Wealth Management Newsletter - Juli 2013
1 | Market Perspective | Juli 2013
Nasabah yang terhormat, Tanpa terasa, 1 semester telah kita lalui di tahun 2013 yang penuh dengan dinamika ekonomi dan politis, khususnya di Indonesia. Namun saya melihat bahwa semua dinamika tersebut berpotensi menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi utama di wilayah ASEAN dan juga Asia. Memasuki bulan Ramadhan yang suci, investor dihadapkan pada situasi dimana pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, yang diikuti oleh pencairan kompensasi terhadap rakyat miskin. Secara umum kami memandang bahwa hal tersebut adalah hal yang positif dan diharapkan oleh investor, mengingat kondisi defisit yang dialami oleh pemerintah saat ini. Mengenai dampak terhadap inflasi sendiri, dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Indonesia telah mengalami pertumbuhan daya beli yang signifikan selama 5 tahun terakhir, terlepas dari belum meratanya pertumbuhan tersebut. Momentum Ramadhan yang suci ini juga dapat menjadi momentum Anda bersama dengan keluarga untuk kembali melakukan refleksi dan perenungan terhadap semua aktivitas yang telah Anda lakukan hingga saat ini. Mencapai tujuan jangka panjang untuk memberikan kebahagiaan pada seluruh anggota keluarga tentunya merupakan impian dan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap individu. Dan kami, selaku salah satu penyedia jasa investasi terlengkap dan terbaik di Indonesia tentunya siap membantu Anda untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang Anda sekeluarga. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas kesetiaan Anda menjadi nasabah PT Bank Commonwealth dan berharap kesuksesan selalu menyertai Anda. Mewakili direksi dan seluruh staf PT Bank Commonwealth, saya juga hendak mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi Anda yang beragama Islam, semoga berkah dan pahala senantiasa menyertai Anda di bulan yang suci ini.
Salam hangat, Ian Whitehead Director of Retail and Business Banking
GLOBAL OUTLOOK
P
ernyataan Bernanke bahwa AS akan mengakhiri program stimulus pada pertengahan tahun 2014, serta adanya kekhawatiran krisis likuiditas di Sistem Perbankan China, serta Perekonomian Jepang yang belum tumbuh secara signifikan menjadi berita utama dalam beberapa minggu ini. Tentunya dengan kondisi tersebut para investor tetap disarankan untuk mendiversifikasi portofolionya untuk menghadapi fluktuasi pasar.
Program Stimulus Amerika Serikat Pasar finansial global serempak bergejolak, yang menyebabkan investor global memilih untuk mengalihkan selera risikonya pada aset yang dianggap aman. Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), Ben Bernanke, menyatakan, program QE kemungkinan akan dihentikan di pertengahan tahun 2014. Bernanke juga menyatakan sebagai tahap awal stimulus akan mulai dikurangi pada akhir 2013 ini, dengan syarat sektor tenaga kerja di AS terus melanjutkan pemulihan. Sepekan terakhir, investor global memusatkan perhatiannya pada hasil rapat FOMC tentang kebijakan stimulus QE di AS.
Improving US labour means increase probability for QE3 exit later this year 06/03/2003 1D 3D 1M
6M
05/21/2013 YTD 1Y
5Y
Max
11)Compare Security/Study
Quarterly
10.00
175.00
9.00
0 8.00 7.73
-200
7.00 -400
AVERAGE US UNEMPLOYMENT IN THE LAST 10 YEAR : 6.8%
-600
Hal ini dianggap wajar mengingat program stimulus QE yang dilakukan oleh The Fed merupakan sumber likuiditas utama yang menjadi penggerak utama kenaikan indeks saham dan obligasi global selama beberapa tahun belakangan ini. Dalam program Quantitative Easing (QE), bank sentral AS menggelontorkan dana 85 miliar dollar AS setiap bulannya. Dana tersebut digunakan untuk membeli surat utang berbasis kredit properti sebesar 40 miliar dollar AS dan surat utang pemerintah sebanyak 45 miliar dollar AS. Bernanke menegaskan, rencana pemberhentian stimulus bakal dilakukan dengan mencermati perkembangan sejumlah indikator ekonomi. Dua indikator yang akan menentukan kebijakan The Fed mengenai stimulus adalah angka pengangguran dan inflasi. Tahun ini, The Fed menargetkan inflasi di AS dapat mencapai level 2%. Sementara, hingga akhir Mei 2013, inflasi AS masih berada di angka 1,4%. Tingkat pengangguran AS saat ini masih berada pada kisaran level 7,5% dengan target pemerintah AS di level 6,5%.
