Wealth Management Newsletter - Oktober 2015
GREETINGS
Nasabah terhormat, Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank. Pada edisi Market Perspective kali ini, kami mengulas mengenai pergerakan pasar hingga akhir kuartal 3 tahun 2015 dan bagaimana ekspektasi pasar selama kuartal 4 yang merupakan penghujung akhir di tahun 2015 ini. Kami memperhatikan bahwa kuartal 4 tahun 2015 ini menjadi suatu kuartal yang sangat penting, karena menjadi moment bagi para pelaku pasar khususnya institusi untuk membantu kinerja portofolio investasi di tahun 2015. Setelah mengalami koreksi yang cukup dalam dalam 4 bulan terakhir, pergerakan pasar di awal bulan Oktober 2015 mengalami tren positif. Pasar saham dan obligasi kembali rebound dari level terendahnya di akhir September 2015 lalu dan didukung dengan penguatan mata uang Rupiah dari level Rp14.700/USD menjadi Rp13.400/USD. Hal ini sejalan dengan ulasan kami sebelumnya. Dengan level valuasi yang cukup menarik dan adanya beberapa katalis yang dapat mendorong pasar, maka kami melihat peluang untuk memanfaatkan setiap momentum penurunan harga aset investasi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa gejolak pasar masih cukup tinggi kedepannya, sehingga risiko ini perlu dikelola secara baik. Pembentukan portofolio investasi (portfolio construction) menjadi satu hal utama untuk mendiversifikasi risiko dan mencapai target investasi yang diinginkan, dengan dukungan berbagai produk investasi yang tersedia di Commonwealth Bank yang dapat memenuhi kebutuhan dari aset investasi yang bersifat konservatif hingga yang agresif. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produkproduk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager kami di cabang terdekat.
Rian Kaslan EVP, Head of Wealth Management and Business Strategy
Market Perspective | 1
Market Review – September 2015 IHSG selama bulan September 2015 kembali mengalami koreksi tajam -6,3% ditutup pada level 4.223,9. Ini merupakan koreksi tajam yang keempat kalinya di sepanjang tahun 2015 ini. Sebelumnya, koreksi ini juga terjadi sebesar -7,8% (April 2015), -5,9% (Juni 2015), dan -6,1% (Agustus 2015). Kondisi ini memberikan peluang untuk terjadinya technical rebound di periode selanjutnya. Walaupun tingkat volatilitas pasarnya masih cukup tinggi karena risiko pasar global
Kinerja Bulanan Pasar Saham dan Obligasi (in %) Periode Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15
ABTRINDO 6,8% 1,3% -2,2% -1,8% -1,6% -0,1% -1,2% -1,0% -3,3%
JCI 1,2% 3,0% 1,3% -7,8% 2,6% -5,9% -2,2% -6,1% -6,3%
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita amati pergerakan capital inflow dan outflow. Pada pasar saham, selama kuartal 3 tahun 2015 tekanan capital outflow (Net Sell asing) mencapai minus Rp16.9 Triliun. Bila dilihat historis sepanjang tahun ini maka dengan Net Sell asing pada kuartal 2 sebesar -Rp16.5 Triliun dan Net Buy pada kuartal 1 sebesar +Rp5.4 Triliun, maka akumulasi Net Sell mencapai Rp27.9 Triliun secara YTD. Pada pasar obligasi, selama kuartal 3, investor asing melakukan Net Sell sebesar –Rp13.1 Triliun, sempat mendorong lonjakan yield. Terlihat pada akhir September 2015 lalu, yield SUN tenor 10 tahun sempat menyentuh 9,8%, dibandingkan sebelumnya pada kisaran 8,5 – 8,8% dan level terendah 7,1% di bulan Februari 2015. Namun secara YTD, Net Buy asing masih mencatatkan kenaikan Rp63.2 Triliun. Kepemilikan investor asing menjadi Rp524.5 Triliun atau 37,7% terhadap total obligasi yang diperdagangkan.
