Wealth Management Newsletter - February 2013
1 | Market Perspective | February 2013
Nasabah yang terhormat, Atas nama manajemen dan karyawan Commonwealth Bank Indonesia, saya ucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2564, semoga tahun Ular ini memberikan kesejahteraan bagi kita semua. Mengawali awal tahun 2013, bursa global menunjukkan optimismenya dengan ditutup positif di bulan Januari. Perjalanan ke depan tentunya akan semakin menarik untuk diikuti dengan cermat sehingga dapat memberikan hasil yang optimal untuk pertumbuhan investasi Anda. Dalam edisi kali ini, kami paparkan perkembangan pemulihan ekonomi global. Ekonomi AS dan Eropa terlihat mulai bertumbuh walaupun masih terdapat banyak tantangan menuju laju pertumbuhan yang lebih baik. Dari ekonomi domestik sendiri, perbaikan dan pembangunan infrastruktur akan menjadi salah satu faktor penting bagi investor asing untuk terus masuk ke pasar domestik dalam bentuk FDI (Foreign Direct Investment) Di Segmen CommInsight, kami sampaikan review kinerja reksa dana di tahun 2012 berdasarkan kesesuaian kinerja dengan risiko (sharpe ratio) dan juga strategi pembentukan portofolio investasi dalam IDR dan USD untuk membantu mendiversifikasi portofolio Anda. Kami harap dengan informasi ini dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan investasi secara bijak. Salam hangat, Ian Whitehead Director of Retail and Business Banking
Global Outlook
S
etelah kekhawatiran awal tahun seperti debt ceiling dan fiscal cliff dapat terhindari, investor dapat fokus kembali terhadap perkembangan pemulihan ekonomi global. Ekonomi Amerika Serikat terlihat masih bertumbuh secara moderat dan bahkan cenderung melambat pada kuartal terakhir tahun 2012 akibat menurunnya belanja pemerintah. Di Eropa, momentum pemulihan mulai naik, walaupun secara keseluruhan ekonomi zona eropa diestimasi baru akan mulai tumbuh positif di tahun 2014. Perkembangan di China juga tidak kalah menarik dengan generasi baru dari para pemimpin partai Komunis akan lebih menyeimbangkan komponen pertumbuhan ekonomi China, terutama pada sisi konsumsi domestik dan investasi. Walaupun negara maju masih menghadapi banyak tantangan menuju laju pertumbuhan yang lebih baik, ekspektasi akan ekonomi global di tahun 2013 cenderung lebih positif dibandingkan tahun sebelumnya. Melakukan akumulasi investasi pada aset-aset seperti saham dan obligasi domestik pada periode fluktuasi saat ini, merupakan tindakan yang disarankan untuk mengoptimalkan kinerja dari portofolio investor.
rencana reformasi yang displin dan terjadwal dibandingkan pemimpin partai sebelumnya Deng Xiaoping. Para pemimpin baru ini juga menggodok rencana pembangunan untuk 5 tahun kedepan dan memiliki rencana untuk menyeimbangkan komponen pertumbuhan ekonomi China melalui konsumsi domestik dan pada saat yang sama mereformasi sistem kesejahteraan finansial dan sosial. Kebijakan ini diekspektasi akan menarik dana investasi asing. China di tahun ini masih akan menghadapi tantangan dan fluktuasi tetapi proyeksi pertumbuhan ekonomi China terlihat positif di bawah pemerintah pemimpin barunya sehingga membuka kesempatan bagi investor untuk kembali mempertimbangkan China sebagai alternatif investasi yang menarik.
AMERIKA SERIKAT First Look at the Fourth Quarter
US GDP contracted in the fourth quarter, but initial readings are nearly always revised. Quarterly change at an annualized rate in GDP, adjusted for inflation.
6%
RECESSION
4
As first reported
2 0 -2 -4 -6
4th qtr.
-0.1%
Latest figure
-8 2008
‘09
‘10
‘11
‘12
Why the economy contracted in the fourth quarter Contribution to the 0.1% change in real GDP, in percentage points
-0.81
CHINA
Exports
-1.27
-1.33
Change in private inventories
Government spending, investment
1.52 Personal spending
Nonresidential fixed investments
0.83 Imports
0.56
0.36
Residential fixed investments
Sekitar 18 bulan lalu, pemerintah China berusaha memperlambat laju pertumbuhan ekonominya sehingga pergerakan bursa saham China di tahun 2012 relatif berfluktuasi. Selain berhasil menghindari kekhawatiran akan hard landing, ekonomi China sudah mulai kembali bertumbuh positif didukung oleh konsumsi domestik serta produksi industri yang tumbuh cepat. Valuasi pasar saham China relatif rendah dengan tingkat Price Earning (PE) Ratio di level 12. Prospek perkembangan pasar saham China juga menarik setelah adanya wacana untuk meningkatkan partisipasi investor asing.
Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal IV-2012 di luar ekspektasi tercatat mengalami penurunan sebesar 0,1% untuk pertama kalinya kali dalam tiga tahun terakhir, dimana hal ini menunjukkan lambatnya proses pemulihan. Tetapi, apabila melihat lebih rinci, ada beberapa hal positif yang dapat ditemukan.
China juga sedang mengalami reformasi yang dramatis yang dilakukan oleh generasi baru dari para pemimpin partai Komunis. Xi Jin Ping dan Li Ke Qian akan secara resmi mengambil alih sebagai Presiden dan Perdana Menteri China selanjutnya di bulan Maret 2013. Xi mempunyai
Penurunan terutama disebabkan oleh melemahnya belanja pemerintah. Selain itu, persediaan barang dan nilai ekspor juga menjadi lebih rendah. Namun, kestabilan ekonomi masih terjaga oleh kuatnya belanja konsumen. Menilai ekonomi AS masih bertumbuh relatif moderat,
Sumber : The Wall Street Journal
2 | Market Perspective | February 2013
2013
2014
Euro Area
-0.4
-0.2
1.0
Germany
0.9
0.6
1.4
France
0.2
0.3
0.9
Italy
-2.1
-1.0
0.5
Spain
-1.4
-1.5
0.8
Sumber : IMF, Barclays Research
Berbeda dengan kondisi Perancis dimana data PMI (Purchasing Managers Index) serta data ekonomi lainnya menunjukkan ekonomi Perancis masih tertekan menghadapi pengetatan kebijakan fiskal domestik serta penurunan tingkat ekspor. Namun, indikator ekonomi menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih baik. Demikian pula tingkat inflasi yang diekspektasi akan membaik ke arah 2,1% di bulan Januari dari level sebelumnya 2,6% di bulan September.
Euro area and EU27 unemployment rates Seasonally adjusted series
12
Euro area (EA17)
8
7
6 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Eurostat
INFLASI Bank Indonesia melaporkan tingkat inflasi tahunan pada bulan Januari tercatat naik 1,03% MoM dan 4,57% MoM (Desember 4,30% YoY 0,54% MoM) terutama karena didorong oleh kenaikan harga kebutuhan pokok yang naik 3,39% MoM karena musibah banjir mengakibatkan naiknya biaya distribusi. Respon pelaku pasar positif karena tingkat inflasi masih ada di kisaran yang ditargetkan pemerintah sebesar 3,5% hingga 5,5%.
Ekspor dan impor Trade Trends 80
6%
60 4% 40 2%
20 0
-1%
-20 -3%
Trade balance (3M trailing sum, annualised) (% of GDP ) (RS) Exports (%YoY) (LS) Imports (%YoY) (LS)
-40
-5%
Sumber : CEIC, BPS & Morgan Stanley Research
Jul-11
Apr-11
Jan-11
Oct-10
Jul-10
Apr-10
Jan-10
Oct-09
-60 Jul-09
S
elama bulan Januari 2013, kinerja IHSG mencatat kenaikan +3,17% dengan minat investasi asing yang masuk cukup besar sebanyak USD587,3 juta terutama pada sektor infrastruktur, konstruksi, dan perbankan yang telah memiliki valuasi relatif rendah dibandingkan sektor konsumer. Arus investasi berpotensi lebih deras lagi apabila pemerintah bekerja lebih keras untuk memperbaiki infrastruktur dan memberantas korupsi. Pergerakan indeks cukup berfluktuasi dengan bergerak diantara rentang 3,7% antara 4305,912 - 4465,848. Di bulan Januari, defisit perdagangan telah mengalami penurunan, namun diakibatkan masih melemahnya kinerja ekspor maupun impor, indikasi pelemahan neraca perdagangan dalam waktu dekat masih berpotensi terjadi. Adanya kekhawatiran terhadap berlanjutnya defisit transaksi berjalan pemerintah juga menekan nilai tukar rupiah. Positifnya, arus modal asing diekspektasi tetap akan masuk ke Indonesia baik sebagai FDI atau menuju pasar modal karena konsumsi domestik yang selama ini menjadi motor ekonomi akan semakin kuat dengan kenaikan upah minimum. Investor disarankan untuk melakukan strategi berinvestasi secara bertahap dan juga mendiversifikasi portofolio, terutama pada reksa dana saham yang berfokus pada sektor konsumer serta reksa dana pendapatan tetap yang berdurasi lebih rendah.