Local CCY
400
Last Price EHUPUS Index - on 3/31/13 NFP TCH Index (L1)
-800 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
6.00 5.00
(R1)
7.73 175.00
2012
-.10 +33.00
2013
4.00
Sumber: Bloomberg
Krisis Likuiditas di China Aktivitas manufaktur China berada di level terendah dalam empat bulan terakhir setelah krisis likuiditas di sistem perbankan mengurangi arus kredit ke perusahaan. Indeks PMI manufaktur berada di 50,1 di Juni. Angka itu di bawah bulan lalu yang berada di level 50,8 dan terendah sejak Maret 2013. Angka di atas 50 berarti pertumbuhan, di bawah itu menandakan kontraksi. Sub-indeks new orders turun ke 50,4 dari 51,8, sebagai indikasi merosotnya permintaan. Sedangkan sub-indeks output turun ke 52,0 dari 53,3. Data itu menunjukkan kerusakan yang timbul akibat krisis likuiditas pada ekonomi riil. Kredit domestik anjlok 48% selama Juni dari bulan sebelumnya menjadi 190,6 miliar yuan. Keringnya
2 | Market Perspective | Juli 2013
likuiditas dalam sistem finansial membuat suku bunga antar bank melonjak sampai di atas 8%. Krisis likuiditas terburuk dalam satu dekade terakhir itu datang di saat ekonomi China melambat. Namun bagaimanapun juga, investor mengestimasi krisis ini hanya bersifat sementara dan lebih merupakan aktivitas teroganisir yang dilakukan oleh PBOC untuk menghindari spekulasi yang berlebihan pada perbankan berskala kecil dan menengah. Perlu diingat bahwa tingkat cadangan devisa pemerintah China mencapai lebih dari US$3 triliun sebagai sarana terjaminnya likuiditas. Para ekonom memperkirakan data lainnya, yang akan diumumkan, akan memberikan indikasi pertumbuhan yang semakin melambat di kuartal kedua. Mereka juga melihat menurunnya kinerja manufaktur menambah kemungkinan Li Keqiang menjadi perdana menteri pertama yang gagal mencapai target pertumbuhan sejak krisis moneter Asia 1998.
sementara memberikan ketenangan bagi Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai bukti bahwa kebijakannya membuahkan hasil. Stimulus moneter agresif yang diterapkan BOJ, atas usulan Abe, menjadi faktor utama yang melemahkan yen. Meski terjadi penguatan, posisi yen saat ini masih lebih rendah dari tahun lalu, dan merupakan kondisi yang dapat mendorong ekspor serta mengurangi defisit. Namun di sisi lain, nilai impor juga naik 10%, akibat pelemahan yen yang mendorong kenaikan harga barang dari luar negeri, terutama energi. Peningkatan nilai ekspor juga belum diiringi dengan peningkatan volume ekspor yang masih mengalami penurunan 4,8% akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi global. With remaining deflation, most likely BOJ will continue the current policy JNCPIYOY -0.3% Japan CPI Nationwide YoY JNCPIYOY Index 07/31/2007 1D 3D 1M
05/31/2013 6M YTD
For May
95) Save As Latest/Last 1Y 5Y Max
Next Release 96) Actions
26 Jul 06:30 Suvey-Ministry of Internal Affairs &.. 97) Edit
98) Table 11)Compare Mov.Avgs
Monthly
Line Chart No Lower Chart Event
Security/Study
Last Price High on 07/31/08 Average Low on 10/31/09
-0.3 2.3 -0.2 -2.5
2.0
Pertumbuhan Ekonomi di Jepang
1.0
