Wealth Management Newsletter - Januari 2016
GREETINGS
Nasabah terhormat, Tidak terasa kita sudah memasuki tahun baru 2016. Pada edisi e-Market Perspective ini, kami mengulas mengenai pergerakan pasar selama bulan Desember 2015 dan bagaimana ekspektasi pasar menyambut tahun baru 2016 dengan lebih positif. Memasuki tahun 2016, kami melihat gejolak pasar mulai mereda seiring dengan kenaikan suku bunga The Fed yang pertama kali sejak tahun 2006. Pelaku pasar menilai kenaikan suku bunga The Fed merupakan langkah positif dari Bank Sentral AS karena dianggap sebagai salah satu bukti pemulihan ekonomi AS. Hal ini juga memberi keyakinan pada Pemerintah Indonesia untuk mulai menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini. Namun kami melihat bahwa gejolak di pasar global masih akan membayangi seiring dengan perlambatan ekonomi China dan penurunan harga komoditas dunia. Dengan dukungan realisasi dari program-program transformasi Pemerintah dan level valuasi yang cukup menarik, kami lebih optimis terhadap iklim investasi di Indonesia tahun ini. Untuk itu, kami ingin menyarankan kepada Anda untuk mengevaluasi portofolio investasi yang dimiliki saat ini dan menyesuaikannya kembali dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda. Jika Anda membutuhkan bantuan atau informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager kami di cabang terdekat. Akhir kata, kami ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016 dan terima kasih atas kepercayaan Anda untuk tetap menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank.
Hormat kami, Rian Kaslan EVP, Head of Wealth Management and Business Strategy
1
Market Review – DESEMBER 2015 Pada bulan Desember 2015, IHSG ditutup menguat +3,3% di level 4.593 dibandingkan posisi di akhir November 2015. Hal ini sesuai dengan pandangan kami sebelumnya bahwa IHSG berpotensi mengalami “year end rally” di bulan tersebut. Di awal bulan Desember 2015, IHSG cenderung bergerak flat dan sempat menyentuh level terendahnya di level 4.374 akibat sentimen negatif dari pelemahan harga minyak dunia hingga menembus level USD 36/barrel dan ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed. Meskipun demikian, keyakinan pasar akan kenaikan suku bunga The Fed terus bertambah menjadi 80% menjelang FOMC Meeting pada tanggal 16-17 Desember 2015. Dan akhirnya, untuk pertama kalinya sejak 2006, The Fed menaikan suku bunga acuannya sebanyak 25 bps. Hal ini langsung direspon positif oleh pelaku pasar dan IHSG menguat 1,62% ke level 4.555 pada 17 Desember 2015. Penguatan ini sejalan dengan “Fed Bounce Effect” di pasar saham Emerging Market.
Fed Bounce Effect in Emerging Market Stocks
Kinerja IHSG +3,3% di bulan Desember 2015 melampaui / outperformed apabila dibandingkan dengan indeks pasar saham regional MSCI Asia ex Japan yang melemah -0,7%. Setelah mengalami recovery di kuartal 4 tahun 2015, IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar -12% YoY sepanjang tahun 2015. Hal ini sejalan dengan kondisi indeks saham di negara berkembang di Asia (MSCI EM Asia sebesar -11.8% YoY) dan negara regional seperti Singapura, Thailand, dan China. Sedangkan India, Philipina, dan Malaysia mencatat kinerja saham yang lebih baik.
FY2015
FY2015
MSCI World
-2,7%
MSCI Indonesia
-12,0%
MSCI US
-0,8%
MSCI Singapore
-15,2%
MSCI Europe
5,5%
MSCI Malaysia
-4,7%
MSCI Japan
8,1%
MSCI Thailand
-18,5%
MSCI Asia ex Japan
-11,3%
MSCI Philipine
MSCI EM
-17,0%
MSCI Brazil
MSCI EM Asia
-11,8%
MSCI Argentina
MSCI EM Europe
-17,6%
MSCI Mexico
-16,0%
MSCI EM Latam
-32,9%
MSCI Turkey
-17,1%
MSCI China
-10,1%
MSCI South Africa
MSCI India
-3,0%
-3,3% -43,4% -1,2%
-2,6%
Sumber: Bloomberg
Di bulan Desember 2015, pasar Obligasi Indonesia mencatat kinerja negatif -0.77% berdasarkan HSBC Bond Index, sehingga imbal hasil SUN tenor 10 tahun mengalami kenaikan dari 8,61% ke level 8,74%. Kondisi ini sekaligus menutup kinerja tahunan sebesar +3,08%.
Sumber: Bloomberg
Kondisi ini juga semakin menguatkan bahwa secara historical sejak tahun 1997, IHSG selalu mengalami penguatan di bulan Desember 2015 kecuali pada tahun 2000 saat terjadi krisis ekonomi global. Penguatan tertinggi terjadi pada tahun 2003, IHSG menguat 12,12% dari posisi bulan sebelumnya.
