UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI SKRIPSI
RESPON KHALAYAK TERHADAP IKLAN IM3 VERSI “POIN PLUS PLUS” DI STASIUN TELEVISI SWASTA (Studi Deskriptif Terhadap Warga Kelurahan Pondok Kopi)
YOVANNY REMINA NIP. 4430411 – 076 Periklanan
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1) Ilmu Komunikasi
JAKARTA 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan berhasil. Adapun judul yang dipilih adalah “Respon Khalayak Terhadap Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta. Penulis telah berusaha memberikan yang terbaik, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis bersedia menerima saran, kritik, dan masukan demi perbaikan pemikiran dan penyusunan yang lebih baik lagi. Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada : 1. Ibu Dra. Endah Muwarni. M.Si, selaku pembimbing Skripsi 2. Ibu S.M. Niken. R. S.Sos, M.Si, selaku pembimbing Akademik 3. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmu dan materinya kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Universitas Mercu Buana dan para staf T.U FIKOM yang telah banyak membantu. 4. Ibu Dra. Tri Diah Cahyowati M.Si, selaku Ketua Jurusan Periklanan 5. Ibu Dra. Diah Wardani M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 6. Masyarakat warga (17 – 28 tahun) RT 008/05 kelurahan Pondok Kopi yang telah bersedia dijadikan sampel dalam penelitian ini serta memberikan waktunya untuk mengisi kuisioner yang diberikan penulis.
i
7. Kepada mama tercinta, Ny. K. Hutasoit serta abang dan adikku yang telah memberikan dorongan serta doa yang diberikan hingga akhirnya terselesaikan skripsi ini. 8. Teman – teman angkatan Marcomm V (Windy, Grace, Endah, Yanuar, Nanang, Shanti, Wulan, Teguh, Aal), serta teman – teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan rahmat-Nya serta membalas kebaikan kepada pihak tersebut diatas. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi bidang Ilmu Komunikasi dan para pembaca sekalian.
Jakarta, 20 Februari 2008
Penulis
ii
Yovanny Remina Respon Khalayak Terhadap Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta x + 63 halaman : 27 tabel Bibliografi : 26 Acuan (1977 – 2006)
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketatnya persaingan antar operator telepon selular. Hal ini mengakibatkan berlomba - lombanya operator telepon selular untuk membuat produk dan mempromosikannya. Indosat sebagai salah satu operator telepon selular dengan produk IM3 berupaya untuk menarik khalayak menggunakan produk IM3. Hal yang menarik untuk dikaji, apakah iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang menonjolkan manfaat – manfaat layanan IM3 direspon oleh khalayak. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar respon khalayak pada tahapan kognitif dan afektif terhadap iklan IM3. Penelitian ini mendasarkan pada formula Laswell yang mengkaitkan periklanan sebagai proses komunikasi. Selain itu, efek periklanan digunakan sebagai acuan untuk mengetahui respon khalayak terhadap iklan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dimana penelitiannya bersifat deskriptif dan melalui pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah warga kelurahan Pondok Kopi, RT/RW 008/05 yang pernah menonton iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”. Sedangkan penarikan sampel menggunakan teknik cluster sampling yang pada tahap terakhir, seluruh cluster dipilih menjadi responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang terpilih. Hasil penelitian menunjukkan respon kognitif khalayak termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 74,3%. Hal ini terlihat responden yang sebagian besar mengetahui unsur – unsur iklan (endoser, slogan, logo, isi pesan, manfaat produk dan produsen) IM3. Demikian pula respon afektif khalayak termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 77,1%. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar respon yang menganggap menarik unsur – unsur iklan (endoser, logo, slogan, alur cerita dan isi pesan) IM3 tersebut.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................
i
ABSTRAKSI ..............................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
x
BAB
BAB
I
II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................
5
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................
6
1.4. Signifikasi Penelitian ....................................................
6
KERANGKA TEORI 2.1. Periklanan Sebagai Suatu Proses Komunikasi..............
7
2.2. Televisi Sebagai Media Periklanan...............................
9
2.3. Unsur-Unsur Dalam Iklan.............................................
12
2.4. Efek Komunikasi .........................................................
14
2.5. Efek Periklanan .............................................................
14
2.6. Respon Kognitif dan Afektif ........................................
15
2.6.1
Respon Kognitif ..............................................
20
2.6.2
Respon Afektif .................................................
20
iv
BAB
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian .............................................................
21
3.2. Metode Penelitian ........................................................
21
3.3. Populasi Dan Sampel ...................................................
22
3.4. Metode Pengumpulan Data ..........................................
24
3.5. Teknik Analisa Data ....................................................
24
3.6. Definisi Konsep ...........................................................
26
3.7. Operasional Konsep .....................................................
28
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sekilas Tentang Program IM3 Versi Poin Plus-Plus ....
30
4.1.1
Story Board Iklan IM3 Versi Poin Plus-Plus ...
31
4.1.2
Sekilas Tentang Produk Layanan IM3..............
33
4.1.3
Sejarah Berdirinya PT. Indosat Tbk..................
34
4.2. Hasil Penelitian ............................................................
35
4.2.1
Karateristik Responden ...................................
4.2.2
Respon Kognitif Terhadap Iklan IM3 Versi Poin Plus di Stasiun Televisi Swasta ......
4.2.3
36
37
Respon Afektif Terhadap Iklan IM3 Versi Poin Plus di Stasiun Televisi Swasta .......
48
4.3. Pembahasan...................................................................
55
v
BAB
V
PENUTUP 5.1. Kesimpulan ..................................................................
61
5.2. Saran ............................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Matriks Pengukuran Respon Khalayak Terhadap Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” ……………………………. . 29
Tabel 2
Jenis Kelamin Responden ……………………………………. 36
Tabel 3
Perhatian Responden Terhadap Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta ………….. 37
Tabel 4
Frekuensi Menyaksikan Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” …. 38
Tabel 5
Nama Stasiun Televisi Swasta Yang Sering Ditonton Responden Mengenai Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……. 38
Tabel 6
Waktu Responden Melihat Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” .. 39
Tabel 7
Perhatian Responden Terhadap Unsur Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 40
Tabel 8
Pengetahuan Responden Terhadap Endoser (model iklan) IM3 Versi “Poin Plus Plus” …………………………………. 41
Tabel 9
Pengetahuan Responden Terhadap Peran Model Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 41
Tabel 10
Pengetahuan Responden Terhadap Slogan Iklan IM3 ……….. 42
Tabel 11
Pengetahuan Responden Terhadap Logo Iklan IM3 …………. 42
Tabel 12
Pengetahuan Logo Yang Pernah Responden Lihat Terhadap Logo Iklan IM3 ……………………………………. 43
vii
Tabel 13
Pengetahuan Responden Terhadap Isi Pesan Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 44
Tabel 14
Pengetahuan Responden Terhadap Manfaat IM3 ……………. 44
Tabel 15
Pengetahuan Responden Terhadap Nama Produsen IM3 ……. 45
Tabel 16
Respon Kognitif Terhadap Unsur – Unsur Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta ………….. 46
Tabel 17
Respon Kognitif Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Unsur – Unsur Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta …………………………………… 47
Tabel 18
Penilaian Responden Terhadap Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 48
Tabel 19
Penilaian Responden Terhadap Model Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ………………………………………. 49
Tabel 20
Penilaian Responden Terhadap Peran Model Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ………………………………………. 49
Tabel 21
Penilaian Responden Terhadap Logo Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 50
Tabel 22
Penilaian Responden Terhadap Slogan Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 51
Tabel 23
Penilaian Responden Terhadap Alur Cerita Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 51
viii
Tabel 24
Penilaian Responden Terhadap Isi Pesan Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” ……………………………………….. 52
Tabel 25
Respon Afektif Terhadap Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta …………. 53
Tabel 26
Respon Afektif Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Unsur – Unsur Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta …………………………………… 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Kuisioner Penelitian
Lampiran 2
: Koding Sheet
Lampiran 3
: Story Board
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Istilah pemasaran sering digunakan dan diucapkan oleh banyak orang
khususnya yang berkecimpung dalam dunia bisnis. Pemasaran dikenal sebagai ujung tombak perusahaan. Kegiatan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pemasaran karena hal tersebut merupakan bagian yang penting. Maka itu, keberhasilan suatu bisnis bukan ditentukan oleh produsennya melainkan oleh pelanggannya. Produsen dituntut agar dapat memasarkan produk dengan baik yaitu melalui penetapan harga yang sesuai ataupun membuat produk yang dapat dibeli oleh konsumen yang ditargetkan. Dalam kaitannya dengan pemasaran, pemasar harus berusaha untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar sasaran / pelanggannya. Untuk mencapai tujuan diatas, penting sekali apabila para produen memiliki kemampuan untuk melaksanakan komunikasi pemasaran. Karena penciptaan suatu produk terlahir dari suatu proses komunikasi pemasaran yang baik dan cermat. Salah satu bentuk komunikasi yang menggunakan media dikenal dengan komunikasi massa. Komunikasi ini melibatkan komunikator yang berupa lembaga dan masyarakat yang heterogen sebagai komunikannya.
1
2
Pemilihan media yang tepat sangat membantu perusahaan dalam melakukan prediksi peluang promosi sehingga kegiatan promosi dapat berjalan dengan efektif dan akhirnya target / keuntungan yang diinginkan dapat tercapai. Media massa dianggap sebagai media yang dapat menjangkau sasaran secara lebih luas. Media massa termasuk di dalamnya surat kabar, tabloid, majalah, radio, televisi, poster, billboard, brosur, katalog dan lain-lain. Namun media massa yang dianggap paling efektif untuk mencapai targetnya adalah penggunaan media elektronik audio visual yang biasa dikenal dengan televisi. Menurut George E. Belch, Michael A. Belch, “… television represents the ideal advertising medium”.1 Media televisi ini mempunyai dampak yang begitu kuat terhadap panca indera yaitu penglihatan dan pendengaran karena media televisi menampilkan visualisasi gambar yang dapat dilihat dan didengar secara langsung oleh khalayak sehingga media inilah yang banyak dipilih oleh para produsen dan pengiklan dalam mempromosikan produknya. Ditinjau dari perspektif komunikasi, iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam penjualan produk yang mana diharapkan masyarakat mempunyai rasa ketertarikan, membutuhkan dan rasa ingin membeli barang dan jasa yang diiklankan. Daniel Stratch menuturkan, “iklan bukan saja sebagai informasi, iklan juga merupakan suatu cara produsen atau distributor
1
George E. Belch, Michael A. Belch, Introduction To Advertising and Promotion An Integrated Marketing Communication Perspective (Third Edition, Printed In The United States Of America 1995) h. 360
3
untuk mengingatkan serta membujuk calon pembeli dan para pemakai akan barang dan jasa”.2 Saat ini merupakan era berjayanya dunia teknologi komunikasi dimana perkembangannya amat pesat. Terknologi yang telah menjadi primadona seluruh umat manusia di dunia dan juga menciptakan kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Salah satu hasil karya itu adalah telepon selular atau telepon tanpa kabel atau yang lebih dikenal dengan HP. Fasilitas ini dapat memudahkan manusia dalam berkomunikasi sehingga seakan dunia tanpa batas. Bahkan dengan seiringnya waktu, fungsi dari telepon selular pun bukan hanya sebagai alat komunikasi saja, melainkan juga sudah merupakan sebagai suatu produk life style di masyarakat. Seperti yang kita ketahui ada beberapa operator selular yang telah merajai industri selular di Indonesia, seperti kartu simPATI dari Telkomsel, kartu Mentari dari Indosat ataupun kartu XL dari Excelcomindo Pratama. Masing – masing mempunyai keunggulan dan kelebihan. Namun yang akan dibahas disini adalah kartu prabayar IM3 (Indosat MultiMedia Mobile) yang juga adalah keluaran dari Indosat. IM3 telah meramaikan industri telekomunikasi Indonesia sejak 2001. Produknya adalah kartu prabayar IM3 Smart. IM3 disejajarkan dengan Jempol dari XL dan AS dari Telkomsel karena mempunyai target yang sama yaitu membidik konsumen yang berumur lebih muda, early adaptor dan lebih banyak menggunakan fasilitas SMS.