Techincal Rebound Down trend Wait for rebound time
Foreign Bond inflow & Foreign Holding (%)
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
40.5%
Bila dilihat selama periode tahunan di bawah ini, juga terlihat setelah mengalami peiode koreksi tajam, maka pada periode selanjutnya terjadi rebound yang cukup signifikan. Tentunya menjadi pertanyaan setiap investor, bagaimana pergerakan pasar kuartal ke depannya?
560
40.0%
540
39.5%
39.0%
500
38.5% 38.0%
538
37.5%
508
500
37.0%
Kinerja Bulanan Pasar Saham dan Obligasi (in %)
520
39.0%
504
508
534
37.7%
480
524
460
528
514
440
461
36.5%
420
36.0% 100%
Dec-14 Jan-15
87%
Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Foreign Ownership Bond (Rp Tn)
80%
63%
55%
60%
0%
2002
22%
16%
8% 2003 2004
2005
2006
2007
2008 2009
2010
2011
2012 2013
2014
-20% Abtrindo
-40%
JCI
Tekanan Outflow Mendorong Pelemahan Mata Uang di Dunia 105 100
-51%
-60%
%Foreign Ownership
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
40% 20%
Jul-15 Aug-15 Sep-15
95 90
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
85
Foreign inflow dan Pergerakan IHSG Foreign flows: US$m 1,000 800 600 400 200 0 (200) (400) (600) (800) (1,000) (1,200)
80 75 JCI
Dec-14
5,600 5,400
Jan-15 IDR
Feb-15
Mar-15 THB
Apr-15 MYR
May-15 EUR
Jun-15
Jul-15 AUD
Aug-15
Sep-15
CNY
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
5,200 5,000 4,800 4,600 4,400
Pelemahan Rupiah vs Negara Lainnya (Q3 dan YTD)
4,200
IDR
THB
Q3’15 - QoQ
-9,9%
-7,6%
YTD Sept’15
-18.3%
-10.5%
1W1
3 7W1 3 13W 13 19W 13 25W 13 31W 13 37W 13 43W 13 49W 13 4W1 4 10W 14 14W 14 22W 14 28W 14 34W 14 40W 14 46W 14 52W 14 6W1 5 12W 15 18W 15 24W 15 30W 15 36W 15
4,000
Sumber: CIMB Securities
MYR
EUR
AUD
CNY
-16,5%
-0,4%
-9,8%
-2,5%
-25.7%
-8.2%
-16.4%
-2.4%
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
2 | Market Perspective
Capital outflow di pasar saham dan obligasi mendorong pelemahan Rupiah selama kuartal 3 tahun 2015 mencapai -9,9% atau secara YTD mencapai -18,3%.
Pemerintah-pun langsung mengambil tindakan dengan mengeluarkan paket stimulus pertama. Fokusnya untuk mempercepat realisasi belanja Pemerintah dan menjaga daya beli (konsumsi) masyarakat khususnya pada low income segment. Secara bersamaan, Bank Indonesia juga mengumumkan 5 paket untuk menstabilkan Rupiah dan inflasi. Kami melihat langkah Pemerintah ini merupakan suatu hal yang positif, menunjukkan komitmen ditengah gejolak pasar ini. Namun pelaku pasar rupanya masih menahan ekspektasi yang rendah akan hal ini, sambil menunggu bagaimana realisasi paket kebijakan Pemerintah tersebut.
The Fed Menunda Kenaikan Suku Bunga pada FOMC September 2015 dan Ekspektasi Kenaikan Bunga Mundur di Tahun 2016 14 Number of participants of the appropiate timing of hike
Selain didorong sentimen risiko dari pasar global menjelang FOMC meeting dan data-data ekonomi China yang semakin mendorong kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Level magnitude pelemahan Rupiah juga semakin tajam didorong spekulasi pasar yang bertujuan mengambil keuntungan dan rendahnya investor confidence terhadap Pemerintah Indonesia.
