PERSEPSI ANGGOTA ORGANISASI NON PEMERINTAH YANG BERGERAK DI BIDANG KEMANUSIAAN TERHADAP SITUS WEB OFFICE FOR THE COORDINATION OF HUMANITARIAN AFFAIRS (OCHA) http://ochaonline.un.org/indonesia SEBAGAI BADAN KOORDINASI URUSAN KEMANUSIAAN DI JAKARTA
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Nama
:
Maria Elizabeth Josephine
NIM
:
4420411 – 103
Bidang Studi :
Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Skripsi
: PERSEPSI ANGGOTA ORGANISASI NON PEMERINTAH YANG
BERGERAK
DI
BIDANG
KEMANUSIAAN
TERHADAP SITUS WEB www.ochaonline.un.org/indonesia OFFICE FOR THE COORDINATION OF HUMANITARIAN AFFAIRS
(OCHA)
SEBAGAI
BADAN
URUSAN KEMANUSIAAN DI JAKARTA
Nama
: Maria Elizabeth Josephine
NIM
: 4420411 - 103
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Menyetujui,
Pembimbing
(Heri Budianto M. Si.)
KOORDINASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Maria Elizabeth Josephine
NIM
: 4420411 - 103
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: PERSEPSI ANGGOTA ORGANISASI NON PEMERINTAH YANG BERGERAK DI BIDANG KEMANUSIAAN TERHADAP SITUS WEB http://ochaonline.un.org/indonesia OFFICE FOR THE COORDINATION OF HUMANITARIAN AFFAIRS (OCHA) SEBAGAI BADAN KOORDINASI URUSAN KEMANUSIAAN DI JAKARTA
Jakarta, 26 Juli 2008
Ketua Sidang Marhaeni F. Kurniawati M. Si.
(……………………..)
Penguji Ahli Farid Hamid M. Si.
(……………………..)
Pembimbing Heri Budianto M. Si.
(……………………..)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
ABSTRAKSI
Maria Elizabeth Josephine Persepsi Anggota Organisasi Non Pemerintah Yang Bergerak Di Bidang Kemanusiaan Terhadap www.ochaonline.un.org/indonesia Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) di Jakarta x + 79 Halaman; 8 lampiran Bibliografi; 25 acuan (1970-2007) Sebuah situs web dalam suatu organisasi biasanya berisikan berbagai keterangan dan informasi mengenai organisasi tersebut. Selain itu, waktu, situs web juga berfungsi sebagai media antara organisasi dengan khalayaknya untuk dapat berinteraksi secara langsung. Situs web OCHA www.ochaonline.un.org/indonesia merupakan salah satu medium komunikasi yang keberadaannya bertujuan untuk memastikan konsistensi web OCHA di kantor wilayah regional dalam penyebaran informasi untuk mendukung kegiatan kemanusiaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi anggota organisasi non pemerintah (ornop) terhadap situs web OCHA yaitu www.ochaonline.un.org/indonesia di Jakarta, pada dimensi pengetahuan, perhatian dan pemahaman, dikaitkan dengan kredibilitas pembuat situs web dan isi situs web. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai komunikasi, persepsi, public relations, persepsi, media baru, cyber public relations dan situs web. Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian survei. Hasil penelitian adalah dapat diketahui bahwa para responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi sebanyak 60%, dan perhatian yang tinggi sebanyak 55% serta pemahaman yang tingi sebanyak 50% terhadap situs web ini. Sehingga persepsi mereka terhadap situs web www.ochaonline.un.org/indonesia sebesar 63.75% adalah positif. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah persepsi para anggota ornop yang bergerak di bidang kemanusiaan di Jakarta terhadap situs web OCHA adalah positif karena situs web ini telah memberikan nilai tambah berupa informasi yang berguna bagi khalayaknya.
i
DAFTAR ISI
COVER LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
ABSTRAKSI
i
KATA PENGANTAR
ii - iv
DAFTAR ISI
v - vii
DAFTAR TABEL
viii - ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1-6
1.2. Perumusan Masalah
7
1.3. Tujuan Penelitian
7
1.4. Signifikansi Penelitian
7-8
KERANGKA PEMIKIRAN
9
2.1. Komunikasi
9 - 11
2.2. Public Relations
10 - 13
2.3. Persepsi
13 - 17
2.4. Media Baru
17 - 19
2.5. Cyber Public Relations
19 – 21
2.6. Situs web
21 - 25
METODOLOGI
25
3.1. Sifat Penelitian
26 - 27
3.2. Metode Penelitian
27
3.3. Populasi dan Sampel
27
BAB II
BAB III
v
3.3.1. Populasi
27 - 28
3.3.2. Sampel 3.4.
29 - 30
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1. Definisi Konsep
30
a. Persepsi
30
b. Situs web
30 - 31
3.4.2. Operasionalisasi Konsep
3.5.
3.6.
BAB IV
30
31
A. Pengetahuan
31
B. Perhatian
32
C. Pemahaman
32 - 33
Teknik Pengumpulan Data
34
3.5.1. Data Primer
34
3.5.2. Data Sekunder
35
Pengolahan dan Analisa Data
35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37
4.1.
Profil dan Gambaran Umum
37
4.1.1. United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
37 - 40
4.1.2. Pembahasan Office for the Coordination for Humanitarian Affairs (OCHA)
40
A. OCHA
40 - 44
B. Situs web www.ochaonline.un.org/indonesia
44 - 46
4.2.
Hasil Penelitian
46
I.
Identitas Responden
46
1. Jenis Kelamin
46
2. Usia
47
3. Pendidikan Terakhir
47 - 48
4. Status Pekerjaan
48
5. Wilayah Domisili
48 – 49
Terpaan Media
49
II.
vi
III.
5.1.
BAB V
6. Tempat mengakses situs web
49
7. Berapa lama mengakses situs web
50
8. Tingkat teknologi yang dikuasai
51
Persepsi Anggota Ornop
51
A. Pengetahuan
51 - 59
B. Perhatian
59 - 66
C. Pemahaman
66 - 73
Pembahasan
75 - 77
PENUTUP
77
5.1.
Kesimpulan
77 - 79
5.2.
Saran
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Tabel 2. 2. Tabel 2. 3. Tabel 2. 4. Tabel 3. 1. Tabel 3. 2. Tabel 4. 1. Tabel 4. 2. Tabel 4. 3. Tabel 4. 4. Tabel 4. 5. Tabel 4. 6. Tabel 4. 7. Tabel 4. 8. Tabel 4. 9. Tabel 4. 10. Tabel 4. 11. Tabel 4. 12. Tabel 4. 13. Tabel 4. 14. Tabel 4. 15. Tabel 4. 16. Tabel 4. 17. Tabel 4. 18. Tabel 4. 19. Tabel 4. 20. Tabel 4. 21. Tabel 4. 22. Tabel 4. 23. Tabel 4. 24. Tabel 4. 25. Tabel 4. 26. Tabel 4. 27. Tabel 4. 28. Tabel 4. 29 Tabel 4. 30. Tabel 4. 31. Tabel 4. 32. Tabel 4. 33.
Terjadinya Persepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Perbandingan antara Media Lama dan Media Baru Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumulatif) *perkiraan s/d akhir 2005 Populasi Operasionalisasi Konsep Kantor-kantor OCHA yang tersebar di seluruh dunia Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Wilayah Domisili Tempat Mengakses Situs Web Berapa Lama Telah Mengakses Situs Web Tingkat Teknologi Yang Dikuasai Tahu Mengenai Isi Situs Web Tahu Mengenai Siapa Pembuat Situs Web Tahu Mengenai Jangkauan Situs Web Tahu Mengenai Manfaat Situs Web Tahu Mengenai Cara Menyampaikan Saran dan Kritik Tahu Mengenai Tingkat Akurasi Informasi Tahu Mengenai Cara Mencetak Artikel Dalam Situs Web Tahu Mengenai Fitur Pendukung Dalam Situs Web Tahu Mengenai Kecepatan Akses Situs Web Tahu Mengenai Tujuan Dibuatnya Situs Web Tahu Mengenai Seberapa Sering Informasi Diperbaharui Tahu Mengenai Khalayak Pengunjung Situs Web Tahu Mengenai Kelengkapan Informasi Yang Disajikan Pengetahuan Memperhatikan Isi Situs Web Memperhatikan Pembuat Situs Web Memperhatikan Jangkauan Situs Web Memperhatikan Manfaat Situs Web Memperhatikan Cara Menyampaikan Saran dan Kritik Memperhatikan Tingkat Akurasi Informasi Dalam Situs Web Memperhatikan Cara Mencetak Artikel Dalam Situs Web Memperhatikan Fitur Pendukung Dalam Situs Web Memperhatikan Kecepatan Akses Situs Web Memperhatikan Tujuan Dibuatnya Situs Web
viii
Tabel 4. 34. Tabel 4. 35. Tabel 4. 36. Tabel 4. 37. Tabel 4. 38. Tabel 4. 39. Tabel 4. 40. Tabel 4. 41. Tabel 4. 42. Tabel 4. 43. Tabel 4. 44. Tabel 4. 45. Tabel 4. 46. Tabel 4. 47. Tabel 4. 48. Tabel 4. 49. Tabel 4. 50. Tabel 4. 51. Tabel 4. 52.
Memperhatikan Seberapa Sering Informasi Diperbaharui Memperhatikan Khalayak Pengunjung Situs Web Memperhatikan Kelengkapan Informasi Situs Web Perhatian Memahami Situs Web Memahami Siapa Pembuat Situs Web Memahami Jangkauan Situs Web Memahami Manfaat Situs Web Memahami Cara Menyampaikan Pesan Dan Kritik Memahami Tingkat Akurasi Informasi Memahami Cara Mencetak Artikel Memahami Fitur Pendukung Situs Web Memahami Kecepatan Akses Situs Web Memahami Tujuan Dibuatnya Situs Web Memahami Seberapa Sering Informasi Diperbaharui Memahami Khalayak Situs Web Memahami Kelengkapan Informasi yang Disajikan Pemahaman Persepsi
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Fotocopy lembar bimbingan skripsi.
2.
Kuisioner.
3.
Buku Kode.
4.
Lembaran Kode.
5.
Contoh situs web OCHA.
6.
Profil Singkat Penulis.
x
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Internet sebagai bagian dari media komunikasi merupakan satu-satunya media
yang membuat seluruh dunia tersambung sehingga mendatangkan dampak sekaligus manfaat yang tidak bisa kita bayangkan.
Meskipun kebanyakan orang sekarang
mengetahui pentingnya media internet dan tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis dan gaya hidup, banyak orang masih belum mengerti bagaimana memanfaatkan media ini untuk kepentingan perusahaan dalam hal membangun image yang solid yang dikombinasikan dengan strategi public relations atau public relations konvensional. Hal ini terbukti dari cukup banyaknya organisasi yang memiliki informasi yang ditaruh di dalam situs webnya, namun terkubur dalam kuburan informasi super cepat di dunia maya karena kurang atau tidak ada yang mengunjunginya. Media internet semula tidak dirancang untuk kepentingan komersial, namun sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan informasi.1 Sejak tahun 1990-an, media online muncul menjadi media baru yang sangat kuat di dunia. Internet telah hampir menjadi sinonim dari sebuah konsep media baru saat ini.
Perusahaan-perusahaan
berlomba-lomba memajang produk dan jasanya di situs internet.
Internet
menghubungkan banyak komputer di seluruh dunia sehingga mereka bisa saling bertukar pesan satu sama lain dan berbagi akses ke data yang ada di komputer masing-masing. Lebih jauh lagi, dengan sifat alamiah internet yaitu interaktif, akan mendorong banyak
1
Bob Julius Onggo, Cyber Public Relations, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004, hal. ix-x
2 lingkungan kerja terkolaborasi.2 Munculnya internet sebagai media baru telah merubah cara sebagian orang untuk mendapatkan informasi. Menurut Laquey, internet merupakan jaringan longggar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang maha. Namun, sekarang ini internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dan saat ini internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat terabaikan. Penggunaan internet sebagai media penyampai informasi merupakan cikal bakal dari perkembangan teknologi intenet di bidang jurnalistik (jurnalisme online). Banyak ahli menyebutkan pemakaian internet terutama pada masa krisis komunikasi dapat mengidentifikasi masalah dalam manajemen untuk kemudian dikomunikasikan kepada publik. Junalisme online juga untuk pembuatan newsletter (terbitan berkala) elektronik, pengiriman pesan kepada khalayak sasaran, aplikasi internet berbasis web, dan web one to one dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Secara umum jurnalisme online membawa perpektif baru di era informasi dalam bentuk jaringan teknologi yang memungkinkan setiap orang mengakses informasi ke mana saja dan di mana saja untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi. Jurnalisme online yang mengadopsi internet akan mengalami perkembangan pesat di tengah-tengah masyarakat yang semakin majemuk dan dapat meraup khalayak sasaran. Esensi dari Public Relations dalam menyampaikan informasi dapat diimbangi oleh esensi dari Online Public Relations yaitu percepatan informasi. 2
Daoeroek, Online PR dan Persaingan Global, www.online-pr.com
Dunia kini
3 cenderung memilih media online sebagai media komunikasi, termasuk Public Relations. Kegiatan-kegiatan komunikasi antar manusia yang dilakukan Public Relations, langsung (direct communication) maupun tidak langsung (indirect communication), memang hendaknya mulai mempertimbangkan penggunaan media online di dalam menyampaikan pesan komunikasinya. Ada berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan media online. Begitu banyak informasi yang didapatkan dan disebarluaskan melalui media online baik untuk kepentingan publik internal maupun eksternal. Berbagai organisasi profit dan non profit telah menuai banyak manfaat dari penggunaan m edia online. Berbagai kegiatan online Public Relations telah memberikan mereka lebih banyak kesempatan mengenali publiknya, kompetitornya, kecenderungan pasar, isu-isu global, posisi organisasi dan banyak keuntungan lainnya. Situs web http://ochaonline.un.org/indonesia merupakan salah satu medium komunikasi yang keberadaan bertujuan untuk memastikan konsistensi situs web OCHA di kantor wilayah regional dalam penyebaran informasi untuk mendukung kegiatan kemanusiaan, sejalan dengan kebijakan strategis organisasi dan kebijakan Sekretariat PBB.3 Indonesia adalah negara kepulauan terluas di dunia dengan populasi lebih dari 245 juta jiwa tersebar di 18.000 pulau; dimana 62% populasi berada di pulau Jawa. Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang rawan bencana dan mengalami bencana gempa bumi lebih sering dalam waktu setahun dibandingkan negara-negara lain di dunia. Indonesia yang merupakan bagian dari Lingkaran Api Pacific juga tercatat memiliki gunung berapi aktif paling banyak di seluruh dunia. Bencana lainnya, baik bencana alam 3
http://ochaonline.un.org/indonesia
4 maupun bencana yang disebabkan oleh manusia, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lain-lain, juga rawan dengan ancaman pandemi flu burung.4 Dalam menanggapi suatu keadaan darurat, baik itu karena bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh manusia dibutuhkan suatu mekanisme sehingga respon dan bantuan yang dapat diberikan lebih komprehensif dan lebih cepat serta tepat bisa memenuhi kebutuhan di lapangan. Banyak pelaku seperti pemerintah dan organisasiorganisasi non pemerintah (ornop) lokal maupun internasional yang berupaya untuk memberikan respons simultan terhadap keadaan darurat yang kompleks tersebut. Yang kerap kali menjadi masalah adalah bantuan yang diberikan tersebut tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga menyebabkan terjadinya “overlapping” atau pembagian bantuan yang tumpang tindih dan tidak merata. Ada daerah yang cepat mendapatkan bantuan, sementara daerah lain terabaikan. Seperti pada waktu terjadi konflik antargolongan di Maluku pada tahun 2007, sempat dilaporkan terjadinya konflik lanjutan akibat pembagian bantuan yang dianggap tidak berimbang. Untuk menanggulangi “keadaan darurat yang kompleks” ini,
Perserikatan
Bangsa-Bangsa merujuk pada salah satu tujuannya yaitu untuk menjadi pusat bagi kesatuan aksi bangsa-bangsa telah memeningkatkan kapasitasnya dalam memberikan respons yang cepat dan efektif. Pada tahun 1991, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendirikan OCHA, sebuah departemen di dalam Sekretariat PBB, yang beroperasi melalui jaringan kantorkantor cabangnya untuk mendukung Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB dan tim
4
United Nations. OCHA IN 2007 Activities and Extra-budgetary Funding Requirement. New York, 2007, hal. 132
5 perwakilan PBB.
