indonesia menjadi positif dari stabil. Perubahan tersebut membuat persepsi risiko investasi di Indonesia terus turun ditandai dengan level credit default swap Indonesia yang mencapai level terendah dalam satu tahun terakhir. Kami juga mengulas mengenai multiplier effect sebagai dampak kenaikan harga komoditas terutama batubara terhadap ekonomi hingga dampaknya terhadap pasar keuangan Indonesia. Dimana yang Kami ibaratkan seperti peribahasa “ada gula ada semut” ketika harga batubara naik, aktivitas pendukungnya kembali hidup dan akan membawa kemakmuran di wilayah sekitarnya. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager Kami di cabang terdekat.
Rustini Dewi Director of Retail Banking
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017 | 1
EQUITY MARKET REVIEW MARET 2017 Selama periode bulan Februari IHSG mengalami kenaikan tipis hingga pertengahan bulan. Rilis data inflasi yang mencapai 0,97% MoM jauh lebih tinggi dari konsensus tidak banyak mempengaruhi pergerakan pada IHSG. Kenaikan inflasi di atas normal diakibatkan oleh subsidi tarif dasar listrik yang mulai dikurangi per Januari kemarin. Rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 yang mencapai 5,02% YoY memenuhi target pemerintah ataupun ekonom. Belanja pemerintah yang menurun pada 4Q16 dibandingkan tahun sebelumnya, lebih disebabkan karena tingginya belanja pemerintah pada 4Q15. Berita positif datang dari ekspor Indonesia yang naik 27% YoY pada Januari 2017. Kenaikan harga komoditas terutama batubara dan kelapa sawit memberikan kontribusi besar pada kenaikan ekspor. Meski pernyataan Donald Trump pada akhir Februari yang belum membeberkan detil tax plan namun pasar saham AS tetap bereaksi positif. Walaupun rencana proteksionisme Trump banyak ditentang oleh warganya sendiri, namun untuk kebijakan reformasi pajak ditanggapi positif oleh pasar AS. Berdasarkan survey investopedia masyarakat AS memandang positif outlook pasar ekuitas dan rencana reformasi pajak dari Donald Trump.
Mayoritas rilis data ekonomi menunjang penurunan yield obligasi seperti pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan ekspektasi, neraca perdagangan yang melanjutkan catatan surplus, serta meningkatnya cadangan devisa. Namun data inflasi yang meningkat mengimbangi positifnya beberapa indikator tersebut. Adanya risiko kenaikan inflasi di tahun ini direspon oleh Bank Indonesia dengan mempertahankan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia 7 days reverse repo rate di level 4,75%. Sikap Bank Indonesia tersebut menunjukan bertambahnya kekhawatiran terhadap risiko global termasuk rencana pengetatan lanjutan oleh The Fed. Kondisi ini mengindikasikan tertutupnya peluang pelonggaran di 1Q17 bahkan bisa memicu pengetatan jelang akhir tahun. Berita positif lainnya datang dari dinaikannya outlook peringkat utang Indonesia menjadi positif dari stabil oleh Moody’s di awal bulan. Ini membuat tiga besar agen pemeringkat internasional kompak melihat ekonomi Indonesia lebih positif. Namun hanya S&P yang belum menempatkan Indonesia dalam investment grade.
Yield Curve SBN
Hingga akhir Februari IHSG naik +1,70% YTD, MSCI World Index naik +5,0% YTD, dan MSCI Emerging Market Index naik +8,59% YTD. Sementara investor asing telah keluar dari pasar saham sebesar Rp -1,77 triliun.
Periode YTD IHSG Tertinggal Dari Negara Lain
Sumber: Bloomberg
GLOBAL MARKET OUTLOOK One Man Show On Global Stage Economy
Sumber: Bloomberg
BOND MARKET REVIEW MARET 2017 Pasar obligasi bulan Februari bergerak positif dengan catatan kenaikan Bloomberg Indonesia Local Sovereign Index (BINDO Index) ke level 201,28 dari 198,95 atau naik sebesar 1,17% dari penutupan akhir Januari lalu. Yield SBN 10 tahun turun 11 bps menjadi 7,54% dari 7,65%.