Beberapa hal yang memicu penguatan harga saham dan pelemahan Dollar Index :
12 10 8 6 4 2 0
Market Realist
2015
2016
2017
Sumber: FRB
Pada FOMC 16-17 September 2015, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuannya yang telah berlaku sejak Agustus 2009. Penundaan kenaikan suku bunga tentunya menimbulkan ketidakpastian di pasar global. Namun disisi lain, hal ini menyiratkan bahwa global liquidity masih mendukung pergerakan pasar modal dunia.
Market Outlook – 4d Quartal 2015 Memasuki awal kuartal 4 tahun 2015 ini, gejolak pasar masih cukup tinggi. Namun secara umum pergerakannya dalam tren yang positif. Mari kita simak beberapa chart di bawah ini, khususnya untuk menjawab pertanyaan sebelumnya, apakah pasar bergerak rebound setelah mengalami tekanan cukup dalam.
The timing of policy firming remains uncertain
Ekspektasi Pasar : Kenaikan Suku Bunga The Fed Ditunda Hingga Awal Tahun Depan 2016 Future prices - Betting on Zero 14
Global Market Outlook Pasar Saham dan Harga Komoditi Rebound seiring Pelemahan Dollar Index
12
Futures-implied probability of a near-zero Fed target rate in September 2016
10 %
8 6 4 2 0 01/02/2015
03/02/2015
05/02/2015
07/02/2015
09/02/2015 BloombergBriefs.com
Sumber: Bloomberg
Apalagi setelah data Non Farm Payroll (recruitment) menunjukkan hasil di bawah ekspektasi (142K vs 200K), walaupun unemployment rate relatif inline dengan ekspektasi (5,1%). Sumber: Bloomberg
Pada awal Oktober 2015 ini terlihat pasar saham global mengalami rebound. Hal ini seiring dengan rebound di harga komoditas dan pelemahan Dollar Index.
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
Jumlah penambahan tenaga kerja (Non farm payroll) relatif melambat dari rata-rata 6 bulan terakhir dibandingkan 12 bulan terakhir. Hal ini semakin mendorong spekulasi pasar akan penundaan kenaikan suku bunga acuan pada FOMC Meeting tanggal 26-27 Oktober 2015.
Market Perspective | 3
Ekspektasi peluang kenaikan bunga di bulan Desember 2015 turun menjadi 30% dan future market mengindikasikan kenaikan bunga baru terjadi di bulan Maret 2016. Kalaupun terjadi kenaikan suku bunga sifatnya bertahap bersamaan dengan pemulihan ekonomi AS.
Debat Fiskal di Parlemen AS untuk Meningkatkan Debt Ceiling
Pasar Tenaga Kerja pulih namun melambat Payrolls slowdown: Six, 12-month moving average slide 290 270 Change (1,0000s)
NFP 6-month MA
250 NFP 12-month MA
230
Dengan berakhirnya tahun anggaran AS pada akhir kuartal 3 tahun 2015 lalu, hal ini men-trigger debat fiskal untuk mendorong kenaikan debt ceiling (batas atas hutang AS), guna menghindari government shutdown di awal tahun depan.
210 190 170
Diprediksi kenaikan hutang AS akan diputuskan pada 5 - 11 November 2015. Dengan demikian, kami masih mempertahankan estimasi bahwa kenaikan suku bunga AS masih akan ditunda hingga tahun 2016 mendatang.
150 Jan-13
Jul-13
Jan-14
Jul-14
Jan-15
Jul-15 BloombergBriefs.com
Sumber: Bloomberg
Dengan kenaikan limit hutang Pemerintah AS artinya ekonomi AS masih dinilai rentan terhadap gejolak eksternal, sehingga masih membutuhkan stimulus. Debat parlemen AS ini tentunya akan mewarnai pergerakan pasar selama QQ4 tahun 2015.