OCHA membantu badan-badan operasional dalam menyediakan
bantuan kemanusiaan bagi populasi dan masyarakat yang membutuhkannya dalam merespon bencana atau situasi darurat. Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB bertanggung jawab sepenuhnya untuk memastikan keselarasan pemberian bantuan di lapangan. OCHA membantu Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB dalam penilaian kebutuhan, perencanaan kesiapsiagaan dan penyusunan program kemanusiaan. OCHA juga menyediakan perangkat respon, advokasi dan layanan informasi. Mandat OCHA Indonesia adalah untuk memperkuat koordinasi di antara badanbadan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan ornop lokal maupun internasional dalam komunitas kemanusiaan, yang memberikan respon terhadap keadaan darurat. Kantor ini bertugas untuk mencapai kesepakatan di antara organisasi-organisasi tersebut mengenai pembagian tanggungjawab, seperti membentuk mekanisme koordinasi, melaksanakan misi perhitungan kebutuhan, mempersiapkan imbauan gabungan dari berbagai badan dan memobilisasi sumber-sumber.5 OCHA bekerjasama dengan mereka untuk menjamin adanya keterpaduan dimana semua pihak bisa memberikan bantuan secepatnya dengan efektif untuk seluruh upaya yang dijalankan.
Kegiatan koordinasi ini menggunakan berbagai medium dalam
pelaksanaannya salah satunya adalah situs web. Pada umumnya organisasi memiliki situs web masing-masing yang berisikan
berbagai keterangan dan informasi mengenai
organisasi tersebut. Sejalan dengan waktu, situs web juga berfungsi sebagai media antara organisasi dengan khalayaknya untuk dapat berinteraksi secara langsung. Adanya internet
membuka kesempatan OCHA untuk mencapai tujuan ini.
Kebijakan ini dapat menyediakan konsistensi dan penyebaran informasi yang merata 5
Perserikatan Bangsa-Bangsa, op. cit. hal.31-32
6 kepada semua lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan ornop lokal maupun internasional yang berada di bawah koordinasi OCHA; dan penggunaan situs web OCHA diharapkan pada akhirnya dapat menciptakan efisiensi antar rekan kerja sehingga dapat mengakses informasi setiap saat dan informasi yang dibutuhkan. Prinsip-prinsip OCHA yang digarisbawahi dalam misi OCHA menekankan tujuan dari situs web ini dan tipe informasi yang disediakan. Diasumsikan bahwa penyebaran informasi yang akurat akan berdampak pada pengambilan suatu keputusan. Diharapkan pada akhirnya, hal ini dapat menimbulkan lebih banyak kegiatan kemanusiaan yang efektif; yang kemudian dapat membantu untuk mengurangi penderitaan masyarakat akibat bencana alam; advokasi; persiapan dan pencegahan; dan menimbulkan solusi yang tepat. Peran OCHA adalah untuk mengenali kapan suatu informasi itu dibutuhkan dan secara efektif serta efisien merespon kebutuhan itu. Peran dari organisasi-organisasi kemanusiaan lainnya adalah untuk membagi informasi yang dimiliki ke dalam suatu kumpulan informasi ada yang kemudian dapat memastikan komprehensi dari informasi yang disediakan dan berdampak pada keputusan yang diambil. Berdasarkan hal di atas, peneliti mencoba meneliti peran situs web http://ochaonline.un.org/indonesia sebagai media komunikasi antar ornop terhadap OCHA Indonesia sebagai badan koordinasi untuk urusan kemanusiaan di wilayah Indonesia. Peneliti membatasi objek penelitian hanya dalam ornop lokal khususnya yang bergerak di bidang kemanusiaan yang terdaftar dalam direktori kantor OCHA Jakarta, karena peneliti merasa merekalah target penelitian yang paling tepat di dalam mengukur persepsi mengenai situs web http://ochaonline.un.org/indonesia.
7 1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu : Bagaimana persepsi anggota organisasi non pemerintah lokal yang bergerak di bidang kemanusiaan
terhadap
situs
web
http://ochaonline.un.org/indonesia
Office
for
Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) sebagai badan koordinasi urusan kemanusiaan di Jakarta?
1.3
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui persepsi anggota
ornop lokal kemanusiaan di Jakarta
terhadap situs web http://ochaonline.un.org/indonesia
1.4
Signifikansi Penelitian Adapun signifikansi penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan
praktis. a. Signifikansi Teoritis 1. Signifikansi teoritis yang diharapkan dari penelitian ini mempunyai manfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi secara umum dan disiplin ilmu humas khususnya, mengenai perkembangan teknologi komunikasi terhadap media online. 2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi ide bagi pengembangan penelitian-penelitian berikutnya, terutama dalam hal pembuatan situs web sebagai media komunikasi interaktif.
8 b. Signifikansi Praktis Diharapkan menjadi masukan bagi OCHA Indonesia, khususnya mengenai situs web http://ochaonline.un.org/indonesia, dalam pemasangan berita dan informasi agar selalu aktual, lengkap dan terpercaya, serta berasal dari sumbersumber yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tercapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan koordinasi dalam organisasi.
9 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2. 1.
Komunikasi Komunikasi
adalah
proses
dimana
seseorang
atau
sekelompok
orang
menyampaikan pesan kepada orang atau kelompok lain dengan tujuan mendapatkan persamaan pengertian. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common).6 Istilah pertama adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran”, “Kita mendiskusikan makna”, dan “Kita mengirimkan pesan”. Harold D. Laswell mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa.7 Menurut Lasswell bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan “apa” “dengan saluran apa” “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa” (who says what in which channel to whom and with what effect). Definisi ini secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber, mengatakan
6 7
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, PT. Remadja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal.41 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Gramedia, Jakarta, 2004, hal. 70
10 apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi Lasswell ini juga menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Banyak definisi dari para ahli tetapi menurut peneliti definisi Laswell inilah yang paling mendekati proses dari penelitian ini, karena memiliki key word komunikan, isi informasi, komunikator, saluran, dan akibat yang ditimbulkan, serta menekankan pada faktor tools atau media sebagai saluran penyampaian informasi.
2.2
Public Relations Humas, yang merupakan terjemahan bebas dari istilah public relations atau PR,
terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Menurut Institute of Public Relations (IPR) sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.8 Jadi humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan (atau, lazim disebut sebagai seluruh khalayak atau publiknya).
8
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal. 2
11 Menurut Cutlip & Center, Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang/organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan dari publik.9 The British Institute of Public Relations memberikan definisi Public Relations sebagai upaya yang bersungguh-sungguh, terencana, berkesinambungan, untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya. 10 Menurut Chris Fill, 11: Public Relations is a management activity that attempts to shape the attitudes and opinions held by an organisation’s stakeholders. It attempts to identify its policies with the interests of its stakeholders and formulates and executes a programme of action to develop mutual goodwill and understanding. Public Relations adalah kegiatan manajemen yang bertujuan untuk membentuk sikap dan opini dari stakeholders perusahaan. Bertujuan untuk mengidentifikasikan kebijakan perusahaan dengan keinginan stakeholders, memformulasikan kebijakan tersebut dan mengeksekusi program aksi dalam rangka membangun itikad baik dan saling pengertian antara perusahaan dan stakeholders.
Menurut F. Rachmadi, kesamaan pokok pikiran dari berbagai definisi Public Relations yang ada, sebagai berikut12: Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill (itikad baik), kepercayaan, saling pengertian, dan citra baik dari publik (masyarakat); Sasaran Public Relations adalah menciptakan opini publik yang favourable (menyenangkan), menguntungkan semua pihak; dan Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antarsuatu badan (organisasi) 9
Scott M. Cutlip & Allen H. Center, Effective Public Relations, Prentice Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, 1992 10 F. Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, hal 18. 11 Chris Fill, Marketing Communication, Context, Content and Strategies, Prentice Hall 1999, hal. 394. 12 F. Rachmadi, Op.cit, hal 20.
12 dengan masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal-balik (dua arah). Hubungan yang harmonis ini timbul dari adanya mutual understanding, mutual confidence, dan image yang baik. Ini semua merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai hubungan yang harmonis.
Kegiatan Public Relations menyangkut kegiatan semua organisasi, baik organisasi yang bersifat komersial maupun nonkomersial. Kehadirannya tidak dapat dicegah meskipun kita menyukainya atau tidak. Dalam bukunya yang judul Public Relations and Business, Frank F. Jefkins mendefinisikan Public Relations sebagai berikut “Praktek humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.13 Ini
berarti
Public
Relations
adalah
suatu
rangkaian
kegiatan
yang
diorganisasikan sebagai suatu rangkaian program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur, dengan tujuan membuat organisasinya dimengerti oleh pihak-pihak lain, begitu juga sebaliknya. Program PR banyak macam dan jenisnya tergantung pada khalayak sasaran serta tujuan yang ingin dicapai. Setelah menentukan itu semua, kita harus menentukan media terbaik yang dapat memberikan hasil maksimum. Tentunya hal ini juga harus didukung dengan penyampaian pesan-pesan yang tepat. Dalam hal ini situs web merupakan media komunikasi antar organisasiorganisasi non-pemerintah (ornop) terhadap OCHA Indonesia sebagai badan koordinasi untuk urusan kemanusiaan di wilayah Indonesia 13
Frank F. Jefkins, Public Relations, Alih bahasa Haris Munandar, Erlangga, Jakarta, 1995 hal 131.
13 2.3
Persepsi Bagaimana orang bisa memahami kata-kata, suara, dan gambar yang mereka
tangkap dalam pesan? Komunikator massa mengharapkan audiensnya untuk memperhatikan pesanpesan mereka, mempelajari isi pesan-pesan tersebut, dan membuat perubahan yang benar dalam perilaku atau keyakinan atau menghasilkan respons-respons tingkah laku yang diinginkan. Teori persepsi menyatakan bahwa proses penginterpretasian pesan yang sangat kompleks dan tujuan-tujuan komunikator ini barangkali sulit dicapai. Persepsi
didefinisikan
sebagai
proses
yang
kita
gunakan
untuk
menginterpretasikan data-data sensoris (Lahlry, 1991). Data sensoris sampai kepada kita melalui lima indra kita. Hasil penelitian telah mengidentifikasi dua jenis pengaruh dalam persepsi, yaitu pengaruh struktural dan pengaruh fungsional. Persepsi struktural pada persepsi berasal dari aspek-aspek fisik rangsangan yang terpapar pada kita, misalnya titik-titik yang disusun berdekatan secara berjajar akan terlihat seperti membentuk garis.
Pengaruh-pengaruh fungsional merupakan faktor-
faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi, dan karena itu membawa pula subjektivitas ke dalam proses. 14 Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti rsepsi, yang ide, identik dengnan menginterpretasikan data dan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi.
Hal ini jelas tampak pada definisi John R.
Wenburg dan William W. Wilmot: ”Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”; Rudolph F. Verderber: ”Persepsi adalah proses menafsirkan informasi
14
Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima, Kencana, Jakarta, 2005, hal 83
14 indrawi, atau J. Cohen: ”Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi yang representatif objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana”. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita (yakni indra peraba, indra penglihat, indra pencium, indra pengecap dan indra pendengar), atensi dan interpretasi. adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.15 Kenyataan dalam Organisasi kerja Proses persepsi: Pengorganisasian dan Penjermahan
Hasil
Faktor-faktor yang Mempengaruhi persepsi Stimulus (contoh system imbalan organisasi, gaya persuasi yang digunakan oleh penyelia arus
Observasi stimulus
Evaluasi dan Penafsiran kenyataan
- Stereotif - Kepandaian Menyaring - Konsep diri - Keadaan - Kebutuhan - Emosi
Perilaku Tanggapan Pembentukan Sikap
16
Tabel 2.1 Proses terjadinya Persepsi
Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. 17
15
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 168 Herman Sofyandi, Perilaku Organisasional, Graha Ilmu, Yogyakarta 2007 hal.65 17 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, Remadja Karya, Bandung, 2004, hal. 51 16
15
Faktor pada Pemersepsi Sikap Motif Kepentingan Pengalaman Pengharapan
Faktor dalam Situasi -
Waktu Keadaan/Tempat kerja Keadaan Sosial
Persepsi
Faktor pada Target - Hal baru - Gerakan - Bunyi - Ukuran - Latar Belakang - Kedekatan 18
Tabel 2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi
Persepsi selektif merupakan istilah yang diaplikasikan pada kecenderungan persepsi manusia yang dipengaruhi oleh keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, sikap-sikap dan faktor-faktor psikologi lainnya. Persepsi selektif mempunyai peranan penting di dalam komunikasi seseorang. Persepsi selektif berarti bahwa orang yang berbeda dapat menanggapi pesan yang sama dengan cara yang berbeda. Tidak ada seorang komunikator yang dapat mengasumsikan bahwa sebuah pesan akan mempunyai ketepatan makna untuk semua penerima pesan atau terkadang pesan tersebut mempunyai makna yang sama pada semua penerima pesan.19 Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian. Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat timuli lainnya melemah.
18 19
Ibid hal. 68 Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr, op.cit hal 83
Perhatian terjadi
bila
kita
16 mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan perulangan. Setelah proses persepsi berlangsung diharapkan individu yang telah mengakses situs web www.ochaonline.un.org/Indonesia ini mempunyai pemahaman terhadap isi visi dan misi dari OCHA sebagai badan koordinasi komunitas organisasi kemanusiaan di Jakarta.
2.4
Media Baru Pada saat ini, media baru merupakan istilah yang dipergunakan untuk semua
bentuk media komunikasi massa mutakhir yang berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi. Ini biasanya digunakan untuk media komunikasi elektronik/digital, khususnya internet dan World Wide Web (www). Kehadiran media baru itu memang mengubah dunia komunikasi manusia. Media baru yang dikembangkan saat ini merupakan produk dari konvergensi media komunikasi yang tadinya masing-masing berdiri sendiri. Untuk lebih memahami bagaimana media baru ini bekerja di tengah masyarakat, bisa dilihat perbandingan antara media lama dan media baru berikut ini:20
20
Yosal Iriantara, Media Relations Konsep, Pendekatan, dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005, hal.121
17 Aspek Perilaku Pencari Informasi
Geografis
Media Lama
Media Baru
Mencari informasi yang spesifik, dengan prioritas informasi yang mudah dan cepat diakses dan akurat Terikat batas-batas geografis dan bergantung pada tema tertentu
Mencari informasi hanya untuk melihat ada apa, sekedar mencari kesengan dan kejutan
Ada tumpang tindih antara kategori khalayak berdasarkan etnis dan geografis, tidak bergantung pada tema tertentu. Publik human Publik artifisial Berita Berbagai jenis informasi Media yang sama atau lintas Bisa datang dari luar dunia medi penerbitan/media Hampir seragam Sangat Beragam
Sifat Publik Jenis informasi Persaingan Sifat Media
Tabel 2.3 Perbandingan antara Media Lama dan Media Baru
Peluang lain yang terbuka adalah membuka media sendiri dengan membuat situs internet. Berbagai organisasi di Indonesia sudah melakukan hal ini. Dengan demikian, publisitas yang dilakukan organisasi tidak bergantung pada media massa yang berada di luar kontrolnya, melainkan dilakukan melalui media yang sepenuhnya berada dalam kontrol organisasi tersebut. Pentingnya media baru, khususnya internet, sebagai sarana komunikasi bagi organisasi dengan publiknya sangat terasa manakala melihat jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan data dari Asosiasi
Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) diperkirakan sampai akhir tahun ini mencapai 20 juta pengguna dengan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia relatif stabil yaitu 25% per tahun. 21
Perkiraan resmi dari APJII terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan perkiraan sampai akhir tahun 2006 adalah sesuai dengan tabel berikut ini:
21
http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php?lang=ind
18 Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005*
Pelanggan 134.000 256.000 400.000 581.000 667.002 865.706 1.087.428 1.500.000
Pemakai 512.000 1.000.000 1.900.000 4.200.000 4.500.000 8.080.534 11.226.143 16.000.000
Tabel 2.4. Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumulatif) * perkiraan s/d akhir 2005
Menurut data terakhir APJII per tanggal 26 February 2008 seperti dimuat di situs web mereka, jumlah pengguna internet di Indonesia secara keseluruhan berjumlah 20 juta orang sementara yang menjadi pelanggan adalah sejumlah enam juta orang.22
2.5.