2
Daniel Strach, Measuring Advertising Resdeship and Result (New York : Mc Graw – Hill Book Company, 1996) h. 230
4
Dalam ketatnya persaingan yang ada, IM3 tidak mau dianggap remeh. Itu sebabnya Indosat mempertegas positioning sebagai operator selular termurah. IM3 dikenal dengan kartu prabayar Super Hemat. Selain kartu perdananya yang super hemat, tarif SMS dan teleponnya juga super hemat. IM3 juga memiliki jangkauan luas yang didukung oleh Sinyal Kuat Indosat, sehingga bisa digunakan di seluruh Indonesia. Meskipun hadir belakangan, IM3 memiliki teknologi terdepan, karena telah mengadopsi teknologi paling inovatif dalam dunia telekomunikasi seluler, yaitu GPRS (general packet radio service) yang memungkinkan pengguna mengakses data lebih cepat dalam jumlah besar dan selalu "on" dengan internet. IM3 merupakan pelopor dalam teknologi GSM 1800 dengan cakupan nasional di Indonesia. Kelebihan lainnya adalah kualitas suara terbaik karena didukung oleh sistem EFR (enhance full rate) yang memaksimalkan kualitas suara dan menggunakan SIM Tool Kit dengan kapasitas 64 kbps. IM3 juga merupakan pelopor berbagai fitur dan produk dalam industri selular, dimulai dari transfer pulsa, MMS, Conference Call, Call Divert, Java Games dan Video Streaming. Pada April 2006, Indosat meluncurkan kampanye dengan tema “Punya Indosat”.
3
Kampanye ini bertujuan untuk membangun awareness bahwa selain
Mentari dan Matrix, IM3 juga sama – sama milik Indosat. Setelah itu, pada Juni 2006 Indosat meluncurkan kampanye untuk IM3 dengan memberikan gimmick free SMS. Dalam kampanye ini pula, Indosat meluncurkan fasilitas I-Ring dan ISay. I-Ring adalah fasilitas nada tunggu sedangkan I-Say adalah layanan SMS dengan suara.
3
Lis Hendriani. 2006. Tabloid MIX 07/III/20 Juli – 20 Agustus 2006, Jskarta, h. 32
5
Dalam kaitan ini, PT Indosat menginformasikan dan mengembangkan produk unggulannya dengan mengiklankan ke beberapa stasiun televisi swasta, antara lain : RCTI, SCTV, Indosiar, Trans TV, dan ANTV. Iklan yang ditampilkan di stasiun televisi dengan berbagai versi tersebut bertujuan agar khalayak tidak jenuh dengan iklan yang ada. Salah satu versi iklan layanan IM3 yang dibuat adalah versi “POIN PLUS PLUS”. Konsep iklan ini memiliki konsep yang sederhana, menarik dan mudah diingat. POIN PLUS PLUS adalah konsep program retensi dengan pengumpulan poin yang merupakan konversi dari nilai pembayaran (prabayar) / isi ulang (prabayar) pelanggan, selanjutnya dikonversikan kembali menjadi nilai pulsa
1.2
RUMUSAN MASALAH Pada saat ini, persaingan antar perusahaan operator selular semakin kuat.
Untuk menekan tingkat persaingan yang ada maka PT Indosat membuat iklan layanan IM3 yang unik, dan berbeda dari iklan produk layanan lainnya, sehingga dapat membentuk brand image yang kuat dibenak khalayak. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti adalah : “Seberapa besar respon khalayak terhadap unsur-unsur iklan layanan IM3 versi POIN PLUS PLUS di stasiun televisi pada tahap kognitif dan afektif?
6
1.3
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui respon kognitif dan afektif terhadap unsur-unsur iklan layanan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” (seperti model iklan, isi cerita, pesan yang disampaikan, logo serta slogan) di stasiun televisi swasta.
1.4
SIGNIFIKASI PENELITIAN 1. Signifikasi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan, masukan atau sumbangan pemikiran dalam komunikasi terutama dalam bidang periklanan, berkaitan dengan pengaruh unsur-unsur dalam sebuah iklan di stasiun televisi terhadap pemirsanya, dan bagi khalayak pembaca yang membutuhkan. 2. Signifikasi Praktis Sebagai satu masukan dan manfaat praktis yang berguna bagi perkembangan dunia periklanan khususnya kepada para perancang iklan atau perencana media iklan dalam membuat suatu iklan agar dalam membuat suatu iklan mampu memenuhi tujuan dan keinginan produsen atau komunikator.
BAB II KERANGKA TEORI
2.1
PERIKLANAN SEBAGAI SUATU PROSES KOMUNIKASI Sejak awal peradaban manusia, komunikasi antar manusia (human
communication) merupakan kegiatan utama manusia sebagai makhluk sosial. Demikian pentingnya komunikasi bagi manusia dalam hidupnya sehingga manusia disebut sebagai homo communicus. Artinya manusia sebagai makhluk sosial selalu mengadakan hubungan interaksi dengan sesamanya karena mereka saling memerlukan dan juga karena manusia hanya bisa berkembang melalui komunikasi. Komunikasi telah menjadi kebutuhan manusia yang esensial. 4 Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari komunikator yang biasanya merupakan suatu organisasi tertentu kepada penerima pesan yaitu khalayak yang relatif luas, heterogen, dan anonim melalui saluran media massa dan diharapkan dapat memberikan efek berupa reaksi atau respon khalayak atas isi pesan-pesan yang diterimanya. Reaksi atau respon khalayak ini kemudian dikirimkan kembali dalam bentuk feedback atau umpan balik. Harold D. Laswell merumuskan komunikasi massa ke dalam formula : WHO
IN WHICH CHANNEL
SAYS WHAT
TO WHOM
WITH WHAT EFFECT
4
F Rachmadi, Public Relation dalam Teori dan Praktek, Jakarta; PT Gramedia Pustaka Umum, 1993), h. 6
7
8
Formula ini memberi gambaran bahwa komunikator secara sengaja melakukan upaya mempengaruhi komunikan dan bentuk komunikasi cenderung ke arah suatu proses komunikasi persuasif. 5 Who : sumber (komunikator), dalam hal ini adalah biro iklan pihak perusahaan atau pengiklan. Say What : pesan-pesan atau informasi produk atau jasa apa yang akan disampaikan atau ditawarkan oleh pihak pengiklan. In Which Channel :
dengan saluran mana atau dengan medium apa untuk
menyampaikan pesan atau informasi iklan. Dalam penelitian ini digunakan media audio visual televisi. To Whom : komunikan atau khalayak, sasaran penelitiannya yaitu masyarakat di kelurahan Pondok Kopi. Whit What Effect : diharapkan dapat memberikan efek kepada pembaca berupa tingkat pemahaman tentang produk dari si pengiklan, melalui suatu penelitian survey ke khalayak. Namun dalam teori Lasswell tersebut tidak diselipkan unsur feedback (umpan balik). Sehingga Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Dalam kaitannya dengan iklan, proses iklan umumnya mengandung nilai komunikasi, karena periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar
5
Dennis Mc Quail and Sven Wndahl, 1981. Communication Model; For the Study of Mass Communication. New York : Longman Hoese, h. 11
9
untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. 6 Iklan merupakan bagian dari promotion mix, secara sederhana iklan didefinisikan sebagai segala bentuk pesan suatu produk yang disampaikan melalui media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Jadi iklan merupakan media yang paling potensial dalam menyampaikan pesan penjualan yang persuasif. 7 Jika dikaitkan dengan penelitian ini, proses komunikasi pesan berupa layanan IM3 pada media massa diharapkan adanya suatu makna dan reaksi terhadap rangsangan iklan yang menerpa kepada khalayak.