Meskipun demikian, kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah terus mengalami peningkatan. Tercapainya target penerbitan obligasi pemerintah menjadi katalis bagi investor asing untuk mengakumulasi pembelian. Per akhir Desember, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah naik 1,8% dari bulan sebelumnya ke level Rp558 Triliun. Hal ini membawa peningkatan persentase kepemilikan asing atas obligasi yang diperdagangkan dari 38,15% di bulan November 2015 menjadi 38,2% di Desember 2015.
Sejarah Berulang, IHSG kembali mengalami “Year End Rally”
Sumber: Bloomberg
Kepemilikan Asing Pada Obligasi Indonesia dan Pergerakan Yield SUN 10 tahun. 560
12
540
10
520
8
500 6
480
4
460 440
2
420
0
Foreign ownership in Gov Bond
12/31/2015
Dec
11/30/2015
Nov
10/31/2015
Oct
9/30/2015
Sep
8/31/2015
Aug
7/31/2015
Jul
6/30/2015
Jun
5/31/2015
May
4/30/2015
Apr
3/31/2015
Mar
2/28/2015
Feb
1/30/2015
Year Jan 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Yield SUN 10 Th
Sumber: Bloomberg diolah oleh Commonwealth Bank
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
2
Market Outlook – JAN to FEB 2016 Memasuki awal tahun 2016, gejolak pasar mulai mereda. Pergerakan di bulan Januari 2016 berpotensi bergerak lebih stabil dan dalam tren yang positif seiring dengan beberapa katalis dari pasar global yang dapat mendorong rally berkelanjutan. Berikut ini beberapa katalis positif dari pasar yang mendukung prediksi di atas.
Memasuki tahun 2016, jumlah pengambil keputusan/voter pada FOMC meeting mengalami perubahan menjadi 10 voters. Dari seluruh voters yang akan diambil suaranya pada 2016, terdapat 5 voters yang mempunyai pandangan positif/dove di 2016. Sedangkan 3 lainnya mempunyai pandangan negatif/hawk serta 2 voters memilih netral. New Voters, New Grades for FOMC in 2016
Global Market Outlook Risiko Ketidakpastian Mereda, The Fed Akhirnya Menaikan Suku Bunga Acuan
Janet Yellen Chair Score: 1 dove Voting status: Permanent
Loretta Mester Cleveland Fed President Score: 1 hawk Voting status: 2016 voter
William Dudley New York Fed President Score: 1 dove (change from 2 doves) Voting status: Permanent
James Bullard St. Louis Fed President Score: 1 hawk Voting status: 2016 voter
Patrick Harper Philadelphia Fed President Score: 1 dove Voting status: 2017 voter
Esther George Kansas City Fed President Score: 2 hawks Voting status: 2016 voter
Robert Kaplan Dallas Fed President Score: 1 dove Voting status: 2017 voter
Jeffrey Lacker Richmond Fed President Score: 2 hawks Voting status: 2018 voter
Daniel Tarullo Governor Score: 2 doves Voting status: Permanent
Jerome Powell Governor Score: Neutral Voting status: Permanent
Lael Brainard Governor Score: 2 doves (change from 1 dove) Voting status: Permanent
Dennis Lockhart Atlanta Fed President Score: Neutral Voting status: 2018 voter
Eris Rosengren Boston Fed President Score: 2 doves Voting status: 2016 voter Robert Charles Evans Chicago Fed President Score: 3 doves Voting status: 2017 voter
Sumber: Bloomberg
Setelah menahan suku bunganya di level mendekati 0 sejak krisis ekonomi Global 2008, akhirnya pada FOMC meeting Desember 2015, The Fed memutuskan menaikan suku bunga acuannya sebanyak 25 bps.
John Williams San Francisco Fed President Score: Neutral Voting status: 2018 voter Stanley Fischer Vice chair Score: Neutral Voting status: Permanent Neel Kashkari Minneapolis Fed President Score: Unknown Voting status: 2017 voter
Sumber: Bloomberg News; Photos Source: Bloomberg
Salah satu alasan The Fed menaikan suku bunga, seperti yang diungkapkan Gubernur The Fed, Jeanet Yellen adalah pertumbuhan ekonomi global yang berada dalam kecepatan moderat serta optimis bahwa di tahun 2016 ekonomi global akan tumbuh lebih cepat.
Dari rincian tersebut, kami melihat anggota The Fed jauh lebih positif di tahun 2016. Kenaikan suku bunga The Fed juga diprediksi akan dilakukan perlahan dan dalam level yang dapat diterima pasar. Hal ini juga sesuai dengan pandangan dari FOMC Members dalam grafik di bawah ini:
What Happens When The Fed Raises Rates?
