MARKET
PERSPECTIVE
Wealth Management Newsletter | Juni 2017
Full Investment Grade Effect Indonesia meraih full investment grade yang didorong oleh perbaikan kondisi makro ekonomi dan reformasi pengelolaan fiskal
GREETINGS Nasabah yang terhormat, Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank. Selain mengulas mengenai pergerakan pasar saham dan obligasi sepanjang bulan Mei 2017, pada edisi Market Perspective E-Newsletter kali ini Kami juga mengulas prospek ekonomi dan pergerakan pasar setelah Indonesia berhasil mendapatkan kembali status investment grade dari lembaga pemeringkat S&P. Setelah hampir lima tahun terakhir Indonesia terus berharap pemberian investment grade oleh S&P, akhirnya di pekan ketiga Mei lalu Indonesia mendapatkan kembali status investment grade setelah kehilangan status tersebut sejak Desember 1997. Kenaikkan peringkat ini melengkapi status investment grade yang telah diraih dari dua lembaga pemeringkat lain yakni Moody’s dan Fitch Ratings. Status full investment grade ini memberikan benefit diantaranya penurunan biaya bunga hutang pemerintah yang akan disusul dengan penurunan biaya bunga kredit perusahaan. Selain itu presepsi risiko terhadap Indonesia juga akan lebih rendah. Ketiga kondisi tersebut akan memicu investor asing untuk berinvestasi di Indonesia yang akan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan. Dengan demikian diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa akan lebih cepat dari sebelumnya. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager Kami di cabang terdekat.
Rustini Dewi Director of Retail Banking
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017 | 1
EQUITY MARKET REVIEW - MEI 2017
Selama bulan Mei ini terdapat tiga berita penting yang menjadi fokus pada investor. Dimulai dengan terpilihnya Emmanuel Macron sebagai presiden baru Perancis disusul dengan isu pemecatan direktur FBI oleh Donald Trump yang menciptakan sentimen negatif pada pasar luar negeri. Terakhir diperolehnya investment grade dari S&P setelah penantian bertahun- tahun. Setelah IHSG mengalami penguatan pasca kenaikan suku bunga AS dan laporan keuangan yang menunjukkan hasil cukup baik maka pada awal bulan Mei pergerakan IHSG relatif flat dan cenderung melemah. Dimenangkannya kursi presiden Perancis oleh Emmanuel Macron, yang merupakan pro Uni Eropa memberikan stabilitas politik yang lebih baik di Eropa, namun sentimen positif ini tidak banyak memberikan pengaruh pada IHSG. Berita pemecatan Direktur FBI James Comey memberikan sentimen negatif pada pasar luar negeri, memunculkan isu terdapat conflict of interest yang menyebabkan Trump membuat keputusan secara mendadak. Setelah menantikan selama 5 tahun akhirnya Indonesia mendapatkan status investment grade dari lembaga pemeringkat S&P. Membaiknya outlook ekonomi Indonesia dipandang S&P sebagai landasan diperolehnya status tersebut. Pada hari itu pasar langsung merespon positif, IHSG naik 3%. Hingga akhir Mei IHSG naik +8,33% YTD, MSCI World Index naik +9,17% YTD, dan MSCI Emerging Market Index naik +16,59% YTD. Sementara investor asing telah masuk ke pasar saham sebesar Rp21,6 triliun.
BOND MARKET
REVIEW - MEI 2017 Obligasi pemerintah kembali mencatatkan kinerja positif pada bulan Mei. BINDO Index yang mencerminkan kinerja total return SBN membukukan kinerja +1,11%, sementara kinerja INDON yang tercermin dari BEMSID Index juga tercatat positif +1,05%. Padahal hingga awal pekan kedua Mei, kedua index tersebut masih mencatatkan kinerja negatif sebelum berbalik arah setelah pengumuman kenaikan peringkat Indonesia oleh S&P pada minggu ketiga. Yield SBN 10 turun 9,5 bps ke 6,95% sepanjang bulan Mei, sementara yield INDON 10 tahun turun 6,9 bps ke 3,71%. Pada pekan pertama dan kedua pasar obligasi diwarnai aksi profit taking dibarengi dengan datangnya sentimen negatif global terkait timbulnya ketidakpastian baru dari rencana reformasi pajak AS, pemecatan Direktur FBI dan anjloknya harga minyak dunia. Meskipun naik menjadi 4,17% YoY, rilis data inflasi April 2017, yang sesuai dengan ekspektasi pasar, serta membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia di 1Q17 sebesar 5,01% YoY tidak dapat menahan sentimen negatif global. Pasar obligasi mendapat dorongan sentimen positif di pekan ketiga pasca keputusan lembaga pemeringkat S&P menaikkan credit rating Indonesia menjadi BBB-/stabil dari BB+/positif. Ini merupakan salah satu katalis yang ditunggu oleh pelaku pasar dalam beberapa tahun terakhir ini.