Saat ini baik pelaku pasar finansial, pemimpin negara, ataupun dunia usaha berharap harap cemas akan langkah riil yang akan dilakukan oleh satu orang. Dengan statusnya sebagai pemimpin negara dengan ekonomi terbesar di dunia, dan mewakili hampir 30% konsumsi global, tentu kebijakan yang diambil dapat memberikan dampak masif kepada negara-negara lain. Rencana Trump memberikan border tax sebesar 20% dan menaikkan tarif impor membuat masyarakat global terjebak dalam ketidakpastian. AS yang dikenal sebagai sebagai pioneer perdagangan bebas, yang memberikan pengaruh sangat kuat di seluruh dunia, dan membuat banyak negara mengadopsi ide perdagangan bebas untuk meningkatkan kemakmuran, saat ini seperti hendak mengingkari impian masyarakat Eropa ketika menginjak pertama kali.
2 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017
Perdagangan bebas yang membawa kemakmuran pada masyarakat dan berhasil membangun perekonomian AS menjadi yang terbesar di dunia, saat ini seperti terdakwa penyebab permasalahan yang terjadi pada ekonomi AS. Sebagai seseorang yang berlatar belakang pengusaha tentu Donald Trump sadar betul risikonya bila AS menutup diri. Apa yang dilakukan saat ini merupakan usaha dari AS untuk memperbaiki perjanjian dagang yang dipandang kurang menguntungkan. Sebagai contoh pernyataan Trump mengancam produsen mobil yang memproduksi di Meksiko untuk dijual di AS maka akan dikenakan pajak perbatasan hingga 20% merupakan bentuk intervensi mengembalikan lapangan kerja dan investasi di AS.
Dibandingkan dengan negara maju lainnya, pajak korporasi AS saat ini tergolong tinggi hingga mencapai 35%. Padahal bila dibandingkan dengan rasio belanja pemerintah terhadap GDP, pengeluaran AS relatif lebih kecil dari negara maju lainnya.
Trump Tax Plan Illustration
US The Biggest Economy In The World Ranking
Economy
(millions of US Dollars)
1
United States
18,036,648
2
China
11,007,721
3
Japan
4,383,076
4
Germany
3,363,447
5
United Kingdom
2,858,003
6
France
2,418,836
7
India
2,095,398
8
Italy
1,821,497
9
Brazil
1,774,725
Canada
1,550,537
10
Sumber: World Bank diolah oleh Commonwealth
Sumber: Media
High Correlation Between Commodity Price & PMI Global Commodity Prices and Manufacturing Activity Raw Industrials Prices
Manufacturing PMIs
(Change Year-Over-Year)
Percent Improving (12-Months Basis, 3-Months Average)
50% 25% 0%
Namun apabila yang terjadi para produsen mobil tetap memproduksi di Mexico dan AS memberikan border tax hingga 20%, maka ini akan merugikan konsumen AS karena harga beli akan meningkat, sementara tanpa investasi dan penyerapan tenaga kerja tidak memberikan added value untuk AS.
Market Expectation on Trump Tax Plan Tidak semua ide yang dilontarkan oleh Donald Trump disambut negatif oleh publik. Rencana Trump untuk mereformasi pajak dan melakukan pemangkasan disambut positif oleh publik, dan merupakan salah satu katalis yang membuat Trump memenangkan kursi kepresidenan. Ketika Trump menyatakan akan mengeluarkan detil rencana pajak pemerintahannya, pasar AS langsung menyambut positif dengan mengalami kenaikan hampir 1%.
-25%
2016
2015
2014
2013
2012
2011
-50% 2010
Memang benar biaya tenaga kerja AS lebih mahal dari Meksiko, namun dengan rencana Trump menurunkan pajak korporasi maka akan memberikan kompensansi dari kenaikan biaya. Apabila pun produsen mobil menyesuaikan kenaikan biaya dengan menaikkan harga jual, kenaikan biaya pun itupun karena memberikan lapangan kerja pada masyarakat AS sehingga memberikan added value pada perekonomian AS.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sumber: Fidelity
World Economy Growth Recover Walaupun pasar global masih berada dalam ketidakpastian akibat rencana proteksionisme AS namun sisi positifnya saat ini ekonomi global telah melewati risiko resesi seperti yang ditakutkan pada awal 2016. World bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di 2017 mencapai 2,7%. Uni Eropa sendiri telah memberikan indikasi pemulihan dengan angka PMI/ indikator sektor manufaktur berada di level 55,5 yang menunjukkan adanya ekspansi. Berdasarkan data historis kenaikan harga komoditas memilki korelasi yang tinggi dengan PMI. Dengan harga komoditas yang mengalami pemulihan di 2016 data PMI negara-negara maju juga menunjukkan kembali ke arah ekspansi setelah sebelumnya berada di bawah 50 yang berarti kontraksi.