Ekspor Jepang mencatat kenaikan terbesar dalam dua tahun terakhir, sebagai akibat dari depresiasi yen dan buah hasil dari kebijakan Abenomics. Nilai ekspor tumbuh 10% sepanjang bulan Mei dari tahun lalu. Menurut laporan Kementerian Keuangan Jepang, angka itu lebih besar dari prediksi sebelumnya di level 6,4% dan tertinggi sejak tahun 2010. Melemahnya nilai tukar Yen hingga 12% berperan besar terhadap pertumbuhan signifikan ekspor di Jepang, meskipun hal ini sempat mendapat kritikan dari mitra dagang mereka seperti Korsel. Kenaikan nilai ekspor ini untuk
0.0 -0.3 -1.0 -2.0
Sep 2007
Dec
Mar
Jun 2008
Sep
Dec
Mar
Jun 2009
Sep
Dec
Mar
Jun 2010
Sep
Dec
Mar
Jun 2011
Sep
Dec
Mar
Jun 2012
Sep
Dec
Mar 2013
Jun
Sumber: Bloomberg
LOCAL OUTLOOK
I
HSG mencatat kinerja 11,63% sepanjang semester awal 2013, sementara indeks LQ45 mencatat kenaikan 9,38%. Sebuah pencapaian yang jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Koreksi yang terjadi pada bulan Juni 2013 merupakan kinerja negatif pertama (secara bulanan) di tahun 2013, dimana 5 bulan sebelumnya dilalui dengan positif. Keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM juga menjadi katalis positif untuk fundamental makro Indonesia sehingga Moody’s menaikkan outlook Indonesia dari Stabil menjadi Positif. Momentum koreksi sekarang ini dapat menjadi kesempatan bagi investor untuk melakukan mekanisme Dollar Cost Averaging.
Valuasi IHSG Masih Wajar P/E IHSG telah negatif per tanggal 24 Juni 2013 (untuk periode tahun berjalan 2013).
JCI Valuation - Not discount, but not premium 6M
YTD
1Y
3Y
5Y
7Y
10Y
Max
Weekly
Fields/Securities
Options
JCI Index 18.00 16.00 14.9845 14.00
Kinerja IHSG YTD 2013 (as of 25 June 2013) – Saat Ini Didominasi oleh Faktor Fundamental 3.00%
2.74% 2.46%
2.50%
12.00 2.00%
10.00 8.00 6.00
Adjusted Positive Price/Earnings 14.9845
Dec 28 2006
Dec 27 2007
Dec 25 2008
Dec 31 2009
Dec 30 2010
Dec 29 2011
Dec 27 2012
Sumber: Bloomberg
1.50% 1.00% 0.50% -0.28%
0.00% -0.50%
JCI Performance as of 25 June 2013
Earning Growth Actual 2013
P/E Expansion 2013
Sumber: Bloomberg
Valuasi IHSG saat ini (14,9x trailing P/E) berada di level rata2 semenjak tahun 2006 (7 tahun terakhir), dapat dikatakan bahwa berdasarkan tingkat pertumbuhan pendapatan emiten berjalan saat ini, valuasi IHSG telah berada di level yang ‘fair’ (not discount, but not premium).
Kinerja IHSG YTD 2013 (As of End of May 2013) – Dominan oleh Faktor Likuiditas Breakdown of JCI performance in 2013 20% 18%
18%
16%
Apakah Koreksi di IHSG Normal? Apabila investor melakukan breakdown terhadap komponen pendorong kinerja IHSG saat ini, faktor likuiditas sudah tidak lagi berperan signifikan sebagaimana yang terlihat pada posisi akhir Mei 2013. Kinerja IHSG saat ini (untuk periode tahun berjalan 2013) hanya didorong oleh pertumbuhan pendapatan emiten semata (meskipun juga terjadi penurunan terhadap estimasi pendapatan emiten di tahun 2013), bahkan pertumbuhan
14%
12%
12% 10% 8%
5%
6% 4% 2% 0% JCI 13YTD Performance Sumber: CSLA Asia-Pacific Markets
Rolling P/E Changes in 13YTD
Earning Growth in 13YTD
3 | Market Perspective | Juli 2013
ANALISA VALUTA ASING
K
ondisi pergerakan mata uang global masih sangat dipengaruhi oleh data-data tenaga kerja di Amerika Serikat. Rencana The Fed untuk mengurangi pembelian aset dan pemberian stimulus serta pelonggaran kebijakan di Amerika Serikat berpotensi menyerap likuiditas USD di pasar dan berpotensi menguatkan USD. Rencana tersebut masih belum dipastikan untuk waktu pelaksanaannya, sehingga para pelaku pasar melakukan penyesuaian.