Yield Curve SBN
SETELAH MENANTIKAN SELAMA 5 TAHUN AKHIRNYA INDONESIA MENDAPATKAN STATUS INVESTMENT GRADE DARI LEMBAGA PEMERINGKAT S&P. PADA HARI ITU PASAR LANGSUNG MERESPON POSITIF, IHSG NAIK 3%.
Sumber: Bloomberg
Indeks Global Dalam Periode Uptrend
GLOBAL MARKET OUTLOOK
Global Recovery Justify Market Expectations
Sumber: Bloomberg
Uni Eropa telah menunjukkan tanda pemulihan. Namun mereka juga menyimpan hal lain yaitu hutangnya yang terus membengkak. Kalau kita ingat dahulu ketika dibangun kesepakatan Uni Eropa, disepakati maksimal defisit fiskal adalah 3%. Namun cukup banyak negara anggotanya yang tidak disiplin menjalankan kebijakan tersebut.
2 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017
Risiko pada ekonomi global tetap ada, namun berdasarkan data-data fundamental terkini menunjukkan pemulihan ekonomi global berada dalam trek yang benar disertai dengan kembalinya appetite investor pada investasi. Apakah saat ini kenaikan dari indeks AS sudah dalam fase euforia dan terlalu jauh melampaui fundamentalnya? berdasarkan riset Blackrock Asset Management pada bulan Mei 2017, menunjukkan berdasarkan aliran dana yang keluar masuk dari AS maka saat ini masih berada dalam rasio yang aman, dan jauh dari kategori euforia walaupun telah mengalami kenaikan cukup signifikan.
Optimisme pasar pada gagasan pulihnya perekonomian dunia di 2017 mulai terjustifikasi. Walaupun masih terus dibayangin kekhawatiran rencana proteksi negara-negara besar dunia, data menunjukkan angka perdagangan global terus meningkat. Dari negara maju yang memiliki kekuatan ekspor manufaktur besar seperti jepang, ataupun negara eksportir komoditas seperti Indonesia mencatatkan angka ekspor yang meningkat signifikan di 2017. Setelah data perdagangan global menunjukkan output yang positif, sentimen pasar semakin meningkat dengan baiknya rilis data-data laporan keuangan di dunia, baik itu di AS, Uni Eropa, atau di Indonesia. Data ini menunjukkan keterkaitan yang begitu erat antara perekonomian setiap negara saat ini. Ekspektasi pasar yang begitu tinggi dari awal 2017, terefleksi dengan tingginya kenaikan IHSG, terjustifikasi dengan baik karena selaras dengan kenaikan laba bersih emiten yang cukup signifikan.
Risk Graph Based on Fund Flow to US Not so euphoric US risk ratio, 1955-2016 3 Dot-com peak 2.5
Y/Y% 20%
MSCI USA MSCI EAFE
Risk Ratio
Global Earning per Share Growth MSCI ACWI ex US MSCI EM
2 Lehman collapse
15% 10% 1.5 1955
5% 0%
1967
1979
1991
2003
2016
Sumber: Blackrock
-5% -10% -15% -20% -25% 2012
2013
2014
2015
2016
2017
Sumber: MSCI, Fidelity
Pulihnya perdagangan global juga disertai membaiknya data-data makro ekonomi yang fundamental. Pemulihan ini menjadi penting karena seperti dengan data PMI Manufacturing Index yang berada di fase ekspansi dan consumer confidence yang terus meningkat. Ini berarti terjadi pemulihan dari kedua sisi yaitu dari supply side dan demand side, dengan begitu pemulihan ekonomi global saat ini didasarkan oleh pondasi yang kuat. Sementara dari sisi sentimen pasar sendiri juga sudah sangat baik dengan kembalinya appetite investor ke aset berisiko dengan turunnya indeks VIX ke 10,38 terendah dalam beberapa puluh tahun terakhir. Bila dikatakan saat ini ekonomi global sudah benar-benar lepas dari risiko maka tidaklah tepat. Salah satu risiko yang paling dikhawatirkan di 2017 ini adalah risiko politik pada Uni Eropa, dikhawatirkan dengan banyaknya pemilu di beberapa negara besar Uni Eropa akan memenangkan calon yang mendukung untuk keluar dari Uni Eropa. Sementara bila diperhatikan dengan seksama besarnya rasio hutang ekonomi global saat ini berada di level yang tidak pernah dimiliki sebelumnya, dan tentunya juga membawa risiko yang besar dan sulit diukur.