Cyber Public Relations Cyber Public Relations atau yang biasa disingkat dengan E-PR adalah inisitiaf PR
atau public relations yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya. Jika diuraikan, E-PR dapat diartikan sebagai berikut: E adalah electronic. “e” di dalam EPR sama halnya dengan “e” sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan multifungsi media internet, media ini dimanfaatkan pula oleh para pelaku PR untuk membangun merek dan memelihara kepercayaan. P adalah public. “Public” disini mengacu bukan hanya pada publik, namun pasar konsumen. Public juga tidak mengacu pada satu jenis pasar konsumen, namun berbagai pasar, atau publik audiens.
Media internet bisa memudahkan kita untuk
menjangkau mereka dengan lebih cepat dan sebaliknya, memudahkan mereka untuk menjangkau kita, mulai dari komunitas mikro, atau niche market hingga hipermarket. R 22
http://www.apjii.or.id/news/index.php?ID=2002052301505&lang=ind
19 adalah relations. Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara organisasi dengan publiknya. Menariknya, melalui internet hubungan yang sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat karena sifat internet yang interaktif. Hal ini berbeda dengan publik konvensional.
Dalam publik konvensional organisasi harus
menjangkau mereka dengan sifat one-to-many.
Itulah sebabnya internet merupakan
media pembangun hubungan yang paling ampuh dan cepat serta luas hingga saat ini.23 Esensi dari Public Relations adalah menyampaikan informasi dan esensi dari Online Public Relations adalah percepatan informasi. Beberapa hasil riset menunjukkan beberapa hal yang terjadi di perusahaan berkaitan dengan adanya penggunaan media online/internet di operasional perusahaan. Hasil riset MCI Coomunication Corporation yang dipimpin oleh The Insitute for Public Relations, menyebutkan antara lain : 1. Ada banyak pemanfaatan internet yang benar di dalam perusahaan antara lain untuk kepentingan marketing, perekrutan pegawai, hubungan finansial dan riset 2. Internet, termasuk internet dan eksternet, mampu mengubah bagaimana sumber-sumber komunikasi/PR menyebar di perusahaan 3. Internet telah mengubah cara banyak perusahaan dalam menangani kontrak pers dan kegiatan yang berhubungan dengan media relations. Dengan internet, perusahaan memiliki kemampuan komunikasi lebih tinggi dan memiliki nilai tambah yang membedakannya dengan perusahaan lainnya. Internet, baik intranet maupun ekstranet, merepresentasikan tampilan paradigma dan media komunikasi baru di dalam komunikasi perusahaan. Internet membuka pintu untuk komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya. Public Relations yang menggunakan media 23
Bob Julius Onggo, Cyber Public Relations, PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2004, hal 1-2
20 online yang untuk seterusnya disebut dengan E-PR ini, menguntungkan perusahaan dalam mencari relasi dengan customer individu dan keypersons yang secara langsung memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan dan kesuksesan organisasi/perusahaan. Kebanyakan organisasi atau perusahaan akan memiliki beberapa kalangan publik, antara lain konsumen, staf, media, masyarakat/komunitas umum, investor/shareholders, analisis pasar, pemerintah dan lain-lain.24 Dengan E-PR, suatu organisasi dapat langsung menyampaikan pesan-pesan kepada target publik serta memanfaatkan potensi-potensi besar lainnya, seperti: komunikasi konstan, respons yang cepat, pasar global, interaktif, komunikasi dua arah dan hemat.25
2.6
Situs web Sejak revolusi teknologi pada tahun 1970, di mana teknologi komputer dan
teknologi telekomunikasi dapat terintegrasi. Komputer tidak lagi diperuntukkan sebagai alat pengolahan data semata. Kini komputer dapat digunakan untuk mendistribusikan informasi secara cepat dan digunakan sebagai media komunikasi yang mudah dan murah. Sehingga lahirlah cyber public relations, melalui pemanfaatan teknologi internet, public relations memiliki kesempatan yang amat besar untuk diterapkan dalam komunikasi pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Namun implementasinya masih harus dipikirkan dengan serius, agar semua proses penyampaian informasi (sosialisasi) dapat
24
Wright, Donal K., Corporate Communication Policy Concerning the Internet, A survai of the Nation, Senior Level, Corporate Public Relations Officers. The Institute for Public Relations, www.institutepr.com, Florida 1998, hal 2 25 Bob Julius Onggo, op. cit, hal 5 - 6
21 melahirkan suatu kenyamanan, kepercayaan dan memberikan kesan yang tidak terlupakan bagi masyarakat. Melalui cyber media komunikator dapat membangun komunikasi interaktif dengan komunikan. Dengan pengunaan media yang interaktif tersebut, melalui sistem jaringan yang mampu membangun relasi dengan melampaui batas waktu dan tempat. Disini publik seakan dapat bertemu dengan pemegang keijakan, tanpa melalui birokrasi yang rumit dan panjang. Berbeda dengan komunikasi tradisional yang harus bertatap muka (face to face), teknologi telah mengubah pola komunikasi menjadi interfaceinterface. Dalam bentuk komunikasi ini, yang langsung berhubungan dengan fisik adalah peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi. Misalnya, dalam berkomunikasi meggunakan aplikasi chatting atau e-Mail, yang langsung terhubung secara fisik adalah komputer yang digunakan melalui media transmisi kabel dan gelombang elektromagnet. Dalam membina komunikasi dan membangun relasi melalui internet, halaman web (situs web) menjadi interface utama, situs web adalah suatu sistem di internet yang memungkinkan siapapun agar bisa menyediakan informasi. Dengan meggunakan teknologi tersebut, informasi dapat diakses selama 24 jam dalam satu hari dan dikelola oleh mesin. Untuk mengakses informasi yang disediakan oleh situs web diperlukan berbagai perangkat lunak, yang disebut dengan web browser26.
Melalui situs web
tersebut orang dapat saling menilai baik reputasi maupun kinerja antara instansi dengan publiknya yang saling berkomunikasi. Situs web juga mengambarkan wajah perusahaan oleh karena itu penataan dan penyajiannya harus mendapatkan perhatian ekstra. Selain penataan dan penyajian untuk mendapatkan perhatian dari publik situs web harus dirancang dan dilengkapi dengan fasilitas komunikasi dua arah. Dengan demikian, 26
Jack Febrian, Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi, Penerbit Iinformatika, 2004, hal 449.
22 instansi dapat memberikan infromasi yang cepat dan akurat sedangkan publik dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan informasi dan langsung memberikan kritik, saran dan pemikiran kepada instansi terkait. Terminologi situs web adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada didalam World Wide Web (www) di Internet. Sebuah web page adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server situs web untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari situs web-situs web tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar. Halaman-halaman dari situs web akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan. Beberapa situs web membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi situs web tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut. Penemu situs web adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan, pertama kali muncul pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika membuat situs web adalah untuk mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti di tempat dia bekerja. Pada tanggal 30
23 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) menginformasikan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh semua orang. Sebuah situs web bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu, atau menunjukkan kepemilikan dari sebuah organisasi, perusahaan, dan biasanya situs web itu menujukkan beberapa topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah situs web bisa berisi hyperlink yang menghubungkan ke situs web lain, jadi, kadangkala perbedaan antara situs web yang dibuat oleh individu perseorangan dengan situs web yang dibuat oleh organisasi bisnis bisa saja tidak kentara. Situs web ditulis, atau secara dinamik di konversi menjadi HTML dan diakses melalui sebuah program software yang biasa disebut dengan web browser, yang dikenal juga dengan HTTP Client. Halaman web dapat dilihat atau diakses melalui jaringan komputer dan internet, perangkatnya bisa saja berupa Personal Computer, Laptop Computer, PDA ataupun Cellphone. Sebuah situs web dibuat didalam sebuah sistem komputer yang dikenal dengan Web Server, juga disebut HTTP Server, dan pengertian ini juga bisa menunjuk pada software yang dipakai untuk menjalankan sistem ini, yang kemudian menerima lalu mengirimkan halaman-halaman yang diperlukan untuk merespon permintaan dari user. Apache adalah bahasa program/software yang biasa digunakan didalam sebuah webserver, kemudian setelah itu adalah Microsoft Internet Information Server (IIS). Sebuah situs web statik, adalah salah satu bentuk situs web yang isi didalam situs web tersebut tidak dimaksudkan untuk di update secara berkala, dan biasanya di maintain secara manual oleh beberapa orang yang menggunakan software editor. Ada 3 tipe kategori software editor yang biasa dipakai untuk tujuan maintaining ini, mereka adalah :
24 1. Elemen 1 Text Editor. Contohnya adalah Notepad atau TextEdit, dimana HTML diubah didalam program editor tersebut. 2. Elemen 2 WYSIWYG editor. Contohnya Microsoft Frontpage dan Macromedia Dreamweaver, dimana situs di edit menggunakan GUI (Graphical User Interface) dan format HTML ini secara otomatis di generate oleh editor ini. 3. Elemen 3 Editor yang sudah memiliki template, contohnya Rapidweaver dan iWeb, dimana, editor ini membolehkan user untuk membuat dan mengupdate situs webnya langsung ke web server secara cepat, tanpa harus mengetahui apapun tentang HTML. Mereka dapat memilih template yang sesuai dengan keinginan mereka, menambah gambar atau obyek, mengisinya dengan tulisan, dan dengan sekejap mereka sudah dapat membuat situs web tanpa harus melihat sama sekali kode-kode HTML. Sebuah situs web dynamic adalah situs web yang secara berkala, informasi didalamnya berubah, atau situs web ini bisa berhubungan dengan user dengan berbagai macam cara atau metode (HTTP cookies atau Variabel Database, sejarah kunjungan, variabel sesi dan lain-lain) bisa juga dengan cara interaksi langsung menggunakan form dan pergerakan mouse. Ketika web server menerima permintaan dari user untuk memberikan halaman tertentu, maka halaman tersebut akan secara otomatis di ambil dari media penyimpanan sebagai respon dari permintaan yang diminta oleh user. Sebuah situs dapat menampilkan dialog yang sedang berlangsung diantara dua user, memantau perubahan situasi, atau menyediakan informasi yang berkaitan dengan sang user.27
27
http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1.
Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu.28 Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.29 Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu.30 Menurut Winarno Surachmad, metode deskriptif mempunyai karakteristik: Pertama, memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada sekarang, pada masalahmasalah yang aktual. Kedua, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analisis).31 Analisis ini sebagai salah satu cara berpikir memecahkan masalah, yakni bertolak dari dasar-dasar pengetahuan yang umum, dari proposisi-proposisi yang berlaku secara 28
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, PT Pustaka LP3S Indonesia, Jakarta, 1989, hal. 4. 29 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 25 30 Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah, CV. Transito, Bandung, 1970, hal. 131 31 Winarno Surachmad, op.cit. hal. 132
26 umum, dan meneliti persoalan-persoalan khusus dari segi dasar-dasar pengetahuan yang umum itu, kesimpulan ditarik secara deduktif. Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Dengan suasana alamiah dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha untuk memanipulasikan variabel.32 Dalam skripsi ini analisisnya menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan atau gejala, kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lainnya dalam masyarakat.
3. 2.
Metode Penelitian Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan metode penelitian survei, yaitu
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.33 Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimanakah
persepsi
anggota
komunitas
ornop
lokal
terhadap
situs
web
http://ochaonline.un.org/indonesia sebagai media komunikasi. Sumber tulisan berasal dari survei terhadap anggota ornop lokal dalam komunitas kemanusiaan yang berdomisili di Jakarta.
32
Jalaluddin Rakhmat, op. cit., hal. 25 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, 1989, hal. 3 33
27 3. 3.
Populasi dan Sampel
3. 3. 1. Populasi Populasi adalah semua jumlah individu-individu yang diambil menjadi sampel, sedangkan
sebagian-sebagian
individu-individu
yang
diselidiki
disebut
sampel/monster/contoh. Peneliti membatasi populasi sebanyak 400 orang yang tersebar dalam 60 ornop lokal yang bergerak di bidang kemanusiaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, yang aktif terlibat dalam kegiatan dan aktivitas OCHA di Indonesia. Data ini diperoleh dari gudang data yang dimiliki oleh kantor OCHA. Adapun populasi ornop lokal dari di wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah: Tabel 3.1. Populasi
Ornop
User
%
Ornop
User
%
Ornop
User
%
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
7 2 4 5 8 2 5 6 3 6 3 3 4 4 3 9 5 7 8 9
1.75 0.50 1.00 1.25 2.00 0.50 1.25 1.50 0.75 1.50 0.75 0.75 1.00 1.00 0.75 2.25 1.25 1.75 2.00 2.25
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
10 3 6 9 9 7 4 4 3 6 10 4 8 5 12 5 5 22 12 3
2.50 0.75 1.50 2.25 2.25 1.75 1.00 1.00 0.75 1.50 2.50 1.00 2.00 1.25 3.00 1.25 1.25 5.50 3.00 0.75
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 TOTAL
10 11 12 3 5 24 14 15 5 3 4 3 4 3 4 7 10 3 5 5 400
2.50 2.75 3.00 0.75 1.25 6.00 3.50 3.75 1.25 0.75 1.00 0.75 1.00 0.75 1.00 1.75 2.50 0.75 1.25 1.25 100
28 3. 3. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi sebagai wakil dengan menggunakan cara tertentu.34 Menurut Koentjaraningrat, bagian-bagian dari keseluruhan (oleh para ahli statistik disebut population atau universe), yang menjadi obyek sesungguhnya dari penelitian itulah disebut sampel, dan metodologi untuk menyeleksi individu-individu masuk ke dalam sampel yang representatif itulah disebut sampling.35 Suatu metode pengambilan sampling yang ideal mempunyai sifat-sifat yaitu: Pertama, dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. Kedua, dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh. Ketiga, sederhana hingga mudah dilaksanakan. Keempat, dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.36 Seperti diuraikan di atas bahwa sampel adalah individu-individu yang diamati. Maka dalam hal ini yang menjadi sampel adalah para anggota ornop dalam komunitas kemanusiaan yang pernah mengakses situs web http://ochaonline.un.org/indonesia, mengambil data maupun menyimpan data. Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan sampel acak sederhana. Cara pengambilan sample ini adalah dengan jalan mengundi. Jumlah komunitas ornop lokal di wilayah Jakarta yang terdaftar di direktori OCHA Indonesia adalah sebanyak 60 organisasi. Jumlah populasi user pengguna situs web OCHA setelah dibatasi adalah 400 orang. Menurut Jalaluddin Rakhmat, pecahan sampling 0,10 atau 0,20 sering dianggap sebagai ukuran sampel yang memadai. 34
Hadiri Namawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gama University Press, Yogyakarta, 1983, hal. 144 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Sosial, PT. Gramedia, Jakarta, 1985, hal. 89 36 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, op. cit., hal. 150 35
29 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu 80 orang.
Setelah membuat kerangka sampel kemudian ke-400 user
tersebut diberi nomor masing-masing, setiap user akan mendapat satu nomor. Kemudian 80 nomor akan dipilih secara acak dengan jalan diundi sehingga setiap individu mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Nama yang terundi dicatat sampai terpilih 80 orang yang akan menjadi sampel.
3.4.
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep
3.4.1. Definisi Konsep a.
Persepsi Persepsi para user adalah merupakan proses psikologis khalayak dalam hal ini
para user yang berada di dalam komunitas organisasi kemanusiaan di bawah OCHA sebagai badan koordinasi urusan kemanusiaan di Jakarta, yaitu pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan opini, dan memberikan makna terhadap orang atau objek, dimana persepsi mencakup sensasi melalui alat-alat/panca indera yang menimbulkan pengetahuan, kemudian atensi dan interpretasi. b.
Situs web Sebuah situs web bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu, atau
menunjukkan kepemilikan dari sebuah organisasi, perusahaan, dan biasanya situs web itu menujukkan beberapa topik khusus, atau kepentingan tertentu. Pada umumnya organisasi memiliki situs web masing-masing yang berisikan berbagai keterangan dan informasi mengenai organisasi tersebut. Sejalan dengan
30 waktu, situs web juga berfungsi sebagai media antara organisasi dengan khalayaknya untuk dapat berinteraksi secara langsung.