Tidak banyak perubahan pada kondisi pergerakan USD/ IDR selama bulan Juni 2013 kemarin. IDR masih terlihat melemah seiring penguatan USD terhadap semua mata uang dunia yang masih berlangsung. Aksi profit taking investor asing di bursa saham Indonesia juga memberikan dampak negatif pada IDR. Diperkirakan USD/IDR akan bergerak dengan range 9925 – 10100 pada bulan Juli 2013.
Lemahnya daya beli di pasar global berdampak pada turunnya aktifitas manufaktur di China. Sebagai rekan ekspor impor terbesar, hal ini membawa sentimen negatif pada neraca perdagangan Australia dan berdampak juga pada pertumbuhan perekonomian Australia secara keseluruhan. Namun naiknya harga minyak mentah semenjak minggu terakhir di bulan Juni sampai awal Juli 2013 diharapkan bisa membawa sentiment positif kembali ke AUD. Suku bunga AUD yang masih menarik dibandingkan dengan Negara-negara sekelasnya (rating: AAA) dan nilai tukar yang oversold, diharapkan bisa memberikan daya tarik tersendiri di mata investor. Secara technical, AUD/USD masih dalam trend turun yang cukup kuat, untuk bulan Juli 2013 AUD/USD masih berpotensi menyentuh level support 0.8750 apabila tidak ada fundamental positif guna mendrong AUD/USD naik kembali ke level resistance di 0.9450 pada bulan Juli 2013.
Bulan Juni 2013 kemarin beberapa berita negatif muncul di Eropa, jatuh temponya surat hutang di Yunani, sampai kisruh politik di Italia memberikan dampak negatif untuk EUR. Namun sentimen negatif ini cenderung bersifat sementara melihat kesiapan dari ECB dalam menangani krisis dengan program-program stimulusnya. Secara technical, EUR/USD masih dalam trend turun dengan batas support di 1.2777 dan batas resistance di 1.3120.
Cukup baiknya data-data ekonomi di Inggris membuat pelemahan GBP terlihat lebih tertahan dibandingkan dengan pelemahan major currency lainnya. Penguatan USD terhadap GBP dan mata uang lainnya dipicu oleh persepsi pasar pada langkah yang akan diambil oleh The Fed dalam pengaturan likuiditas dan stimulus di Amerika Serikat seiring membaiknya pasar tenaga kerja di Amerika Serikat. Secara technical GBP/USD masih dalam trend turun, pada bulan Juli 2013, diprediksikan GBP/USD akan bergerak dengan resistance level di 1.5360 dan support di level 1.5000 (level psikologi)
Aksi BOJ yang menunda stimulus pada bulan Juni kemarin berdampak pada penguatan JPY terhadap mata uang lainnya. Namun seiring dengan penguatan USD di pasar, JPY bergerak melemah melakukan penyesuaian dengan kondisi pasar. Pelemahan JPY diperkirakan masih akan terus berlanjut dikarenakan oleh penguatan USD yang masih berlanjut, dan pelemahan JPY sendiri akan membawa dampak positif pada pertumbuhan perekonomian di Jepang sebagai negara ekspor. Secara technical, USD/JPY masih dalam trend naik (JPY melemah terhadap USD) dengan level support di 98.65 dan resistance level di 101.80
Recommendation USD/IDR
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
USD/JPY
Expected Buying level
9900 - 9925
1.2850 - 1.2900
1.5000 - 1.5050
0.8800 - 0.8825
99.75 - 100.00
Expected Selling level
10150 - 10175
1.3180 - 1.3230
1.5250 - 1.5300
0.9300 - 0.9350
103.20 - 103.60
Long profit taking @
10100 and above
1.3080 and above
1.5200 and above
0.9000 and above
102.50 and above
Short profit taking @
9950 and below
1.2960 and below