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017 | 3
Optimisme investor global terefleksi dengan kenaikan hampir seluruh bursa dunia dari awal 2017 ini. Baik ekuitas negara emerging market ataupun developed market bergerak searah mengalami penguatan. Namun risiko terbesar pada negara maju tahun ini bukanlah pada kondisi perekonomiannya yang mulai menunjukkan pemulihan, namun datang dari politik terutama di Uni Eropa yang saat ini simpatisan untuk keluar dari Uni Eropa semakin meningkat. Risiko lainnya datang dari kebijakan terutama pada AS yang menyebabkan ketidakpastian pada dunia usaha dan dunia finansial.
Euro Politics Uncertainty
Ketidakpastian politik dari Zona Eropa merupakan salah satu tema utama untuk pasar keuangan pada tahun ini. Investor mulai dihadapkan oleh kekhawatiran tersebut yang tercermin dengan adanya pelebaran spread yield obligasi menjelang pemilu di Belanda, Perancis, Jerman dan mungkin Italia. Peristiwa politik yang dalam waktu dekat akan berlangsung yakni pemilu Belanda pada 15 Maret. Meski Belanda merupakan negara yang mendukung Uni Eropa, namun Partai untuk Kebebasan (PVV) yang skeptis terhadap Uni Eropa diperkirakan akan mendapatkan kursi terbanyak dalam parlemen. Pemilu Belanda akan menjadi contoh kasus pertama di tahun ini untuk menguji kekuatan integritas Uni Eropa. Meskipun pemilu Perancis baru akan diselenggarakan pada 23 April dan 7 Mei untuk putaran kedua, namun pada bulan Maret akan dimumkan secara resmi kandidat yang akan maju sebagai calon Presiden. Dari kandidat yang ada saat ini, ada dua kandidat yang memiliki elektabilitas tertinggi yakni Marine Le Pen dan Emmanuel Macron yang masingmasing berasal dari partai Fron Nasional dan En Marche! Marine Le Pen, politisi yang vokal akan menggelar referendum Perancis untuk keluar dari Uni Eropa jika dalam 6 bulan sejak dirinya terpilih gagal melakukan negosiasi ulang dengan Uni Eropa. Sementara Emmanuel Macron lebih mengusung prinsip bahwa Perancis membuka pintu untuk kesepakatan perdagangan bebas dan masuknya imigran selama membawa dampak positif terhadap ekonomi Perancis.
EQUITY MARKET OUTLOOK Sugar Makes the Ants Come Sejak kecil kita diajari peribahasa “ada gula ada semut“. Seperti halnya semut, dimana ada sumber rejeki maka disanalah ramai-ramai orang berkumpul. Lebih lengkapnya melihat keadaan saat ini dimana ada gula disana ada semut pencari gula, kemudian ada semut pengusaha restoran yang berjualan makanan ke semut pencari gula, lalu ada semut nelayan yang berjualan ikan ke semut pengusaha restoran, dan seterusnya perputaran terus berlanjut. Adanya gula tidak hanya membuat semut pencari gula menjadi makmur, namun membangun kemakmuran masyarakat di wilayah itu. Hal inilah yang terjadi begitu jelas di Indonesia terutama kondisi di luar pulau Jawa. Ketika harga komoditas seperti batubara berada di level tinggi, maka bukan hanya perusahaan batubara saja yang mengeruk keuntungan besar, ekonomi yang berada di wilayah tersebut juga merasakan imbas positif dari perputaran dana yang meningkat. Hal sebaliknya, salah satu alasan kenapa ekonomi Indonesia melambat dalam beberapa tahun terakhir adalah akibat turunnya harga komoditi yang memberikan kontribusi besar. Ekonomi di luar Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan yang terkenal sebagai produsen batubara dan kelapa sawit ekonominya menjadi terpuruk akibat minimnya aktivitas para pengusaha komoditas di wilayah tersebut. Walaupun mengandalkan penjualan sumber daya alam bukan hal yang positif, namun disaat ekonomi global melambat, kenaikan harga batubara dan kelapa sawit patut disyukuri.