3. 4. 2. Operasionalisasi Konsep Dalam penelitian, dikembangkan ukuran gabungan yang dipandang lebih dapat mengukur konsep-konsep ilmu sosial secara lebih lengkap dan tepat. Ukuran gabungan ini dikenal sebagai indeks dan skala37 Indeks dan skala adalah ukuran gabungan buat suatu variabel. Agar diperoleh ukuran yang lebih lengkap dan tepat, maka ukuran suatu variabel tidaklah semata-mata didasarkan pada satu pertanyaan, melainkan pada beberapa pertanyaan. Setelah pertanyaan-pertanyaan untuk suatu indeks ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan skor untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Skor ini
kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan. Pada tahap ini, ada dua keputusan yang harus dibuat penulis. Pertama, penulis harus membuat keputusan tentang jenjang (range) skor untuk indeks yang disusunnya. Ada yang menggunakan jenjang 3 (1, 2, 3), jenjang 5 (1, 2, 3, 4, 5) dan jenjang 7 (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7). Jenjang mana yang cocok untuk digunakan, amat tergantung dari populasi penelitian. Kedua, mengenai skor yang akan diberikan pada setiap pertanyaan. Salah satu yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan Skala Likert. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuat pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban: ”Setuju”, ”Ragu-ragu”, ”Tidak Setuju” kemudian setiap jawaban diberi skor 1 sampai 3.38 Jawaban positif diberi nilai paling tinggi, dan jawaban negatif diberi nilai paling rendah.
37 38
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, op. cit, hal. 95 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, op. cit, hal. 111
31 Dalam penelitian ini penelitian ini, peneliti menggunakan skor 1 – 3, yaitu skor 3 untuk jawaban tahu/setuju, skor 2 untuk ragu-ragu, dan skor 1 untuk jawaban tidak tahu/tidak setuju.
A.
Sensasi (pengetahuan) Pada dimensi pengetahuan terdapat 13 pertanyaan. Pengukuran terhadap
setiap pertanyaan tersebut menjadi, tahu diberi nilai 3, ragu-ragu diberi nilai 2, tidak tahu diberi nilai 1. Kemungkinan responden menjawab total nilai terendah adalah 13 dan tertinggi 39. Jika dilihat maka jarak antara 13 ke 39 adalah 26 point. Kemudian peneliti membagi selisih nilai tersebut menjadi 3 kategori sebagai berikut : 1. Pengetahuan tinggi apabila jawaban memiliki nilai 32 hingga 39 point. 2. Pengetahuan sedang apabila jawaban memiliki nilai 23 hingga 31 point 3. Pengetahuan rendah apabila jawaban memiliki nilai 13 hingga 22 point.
B.
Atensi (perhatian) Pada dimensi perhatian terdapat 13 pertanyaan. Pengukuran terhadap setiap
pertanyaan tersebut menjadi, mengerti diberi nilai 3, ragu-ragu diberi nilai 2, tidak mengerti diberi nilai 1. Kemungkinan responden menjawab total nilai terendah adalah 13 dan tertinggi 39. Jika dilihat maka jarak antara 13 ke 39 adalah 26 point. Kemudian peneliti membagi selisih nilai tersebut menjadi 3 kategori sebagai berikut : 1. Perhatian tinggi apabila jawaban memiliki nilai 32 hingga 39 point.
32 2. Perhatian sedang apabila jawaban memiliki nilai 23 hingga 31 point 3. Perhatian rendah apabila jawaban memiliki nilai 13 hingga 22 point.
C.
Interpretasi (pemahaman) Pada dimensi pemahaman terdapat 13 pertanyaan. Pengukuran terhadap
setiap pertanyaan tersebut menjadi, paham diberi nilai 3, ragu-ragu diberi nilai 2, dan tidak paham diberi nilai 1. Kemungkinan responden menjawab total nilai terendah adalah 13 dan tertinggi 39. Jika dilihat maka jarak antara 13 ke 39 adalah 26 point. Kemudian peneliti membagi selisih nilai tersebut menjadi 3 kategori sebagai berikut : 1. Pemahaman tinggi apabila jawaban memiliki nilai 32 hingga 39 point. 2. Pemahaman sedang apabila jawaban memiliki nilai 23 hingga 31 point 3. Pemahaman rendah apabila jawaban memiliki nilai 13 hingga 22 point. Maka untuk persepsi secara keseluruhan, diukur dari dimensi pengetahuan, perhatian dan pemahaman, dimana terdapat 39 pertanyaan. Kemungkinan responden menjawab total nilai terendah adalah 39 dan tertinggi 117. Jika dilihat maka jarak antara 39 ke 117 adalah 78 point. Kemudian peneliti membagi selisih nilai tersebut menjadi 3 kategori sebagai berikut : 1.
Persepsi positif apabila jawaban memiliki nilai 92 hingga 117 point.
2. Persepsi netral apabila jawaban memiliki nilai 66 hingga 91 point. 3.
Persepsi negatif apabila jawaban memiliki nilai 39 hingga 65 point.
33 Operasionalisasi konsep dapat dijelaskan dengan tabel berikut ini : Tabel 3. 2. Operasionalisasi Konsep No
1.
Variabel Persepsi User
Dimensi A. Sensasi
Indikator a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
B. Atensi
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
C. Interpretasi
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
Skala Pengukuran
Tahu mengenai isi situs web OCHA Tahu mengenai siapa pembuat situs web OCHA Tahu mengenai jangkauan situs web OCHA Tahu mengenai manfaat situs web OCHA Tahu mengenai cara menyampaikan saran dan kritik dalam situs web OCHA Tahu mengenai keakuratan informasi situs web OCHA Tahu mengenai mencetak artikel dalam situs web OCHA Tahu mengenai fitur apa saja yang terdapat dalam situs web OCHA Tahu mengenai kecepatan mengakses situs web OCHA Tahu mengenai tujuan dibuatnya situs web OCHA Tahu mengenai seberapa sering informasi diperbaharui dalam situs web OCHA Tahu mengenai khalayak situs web OCHA Tahu mengenai kelengkapan informasi yang disajikan dalam situs web OCHA
3 = Tahu 2 = Ragu-ragu 1 = Tidak Tahu
Memperhatikan isi situs web OCHA Memperhatikan pembuat situs web OCHA Memperhatikan jangkauan situs web OCHA Memperhatikan manfaat situs web OCHA Memperhatikan cara menyampaikan saran dan kritik dalam situs web OCHA Memperhatikan keakuratan informasi situs web OCHA Memperhatikan pencetakan artikel dalam situs web OCHA Memperhatikan fitur apa saja yang terdapat dalam situs web OCHA Memperhatikan kecepatan mengakses situs web OCHA Memperhatikan tujuan dibuatnya situs web OCHA Memperhatikan seberapa sering informasi diperbaharui situs web OCHA Memperhatikan khalayak situs web OCHA Memperhatikan kelengkapan informasi yang disajikan dalam situs web OCHA
3 = Memperhatikan 2 = Ragu-ragu 1 = Tidak Memperhatikan
Memahami isi situs web OCHA Memahami tugas dan fungsi pembuat situs web OCHA Memahami jangkauan situs web OCHA Memahami manfaat situs web OCHA Memahami cara menyampaikan saran dan kritik dalam situs web OCHA Memahami keakuratan informasi dalam situs web OCHA Memahami pencetakan artikel dalam situs web OCHA Memahami fitur apa saja yang terdapat dalam situs web OCHA Memahami kecepatan mengakses situs web OCHA Memahami tujuan dibuatnya situs web OCHA Memahami seberapa sering informasi diperbaharui dalam situs web OCHA Memahami khalayak situs web OCHA Memahami kelengkapan informasi yang disajikan dalam situs web OCHA
3 = Paham 2 = Ragu-ragu 1 = Tidak Paham
34 3. 5.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan secara primer dan sekunder oleh peneliti.
Dalam skripsi ini digunakan : 3. 5. 1. Data primer Teknik pengumpulan data primer dilakukan peneliti dengan membuat dan membagikan kuisioner. Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh responden. Teknik ini dipilih semata-mata karena responden atau subyek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interprestasi subyek tentang pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti.39
Selain itu, penggunaan
kuesioner pada umumnya dilatarbelakangi oleh kondisi aktual jika wawancara mungkin dilakukan oleh peneliti untuk menjangkau keseluruhan responden yang lokasinya berjauhan dan dalam waktu yang relatif terbatas. 3.5.2. Data Sekunder Data sekunder sebagai pelengkap data primer diperoleh peneliti dari bahan dokumentasi di perpustakaan kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa. Koleksi perpustakaan itu terdiri dari buku-buku literatur, referensi dan data administratif kantor OCHA Jakarta. Kemudian data lainnya diperoleh dari situs web.
39
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 2 (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 2002), hal. 57
35 3.6.
Pengolahan dan Analisa Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode yang digunakan adalah metode survai dengan pendekatan kuantitatif, artinya setiap data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat, untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif. Peneliti melakukan seluruh penghitungan dengan cara manual. Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menyortir data kasar apa layak untuk diolah atau tidak sehingga menjadi data yang siap untuk dianalisis. Tahap – tahap pengolahan tersebut: 1.
Penghitungan data-data mentah yang diperoleh melalui kuisioner, kemudian
mengelompokkan
dan
mengolahnya.
Dalam
membuat
pertanyaan kuisioner digunakan metode Skala Likert. Dengan Skala Likert tersebut pengkode kuisioner dapat menghitung skor total. 2.
Dari hasil pengkodean tersebut, peneliti menyusun buku kode dan lembaran kode. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembuatan tabel frekuensi.
3.
Data kemudian dianalisa secara kuantitatif, dengan melihat perolehan angka-angka yang menunjukkan frekuensi penyebaran data.
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1.
Profil dan Gambaran Umum
4.1.1
United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa) Nama “United Nations” (Perserikatan Bangsa-Bangsa), yang diciptakan oleh
Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt, pertama kali dipergunakan dalam “Declaration of United Nations” (Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada tanggal 1 January 1942, pada Perang Dunia Kedua, ketika wakil dari 26 negara berjanji bahwa pemerintah mereka akan meneruskan perlawanan bersama menentang NegaraNegara Poros. Berbagai negara mula-mula membentuk organisasi internasional sebagai sarana kerjasama dalam bidang khusus. Tahun 1899, Konferensi Perdamaian Internasional yang pertama diselenggarakan di Den Haag untuk membahas perangkat ketentuan dalam menyelesaikan krisis secara damai, pencegahan perang, dan pengkodifikasian ketentuan mengenai perang. Pertemuan tersebut mengadopsi Konvensi Penyelesaian Damai dari Pertikaian Internasional, dan membentuk Mahkamah Tetap Arbitrase, yang memulai tugasnya pada tahun 1902. Pendahulu Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Liga Bangsa-Bangsa, organisasi yang dipersiapkan dalam suasana yang sama selama Perang Dunia Pertama, dan didirikan pada tahun 1919 berdasarkan Perjanjian Versailles “untuk mempromosikan kerjasama internasional dan untuk mencapai perdamaian dan keamanan”. Organisasi Perburuhan Internasional juga didirikan berdasarkan perjanjian Versailles sebagai satu badan yang
37 berafiliasi dengan Liga Bangsa-Bangsa. Liga Bangsa-Bangsa menghentikan kegiatannya setelah gagal mencegah Perang Dunia Kedua. Tahun 1945, wakil dari 50 negara bertemu di San Fransisco dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Organisasi Internasional untuk menyusun Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Utusan Negara tersebut mengadakan pembahasan mengenai proposal dasar yang disusun oleh wakil-wakil dari Tiongkok, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat. Piagam tersebut ditandatangani tanggal 26 Juni 1945 oleh wakil-wakil dari 50 negara.
Polandia, yang tidak terwakili dalam Konferensi tersebut,
menandatanganinya kemudian dan menjadi salah satu dari 51 Negara Anggota paling awal. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi berdiri tanggal 24 Oktober 1945, ketika Piagam tersebut telah diratifikasi oleh Tiongkok, Prancis, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat serta sejumlah penandatangan lainnya.
Hari Perserikatan Bangsa-
Bangsa dirayakan tanggal 24 Oktober setiap tahun. Piagam PBB merupakan perangkat konstitusi dari Organisasi dunia tersebut, yang menguraikan hak dan kewajiban Negara-negara Anggota, dan membentuk badan-badan serta menetapkan prosedur Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sebagai satu perjanjian
internasional, Piagam tersebut mengkodifikasi prinsip-prinsip utama hubungan internasional – mulai dari persamaan kedaulatan Negara sampai pada pelarangan penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional. Tujuan dari PBB adalah: •
Untuk mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional;
38 •
Untuk mengembangkan hubungan bersahabat di antara bangsa-bangsa berdasarkan penghormatan terhadap prinsip-prinsip persamaan hak dan prinsip menentukan nasib sendiri dari bangsa-bangsa;
•
Untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah ekonomi, sosial, budaya dan kemanusiaan internasional, dan dalam menggalakan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kemerdekaan-kemerdekaan fundamental;
•
Untuk menjadi pusat bagi kesatuan aksi bangsa-bangsa dalam mencapai tujuan bersama ini
PBB bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip berikut: •
Berdasarkan pada persamaan kedaulatan dari semua anggotanya;
•
Semua anggota akan dengan jujur memenuhi kewajiban-kewajiban Piagam mereka;
•
Mereka akan menyelesaikan pertikaian internasional mereka dengan cara-cara damai dan tanpa membahayakan perdamaian dan keamanan internasional serta keadilan;
•
Mereka akan menahan diri untuk tidak mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap Negara manapun;
•
Mereka akan memberikan bantuan apa saja kepada PBB dalam setiap tindakan yang diambil sesuai dengan Piagam;
•
Tak satu pun di dalam Piagam yang memberikan wewenang kepada PBB untuk melakukan campur tangan dalam masalah yang secara esensial berada di dalam yurisdiksi dalam negeri dari Negara yang manapun.
39 Keanggotaan PBB terbuka untuk semua negara yang cinta damai, yang menerima kewajiban sebagaimana tercantum di dalam Piagam, dan bersedia serta mampu melaksankan kewajiban-kewajiban tersebut. Majelis Umum menerima anggota baru berdasarkan rekomendasi Dewan Keamanan. Piagam membenarkan skorsing atau pemecatan terhadap anggota karena melanggar prinsip-prinsip Piagam. Namun, tindakan seperti itu belum pernah ada. Bahasa resmi adalah Mandarin, Inggris, Prancis, Rusia dan Spanyol. Bahasa Arab ditambahkan sebagai bahasa resmi di Majelis Umum, Dewan Keamanan dan Dewan Ekonomi dan Sosial. Piagam membentuk enam badan penting PBB yaitu Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Mahkalam Peradilan Internasional dan Sekretariat.
Namun, keluarga PBB lebih luas lagi, mencakup 15
perwakilan (agencies) dan beberapa program serta badan lain. Berdasarkan Piagam, fungsi dan wewenang Majelis Umum adalah: •
Membahas dan memberikan rekomendasi mengenai prinsip-prinsip kerjasama dalam mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional, termasuk prinsip-prinsip pengaturan senjata;
•
Mendiskusikan masalah apa saja yang berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional
4.1.2
Pembahasan Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) atau Kantor untuk Urusan Koordinasi Urusan Kemanusiaan
A.
Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA)
40
40
Gambar 4.1 Kantor-kantor OCHA yang tersebar di seluruh dunia
Tujuan OCHA adalah mengerahkan dan mengkoordinasi kegiatan kemanusiaan yang efektif dan mendasar melalui kerjasama dengan berbagai pihak, baik nasional maupun internasional, untuk meringankan penderitaan korban bencana alam dan situasi kedaruratan yang kompleks; mempromosikan ke-siapsiaga-an dan usaha-usaha pencegahan agar dapat menyediakan bantuan internasional yang efektif, tepat waktu dan sesuai, memfasilitasi penyediaan solusi yang berkelanjutan, dan advokasi atas hak-hak orang-orang yang membutuhkan OCHA adalah sebuah departemen di dalam Sekretariat PBB, beroperasi melalui jaringan kantor-kantor cabangnya untuk mendukung Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB dan tim perwakilan PBB di negara yang bersangkutan. OCHA juga memiliki kantor pendukung regional dan Penasehat Regional untuk Tanggap Darurat di Afrika, kawasan Karibia dan Amerika Latin, Timur Tengah serta Asia Pasifik. OCHA membantu badan-badan operasional dalam menyediakan bantuan kemanusiaan bagi populasi dan masyarakat yang membutuhkannya. Koordinator Urusan 40
http://ochaonline.org/indonesia
41 Kemanusiaan PBB bertanggung jawab sepenuhnya untuk memastikan keselarasan pemberian bantuan di lapangan. OCHA membantu Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB dalam penilaian kebutuhan, perencanaan kesiapsiagaan dan penyusunan program kemanusiaan.