1.5150 and below
0.9000 and below
101.80 and below
Long cut loss @
9750 - 9800
1.2700 - 1.2750
1.4900 - 1.4950
0.8680 - 0.8750
98.50 - 98.75
Short cut loss @
10250 - 10300
1.3350- 1.3400
1.5475 - 1.5525
1.9425 - 1.9475
104.00 - 104.25
Rekomendasi entry level Profit Taking Cut Loss *Data di atas hanya besifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
4 | Market Perspective | Juli 2013
COMMINSIGHT
U
ntuk pertama kalinya di tahun 2013, IHSG mencatat kinerja bulanan negatif di bulan Juni 2013. IHSG melemah 4,93% didorong oleh arus dana keluar dari investor asing senilai lebih dari 20 triliun rupiah. Sebagaimana telah diulas pada CommInsight edisi-edisi sebelumnya, perlambatan kinerja IHSG sebenarnya telah terlihat semenjak bulan Maret hingga Mei 2013, diikuti oleh kenaikan tingkat volatilitas. Tentunya fase konsolidasi ini amatlah wajar dan bahkan cenderung melegakan sebagian investor yang mengingat lebih dari 70% kinerja IHSG di tahun 2013 didorong oleh faktor likuiditas dan relatif tidak sesuai dengan kinerja emiten yang merupakan faktor fundamental dari kinerja IHSG.
Kinerja Bulanan IHSG di Tahun 2013, Tingkat Volatilitas Semakin Meningkat 25.00% 21.37%
20.00% 15.00% 9.55%
10.00% 5.00%
7.68%
3.17%
0.00%
3.03%
Jan-13
Feb-13
-5.00%
1.88%
Mar-13
0.69%
Apr-13
JCI Monthly Performance 2013
-10.00%
12.87%
11.23%
11.04%
9.36%
Jun-13
May-13 -4.93%
JCI 90D Volatility 2013
Sumber: Bloomberg
Namun, penurunan IHSG juga disertai oleh beberapa perkembangan yang dianggap positif oleh investor, diantaranya adalah langkah pemerintah yang pada akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar 44% sebagai langkah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan pemerintah. Dampak terhadap inflasi sendiri diperkirakan lebih bersifat sementara dibandingkan struktural, sebagaimana yang terjadi pada event-event kenaikan harga BBM bersubsidi sebelumnya.
kekurangan likuiditas dan sebagai akibatnya aset berisiko seperti saham akan mengalami penurunan. Padahal, apabila dipikirkan dengan logika yang benar, pemulihan ekonomi makro di AS merupakan satu perkembangan fundamental yang sangat positif untuk memacu pertumbuhan pasar saham yang lebih sehat, dibandingkan saat ini yang sangat mengandalkan faktor likuiditas. Namun, untuk saat ini, pasar lebih mempercayai faktor likuiditas sebagai instrumen utama yang menggerakkan selera risiko investor pada aset-aset yang berisiko seperti saham, sehingga pernyataan-pernyataan Bernanke ke depannya serta indikator sektor tenaga kerja di AS akan menjadi perhatian utama investor. Hal berikutnya yang harus diperhatikan investor adalah laporan pendapatan emiten domestik untuk semester awal 2013. Dimana laporan ini akan memberikan refleksi yang lebih jelas bagi investor untuk melakukan proyeksi kinerja hingga akhir tahun 2013. Di tengah situasi kebijakan moneter yang cenderung akan diperketat, tentunya mayoritas investor memilih untuk mengelola ekspektasi mereka pada tingkatan yang lebih moderat. Beberapa sektor yang diestimasi masih mampu menghasilkan pendapatan yang solid adalah konsumer, properti, dan beberapa saham infrastruktur tertentu. Sementara sektor seperti perbankan yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga acuan cenderung diestimasi pada level pendapatan yang konservatif.