2.2
TELEVISI SEBAGAI MEDIA PERIKLANAN Dalam pemilihan media, seorang marketing communication perlu
memberikan penilaian media yang efektif, karena media itu berhubungan langsung dengan segmentasi yang dipilih. Efisiensi penggunaan media dapat dilihat dari sejauh mana media itu dapat menjangkau sasaran secara tepat, frekuensi yang dibutuhkan, dan durasi tayang iklan pada media dengan intensitas yang tinggi. Pengertian media menurut pakar periklanan adalah : sarana komunikasi untuk menyampaikan iklan kepada khalayak, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, papan iklan dan lain-lain. 8
6
Renald Kasali, Manajemen Periklanan; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta : PT Pustaka Grafiti 1993), h. 51 7 Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, Direktorat Bina Press dan Grafika Departemen Penerangan RI, Jakarta ), h. 5 8 Henry Saputro, Gunadi Suharso, Baty Subakti, Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia yang disempurnakan, (Komunikasi Periklanan Indonesia, 1996)
10
Namun dari semua media diatas, media yang mempunyai peranan paling cepat dalam menyebarkan suatu informasi secara luas adalah media audio visual televisi. Menayangkan iklan pada televisi dapat dikatakan sangat efektif dan efisien karena dapat menjangkau khalayak secara luas dan biaya yang murah. Pemanfaatan televisi sebagai media periklanan itu sendiri, memiliki kekuatan dan kelemahan. 9 Diantaranya : Kekuatannya meliputi : 1. Jangkauan yang luas Televisi dapat menjangkau khalayak dengan sasaran yang luas 2. Dampak yang kuat Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan sekaligus dua indera, yaitu penglihatan dan pendengaran 3. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran, karena televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Sedangkan kelemahannya adalah : 1. Biaya yang sangat besar Dalam proses pembuatan iklan di televisi membutuhkan biaya yang cukup besar, ditambah pula penayangannya yang memerlukan pembayaran tiap tayangnya
9
Rhenald Kasali, Op. Cit., h. 121
11
2. Khalayak yang tidak selektif Dikarenakan segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Iklan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat 3. Kesulitan teknis Iklan yang dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya apalagi menjelang jam – jam penyiaran Media audio visual televisi dinilai sebagai media yang paling berhasil menyebarkan informasi, cerita atau segala sesuatu yang disampaikan menjadi lebih menarik dan menyenangkan pemirsa dibandingkan dengan media komunikasi lainnya, seperti media cetak dan radio. Sebab, sifat televisi yang pokok adalah bisa didengar dan dilihat, disamping sifatsifat lainnya : langsung, simultan, dan nyata. Menurut Mulyana, sifat audio visual televisi mampu memberi daya ingat yang lama kepada pemirsa.10 Sejalan dengan kemampuan televisi dalam menembus ruang dan waktu, maka iklan akan mengikutinya. Menurut Rhenald Kasali ada beberapa bentuk iklan televisi berdasarkan bentuk siarannya, sebagai berikut : 11 1. Pensponsoran Pembuatan dan penayangan iklan di televisi dibiayai atas biaya sponsor (pengiklan) 2. Partisipasi Iklan yang disisipkan diantara satu atau beberapa acara dengan membeli waktu yang tersedia 10
Mulyana, Deddy, “Merindukan Televisi Pengajaran”, dalam Mulyana dan Ibrahim (Ed. ) Bercinta dengan Televisi (Remaja Rosda Karya, Bandung 1997) h.. 169 11 Rhenald Kasali, Op. Cit., h. 120
12
3. Spot Announcement Iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara 4. Public Service Announcement Iklan masyarakat yang ditempatkan ditengah-tengah suatu acara
2.3
UNSUR-UNSUR DALAM IKLAN Dalam membuat iklan diperlukan unsur-unsur pendukung. Unsur-unsur
tersebut adalah : 1. Musik atau jingle Jingle adalah melodi iklan, musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur utama dalam iklan radio dan televisi.12 Musik atau jingle dalam iklan yang mengiringi sebuah iklan di media massa dapat menjunjang keberhasilan sebuah iklan, karena dengan musik yang sederhana dan mudah, baik nada maupun liriknya, alan dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. 13 2. Storyboards Storyboards adalah visualisasi untuk iklan televisi, berbentuk rangkaian gambar atau foto yang dibuat dalam bentuk layar televisi yang menampilkan alur cerita iklan yang diusulkan. Storyboards memiliki tiga unsur : 1. Gambar yang menampilkan gerakan atau adegan film tersebut 2. Diskriptif tertulis tentang apa yang akan ditampilkan (visual) 3. apa yang akan didengarkan oleh khalayak (audio) 12
Nuradi Wiraksono N, Harimukti K, Felicia U dan Nani R, Kamus Istilah Periklanan Indonesia (Jakarta Matari Advertising, PT Gramedia Pustaka Utama, 1995) h. 9 13 Rhenald Kasali, Op. Cit., h. 92
13
3. Copy or script Script adalah naskah, biasanya script ini digunakan untuk televisi, radio, sinema, drama, teater, maupun iklan. 14 Ukuran yang digunakan adalah detik atau spot, dan biasanya iklan berdurasi 15 detik, 30 detik dan 60 detik. 4. Endoser Endoser berasal dari kata endos yang berarti mendukung, endoser berarti orang yang mendukung pada iklan dalam artian lain tokoh yang dapat digunakan sebagai pemeran iklan. 5. Signature Slogan Slogan adalah baris kalimat penutup (the pay off line). Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra produk atau perusahaan. Slogan dapat ditampilkan dalam bentuk audio (voice) saja, visual (tulisan) saja atau audio visual (voice dan tulisan). 15 6. Logo Logo adalah symbol atau identifikasi suatu produk atau perusahaan. Logo digunakan agar khalayak mudah mengetahui dan mengenali produk tersebut dengan mudah. 16 Iklan IM3 yang akan diteliti, mengandung unsur-unsur iklan seperti diatas yaitu memakai Ivan Gunawan sebagai endosernya dan menggunakan slogan “Poin plusplus” logo baik produk serta logo perusahaan pada akhir tayangan iklan.
14
Nuradi, Wiraksono. N, Harimukti. K, Felicia. U, dan Nani. R, Op. Cit., h. 159 Burham Bungin, Imaji Media Massa Konstruksi dan makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam masyarakat Kapitalistik (Yogyakarta : Jendela, Yogyakarta, 2001) h. 163 16 Frans Jefkins, Periklanan, edisi ketiga (Jakarta : Erlangga, 1995) h. 300 15
14
Untuk iklan televisi, ada beberapa teknik visual yang dapat digunakan untuk membuat naskah iklan yang dramatis dan mempunyai kemampuan menjual yang kuat. Menurut Russel dan kawan – kawan, 17teknik – teknik itu adalah : a) Testimonial. Teknik ini mempergunakan seseorang yang dikenal luas yang mampu memberikan kesaksian atau jaminan terhadap suatu produk. b) Demonstration. Teknik ini cukup popular mengingat televisi adalah media yang ideal untuk memberikan demonstasi kepada konsumen tentang manfaat suatu produk. c) Close up. Teknik ini menampilkan produk secara dekat (close up). d) Story Line. Teknik ini mirip membuat sebuah film yang sangat pendek. e) Direct Product Comparison. Gaya ini membandingkan dua buah produk secara langsung. f) Humor. Gaya ini sangat digemari oleh copywriter atau konsumen. Akan tetapi gaya ini mengandung resiko yang sangat besar karena jika tidak digarap hati – hati maka pemirsa akan merasa jengkel atau sebel. g) Slice of Life. Pendekatan ini mempergunakan penggalan adegan sehari – hari yaitu “keadaan yang menjengkelkan” + “penyelesaian masalah” + “bahagia”. h) Consumer Interview. Teknik ini menggunakan seorang reporter yang mewawancarai seseorang secara spontan biasanya membicarakan keunggulan suatu produk. i) Vignettes and Situations. Produk – produk yang sering menggunakan teknik ini adalah permen, minuman, rokok dan produk – produk lain yang sering dikonsumsikan. Antara situasi keadaan dan musik yang saling mendukung. j) Animation. Gambar kartun sebagai ganti suasana manusia sebenarnya. k) Stop motion. Meskipun mampu menampilkan gambar – gambar bergerak, televisi seringkali juga menampilkan iklan yang hanya disajikan sebagai stop motion, dan mungkin juga merupakan rangkaian gambar berseri. l) Rotoscope. Teknik ini menggabungkan teknis animas dengan gambaran nyata. m) Combination. Teknik ini merupakan gabungan dari dua atau beberapa teknik dasar.
17
Rhenald Kasali, Op Cit, h. 92
15
Jadi iklan IM3 versi Poin Plus Plus menggunakan teknik testimonial karena Ivan Gunawan sebagai modelnya berperan sebagai seseorang yang memberikan kesaksian terhadap produk tersebut.
2.4
EFEK KOMUNIKASI Komunikasi merupakan salah satu kunci dalam menjalankan roda
organisasi, baik perusahaan maupun institusi lainnya. Dewasa ini, komunikasi dipandang sebagai dialog interaktif antara perusahaan dengan klien-nya, baik itu pada tahap pra-penjualan, penjualan, maupun tahap konsumsi serta pascakonsumsi. Perusahaan tak hanya mesti menjawab tantangan “Bagaimana kita bisa meraih konsumen?” namun juga “Bagaimana konsumen dapat meraih kita?” Dengan kecanggihan teknologi terbaru, manusia mampu berkomunikasi melalui berbagai macam media, mulai dari media tradisional (surat kabar, radio, telepon, televisi) hingga media terbaru (komputer, mesin faks, telepon seluler). Seorang komunikator pemasaran harus memperkirakan seperti apa respon khalayak yang diinginkan. Respon yang diinginkan bisa mencapai tahap kognitif (akal/pikiran); misalnya menyampaikan sesuatu ke benak konsumen, afektif (perasaan) seperti mengubah sikap atau persepsi, hingga behavioral (perilaku) seperti menggugah konsumen untuk bertindak.
2.5
EFEK PERIKLANAN Periklanan adalah kegiatan yang meliputi penyiapan, perencanaan,
pelaksanaan, dan penyampaian pesan suatu iklan. Pesan tesebut berupa pesan
16
penjualan persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli potensial atas produk atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah – murahnya. Periklanan meliputi: 1. Menentukan tujuan iklan. Tujuan iklan dapat dibedakan menurut kebutuhannya, apakah iklan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi (Informative advertising), membujuk (persuasive advertising) atau sekadar mengingatkan (Reminder advertising). 2. Menentukan budget iklan. 3. Memilih pesan iklan. Keseluruhan pesan harus mencakup tema yang ingin dikomunikasikan, apapun bentuk pendekatan kreatifnya. 4. Pemilihan media dan pengukuran efektifitasnya. 5. Pemilihan waktu dan lokasi. 6. Mengevaluasi efektifitas media.
2.6
Respon Kognitif & Afektif Menurut Astrid S. Susanto tingkatan respon dibagi ke dalam 3 dimensi,
yaitu : 1. Awareness and Knowledge Dimensi ini masuk ke dalam tahap kognitif, Ini berkaitan dengan iklaniklan yang menyediakan informasi dan fakta. Tahapan kognitif berdasarkan pemikiran dan penilaian rasional tentang apa yang dianjurkan oleh konsumen
17
2. Liking dan Preference dimasukkan ke dalam bidang afektif (emosi). Ini berkaitan dengan iklan-iklan yang dapat mengubah perasaan. Tahapan afektif yaitu komponen perasaan sebelum mengambil penilaian terakhir terhadap isi pesan 3. Conviction dan Purchase Masuk dalam tahap konatif, dimana berkaitan dengan adanya iklan yang dapat merubah dan memberi rangsangan. Tahap konatif dan motivasi disini yaitu memberikan penilaian berdasarkan arti khusus dan isi pesan sebagaimana disajikan komunikator yang pada akhirnya melakukan tindakan pembelian terhadap produk yang ditawarkan komunikator. 18 Menurut pendekatan DAGMAR (Defining Advertising Goals for Measured Advertising Results), proses efek komunikasi (hierarchy of effect) terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui oleh suatu produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki yaitu berupa tindakan yang harus diambil konsumen. Russel H.Cooley menggambrkan metode DAGMAR dalam hierarhy of effect. 19 Model Proses Komunikasi (Hierarchy of Effect) Ketidaksadaran (Unawareness) Kesadaran (Awareness) Pemahaman dan Citra (Compherension and Image) Sikap (Attitude) Tindakan (Action) 18
Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I (Jakarta : Binacipta, 1977), h. 208 Russel H. Cooley, Defining Goals for Measured Advertising Results, (New York, 1961) dalam Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti) 19
18
Adapun proses efek komunikasi tersebut terdiri dari : 1. Ketidaksadaran (Unawareness) Adanya ketidaksadaran calon konsumen akan kehadiran produk dipasaran. Karena calon konsumen belum pernah melihat dan mendengan produk tersebut. 2. Kesadaran (Awareness) Dengan diiklankannya suatu produk, maka tugas periklanan disini adalah meraih kesadaran calon konsumen sebagai langkah awal sehingga masyararakat akan menjadi kenal, serta tahu akan keberadaan produk tersebut. 3. Pemahaman dan Citra (Comprehension and Image) Pemahaman calon konsumen tentang iklan produk yang berdasarkan atas pengetahuan yang berasal dari iklan tersebut. Dan akibat pemahaman tentang iklan suatu produk maka akan timbul penilaian calon konsumen yang dapat mempengaruhi terbentuknya citra terhadap suatu produk. 4. Sikap (Attitude) Berikutnya adalah langkah kepastian yakni memastikan sikap calon konsumen dari tahap sebelumnya yang hanya memiliki bayangan akan suatu produk pada tahap pembayangan kepada tingkat final. Calon konsumen mempunyai sikap untuk memilih produk atau jasa tertentu sesuai dengan keinginan dan dapat memberikan manfaat.