9 %
Apr-09
LOCAL Outlook
10
Jan-09
Kontraksi juga terjadi di negara-negara zona Eropa pada bulan-bulan akhir 2012. Inggris, Jerman, Spanyol, dan Belgia menyatakan ekonomi mereka negatif pada kuartal IV-2012. Dalam beberapa pekan ke depan, akan lebih banyak anggota zona Eropa yang diperkirakan melaporkan pelemahan. Pemangkasan anggaran sepertinya menjadi faktor utama dari kontraksi di sejumlah negara tersebut. Menurut angka proyeksi dari IMF, pertumbuhan GDP negara-negara Uni Eropa secara merata baru akan berbalik ke zona positif di tahun 2014. Tingkat pengangguran di zona Eropa mencapai tingkat tertinggi baru di 11,8% dengan 18,8 juta pengangguran menurut data Eurostat. Tingkat pengangguran di Uni Eropa mencapai 26 juta di bulan November, sehingga tingkat pengangguran naik ke 10,7%. Negara Spanyol mencatat tingkat pengangguran tertinggi di level 26,6%.
EU27
11
Oct-12
2012
Tahun
Jul-12
IMF (Jan. ‘13)
Apr-12
IMF and Barclays GDP forecasts
Jan-12
EROPA
Meski demikian, akhir-akhir ini, data ekonomi yang dilaporkan dari Eropa terus memberikan kejutan yang positif. Sentimen ekonomi membaik lebih dari ekspektasi, terutama akibat penurunan tingkat pengangguran di Jerman. Karena data ketenagakerjaan biasanya merupakan indikator yang terlambat, momentum pertumbuhan diekspektasikan akan lebih cepat, sehingga perusahaan lebih percaya diri menghadapi kondisi ekonomi kedepannya.
Oct-11
Bank Sentral AS menyatakan akan meneruskan program pembelian surat utang bulanan senilai USD85 miliar sebagai upaya menekan suku bunga dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
3 | Market Perspective | February 2013
Momentum pertumbuhan ekspor dan impor lebih perlahan dari ekspektasi menurut laporan Badan Pusat Statistik. Pada bulan Desember, nilai ekspor Indonesia menurun 9,8% YoY (konsensus -2,0% YoY, Nov - 2,0% YoY ) mencapai USD15,41 miliar. Sedangkan nilai impor melemah 5,5% YoY (konsensus +4,9% YoY, Nov +10,0% YoY) menjadi USD15,56 miliar. Nilai impor yang lebih rendah dari ekspektasi menyebabkan defisit neraca perdagangan menyusut menjadi USD150 juta pada bulan Desember (-0,2% dari GDP). Defisit neraca perdagangan bulan November direvisi menurun dari –USD478 juta ke -USD618 juta. Defisit perdagangan akan memicu defisit pada transaksi berjalan Indonesia selama setahun penuh dan memberikan tekanan kepada rupiah atas dolar AS.
Rupiah dan hedging
Defisit neraca perdagangan untuk kuartal IV-2012 dilaporkan di -USD2,7 miliar yaitu lebih tinggi dari kuartal III-2012 yang mencatat surplus neraca perdagangan +USD519 juta dan juga kebih tinggi dari defisit kuartal II-2012 yaitu -USD2,3 miliar, dimana pada masing-masing kuartal neraca transaksi berjalan (CAD) mencatat defisit -2,4% QoQ dan -3,5% QoQ dari GDP. Neraca transaksi berjalan kuartal-4 2012 akan dilaporkan tgl 13 Februari 2013. CAD diekspektasi akan dilaporkan sekitar -3,5-4%.
INVESTASI ASING LANGSUNG (Foreign Direct Investment)
Jika momentum laju impor terus bertahan diteritori negatif, ketidakseimbangan perdagangan akan membaik tetapi hal ini juga menunjukkan permintaan domestik yang menurun dan mungkin dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari ekspektasi awal. Tetapi, secara keseluruhan kondisi makroekonomi di kuartal-4 2012 ini masih menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup baik walaupun ketidakseimbangan neraca perdagangan tidak akan sejalan dengan ekspektasi IDR dapat bertahan stabil. Proyeksi Neraca Transaksi Berjalan
BNPP
IMF
World Bank
OECD
2012 USD bn
-24,6
-18,9
-21,2
-7,6
(% of GDP)
(-2,8)
(-2,1)
(-2,3)
(-0,8)
USD bn
-26,2
-24,0
-16,4
-13,3
(% of GDP)
(-2,7)
(-2,4)
(-1,6)
(-1,3)
Untuk membantu menjaga agar pembayaran kewajibannya dalam mata asing tidak terlalu menguncang pergerakan kurs, pemerintah Indonesia juga untuk pertama kalinya mengeluarkan sebuah aturan yang memungkinkan pemerintah melakukan hedging atau perlindungan terhadap utang Negara. Secara keseluruhan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang melaporkan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih relatif rendah di level 32,78% per 31 Januari 2013.