Pemulihan Ekonomi AS dikhawatirkan Terkendala Penguatan Dollar Index ISM PMI (Left Axis)
Real GDP Y/Y% (Rights Axis)
80 11 70
7 5
50
3
Manufacturing PMIs and MNI business sentiment index Percent
60 Index Level
Kekhawatiran akan Perlambatan Ekonomi China masih Mewarnai Sepanjang Tahun 2015 ini
9
1
40
-1
80
NBS PMI
75
MNI Business Conditions
70
Markit PMI
65 60 55
30
20 1970
1975
1980
1985
1990
1995
2000
NAPMPMI Index
2005
2010
-3
50
-5
45
2015
BloombergBriefs.com
40 35 9/1/2005
Sumber: Bloomberg
3/1/2007
9/1/2008
3/1/2010
9/1/2011
3/1/2013
9/1/2014
BloombergBriefs.com Sumber: Bloomberg LP
Dollar Index sudah mengalami penguatan hampir 20% dalam 18 bulan terakhir. Hal ini tentunya mulai mempengaruhi pemulihan ekonomi AS. Data PMI (aktivitas produksi) terlihat melambat, didorong ekspor yang mulai terpukul penguatan Dollar.
Aktivitas manufaktur China masih melambat. Indeks PMI berada di level 49,8 (level di bawah 50 mengindikasikan kontraksi). Rilis data keuntungan industri China juga menunjukkan penurunan tajam -8,8%.
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
4 | Market Perspective
Dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan tingginya valuasi saham didorong spekulasi pasar akan stimulus, maka pasar saham China mengalami crash. PBoC berupaya melakukan intervensi pasar untuk mendorong stabilisasi. Cadangan devisa menurun untuk mendukung intervensi pasar yang dilakukan Pemerintah China. Ditambah lagi dengan devaluasi Yuan yang dilakukan pada Agustus 2015 lalu, hal ini semakin mendorong capital outflow.
Sumber: Bloomberg
“Structural problem masih belum solve, hal ini dapat kembali memicu gejolak pasar”
Hal yang terjadi di China ini serentak langsung mendorong sentimen negatif dan capital outflow dari Emerging Market. Gejolak pasar keuangan dunia tidak dapat terelakkan. Selanjutnya, kami melihat fundamental ekonomi China masih belum menunjukkan perbaikan. Sehingga Pemerintah China masih berkepentingan untuk mendorong stimulus dan kebijakan moneter agresif.
The PBOC’s helping hand: Yuan settles into a range
Global Financial Instability disebabkan Crash Pasar Saham China
Spread of USD/CNH over USD/CNY (lhs)
14
6.6
USD/CNH 1-mo, forward 9rhs)
12 10
6.5
6
6.4
4
CNH/USD
Cents
8
2 6.3
0 -2
6.2
-4 8/3
8/10
8/17
8/24
8/3
9/7
9/14
9/21
9/28
BloombergBriefs.com Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg
Crash Pasar Saham China dan Devaluasi Yuan Semakin Meningkatkan Capital Outflow
Equity Market Outlook
China capital outflows hit record on Yuan weakness 100 50
Pasar masih cenderung bergerak volatile dengan kecenderungan naik di bulan Oktober 2015 ini. Koreksi tajam dalam periode singkat yang terjadi sepanjang kuartal 3 tahun 2015 memberikan support untuk technical rebound.
$ Billion
0 -50 -100 China Estimated Capital Flow
-150 Aug-09
Apr-10
Dec-10 Aug-11
Apr-12
Dec-12 Aug-03
Apr-14
Dec-14
Aug-15
Alasan lainnya The menunda kenaikan suku bunga adalah perlambatan ekonomi China dan global financial instability. Data ekonomi China terus menunjukkan perlambatan dan diprediksi pertumbuhan ekonomi China dapat meluncur dibawah level 7%.
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
Selain itu rendahnya ekspektasi earning, mendorong kemungkinan hasil earning yang positif diatas ekspektasi. Walaupun secara umum, pertumbuhan earning masih belum mengalami pemulihan signifikan. Hal ini memberikan peluang bagi tren positif pada pergerakan indeks global. Selain itu, ekspektasi pasar akan penundaan kenaikan suku bunga The Fed pada FOMC meeting bulan Oktober 2015 ini hingga 6 bulan kedepan (Maret 2016) juga memperkuat potensi pembalikan capital inflow ke emerging market. Hipotesis
Market Perspective | 5
ini didukung dengan data ekonomi AS yang masih mixed, kekhawatiran akan pemulihan ekonomi AS dari penguatan Dollar Index yang berlebihan dan financial instability dari kondisi ekonomi China. Ekspektasi akan penundaan kenaikan bunga AS selama 6 bulan ke depan, artinya likuiditas murah masih tersedia sampai beberapa bulan ke depan. Hal ini akan dimanfaatkan oleh global portfolio manager untuk mem-boost performance.