Fed Fund Rate Forecast By FOMC Members
Returning During 7 Tightening Cycles Since 1980 13.0 9.9 7.5 6.0
9.7
8.3
7.8
6.9
Percent 5 4.5 4 3.5
9.3
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
3.6
1-Year U.S. Stocks
5-Years Non-U.S. Stocks
Bonds
REITs
Balanced
Sumber: Russell 3000®, MSCI EAFE, Barclays U.S, Aggregate, FTSE NAREIT All Equity REIT indexes
2015
2016
2017
2018
Longer run
Sumber: US Federal Reserves
Grafik di atas menunjukkan bahwa secara historis kenaikan suku bunga The Fed akan diikuti dengan pertumbuhan ekonomi AS yang moderat dalam jangka 1 hingga 5 tahun.
Setelah kenaikan suku bunga The Fed ini kami belum melihat ada kecenderungan bahwa akan ada penarikan likuiditas besar dari pasar kredit.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
Annual percent change
Kenaikan suku bunga The Fed juga diperlukan untuk memberi ruang gerak bagi The Fed apabila di tahun mendatang ekonomi AS masih melambat sehingga diperlukan pelonggaran moneter kembali.
Better Economic Growth Forecast by IMF World Economic Growth
5
IMF Forecast
4
est
3 2 1 0
Sumber: IMF
2011
2012
2013 2014
2015
2016
2017
3
Berdasarkan estimasi IMF, perekonomian dunia tahun 2016 diestimasi lebih baik dibandingkan tahun 2015. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diprediksi tumbuh 3,6% di atas prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2015 yang diprediksi tumbuh 3,1%. Proyeksi IMF dilakukan dengan mengukur estimasi output setiap negara, berdasarkan daya beli masyarakat. Detail prediksi pertumbuhan ekonomi global dijabarkan dengan tabel di bawah ini. Di 2016, India menjadi negara yang memiliki pertumbuhan tertinggi di level 7,5%.
untuk meningkatkan peran bisnis teknologi dan layanan swasta serta melakukan perampingan industri besar dan industri keuangan BUMN. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan inflasi dan menaikan belanja konsumen. Dengan kondisi perlambatan serta transformasi China yang masih on-track, potensi stimulus tambahan dari pemerintah China semakin besar. Stimulus tambahan dari China cenderung menjadi sentimen positif di Pasar Global.
Falling Yuan, Not Market, a Positive Sign 2015 2014
2016
Oct14 Jan15 Apr15
Jul15 Oct15 Jan15 Apr15 Jul15 Oct15
projection projection projection projection projection projection projection projection projection
World Output Advanced Economy US Euro Japan UK Canada
3.4 1.8 2.4 0.9 (0.1) 3.0 2.4
3.8 2.3 3.1 1.3 0.8 2.7 2.4
3.5 2.4 3.6 1.2 0.6 2.7 2.3
3.5 2.4 3.1 1.5 1.6 2.7 2.2
3.3 2.1 2.5 1.5 0.8 2.4 1.5
3.1 2.0 2.6 1.5 0.8 2.5 1.0
3.7 2.4 3.3 1.4 0.8 2.4 2.1
3.8 2.4 3.1 1.6 1.2 2.3 2.0
3.8 2.4 3.0 1.7 1.2 2.2 2.1
3.6 2.2 2.8 1.6 1.0 2.2 1.7
Advanced Economy Russia China India ASEAN Brazil
4.6 0.6 7.3 7.3 4.6 0.1
5.0 0.5 7.1 6.4 5.4 1.4
4.3 (3.0) 6.8 6.3 5.2 0.3
4.3 (3.8) 6.8 7.5 5.2 (1.0)
4.3 (3.4) 7.4 7.5 4.7 (1.5)
4.0 (3.8) 6.8 7.3 4.6 (3.0)
4.7 (1.0) 6.3 6.5 5.3 1.5
4.7 (1.1) 6.3 7.5 5.3 1.0
4.7 0.2 6.3 7.5 5.1 (1.5)
4.5 (0.6) 6.3 7.5 4.9 (1.0)
World Trade Volume 3.3
3.3
3.8
3.7
4.1
3.2
5.3
4.7
4.4
4.1
Penurunan pasar saham China dan penurunan China Yuan sering dipandang sebagai bagian dari cerita yang sama. Tidak salah apabila keduanya mencerminkan pesimisme tentang prospek pertumbuhan, padahal sebenarnya keduanya memiliki makna yang berbeda. Penurunan pasar saham China adalah akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dan pengambilan kebijakan yang kurang tepat di masa lalu. Sedangkan menurunnya nilai tukar Yuan lebih mencerminkan langkah intervensi pemerintahan China yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sumber: IMF
Indikator Pertumbuhan Ekonomi China
Sumber: IMF dan World Bank
2014
0 -10
2013
10 2012
7.9 7
20
2010 2011
7.5 7.1
30 7,36,86,563
2009
India 7.2 China 7.4
2016 7.5 6.3
China Export Growth
2008
WORLD BANK
2015 7.5 6.8
(%YoY) 40
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F
% Annual Growth 2014 India 7.2 IMF China 7.4
Economic Growth
2006 2007
%YoY 14 12 10 8 6 4 2 0
India to become world’s fastest-growing economy
2005
Top of The Charts
-20
Sumber: Bloomberg
China Economic Transformation Still on Progress. Manufacturing Slowing Down but Services Increased.