Reputasi Indonesia di mata investor asing semakin membaik sejak Fitch Ratings dan Moody’s Investors Service menaikkan peringkat kredit Indonesia menjadi layak investasi atau investment grade. Arus investasi asing langsung/Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia menyentuh rekor tertinggi di kuartal-IV 2012 dimana FDI naik +22,9% YoY menjadi Rp56,8 triliun. Pencapaian ini dipicu pertumbuhan kelas menengah yang kian menarik minat investor asing ke tanah air. Untuk periode tahun 2012, Badan Koordinasi Penanaman Modal melaporkan FDI naik 26,7% menjadi USD22,8 miliar. Arus modal asing tahun 2012 mencakup di antaranya USD4,3 miliar di sektor pertambangan; USD2,8 miliar di sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi; serta USD1,8 miliar di industri alat angkut atau sektor otomotif. Hal ini menunjukkan semakin terdiversifikasinya aliran dana asing yang masuk ke berbagai sektor di Indonesia. Singapura masih menjadi sumber FDI terbesar tahun 2012, diikuti oleh Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Untuk tahun 2013 ini, FDI diperkirakan meningkat 23,3%. Kenaikan drastis upah minimum yang berlaku tahun ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap arus modal asing, karena pada umumnya investasi yang sudah direncanakan tidak masuk ke sektor padat karya. Adapun, perusahaan asing biasanya memberikan upah lebih tinggi dari batas syarat upah minimum.
2013
Sumber : BNP Paribas, IMF WEO, World Bsnk, OECD, Bloomberg
Analisa Valuta Asing Penguatan IDR terhadap USD di akhir Januari 2013 sampai Februari 2013 dipicu oleh kembalinya selera risiko para pelaku pasar dunia seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian di Asia. Data GDP Y/Y Indonesia pun dirilis stabil di atas 6%. Kedua hal ini, menyebabkan adanya aliran dana asing masuk ke Indonesia untuk kembali berinvestasi dalam bentuk Rupiah yang memberikan imbal hasil tinggi. Dana Kementerian Keuangan sejak Juli hingga akhir pekan kedua November 2012
memperlihatkan adanya lonjakan kepemilikan oleh asing di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp33 triliun, yaitu dari Rp224,4 triliun menjadi Rp257,1 triliun. Bukan hanya itu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama kuartal III/2012, investor asing sudah mencatat posisi beli bersih (nett buying) sebesar Rp14,355 triliun. Jumlah ini bahkan mengalahkan posisi nett buying asing selama semester I. Hal ini tercermin pada kenaikan IHSG di awal bulan Februari menyentuh di atas level 4500.
Masuknya dana asing ke Indonesia berdampak pada bertambahnya likuiditas USD sehingga nilai tukar USD/IDR turun. Menguatnya IDR terhadap USD sedikit tertahan dengan kondisi ekspor Indonesia yang belum kembali dapat membukukan surplus pada neraca perdagangan Indonesia. Diprediksikan, USD/IDR akan bergerak dalam rentang 9600 – 9900 pada bulan Februari 2013, dengan kecenderungan turun.
4 | Market Perspective | February 2013
Perbaikan pada data – data ekonomi Amerika Serikat di Januari 2013, menunjukkan adanya pemulihan kondisi perekonomian di Amerika Serikat. Terutama pada data – data ketenagakerjaan di Amerika Serikat yang secara bertahap menunjukan adanya perbaikan mulai dari angka pengangguran yang sudah berada di level 7,9%. Namun, perbaikan dari data – data tersebut masih belum mencapai target pemulihan perekonomian di Amerika Serikat. Data GDP Q/Q pada akhir bulan Januari menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan dari 3,1% ke -0,1%. belum lagi ditambahkan dengan dampak dari keputusan kenaikan pajak di Amerika Serikat (fiscal cliff) yang juga akan memberikan pengaruh negatif pada angka pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Dalam mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, Federal Reserve, The Fed, melanjutkan QE3 dengan tetap mengucurkan sebesar USD40 miliar untuk mortgage based securities atau dalam bahasa Indonesia Efek Beragun Aset (Kredit Perumahan) dan sebesar USD45 miliar untuk treasury securities jangka panjang. Dengan dukungan dari The Fed ini, diharapkan, perekonomian Amerika Serikat tetap bisa bertumbuh. Keputusan debt ceiling dan pengetatan anggaran juga masih menjadi hal yang dinanti – nanti oleh para pelaku pasar dalam menentukan strategi investasi selanjutanya. Diperkirakan pada pertengahan Februari 2013 sampai awal Maret 2013, keputusan sudah akan ditentukan dan diberlakukan.