Dengan demikian pelemahan Dollar index, masih tingginya global liquidity dan koreksi tajam/selloff selama 2 bulan terakhir, merupakan peluang bagi pembalikan dana ke Emerging Market.
Kebijakan Ekonomi Stimulus dari Pemerintah Berharap pada kebijakan fiskal, BI keluarkan paket stimulus kedua
Pasar Saham dan Obligasi Mengalami Kenaikan pada Awal Oktober 2015
Sumber: Bloomberg
Pergerakan positif di pasar global dan pelemahan Dollar Index langsung mendorong kenaikan IHSG, selama 3 hari terakhir di awal Oktober 2015 ini sudah mencapai di atas 6%. Begitupula dengan pasar obligasi, yang ditandai dengan penurunan yield secara tajam. Yield SUN tenor10 tahun dari level peak 9,8% meluncur tajam ke level 8,6%. Penguatan di pasar saham dan obligasi ini tentunya juga disupport dengan penguatan mata uang Rupiah, dari Rp14.700/ USD menguat ke level Rp13.500/USD.
Bagaimana Ekspektasi Pasar Hingga Akhir Tahun 2016 ini ? Selanjutnya potensi tren naik ini masih diprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun 2015. Namun tetap diwarnai beberapa issue yang menimbulkan volatilitas di pasar, baik dari China, statementstatement The Fed yang mendorong ketidakpastian kenaikan bunga dan juga masalah debat fiskal AS. AS cenderung menunda kenaikan bunga dan perlu menambah level hutangnya, artinya ada momentum pelemahan Dollar Index. Pelemahan Dollar juga dibutuhkan untuk mendorong ekspor AS, sebagai multiplier effect pada penambahan tenaga kerja dan mendorong konsumsi.
Apalagi dengan Pemerintah Indonesia yang semakin intensif berupaya menjaga gejolak pasar. Sebagai contoh, Bank Indonesia langsung mengeluarkan paket kebijakan lanjutan untuk meredam gejolak nilai tukar dan confidence crisis di pasar forex. Langkah Bank Indonesia ini lebih bersifat supportive measure (tidak menggunakan strict measure - kontrol capital seperti kewajiban mengkonversi pendapatan ekspor ke mata uang Rupiah). Upaya BI menjaga stabilitas pasar ini khususnya dengan intervensi pada pasar spot dan forward market, merupakan lanjutan dari paket kebijakan pertama yang dirilis pada awal bulan sebelumnya.
Selain itu pada akhir September 2015 lalu, Pemerintah kembali menerbitkan Paket Stimulus Ekonomi Kedua. Tujuannya secara fokus mendorong investasi, yang mengkombinasikan antara pelonggaran regulasi untuk mempercepat approval investasi dan insentif fiskal untuk mendorong investasi di sektor manufacturing. • Mempercepat investment license dari 8 hari menjadi 3 jam, dapat diterapkan untuk zona industry yang ditetapkan. • Mempercepat waktu untuk mendapatkan tax allowance dan tax holiday. • Insentif pajak untuk industry transportasi : menghilangkan VAT untuk kapal, kereta api, airline. • Insentif tambahan di pusat logistik area industry untuk menfasilitasi manufacture dengan proses yang lebih efisien. • Penurunan pajak pada bunga deposito bagi eksportir yang melaporkan pendapatan ekspor kepada Bank Indonesia. • Mempercepat waktu perijinan untuk investasi di sektor mining dan forestry.
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
6 | Market Perspective
Selanjutnya kita masih menantikan paket stimulus tambahan yang terkait dengan Pajak. Issue yang beredar di pasar, Pemerintah sedang berkonsultasi dengan World Bank terkait “Tax Amnesty” dan rencana pengurangan pajak korporasi dari 25% menjadi 18%. Walaupun masih ada lag waktu menunggu approval parlemen, namun setidaknya membantu menstabilkan sentimen domestik.