Perputaran Aktivitas Ekonomi
10-YR Government Bond Yield Spread (%) 2.5
2.5 Italy-Germany
Sumber: Media
2.0
2.0
1.5
1.5
1.0
1.0
France-Germany Netherlands-Germany
0.5 0.0
0.5 0.0
J F M A M J J A S O N D J F M 2016 2017
Sumber: CBA
Salah satu alasan kenapa ekonomi Indonesia melambat dalam beberapa tahun terakhir adalah akibat turunnya harga komoditi yang memberikan kontribusi besar.
4 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017
Kembali meningkatnya belanja modal emiten IHSG 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Capital expenditure (Rp tn) Telco Property Toll Road Rp59tn
2014
Rp63tn
2015
Industrial Estate Heavy Equipment Construction Rp66tn
2016
Rp95tn
2017
Rp96tn
2018
Sumber: Pemerintah, Mandiri Sekuritas
Aktivitas Bisnis Meningkat terefleksi dari Meningkatnya Capex Sejak 4Q16 dapat dilihat dari rencana-rencana emiten Indonesia yang menaikkan rencana belanja modal mereka. Terutama pada perusahaan-perusahaan komoditas seperti batubara dan kelapa sawit. Rendahnya cost of fund, tingginya harga komoditas, dan kuatnya dolar AS memberikan momentum yang sangat positif untuk para pengusaha kembali berekspansi meningkatkan belanja modal untuk menaikkan produksi dan penjualan.
Tantangan Indonesia saat ini bukan lagi pada solvency ratio, namun pada growth. Hingga akhir bulan Februari investor asing masih tercatat melakukan aksi jual sepanjang tahun ini. Sudah menjadi rahasia umum alasan kenapa IHSG dihargai premium karena menjanjikan growth yang tinggi dan sustainable dalam jangka panjang. Betul!! Naiknya harga komoditas dan turunnya cost of fund akan memberikan multiplier effect pada ekonomi Indonesia. Namun efek yang diberikan membutuhkan waktu sebelum terserap pada perekonomian. Lalu pertanyaannya kapan? Karena hingga saat ini fakta di lapangan masih belum mampu merefleksikan ekspektasi tersebut. Bila dilihat dari pasar ekuitas global, saat ini sudah naik cukup tinggi, sementara IHSG tergolong tertinggal dibandingkan negara lainnya. MSCI global sudah naik 5,2% dan MSCI emerging market naik 10,2% YTD hingga 22 Februari. Ini menunjukkan investor masih meragukan kemampuan IHSG menjustifikasi ekspektasi pertumbuhannya.
CDS 5 Tahun Indonesia Terendah 4 tahun Terakhir
Meningkatnya aktivitas pengusaha komoditas ini memberikan harapan ekonomi di pulau utama yang mengandalkan komoditas kembali terdongkrak. Penyerapan tenaga kerja dan menggelembungnya pemasukan akan meningkatkan perdagangan serta konsumsi. Membaiknya outlook ekonomi Indonesia saat ini juga ditopang dengan disiplin menjaga defisit transaksi berjalan yang hanya -1,73%, dimana beberapa kebijakan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan penggunaan dolar AS seperti pembayaran dalam negeri wajib dalam bentuk rupiah mulai memberikan efek positif. Tentu apabila ekonomi Indonesia kembali berlari kencang tumbuh diatas 6%, maka current account deficit (CAD) akan menjadi risiko terbesar yang perlu diperhatikan. Namun saat ini CAD bukanlah isu. Selain itu, Credit Default Swap (CDS) Indonesia atau sederhananya premi asuransi ketika membeli aset berisiko Indonesia semakin turun harganya saat ini, yang menunjukkan semakin meningkatnya optimisme pasar global pada kondisi ekonomi Indonesia. Turunnya CDS ini dapat dikatakan di luar dugaan. Bila awalnya pelaku pasar mengkhawatirkan rencana kebijakan pemerintahan baru AS dapat meningkatkan uncertainty yang berimbas naiknya premi, namun yang terjadi CDS Indonesia terus turun bahkan di level terendah dalam 4 tahun terakhir. Pengakuan oleh Fitch di akhir tahun lalu yang kemudian disusul Moody’s pada awal tahun ini dengan menaikkan outlook ekonomi Indonesia menjadi positif meningkatkan keyakinan investor. Dari sudut pandang cash flow dan ketahanan menghadapi risiko, saat ini kemampuan Indonesia terus meningkat dan jauh lebih baik.