Nilai Tukar Yuan yang Overvalued Cenderung Menekan Pertumbuhan Expor. Devaluasi Yuan Sebagai Alternatif Kebijakan Ekonomi.
Caixin China Output PMI 50 = no change on previous month, A. Adj 65
Increasing rate of growth Composite Services
60
Manufacturing
55 50 45 40
Grafik di bawah ini menggambarkan nilai China Yuan yang overvalued menekan export hingga mengalami penurunan dari pertengahan tahun 2015. Langkah pemerintah China untuk melakukan devaluasi Yuan merupakan langkah yang positif bagi perekonomian China. Seperti halnya di AS dan Jepang merilis program pelonggaran kuantitatif mereka, China melakukan devaluasi untuk meningkatkan daya saing ekspor.
Increasing rate of Contraction
35 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013 2014
Real Effective Exchange Rate and Export Growth
2015
Sumber: Markit, Caixin
Bagaimana dengan China? Dari rilis data di atas, kita dapat melihat perekonomian China yang mulai mengalami transformasi dari sebelumnya berbasis manufaktur masal ke industri berbasis konsumsi dan layanan. Selain itu, apabila sebelumnya industri lebih banyak dikelola oleh pemerintah, mulai tahun ini pemerintah lebih memberikan dukungan pada swasta untuk mulai berperan dalam pertumbuhan industri di China. Peran aktif pemerintah dalam transformasi ekonomi ini sudah mulai terlihat. Di tahun 2015 ini, Presiden Xi Jinping berusaha
Sumber: Bloomberg
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
4
Menurut analisa Bloomberg, penurunan Yuan ke level 7.70/USD berpotensi mendorong pertumbuhan ekspor China hingga 10% dari tahun ke tahun dan menambahkan 0,7% pertumbuhan PDB pada tahun 2016.
Rencananya, Tahun 2016 Pemerintah Akan Mengesahkan Tax Amnesty. Figure 7. Indonesia’s Tax Amnesty on Historial Perspective 1984
2008
Tax Amnesty
Equity Market Outlook Better Start To Entering 2016
Regulation
Presidential decree No. 26/1984
Period
January 1st-December 31th July 1st-December 31th 2008 1984
Object
Tax payable from the undeclared asset
Di tahun 2016, kami melihat prospek pertumbuhan global akan lebih baik dari tahun 2015. Berkurangnya ketidakpastian suku bunga The Fed serta langkah pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan ekonominya merupakan katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah mengalami banyak kemajuan ekonomi dalam pengelolaan ekonomi. Hal ini akan memacu kembali arus masuk modal asing ke pasar saham. Faktor berikut ini memperlihatkan kemajuan dalam pengelolaan ekonomi Indonesia: Tax Revenue Mencapai 1074.24 Triliun atau 83% Dari Target 2014
2015
83.0% 62.0%
60%
42.6%
40% 20%
16.9%
0% Sumber: Kemenkeu
51.5%
2Q
3Q
*4Q
Setelah serangkaian program pemerintah untuk mendorong penerimaan pajak, di triwulan terakhir penerimaan pajak naik cukup signifikan hingga mencapai Rp1074.24 Triliun atau 83%. Pencapaian penerimaan pajak tahun ini mengalami peningkatan dari Rp981.9 Triliun di akhir 2014 ke Rp1074.24 Triliun di akhir 2015.
Income tax payable result Income tax payable result from amendment or late from amendment for annual payment of previous year’s income tax return up to 2006. tax return
B. BELANJA NEGARA I. BELANJA PEMERINTAHAN PUSAT 1. Belanja K/L 2. Belanja Non K/L II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1. Transfer ke Daerah 2. Dana Desa C. KESEIMBANGAN PRIMER D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN % Surplus/ (Defisit) terhadap PDB E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I+II) I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto)
Draft Law End 2015-End 2016
All types of tax, except local government tax
Individual who voluntarily registers for taxpayer Identification Number and files all obligated previous annual incomee tax return
Penalty/exemption
Exempted from paying interest penalty and tax payable. The tax payer willundeclared asset if registered in the program in Jan-Apr 1984 and 10% if registered in May-Dec 1984
Exempted from interest penalties of 20% permonth of tax payable and tax audit (for newly registered tax payer). Tax payers are still required to pay the tax payable
Exempted from interest penalty of 2% permonth of tax payable. Tax payers are still required to pay the tax payable
Exempted from paying interest penalty, tax payable, and freed of criminal tax investigation. The tax will only need to pay 3% (up to Dec 15), 4% (Jan-Jun 16), or 6% (Jul-Dec 16) penalty from the undeclared asset
Registered income tax revenue reported reached Rp75 tn (up to Oct 15)
Asset that has been reported in tax amnesty program cannot be used for other criminal tax case prosecution, except if the other criminal cases include drugs, terrorism, and human trafficking
Registered tax payers up by 5.7mn to 17.2mn. Additional income tax revenue: Rp7.5 tn.