Trumpcare Failed, FBI Director Fired, What’s next? Seperti telah diantisipasi pasar sebelumnya, bukan hal yang mudah untuk Donald Trump mengimplementasikan janji politiknya ketika mencalonkan diri menjadi presiden. Pemangkasan pajak individu dan korporasi masih merupakan agenda utama pemerintahan Trump. Permasalahannya bila pemasukan dari pajak hilang, darimana lubang itu ditutupi setelah rencana mengganti program Obamacare gagal. Terbaru Trump melakukan pemecatan Direktur FBI James Comey yang sedang melakukan investigasi mengenai kedekatan Trump dengan Rusia ketika masa kampanye. Tindakan tersebut dinilai sarat conflict of interest dan memberikan respon negatif ke pasar, indeks Dow Jones terkoreksi hingga -1% dalam satu hari.
Moody’s Downgraded China’s Credit Rating Bila hanya melihat hutang pemerintah China terhadap ekonominya, maka hutang China merupakan salah satu yang paling rendah di Asia dengan rasio 20%, dibandingkan Indonesia 27% dan India 50%. Namun di balik rendahnya hutang pemerintah China, ternyata hutang BUMN, pemerintah daerah, dan rumah
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017 | 3
tangganya mencatatkan tren yang terus meningkat dan berada di level yang tidak sehat dengan total hutang saat ini telah mencapai 257%. Bubble properti yang telah menjadi kekhawatiran para pelaku pasar menurut lembaga rating Moody’s telah melebar ke perusahaan dan rumah tangga. Ini yang menjadi dasar Moody’s menurunkan credit rating China menjadi A1 dari Aa3. Faktor over leverage menjadi concern Moody’s yang dapat menyebabkan ekonomi China berada dalam risiko yang lebih besar.
European Election Agenda 8 Jun 2017 UK General election
11/16 Jun 2017 France General election
17 Sep 2017 Catalonia Independence referendum (??)
24 Sep 2017 France Senate Election (170 of 348 seats)
May 2018 (latest) Italy General election
...
15 Oct 2017 Austria General election
24 Sep 2017 Germany General election
...
31 Oct 2017 End of ECB President Draghi’s mandate
...
July 2020 (latest) Spain General election
Sumber: SG Cross Asset Research/Economics
China Total Debt Keep Increasing While Government Debt Remain Flat
ECB to Prepare QE Tapering? Seperti halnya AS, perekonomian di kawasan Eropa juga sudah mulai pulih namun ECB masih mempertahankan pelonggaran kebijakan moneternya hingga saat ini. Tingkat inflasi biasa digunakan oleh bank sentral untuk mengutur tingkat pergerakan ekonomi suatu negara. Inflasi di kawasan Eropa telah meningkat sejak awal tahun dan sudah menuju target ECB yaitu 2%. Selain itu data ekonomi Eropa lainnya, seperti pertumbuhan PDB tumbuh cukup solid serta tingkat pengangguran yang mencatatkan penurunan dibanding tahun lalu.
Sumber: Bloomberg
European Politic Agenda Remains Busy Investor dapat bernapas lega setelah kemenangan Macron dalam pemilihan presiden Perancis, namun ini belum sepenuhnya menghilangkan risiko politik di Eropa. Masih ada beberapa event politik yang dapat menciptakan ketidakpastian berikutnya. Pemilu di Inggris yang dijadwalkan pada Juni serta pemilu Jerman, Austria dan Italia dalam beberapa kuartal mendatang dan kemungkinan pemilu Spanyol. Setiap pemilu tiap negara membawa risiko masing-masing, namun dalam pemilu Austria dan Italia, ada risiko faksi anti Uni Eropa yang memenangkan pemilu. Harapannya setelah beberapa pemilu kunci berlalu, kawasan Eropa dapat melangkah ke dalam agenda yang telah ditetapkan di awal untuk memperdalam antar institusi dan memperkuat integrasi antar negara.
INVESTOR BERNAPAS LEGA SETELAH KEMENANGAN MACRON, NAMUN INI BELUM SEPENUHNYA MENGHILANGKAN RISIKO POLITIK DI EROPA. MASIH ADA BEBERAPA EVENT POLITIK YANG DAPAT MENCIPTAKAN KETIDAKPASTIAN BERIKUTNYA.
Ketiga indikator tersebut akan membuat ECB untuk melakukan normalisasi kebijakan moneternya, namun hingga saat ini masih belum terlihat. Pertemuan ECB pada Juni ini sangat ditunggu untuk melihat tanda-tanda ECB akan menormalisasi kebijakannya.