19
5. Tindakan (Action) Setelah menetapkan pilihan, calon konsumen melakukan tindakan membeli produk atau jasa yang ditawarkan tersebut. Pada tahap tindakan ini, para produsen mengharapkan agar calon konsumen mengambil tindakan pembelian, dan menciptakan sikap loyal bagi konsumennya terhadap produk tersebut. Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap kognitif yang mencakup awareness (kesadaran) dan knowledge (pengetahuan) serta tahap afektif yang mencakup liking (menyukai) dan preference (memilih), namun belum sampai pada tahap pembelian. Proses pembentukan respon melalui kegiatan komunikasi juga dapat dijelaskan melalui model pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh McGuire. Ada lima tahap secara berurutan yang menentukan kemungkinan seseorang terpersuasi sehingga dapat menampilkan suatu perilaku yang diinginkan (behaviour). Tahap – tahap tersebut adalah presentasi (presentation), perhatian (attention), pemahaman (comprehension), penerimaan (yielding), dan retensi (retention). 20 Untuk mencapai khalayak suatu pesan harus dipresentasikan kepada khalayaknya, ini disebut tahap presentation, tahap berikutnya yaitu perhatian, khalayak akan memberikan perhatian terhadap pesan yang disampaikan. Tahap ketiga menurut McGuire merupakan tahap yang penting dalam proses persuasi, pada tahap ini khalayak akan mempelajari isi pesan yang
20
James F. Engel, Martin R. Warshow dan Thomas c. Kinner, Promotional Strategy, (Boston : Richard D. Irwin Inc, 1991), h. 363
20
disampaikan oleh komunikator. Setelah itu pesan kemudian akan diterima oleh khalayak (yielding) yang menimbulkan persetujuan khalayak Isi pesan ini kemudian disimpan (tahap retensi) dalam pikiran khalayak untuk menjadi dasar atau pedoman dalam dirinya untuk bertindak (behaviour). Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Presentation
Cognitive Stage
Attention
Comprehension
Yielding
Affective Stage Retention
Behaviour Stage
Behaviour Sumber : Promotional Strategy, tahun 1991
Terdapat tiga komponen yang membangun respons, yaitu : 1.
Komponen Kognitif Berisi pengetahuan individu tentang suatu objek tertentu yang menjadi stimulus. Kompone kognitif dalam penelitian ini adalah khalayak mempelajari, memperhatikan, mempersepsikan dan memahami pesan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”.
21
2.
Komponen Afektif Berisikan perasaan atau emosi individu terhadap stimulus. Menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, seperti rasa benci, suka, jijik, sangat suka dan lain–lain.
3.
Komponen Behaviour Komponen behaviour atau prilaku dalam respons menunjukkan bagaimana prilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada, dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
2.6.1 Tahap Kognitif Pada respon khalayak untuk tahap kognitif adalah berupa tanggapan, reaksi atau jawaban yang diberikan responden pada tahap pengetahuan, kesadaran, serta pembelajaran dari apa yang dilihat dan didengar. Secara operasional respon kognitif dapat diukur dari : tingkat pemahaman terhadap unsur – unsur iklan yang paling diingat (visualisasi iklan, model iklan, logo, slogan, alur cerita, dan isi pesan).
2.6.2
Tahap Afektif Sedangkan pada respon khalayak untuk tahap afektif adalah berupa
tanggapan, reaksi, jawaban yang diberikan oleh responden pada tahap perasaan, sikap serta evaluasi terhadap sesuatu yang didengar atau dilihat. Dimana khalayak diminta memberikan penilaian menarik atau tidaknya dari unsur – unsur iklan yang terdapat diatas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
SIFAT PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, dimana penelitian
dilakukan hanya dengan memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak juga menguji hipotesa atau membuat prediksi.19 Penelitian deskriptif mempunyai ciri – ciri : 1). Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu, 2). Menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu dan 3). Variabel yang diteliti tidak dimanupulasi atau tidak ada perlakuan (treatment). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis memaparkan respon kognitif dan afektif khalayak terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”.
3.2
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
survey. yang berarti mengumpulkan informasi dari populasi (responden) yang ada untuk memperoleh keterangan tentang informasi yang dibutuhkan dari populasi yang telah ditentukan. Pendekatan yang dipilih adalah kuantitatif, dengan menyebarkan kuesioner mengenai iklan IM3 tersebut dengan tujuan untuk mengetahui “Respon khalayak terhadap Iklan IM3 versi POIN PLUS PLUS di stasiun televisi swasta khusus di daerah kelurahan Pondok Kopi.” 19
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1998), h. 24
22
23
3.3
POPULASI DAN SAMPEL Pengertian populasi menurut Dr. Sugiyono adalah, wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang
diterapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. 20 Populasi penelitian ini akan difokuskan pada warga (usia 17 – 28 tahun) yang bertempat tinggal di kelurahan Pondok Kopi. Hal ini dilakukan dengan cara menanyakan terlebih dahulu atau memberikan penjelasan tentang iklan tersebut (storyboard/gambaran) kepada responden apakah mereka pernah melihat, menyaksikan dan memperhatikan iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” di media televisi. Jika individu tersebut pernah menyaksikan iklan itu, maka akan diminta untuk mengisi kuesioner. Adapun alasan penulis memilih warga berkisar umur 17 – 28 tahun sebagai objek penelitian karena warga pada umur tersebut mereka sangat membutuhkan sekali pelayanan bertelpon dan sms yang murah dan hemat. Oleh karena itu, mereka lebih memilih layanan IM3 dibanding operator selular lain. Mereka sadar bahwa untuk membeli voucher/pulsa isi ulang, mereka harus menyisihkannya dari uang jajan mereka (baik yang masih sekolah atau yang sudah kuliah).
Jadi mereka harus bisa memilah layanan semurah mungkin namun
mempunyai fasilitas yang tidak kurang dari fasilitas operator selular lainnya. Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu ``banyak.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung : CV, Alfa Beta, 2001) h. 72
24
Maka itu apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dari populasi inilah yang dimaksud dengan sampel. Mengingat keterbatasan waktu, biaya dan tenaga dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode sampel Cluster. Metode ini didefinisikan sebagai berikut : Metode pengambilan Cluster Sampling (sampel bloking) adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok dari beberapa kelompok (groups atau clusters) dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa unit yang lebih kecil (elements). Jumlah elemen dari masing – masing kelompok (size of Clusters) bisa sama maupun berbeda. Kelompok – kelompok (groups) tersebut dapat dipilih baik dengan menggunakan metode acak sederhana ataupun acak sistematis dengan pengacakan pada kelompok pertamanya saja. Menurut Pak Budi Purwoto (sekretaris lurah Pondok Kopi), kelurahan Pondok Kopi terdiri dari 18 RW dan 62 RT.
21
Pemilihan target penelitian
dilakukan sebagai berikut: 1. Kelurahan Pondok Kopi terdiri dari 18 RW, diacak mendapatkan RW 05. 2. RW 05 yang terdiri dari 10 RT, diacak mendapatkan RT 008. 3. Seluruh warga berusia 17 – 28 tahun yang tinggal di RT 008, dan pernah menyaksikan iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus“, dipilih sebagai sampel. Dengan cara pengundian dari 1 RW yaitu RW 05 dengan jumlah 10 RT, dan diundi lagi menjadi 1 RT, yaitu RT 008.
21
Sekretaris Kelurahan Pondok Kopi
25
3.4
METODE PENGUMPULAN DATA 1. Data Primer Pengumpulan data yang diperoleh adalah dengan menggunakan teknik menyebarkan kuesioner terhadap responden yang diteliti setelah melihat dan menyimak tayangan iklan IM3 di stasiun televisi swasta, dan telah mewakili populasi. Yang kemudian akan dibagikan daftar pertanyaan seputar iklan IM3 tersebut. Penelitian ini hanya bersifat ingin mengetahui dan mengukur tingkat responden pada tahap kognitif dan afektif. 2. Data Sekunder Data Sekunder berasal dari kepustakaan yang dapat mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
3.5
TEKNIK ANALISA DATA Setelah data dari lapangan telah terkumpul, maka data-data tersebut akan
diolah melalui tahap – tahap sebagai berikut : I. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk setelah kuesioner dibagikan. II. Dari jawaban para responden dilakukan pengeditan dan pengkodingan lalu setelah itu jawaban tersebut dimasukkan ke dalam tabel frekuensi data.
26
Berhubung metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif maka teknik analisa data yang digunakan adalah distribusi frekuensi sederhana. 22 Berdasarkan hasil survey respon khalayak terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS“ di stasiun televisi swasta, maka pertanyaan – pertanyaan di scorer. Namun terlebih dahulu dibuat rasting score sebagai berikut : untuk respon yang tahu nilainya 3, sedangkan untuk respon yang kurang tahu nilainya 2, serta respon yang tidak tahu nilainya 1. Selanjutnya hasil perolehan data tersebut dikelompokkan menjadi 3 tingkatan kategori yaitu : •
Respon kognitif tinggi, apabila responden memperoleh score (nilai) 19 - 24 dari hasil perhitungan score dengan menjawab dari 9 pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS“ di stasiun televisi swasta
•
Respon kognitif sedang, apabila responden memperoleh score (nilai) 13 - 18 dari hasil perhitungan score dengan menjawab dari 9 pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS“ di stasiun televisi swasta
•
Respon kognitif rendah, apabila responden memperoleh score (nilai) 8 - 12 dari hasil perhitungan score dengan menjawab dari 9 pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS“ di stasiun televisi swasta
22
Ronny Kuntur, Metode Penelitian, PPM, h. 168
27
Dari hasil survey respon khalayak terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus“ di stasiun televisi swasta, yang terdiri dari 7 pertanyaan, lalu akan discorer. Scorer respon akan dihitung sebagai berikut : untuk respon yang menarik nilainya adalah 3, sedangkan untuk respon yang kurang menarik nilainya adalah 2, dan untuk respon yang tidak menarik nilainya adalah 1, maka dibuat pengkategorian sebagai berikut : •
respon afektif tinggi, apabila responden memperoleh score nilainya 17 - 21 , dengan menjawab 7 pertanyaan mengenai respon khalayak terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus“
•
respon afektif sedang, apabila responden memperoleh score nilainya 12 - 16 , dengan menjawab 7 pertanyaan mengenai respon khalayak terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus“
•
respon afektif rendah, apabila responden memperoleh score nilainya 7 - 11, dengan menjawab 7 pertanyaan mengenai respon khalayak terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus“
3.6
DEFINISI KONSEP Respon merupakan reaksi seseorang terhadap suatu pesan iklan dan
memberikan respon kognitif dalam dirinya maka akan dapat mempengaruhi proses hasil perubahan sikap. 23 Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. 24 Khalayak
biasa
disebut
dengan
istilah
pembaca,
pemirsa,
audience,
decoder/komunikan.
23
David A. Aaker dan John G. Myers, Advertising Management (New Jersey : Prentice Hall Inc. 1987) h. 256 24 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Jakarta, 1998) h. 151
28
Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemerkayasa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. 25 Dalam penelitian ini, konsep – konsep yang akan diteliti adalah : 1. Respon khalayak (usia 17 – 28 tahun) a. Respon kognitif Komponen kognitif berisikan persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki responden terhadap produk iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”. Seringkali komponen ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. b. Respon afektif Komponen afektif merupakan perasaan responden terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Responden diminta untuk memberikan penilaian menarik atau tidaknya dari unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”.