OCHA juga menyediakan perangkat respon, advokasi dan layanan
informasi. Kepala OCHA dalam kapasitasnya sebagai Koordinator Bantuan Kedaruratan (Emergency Relief Coordinator), mengetuai Komite Kerja Antar-Badan (Inter-Agency Standing Committee atau IASC) yang terdiri dari semua pelaku utama urusan kemanusiaan, termasuk Gerakan Palang Merah (Red Cross Movement) dan konsorsium tiga organisasi non-politik (ornop). Dengan menyusun kebijakan, panduan dan standar bersama, IASC memastikan respon antar-badan yang terpadu untuk situasi kedaruratan yang kompleks, bencana alam dan bencana lingkungan hidup. OCHA juga mengetuai Komite Eksekutif untuk Urusan Kemanusiaan (Executive Committee for Humanitarian Affairs atau ECHA) yang menetapkan posisi umum PBB untuk masalah-masalah kemanusiaan. OCHA mengumpulkan dukungan dari para donor terutama melalui permohonan bantuan dana terpadu (Consolidated Appeal Process atau CAP) dan menerbitkan permohonan bantuan kedaruratan atas nama negara-negara yang terkena dampak bencana. CAP, melalui rencana kerja kemanusiaan bersama (Consolidated Humanitarian Action Plan atau CHAP), adalah perangkat utama PBB untuk mengkoordinasi dan menyusun rencana strategis selama berlangsungnya situasi kedaruratan yang kompleks. CAP juga merupakan sarana advokasi.
Kepala Perwakilan/Koordinator Urusan
Kemanusiaan PBB di negara yang bersangkutan bertanggung jawab menyiapkan, menerapkan dan mempertimbangkan CAP. Setiap tahun sekitar 15 permohonan dana
42 diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan mendadak, OCHA dapat menerbitkan permohonan dana kilat untuk periode tiga sampai enam bulan. Selain itu, OCHA mengelola Pusat Dana Tanggap Kedaruratan (Central Emergency Response Fund atau CERF) yang didirikan PBB untuk memungkinkan organisasi-organisasi memulai kegiatan bantuan secepat mungkin dan memastikan bantuan kemanusiaan yang lebih tepat waktu dan handal bagi para korban bencana alam dan konflik bersenjata. CERF (http://www.cerf.un.org) didanai oleh kontribusi sukarela dari seluruh penjuru dunia, diantaranya dari negara-negara anggota PBB, perusahaanperusahaan swasta, yayasan dan perorangan. Tujuan CERF adalah untuk melengkapi bukan menggantikan mekanisme pendanaan kegiatan kemanusiaan yang ada saat ini, seperti misalnya Permohonan Dana Terpadu PBB. Dalam situasi kedaruratan yang komples saat ini, penduduk sipil seringkali menjadi sasaran langsung tindakan kekerasan. OCHA bekerjasama dengan pihak-pihak terkait utama dalam penyusunan kebijakan dan strategi advokasi yang dirancang untuk memastikan perlindungan kaum sipil dalam konflik bersenjata dan menghormati hukum kemanusiaan internasional. OCHA juga berusaha menarik perhatian khalayak terhadap ”situasi krisis yang terabaikan” yang tidak diliput oleh media massa. OCHA bekerjasama dengan badan-badan operasional membantu sekitar 24 juta pengungsi internal di seluruh dunia. OCHA memiliki layanan tanggap darurat yang memungkinan pengiriman staf dalam waktu singkat ke daerah bencana.
Layanan ini dikelola secara internal dan
didukung oleh sistem peringatan dan pengawasan selama 24 jam. Selain itu OCHA membantuk beberapa mekanisme dan jaringan ”kapasitas tambahan terpadu (surge
43 capacity)” yang memungkinkan komunitas kemanusiaan bersama-sama merespon situasi kedaruratan dan bencana secara cepat. Salah satu peranan penting OCHA adalah mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi dari kantor-kantor cabangnya kepada pihak-pihak terkait utama. OCHA memantau dan menerbitkan laporan situasi bencana alam selama 24 jam. Salah satu perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi tersebut adalah http://ochaonline.un.org/indonesia yang merupakan landasan organisasi untuk kegiatan advokasi, penyebaran informasi, dan gudang informasi mengenai urusan kemanusiaan dan OCHA, serta landasan permohonan dana kepada donor. Situs ini juga memberikan panduan bagi perusahaan swasta yang ingin mengetahui cara-cara untuk mendukung usaha bantuan kemanusiaan PBB.
B.
Situs Web http://ochaonline.un.org/indonesia Situs web http://ochaonline.un.org/indonesia merupakan salah satu medium
komunikasi yang keberadaan bertujuan untuk memastikan konsistensi web OCHA di kantor wilayah regional dalam penyebaran informasi untuk mendukung kegiatan kemanusiaan, sejalan dengan kebijakan strategis organisasi dan kebijakan Sekretariat PBB. Lebih lanjut, kebijakan ini adalah untuk menjamin bahwa kegiatan publikasi informasi mengikuti standar untuk pertukaran informasi yang akurat sesuai dengan “Simposium dalam Kegiatan Pertukaran Informasi Kemanusiaan.”. Tujuan dari dibuatnya situs web adalah untuk mendukung misi OCHA yaitu: untuk memobilisasi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dasar kemanusiaan secara efektif antara organisasi-organisasi skala internasional maupun nasional yang terkait di
44 dalamnya untuk membantu penderitaan masyarakat akibat adanya bencana alam atau kondisi darurat lainnya, mempromosikan langkah-langkah persiapan dan pencegahanpencegahan awal untuk mengurangi resiko bencana di masa yang akan datang, memberikan solusi yang stabil dengan dapat menemukan akar permasalahan; dan memperjuangkan hak-hak masyarakat dalam kebutuhannya. Prinsip-prinsip OCHA yang digarisbawahi dalam misi OCHA menekankan tujuan dari situs web ini dan tipe informasi yang disediakan. Diasumsikan bahwa penyebaran informasi yang akurat akan berdampak pada pengambilan suatu keputusan. Diharapkan pada akhirnya, hal ini dapat menimbulkan lebih banyak kegiatan kemanusiaan yang efektif; yang kemudian dapat membantu untuk mengurangi penderitaan masyarakat akibat bencana alam; advokasi; persiapan dan pencegahan; dan menimbulkan solusi yang tepat. Peran OCHA adalah untuk mengenali kapan suatu informasi itu dibutuhkan dan secara efektif serta efisien merespon kebutuhan itu. Peran dari organisasi-organisasi kemanusiaan lainnya adalah untuk membagi informasi yang dimiliki ke dalam suatu kumpulan informasi ada yang kemudian dapat memastikan komprehensi dari informasi yang disediakan dan berdampak pada keputusan yang diambil. Berdasarkan data yang didapat dari situs web OCHA sejak didirikannya kantor OCHA di Jakarta pada bulan September 1999, terdaftar lebih dari 50 organisasi nonpemerintah yang menjadi anggota dari badan koordinasi. Peneliti mengambil penelitian pada ornop-ornop yang berada di Indonesia, Jakarta pada khususnya, sejauh mana mereka memanfaatkan adanya situs web OCHA dalam aktivitasnya. Misalnya pada situasi dan kondisi negara Indonesia di tahun 2007 yang tidak stabil dan rentan bencana maka diperlukan satu medium untuk mengkoodinasikan semua gerakan dan aktivitas dari
45 masing-masing ornop tersebut agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan akibat adanya koordinasi yang kurang baik pada saat adanya bencana. Baik pada waktu persiapan menghadapi bencana, pada saat bencana terjadi dan kegiatan paska bencana.
4. 2.
Hasil Penelitian
Sub bab ini akan menjelaskan bagaimana data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner pada minggu pertama bulan January tahun 2008, kepada 80 responden yaitu para anggota komunitas organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang kemanusiaan yang terdaftar di direktori OCHA sebagai Kantor Koordinator PBB Urusan Bencana di Jakarta. Analisa terhadap data-data tersebut adalah sebagai berikut :
I.
Identitas Responden 1. Jenis kelamin n = 80 Tabel 4.2. Jenis kelamin Usia
Frekuensi
Persentase (%)
Laki – laki
45
56%
Perempuan
35
44%
80
100%
46 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 56%, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar 44%.
2.
Usia n = 80 Tabel 4.3. Usia Usia
Frekuensi
Persentase (%)
25 – 35 thn
43
53%
36 – 45 thn
34
43%
46 – 55 thn
3
4%
80
100%
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden berada pada rentang tahun, 25 - 35 tahun yaitu sebesar 53% dari total keseluruhan. Responden yang berada pada usia 36 - 45 tahun sebesar 43 %, sedangkan responden yang berada pada rentang usia 46 – 55 tahun sebesar 4%.
3. Pendidikan Terakhir n = 80
47 Tabel 4.4. Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Persentase (%)
Universitas Strata - 1
32
40%
Universitas Strata - 2
46
57%
Universitas Strata - 3
2
3%
80
100%
Data pendidikan diperoleh sebagian besar responden lulusan Universitas Strata - 2 yaitu sebanyak 57%, untuk responden yang lulusan Universitas Strata - 1 sebanyak 40%, sedangkan yang lulusan Universitas Strata - 3 sebanyak 3%.
4. Status Pekerjaan n = 80 Tabel 4.5. Status Pekerjaan Status Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
Karyawan Tetap
30
37.5%
Karyawan Kontrak
50
62.5%
Karyawan Magang
-
0%
80
100%
Data pekerjaan diperoleh responden yang memiliki status pekerjaan sebagai karyawan tetap sebanyak 37,5%,
untuk responden yang memiliki status pekerjaan
sebagai karyawan magang adalah tidak ada, sedangkan mayoritas responden adalah karyawan kontrak sebanyak 62,5%.
48 5. Domisili n = 80 Tabel 4. 6. Wilayah Domisili Wilayah Domisili
Frekuensi
Persentase (%)
Jakarta
74
92,5%
Di luar Jakarta, wilayah Indonesia
5
6,25%
Di luar wilayah Indonesia
1
1,25%
80
100%
Data lokasi tempat tinggal diperoleh responden yang berdomisili di wilayah Jakarta adalah mayoritas sebanyak 92.5%, untuk responden yang berdomisili di luar Jakarta, wilayah Indonesia sebanyak 6.25%, sedangkan yang tinggal di luar wilayah Indonesia sebanyak 1.25%.
a. Terpaan Media 6. Tempat mengakses situs web n = 80 Tabel 4.7. Tempat Mengakses Situs Web Tempat Mengakses Situs Web
Frekuensi
Persentase (%)
Komputer
46
57.5%
Handphone
-
0%
Keduanya
34
42.5%
80
100%
Data tempat mengakses internet diperoleh mayoritas responden yaitu yang yang mengakses internet melalui komputer sebanyak 57.5%, sedangkan tidak ada responden
49 yang mengakses internet melalui telephone selular sedangkan yang mengakses internet melalui komputer dan telephone selular sebanyak 42.5%.
7. Berapa lama telah menggunakan situs web n = 80 Tabel 4.8. Berapa lama telah mengakses situs web Periode Akses Situs Web
Frekuensi
Persentase (%)
1 – 6 bulan
34
42.5%
6 – 12 bulan
19
23.75%
Lebih dari 1 tahun
27
33.75%
80
100%
Data berapa lama responden telah menggunakan situs web ini selama 1 – 6 bulan adalah mayoritas sebanyak 42,5%, yang telah menggunakan situs web selama 6 – 12 bulan adalah sebanyak 23,75%, sedangkan yang telah menggunakan situs web selama lebih dari 1 tahun adalah sebanyak 33.75%.
8. Tingkat teknologi yang dikuasai n = 80 Tabel 4.9. Tingkat Teknologi yang dikuasai Tingkat teknologi yang dikuasai
Frekuensi
Persentase (%)
Dasar
11
13.75%
Berpengalaman
52
65%
Sangat mengerti
17
21.25%
80
100%
50 Data mengenai tingkat pengusaan teknologi responden yaitu tingkat dasar sebanyak 13.75%, yang berpengalaman adalah mayoritas yaitu sebanyak 65%, sedangkan yang sangat mengerti teknologi sebanyak 21.259%.
b. Persepsi Anggota Komunitas Ornop i.
Pengetahuan 9. Tahu mengenai isi situs web n = 80 Tabel 4.10. Tahu Mengenai Isi Situs Web Tahu Mengenai Isi
Frekuensi
Persentase (%)
Tahu
40
50%
Ragu-ragu
20
25%
Tidak Tahu
20
25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 50% responden mengetahui isi keseluruhan dari situs web OCHA. Hal tersebut ditunjukkan dengan jawaban terbuka yang mereka berikan. Sebanyak 25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 25% dari responden tidak mengetahui isi keseluruhan dari situs web ini.
10. Tahu mengenai siapakah pembuat situs web n = 80
51 Tabel 4.11. Tahu Mengenai Siapa Pembuat Situs Web Tahu Mengenai Siapa Pembuat Situs Web Tahu
Frekuensi
Persentase (%)
74
92.5%
Ragu-ragu
5
6.25%
Tidak Tahu
1
1.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 92.5% responden mengetahui bahwa pembuat situs web adalah kantor OCHA Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan jawaban terbuka yang mereka berikan. Sebanyak 6,25% responden ragu-ragu dengan jawabannya, dan 1.25% dari responden tidak mengetahui siapakah pembuat situs web ini.
11. Tahu mengenai jangkauan situs web n = 80 Tabel 4.12.Tahu Mengenai Jangkauan Situs Web Tahu mengenai Jangkauan Situs Web Tahu
Frekuensi
Persentase (%)
51
63.75%
Ragu-ragu
25
31.25%
Tidak Tahu
4
5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 63.75% responden mengetahui mengenai jangkauan atas situs web OCHA. Jawaban terbuka yang mereka berikan menjelaskan bahwa jangkauan situs web ini adalah seluruh dunia, khususnya mereka yang memiliki
52 akses internet. Responden sebanyak 31.25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 5% dari responden tidak mengetahui jangkauan situs web.
12. Tahu mengenai manfaat situs web n = 80 Tabel 4.13. Tahu Mengenai Manfaat Situs Web Tahu mengenai manfaat situs
Frekuensi
Persentase (%)
Tahu
70
87.5%
Ragu-ragu
9
11.25%
Tidak Tahu
1
1.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 87.5% responden mengetahui mengenai manfaat situs web. Jawaban terbuka yang mereka berikan menjelaskan bahwa manfaat situs web ini adalah mereka dapat memperoleh informasi mengenai kegiatan-kegiatan respon terhadap bencana dan kegiatan koordinasi kemanusiaan yang dilakukan OCHA. Responden sebanyak 11.25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 1.25% dari responden tidak mengetahui manfaat dari situs web ini.
13. Tahu mengenai cara menyampaikan saran dan kritik n = 80
53 Tabel 4.14. Tahu Cara Menyampaikan Saran dan Kritik Tahu cara menyampaikan saran dan kritik Tahu
Frekuensi
Persentase (%)
29
36.25%
Ragu-ragu
32
40%
Tidak Tahu
19
23.75%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 36,25% responden mengetahui mengenai cara menyampaikan saran dan kritik mengenai situs web OCHA. Jawaban terbuka yang mereka berikan menjelaskan mereka dapat menyampaikan saran dan kritik melalui email yang dikirimkan kepada administrator situs web melalui fitur “hubungi kami”. Responden sebanyak 40% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 23,75% dari responden tidak mengetahui cara menyampaikan saran dan kritik.
14. Tahu mengenai keakuratan informasi n = 80 Tabel 4.15. Tahu Mengenai Tingkat Akurasi Informasi Tahu mengenai tingkat akurasi informasi Tahu
Frekuensi
Persentase (%)
36
45%
Ragu-ragu
36
45%
Tidak Tahu
8
10%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 45% responden mengetahui keakuratan informasi dalam situs web. Informasi dalam situs web ini adalah cukup akurat, karena
54 informasi yang diberikan selalu dikonfirmasi dahulu dengan pihak-pihak yang bersangkutan khususnya dengan pemerintah. Hal tersebut ditunjukkan dengan jawaban terbuka yang mereka berikan. Sebanyak 45% ragu-ragu dengan jawabannya, dan sebanyak 10% responden yang tidak mengetahui keakuratan informasi dalam situs web ini.