EQUITY MARKET OUTLOOK
Diperolehnya Investment Grade dari S&P Dalam sejarahnya Amerika Serikat pernah dipimpin oleh presiden yang sepanjang hidupnya banyak dirundung oleh kegagalan. Dimulai dari kegagalan bisnis hingga dilanjutkan kegagalan dalam meraih kursi senat ataupun dalam pemilihan wakil presiden. Namun sejarah mencatatnya sebagai salah satu presiden paling terkenal dan dihomarti dalam sejarah Amerika. Beliau adalah Abraham Lincoln, yang menjabat Presiden Amerika Serikat pada tahun 1861. Kesuksesannya menjadi presiden menunjukkan buah dari kegigihan untuk terus berusaha walaupun telah gagal berulang kali. Setelah melalui jalan panjang sejak 2012, Indonesia akhirnya meraih status investment grade dari lembaga pemeringkat S&P. Diraihnya status ini terasa menjadi spesial karena Indonesia berulang kali mengalami penolakan dari lembaga pemeringkat tersebut dengan beberapa alasan seperti kondisi fiskal yang belum baik ataupun naiknya kredit macet. Namun Indonesia khususnya pemerintah terus melakukan perbaikan. Subsidi yang tidak tepat sasaran
4 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017
dipangkas, kualitas infrastruktur yang menyebabkan bottle neck pertumbuhan ekonomi terus ditingkatkan. Diraihnya investment grade ini merupakan momentum yang jangan disia-siakan dan harus dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat Indonesia, seperti ditegaskan oleh Presiden Jokowi.
Level Credit Rating Dari Ketiga Lembaga
Sebelum meraih investment grade dari S&P, Indonesia sudah mendapatkan status tersebut terlebih dahulu dari Fitch, pada akhir tahun 2011, kemudian disusul oleh Moody’s pada awal tahun 2012. Sedangkan S&P membutuhkan waktu hingga 5 tahun setelah mendapatkannya dari Moody’s. Pada saat itu Filipina mendahului Indonesia dengan terlebih dahulu mendapatkan investment grade terlebih dahulu. Dampak yang diberikan cukup signifikan, disertai dengan pertumbuhan ekonomi Filipina yang tumbuh meroket 7%, capital inflow yang naik signifikan, dan yield obligasi Filipina yang perlahan turun dari 7% ke 4%, ini berarti bunga hutang yang harus dibayarkan oleh pemerintah menjadi lebih rendah. Memiliki status investment grade tidak serta merta membuat investor asing masuk ke Indonesia. Investment Grade hanyalah status yang menunjukkan kepada investor bahwa Indonesia merupakan negara yang layak investasi. Apakah investor memutuskan masuk ke Indonesia atau tidak maka itu berpulang lagi pada keputusan tiap investor.
Sumber: Eastpring, S&P,Moody’s, Fitch
Tren Yield Bond Filipina turun ketika diperoleh Investment Grade di 2013
Terdapat beberapa faktor yang menjadi dasar keputusan investor dalam berinvestasi. Salah satu yang utama adalah kemudahan dalam berbisnis. Berdasarkan riset World Bank Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan pada 2016, namun sayangnya belumlah cukup. Dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya Indonesia cukup tertinggal, bahkan dibandingkan Vietnam yang telah memiliki peringkat 82 dibandingkan Indonesia peringkat 91. Kemudahan dalam berbisnis cukup krusial sebagai faktor untuk mengundang investor masuk ke Indonesia, terlihat dari Vietnam yang saat ini mendapatkan cukup banyak Foreign Direct Investment. Diperolehnya investment grade dari S&P memberikan dampak signifikan pada Indonesia. Beberapa keuntungan yang Indonesia dapatkan dari status tersebut : 1. Secara valuasi IHSG menjadi lebih menarik karena risk premium menjadi turun. Risk premium merupakan imbal hasil yang diharapkan investor sebagai pengganti risiko, sehingga bila risiko dipandang semakin turun maka bunga risk premium akan semakin turun.
Sumber: Bloomberg
Pada dasarnya lembaga pemeringkat ada beberapa di dunia ini, namun yang paling besar adalah S&P, Moody’s, dan Fitch dimana menguasai pangsa pasar 95% di seluruh dunia. Tujuan dari lembaga pemeringkat ini adalah sebagai pihak yang independen untuk memberikan penilaian pada emiten/negara penerbit surat hutang. Semakin baik penilaiannya maka bunga hutang yang perlu diberikan menjadi lebih rendah dan positif untuk emiten/negara. Status investment grade dari setiap lembaga berbeda, untuk S&P rating minimum sebagai negara investment grade adalah BBB-. Setiap tahunnya outlook dari rating ini bisa berubah menjadi negatif, positif, atau netral. Apabila diberikan outlook positif maka rating berpotensi ditingkatkan pada penilaian selanjutnya.