3.7
OPERASIONAL KONSEP Dalam penelitian ini yang diukur hanyalah kepercayaan seseorang dengan
mengajukan skala sejumlah pertanyaan dimana data yang diperoleh melalui kuisioner akan direduksi dengan mengacu pada pokok permasalahan yaitu :
25
Pandangan PPPI Tentang U U Perlindungan Konsumen (Majalah Cakram, November, Pustaka Utama Grafiti, 1993) h. 3
29
“Seberapa besar respon khalayak (usia 17 – 28 tahun) terhadap unsur – unsur iklan IM3 melalui stasiun televisi swasta pada tahap kognitif dan afektif?” Secara operasional respon khalayak pada tahap kognitif dan afektif terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di televisi akan diukur melalui : a.
Respon kognitif yang meliputi : Intensitas menonton, mengukur tingkat pengetahuan responden tentang unsur – unsur iklan yang meliputi endoser, slogan, logo, alur cerita dan isi pesan, manfaat produk serta nama perusahaan tersebut.
b.
Respon afektif yang meliputi : Penilaian dan persepsi responden tentang unsur – unsur iklan yang meliputi visualisasi iklan, endoser, slogan, logo, alur cerita dan isi pesan.
30
Matriks Pengukuran Respon Khalayak terhadap Iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” di stasiun televisi swasta pada tahap Kognitif dan Afektif No. 1
Variabel Kognitif
Indikator Intensitas menonton terhadap iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” Tingkat pengetahuan terhadap unsur iklan a. model iklan b. slogan c. logo d. alur cerita e. isi pesan iklan f. Pengetahuan tentang manfaat produk
2
Afektif
g. Pengetahuan terhadap nama perusahaan dari produk IM3 a. Penilaian terhadap visualisasi iklan b. Penilaian terhadap model iklan c. Penilaian terhadap slogan d. Penilaian terhadap logo e. Penilaian terhadap alur cerita f. Penilaian terhadap isi pesan
Kategori Pengukur 1. memperhatikan 2. kurang memperhatikan 3. tidak memperhatikan 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
tahu kurang tahu tidak tahu tahu kurang tahu tidak tahu tahu kurang tahu tidak tahu tahu kurang tahu tidak tahu tahu kurang tahu tidak tahu Layanan jangkauan luas kartu prabayar selular dengan biaya pulsa yang murah fasilitasnya lengkap tahu kurang tahu tidak tahu menarik kurang menarik tidak menarik menarik kurang menarik tidak menarik menarik kurang menarik tidak menarik menarik kurang menarik tidak menarik menarik kurang menarik tidak menarik menarik kurang menarik tidak menarik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
SEKILAS TENTANG IKLAN IM3 VERSI “POIN PLUS PLUS” Pada tanggal 30 Agustus 2006, PT Indosat Tbk. meluncurkan IM3
Program “Poin Plus Plus”, yang hadiahnya sangat menarik seperti salah satu mobil Jaguar dan seabrek hadiah lainnya. Program ini adalah sebagai apresiasi untuk seluruh pelanggan Indosat, baik yang menggunakan kartu Pascabayar (Matrix, StarOne) maupun Prabayar (Mentari, IM3, Jagoan), melalui mekanisme pengumpulan poin berdasarkan pemakaian / isi ulang pulsa dan lamanya berlangganan. Poin yang bisa diperoleh pelanggan Pascabayar adalah berdasarkan jumlah tagihan. Sementara pelanggan Prabayar memperolehnya dari setiap isi ulang pulsa. Setiap Rp 100 dari nilai tagihan dan nilai isi ulang pulsa, akan mendapatkan 1 poin. Poin tersebut dikalikan dengan variabel lama berlangganan. Jadi, makin lama berlangganan akan makin beruntung. Poin yang sudah didapat bisa ditukarkan kapan saja dengan beragam layanan Indosat, seperti SMS, Nada Sapa I-Ring, dan Pulsa. Minimal penukaran poin untuk pertama kali adalah 2.250 poin, untuk selanjutnya bebas. Cara penukarannya, cukup kirim SMS ke 7887 (tarif normal). Sebagai contoh, pelanggan yang memiliki poin 2.250 dan ingin menukarnya dengan bonus 10 SMS, maka ketik: SMS10.
31
32
4.1.1
STORY BOARD IKLAN IM3 VERSI “POIN PLUS PLUS”
33
Scene 1 :
Seorang pemuda sedang berjalan menuju parkiran. (Model ini diperankan oleh Gary Ishak).
Scene 2 :
Pemuda tersebut memasuki mobil Jaguarnya.
Scene 3 :
Bersiap untuk pergi bersama kekasihnya
Scene 4 :
Dalam perjalanan, mobil tersebut dikendarai dalam kecepatan yang tinggi.
Scene 5 :
Tiba – tiba, ada seorang pemuda yang menghalang laju mobil tersebut sehingga mobil itu harus berhenti. (Pemuda tersebut diperankan oleh Ivan Gunawan).
Scene 6 :
Pemuda tersebut berkata : “Orang kaya, alah … paling dia punya Poin Plus Plusnya Indosat”.
Scene 7 :
Lalu dia datang menghampiri pengendara mobil tersebut.
Scene 8 :
Dan langsung mengecek isi dompetnya.
Scene 9 :
Ternyata, dia menemukan bahwa pengendara tersebut mendapatkan bonus uang tunai dari Indosat.
Scene 10 :
Namun begitu, dia masih tidak puas. Kemudian dia mengecek isi kantong pengendara tersebut.
Scene 11 :
Dan ditemukan lagi ada bonus HP dan pulsa dari Poin Plus Plus.
Scene 12 :
Serta mobil Jaguar di akhir tahun.
Scene 13 :
Poin Plus Plus, dapat terus tanpa hangus.
Scene 14 :
Cuma Indosat yang bisa begini.
Scene 15 :
(Bunyi) Jingle Indosat.
34
4.1.2
SEKILAS TENTANG PRODUK LAYANAN IM3 IM3 adalah kartu prabayar Super Hemat dari Indosat. Selain kartu
perdananya yang super hemat, tarif SMS dan teleponnya juga super hemat. Mempunyai banyak fitur yang bermanfaat mulai dari transfer pulsa, salah satu fasilitas terbaik hasil karya anak bangsa yang dicontoh oleh negara lain, serta fasilitas GPRS, MMS, Conference Call dan Call Divert. IM3 juga memiliki jangkauan luas yang didukung oleh Sinyal Kuat Indosat, sehingga bisa digunakan di seluruh Indonesia. IM3 diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam dan dilanjutkan dengan kota - kota besar di Jawa mulai dari kota Semarang, Surabaya, Bandung dan akhirnya Jakarta. pada tanggal 14 November 2001. Pelanggan IM3 dapat menggunakan handphone dual band (900 & 1800 MHZ). Dengan frekuensi dual band ini, diharapkan dapat menampung pelanggan yang lebih banyak dan mengurangi drop call atau network busy serta dapat meningkatkan kualitas suara. Pelanggan IM3 dapat menggunakan layanan di seluruh Indonesia, selama berada pada jaringan IM3, Sat-C dan Indosat. Hal ini dimungkinkan karena Sinyal Kuat Indosat sebagai hasil merger PT Indosat, PT Indosat Multi Media Mobile & PT Satelindo.
35
4.2
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 November 2007 sampai dengan
26 November 2007, di wilayah kelurahan Pondok Kopi, RT 008 RW 005 Duren Sawit Jakarta. Pada penelitian ini, peneliti memberikan kuisioner kepada 70 orang yang pernah melihat, menyaksikan dan menonton iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di stasiun televisi swasta. Sebelum penyebaran kuisioner dilakukan kepada responden, penulis memberikan pertanyaan saringan terlebih dahulu. “Apakah anda pernah menyaksikan atau menonton iklan IM3 di televisi?”, dengan maksud agar penulis mendapatkan responden yang diinginkan. Pada bab ini akan dibahas mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan tahap respon kognitif (pemikiran) yang meliputi awareness (tingkat kesadaran) dan knowledge (tingkat pengetahuan) dan tahap respon afektif (penilaian) yang meliputi liking (tingkat kesukaan) dan preferance (tingkat pilihan) responden terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”, sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai karakteristik responden yang meliputi usia, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan dan dari hasil penelitian ini akan diketahui tingkat respon khalayak berdasarkan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin dan usia saja terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” pada tabulasi silang.
36
4.2.1
Karateristik Responden Karateristik respon meliputi jenis kelamin, dilakukan untuk mengetahui
responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Tabel 2 Yang pernah melihat iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Jenis Kelamin
Frekuensi
(%)
1
Pria
24
34,3 %
2
Wanita
46
65,7 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 1
Dari tabel 2 jika dilihat dari jenis kelamin, maka didapati responden yang berjenis kelamin Pria sebanyak 34,3 % sedangkan yang berjenis kelamin Perempuan ada 65,7 %.
4.2.2
Respon Kognitif Terhadap Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di
Stasiun Televisi Swasta Dalam penelitian ini, respon kognitif membahas tentang frekuensi menonton, terpaan waktu menonton iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” perhatian responden terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” dan nama stasiun televisi yang menayangkan iklan tersebut. Dari hasil penelitian jelas menunjukkan bahwa sejumlah 100% responden telah menyatakan pernah menyaksikan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”. Hal ini tentunya dapat menyebabkan responden dapat mengingat cukup baik iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di stasiun televisi swasta.
37
Tabel 3 Frekuensi Menyaksikan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Frekuensi Menyaksikan Iklan IM3 versi
Frekuensi
(%)
“Poin Plus Plus” 1
Sering
37
52,9 %
2
Jarang
33
47,1 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 2
Berdasarkan tabel 3 diatas, mengenai seberapa seringkah responden menyaksikan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di televisi, yang menyatakan sering adalah sebanyak 52,9 %, sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 47,1 %.
Tabel 4 Perhatian Responden Terhadap Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di Stasiun Televisi Swasta (n = 70) No
Perhatian Responden
Frekuensi
(%)
Terhadap Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Memperhatikan
20
28,6 %
2
Kurang memperhatikan
45
64,3 %
3
Tidak memperhatikan
5
7,1 %
Jumlah
70
100 %
Sumber : Kuisioner no. 3
Dalam penelitian ini berdasarkan tabel 4, dapat dilihat mengenai tingkat perhatian responden terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”, sebanyak 64,3% responden lebih banyak menjawab kurang memperhatikan terhadap iklan IM3
38
versi “Poin Plus Plus”, ini diakibatkan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang sudah tidak tayang lagi di stasiun televisi swasta, sehingga responden kurang memperhatikan pada iklan tersebut.
Tabel 5 Nama Stasiun Televisi Swasta Yang Sering Ditonton Responden Mengenai Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Nama Stasiun Televisi Swasta
Frekuensi
(%)
1
RCTI
27
38,6 %
2
SCTV
11
15,7 %
3
Lativi
-
-
4
Trans TV
12
17 %
5
TPI
2
2,9 %
6
Metro TV
-
-
7
Indosiar
9
12,9 %
8
ANTV
3
4,3 %
9
Global TV
-
-
10
> 1 jawaban
6
8,6 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 4
Berdasarkan tabel 5 diatas dari hasil yang didapat bahwa stasiun televisi swasta yang sering dilihat oleh responden adalah stasiun televisi swasta RCTI, ini terbukti dari hasil penelitian menunjukkan sebanyak 38,6 % responden menjawab stasiun televisi swsata RCTI, dan stasiun televisi swasta RCTI yang mempunyai rating tinggi dari acara – acara yang ditampilkan dan disukai sehingga khalayak sering melihat acara – acara di stasiun televisi swasta tersebut.