15. Tahu mengenai cara mencetak artikel dalam situs web n = 80 Tabel 4.16. Tahu Mengenai Cara Mencetak Artikel Tahu mengenai pencetakan artikel Tahu
Frekuensi
Persentase (%)
55
68.75%
Ragu-ragu
12
15%
Tidak Tahu
13
16.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 68.75% responden mengetahui mengenai cara mencetak artikel. Jawaban terbuka yang mereka berikan menjelaskan bahwa mereka dapat mencetak artikel melalui fitur untuk mencetak/print yang terdapat di situs. Responden sebanyak 15% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 16.25% dari responden tidak tahu cara mencetak artikel dari situs web ini.
16. Tahu mengenai fitur pendukung n = 80
55 Tabel 4.17. Tahu Mengenai Fitur Pendukung Tahu mengenai fitur pendukung
Frekuensi
Persentase (%)
Tahu
37
46.25%
Ragu-ragu
33
41.25%
Tidak Tahu
10
12.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 46.25% mengetahui mengenai fitur pendukung situs web. Responden sebanyak 41.25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 12.5% dari responden tidak mengetahui fitur pendukung situs web.
17. Tahu mengenai kecepatan akses situs web n = 80 Tabel 4.18. Tahu Mengenai Kecepatan Akses Tahu mengenai kecepatan akses
Frekuensi
Persentase (%)
Tahu
58
72.5%
Ragu-ragu
21
26.25%
Tidak Tahu
1
1.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 72,5% responden mengetahui kecepatan akses situs web. Jawaban terbuka yang mereka berikan menjelaskan bahwa kecepatan akses situs web ini adalah cukup cepat.
26,25% responden ragu-ragu dengan
jawabannya, dan 1,25% dari responden tidak mengetahui kecepatan akses situs web.
56
18. Tahu mengenai tujuan dibuatnya situs web n = 80 Tabel 4.19. Tahu Mengenai Tujuan Dibuatnya Situs Web Tahu mengenai tujuan
Frekuensi
Persentase (%)
Tahu
74
92.5%
Ragu-ragu
6
7.5%
Tidak Tahu
0
0%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 92.5% responden mengetahui tujuan dibuatnya situs web. Jawaban terbuka yang mereka berikan menjelaskan bahwa tujuan dibuatnya situs web adalah untuk mempercepat penyebaran informasi mengenai koordinasi kegiatan kemanusiaan.
Responden sebanyak 7.5% ragu-ragu dengan
jawabannya, dan tidak ada responden tidak mengetahui tujuan dibuatnya situs web ini.
19. Tahu seberapa sering informasi diperbaharui n = 80
Tabel 4. 20. Tahu Mengenai Seberapa Sering Informasi Diperbaharui Tahu mengenai seberapa sering informasi diperbaharui Tahu
Frekuensi
Persentase (%)
19
23.75%
Ragu-ragu
40
50%
Tidak Tahu
21
26.25%
80
100%
57 Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 23.75% responden mengetahui seberapa sering informasi diperbaharui. Responden sebanyak 50% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 26.25% dari responden tidak mengetahui seberapa sering informasi diperbaharui.
20. Tahu mengenai siapakah khayalak situs web n = 80 Tabel 4.21. Tahu Mengenai Khalayak Pengunjung Tahu mengenai khalayak
Frekuensi
Persentase (%)
Tahu
55
68.75%
Ragu-ragu
25
31.25%
Tidak Tahu
0
0%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 68.75% responden mengetahui siapa khalayak situs web. Jawaban terbuka yang mereka berikan menjelaskan bahwa pengetahuan mereka berdasarkan atas kegiatan koordinasi kemanusiaan yang selama ini dilakukan bersama-sama dengan para pelaku kemanusiaan dari organisasi-organisasi non pemerintah. Responden sebanyak 31.25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan tidak ada responden yang tidak mengetahui siapa khalayak situs web.
21. Tahu mengenai kelengkapan informasi yang disajikan n = 80
58 Tabel 4. 22. Tahu Mengenai Kelengkapan Informasi yang Disajikan Tahu mengenai Kelengkapan Informasi yang Disajikan Tahu
Frekuensi
Persentase (%)
16
20%
Ragu-ragu
46
57.%
Tidak Tahu
18
22.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 20% responden mengetahui kelengkapan informasi yang disajikan. Sebanyak 57% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 22.5% responden tidak mengetahui kelengkapan informasi yang disajikan. Kesimpulan dari dimensi pengetahuan dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 4. 23. Pengetahuan Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
48
60%
Sedang
30
37.5%
Rendah
2
2.5%
80
100%
Pengetahuan
Pengetahuan yang tinggi diberikan oleh mayoritas responden yaitu 48 orang dari total 80 orang, yang berarti 60% dari keseluruhan, pengetahuan yang sedang/netral diberikan oleh 30 orang dari total 80 orang, yang berarti 37.5% dari keseluruhan, pengetahuan yang rendah diberikan oleh 2 orang dari total 80 orang, yang berarti 2.5% dari keseluruhan.
ii.
Perhatian 22. Memperhatikan isi
59 n = 80 Tabel 4. 24. Memperhatikan Isi Memperhatikan isi
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
45
56.25%
Ragu-ragu
15
18.75%
Tidak Memperhatikan
20
25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 56.25% responden memperhatikan bahwa keseluruhan isi situs web, sebanyak 18.75% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 25% dari responden tidak mengetahui keseluruhan isi situs web ini.
23. Memperhatikan pembuat situs web n = 80 Tabel 4. 25. Memperhatikan Pembuat Situs Web Memperhatikan pembuat situs web Memperhatikan
Frekuensi
Persentase (%)
64
80%
Ragu-ragu
14
17.5%
Tidak Memperhatikan
2
2.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 80% responden memperhatikan pembuat situs web, sebanyak 17.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 2.5% dari responden tidak memperhatikan pembuat situs web.
60 24. Memperhatikan jangkauan n = 80 Tabel 4. 26. Memperhatikan Jangkauan Memperhatikan jangkauan
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
46
57.5%
Ragu-ragu
27
33.75%
Tidak Memperhatikan
7
8.75%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa responden yang memperhatikan jangkauan situs web adalah 57,5%. Responden yang yang ragu-ragu sebanyak 33.75%, sedangkan 8.75% dari responden tidak memperhatikan jangkauan situs web.
25. Memperhatikan manfaat n = 80 Tabel 4. 27. Memperhatikan Manfaat Memperhatikan manfaat
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
63
78.75%
Ragu-ragu
13
16.25%
Tidak Memperhatikan
4
5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 78.75% responden memperhatikan manfaat situs web. Responden yang ragu-ragu sebanyak 16.25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 5% dari responden tidak memperhatikan manfaat situs web.
61 26. Memperhatikan cara menyampaikan saran dan kritik n = 80 Tabel 4. 28. Memperhatikan Cara Menyampaikan Saran dan Kritik Memperhatikan cara menyampaikan saran kritik Memperhatikan
Frekuensi
Persentase (%)
31
38.75%
Ragu-ragu
28
35%
Tidak Memperhatikan
21
26.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa responden yang memperhatikan cara menyampaikan saran dan kritik dalam situs web sebanyak 38.75%, sedangkan 35% dari responden ragu-ragu dan 26.25% responden tidak memperhatikan cara menyampaikan saran dan kritik.
27. Memperhatikan tingkat akurasi informasi n = 80 Tabel 4. 29. Memperhatikan Tingkat Akurasi Informasi Memperhatikan tingkat akurasi informasi Memperhatikan
Frekuensi
Persentase (%)
31
38.75%
Ragu-ragu
37
46.25%
Tidak Memperhatikan
12
15%
80
100%
62 Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 38.75% responden memperhatikan keakuratan informasi dalam situs web, mayoritas responden sebanyak 46.25% ragu-ragu dan sebanyak 15% responden yang tidak memperhatikan keakuratan informasi.
28. Memperhatikan cara mencetak artikel n = 80 Tabel 4. 30. Memperhatikan Cara Mencetak Artikel Memperhatikan cara mencetak artikel Memperhatikan
Frekuensi
Persentase (%)
53
66.25%
Ragu-ragu
13
16.25%
Tidak Memperhatikan
14
17.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas 66.25% responden memperhatikan cara mencetak artikel, responden sebanyak 16.25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 17.5% dari responden tidak memperhatikan cara mencetak artikel.
29. Memperhatikan fitur pendukung n = 80 Tabel 4. 31. Memperhatikan Fitur Pendukung Memperhatikan fitur pendukung
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
30
37.5%
Ragu-ragu
34
42.5%
Tidak Memperhatikan
16
20%
80
100%
63 Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 37.5% responden memperhatikan fitur pendukung situs web, mayoritas responden sebanyak 42.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 20% dari responden tidak memperhatikan fitur pendukung.
30. Memperhatikan kecepatan akses n = 80 Tabel 4. 32. Memperhatikan Kecepatan Akses Memperhatikan kecepatan akses
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
53
66.25%
Ragu-ragu
22
27.5%
Tidak Memperhatikan
5
6.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas 66.25% responden memperhatikan kecepatan akses situs web, 27.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 6.25% dari responden tidak memperhatikan kecepatan akses situs web.
31. Memperhatikan tujuan n = 80 Tabel 4. 33. Memperhatikan Tujuan Dibuatnya Situs Web Memperhatikan tujuan
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
70
87.5%
Ragu-ragu
10
12.5%
Tidak Memperhatikan
0
0%
80
100%
64 Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas 87.5% responden memperhatikan tujuan situs web, responden sebanyak 12.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan tidak ada responden yang tidak memperhatikan tujuan situs web ini.
32. Memperhatikan seberapa sering informasi diperbaharui n = 80 Tabel 4. 34. Memperhatikan Seberapa Sering Informasi Diperbaharui Memperhatikan informasi
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
22
27.5%
Ragu-ragu
38
47.5%
Tidak Memperhatikan
20
25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 27.5% responden memperhatikan seberapa sering informasi dalam situs web diperbaharui, mayoritas responden sebanyak 47.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 25% dari responden tidak memperhatikan seberapa sering informasi dalam situs web diperbaharui.
33. Memperhatikan khalayak situs web n = 80
65 Tabel 4.35. Memperhatikan Khalayak Pengunjung Situs Web Memperhatikan khalayak
Frekuensi
Persentase (%)
Memperhatikan
46
57.5%
Ragu-ragu
29
36.25%
Tidak Memperhatikan
5
6.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 57.5% responden memperhatikan khalayak situs web, sebanyak 36.25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 6.25% dari responden tidak memperhatikan khalayak situs web.
34. Memperhatikan kelengkapan informasi situs web n = 80 Tabel 4. 36. Memperhatikan Kelengkapan Informasi Situs Web Memperhatikan kelengkapan informasi Memperhatikan
Frekuensi
Persentase (%)
22
27.5%
Ragu-ragu
43
53.75%
Tidak Memperhatikan
15
18.75%
80
100%
Hasil
kuisioner
menunjukkan
bahwa
27.5%
responden
memperhatikan
kelengkapan informasi, mayoritas responden sebanyak 53.75% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 18.75% dari responden tidak memperhatikan. Kesimpulan dari dimensi perhatian dijelaskan pada tabel berikut ini :
66 Tabel 4. 37. Perhatian Perhatian
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
44
55%
Sedang
32
40%
Rendah
4
5%
80
100%
Mayoritas adalah perhatian yang tinggi diberikan oleh 44 orang dari total 80 orang, yang berarti 55% dari keseluruhan. Perhatian yang sedang/netral yang diberikan oleh 32 orang dari total 80 orang, yang berarti 40% dari keseluruhan, perhatian yang rendah diberikan oleh 4 orang dari total 80 orang, yang berarti 5% dari keseluruhan.
iii.Pemahaman 35. Memahami isi keseluruhan situs web n = 80 Tabel 4. 38. Memahami Isi Keseluruhan Situs Web Memahami Isi
Frekuensi
Persentase (%)
Paham
40
50%
Ragu-ragu
20
25%
Tidak Paham
20
25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 50% responden memahami isi keseluruhan situs web, sebanyak 25% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 25% dari responden tidak memperhatikan isi keseluruhan dari situs web ini.
67 36. Memahami pembuat situs web n = 80 Tabel 4. 39. Memahami Siapa Pembuat Situs Web Memahami siapa pembuat situs web Paham
Frekuensi
Persentase (%)
65
81.25%
Ragu-ragu
14
17.5%
Tidak Paham
1
1.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 81,25% responden memahami siapa pembuat situs web, sebanyak 17,5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 1,25% dari responden tidak memahami siapa pembuat situs web.
37. Memahami jangkauan situs web n = 80 Tabel 4. 40. Memahami Jangkauan Situs Web Memahami jangkauan situs web
Frekuensi
Persentase (%)
Paham
48
60%
Ragu-ragu
26
32.5%
Tidak Paham
6
7.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas 60% responden memahami jangkauan situs web, responden sebanyak 32.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 7.5% dari responden tidak memahami jangkauan situs web.
38. Memahami manfaat situs web
68 n = 80 Tabel 4.41. Memahami Manfaat Situs Web Memahami manfaat situs web
Frekuensi
Persentase (%)
Paham
58
72.5%
Ragu-ragu
16
20%
Tidak Paham
6
7.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas 72.5% responden memahami manfaat situs web, responden sebanyak 20% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 7.5% dari responden tidak memahami manfaat situs web.
39. Memahami cara menyampaikan saran dan kritik n = 80 Tabel 4. 42. Memahami Cara Menyampaikan Saran dan Kritik Memahami cara menyampaikan saran dan kritik Paham
Frekuensi
Persentase (%)
29
36.25%
Ragu-ragu
30
37.5%
Tidak Paham
21
26.25%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 36,25% responden memahami cara menyampaikan saran dan kritik, mayoritas responden sebanyak 37.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 26.25% dari responden tidak memahami cara menyampaikan saran dan kritik.
69 40. Memahami tingkat akurasi informasi n = 80 Tabel 4. 43. Memahami Tingkat Akurasi Informasi Memahami tingkat akurasi
Frekuensi
Persentase (%)
Paham
30
37.5%
Ragu-ragu
34
42.5%
Tidak Paham
16
20%
80
100%
informasi
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa responden yaitu sebanyak 37.5% memahami keakuratan informasi situs web, mayoritas sebanyak 42.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 20% responden yang tidak memahami keakuratan informasi dalam situs web.
41. Memahami cara mencetak artikel dalam situs web n = 80 Tabel 4. 44. Memahami Cara Mencetak Artikel Memahami cara mencetak artikel
Frekuensi
Persentase (%)
Paham
46
57.5%
Ragu-ragu
19
23.75%
Tidak Paham
15
18.75%
80
100%
70 Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 57.5% responden memahami cara mencetak artikel, responden sebanyak 23.75% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 18.75% dari responden tidak memahami cara mencetak artikel.
42. Memahami fitur pendukung n = 80 Tabel 4. 45. Memahami Fitur Pendukung Situs Web Memahami fitur pendukung situs web Paham
Frekuensi
Persentase (%)
38
47.5%
Ragu-ragu
26
32.5%
Tidak Paham
16
20%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas 47.5% responden memahami fitur pendukung situs web, responden sebanyak 32.5% ragu-ragu dengan jawabannya, dan 20% dari responden tidak memahami fitur pendukung situs web.
43. Memahami kecepatan akses situs web n = 80 Tabel 4. 46. Memahami Kecepatan Akses Situs Web Memahami kecepatan akses situs web Paham
Frekuensi
Persentase (%)
51
63.75%
Ragu-ragu
23
28.75%
Tidak Paham
6
7.5%
80
100%
71
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 63,75% responden memahami kecepatan akses situs web, responden sebanyak 28.75% ragu-ragu dengan jawabannya, 7.5% dari responden tidak memahami kecepatan situs web.