Market Comps P/E Market
Earnings growth
2013 2014
2013 2014
P/B
Div Yield
ROE
ROA
Gearing
2013 2014
2013 2014
2013 2014
2013 2014
2013 2014
China
10
9
14
15
1
1
3
4
16
16
1
2
29
24
Hong Kong
14
13
1
8
1
1
3
4
9
9
1
1
19
16
Indonesia
16
14
12
18
3
3
2
2
22
22
5
5
22
13
India
14
12
11
13
2
2
2
2
16
16
3
3
36
29
Korea
8
7
32
14
1
1
1
2
14
13
3
3
21
11
Malaysia
16
15
1
11
2
2
3
3
14
14
3
3
17
14
Philippines
22
20
7
10
3
3
2
2
15
15
4
4
29
24
Singapore
16
14
(7)
10
2
2
3
3
10
10
2
2
30
29
Thailand
13
12
17
11
2
2
3
4
18
18
3
3
43
35
Taiwan
15
13
30
14
2
2
3
4
13
14
3
4
9
4
Asia
12
10
14
13
1
1
3
3
13
14
2
2
23
18
Pemulihan Sektor Tenaga Kerja di AS dapat Menjadi Sinyal Penghentian Program QE Lebih Awal dari Ekspektasi. Namun Saat Ini, Tingkat Pengangguran di AS Relatif Masih Belum Sebaik Periode Sebelum Krisis 2008. 06/03/2003 1D 3D 1M
05/21/2013 YTD 1Y
6M
5Y
Max
11)Compare Security/Study
Quarterly
10.00
175.00
9.00
0 8.00 7.73
-200
7.00 -400
AVERAGE US UNEMPLOYMENT IN THE LAST 10 YEAR : 6.8%
Sumber: CLSA
-600
Penurunan yang terjadi pada IHSG pada bulan Juni 2013, telah mengembalikan valuasi IHSG pada level yang dapat dikatakan wajar apabila disesuaikan dengan level pendapatan emiten saat ini, meskipun belum dapat dikatakan telah berada pada valuasi yang rendah atau discount. Pada tabel di atas, investor dapat melihat bahwa meskipun secara valuasi (P/E) IHSG bukan merupakan indeks saham yang memiliki valuasi paling rendah di Asia, namun IHSG memiliki tingkat ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Asset) tertinggi dibandingkan indeks saham domestik lainnya. Meski demikian, investor perlu mewaspadai lebih lanjut faktor-faktor krusial yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG di sisa tahun 2013. Hal utama yang harus dilihat investor adalah mesin utama penggerak aset-aset berisiko selama 3 tahun terakhir, yaitu likuiditas. Faktor likuiditas saat ini mengacu pada program Quantitative Easing yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menggelontorkan dana senilai US$85 miliar setiap bulannya untuk membeli obligasi pemerintah AS sebagai usaha untuk menurunkan suku bunga acuan jangka panjang untuk KPR (mortgage). Bernanke sendiri berkali-kali memberikan pernyataan bahwa The Fed akan menghentikan program QE apabila secara makro ekonomi AS sudah mampu untuk bertumbuh dengan kuat dan stabil. Salah satu indikator yang digunakan Bernanke adalah sektor tenaga kerja di AS yang terus menunjukkan pemulihan. Ironisnya, hal ini dipandang negatif oleh investor yang khawatir apabila program QE dihentikan, pasar akan mengalami
Local CCY
400
Last Price EHUPUS Index - on 3/31/13 NFP TCH Index (L1)
-800 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
6.00 5.00
(R1)
7.73 175.00
2012
-.10 +33.00
2013
4.00
Sumber: Bloomberg
Estimasi Bloomberg untuk Pendapatan Emiten di Sisa Tahun Berjalan 2013. Emiten Sektor Properti, Konsumer, dan Infrastruktur Diestimasi Masih Membukukan Pertumbuhan yang Solid. EPS Growth Projection - H2 2013 Jakarta Property Index
24.68%
Jakarta Agricultural Index
16.84%
Jakarta Consumer Index
13.67%
Jakarta Mining Index
10.07%
Jakarta Basic Industry Index
9.06% 7.86%
Jakarta Infrastructure Index Jakarta Finance Index
6.27%
Jakarta Trade & Service Index Jakarta Miscellaneous Industry Index -15.00%
-10.00%
Sumber: Bloomberg
-5.00%
2.14% -11.27%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
5 | Market Perspective | Juli 2013
baik untuk kembali mengakumulasi investasi pada pasar saham. Kami juga mempertimbangkan bahwa sekalipun program QE3 kemungkinan akan dikurangi di bulan September 2013, likuiditas global akan tetap melimpah, mengingat bank sentral Jepang masih mendorong kebijakan moneter yang longgar untuk memperbaiki deflasi yang terjadi di negara tersebut. Lagipula, dihentikannya QE merupakan indikasi positif bagi fundamental makro ekonomi Amerika Serikat yang seharusnya menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi global.