2. Investor asing yang menggunakan S&P investment grade sebagai syarat minimum dalam berinvestasi sekarang dapat masuk ke Indonesia. 3. Cost of fund untuk pemerintah dan dunia usaha di Indonesia menjadi semakin rendah sehingga akan menjadi lebih kompetitif dimana saat ini yield masih berada di level 7% sementara negara Asia Tenggara lainnya saat ini hanya berkisar 4% ke bawah. 4. Status investment grade sendiri meningkatkan kepercayaan pada investor global dan akan semakin mengundang FDI masuk ke Indonesia dimana saat ini pemerintah sangat membutuhkan banyaknya investasi untuk pembangunan infrastruktur.
DIBANDINGKAN NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA LAINNYA INDONESIA CUKUP TERTINGGAL, VIETNAM MEMILIKI PERINGKAT 82 DIBANDINGKAN INDONESIA PERINGKAT 91.
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017 | 5
Peringkat Kemudahan Menjalankan Bisnis di ASEAN Economy Singapore Malaysia Thailand Brunei Darussalam Vietnam Indonesia Fiji Philippines Cambodia Lao PDR Myanmar Timor Leste
Ease of Doing Business
Starting a Business
Getting Electricity
2 23 46 72 82 91 97 99 131 139 170 175
2 11 8 9 13 20 21 24 25 22 19 18
4 3 7 5 14 8 13 6 20 24 23 18
Sumber: World Bank diolah oleh Bank Commonwealth
Dimilikinya status negara investment grade bukanlah akhir melainkan awal dari Indonesia untuk menempuh pembangunan ekonomi yang lebih baik lagi untuk mensejahterakan masyarakat.
Baiknya Rilis Data GDP Q1 2017 Baiknya rilis laporan keuangan emiten pada 1Q17 terjustifikasi dengan ekonomi Indonesia yang juga bertumbuh 5,01% YoY pada 1Q17. Baik tidaknya pertumbuhan ekonomi memiliki kaitan yang erat dengan kinerja emiten, karena dapat dikatakan data pertumbuhan ekonomi (PDB) merefleksikan kinerja seluruh emiten.
Menurut riset Pensions & Investment and Willis Towers Watson, dari total aset 300 dana pensiun terbesar di dunia, Jepang menduduki peringkat kedua dengan market share sebesar 12% setelah AS dengan 38,3%. Total aset dari 300 dana pensiun tersebut mencapai USD 14,8 triliun per akhir 2015. Sementara dana pensiun pemerintah Jepang merupakan yang terbesar di dunia. Dari aset alokasinya terlihat bahwa dana pensiun Jepang sangat konservatif, dengan memberi bobot terbesar pada instrumen obligasi. Selain itu institusi dana pensiun memiliki investment horizon yang panjang, jadi sangat jarang untuk keluar masuk ke suatu instrumen investasi selama tidak ada perubahan fundamental, dan ini akan mengurangi volatilitas. Benefit inilah yang bisa didapatkan oleh pasar obligasi Indonesia setelah pemberian investment grade atau lebih tepatnya jika dikatakan setelah full investment grade. Selain itu jika dilihat dari outlook dari lembaga pemeringkat Moody’s dan Fitch yang positif, tidak menutup kemungkinan akan ada kenaikan peringkat dalam waktu yang tidak terlalu lama, jika perbaikan fundamental ekonomi Indonesia terus berjalan.
The World’s Biggest Pension Fund
Pada awalnya pelaku pasar terlihat menjadi kurang percaya diri bahwa ekonomi Indonesia mampu tetap tumbuh di atas 5% pada kuartal pertama. Belanja infrastruktur yang cenderung lambat dibandingkan tahun lalu, flat-nya konsumsi semen, dan data retail kelas menengah bawah yang belum menunjukkan tren perbaikan membuat pelaku pasar menurunkan ekspektasi. Namun dengan hasil ekonomi tumbuh 5,01% membuat pasar kembali optimis, bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini Indonesia berpotensi tumbuh 5,3% tahun ini
PDB Tumbuh 5,01% YoY pada 1Q17 Sumber: Pensions & Investment and Willis Towers Watson
Sumber: Bloomberg
BOND MARKET OUTLOOK
S&P’s Upgraded Will Broadening Investor Base Setelah hampir 20 tahun Indonesia kehilangan status investment grade dari S&P, akhirnya pada bulan Mei peringkat tersebut kembali diraih Indonesia. Walaupun dinilai agak terlambat namun kenaikan ini akan memberi manfaat untuk mengundang investor konservatif seperti investor dari Jepang untuk investasi di Indonesia.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah yield obligasi langsung serta merta turun setelah status investment grade dari S&P ini diperoleh? Dalam sepekan setelah pemberian investment grade yield SUN turun 13bps ke level 6,9% sementara inflow asing tercatat sebesar Rp13,1 triliun. Total penawaran yang masuk pada lelang SUN setelah laporan S&P juga meningkat dengan partisipasi asing sebesar Rp 15,3 triliun dari Rp43,9 triliun penawaran yang masuk. Secara umum sepertinya pasar obligasi sudah mempriced-in pemberian investment grade ini. Terlihat yield SUN yang sudah mulai turun sejak awal tahun yang diiringi dengan penurunan CDS Indonesia. Inflow asing ke pasar obligasi juga terus meningkat sejak awal tahun dengan besaran yang melebihi kumulatif besaran akhir tahun lalu.