Government spending FY14-15F 230 210 190
FY14 Realised Rp1,767 m FY15 Target
Rp1,984 trn
170 150 130 110
It is Important to Manage Investor Confidence
90 70
Tax revenue (excl. oil and gas) as per Sept. 19 2015 Target 2015
Amount, Rp tn
50
% of Target
Full-year projection
1,245
Potential shortfall
1,130
91
115
9
Realization (up to Sept. 19)
608
49
Remaining target
521
42
Jan
Hal yang tentunya masih cukup mengganjal dan menjadi kekhawatiran investor terkait target pendapatan pajak yang terlalu ambisius. Hal ini dapat mendorong tax hunter sehingga sangat meresahkan pengusaha. Diharapkan Pemerintah merevisi target pendapatan pajak pada nilai yang lebih wajar. Government revenue FY14-15F
Jan
Feb
Rp1,762 trn
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Adapun risiko yang mendorong gejolak pasar masih cukup tinggi sehingga pendekatan market timing dapat terus dilakukan.
Bond Market Outlook Pasar Obligasi, Setelah Mengalami Tekanan kembali Normalize
FY14 Realised Rp1,551 m FY15 Target
Mar
Mempertimbangkan katalis dari pasar global dan domestik di atas, dengan level valuasi masih cukup rendah, maka kami terus optimis pada pasar saham dan meningkatkan alokasi pada pasar saham dari 20-40% menjadi 30-50% sesuai risk appetite dari Nasabah.
Sumber: Ministry of Finance
230 210 190 170 150 130 110 90 70 50
Feb
Sumber: Ministry of Finance
Sep
Oct
Nov
Dec
Sumber: Ministry of Finance
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selain faktor global yang turut mendukung pergerakan pasar yang positif, faktor domestik seperti stabilitas makro ekonomi dan langkah Pemerintah mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi juga menjadi katalis pendukung. Upaya mempercepatan realisasi proyek infrastruktur diharapkan mulai terlihat pada pertumbuhan ekonomi di akhir QQ4 / 2105 ini. Walaupun levelnya belum signifikan mendorong pemulihan ekonomi, namun bila terus dilakukan secara kontinyu, terlihat dari alokasi anggaran 2016 juga masih di-push mendorong pertumbuhan ekonomi dan multiplier effect nya pada konsumsi maka secara bertahap Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi pulih lebih cepat dibandingkan emerging market lainnya.
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
Sumber: Bloomberg
Yield SUN tenor 10yr sempat peak di level 9,8% kembali turun ke level 8,6%, hanya dalam periode 2-4 hari seiring penguatan Rupiah. Hal ini sejalan dengan ekspektasi kami sebelumnya, bahwa ketika market mengalami kepanikan berlebihan, ada suatu peluang atau momentum untuk masuk pada valuasi yang rendah. Hal ini dilakukan secara bertahap dan semakin meningkat positif dengan penguatan Rupiah
Market Perspective | 7
Masih ada potensi penurunan yield bila dibandingkan range level awal tahun 2015
Inflasi diprediksi terus menurun ke level 5 – 6% di akhir tahun 2015, normalize dari one off spike dari kenaikan BBM diakhir 2014 lalu 20%
YoY
15% 10% 5% 0% -5% -10%
09 09 9 09 10 10 0 10 11 11 1 11 12 12 2 12 13 13 3 13 14 14 4 14 15 15 5 n- r- l-0 t- n- r- l-1 t- n- r- l-1 t- n- r- l-1 t- n- r- l-1 t- n- r- l-1 t- n- r- l-1 Ja Ap Ju Oc Ja Ap Ju Oc Ja Ap Ju Oc Ja Ap Ju Oc Ja Ap Ju Oc Ja Ap Ju Oc Ja Ap Ju
Core
Administered
Headline
Volatile
Sumber: Bloomberg
Apalagi dengan tekanan suplai berkurang selama semester 2 tahun 2015. Realisasi penerbitan SUN sudah mencapai lebih dari 80% dari target emisi Rp452.18 Triliun. Artinya suplai dari pasar primer terbatas (risiko suplai berkurang), yang dapat mendorong penguatan harga obligasi di pasar sekunder.