Remark
Sumber: MoF, Mandiri, Various
A Massive Pick-Up In Infrastructure Spending
Dari data yang dikeluarkan pemerintah, tercatat pengeluaran dalam tiga bulan terakhir mencapai tiga kali lipat dari semester pertama tahun ini. Selain itu, inisiatif baru dari tender awal telah mencapai 70% dari anggaran tahun 2016.
Cumulative New Contracts in Rp Tr 2013
RAPBN
2014
2015 71
70.0 2016
May 4th-December 31th 2015
80.0
Target Penerimaan Pajak Kembali Meningkat
A. PENDAPATAN NEGARA I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK II. PENERIMAAN HIBAH
MoF Regulation No. 91/PMK.03/2015
Law No. 28/2007
90.0
Uraian (triliun Rupiah)
2016 Tax Amnesty
Setelah di semester pertama 2015 proyek infrastruktur mengalami perlambatan, di akhir tahun 2015 perkembangan proyek infratruktur menunjukan peningkatan yang signifikan.
35.7%
13.3%
1Q
2015 Sunset Policy II (Mandatory)
91.7%
100% 80%
Sunset Policy (Voluntary)
APBN
Selisih
1.848,1 1.846,1 1.565,8 280,3 2,0
1.822,5 1.820,5 1.546,7 273,8 2,0
(25,6) (25,6) (19,1) (6,4) 0,0
2.121,3 1.339,1 780,4 558,7 782,2 735,2 47,0 (89,7) (232,2) (2,1) 273,2 272,0 1,2
2.095,7 1.325,6 784,1 541,4 770,2 723,2 47,0 (88,2) (273,2) (2,2) 273,2 272,8 0,4
(25,6) (13,5) 3,7 (17,3) (12,0) (12,0) 0,0 1,5 0,0 (0,0) (0,0) 0,8 (0,8)
59
60.0 50.0
40
Untuk mencapai target ini, peran aktif pemerintah sangat diperlukan. Setelah 8 paket kebijakan ekonomi sudah dirilis di tahun 2015, saat ini pelaku pasar menantikan Tax Amnesty atau pengambunan pajak oleh pemerintah pusat.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
44
48
40.0 30.0 20.0 10.0
21
16 2
25
6
.0 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Sumber: Pemerintah, Perusahaan, Deutche Bank
Strong Pick-Up in Contractors’ Order Book +58% YoY
Sumber: Kemenkeu
Melihat keberhasilan penerimaan pajak di tahun 2015 hingga lebih dari Rp1.000 Triliun, tahun 2016 ini Pemerintah kembali menambah alokasi penerimaan pajak ke level Rp1.848,1 Triliun.
77
11M14
11M15
y-y,% Sep-Oct-Nov 14 Sep-Oct-Nov 15
y-y,%
WIKA
15
PTPP
16
17
12.2
7
4
(44.4)
21
31.7
5
5
WSKT
(0.5)
16
28
78.8
5
7
253.2
6
11
76.2
2
3
83.3
45
77
45.3
18
29
58.0
New contracts, Rp bn
ADHI Aggregate Sumber: Perusahaan, Deutche Bank
5
Pada RAPBN 2016, sektor pendidikan mendapat alokasi paling besar. Hal ini menjadi salah satu bukti concern Pemerintah pada peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia.
Peningkatan proyek infratruktur juga terlihat dari penandatanganan kontrak baru di perusahaan BUMN yang mengalami peningkatan +58% di bulan September-November 2015. Peningkatan ini sekaligus mendorong peningkatan order semen sepanjang tahun 2015, dan hal ini dapat dilihat dari peningkatan permintaan semen berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi Semen Indonesia di bawah ini:
“Kado Awal Tahun” dari Pemerintah untuk Indonesia
Record Cement Volume in October 2013
6,500
2014
2015
6,000 5,500 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000
Dec
Nov
Oct
Sep
Aug
Jul
Jun
May
Apr
Mar
Feb
Jan
2,500
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia
More Productive Budget Spending Allocation Berdasarkan RAPBN yang dirilis pemerintah pada akhir tahun 2015, terlihat alokasi belanja pemerintah overweight ke sektorsektor yang mendorong pembangunan. Pada RAPBN 2016, sektor pendidikan mendapat alokasi paling besar. Hal ini menjadi salah satu bukti concern Pemerintah pada peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia.
Memasuki awal tahun 2016, Pemerintah Indonesia memberikan “hadiah” kepada masyarakat berupa penurunan tarif dasar listrik. Efektif mulai 1 Januari 2016, tarif dasar listrik mengalami penurunan. Sebagai contoh, Tarif listrik di tegangan rendah turun dari Rp1.509,38/kWh menjadi Rp1.409,16/kWh. Selain itu, seiring dengan penurunan harga minyak mentah dunia hingga menuju level USD30/barrel, efektif mulai 4 Januari 2016, pemerintah juga menurunkan harga BBM.