6 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017
Namun bukan berarti tidak ada potensi penurunan yield ke depannya. Instrumen obligasi yang memiliki korelasi yang besar terhadap nilai tukar rupiah, sangat bergantung dengan kestabilannya. Kabar baiknya adalah kinerja neraca perdagangan Indonesia terus menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan. Kondisi ini diharapkan akan memperkuat stabilitas rupiah jika terjadi goncangan eksternal. Selain rupiah, CDS Indonesia masih dalam tren menurun dan memiliki ruang untuk kembali turun jika melihat besaran CDS yang dimiliki oleh negara yang memiliki peringkat seperti Indonesia saat ini. Kedua indikator tersebut dapat dijadikan patokan bahwa masih ada ruang penurunan yield obligasi ke depan, namun memang pasar obligasi tahun ini masih akan dihadapi oleh kemungkinan kenaikan inflasi jika dibandingkan tahun lalu akibat adanya kenaikan harga barang yang diatur pemerintah, seperti tarif listrik dan kemungkinan kenaikan harga BBM dan gas pada semester dua mendatang. Di bulan Juni perlu dicermati event yang akan memberikan sentimen negatif ke pasar obligasi yakni revisi defisit anggaran dalam RAPBN-P yang biasanya lebih tinggi dari perkiraan awal dan adanya FOMC meeting yang kemungkinan adanya kenaikan FFR yang kedua pada tahun ini. Namun sepertinya defisit anggaran akan lebih terkontrol mengingat pendapatan pajak hingga April 2017 tumbuh 20% YoY, di atas target pemerintah. Sementara kenaikan FFR nampak telah diantisipasi oleh pelaku pasar dengan proyeksi kenaikan sebesar 25 bps.
RISK
TO WATCH
Diturunkannya credit rating China dari Aa3 menjadi A1 oleh Moodys dengan alasan besarnya hutang rumah tangga dan emiten di China menunjukkan risiko bubble pada properti hingga melebar ke rumah tangga tetaplah ada dan perlu diwaspadai perkembangannya. Rencana berakhirnya Quantitative Easing oleh ECB pada akhir 2017 memberikan risiko turunnya likuiditas pada pasar dan menyebabkan investor beralih ke investasi rendah risiko untuk menghindari ketidakpastian. Program pemangkasan pajak Presiden AS saat ini Donald Trump merupakan alasan bursa AS rally sejak terpilihnya Trump menjadi presiden 8 November 2016. Dengan ekspektasi yang begitu besar maka kegagalan menjalankan program ini memberikan risiko pada pasar.
REKOMENDASI
REKOMENDASI INVESTASI INVESTASI Setelah penantian 5 tahun lamanya Indonesia akhirnya memperoleh status investment grade dari S&P. Diperolehnya status investment grade melengkapi berita positif yang dimiliki Indonesia sebelumnya yaitu rilis laporan keuangan yang memuaskan dan pertumbuhan GDP Q1 yang mencapai 5,01% YoY. Baiknya berita domestik semakin ditunjang dengan data fundamental global mulai pulihnya perdagangan dan pendapatan. Namun setelah diperolehnya status investment grade praktis tidak ada lagi berita yang dapat menjadi booster penggerak pasar ekuitas dan membuat IHSG memiliki kecenderungan terkonsolidasi dan terkoreksi tipis. Kami masih tetap bullish pada equity secara jangka menengah dan panjang, namun apabila terjadi sedikit koreksi di pertengahan tahun ini kami memandang merupakan suatu hal yang wajar.
Rendahnya penerimaan pajak di tengah kebutuhan dana yang besar untuk belanja pemerintah akan memperlebar defisit anggaran, yang memicu meningkatnya supply obligasi di pasar.