39
Tabel 6 Waktu Responden Melihat Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Waktu
Frekuensi
(%)
1
Pagi (09.00 – 11.00)
14
20 %
2
Siang (12.00 – 15.00)
20
28,6 %
3
Malam (18.00 – 21.00)
31
44,3 %
4
> 1 jawaban
5
7,1 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 5
Jawaban yang diberikan responden perihal penayangan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” sesuai dari hasil penelitian adalah berdasarkan tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa malam hari adalah waktu yang sering responden lihat iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” tersebut.
Tabel 7 Perhatian Responden Terhadap Unsur Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Unsur Iklan
Frekuensi
(%)
1
Model Iklan
31
44,3 %
2
Slogan
6
8,6 %
3
Logo
3
4,3 %
4
Isi cerita & pesan iklan
26
37,1 %
5
> 1 jawaban
4
5,7 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 6
40
Berdasarkan dari hasil penelitian, tabel 7 menunjukkan bahwa unsur model iklan adalah yang menjadi perhatian responden bila dibandingkan dengan unsur – unsur iklan yang lain, karena iklan yang ditayangkan di media televisi menampilkan visual iklan sehingga responden dapat melihat langsung pada model iklan tersebut.
Tabel 8 Pengetahuan Responden Terhadap Endoser (model iklan) IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Pengetahuan Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Endoser (model iklan) IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Tahu
37
52,9 %
2
Kurang tahu
20
28,6 %
3
Tidak tahu
13
18,5 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 7
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 52,9 % responden lebih banyak tahu mengenai unsur endoser (model iklan), karena iklan yang menampilkan seorang model tersebut cukup terkenal sehingga responden mengetahui terhadap unsur endoser pada iklan tersebut.
41
Tabel 9 Pengetahuan Responden Terhadap Peran Model Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Pengetahuan Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Peran Model Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Tahu
35
50 %
2
Kurang tahu
23
32,9 %
3
Tidak tahu
12
17,1 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 8
Sesuai hasil dari penelitian, tabel 9 menunjukkan bahwa sebanyak 50 % responden lebih banyak tahu mengenai peran model iklan, karena model yang dikenal sehingga khalayak mengetahui peran model pada iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”.
Tabel 10 Pengetahuan Responden Terhadap Slogan Iklan IM3 (n = 70) No
Pengetahuan Responden
Frekuensi
(%)
Terhadap Logo Iklan IM3 1
Tahu
43
61,4 %
2
Kurang tahu
21
30%
3
Tidak tahu
6
8,6 %
Jumlah
70
100 %
Sumber : Kuisioner no. 9
42
Tabel 10 menunjukkan bahwa sebanyak 61,4 % responden lebih banyak mengetahui unsur slogan pada iklan IM3, yang artinya unsur slogan sudah tertanam di benak khalayak.
Tabel 11 Pengetahuan Responden Terhadap Logo Iklan IM3 (n = 70) No
Pengetahuan Responden
Frekuensi
(%)
Terhadap Logo Iklan IM3 1
Tahu
42
60 %
2
Kurang tahu
23
32,9 %
3
Tidak tahu
5
7,1 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 10
Berdasarkan tabel 11, menunjukkan bahwa sebanyak 60 % responden lebih banyak mengetahui logo ini, karena produk ini sering digunakan oleh khalayak sehingga logo yang ada pada kemasan dapat tertanam di benak khalayak.
Tabel 12 Pengetahuan Logo Yang Pernah Responden Lihat Terhadap Logo Iklan IM3 (n = 70) No
Logo Iklan IM3
Frekuensi
(%)
15
21 %
7
10 %
1
2
43
3
Jumlah
48
69 %
70
100 %
Sumber : Kuisioner no. 11
Pada tabel 12, menunjukkan bahwa dari 70 responden yang memilih dan memperhatikan logo iklan IM3, hasil penelitian yang diperoleh adalah sebanyak 69 % responden lebih banyak menjawab benar.
Tabel 13 Pengetahuan Responden Terhadap Isi Pesan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Pengetahuan Responden Terhadap Isi Pesan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”
Frekuensi
(%)
1
Tahu
21
30 %
2
Kurang tahu
37
52,9 %
3
Tidak tahu
12
17,1 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 12
Sesuai tabel 13, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 52,9 % responden lebih banyak kurang mengetahui isi pesan iklan dikarenakan iklan tersebut sudah tidak tayang lagi.
44
Tabel 14 Pengetahuan Responden Terhadap Manfaat IM3 (n = 70) No
Pengetahuan Responden
Frekuensi
(%)
Terhadap Manfaat IM3 1
Tahu
51
72,9 %
2
Kurang tahu
17
24,3 %
3
Tidak tahu
2
2,8 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 13
Berdasarkan tabel 14, menunjukkan bahwa sebanyak 72,9 % responden lebih banyak mengetahui manfaat produk IM3, karena melalui tampilan iklan terhadap manfaat pada produk sangat jelas dan khalayak sering menggunakan produk tersebut. Tabel 15 Pengetahuan Responden Terhadap Nama Produsen IM3 (n = 70) No
Pengetahuan Responden
Frekuensi
(%)
Terhadap Nama Produsen IM3 1
Tahu
52
74,3 %
2
Kurang tahu
11
15,7 %
3
Tidak tahu
7
10 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 14
Pada tabel 15 menunjukkan bahwa sebanyak 74,3 % responden lebih banyak mengetahui nama produsen produk, karena pada tampilan iklan juga
45
diperlihatkan nama produsen terhadap produk serta juga ditemukan pada kemasan produk nama produsen tersebut. Tingkat perhatian responden terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” secara keseluruhan dapat diukur dari hasil survey terhadap respon kognitif khalayak pada iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang terdiri dari 8 pertanyaan, data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah pertanyaan nomor 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14 untuk kemudian diolah ke dalam suatu daftar distribusi frekuensi. Dan selanjutnya hasil perolehan data tersebut dikelompokkan menjadi 3 tingkatan kategori yaitu respon kognitif tinggi terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”, respon kognitif sedang terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” dan respon kognitif rendah terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”.
Tabel 16 Respon Kognitif Terhadap Unsur – Unsur Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta (n = 70) No
Tingkat Respon Kognitif
Frekuensi
(%)
1
Tinggi
52
74,3 %
2
Sedang
18
25,7 %
3
Rendah
-
-
70
100 %
Jumlah Sumber : Data Primer
46
Berdasarkan tabel 16 diatas, respon terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” pada tahap kognitif adalah tinggi, karena iklan yang ditampilkan cukup menarik perhatian responden. Dan untuk menjelaskan perbedaan respon pada tahap kognitif berdasarkan karakteristik responden, maka akan dibuat sebuah tabulasi silang.
Tabel 17 Respon Kognitif Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Unsur – Unsur Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta. (n = 70) No
1
2
3
Tingkat Respon Kognitif
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Jenis Kelamin Pria
Wanita
79,2 %
71,7 %
19
33
20,8 %
28,3 %
5
13
__
__
100 %
100 %
24
46
Sumber : Data Primer
Tabel 17 diatas merupakan tabulasi silang yang menjelaskan perbedaan tingkat respon kognitif berdasarkan jenis kelamin, dan dari hasil penelitian pada
47
tingkat respon kognitif terhadap unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di stasiun televisi swasta adalah tingkat respon kognitif pada responden pria yang termasuk dalam kategori tinggi ada sebanyak 79,2 %. Sedangkan tingkat respon kognitif pada responden wanita yang termasuk dalam kategori tinggi ada sebanyak 71,7 %.
4.2.3
Respon Afektif Terhadap Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di Stasiun Televisi Swasta Sedangkan pada tahap afektif responden diminta untuk memberikan
tanggapan (penilaian) terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” secara keseluruhan. Peneliti juga ingin mengetahui penilaian responden terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yaitu penilaian responden terhadap visualisasi iklan, model, peran model, logo, slogan, dan isi pesan iklan. Untuk keterangan diberi penjelasan apabila responden memilih jawaban tidak menarik diberi nilai 1, kurang menarik diberi nilai 2, dan menarik diberi nilai 3.
Tabel 18 Penilaian Responden Terhadap Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Penilaian Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Menarik
42
60 %
2
Kurang menarik
23
32,9 %
3
Tidak menarik
5
7,1 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 15
48
Berdasarkan tabel 18, hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyatakan menarik lebih banyak yaitu sebesar 60 % responden terhadap iklan, dikarenakan semua responden menyatakan pernah melihat iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”.
Tabel 19 Penilaian Responden Terhadap Model Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Penilaian Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Model Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Menarik
44
62,9 %
2
Kurang menarik
20
28,6 %
3
Tidak menarik
6
8,5 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 16
Dari hasil penelitian, tabel 19 menunjukkan bahwa yang menyatakan menarik lebih banyak yaitu sebanyak 62,9 % responden terhadap unsure model iklan, karena pada penampilan iklan di media televisi tampilan visual gambar dapat dilihat langsung oleh khalayak sehingga khalayak dapat menilai terhadap unsur iklan tersebut.
49
Tabel 20 Penilaian Responden Terhadap Peran Model Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Penilaian Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Peran Model Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Menarik
38
54,3 %
2
Kurang menarik
26
37,1 %
3
Tidak menarik
6
8,6 %
Jumlah
70
100 %
Sumber : Kuisioner no. 17
Dari hasil penelitian, tabel 20 menunjukkan bahwa yang menyatakan menarik sebanyak 54,3 % responden terhadap unsur peran model iklan karena iklan menampilkan visual gambar, sehingga peranan model dalam iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” sesuai dengan iklannya.
Tabel 21 Penilaian Responden Terhadap Logo Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Penilaian Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Logo Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Menarik
43
61,4 %
2
Kurang menarik
21
30 %
3
Tidak menarik
6
8,6 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 18
50
Berdasarkan tabel 21, hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,4 % responden lebih banyak menyatakan menarik terhadap unsur logo iklan, karena pada tampilan iklannya unsur ini bila diperhatikan terlihat jelas, dan pada elemen produk yaitu kemasan, logonya juga tertera. Juga karena khalayak dapat mengingat dengan baik, maka khalayak menilai menarik terhadap unsur logo iklan IM3.
Tabel 22 Penilaian Responden Terhadap Slogan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Penilaian Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Slogan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Menarik
41
58,6 %
2
Kurang menarik
22
31,4 %
3
Tidak menarik
7
10 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 19
Berdasarkan tabel 22, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58,6 % responden lebih banyak menyatakan menarik dikarenakan unsur slogan yang sudah tertanam di benak khalayak.