Ditambah lagi dengan inflasi yang terus mengalami penurunan. Secara tahunan inflasi September 2015 turun ke level 6,83% YoY dibandingkan periode sebelumnya 7,18% YoY. Bila dilihat secara Year to Date (YTD) angka inflasi hingga September 2015 baru mencapai 2,24%, merupakan angka terendah dibandingkan historis sejak 1999. Inflasi diestimasi menurun hingga ke level 5-6% YoY pada akhir tahun 2015. Penurunan ini sejalan dengan normalisasi setelah melewati masa lebaran dan one off spike dari kenaikan harga BBM di akhir tahun 2014.
ANALISA VALAS Minutes pertemuan the Fed tanggal 16-17 September lalu mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga dan memberikan indikasi inflasi AS masih berada di kisaran rendah, analis mendorong mundur proyeksi kenaikan suku bunga hingga tahun depan. Hal tersebut membantu mendongkrak naik mata uang yang turun tajam, seperti rupiah Indonesia, yang sempat turun ke level terendah sejak sekitar 1998, kembali ke level tertinggi dalam hampir selama 3 pekan. Bagaimanapun, rebound tersebut menyusul pelemahan sekitar 18% pada rupiah dalam periode Januari - September. Indonesia merupakan eksportir minyak sehingga mata uang tersebut tertekan oleh penurunan tajam pada harga minyak. Rebound pada mata uang Asia mendapatkan dorongan tambahan pasca dirilisnya minutes pertemuan the Fed yang menunjukkan nada cukup dovish. Pada pekan kedua bulan oktober IDR menguat signifikan terhadap USD sebesar hampir 9% dalam waktu seminggu. Selain dari minutes pertemuan FED yang dovish hal ini juga dipicu oleh faktor lain yaitu wacana presiden Jokowi untuk menerapkan tax amnesty sebesar 3% yang kemungkinan akan dilakukan pada awal tahun 2016, adanya tax amnesty ini kemungkinan besar bisa menarik dana investasi yang berada diluar negeri sebesar 3000 triliun IDR dimana ini berpotensi menambah cadangan devisa negara, menguatkan mata uang dan naiknya prospek investasi di Indonesia.
USD/IDR Pergerakan USD/IDR hingga bulan Oktober 2015 didominasi dengan penguatan IDR. Penguatan IDR cenderung didorong oleh memburuknya rilis indikator ekonomi AS beberapa minggu terakhir. dimulai dari lemahnya pertumbuhan upah tenaga kerja sampai dengan klimaksnya di rilis notulensi hasil rapat bank sentral AS yang mengindikasikan potensi mundurnya kenaikan suku bunga AS sampai awal tahun 2016. Penguatan juga didorong oleh
kebijakan Jokowi yang memberikan tax amnesty sebesar 3% yang membuat daya beli masyarakat kembali menguat disertai dengan kondisi market yang kembali bergairah. Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan cenderung menguat di rentang 13.100 – 13.700 pada bulan Oktober ini.
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
8 | Market Perspective
AUD/USD Pada awal bulan Oktober ini, serangkaian data ekonomi dirilis membaik dibandingkan bulan lalu membuat outlook penurunan suku bunga Australia kembali mengecil sampai akhir tahun. Untuk jangka waktu pendek AUD masih cenderung akan menguat terhadap mata uang lainnya, dikarenakan potensi mundurnya
kenaikan suku bunga AS sampai dengan awal tahun berkaitan dengan rilis buruk data ekonomi AS akhir-akhir ini. Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.7120 – 0.7550 pada bulan Oktober 2015
EUR/USD Nilai tukar Euro terhadap USD cenderung menguat di bulan Oktober ini, dipicu oleh buruknya data ekonomi AS yang mengindikasikan FED masih akan menahan diri paling tidak sampai awal 2016. Kondisi perkenomian Zona Euro sendiri sebenernya tidak terlalu bagus. Data inflasi dirilis turun menjadi -0.1(deflasi) hal ini memicu meningkatnya ekspetasi akan adanya tambahan stimulus dari bank sentral Eropa (ECB). Komitmen ECB untuk menggelontorkan
stimulus 60 Miliar EUR per bulan sampai September 2016 juga berisiko menekan Eur lebih lanjut untuk jangka panjang. Diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.1200 – 1.1600 pada bulan Oktober 2015 dengan kecenderungan naik.