Sumber: Bloomberg
Membutuhkan Data Konkret Untuk Menjustifikasi Kenaikan IHSG Beberapa indikator ekonomi Indonesia seperti PMI, consumer confidence, auto sales sesungguhnya telah menunjukkan indikasi perbaikan. Namun masih terdapat beberapa data yang memunculkan keraguan pada investor apakah laba bersih perusahaan-perusahaan Indonesia akan meningkat sesuai ekspektasi tahun ini. Dari rilis data penjualan semen nasional pada bulan Januari menunjukkan penurunan -0,3% YoY. Dengan angka penggunaan semen hampir 70% untuk properti ini menunjukkan sektor properti belum benar-benar pulih. Ekspektasi penerimaan negara terutama dari pajak juga menjadi salah satu concern utama dari investor. Pelaku pasar menunggu efektifitas dari tax amnesty meningkatkan penerimaan pajak negara. Masalah penerimaan negara dari pajak seperti menjadi kisah klasik yang terus berulangulang, pemerintah kerap terlihat kesulitan meningkatkan penerimaan tersebut.
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017 | 5
Saat ini pasar membutuhkan data konkret untuk menjadi justifikasi apakah IHSG layak dihargai lebih tinggi atau tidak, mengingat saat ini secara relatif berada di valuasi yang cukup premium. Rilis data laporan keuangan 1Q17 dan 2Q17 akan menjadi katalis kuat yang menentukan arah IHSG di 2017 ini. Sementara dengan data non-perfoming loan yang menjadi concern dari S&P relatif teratasi dengan membaiknya angka NPL dan naiknya harga komoditas. Perolehan Status investment grade oleh S&P juga dapat menjadi booster yang menggerakan pasar di pertengahan tahun.
Konsumsi Semen 1M17 Masih Turun Tipis YoY AREA
2016
+-(%)
Jakarta
389.221
421.167
(7.6)
Banten
253.681
291.079
(12.8)
West Java
738.046
776.134
(4.9)
Central Java
679.067
643.177
5.6
Yogyakarta
88.461
84.120
5.2
796.886
747.909
6.5
TOTAL JAVA
2.945.363
2.963.586
(0.6)
Sumatra
1.028.807
1.098.326
(6.3)
Kalimantan
314.553
364.840
(13.8)
Sulawesi
429.441
429.806
(0.1)
Nusa Tenggara
311.533
320.107
(2.7)
Maluku & Irian J
142.591
117.855
21.0 (2.3)
TOTAL INDONESIA
5.172.287
5.294.522
Export Semen
59.025
33.926
74.0
Export Clinker
80.055
-
100.0
139.080
33.926
310.0
5.311.367
5.328.448
(0.3)
TOTAL EXPORT GRAND TOTAL
Indikator yang menjadi pertimbangan Moody’s adalah menyempitnya defisit neraca berjalan, meningkatnya cadangan devisa dan melambatnya utang luar negeri perusahaan swasta. Efektivitas kebijakan seperti disiplin fiskal dan terus berlanjutnya reformasi struktural di bidang ekonomi, fiskal dan kebijakan. Dengan perubahan ini meningkatkan peluang adanya kenaikan peringkat Indonesia di masa depan.
JANUARY 2017
East Java
investment grade. Perbaikan outlook ini merupakan pengakuan dari lembaga pemeringkat internasional bahwa Indonesia berhasil untuk menjaga stabilitas makroekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi global sekaligus menurunkan kerentanan terhadap gejolak eksternal.