Oil Price Slump in Early 2016 USD/barrel
Selain itu, untuk mendukung pembangunan sektor infrastruktur, pemerintah kembali meningkatkan alokasi belanja negara sektor infrastruktur dari Rp290 Triliun ke Rp310 Triliun di 2016.
160 WTI Crude Oil Brent Crude Oil
140 120 100 80
Brent 33.55
60 40
WTI 33.16
20 2015
2013
2012
2010
2008
2006
2004
2002
2001
1999
1997
1995
1993
1991
0 1990
Anggaran Pemerintah Dalam RAPBN Menurut Fungsi
Sumber: Bloomberg
BI Cuts Rates to 7,25% - Positive Catalyst for Indonesian Market
Sumber: Bloomberg
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
6
Pada 14 Januari 2016, BI akhirnya memuturkan untuk menurunkan level suku bunga acuan untuk untuk pertama kalinya dalam 11 bulan sebanyak 25 bps dari 7,5% ke level 7,25%.
BOND Market Outlook
Langkah ini diambil BI untuk menghidupkan kembali ekonomi Indonesia yang mengalami pertumbuhan paling lambat sejak 2009.
Pasar Obligasi Memiliki Potensi Menguat Seiring Perbaikan Iklim Investasi di Indonesia Setelah mengalami penguatan di bulan Oktober-November 2015, pada bulan Desember pergerakan harga obligasi masih positif dan stabil seiring dengan penguatan Rupiah setelah meredanya ketidakpastian pasar. Yield SUN tenor 10yr relatif datar pada range 8,4 – 8,6.
Central Bank Has More Room in 2016 Inflation Provides Key to BI Outlook 12
Memasuki tahun 2016, pasar obligasi Indonesia masih berpotensi kembali menguat. Kondisi markro ekonomi Indonesia yang semakin supportive, terutama angka inflasi yang semakin turun serta penurunan suku bunga BI yang membuka peluang yield obligasi untuk kembali mengalami penurunan.
Bank Indonesia Policy Rate Indonesia CPI YoY Indonesia Core CPI YoY 2012 Indonesia Core CPI YoY 2007
Percent
9
6
Yield Obligasi Masih Berpotensi Turun Bila Dibandingkan Posisi di Awal 2015 3 2006 Sumber: Bloomberg
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
BloombergBriefs.com
Setelah melakukan penurunan suku bunga sebanyak 25 bps, kami melihat BI masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga seiring dengan angka inflasi yang berada di level 3,35% secara tahunan di Desember 2015. Hal ini juga didukung oleh potensi berlanjutnya tren penurunan harga minyak mentah dunia seiring hasil pertemuan semitahunan OPEC pada 4 Desember yang memutuskan tidak mengurangi produksi minyak mentah.
Memasuki 2016, Kinerja Emiten Memiliki Ruang “Upgrade”, Seiring Stimulus Pemerintah & Pemulihan Ekonomi Pemulihan kinerja keuangan emiten di tahun 2016 diprediksi masih mixed. Emiten yang bergerak pada sektor yang berhubungan erat dengan kebijakan ekonomi pemerintah cenderung akan lebih dahulu mengalami “Pick Up”.
Sumber: Bloomberg
Walaupun sudah relatif menurun, terlihat dari grafik di atas masih ada potensi penurunan, apabila dibandingkan dengan posisi di awal tahun 2015 sekitar 7-7,5%. Kami masih mempertahankan pandangan yang positif pada pasar obligasi. Dengan memiliki level volatilitas yang lebih rendah, maka investasi pada obligasi memberikan level pertumbuhan nilai investasi yang lebih tinggi, apabila dilihat dari sudut Risk adjusted return.
Pada sektor properti, penurunan suku bunga BI diprediksi dapat mendorong perbaikan kinerja sektor properti setelah mengalami perlambatan di tahun 2015. Pada sektor perbankan, terlihat adanya potensi pertumbuhan lebih baik dibandingkan tahun 2015. Dengan adanya keputusan BI di bulan November 2015 memotong Giro Wajib Minimum (GWM) dari 8% ke 7,5%, berpotensi mendorong kinerja perbankan. Namun hal yang masih perlu diwaspadai adalah peningkatan NPL. Pada sektor konsumsi, masih terlihat penurunan nilai konsumsi. Menurut lembaga riset konsumen, masyarakat cenderung melakukan switching pada produk yang lebih murah “unbranded” atau menunda konsumsi hingga adanya diskon. Pada sektor consumer staple, terlihat adanya potensi pertumbuhan seiring dengan peningkatan belanja iklan di awal tahun 2016 untuk mengantisipasi potensi peningkatan daya beli masyarakat.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
Risks To Watch Berikut ini adalah beberapa risiko yang perlu kita waspadai menjelang tahun 2016 : Dari pasar global ada beberapa risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Pertama, risiko berlanjutnya perlambatan ekonomi China sehingga berpotensi mempengaruhi ekonomi global terutama ekonomi negara trading partnernya. Namun kami melihat risiko ini hanya terjadi dalam jangka pendek. Seiring dengan potensi stimulus tambahan yang akan dikeluarkan pemerintah China, pelaku pasar cenderung akan positif terhadap ekonomi China. Kedua, risiko perlambatan harga komoditas seiring dengan penurunan harga minyak mentah. Pada awal desember 2015,
7
harga minyak mentah kembali tertekan hingga mencapai level di bawah USD30/barrel didorong keputusan OPEC untuk untuk tetap mempertahankan produksinya sebanyak 30 Juta barrel/ hari. Sebagai negara nett eksportir komoditas, penurunan harga komoditas dapat mengurangi pendapatan ekspor yang berdampak juga pada PDB Indonesia.