Sedikitnya berita – berita buruk dari zona Eropa 2 bulan terakhir ini dan data – data perekonomian negara – negara maju di Eropa yang membaik mengindikasikan adanya perbaikan dari pergerakan roda perekonomian di zona tersebut. Jerman sebagai negara nomor 1 di zona Eropa tersebut, mengalami pertumbuhan yang cukup baik dari sisi inflasi, penjualan retail, dan tingkat produksi industri. Kenaikan tersebut mencerminkan kegiatan perekonomian yang secara bertahap mengalami perbaikan semenjak krisis utang terjadi. Bukan berarti krisis utang di zona Eropa tersebut telah usai, akan tetapi, perbaikan demi perbaikan sudah nyata dan terus membaik secara bertahap. Hal ini memberikan sentimen positif yang cukup baik untuk EUR/USD. Diperkirakan EUR/USD masih cenderung bergerak naik setelah berhasil menembus resistance di level 1.3500 menuju ke 1.3800 sebagai target resistance yang baru. Secara technical, untuk jangka waktu pendek EUR/USD masih berpotensi mengalami koreksi, menguji kembali batas support di level 1.3500 untuk konfirmasi kekuatan daya beli pasar terhadap EUR pada level tersebut. Trend EUR/ USD pun masih dalam pola strongly bullish.
Pergerakan EUR yang positif turut memberikan imbas yang positif terhadap GBP, di samping data – data ekonomi Inggris yang juga cukup kondusif dan mengalami perbaikan. Angka kredit perumahan yang disetujui naik dari 54,000 ke 55,800. Hal ini menandakan adanya perbaikan dari daya beli di Inggris dan diharapkan kenaikan daya beli tersebut dapat berimbas pada kenaikan data – data perekonomian lainnya di Inggris.
dapat berdampak pada turunnya daya tarik komoditas asal Australia. AUD/USD memiliki trend sideways untuk bulan Februari dengan rentang dari 1.0320 – 1.0550. diperkirakan AUD akan terkoreksi pada awal Februari dan kembali naik dari pertengahan Februari hingga akhir Februari.
Secara technical, GBP/USD masih dalam trend sideways dengan rentang 1.5670 – 1.6230 sampai akhir Februari 2013. GBP/USD berpotensi untuk turun terlebih dahulu dan kembali naik di pertengahan Februari hingga akhir Februari.
Tidak seperti Australia yang diwarnai dengan pelemahan dari ekonomi global sehingga memberikan dampak negatif pada pergerakan AUD/USD, perekonomian Selandia Baru masih lebih stabil karena sedikitnya imbas dari perlambatan global ekonomi.
Daya beli dari pasar global termasuk China yang melemah berdampak pada turunnya permintaan akan komoditas seperti minyak bumi, batu bara, gas alam dan lain lain. Australia sebagai penghasil komoditas mengalami penurunan pertumbuhan pendapatan dari ekspor, yang pada akhirnya juga menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi akhir tahun 2012. Pada tanggal 5 Februari 2013, Reserve Bank Australia (RBA) menetapkan untuk tidak mengubah suku bunga acuan di level 3% dengan latar belakang perbaikan pertumbuhan perekonomian di China semenjak awal tahun 2013 turut berkontribusi pada stabilitas perekonomian Australia. Pertumbuhan perekonomian Australia yang stabil masih menarik bagi korporasi – korporasi untuk melakukan ekspansi bisnis dengan bunga pinjaman di level ini. Oleh karena itu, RBA merasa suku bunga saat ini masih sesuai dengan kondisi pasar saat ini. Namun di sisi lain kenaikan AUD/USD yang berlebihan
NZD/USD dalam trend sideways dengan rentang 0.8293 – 0.8550. NZD/USD berpotensi naik pada awal Februari 2013 dan cenderung mengalami koreksi pada pertengahan hingga akhir Februari 2013.
Bank of Japan (BOJ) masih terus mendukung untuk pelemahan JPY guna mendukung pertumbuhan ekspor di Jepang yang sempat mengalami defisit di kuartal ke IV tahun 2012. BOJ juga masih akan memberikan stimulus guna mendukung pertumbuhan perekonomian dan mencapai target inflasi di 2%. Program – program stimulus ini berpotensi melemahkan JPY terhadap mata uang lainnya karena likuiditas yang meningkat secara signifikan. Secara technical, USD/JPY masih dalam pola trend strongly bullish. Setelah menembus major resistance di level 90.00, target berikutnya ada di level 94.50. Pergerakan JPY terhadap mata uang lainnya diperkirakan akan didominasi oleh pelemahan di bulan Februari 2013.