Sumber: PT. Semen Indonesia, Asosiasi Semen Indonesia
BOND MARKET OUTLOOK Positive Outlook Amid Inflation Pressure Testimoni Janet Yellen yang bernada hawkish dihadapan Senat dan House of Representative pada laporan semesteran menegaskan bahwa akan adanya kenaikan FFR secara gradual pada tahun ini. Hal tersebut juga ditemukan dalam FOMC minutes of meeting yang menunjukan mayoritas anggota FOMC setuju dengan kenaikan FFR dalam waktu dekat jika data ketenagakerjaan dan inflasi sejalan atau melebihi ekspektasi mereka. Selain itu, kebijakan fiskal dari pemerintah kemungkinan dapat memicu percepatan kenaikan FFR. Hingga sebelum Presiden Trump pidato di depan Kongres pada 28 Feb, probabilitas kenaikan FFR masih berkisar antara bulan Mei dan Juni. Namun dalam sehari setelah pidato Trump, probabilitas kenaikan FFR pada Maret melonjak menjadi 80% dari sebelumnya hanya 52%. Pada 8 Februari, Moody’s merubah outlook peringkat utang Indonesia menjadi positif dari stabil serta mengafirmasi peringkat Indonesia di level Baa3 yang merupakan
Indonesia Sovereign Rating Agency
Current Rating
Last Action
Standard & Poor’s
BB+ (positive)
21-May-15 outlook revised from stable to positive
Moody’s
Baa3 (positive)
8-Feb-17 outlook revised from stable to positive
Fitch
BBB- (positive)
21-Dec-16 outlook revised from stable to positive
Sumber: Bank Indonesia
Saat ini Indonesia disematkan outlook positif dari ketiga lembaga pemeringkat internasional utama (S&P, Fitch dan Moody’s) namun hanya S&P yang masih belum menempatkan Indonesia dalam peringkat investment grade. Meskipun dalam laporan terakhirnya S&P melihat positif perkembangan ekonomi Indonesia namun kenaikan pada non-performing loan perbankan menjadi perhatian utama S&P. Perbaikan outlook dari Moody’s memicu penurunan Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia hingga ke level 126, yang merupakan level terendah dalam empat tahun terakhir dan hampir menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir yakni di level 123. CDS Indonesia yang sedang dalam penurunan tren sejak pertengahan November menunjukan persepsi risiko terhadap Indonesia semakin berkurang. Ini memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi. Dari dalam negeri, nampak sepanjang Februari minat peserta lelang menurun baik pada lelang SBN maupun sukuk jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Minat investor asing juga cenderung menurun tercermin hanya mencatatkan net-buy Rp 4.31 triliun sepanjang Februari turun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9.46 triliun. Sementara investor domestik juga tampak tidak terlalu agresif jika dibanding tahun lalu. Investor asuransi hanya menambah Rp 6.72 triliun YTD turun dibanding Rp 7.4 triliun periode yang sama tahun lalu, sementara investor dana pensiun hanya menambah Rp 0.35 triliun YTD dari Rp 4.64 triliun tahun lalu.
6 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017
Kepemilikan investor di SBN Type of Investor Bank Bank Indonesia Mutual Fund
27-Feb
% of outs
Net Buy/ (sell) mtd
ytd
519.48
28.1%
25.66
120.2
49.26
2.7%
(4.05)
(84.99) 3.84
89.50
4.8%
1.66
Insurance
244.96
13.3%
3.71
6.72
Foreign
689.81
37.4%
4.31
24.01 0.35
Pension Fund Others Total
87.63
4.7%
0.68
165.73
9.0%
3.25
3.13
1,846.36
100.0%
35.22
73.08
Sumber: : DJPPR diolah oleh Commonwealth
RISKS TO WATCH Rencana Donald Trump untuk menaikkan tarif impor dan merenegosiasikan perjanjian perdagangan menciptakan ketidakpastian pada dunia usaha. Mengingat AS merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia, maka kebijakan yang diambil dapat memberikan dampak signifikan. Janji Donald Trump untuk memangkas pajak korporasi dan individu disambut positif oleh masyarakat AS. Dampak dari pemangkasan pajak akan meningkatkan permintaan dan pada akhirnya meningkatkan inflasi melebihi inflasi rata-rata tahunan. Tingginya inflasi akan memaksa The Fed menaikkan suku bunga dan membuat harga obligasi berisiko terkoreksi. Penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta putaran pertama pada 15 Februari lalu tergolong cukup sukses. Pasar masih menantikan suksesnya penyelenggaraan Pilkada putaran kedua nanti untuk memberikan kepastian politik pada investor. Rendahnya penerimaan pajak di tengah kebutuhan dana yang besar untuk belanja pemerintah akan memperlebar defisit anggaran, yang memicu meningkatnya supply obligasi di pasar. Risiko capital outflow akan menghantui pasar keuangan di tahun ini. Harus diakui bahwa porsi kepemilikan investor asing di pasar saham maupun obligasi relatif besar. Dengan membaiknya kondisi ekonomi AS maka memperbesar tekanan outflow untuk keluar dari emerging market yang dapat memberikan tekanan baik di pasar saham maupun obligasi. Rilis laporan keuangan 1Q17 akan menjadi kunci yang menggerakan IHSG. Dengan ekspektasi pasar cukup tinggi akan kenaikan laba bersih di 2017 maka apabila meleset berisiko memberikan sentimen negatif kepada investor.