Dampak positif pemberian status investment grade dalam waktu dekat nampak akan pudar. Namun secara jangka panjang diperkirakan akan memicu inflow investor asing ke pasar obligasi. Dalam waktu dekat investor akan kembali fokus terhadap data fundamental Indonesia diantaranya inflasi, nilai tukar rupiah, dan neraca perdagangan. Bulan Juni tahun ini bertepatan dengan bulan Ramadhan dan peringatan Hari Raya Idul Fitri, di mana dalam siklus tahunan tingkat inflasi akan meningkat karena dipicu permintaan harga bahan pangan yang naik. Dari eksternal akan diselenggarakan FOMC meeting pada pertengahan Juni nanti yang menurut probabilitas telah mencapai 95% untuk kenaikan 25bps. Sentimen negatif dari global ini akan membuat yield obligasi domestik naik, namun dapat di-offset oleh derasnya inflow dari investor asing. Jadi diperkirakan yield obligasi domestik akan stabil dikisaran 7,0%, jika ada kenaikan yield akibat sentimen negatif global adalah koreksi yang wajar. Meskipun tidak memiliki upside sebesar pasar saham, namun kami melihat pasar obligasi tahun ini masih dapat memberikan return positif.
Risiko capital outflow akan menghantui pasar keuangan di tahun ini. Harus diakui bahwa porsi kepemilikan investor asing di pasar saham maupun obligasi relatif besar. Dengan membaiknya kondisi ekonomi AS maka memperbesar tekanan outflow untuk keluar dari emerging market yang dapat memberikan tekanan baik di pasar saham maupun obligasi.
Di tengah motor ekonomi yang mulai kembali bergerak dan kondisi makro ekonomi yang membaik, terdapat banyak kesempatan yang dapat diambil dari momentum pertumbuhan ini. Likuiditas tetap penting dalam membangun portofolio namun untuk menangkap momentum ini pengurangan porsi likuditas dalam portofolio adalah hal yang wajar.
Rencana Donald Trump untuk menaikkan tarif impor dan merenegosiasikan perjanjian perdagangan menciptakan ketidakpastian pada dunia usaha. Mengingat AS merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia, maka kebijakan yang diambil dapat memberikan dampak signifikan pada negara lainnya. Janji Donald Trump untuk memangkas pajak korporasi dan individu disambut positif oleh masyarakat AS. Dampak dari pemangkasan pajak akan meningkatkan permintaan dan pada akhirnya meningkatkan inflasi melebihi inflasi rata-rata tahunan. Tingginya inflasi akan memaksa The Fed menaikkan suku bunga dan membuat harga obligasi berisiko terkoreksi.
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017 | 7
REKOMENDASI
PORTFOLIO Based on Risk Profile
Dynamic Model Portfolio
8 | Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017
ANALISA
VALAS
Gubernur The FED, Janet Yellen memberikan indikasi akan memberlakukan program normalisasi neraca Federal Reserve tanpa memberitahukan waktu pastinya kapan akan digulirkan. Beberapa analis memprediksi program ini mungkin baru bisa dijalankan di bulan September hingga Desember dengan target mengurangi kepemilikan obligasi AS senilai $4,5 triliun. Dalam FOMC meeting di bulan juni yellen juga memberikan indikasi bahwa outlook suku bunga sampai akhir tahun 2017 masih berpotensi dinaikkan sekali lagi walaupun rilis indikator ekonomi US dalam sebulan terakhir menunjukkan ekonomi US sedang mengalami kontraksi.
USD/IDR Pergerakan USD/IDR hingga Juni 2017 tergolong cukup stabil dengan range antara 13260 – 13420 dengan kecenderungan USD kembali melemah dikarenakan buruknya indikator ekonomi AS yang dirilis sebulan terakhir menyebabkan outlook kenaikan suku bunga tahun ini tidak seoptimis yang diperkirakan. Disamping itu juga pandangan optimis Sri Mulyani terhadap outlook pertumbuhan ekonomi di tahun ini memberikan efek positif ke market berkaitan dengan status investment grade yang didapat Indonesia dari lembaga pemeringkat Standard and Poor’s. Indikator Indeks manufaktur Indonesia pada Mei menurun ke posisi 50,6, dari posisi tertinggi 10 bulan yang dicapai pada April yaitu 51,2 sedikit memberikan keraguan di market terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
Untuk kedepannya market akan kembali fokus dengan outlook suku bunga Amerika yang diprediksi masih berpotensi melanjutkan kenaikannya sampai akhir tahun. Dari sisi lain data inflasi Indonesia dirilis mengalami percepatan di level 4,33% dan kedepannya pasar menantikan data Neraca Perdagangan yang diestimasi mengecil surplusnya dari USD1238M menjadi USD1110M. Indikator Indeks manufaktur Indonesia pada bulan Mei menurun ke posisi 50,6, dari posisi tertinggi 10 bulan yang dicapai pada April yaitu 51,2 sedikit memberikan keraguan di market terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan berada di rentang 13,200 – 13,450 pada kisaran bulan Juni-Juli ini.