Strategi Forex Trading Keputusan mengenai debt ceiling dan pengetatan anggaran di Amerika Serikat masih menjadi fokus para pelaku pasar untuk bulan Februari 2013. Hal ini dapat menjadi salah satu acuan dalam menentukan strategi dan pilihan investasi yang tepat untuk di lakukan. Dari zona Eropa pembayaran LTRO dari negara – negara krisis juga sangat di respon positif oleh pasar. Hal ini terus memberikan dorongan positif untuk EUR/USD. Untuk bulan Februari 2013, strategi yang bisa dilakukan adalah range trading. Range trading bisa dilakukan karena diperkirakan major currency akan bergerak dalam range yang tidak terlalu lebar dan trend masih cenderung sideways. Kecuali untuk EUR/USD dan USD/JPY yang terlihat jelas masih dalam pola trend strongly bullish. Diversifiaksi di beberapa mata uang sebagai salah satu pengaturan risiko bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko yang ada. Recommendation: EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
USD/JPY
Expected Buying level 9600 - 9650
USD/IDR
1.3380 - 1.3430
1.5635 - 1.5675
1.0320 - 1.0370
91.80 - 92.10
Expected Selling level 9850 - 9900
1.3775 - 1.3800
1.6025 - 1.6060
1.0550 - 1.0580
94.25 - 94.50
Long profit taking @
9800 and above
1.3700 and above 1.5980 and above 1.0500 and above 93.25 and above
Short profit taking @
9700 and below
1.3600 and below 1.5750 and below 1.0400 and below 92.50 and below
Long cut loss @
9500 - 9525
1.3300 - 1.3320
1.5525 - 1.5550
1.0220 - 1.0260
91.00 - 91.25
Short cut loss @
10000 - 10100
1.3850- 1.3900
1.6180 - 1.6225
1.0675 - 1.0710
95.00 - 95.25
Rekomendasi entry level
Profit Taking
Cut Loss
*Data di atas hanya besifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
5 | Market Perspective | February 2013
COMMINSIGHT
Equity Market Review January 2013
I
HSG mengawali tahun 2013 dengan gemilang, setelah kembali menembus level tertinggi baru 4465,48 pada penutupan tanggal 18 Januari 2013. Kombinasi antara kompromi yang tercapai di AS mengenai penyelesaian masalah fiscal cliff, indikasi pemulihan sektor manufaktur di beberapa negara utama Asia, serta kenaikan beberapa harga komoditas utama, memberikan dorongan positif bagi kinerja IHSG dan mencatat kinerja 3,1% di bulan Januari 2013. Namun penguatan aset berisiko terjadi secara merata, dan bahkan apabila dibandingkan dengan beberapa indeks saham utama di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat, penguatan IHSG masih relatif rendah pada bulan Januari 2013. Implementasi dari kenaikan UMP 2013 yang signifikan, ketidakstabilan nilai tukar IDR akibat beban subsidi yang menyebabkan defisit transaksi berjalan, serta bencana banjir yang melanda Jakarta dan sempat menghentikan sementara aktivitas ekonomi, telah mengakibatkan kurang optimalnya kinerja IHSG di bulan Januari 2013.
Memperhatikan lebih jauh mengenai pergerakan IHSG di bulan Januari 2013, apabila melakukan perbandingan dan analisa valuasi terhadap saham-saham yang terdaftar pada IHSG berdasarkan kapitalisasinya, kenaikan signifikan yang dialami saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah selama 1-2 tahun terakhir mengakibatkan valuasi sahamsaham tersebut lebih tinggi dibandingkan saham-saham berkapitalisasi besar (blue chip) selama periode tersebut.
Aliran dana investor asing yang umumnya selalu mengincar saham-saham dengan tipikal blue chip, relatif lebih rendah pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya. Di satu sisi hal ini mengakibatkan investor memiliki peluang menarik untuk berinvestasi kembali pada saham-saham blue chip. Rasio P/E dari indeks saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah (MSCI indonesia Small Mid Cap- garis emas – 17,44x) lebih tinggi dari Rasio P/E saham-saham berkapitalisasi besar (Q45 – 16,14x) selama 1 tahun terakhir. 6M
Kinerja Indeks Saham di bulan Januari 2013
2,41
3,17
5,04
5,13
5,91
6,43
7,4
3Y
5Y
7Y
10Y
Max
Daily
Fields/Securities
Options
17.00
16.1432 16.00
3,65
Filipina
Inggris
Thailand
China
Hong Kong
Singapura
Indonesia
15.00
Amerika Serikat
-6
2,15
India
-1,76
-4 -3,64
1,95
Jerman
-2
Korea Selatan
0
4,73
Taiwan
2
Malaysia
4
1Y
17.4453
8 6
YTD
14.00
Adjusted Positive Price/Earnings (MXIDSM Index) 17.4452 Adjusted Positive Price/Earnings (LQ45 Index) 16.1432
13.00
Feb 29 Sumber : Bloomberg
Mar 30
Apr 30
May 31 Jun 29
Jul 31
Aug 31 Sep 28
Oct 31
Nov 30
Dec 31 Jan 31 2012
Sumber : Bloomberg
Bond Market Review January 2013
K
ontras dengan kinerja IHSG yang mampu mencapai level tertinggi barunya di bulan Januari 2013, pasar obligasi pemerintah Indonesia cenderung menunjukkan pelemahan, sebagaimana telah kami estimasi dalam edisi sebelumnya. Apabila melihat pergerakan kurva imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia dalam denominasi IDR, dapat dilihat bahwa hampir di seluruh durasi obligasi, imbal hasil bergerak naik (harga obligasi turun). Meskipun demikian, penurunan harga obligasi pemerintah relatif rasional, terutama apabila kita melihat trend pergerakan aliran dana investor asing yang masih cenderung meningkat di bulan Januari 2013.