pendek dibandingkan Foreign Direct Investment (FDI). Meskipun Current Account Defisit kita terus menunjukkan perbaikan, namun FDI dikuatirkan belum mampu menutup defisit dari BOP. Dengan komitmen pemerintah untuk terus mengeluarkan berbagai paket stimulus untuk mendorong investasi, diharapkan dapat memberikan kemudahan, percepatan dan insentif pajak berinvestasi di Indonesia. Sehingga nilai tukar rupiah kita tidak lagi tergantung dengan Portfolio Inflow.
Pelemahan Harga Minyak Mendorong Penurunan Harga Komoditas Lainnya
Rekomendasi Investasi Pada pasar Saham, mempertimbangkan katalis dan risiko dari pasar global dan domestik, maka kami tetap optimis pada pasar saham jangka panjang dan mempertahankan alokasi pada pasar saham sebesar 30-50% sesuai risk appetite dari Nasabah. Namun, sesuai pandangan kami pendekatan market timing dapat tetap dilakukan seiring dengan masih adanya risiko yang dapat mendorong gejolak pasar.
Sumber: Bloomberg
Ketiga, risiko geo politik di Suriah juga cenderung memiliki potensi memberikan sentimen negatif bagi negara-negara timur tengah yang akhirnya berdampak pada ekonomi global. Dari pasar domestik, risiko volatilitas rupiah masih membayangi pergerakan pasar modal kedepannya. Struktur Balance of Payment (BOP) kita yang masih bergantung pada portfolio inflow menyebabkan sentimen di pasar global dapat dengan mudah mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Portfolio inflow bersifat jangka
Pada pasar Obligasi, Mempertimbangkan potensi risk adjusted return, maka alokasi tetap dijaga pada obligasi atau reksa dana berbasis obligasi (20-40%). Valuasi masih cukup menarik pada level yield SUN tenor 10 tahun sebesar 8,4-8,6%, masih ada ruang gerak di atas fair yield yang dihitung dari yield US Treasury dan spread (risk premium). Apalagi bila dihitung spread dari level inflasi Desember yang sudah berada dibawah 5% menambah potensi penurunan BI rate lebih lanjut. Secara tactical, pendekatan market timing tetap dapat dilakukan. Nasabah juga dapat mengkombinasikannya dengan obligasiobligasi berdurasi pendek atau Reksa dana berdurasi pendek bila mengalami kesulitan meng-collect secara langsung di pasar; sebagai porsi pada defensive asset.
ANALISA VALAS Federal Reserve menaikkan suku bunga dalam hampir sedekade pada tanggal 17 Desember kemarin. Namun setelah antisipasi lebih dari setahun, investor saat ini lebih fokus dengan statement the FED setelah kenaikan ini dan dampaknya, seberapa ketat bank sentral Amerika bisa menjaga perekonomian mereka setelah kenaikan suku bunga ini. Diestimasi the FED akan menaikkan suku bunganya di tahun ini sebanyak 4x dengan target di 1,5%
USD/IDR Pergerakan USD/IDR hingga bulan januari 2016 tergolong cukup stabil dengan range antara 13600 - 14000. Laju inflasi sedikit mengalami percepatan setelah terakhir dirilis bulan lalu sempat ke level terendah dalam 1 tahun dan outlook pertumbuhan ekonomi yang cenderung berada di bawah ekspetasi mendorong Bank Sentral Indonesia untuk memangkas suku bunga dari 7,5% menjadi 7,25%, Pemangkasan ini sudah diprediksi oleh sebagian besar ekonom mengingat rendahnya inflasi, stabilnya nilai tukar rupiah dan bagusnya neraca berjalan. Kondisi tersebut dianggap berikan sentimen positif ke ekonomi Indonesia, yang ditopang
berbagai kebijakan oleh pemerintah. defisit neraca perdagangan dirilis sebesar USD 236 Mio di bulan Desember, jauh berbeda di bawah ekspektasi pasar yaitu surplus sebesar USD100 mio, karena impor yang lebih tinggi dari ekspektasi. Impor -16,02% YoY in November 2015, sedangkan ekspor -17,66% YoY. Saat ini pasar sedang menunggu implementasi langkah-langkah kebijakan Presiden Jokowi salah satunya tax amnesty yang diperkirakan akan bisa memberikan penguatan ke Rupiah. Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan cenderung menguat di rentang 13700 - 14000 pada kisaran bulan Januari ini.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
8
AUD/USD Pada awal bulan januari ini, serangkaian data ekonomi dirilis memburuk dibandingkan bulan lalu membuat AUD melemah terhadap sebagian besar mata uang dunia. Suku bunga Australia masih dipertahankan oleh bank sentral di 2% dengan statement yang memberikan sinyal adanya pelonggaran moneter lebih lanjut untuk tahun ini. Untuk jangka waktu pendek dan menengah AUD masih cenderung akan melemah terhadap mata uang lainnya, dikarenakan dominannya risk aversion, melambatnya perekonomian
China cukup menyita perhatian market. Ditambah lagi dengan harga minyak dan komoditi yang kembali turun ke level yang cukup rendah membuat ekspetasi di market berkembang bahwa akan adanya penyesuaian antara nilai tukar AUD dengan harga komoditi yang anjlok terutama bijih besi. Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.6760 – 0.7000 pada kurun waktu bulan januari 2016.