Proyeksi Bloomberg Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Emiten-Emiten Berkapitalisasi Kecil dan Menengah Masih Relatif Lebih Tinggi Dibandingkan Emiten-Emiten Berkapitalisasi Besar EPS Growth Projection - H2 2013 20.00% 18.00% 16.00% 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00%
17.97%
6.38%
Jakarta Composite Index
6.75%
LQ45 Index
MSCI Indonesia Small Mid Cap Index
Sumber: Bloomberg
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, kami memilih untuk meningkatkan alokasi investasi pada reksa dana saham menjadi 60% dari total portofolio, dari sebelumnya berada pada alokasi 50%. Pertimbangan valuasi yang relatif telah menurun serta pertumbuhan pendapatan emiten yang tetap solid menjadikan momentum saat ini adalah momentum yang
Namun dalam kondisi pasar yang relatif masih berfluktuasi tinggi saat ini, kami menyarankan investor untuk lebih dominan melakukan investasi pada reksa dana saham yang memiliki strategi defensif/top down dan melakukan diversifikasi dengan optimal pada seluruh sektor IHSG seperti Manulife Saham Andalan, Schroder Dana Istimewa, ataupun BNP Paribas Pesona Syariah bagi investor yang pesimis terhadap perkembangan sektor perbankan. Hindari berinvestasi pada satu sektor dengan konsentrasi yang tinggi pada periode pasar fluktuatif seperti saat ini. Dan jangan lupakan untuk senantiasa menyeimbangkan portofolio investasi Anda dengan obligasi pemerintah, mengingat imbal hasil yang ditawarkan saat ini relatif menarik dan dapat menyediakan alternatif sumber kas baru (dari pembayaran kupon) yang bermanfaat untuk menjaga kondisi likuiditas portofolio investasi Anda. STAY ALERT AND DIVERSIFY !
Portfolio IDR Juli 2013 Portfolio Concepts
Mutual Fund/Bond
Core Portfolio
Manulife Saham Andalan BNP Paribas Pesona Syariah Schroder Dana Istimewa
Portfolio Allocation 40%
Growth Portfolio
Mandiri Investa Ekuitas Dinamis
20%
BNP Paribas Infrastruktur Plus Danareksa Mawar Konsumer 10 Manulife Dana Ekuitas Small Mid Capital
Fixed Income Medium to Long duration
First State Indonesia Bond Fund FR62 / FR65 / FR58
20%
Fixed Income Short duration
Danareksa Melati Platinum Rupiah Schroder Dana Andalan 2 FR66
20%
Portfolio USD Juli 2013 Portfolio Concepts
Mutual Fund/Bond
Portfolio Allocation
Core Portfolio
Manulife Greater Indonesia Fund Panin SRC Moderate Fund
60%
Fixed Income Long duration
Indon 35/37/38/42/43
20%
Fixed Income Medium duration
Indon 19/22/23
20%
DISCLAIMER Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di
[email protected].
www.commbank.co.id
facebook.com/CommbankID twitter.com/Commbank_ID