Di sisi lain, tekanan lebih tinggi dihadapi oleh obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi USD. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, melesatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun melampaui level 2%, telah mendorong semakin sempitnya spread diantara obligasi pemerintah AS (sebagai benchmark) dengan obligasi seri Indon dan mendorong turunnya harga obligasi seri Indon.
Pergerakan kurva hasil imbal obligasi (IDR) di bulan Januari 2013 Last 1D 1W 1M 12/28/12 01/31/13 6.50
Date
Lower Chart Hist Table
Curve List
Interpolation & RV
IDR Indonesia Sovereign Curve 01/31/13 IDR Indonesia Sovereign Curve 12/28/12
6.00 Rate (Mid Conventional %)
Memperhatikan kurva imbal hasil di samping, bentuk kurva relatif normal, yang dapat diartikan investor masih disarankan untuk berinvestasi pada obligasi yang memiliki imbal hasil tertinggi dengan durasi tertinggi (FR62), untuk memaksimalkan kinerja dari portofolio investor. Namun investor juga disarankan untuk mulai memperhatikan pergerakan dari obligasi dengan tenor 19 tahun (FR58) dan 20 tahun (FR65) yang telah mengalami koreksi signifikan dan mendorong tingkat imbal hasil dari obligasi tersebut hampir melampaui (inverted) dengan FR62.
5.50 5.00 4.50 4.00
1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y ... ... ... ... Curve ID
1Y 2Y
3Y
4Y
5Y
6Y
7Y
15Y 18Y 20Y Tenor 9Y 10Y 11Y 12Y 13Y 15Y 16Y
8Y
30Y 18Y 20Y 30Y
I266 01/31/
3.866 4.221 4.361 4.607 4.708 4.990 5.094 5.252 5.255 5.299 5.624 5.930 6.065 6.013 6.283 6.347 6.307 6.374
I266 12/28/
3.737 4.219 4.384 4.544 4.653 4.792 4.922 5.014 5.093 5.163 5.438 5.684 5.757 5.868 5.966 6.107 6.256 6.356
I266 (01/31
0.129 0.002 -0.023 0.063 0.055 0.198 0.172 0.237 0.162 0.137 0.186 0.246 0.307 0.145 0.317 0.240 0.051 0.018
Sumber : Bloomberg
6 | Market Perspective | February 2013
Kenaikan tingkat risiko kredit (CDS) Indonesia juga turut memberikan imbas negatif bagi pergerakan harga Indon. Namun di level saat ini, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia seri Indon kembali menarik, meskipun tekanan masih tinggi, namun investor disarankan untuk
melakukan akumulasi pembelian secara bertahap dengan menerapkan strategi barbel dengan membeli obligasi durasi panjang dan pendek secara bersamaan untuk meminimalisir potensi fluktuasi kedepannya. Pergerakan kurva imbal hasil obligasi (USD) di bulan Januari 2013
Kepemilikan investor asing terhadap obligasi pemerintah Indonesia (triliun rupiah)
Last 1D 1W 1M 12/28/12 01/31/13
Lower Chart Hist Table
Date
Curve List
Interpolation & RV
USD Indonesia Sovereign Curve 01/31/13 USD Indonesia Sovereign Curve 12/28/12
4.50
269,85
270 260
270
Rate (Mid Conventional %)
4.00
280
273,2
250,33
250
240,98
240
3.50 3.00 2.50 2.00 1.50
230 1Y ... 3Y ... 5Y ... 7Y ... 9Y ...
220 Sep-12
Okt-12
Nov-12
Des-12
Jan-13
Curve ID I389 01/31/
Sumber : Bloomberg
1Y
2Y
3Y
4Y
5Y
15Y 18Y 20Y Tenor 7Y 8Y 9Y
6Y
1.347
1.582
1.808
2.074
2.236
2.838
2.968
I389 12/28/
1.416
1.421
1.647
1.965
2.141
2.448
2.666
I389 (01/31
-0.069
0.161
0.161
0.110
0.095
0.391
0.301
2.075 2.826
30Y 10Y
20Y
25Y
30Y
3.252
4.629
4.644
4.591
2.902
4.268
4.297
4.235
0.351
0.361
0.348
0.356
Sumber : Bloomberg
Our Product Recommendation
M
emperhatikan tendensi yang terjadi di awal tahun 2013, investor kembali disarankan untuk berinvestasi pada proporsi yang lebih seimbang di dalam portofolionya. Tidak menitikberatkan hanya pada reksa dana-reksa dana yang memiliki orientasi strategi pada saham-saham yang mengarah spesifik pada satu sektor atau berfokus pada saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah, namun lebih mengalokasikan pada reksa dana saham yang memiliki diversifikasi lebih baik antar sektor untuk meminimalisir risiko dan fluktuasi yang berpotensi terjadi di bulan Februari 2013. Sebagai referensi, investor dapat melihat peringkat kinerja reksa dana di tahun 2012 berdasarkan sharpe ratio (rasio yang mengukur kesesuaian kinerja dengan risiko – semakin besar semakin baik) dan standar deviasi (parameter pengukuran risiko reksa dana – semakin kecil, semakin minimal fluktuasi pergerakan harganya). Reksa dana yang diberi penebalan adalah reksa dana yang direkomendasi oleh CommInsight di tahun 2012.