51
Tabel 23 Penilaian Responden Terhadap Alur Cerita Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Penilaian Responden Terhadap
Frekuensi
(%)
Alur Cerita Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Menarik
40
57,1 %
2
Kurang menarik
19
27,2 %
3
Tidak menarik
11
15,7 %
70
100 %
Jumlah Sumber : Kuisioner no. 20
Berdasarkan tabel 23, hasil penelitian pada unsur iklan yaitu alur cerita diperoleh sebanyak 57,1 % responden lebih banyak menyatakan menarik, meskipun iklan ini sudah tidak tayang di media televisi lagi, namun sebelumnya peneliti telah memberikan gambaran mengenai iklan tersebut. Peneliti juga menampilkan kembali tentang visual iklan dengan film iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” kepada responden yang pernah melihat dan menonton iklan IM3 versi tersebut. Sehingga dalam penelitian yang dihasilkan responden lebih banyak menyatakan menarik terhadap unsur alur cerita iklan IM3 yang ditayangkan di media.
52
Tabel 24 Penilaian Responden Terhadap Isi Pesan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” (n = 70) No
Penilaian Responden Terhadap Isi
Frekuensi
(%)
Pesan Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” 1
Menarik
44
62,9 %
2
Kurang menarik
22
31,4 %
3
Tidak menarik
4
5,7 %
Jumlah
70
100 %
Sumber : Kuisioner no. 21
Dari hasil penelitian, tabel 24 menunjukkan bahwa pada unsur iklan yaitu isi pesan diperoleh sebanyak 62,9 % responden lebih banyak menyatakan menarik, meskipun iklan ini sudah tidak tayang di media televisi lagi, namun sebelumnya peneliti telah memberikan gambaran mengenai iklan tersebut. Peneliti juga menampilkan kembali tentang visual iklan dengan film iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” kepada responden yang pernah melihat dan menonton iklan IM3 versi tersebut. Sehingga dalam penelitian yang dihasilkan responden lebih banyak menyatakan menarik terhadap unsur isi pesan iklan IM3 yang ditayangkan di media. Dan untuk mengukur tingkat perhatian responden terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” secara keseluruhan, maka berdasarkan hasil survey terhadap respon (afektif) khalayak kepada iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” terdiri dari 8 pertanyaan, data yang diperoleh dari hasil penelitian ada pada pertanyaan nomor 3, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan 21 untuk diolah kedalam suatu daftar distribusi frekuensi.
Selanjutnya hasil perolehan data tersebut
53
dikelompokkan menjadi 3 tingkatan kategori yaitu tingkat respon afektif tinggi, tingkat respon afektif sedang dan tingkat respon afektif rendah terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”.
Tabel 25 Respon Afektif Terhadap Iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta (n = 70) No
Tingkat Respon Afektif
Frekuensi
(%)
1
Tinggi
54
77,1 %
2
Sedang
16
22,9 %
3
Rendah
-
-
70
100 %
Jumlah Sumber : Data Primer
Menurut tabel 25, respon terhadap unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” pada tahap afektif adalah tinggi, dikarenakan semua responden yang diteliti telah melihat iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”. Dan juga iklan ini dapat dikatakan berhasil pada tahap afektif. Untuk dapat menjelaskan perbedaan respon pada tahap afektif berdasarkan karakteristik responden, maka itu dibuat sebuah tabulasi silang.
54
Tabel 26 Respon Afektif Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Unsur – Unsur Iklan IM3 Versi “Poin Plus Plus” Di Stasiun Televisi Swasta (n = 70) No
1
2
3
Tingkat Respon Afektif
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Jenis Kelamin Pria
Wanita
75 %
78,3 %
18
36
25 %
21,7 %
6
10
__
__
100 %
100 %
24
46
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 26 diatas, tabulasi silang menjelaskan perbedaan tingkat respon afektif berdasarkan jenis kelamin, sehingga dari hasil penelitian pada tingkat respon afektif terhadap unsur iklan IM3 versi :Poin Plus Plus di stasiun televisi swasta pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dengan tingkat respon afektif tinggi. Dimana dari hasil penelitian yang diperoleh responden pria berada pada tingkat respon afektif tinggi yaitu sebanyak 75 %, serta pada responden wanita yang juga pada tingkat respon afektif tinggi yaitu sebanyak 78,3 %.
55
4.3
PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 22 November 2007
sampai dengan 26 November 2007 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, peneliti memberikan kuisioner kepada 70 orang yang pernah melihat, menyaksikan dan menonton iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di stasiun televisi swasta untuk diisi. Objek penelitan yang dibahas adalah tentang respon khalayak terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di stasiun televisi swasta. Proses iklan yang menerpa khalayak diharapkan dapat memberikan efek berupa reaksi atau respon khalayak atas isi pesan – pesan yang diterimanya. Hal ini dapat dirumuskan dalam suatu komunikasi massa oleh Harold D. Laswell. Elemen – elemen yang terdapat dalam teori ini saling berhubungan dengan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”. Elemen – elemen tersebut dapat digambarkan dalam formula sebagai berikut: Who
: komunikator, yaitu biro iklan perusahaan
Say What
: isi pesan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus”
In Which Channel
: media / saluran komunikasinya adalah media audio visual televisi
To Whom
: khalayak, sasaran penelitiannya adalah kaum muda (remaja) di wilayah RT 008/05 kelurahan Pondok Kopi
With What Effect
: Iklan
yang
diterima
khalayak
memberikan efek kepada pembaca.
diharapkan
dapat
56
Formula ini memberi gambaran bahwa komunikator secara sengaja melakukan upaya mempengaruhi komunikan dan bentuk komunikasi cenderung ke arah suatu proses komunikasi persuasif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon khalayak terhadap tahapan kognitif yaitu meliputi tingkat kesadaran, pengetahuan terhadap unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang ditayangkan di stasiun televisi swasta. Sedangkan tahapan afektif yaitu berupa penilaian untuk mengetahui respon khalayak terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di stasiun televisi swasta serta juga untuk mengetahui respon khalayak berdasarkan jenis kelamin. Namun pendekatan ini bergantung dari interprestasi setiap individu yang menyaksikan iklan tersebut. Pada tahapan kognitif, tingkat kesadaran (awareness) disebabkan oleh adanya perhatian individu terhadap suatu objek, yaitu tahap kesadaran responden yang sudah ada karena semua responden pernah melihat atau menyaksikan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang ditayangkan di stasiun televisi swasta. Perhatian responden disebabkan pada tingkat pemikiran (knowledge) responden terhadap suatu iklan yang menawarkan suatu produk. Lebih lanjut penulis mencoba mengamati mulai dari tingkat kesadaran yang meliputi perhatian responden terhadap iklan IM3 dan unsur – unsur iklan, dan pada tingkat pemikiran yang meliputi manfaat produk. Pada tingkat kesadaran meliputi perhatian responden terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” sebanyak 64,3 % responden kurang memperhatikan. Sedangkan pada tingkat kesadaran responden, unsur iklan IM3 yang paling menonjol adalah unsur model iklannya (endoser) sebanyak 44,3 % bila
57
dibandingkan dengan unsur iklan yang lain, ini dikarenakan media yang menampilkan visual gambar, sehingga dalam tampilan iklan, model dapat dilihat langsung oleh responden yaitu model Ivan Gunawan yang dikenal sebagai seorang perancang busana sukses dimana ia juga berkecimpung di dalam dunia presenter, sehingga unsur iklan pada model lah yang menjadi perhatian responden. Pengetahuan responden terhadap unsur model iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” sebagian besar mengetahui sebanyak 52,9 % responden, karena sosok endoser yang memerankan iklan tersebut cukup dikenal sehingga responden mengetahui nama model yang memerankan iklan tersebut. Seperti yang kita ketahui slogan digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra produk dan perusahaan. Dan tingkat pengetahuan responden terhadap slogan iklan sebanyak 61,4 % respondan, slogan iklan IM3 dikenal dengan bunyi “No Limits”. Slogan ini tertanam begitu kuat dibenak responden sehingga telah menjadi pengingat bagi produk – produk IM3. Tingkat pengetahuan responden terhadap pengetahuan Logo yang merupakan suatu unsur / identifikasi suatu produk adalah sebanyak 60 % responden, dimana logo yang sering responden lihat sebanyak 69 % menjawab benar. Ini disebabkan karena produk tersebut sering digunakan, dan logo yang tertera pada kemasan itu sering dilihat oleh responden, sehingga iklan telah tertanam di benak khalayak. Isi pesan dalam suatu iklan sangatlah penting. Namun pengetahuan responden terhadap isi pesan iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” masih kurang dipahami oleh responden, hal ini dikarenakan iklan tersebut sudah tidak tayang lagi. Maka dari itu hasil penelitiannya terdapat 52,9 % responden kurang mengetahui terhadap isi pesan iklan tersebut.
58
Sedangkan pada tingkat pengetahuan (knowledge) responden diharapkan sudah mengetahui manfaat produk IM3 yang ditampilkan di stasiun televisi swasta sebagai hasil pengamatan peneliti pada responden pada tingkat pengetahuan meliputi pengetahuan responden terhadap manfaat produk sebanyak 72,9 % responden yang mengetahui manfaat produk tersebut. Pada pengetahuan responden terhadap nama produsen didapat 74,3 % responden yang mengetahuinya, hal ini karena iklan yang ditampilkan memperlihatkan nama produsen serta juga tertera pada kemasan produk tersebut. Menurut data yang diperoleh dari hasil penelitian pada tahapan kognitif menunjukkan bahwa respon khalayak terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” termasuk dalam kategori tinggi, dalam hal ini jenis kelamin dibuatnya tabulasi silang agar dapat mengukur tingkat respon terhadap unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang ditayangkan di media televisi swasta. Setelah tabulasi silang pada tingkat respon kognitif terhadap unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang ditayangkan di stasiun televisi swasta berdasarkan jenis kelamin, maka didapat bahwa responden wanita termasuk ke dalam kategori tinggi. Sedangkan berdasarkan usia menunjukkan bahwa 68 % ke atas dengan respon kognitif tinggi. Unsur iklan yang meliputi tingkat kesadaran dan tingkat pengetahuan dapat meresap pada benak khalayak. Sedangkan tahapan afektif yaitu meliputi tingkat kesukaan (liking) dan pilihan (preference). Tahapan afektif yaitu berupa penilaian khalayak terhadap unsur – unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” di stasiun televisi swasta. Hasil penelitian tahap afektif menyatakan bahwa responden memberikan penilaian menurut beberapa kategori yang sudah ditentukan yaitu : menarik, kurang menarik dan tidak menarik terhadap unsur – unsur pada iklan IM3 tersebut.
59
Ternyata responden secara keseluruhan memberikan penilaian menarik pada unsur iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” sesuai dari hasil penelitian pada tahap afektif yaitu sebanyak 60 %, hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor yang dapat mempengaruhi responden seperti visualisasi iklan, model iklan, logo iklan, slogan iklan, dan isi pesan. Responden yang memberikan penilaian terhadap visual iklan sebagian besar memberikan penilaian menarik sebanyak 60 %, hal ini dimungkinkan karena iklan pada media televisi yang menampilkan visual gambar dapat dilihat langsung oleh responden. Responden yang memberikan penilaian terhadap model iklan sebagian besar memberikan penilaian menarik terhadap model iklan tersebut, yaitu sebanyak 62,9 % responden, hal ini dimungkinkan karena visual yang menampilkan unsur model iklan dinilai cocok dan sesuai dengan penampilan yang diperankan pada iklan IM3. Penilaian terhadap logo sebanyak 61,4 % responden sebagian besar menilai menarik hal ini membuktikan produk IM3 mempunyai logo yang dapat memberikan penilaian yang dapat diingat oleh responden, sehingga logo IM3 dapat diingat dan tertanam dalam benak khalayak. Sebagian besar responden dapat menginterprestasikan dengan baik perihal ketertarikan responden terhadap slogan pada iklan IM3 yaitu sebanyak 58,6 %. Slogan dapat diingaat oleh responden dan hal tersebut dapat memperkuat citra produk.