AUD/USD Pada bulan Mei-Juni AUD bergerak dengan kecenderungan naik dalam range 0.7335 – 0.7635 seiring dengan positifnya data ekonomi Australia dan China. Pandangan optimis dari RBA juga memberikan efek positif terhadap penguatan AUD. RBA memberikan indikasi bahwa pertumbuhan pasar tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan naik secara bertahap, dalam beberapa tahun ke depan akan sedikit di atas 3%. Secara keseluruhan momentum pertumbuhan ekonomi Australia masih cukup terjaga. Untuk jangka waktu pendek AUD masih cenderung berpotensi kembali melemah terhadap mata uang lainnya dikarenakan
ketidaknyamanan RBA jika nilai tukar AUD terlalu tinggi bisa berdampak negatif terhadap perekonomian Australia dan prospek kenaikan suku bunga AS untuk tahun ini masih cukup menyita perhatian market. Ditambah lagi pertumbuhan ekonomi China yang masih memberikan sinyal adanya perlambatan. Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.7370 – 0.7700 pada kurun waktu bulan Juni-Juli 2017.
EUR/USD Nilai tukar Euro terhadap USD berhasil rebound kembali ke level tertinggi selama kurun waktu 6 bulan dengan range 1.0865 – 1.1295 di bulan Mei ini, dipicu oleh rilis data ekonomi GDP sudah sesuai ekspektasi yang memberikan dampak positif. Bank Sentral Eropa ECB dalam meetingnya juga menaikkan outlook inflasi dan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2017 dan 2018. Statement dari petinggi-petinggi
ECB yang memberikan indikasi bahwa paket stimulus masih berpotensi berlanjut akan menahan penguatan Euro untuk jangka waktu menengah. Untuk jangka menengah diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.1000 – 1.1350 pada kurun waktu bulan Juni-Juli 2017.
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017 | 9
GBP/USD Pada bulan Maret ini poundsterling kembali bergerak fluktuatif dengan range 1.2640 – 1.3050, setelah menyentuh level tertinggi 9 bulan di pertengahan Mei 2017 GBP kembali koreksi dipicu oleh gagalnya Partai Konservatif meraih kursi mayoritas di parlemen memberikan indikasi bahwa PM Inggris Theresa May akan kesulitan mendapatkan dukungan untuk bernegosiasi dengan Uni Eropa. Beberapa data ekonomi memberikan indikasi bahwa ekonomi inggris
masih cukup terjaga momentumnya seperti rilis CPI tahunan mengalami percepatan di level 2,9% dan GDP masih terjaga di level 2,1%. Diperkirakan GBP/USD akan bergerak fluktuatif dalam rentang 1.2600 – 1.3050 pada kurun waktu bulan Juni-Juli 2017.
USD/JPY JPY masih bergerak fluktuatif pada bulan Mei ini dengan range 108.90 – 114.30 disebabkan oleh beberapa masalah geopolitik seperti ketidakpastian politik di AS dan Inggris, ketegangan hubungan diplomatik Qatar dengan negara Timur Tengah lainnya. membuat investor kembali memburu aset safe haven menyebabkan JPY kembali menguat ke level 108.90. BoJ juga memberikan indikasi akan tetap
berkomitmen menggunakan suku bunga dan pembelian aset sebagai alat kebijakan utama untuk menghidupkan kembali perekonomian. Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 108.50 – 113.00 pada bulan Juni-Juli 2017.
RECOMMENDATION USD/IDR
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
1.1050 - 1.1100
1.2650 - 1.2700
0.7350 - 0.7400
USD/JPY
Expected buying level
13.250 - 13.300
Expected selling level
13.400 - 13.450
1.1250 - 1.1300
1.2950 - 1.3000
0.7600 - 0.7650
113.00 - 113.50
Long profit taking
13.400 and above
1.1250 and above
1.2950 and above
0.7600 and above
113.00 and above
Short profit taking
13.300 and below
1.1100 and below
1.2700 and below
0.7400 and below
109.50 and below
Long cut loss
13.150 - 13.200
1.0950 - 1.1000
1.2550 - 1.2600
0.7250 - 0.7300
108.00 - 108.50
Short cut loss
13.500 - 13.550
1.1350 - 1.1400
13000 - 1.3050
0.7700 - 0.7750
114.00 - 114.50
Entry Point Profit Taking Cut Loss
*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
109.00 - 109.50
DISCLAIMERS Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup”. Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapat manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat atau tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan, pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak, memberitahukan perkembangan terkini atau harus terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksidan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silakan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi Call Centre kami di 15000 30 atau email kami di
[email protected].
Market Perspective | Wealth Management Newsletter | Juni 2017 | 11
ATM Commonwealth Bank ATM Bersama ATM Prima / BCA ATM Cirrus ATM Maestro
Commbank Mobile Banking App