No
Reksa Dana
Sharpe Ratio
Annualized Standard Deviation
1
BNP Paribas Solaris
1.4409
14.2277
2
Danareksa Mawar Konsumer 10
1.3485
14.4272
3
BNP Paribas Pesona Amanah
1.0387
15.0496
4
Mandiri Investa Ekuitas Dinamis
0.9712
14.1843
5
BNP Paribas Infrastruktur Plus
0.9023
15.3398
6
Danareksa Mawar Fokus 10
0.82
14.3125
7
Manulife Syariah Sektoral Amanah
0.7932
15.5461
8
BNP Paribas STAR
0.7675
14.7446
9
Indeks Harga Saham Gabungan
0.7401
13.7746
10
Manulife Dana Saham
0.6594
13.9651
11
BNP Paribas Pesona
0.5793
14.5353
12
First State Dividend Yield Fund
0.5605
15.1455
13
BNP Paribas Ekuitas
0.492
15.1493
14
Manulife Saham Andalan
0.4891
15.3306
15
First State Indoequity Sektoral Fund
0.3953
15.4035
16
Mandiri Investa Atraktif
0.3856
15.333
17
Schroder Dana Istimewa
0.3541
15.0138
18
Mandiri Investa Atraktif Syariah
0.2807
15.3568
19
Schroder 90 Plus Equity Fund
0.2687
15.6653
20
Schroder Dana Prestasi Plus
0.014
15.365
21
Manulife Greater Indonesia Fund
-0.0265
15.6562
22
Batavia Dana Saham Agro
-0.7284
17.3783
7 | Market Perspective | February 2013
Kenaikan sektor perbankan dan finansial di bulan Januari 2013 telah memberikan imbas positif bagi reksa dana-reksa dana saham yang memiliki strategi top down dan cenderung memiliki alokasi signifikan pada saham-saham berkapitalisasi besar. Faktor musiman, defisit transaksi berjalan yang masih relatif signifikan, timbulnya kembali kekhawatiran mengenai krisis kredit di Eropa akibat skandal korupsi di Spanyol serta Pemilu di Italia, rally signifikan yang terjadi pada obligasi pemerintah AS (US Treasury), berpotensi menambah fluktuasi pergerakan pasar saham dan obligasi domestik di bulan Februari 2013. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, berikut adalah rekomendasi portofolio yang disarankan (baik IDR maupun USD) di bulan Februari 2013. First State Indonesia Bond Fund menjadi alternatif yang menarik untuk dipilih dalam alokasi obligasi di portofolio nasabah, mengingat alokasi obligasi korporasi yang mencapai 25% dan memiliki durasi rendah, sehingga minim fluktuasi dan berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan reksa dana pendapatan tetap lain yang berfokus sepenuhnya pada obligasi pemerintah.
Portfolio IDR February 2013 Portfolio Concepts
Mutual Fund/Bond
Portfolio Allocation
Core Portfolio
Manulife Saham Andalan BNP Paribas Pesona Manulife Dana Saham
30%
Growth Portfolio
Mandiri Investa Ekuitas Dinamis BNP Paribas Infrastruktur Plus Danareksa Mawar Konsumer 10 Manulife Dana Ekuitas Small Mid Capital
20%
Value Portfolio
BNP Paribas Pesona Amanah Batavia Dana Saham Agro
10%
Fixed Income Medium to long duration
First State Indonesia Bond Fund FR62 / FR65 / FR58
20%
Fixed Income Short duration
Manulife Pendapatan Bulanan 2 Schroder Dana Andalan 2 FR66
20%
Portfolio USD February 2013 Portfolio Concepts
Mutual Fund/Bond
Portfolio Allocation
Core Portfolio
Manulife Greater Indonesia Fund Panin SRC Moderate Fund
30%
Growth Portfolio
Manulife Dana Ekuitas Indo India
20%
Value Portfolio
Manulife Dana Ekuitas Indo China
10%
Fixed Income Long duration
Indon 35/37/38/42
20%
Fixed Income Medium duration
Indon 19/22
20%
DISCLAIMER Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di
[email protected].
www.commbank.co.id
facebook.com/CommbankID twitter.com/Commbank_ID