60
Dari hasil penelitian pada tahap penilaian mengenai unsur iklan IM3, diperoleh hasil pada tahap afektif yang menilai secara keseluruhan menyatakan bahwa responden pada tingkat kesukaan (liking) dan tingkat pilihan (preference), unsur – unsur yang terdapat dalam iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” yang ditayangkan di stasiun televisi swasta, dapat dikategorikan tinggi karena sebagian besar dari jumlah responden 77,1 % dapat menjawab pertanyaan mengenai tahap afektif, secara benar dan sesuai dengan keadaan iklan yang diteliti. Ini membuktikan bahwa iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” dapat diterima dengan baik oleh responden. Dan setelah dilakukan tabulasi silang untuk melihat perbedaan responden afektif terhadap iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” berdasarkan jenis kelamin, ternyata didapat hasil yang membuktikan bahwa 75 % keatas dengan respon afektif tinggi dan juga berdasarkan usia (17 – 28 tahun) membuktikan bahwa responden termasuk ke dalam kategori tingkat afektif tinggi.
BAB V PENUTUP
5.1
KESIMPULAN Tujuan dari hasil penelitian yang diperoleh adalah untuk mengetahui
respon khalayak terhadap iklan IM3 di stasiun televisi swasta. Dan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Respon kognitif berdasarkan karakteristik responden jenis kelamin termasuk ke dalam kategori tingkat respon kognitif tinggi. Hal ini bisa terlihat dari hasil penelitian pada tingkat respon kognitif menunjukkan sebanyak 74,3 % responden memberikan perhatian yang mendekati terhadap unsur – unsur iklan (visualisasi, endoser, logo, slogan, alur cerita dan isi pesan) IM3 versi “Poin Plus Plus”. 2. Respon afektif berdasarkan karakteristik responden jenis kelamin termasuk ke dalam kategori tingkat respon afektif tinggi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan tingkat respon afektif sebanyak 77,1 % responden telah memberikan penilaian terhadap unsur – unsur iklan (visualisasi, endoser, peran si model, logo, slogan, alur cerita dan isi pesan) IM3 versi “Poin Plus Plus”. 3. Dari keseluruhan penelitian, maka disimpulkan bahwa unsur – unsur dalam iklan IM3 versi “Poin Plus Plus” meliputi : visualisasi iklan, endoser iklan, logo iklan, slogan iklan, alur cerita dan isi pesan iklan. Iklan dapat mempengaruhi khalayak karena pada penampilan iklan, ditayangkan di media televisi sehingga timbul suatu efek pada khalayak dan
61
62
memberikan respon pada iklan tersebut. Namun dalam iklan IM3 tidak hanya efek yang memberikan respon terhadap unsur iklan, melainkan elemen – elemen lain yang juga mendukung iklan tersebut, seperti media iklan, peran endoser, manfaat produk dan nama produsen yang memproduksi produk yang ditawarkan kepada khalayak.
5.2
SARAN Saran – saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian ini adalah : 1. Visualisasi iklan yang ditampilkan pada iklan IM3 versi Poin Plus Plus termasuk cepat. Sebaiknya iklan ini ditampilkan dengan jangka waktu yang agak panjang sehingga iklan IM3 dapat dengan mudah diperhatikan oleh responden dan khalayak dapat meresponnya. 2. Unsur – unsur (endoser, logo, slogan, alur cerita dan isi pesan) iklan perlu diperhatikan lagi karena unsur iklan termasuk elemen yang sangat kuat mendukung keberhasilan iklan, hal ini untuk memperkuat citra pada produk tersebut dan dapat menciptakan pesan iklan yang dapat mempengaruhi khalayak sampai pada tahap tingkah laku atau pembelian, sampai kepada ingatan yang telah tertanam pada benak khalayak. 3. Tetap menjaga dan mempertahankan konsistensi slogan IM3 dalam setiap tampilan iklannya yang menjadi ciri khas IM3 selama ini.
63
4. Saran akademik bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan agar meneliti segi kreatif sebuah iklan atau proses kreatif sebuah iklan televisi yang banyak ditayangkan, karena persaingan segi kreatif dalam sebuah tayangan iklan televisi dewasa ini telah mengalami perubahan yang sangat dramatis ini disebabkan tuntutan pemikiran maju masyarakat yang jenuh akan keterbatasan dari sebuah peradaban. Sebuah saran agar dapat mengembangkan dan menambah koleksi Ilmu Pengetahuan dalam kampus Universitas Mercu Buana khususnya dan Ilmu Pengetahuan Periklanan umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A dan John G. Myers, Advertising Management. New Jersey : Prentice Hall Inc. 1987. Belch, George. E & Belch, Michael A, Introduction To Advertising and Promotion An Integrated Marketing Communication Perspective. Third Edition, Printed In The United States Of America 1995. Bungin, Burham, Imaji Media Massa Konstruksi dan makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam masyarakat Kapitalistik. Yogyakarta : Jendela, Yogyakarta, 2001. Cooley, Russel. H, Defining Goals for Measured Advertising Results. New York, 1961 dalam Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti), 1995 Engel, James. F, Martin R. Warshow dan Thomas C. Kinner, Promotional Strategy, Richard D. Irwin Inc, Boston, 1991. Jefkins, Frans, Periklanan. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995. Kasali, Renald, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : PT Pustaka Grafiti 1993. Kuntur, Ronny. Metode Penelitian, PPM, Jakarta, 2004. Mulyana, Deddy, “Merindukan Televisi Pengajaran”, dalam Mulyana dan Ibrahim (Ed. ) Bercinta dengan Televisi. Remaja Rosda Karya, Bandung 1997. Quail, Dennis Mc and Sven.Wndahl, Communication Model; For the Study of Mass Communication. New York : Longman Hoese, 1991
Rachmadi, F, Public Relation dalam Teori dan Praktek, Jakarta; PT Gramedia Pustaka Umum, 1993. Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1998. Saputro, Hendry, Gunadi Suharso, Baty Subakti, Tata Krama dan Tata Cara Periklanan
Indonesia
yang
disempurnakan.
Komunikasi
Periklanan
Indonesia, 1996. Strach, Daniel, Measuring Advertising Resdeship and Result. New York : Mc Graw – Hill Book Company, 1996. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV, Alfa Beta, 2001. Susanto, Astrid. S, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I. Jakarta : Binacipta, 1977. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, Direktorat Bina Press dan Grafika Departemen Penerangan RI, Jakarta. Wiraksono, Nuradi., Harimukti K, Felicia U dan Nani R, Kamus Istilah Periklanan Indonesia, Matari Advertising, PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta 1995.
Artikel : Lis Hendriani. 2006. Tabloid MIX 07/III/20 Juli – 20 Agustus 2006, Jakarta. Pandangan PPPI Tentang U.U Perlindungan Konsumen. Majalah Cakram, November, Pustaka Utama Grafiti, 1993.
LAMPIRAN
Jakarta, 22 November 2007
Kepada Yth. Warga RT 008/05 Di tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian untuk keperluan skripsi yang saya lakukan di lingkungan RT 008/05 dengan judul “Respon Khalayak Terhadap Iklan IM3 Versi Poin Plus Plus” di Stasiun Televisi Swasta, maka itu saya : Nama
: Yovanny Remina
NIM
:
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Study
:
Marketing Komunikasi dan Periklanan
Universitas
:
Mecu Buana, Jakarta
43004311 – 076
Memohon dengan kerendahan hati, kiranya teman – teman sekalian dapat mengisi kuisioner – kuisioner ini. Adapun hal ini akan sangat membantu saya dalam menyelesaikan penelitian yang saya lakukan.
Atas kerja sama dan perhatiannya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya,
Yovanny Remina
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
PENELITIAN TENTANG : Penelitian Khalayak terhadap Iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” di Stasiun Televisi Swasta
DAFTAR PERTANYAAN A. Petunjuk Pengisian 1. Lingkari jawaban yang tepat menurut anda 2. Isilah jawaban dengan singkat
B. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita _________________________________________________________________ C. Perhatian dan Pemahaman (Kognitif) terhadap Iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS”
2. Seberapa seringkah anda menyaksikan iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” di televisi? a. Sering b. Jarang
3. Apakah anda memperhatikan iklan IM3 versi “PON PLUS PLUS” di televisi? a. Memperhatikan b. Kurang memperhatikan c. Tidak memperhatikan 4. Di stasiun televisi swasta manakah yang paling sering anda lihat iklan IM3 tersebut? a. RCTI
e. TRANS TV
b. SCTV
f. ANTEVE
c. Indosiar
g. LATIVI
d. TPI
h. TV7
5. Pada waktu kapan anda paling sering melihat iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” tersebut di televisi? a. Pagi b. Siang c. Malam 6. Unsur apa yang paling anda ingat setelah memperhatikan iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS”? (hanya satu jawaban) a. Model iklan b. Slogan c. Logo d. Isi cerita dan pesan iklan 7. Apakah anda mengetahui endoser (model iklan) IM3 versi “POIN PLUS PLUS” ? a. Tahu, sebutkan b. Kurang tahu c. Tidak tahu
8. Apakah anda mengetahui peran model iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS”? a. Tahu, sebutkan b. Kurang tahu c. Tidak tahu
9. Apakah anda mengetahui dan mengingat bunyi slogan dari iklan IM3 tersebut? a. Tahu b. Kurang tahu c. Tidak tahu 10. Apakah anda mengetahui logo iklan IM3? a. Tahu b. Kurang tahu c. Tidak tahu 11. Jika “Tahu” pilihlah logo iklan IM3 yang pernah anda lihat :
a.
b.
12. Apakah anda mengetahui isi pesan iklan IM3 tersebut? a. Tahu, sebutkan b. Kurang tahu c. Tidak tahu 13. Apakah anda mengetahui manfaat produk IM3? a. Tahu, sebutkan b. Kurang tahu c. Tidak tahu 14. Apakah anda mengetahui produsen IM3? a. Tahu, sebutkan b. Kurang tahu c. Tidak tahu
c.
D. Penilaian (Afektif / Sikap) Responden terhadap Iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” Berdasarkan iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” yang pernah anda lihat, berikan tanda silang (X) pada jawaban anda pada kotak yang telah tersedia. Menarik
(M)
Kurang Menarik
(KM) = ( )
Tidak Menarik
(TM) = ( )
NO
15
= ( )
Uraian Pertanyaan
Bagaimana menurut anda iklan IM3 secara keseluruhan versi “POIN PLUS PLUS” yang ditayangkan di televisi?
16
Bagaimana penilaian anda terhadap model iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” di televisi?
17
Bagaimana penilaian anda terhadap peran si model iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” di televisi?
18
Bagaimana penilaian anda terhadap logo iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS”?
19
Bagaimana penilaian anda terhadap slogan iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS” di televisi?
20
Bagaimana penilaian anda terhadap alur cerita iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS”?
21
Bagaiaman penilaian anda terhadap isi pesan dari iklan IM3 versi “POIN PLUS PLUS”?
M
KM
TM
( )
( )
( )