EUR/USD Nilai tukar Euro terhadap USD cenderung menguat di bulan januari ini, dipicu oleh sentiment risk aversion yang masih cukup dominan, kekuatiran mengenai perlambatan ekonomi China membuat investor cenderung untuk memburu aset-aset safe haven seperti EUR dan JPY, Kondisi perkenomian terkini Zona Euro sendiri tidak terlalu bagus. Hanya data inflasi saja yang kembali dirilis naik menjadi 0,3% hal inilah yang menyebabkan meredanya ekspetasi akan adanya tambahan stimulus lebih lanjut dari Bank Sentral Eropa (ECB)
di beberapa bulan mendatang. komitmen ECB memperpanjang program stimulusnya sampai Maret 2017 dan memotong suku bunga deposito hingga -0,3% juga berisiko menekan Eur lebih lanjut untuk jangka waktu panjang. Diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.0650 – 1.1000 pada kurun waktu bulan januari 2016 dengan kecenderungan melemah.
GBP/USD Poundsterling melemah cukup signifikan di bulan Januari ini, disebabkan oleh rilis beberapa data ekonomi yang di bawah estimasi dan ditambah lagi komentar dari Presiden Bank Sentral Inggris Mark Carney yang mengatakan bahwa ekonomi inggris belum siap untuk menghadapi kenaikan suku bunga dalam jangka waktu dekat. Faktor yang cukup kuat yang bisa menjadi faktor mundurnya kenaikan suku bunga inggris adalah kondisi inflasi global yang semakin menurun. Beberapa negara yang mempunyai ekonomi dengan skala besar bahkan sudah masuk ke
dalam kondisi deflasi. Wacana inggris untuk keluar dari Uni Eropa di tahun depan juga masih berpotensi menekan pergerakan GBP untuk jangka waktu menengah. Referendum keanggotaan inggris di uni eropa akan diumumkan februari ini di mana hal ini berpotensi menekan pergerakan GBP/USD lebih lanjut. Diperkirakan GBP/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.4170 – 1.4450 pada kurun waktu bulan Januari 2016.
USD/JPY JPY bergerak dengan kecenderungan menguat dengan range 116.80 – 120.00 selama bulan Januari ini. Ditopang oleh sentimen risk aversion di market yang masih mengkuatirkan perlambatan ekonomi china, fokus masih lemahnya inflasi dan spekulasi seputar akan ditambahnya stimulus ekonomi sementara diabaikan. Dari perkembangan terkininya jepang optimis bisa mencapai inflasi stabil dikisaran 2% memasuki tahun fiskal 2017 karena melambatnya
pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan dibebani oleh kenaikan pajak penjualan. BoJ masih mempertahankan target pembelian aset tahunan di level 80 Triliun Yen. Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 116.50– 119.50 pada bulan januari 2016 dengan kecenderungan JPY menguat.
Recommendation USD/IDR
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
Expected buying level
13.650 - 14.000
1.0750 - 1.0800
1.4200 - 1.4250
0.6800 - 0.6850
116.50 - 117.00
Expected selling level
13.950 - 14.000
1.1000 - 1.1050
1.4450 - 1.4500
0.7000 - 0.7050
119.50 - 120.00
Long profit taking
13.950 and above
1.1000 and above
1.4450 and above
0.7000 and above
119.50 and above
Short profit taking
13.700 and below
1.0750 and below
1.4200 and below
0.6850 and above
117.00 and below
Long cut loss
13.500 - 13.550
1.0650 - 1.0700
1.4100 - 1.4150
0.6700 - 0.6750
115.00 - 116.00
Short cut loss
14.100 - 14.150
1.1100 - 1.1150
1.4600 - 1.4650
0.7100 - 0.7150
121.50 - 122.00
Entry Point Profit Taking Cut Loss
*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
USD/JPY
Disclaimers Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan.. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami di
[email protected].
10
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016