GBP/USD Poundsterling bergerak dengan kecenderungan naik di bulan Oktober ini, disebabkan oleh rilis data CPI yang kembali ke level deflasi dari 0,2% menjadi -0,1%, pertumbuhan upah kerja yang terkuat selama 4 tahun terakhir tetap menjaga potensi kenaikan suku bunga di tahun depan. Satu-satunya yang bisa menjadi faktor mundurnya kenaikan suku bunga inggris adalah kondisi
inflasi global yang makin turun. Beberapa negara yang mempunyai ekonomi dengan skala besar bahkan sudah masuk kedalam kondisi deflasi. Diperkirakan GBP/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.5210 – 1.5630 pada bulan Oktober 2015.
USD/JPY JPY bergerak dengan kecenderungan menguat dengan range 118.60 – 121.20 di bulan Oktober. ditopang oleh peralihan resiko dari asset beresiko ke asset aman seperti JPY dan EUR. Anjloknya ekspor di bulan September dan turunnya harga minyak dunia masih memicu ekpektasi akan adanya stimulus tambahan dari BOJ. berdasarkan laporan minutes juga menunjukkan bahwa sebagian besar anggota dewan masih yakin target inflasi sebesar 2% akan tercapai sampai
September tahun depan, mereka yakin dapat mengatasi inflasi yang masih rendah pada saat ini. Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 117.60 – 120.50 pada bulan Oktober 2015 dengan kecenderungan JPY menguat.
Recommendation EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
Expected buying level
13.000 - 13.100
USD/IDR
1.1250 - 1.1300
1.5250 - 1.5300
0.7100 - 0.7150
117.50 - 118.00
Expected selling level
13.600 - 13.700
1.1500 - 1.1650
1.5600 - 1.5650
0.7500 - 0.7550
120.50 - 121.00
Long profit taking @
13.600 and above
1.1600 and above
1.5600 and above
0.7500 and above
120.50 and above
Short profit taking @
13.100 and below
1.1300 and below
1.5300 and below
0.7150 and above
118.00 and below
Long cut loss @
12.900 - 12.950
1.1100 - 1.1150
1.5150 - 1.5200
0.7000 - 0.7050
116.50 - 117.00
Short cut loss @
13.750 - 13.800
1.1700 - 1.1750
1.5700 - 1.5800
0.7600 - 0.7650
121.50 - 122.00
Entry Point Profit Taking Cut Loss
*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015
USD/JPY
Disclaimers Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan.. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami di [email protected].
Nasabah yang terhormat, Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan Anda telah memilih PT Bank Commonwealth (“Commonwealth Bank”) sebagai mitra perbankan Anda. Terhitung mulai November 2015, Commonwealth Bank memiliki layanan praktis dan ramah lingkungan yang mendukung program Go Green bernama e-Market Perspective di mana edisi ini akan dikirimkan ke alamat email atau nomor handphone Anda secara otomotis setiap bulannya. Keuntungan memperoleh informasi e-Market Perspective: a) Memperoleh informasi lebih cepat, kapanpun dan dimanapun; b) Informasi dapat diunduh dan disimpan ke PC (Personal Computer) atau Smart Phone Segera daftarkan alamat email dan nomor handphone Anda ke RM/PB Anda. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Call Commbank di 15000 30 atau (6221) 15000 30 bagi Anda yang berada di luar negeri. Hormat kami, Commonwealth Bank
10 | Market Perspective
Wealth Management Newsletter | Edisi Oktober 2015