REKOMENDASI INVESTASI Pada pasar Saham, cukup di luar dugaan melihat perkembangan pasar saham saat ini. Di saat pasar negara maju dan negara berkembang telah naik 5-10% YTD, IHSG malah tertinggal dengan kenaikan yang baru sekitar 1% ditambah dengan net-sell sekitar Rp 1 triliun oleh investor asing. Terdapat beberapa dugaan seperti valuasi yang cukup mahal, perputaran dana ke negara lain, ataupun karena situasi politik yang membuat investor menjadi bersikap lebih berhati-hati untuk kembali masuk ke IHSG. Dibutuhkan bukti konkrit untuk menjustifikasi kenaikan indeks lebih lanjut. Kami memandang ini merupakan kesempatan bagi para investor domestik untuk meningkatkan investasinya di reksadana saham. Telah dipangkasnya suku bunga sebesar 150 basis dan beberapa data ekonomi yang membaik memberikan indikasi yang positif. Ditambah bila di pertengahan tahun ini Indonesia mendapatkan status investment grade dari S&P. Secara jangka panjang kami masih tetap bullish pada equity dan memberikan rekomendasi aset alokasi 70% dari total portofolio. Pada pasar obligasi, dihadapi dengan risiko kenaikan inflasi yang pada bulan Januari tercatat cukup tinggi, dan diprediksi masih akan tinggi di Februari. Selain itu, pasar obligasi masih dibayangi dengan rencana kenaikan FFR untuk mengimbangi potensi kenaikan inflasi di AS akibat rencana kebijakan fiskal Presiden Trump. Namun penurunan CDS yang cukup signifikan setelah perubahan outlook peringkat utang dari Moody’s, menigkatkan kembali optimisme bahwa S&P akan segera menaikan peringkat Indonesia ke investment grade mengimbangi sentimen global. Dengan pertimbangan tersebut, Kami merekomendasikan untuk menurunkan durasi portofolio untuk mereduksi risiko volatilitas. Diproyeksi pasar obligasi masih dapat memberikan return positif tahun ini, meskipun akan lebih kecil dari tahun lalu. Secara jangka panjang kami melihat pasar obligasi masih cukup atraktif dengan rekomendasi alokasi sebesar 30% dari total portofolio.
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017 | 7
ANALISA VALAS Di awal tahun 2017 ini pergerakan USD banyak didominasi dengan fokus market terhadap potensi kebijakan Trump dan outlook suku bunga Amerika yang berpeluang dinaikkan pada meeting tanggal 16 Maret, kedepannya USD masih diprediksi masih akan cenderung menguat dengan outlook suku bunga ini, ditambah lagi bila Presiden Trump menjelaskan secara detail rencana kebijakan pajaknya yang dianggap bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Amerika.
USD/IDR Pergerakan USD/IDR hingga akhir Februari 2017 tergolong cukup stabil dengan range antara 13280-13400 dengan kecenderungan USD menguat ditengah ketidakpastian mengenai kebijakan Trump terutama yang saat ini sedang dibahas yaitu mengenai masalah kebijakan pajak. Di pidato terakhirnya Trump tidak memberikan indikasi yang jelas mengenai kebijakan pajaknya sehingga membuat market kembali fokus dengan outlook suku bunga Amerika yang
diprediksi berpeluang naik di pertemuan FED bulan maret. Disamping itu inflasi lokal yang naik terlalu cepat juga berpotensi menyebabkan tekanan depresiasi rupiah di masa depan dan ini juga bisa membuat bank sentral untuk menyesuaikan suku bunga ke level yang lebih tinggi. Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan berada di rentang 13,300 – 13,500 pada kisaran bulan Maret ini.