44. Memahami tujuan dibuatnya situs web n = 80 Tabel 4. 47. Memahami Tujuan Dibuatnya Situs Web Memahami tujuan dibuatnya situs web Paham
Frekuensi
Persentase (%)
54
67.5%
Ragu-ragu
19
23.75%
Tidak Paham
7
8.75%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas 67.5% responden memahami tujuan dibuatnya situs web, sebanyak 23.75% ragu-ragu dengan jawabannya, 8.75% dari responden tidak memahami tujuan dibuatnya situs web.
45. Memahami seberapa sering informasi diperbaharui n = 80
72 Tabel 4.48 Memahami Seberapa Sering Informasi Diperbaharui Memahami seberapa sering informasi diperbaharui Paham
Frekuensi
Persentase (%)
25
31.25%
Ragu-ragu
33
41.25%
Tidak Paham
22
27.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 31.25% responden memahami seberapa sering informasi diperbaharui, mayoritas responden sebanyak 41.25% ragu-ragu dengan jawabannya, 27.5% dari responden tidak memahami seberapa sering informasi diperbaharui.
46. Memahami khalayak situs web n = 80 Tabel 4. 49. Memahami Khalayak Situs Web Memahami khalayak situs web
Frekuensi
Persentase (%)
Paham
39
48.75%
Ragu-ragu
31
38.75%
Tidak Paham
10
12.5%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa mayoritas sebanyak 48.75% responden memahami siapa khalayak dari situs web, responden sebanyak 38.75% ragu-ragu dengan jawabannya, 12.5% dari responden tidak memahami khalayak situs web.
47. Memahami kelengkapan informasi yang disajikan
73 n = 80 Tabel 4. 50. Memahami Kelengkapan Informasi yang Disajikan Memahami kelengkapan informasi yang disajikan Paham
Frekuensi
Persentase (%)
19
23.75%
Ragu-ragu
42
52.5%
Tidak Paham
19
23.75%
80
100%
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 23.75% responden memahami kelengkapan informasi yang disajikan,
mayoritas responden sebanyak 52.5% ragu-ragu dengan
jawabannya, 23.75% dari responden tidak memahami kelengkapan informasi yang disajikan. Kesimpulan dari dimensi pemahaman adalah : Tabel 4.51.Pemahaman Pemahaman
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
40
50%
Sedang
29
36.25%
Rendah
11
13.75%
80
100%
Mayoritas adalah pemahaman yang tinggi diberikan oleh 40 orang dari total 80 orang, yang berarti 50% dari keseluruhan.
Pemahaman yang sedang/netral yang
diberikan oleh 29 orang dari total 80 orang, yang berarti 36.25% dari keseluruhan, pemahaman yang rendah diberikan oleh 11 orang dari total 80 orang, yang berarti 13.75% dari keseluruhan. Kesimpulannya, persepsi anggota ornop dari hasil kuisioner adalah :
74
Persepsi Anggota Ornop n= 80 Tabel 4.52. Persepsi Persepsi
Frekuensi
Persentase (%)
Persepsi Positif
51
63.75%
Persepsi Netral
26
32.5%
Persepsi Negatif
3
3.75%
80
100%
Dari hasil kuisioner diatas, variabel persepsi dihitung dari dimensi pengetahuan, perhatian dan pemahaman terhadap tampilan situs web di internet, maka didapatkan hasil sebagai berikut. Pengetahuan yang tinggi diberikan oleh mayoritas responden yaitu 48 orang dari total 80 orang, yang berarti 60% dari keseluruhan, pengetahuan yang sedang/netral diberikan oleh 30 orang dari total 80 orang, yang berarti 37.5% dari keseluruhan, pengetahuan yang rendah diberikan oleh 2 orang dari total 80 orang, yang berarti 2.5% dari keseluruhan. Mayoritas adalah perhatian yang tinggi diberikan oleh 44 orang dari total 80 orang, yang berarti 55% dari keseluruhan. Perhatian yang sedang/netral yang diberikan oleh 32 orang dari total 80 orang, yang berarti 40% dari keseluruhan, perhatian yang rendah diberikan oleh 4 orang dari total 80 orang, yang berarti 5% dari keseluruhan. Pemahaman yang tinggi diberikan oleh mayoritas sebanyak 40 orang dari total 80 orang, yang berarti 50% dari keseluruhan.
Pemahaman yang sedang/netral yang
diberikan oleh 29 orang dari total 80 orang, yang berarti 36.25% dari keseluruhan,
75 pemahaman yang rendah diberikan oleh 11 orang dari total 80 orang, yang berarti 13.75% dari keseluruhan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa persepsi diterima secara positif oleh 51 orang dari total 80 orang, yang berarti 63.75% dari keseluruhan, diterima secara netral oleh 26 orang dari total 80 orang, yang berarti 32.5% dari keseluruhan, diterima secara negatif oleh 3 orang dari total 80 orang, yang berarti 3.75% dari keseluruhan.
4. 3.
Pembahasan Situs web http://ochaonline.un.org/indonesia merupakan salah satu medium
komunikasi yang keberadaan bertujuan untuk memastikan konsistensi situs web OCHA di kantor wilayah regional dalam penyebaran informasi untuk mendukung kegiatan kemanusiaan, sejalan dengan kebijakan strategis organisasi dan kebijakan Sekretariat PBB. Situs web inilah yang diteliti oleh peneliti dengan mengukur persepsi khalayak, dalam hal ini para anggota organisasi-organisasi non-pemerintah yang terdaftar di direktori kantor OCHA Indonesia di Jakarta. Peneliti memilih situs web OCHA untuk diteliti, karena masih dirasakan kurang berfungsinya situs web ini sebagai media informasi dan komunikasi interaktif antar anggota
organisasi-organisasi
non-pemerintah
dalam
kemanusiaan yang membutuhkan koordinasi yang baik.
merespon
suatu
tindakan
Berdasarkan fakta tersebut,
maka situs web http://ochaonline.un.org/indonesia dianggap belum mencapai tujuannya sebagai media koordinasi. Maka hal itu menjelaskan alasan peneliti mengambil penelitian pada para anggota organisasi-organisasi non-pemerintah yang berada di bawah koordinasi OCHA sebagai badan koordinator untuk urusan kemanusiaan.
76 Hasil penelitian ini mengacu kepada kerangka pemikiran yang peneliti bahas di bab dua, dimana dijelaskan bahwa persepsi menurut Jalaluddin Rakhmat adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan opini dan memberikan makna pada stimuli inderawi. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mengukur persepsi khalayak dengan menggunakan dimensi pengetahuan, perhatian dan pemahaman. Peneliti juga membahas mengenai situs web menurut Jack Febrian, situs web adalah suatu sistem di internet yang memungkinkan siapapun agar bisa menyediakan informasi. Dengan meggunakan teknologi tersebut, informasi dapat diakses selama 24 jam dalam satu hari dan dikelola oleh mesin. Melalui situs web tersebut orang dapat saling menilai baik reputasi maupun kinerja antara instansi dengan publiknya yang saling berkomunikasi. Dengan demikian, instansi dapat memberikan informasi yang cepat dan akurat sedangkan publik dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan informasi dan langsung memberikan kritik, saran dan pemikiran kepada instansi terkait. Kedua hal ini lah yang peneliti jadikan tolak ukur di dalam pengukuran persepsi yang mencakup dimensi pengetahuan, perhatian dan pemahaman. Pada dimensi pengetahuan, mayoritas responden yaitu 60% memberikan pengetahuan yang tinggi terhadap situs web ini. Sebanyak 37.5% memberikan pengetahuan yang sedang, dan 2.5% responden memberikan pengetahuan yang rendah. Pada dimensi perhatian, perhatian yang tinggi diberikan oleh 55% responden, perhatian yang netral
diberikan oleh 40% responden, dan perhatian yang rendah
diberikan oleh 5% responden.
77 Pada dimensi pemahaman, pemahaman yang tinggi diberikan oleh 50% dari keseluruhan, mayoritas adalah pemahaman yang sedang/netral yang diberikan oleh 36.25% responden, pemahaman yang rendah diberikan oleh 13.75% responden. Setelah memperoleh hasil dari ketiga dimensi tersebut, peneliti kemudian mengolahnya untuk mendapatkan satu kesatuan tentang persepsi, yang hasilnya adalah sebagai berikut : Sebanyak 63.75% responden pada penelitian ini memberikan persepsi yang positif terhadap situs web ini. 32.5% responden memberikan persepsi netral dan
3.75%
responden memberikan persepsi yang negatif. Melalui hasil yang diperoleh dari penelitian ini, akhirnya dapat diketahui bahwa situs
web
http://ochaonline.un.org/indonesia
di
internet
sebagian
besar
telah
dipersepsikan secara positif, tetapi tidak sedikit pula yang memberikan persepsi netral dan masih ada sebagian kecil responden yang masih mempersepsikan secara negatif.
78 BAB V PENUTUP
5. 1.
Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai
persepsi anggota ornop lokal di Jakarta dan sekitarnya terhadap situs web OCHA, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berkut : 1. Pada tahap pengetahuan, responden yang memberikan pengetahuan yang tinggi yaitu 48 orang dari total 80 orang, yang berarti 60%, dan yang memberikan pengetahuan rendah adalah 2 orang dari total 80 orang, yang berarti 2,5% dari keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan pengetahuan yang tinggi terhadap isi, jangkauan dan manfaat situs web. 2. Pada tahap perhatian, responden yang memberikan perhatian yang tinggi diberikan oleh 44 orang dari total 80 orang, yang berarti 55%. Sedangkan yang memberikan perhatian rendah adalah 4 orang dari total 80 orang, yang berarti 5% dari keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan perhatian yang tinggi, dan beberapa responden masih memiliki perhatian yang rendah di dalam memperhatikan isi, jangkauan dan manfaat situs web. 3. Pada tahap pemahaman, responden yang memberikan pemahaman tinggi adalah 40 orang dari total 80 orang, yang berarti 50%, dan yang memberikan pemahaman rendah adalah 11 orang dari total 80 orang, yang berarti 13,75% dari keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pemahaman
79 yang tinggi, beberapa responden masih memiliki pemahaman yang rendah yang ditunjukkan oleh pemahaman mereka terhadap isi, jangkauan dan manfaat situs web. 4. Setelah mengetahui hasil dari pengukuran ketiga dimensi tersebut, peneliti mendapatkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 63,75% telah memberikan persepsi yang positif, dan 3,75% memberikan persepsi yang negatif terhadap situs web ini. 5. Persepsi positif berarti khalayak situs web OCHA telah memiliki pengetahuan, perhatian dan pemahaman yang baik terhadap situs web OCHA. Oleh karena itu, situs web OCHA harus selalu dipertahankan, ditingkatkan dan diperluas kualitasnya karena terbukti telah memberikan nilai tambah bagi pengunjung situs web OCHA.
5. 2.
Saran Webmaster OCHA diharapkan dapat lebih memahami kebutuhan khalayak
sebagai berikut : 1.
Selalu memperbaharui informasi-informasi yang aktual dan terpercaya khususnya dalam menghadapi situasi darurat.
2.
Memastikan agar dalam mengakses situs web OCHA tidak memakan waktu yang lama
3.
Mengembangkan isi situs web yang mencakup : •
materi pendukungnya yaitu dengan menyediakan pilihan penggunaan bahasa Indonesia
80 •
visualisasi pesan yang mudah dibaca dengan pengaturan content yang ringkas dan dinamis
•
mempermudah menu navigasi halaman agar tidak membingungkan pengunjung
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali. Menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi. Yogyakarta : Gaya Media, 2006
Anggoro, M. Linggar. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005
Bennett, Christina. OCHA Orientation Handbook. New York : UN Design Section, 2002
Cutlip, Scott M & Allen H. Center. Effective Public Relations. New Jersey : Prentice Inc., 1992
Febrian, Jack. Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi. Penerbit Informatika, 2004
Fill, Chris. Marketing Communication, Context, Content and Strategies. Prentice Hall, 1999
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Jilid 2. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 2002
Iriantara, Yosal. Media Relations – konsep, pendekatan, dan praktik. Simbiosa Rekatama Media, 2005
Bandung :
Jefkins, Frank F. Public Relations. Jakarta : Erlangga, 1995
Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Sosial. Jakarta : PT Gramedia, 1985
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Rosdakarya, 2005
Bandung : PT. Remadja
Namawi, Hadiri. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gama University Press, 1983
----------. OCHA in 2007 Activities and Extra-budgetary Funding Requirement. New York : United Nations Publications, 2007
Onggo, Bob Julius. Cyber Public Relations. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2004
-----------. Pengetahuan Dasar Tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa. New York: UN Design Section, 2002
Rachmadi, F. Public Relations: Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT.Gramedia, 1992
Rachmadi, F. Public Relations dalam Teori dan Praktek Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statitstik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005
Severin, Werner J and James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam Media Massa Edisi Kelima. Jakarta : Kencana, 2005
Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta : PT. Pustaka LP3ES Indonesia, 1989
Sofyandi, Herman. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007
Surachmad, Winarno. Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung : C.V.Transito, 1970
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Gramedia, 2004
Wright, Donal K. Corporate Communication Policy Concerning the Internet, A Survey of the Nation. Florida : The Institute for Public Relations, 1998
SUMBER LAINNYA www.online-pr.com www.ochaonline.un.org/indonesia www.apjii.or.id www.institutepr.com http://id.wikipedia.org/wiki/situs_web
Nomor Responden
KUISIONER JUDUL PENELITIAN : PERSEPSI ANGGOTA ORGANISASI NON PEMERINTAH YANG BERGERAK DI BIDANG KEMANUSIAAN TERHADAP SITUS WEB www.ochaonline.un.org/indonesia OFFICE FOR COORDINATION OF HUMANITARIAN AFFAIRS (OCHA) SEBAGAI BADAN KOORDINASI URUSAN KEMANUSIAAN DI JAKARTA
Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti 2. Berilah tanda silang (X) pada setiap pertanyaan yang sesuai dengan pendapat anda 3. Mohon diisi semua pertanyaan
PERTANYAAN SARINGAN: Apakah anda pernah mengakses situs web www.ochaonline.un.org/indonesia melalui internet? Pernah
Tidak Pernah
Jika “Pernah”, silakan anda mengikuti pertanyaan selanjutnya, jika “Tidak”, silakan anda berhenti, maaf anda bukan responden dari penelitian kami.
I.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
25 - 35 tahun
36 - 45 tahun
2. Usia 46 - 55 tahun
3. Pendidikan Terakhir S1
S2
S3
Kontrak
Magang
Regional
Internasional
4. Status Pekerjaan Tetap 5. Wilayah Domisili Lokal
II.
TERPAAN MEDIA
6. Mengakses situs web OCHA melalui: Komputer
Handphone
Keduanya
7. Telah menggunakan situs web OCHA selama: 1 – 6 bulan
6 – 12 bulan
Lebih dari 1 tahun
8. Bagaimanakah tingkat teknologi yang anda kuasasi Dasar
Berpengalaman
Sangat mengerti
III.
PERSEPSI ANGGOTA ORNOP
1. PENGETAHUAN 9. Apakah anda mengetahui isi situs web OCHA secara keseluruhan? Tahu
Ragu-ragu
Tidak Tahu
Jika anda tahu, tentang apakah situs web OCHA secara keseluruhan?..................... ………………………………………………………………………………………
10. Apakah anda tahu siapa pembuat situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak Tahu
Jika anda tahu, siapakah pembuat situs web OCHA?.......…………………………. ………………………………………………………………………………………
11. Apakah anda tahu mengenai jangkauan situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, sejauh manakah jangkauan situs web OCHA?.............................… ……………………………………………………………………………………...
12. Apakah anda tahu mengenai manfaat situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, atas unsur manfaat apa? …….…………………………………… ………………………………………………………………………………………
13. Apakah anda tahu bahwa anda dapat menyampaikan saran dan kritik mengenai situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak Tahu
Jika anda tahu, bagamanakah cara untuk menyampaikan saran dan kritik mengenai situs web OCHA?...................………………………………………...
14. Apakah anda tahu mengenai keakuratan informasi dalam situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, bagaimanakah tingkat akurasi informasi dalam situs web OCHA? ………………………………………………………………………………………
15. Apakah anda tahu bahwa anda bisa mencetak artikel dari situs web OCHA ? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, bagaimanakah cara mencetak artikel dari situs web OCHA?........... ………………………………………………………………………………………
16. Apakah anda tahu mengenai fitur apa saja yang terdapat dalam situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak Tahu
Jika anda tahu, fitur apa sajakah yang terdapat dalam situs web OCHA?................ …………………………………………………………............………………....…
17. Apakah anda tahu seberapa cepatkah akses situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, seberapa cepatkah aksesnya? …………………………………… ……………………………………………………………………………………...