AUD/USD Pada bulan Februari ini AUD bergerak sangat stabil dengan range 0.7608 – 0.7732 seiring dengan naiknya harga bijih besi ke level tertinggi, RBA masih diprediksi akan mempertahankan suku bunga di level terendah di 1,50%. Dalam pernyataannya, RBA memberikan fokus pada pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Australia yang tumbuh signifikan di level 1,1%. Pertumbuhan tenaga kerja hanya bertumbuh sebesar 13.5K dan level pengganguran dirilis turun di 5,7% dari sebelumnya di 5,8%, Hal ini memberikan indikasi ke market bahwa suku bunga masih bisa bertahan di level sekarang paling tidak sampai pertengahan tahun 2017 dan momentum
pertumbuhan ekonomi Australia masih cukup terjaga. Untuk jangka waktu pendek AUD masih cenderung berpotensi kembali melemah terhadap mata uang lainnya dikarenakan kebijakan ekonomi Trump dan prospek kenaikan suku bunga US untuk tahun ini masih cukup menyita perhatian market. Ditambah lagi pertumbuhan ekonomi China yang masih cenderung melambat. Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.7350 – 0.7650 pada kurun waktu bulan Maret 2017.
EUR/USD Nilai tukar Euro terhadap USD bergerak signifikan turun dengan range 1.0495-1.0830 di bulan Februari, dipicu oleh masalah politik yang disorot di Perancis terkait dengan pemilu presiden yang akan diadakan pada bulan april dimana salah satu kandidat kuatnya yaitu Marine Le Pen mendapatkan dukungan yang cukup kuat. Marine Le Pen ini adalah salah satu orang yang mendukung Perancis keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Sementara itu dari kondisi ekonomi Zona Euro sendiri indeks harga konsumen Zona Euro tumbuh pada kecepatan tahunan 1,8% di bulan Februari, sama dengan
bulan Januari dalam jajak pendapat Reuters. Sementara pertumbuhan ekonomi Zona Euro dilaporkan berakselerasi di kuartal terakhir tahun lalu. Data awal memperlihatkan GDP Zona Euro tumbuh 0,4% setelah sebelumnya berekspansi 0,5%. Untuk jangka pendek diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.0450-1.0750 pada kurun waktu bulan Maret 2017.
GBP/USD Poundsterling kembali bergerak stabil dengan kecenderungan turun di bulan Februari ini dengan range 1.2345-1.2575 disebabkan oleh fokus market terhadap potensi referendum Skotlandia dan rilis traktat Lisbon pasal 50 menyebabkan GBP kembali tertekan. Beberapa data ekonomi memberikan indikasi bahwa ekonomi inggris masih cukup terjaga
momentumnya seperti rilis CPI tahunan masih berada di kisaran 1,8% dan GDP nya masih terjaga di level 2%. Diperkirakan GBP/USD akan bergerak fluktuatif dalam rentang 1.1900-1.2450 pada kurun waktu bulan Maret 2017.
8 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017
USD/JPY USDJPY masih bergerak sangat fluktuatif pada bulan Februari, JPY kembali menguat terbatas dengan range 111.70-114.95 disebabkan oleh beberapa masalah geopolitik seperti ketegangan Korea Utara, isu politik di Perancis, dan ketidakjelasan kebijakan Trump membuat investor kembali memburu aset safe haven menyebabkan JPY kembali menguat. BoJ juga memberikan indikasi akan tetap
berkomitmen menggunakan suku bunga dan pembelian aset sebagai alat kebijakan utama untuk menghidupkan kembali perekonomian. Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 112.00-115.50 pada bulan Maret 2017.
RECOMMENDATION EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
Expected buying level
13.270 - 13.330
USD/IDR
1.0400 - 1.0450
1.2100 - 1.2150
0.7400 - 0.7450
112.00 - 112.50
Expected selling level
13.450 - 13.500
1.0600 - 1.0650
1.2300 - 1.2350
0.7650 - 0.7700
115.00 - 115.50
Long profit taking
13.500 and above
1.0600 and above
1.2300 and above
0.7650 and above
115.00 and above
Short profit taking
13.330 and below
1.0450 and below
1.2150 and below
0.7450 and below
112.50 and below
Long cut loss
13.150 - 13.200
1.0300 - 1.0350
1.2000 - 1.2050
0.7300 - 0.7350
111.00 - 111.50
Short cut loss
13.550 - 13.600
1.0700 - 1.0750
1.2400 - 1.2450
0.7750 - 0.7800
116.00 - 116.50
Entry Point Profit Taking Cut Loss
*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
USD/JPY
DISCLAIMERS Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup”. Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapat manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat atau tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan, pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak, memberitahukan perkembangan terkini atau harus terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksidan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silakan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi Call Centre kami di 15000 30 atau email kami di
[email protected].
10 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Maret 2017