18. Apakah anda tahu mengenai tujuan dibuatnya situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, apakah tujuannya? ………………………………………...……… …………………………………………………………………………………...…
19. Apakah anda tahu seberapa sering informasi situs web OCHA diperbaharui? Tahu
Ragu-ragu
Tidak Tahu
Jika anda tahu, seberapa seringkah informasi diperbaharui?..................................... …………………………………………………………...................………………
20. Apakah anda tahu mengenai siapakah khalayak situs web OCHA? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, siapakah khalayaknya? …………………………………… ……………………………………………………………………………………...
21. Apakah anda tahu mengenai kelengkapan informasi yang disajikan? Tahu
Ragu-ragu
Tidak
Tahu
Jika anda tahu, bagaimanakah kelengkapannya?......……………………………… …………………………………………………………………………………...…
B. PERHATIAN
22. Apakah anda memperhatikan isi situs web OCHA secara keseluruhan? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
23. Apakah anda memperhatikan siapa pembuat situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
24. Apakah anda memperhatikan sejauh mana jangkauan situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
25. Apakah anda memperhatikan manfaat situs web OCHA? Memperhatikan
v Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
26. Apakah anda memperhatikan bahwa anda dapat menyampaikan saran dan kritik mengenai situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
27. Apakah anda memperhatikan keakuratan informasi dalam situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak memperhatikan
28. Apakah anda memperhatikan bahwa anda bisa mencetak artikel dari situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
29. Apakah anda memperhatikan fitur apa saja yang ada di situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
30. Apakah anda memperhatikan seberapa cepatkah akses situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak memperhatikan
31. Apakah anda memperhatikan mengenai tujuan dibuatnya situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
32. Apakah anda memperhatikan seberapa sering informasi dalam situs web OCHA diperbaharui? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
33. Apakah anda memperhatikan siapakah khalayak situs web OCHA? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
34. Apakah anda memperhatikan mengenai kelengkapan informasi yang disajikan? Memperhatikan
Ragu-ragu
Tidak Memperhatikan
C. PEMAHAMAN
35. Apakah anda paham mengenai isi situs web OCHA secara keseluruhan? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
36. Apakah anda paham mengenai siapa pembuat situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
37. Apakah anda paham mengenai jangkauan situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
38. Apakah anda paham mengenai manfaat situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
39. Apakah anda paham bahwa anda dapat menyampaikan saran dan kritik melalui situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
40. Apakah anda paham mengenai tingkat akurasi informasi dalam situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
41. Apakah anda memahami bahwa anda bisa mencetak artikel situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
42. Apakah anda memahami mengenai fitur apa saja yang terdapat dalam situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
43. Apakah anda memahami seberapa cepatkah kecepatan dalam mengakses situs web OCHA? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
44. Apakah anda memahami tujuan dibuatnya situs web OCHA tersebut? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
45. Apakah anda memahami seberapa sering informasi dalam situs web OCHA diperbaharui? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
46. Apakah anda memahami siapa khalayak situs web OCHA tersebut? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
47. Apakah anda memahami kelengkapan informasi yang disajikan? Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
---------------------------Terima kasih atas partisipasi Anda---------------------------
BUKU KODE NO
VARIABEL
KODE
ARTI KODE
I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis Kelamin 2. Usia
3. Pendidikan Terakhir
4. Status Pekerjaan
5. Tempat tinggal
2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Laki - laki Perempuan 25 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun S1 S2 S3 Tetap Kontrak Magang Lokal Regional Internasional
3 2 1 3 2 1 3 2 1
Komputer Handphone Keduanya 1 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 1 tahun Sangat mengerti Berpengalaman Dasar
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu
II. TERPAAN MEDIA 5. Tempat mengakses situs web OCHA
6. Berapa lama telah mengakses situs web OCHA
7 Bagaimanakah tingkat teknologi yang dikuasai
III. PERSEPSI IBU-IBU A. PENGETAHUAN 7. Tahu mengenai isi
8. Tahu mengenai siapa pembuat
9. Tahu mengenai jangkauan
10. Tahu mengenai manfaat
11. Tahu mengenai cara menyampaikan saran dan kritik
12. Tahu mengenai keakuratan informasi
13. Tahu mengenai cara mencetak artikel
BUKU KODE 14. Tahu mengenai fitur pendukung
15. Tahu mengenai kecepatan mengakses
16. Tahu mengenai tujuan
17. Tahu mengenai seberapa sering informasi diperbaharui
18. Tahu mengenai khalayak
19. Tahu mengenai kelengkapan informasi yang disajikan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan
B. PERHATIAN 20. Memperhatikan isi
21. Memperhatikan pembuat
22. Memperhatikan jangkauan
23. Memperhatikan manfaat
24. Memperhatikan cara menyampaikan saran dan kritik
25. Memperhatikan keakuratan informasi
26. Memperhatikan pencetakan artikel
27. Memperhatikan fitur pendukung
28. Memperhatikan kecepatan mengakses
29. Memperhatikan tujuan
BUKU KODE 30. Memperhatikan seberapa sering informasi diperbaharui
31. Memperhatikan khalayak
32. Memperhatikan kelengkapan inormasi yang disajikan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan Memperhatikan Ragu-ragu Tidak Memperhatikan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham Paham Ragu-ragu Tidak Paham
C. PEMAHAMAN 33. Memahami isi
34. Memahami pembuat
35. Memahami jangkauan
36. Memahami manfaat
37. Memahami cara menyampaikan saran dan kritik
38. Memahami keakuratan informasi
39. Memahami cara mencetak artikel
40. Memahami fitur pendukung
41. Memahami kecepatan akses
42. Memahami tujuan
43. Memahami seberapa sering informasi diperbaharui
44. Memahami khalayak
45. Memahami kelengkapan informasi yang disajikan
LEMBARAN KODE No. Resp
V
A
R
22
I 23
A 24
B
E 25
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1
2
1
2
3
3
3
1
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
T
2
2
3
3
2
3
3
3
1
1
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
S
1
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
S
1
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
S
3
2
2
3
3
3
1
1
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
1
3
2
T
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
1
3
2
T
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
1
3
2
T
4
1
3
2
3
3
3
1
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
2
2
3
3
1
3
3
3
3
2
T
5
1
2
3
2
3
3
3
3
1
2
1
3
1
2
1
1
3
3
2
2
1
S
1
2
1
3
1
2
1
1
2
3
2
2
1
R
1
2
1
3
1
2
1
1
2
3
2
2
1
R
6
1
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
7
1
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
T
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
T
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
T
8
2
2
2
3
3
1
1
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
T
9
2
3
2
2
3
1
2
2
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
10
1
3
2
3
3
1
1
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
11
1
3
2
3
3
1
1
2
3
3
2
3
1
2
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
2
3
1
2
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
2
3
1
2
3
3
3
3
2
3
2
T
12
1
3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
3
1
2
3
2
3
3
1
2
1
S
1
3
1
3
1
2
1
2
3
3
1
2
1
S
1
3
1
3
1
2
1
2
3
3
1
2
1
S
13
1
3
2
3
3
3
2
2
1
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2
T
1
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2
T
1
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2
T
14
1
3
3
2
3
1
3
2
2
3
2
2
1
1
1
2
3
3
1
2
1
S
2
3
2
3
1
1
1
2
3
3
1
2
1
S
2
3
2
2
1
1
1
2
3
3
1
2
1
S
15
1
3
2
3
3
3
1
2
3
2
2
3
1
2
3
2
3
3
2
3
2
S
3
2
2
3
1
2
3
2
3
3
2
3
2
S
3
2
2
3
1
2
3
2
3
3
2
3
2
S
16
1
2
2
2
3
3
2
2
1
3
2
3
1
2
3
1
3
3
1
3
2
S
1
3
2
3
1
2
3
1
3
3
1
3
2
S
1
3
2
3
1
2
3
1
3
3
1
3
2
S
17
2
2
2
3
3
1
1
2
3
3
3
3
2
1
3
2
2
3
1
3
1
S
3
3
3
3
2
1
3
2
2
3
1
3
1
S
3
3
3
3
2
1
3
2
2
3
1
3
1
S
18
2
3
3
2
3
3
3
1
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
1
2
1
T
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
1
3
3
T
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
1
2
1
T
19
1
2
2
3
3
3
1
2
3
3
3
3
2
1
3
1
3
3
1
3
1
S
3
3
3
3
2
1
3
1
3
3
1
3
1
S
3
3
3
3
2
1
3
1
3
3
1
3
1
S
20
2
3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
T
21
2
2
2
2
3
1
3
2
1
3
3
3
3
1
1
3
3
3
1
2
1
S
1
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
1
2
S
1
3
3
3
3
1
1
3
3
3
1
2
1
S
22
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
T
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
T
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
T
23
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
T
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
T
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
T
24
1
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
S
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
S
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
3
1
1
R
25
2
3
2
2
3
1
3
1
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
1
2
1
T
3
2
2
2
2
1
3
3
3
3
1
2
1
S
3
3
2
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
R
26
2
2
2
3
3
1
1
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
1
1
3
3
2
2
2
2
S
27
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
1
3
1
S
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
1
3
2
T
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
1
2
1
S
28
2
2
2
2
2
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
T
3
3
3
2
1
1
2
3
3
2
2
1
3
S
29
1
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
2
1
1
2
3
2
3
2
2
S
30
2
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2
3
1
1
1
1
1
3
1
2
1
R
1
2
2
3
1
1
1
1
1
3
1
2
1
R
1
2
2
1
1
1
1
1
1
3
1
2
1
R
31
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
1
3
3
1
3
1
S
2
3
3
3
1
1
3
1
3
3
1
3
1
S
2
3
3
3
2
2
3
1
1
1
1
3
1
S
32
2
1
1
2
2
1
3
1
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
1
2
S
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
33
1
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
3
2
2
3
3
1
1
2
2
S
34
2
3
2
3
3
3
1
2
3
3
3
3
1
2
1
2
3
3
1
3
1
S
3
3
3
3
1
2
1
2
3
3
1
3
1
S
3
3
3
3
1
2
3
2
3
3
3
1
3
T
35
2
2
3
2
3
3
3
2
1
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
2
T
1
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
S
1
1
1
2
3
2
3
3
2
2
2
1
2
S
36
1
2
3
2
3
1
2
2
1
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
3
2
S
1
2
1
1
3
1
3
2
3
3
2
3
2
S
1
2
3
3
1
1
2
2
1
1
1
2
2
R
37
2
3
3
2
3
1
3
3
1
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
S
1
3
2
2
2
2
2
1
3
3
3
2
1
S
1
3
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
1
R
38
2
2
2
3
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
T
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
T
39
1
2
2
3
3
1
1
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
T
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
T
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
T
40
2
2
2
2
3
1
3
2
1
3
3
3
1
3
3
2
3
3
2
2
2
S
1
3
3
3
1
3
3
2
3
3
2
2
2
S
1
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2
2
T
41
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
1
2
3
2
3
3
1
2
3
S
2
3
2
3
1
2
3
2
3
3
1
1
3
S
2
3
2
3
1
2
3
2
3
3
1
1
3
S
42
1
2
2
2
3
1
1
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
43
2
3
2
3
3
1
1
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
T
44
1
3
3
3
3
3
2
3
1
3
2
3
1
2
1
1
2
3
1
2
2
S
1
3
1
3
1
2
1
1
2
3
1
2
2
S
1
3
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
2
R
45
1
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
T
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
T
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
1
S
46
2
2
2
3
3
1
1
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
T
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
T
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
T
47
2
3
2
2
3
1
2
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
T
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
T
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
S
48
1
2
2
2
3
1
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
T
49
2
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
S
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
S
2
2
1
3
1
1
2
2
2
1
2
1
2
R
50
2
2
2
2
3
1
1
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
T
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
T
51
1
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
3
2
2
1
2
2
3
2
3
2
S
3
1
3
3
2
2
1
1
1
3
1
3
1
S
3
3
3
3
1
2
1
2
2
3
1
3
3
S
52
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
T
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
T
53
2
2
2
2
3
3
1
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
T
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
T
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
T
54
2
2
2
2
3
3
1
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
T
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
T
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
T
55
1
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
1
3
1
1
2
3
2
3
1
S
1
3
3
3
1
1
1
1
1
3
3
3
1
S
2
3
3
3
1
1
1
1
3
3
3
3
1
S
56
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
T
57
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
T
58
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
T
3
2
1
1
3
3
3
2
3
3
3
3
2
T
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
T
59
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
1
T
3
2
3
1
3
3
3
2
2
3
3
3
2
T
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
T
60
2
2
2
2
3
1
3
2
3
3
3
3
2
3
1
1
3
3
2
2
2
S
3
3
3
3
2
3
1
1
2
3
2
1
1
S
3
3
3
3
1
3
1
1
3
3
2
2
2
S
61
1
3
3
2
3
1
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
T
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
T
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
T
62
2
3
2
2
3
3
1
2
2
3
1
3
2
2
3
2
2
3
1
3
2
S
1
3
1
3
1
2
3
1
2
3
1
3
3
S
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
1
T
63
2
3
3
2
3
3
3
1
1
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
1
T
1
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
T
1
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
1
2
T
64
1
2
2
3
3
1
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
T
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3
3
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
T
65
1
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
T
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
T
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
T
66
2
3
2
2
3
3
3
2
1
3
3
3
1
3
3
2
2
3
2
3
2
S
1
3
3
3
1
3
1
2
3
2
3
2
2
S
1
3
3
1
2
1
2
1
2
1
1
2
2
R
67
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
T
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
2
3
T
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
T
68
2
3
3
3
3
1
3
2
1
3
2
2
1
2
1
1
2
3
1
3
1
S
1
3
2
2
1
1
1
1
1
3
1
2
1
R
1
3
2
2
1
1
1
1
1
3
1
2
1
R
69
2
2
2
2
2
1
2
1
1
3
3
3
1
3
2
3
3
3
1
3
3
T
3
3
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
3
T
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
S
70
1
2
2
2
3
1
1
2
2
3
3
3
2
3
1
2
2
3
1
3
1
S
3
3
3
3
1
1
1
1
1
3
2
3
2
S
1
3
3
3
2
3
2
1
2
3
1
3
2
S
71
2
2
2
2
2
1
1
1
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
T
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
T
72
2
2
2
3
3
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
T
3
3
2
2
3
3
2
1
3
2
2
2
2
S
3
2
2
2
3
3
2
1
1
2
2
2
2
S
73
1
2
2
2
3
3
3
2
3
1
1
1
1
2
1
1
2
2
2
2
2
R
3
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
2
R
2
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
2
R
74
1
3
3
2
3
3
3
2
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
1
3
2
S
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
S
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
S
75
1
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
1
2
1
2
2
3
2
2
2
S
3
3
3
3
1
2
1
2
2
3
2
3
2
S
3
3
3
3
1
2
1
2
2
3
2
2
2
S
76
1
3
3
3
3
3
2
3
1
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
S
1
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
S
3
2
3
1
2
2
2
2
3
3
2
3
2
S
77
1
2
2
3
3
1
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
S
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
S
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
T
78
2
1
1
2
2
1
1
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
T
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
S
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
S
79
2
3
3
2
3
1
2
1
2
3
3
3
1
2
3
3
3
3
2
3
3
T
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
T
2
3
1
1
2
2
3
3
3
2
2
3
2
S
80
1
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
T
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
T
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
T
Keterangan :
T = Tinggi, S = Sedang, R = Rendah
PROFIL SINGKAT PENULIS
Nama lengkap:
Maria Elizabeth Josephine
Tempat Lahir :
Jakarta
Tanggal Lahir :
25 Maret 1980
Alamat Rumah:
Jl. Cendana V No. 9,
Jaka Permai, Bekasi Barat 17145
Hobby
:
Membaca dan Olah Raga
PENDIDIKAN FORMAL Universitas Mercu Buana, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Public Relations, Jakarta 2004 – 2008 Aksek/LPK Tarakanita, Jakarta 1998 ‐ 2001 SMA Kolese Gonzaga, Jakarta 1995 – 1998 SMP Strada Bhakti Wiyata, Bekasi 1992 ‐ 1995 SD Maria Fransiska, Bekasi 1986 ‐ 1992