UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI STRATEGI MIND MAP PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF SIDOMULYO KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
HAKIKI YUSANI NIM 11410071
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298)323706 Fax.(0298) 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail :
[email protected]
Dra. Siti Zumrotun, M.Ag Dosen STAIN Salatiga PERSETUJUAN PEMBIMBING Hal
: Naskah Skripsi Saudara Hakiki Yusani
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di tempat Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Hakiki Yusani NIM : 114 10 071 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI STRATEGI MIND MAP PADA SISWA KELAS IV MI MA‟ARIF SIDOMULYO KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 17 September 2012 Pembimbing
Dra. Siti Zumrotun, M.Ag NIP. 19670115 199803 2 002
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298)323706 Fax.(0298) 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail :
[email protected]
SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI STRATEGI MIND MAP PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF SIDOMULYO KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 DISUSUN OLEH: HAKIKI YUSANI NIM: 114 10 071
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 10 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Sekretaris Penguji
: Benny Ridwan, M.Hum
Penguji I
: Dra. Djam‟iatul Islamiyah, M.Ag
Penguji II
: Fatchurrohman, S.Ag, M.Pd
Penguji III
: Siti Zumrotun, M.Ag
Salatiga, 10 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1002
MOTTO
ْ َا ٌ ْس َج ِد ْيدٌ َو لَ ِك ْن َج ِد ْيدٌ ِب َخي ِْر اْليَ ِز ْيد َ ال َج ِد ْيدٌ لُي “Kebaikan Akan Menjadi Bermakna Bila Diiringi Kebijaksanaan”
PERSEMBAHAN Teruntuk sepasang bidadari hidupku wahai Ibunda tercinta Susmiyati dan Almarhumah istriku Nelly Rahmawati yang selalu memberi spirit padaku untuk terus belajar (kuliah) walau keadaan bagaimanapun, juga Almarhum Ayahku yang selalu memberi pelajaran kehidupan tentang “lillabillah”. Duhai kedua buah hatiku Hamdan Sakti Ramadhan dan Haqiqi Yasmin Eliana yang menjadi penyemangat hidupku (MAAFKAN AYAH NAK YANG SERING MENINGGALKAN KALIAN DAN HANYA DENGAN MBAH PUTRI DI RUMAH UNTUK SEKIAN LAMA). Doakan Ayah nak, agar cepat selesai dengan hasil terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag yang telaten dan sabar membimbing kami dalam menyusun skripsi ini (Semoga anda sekeluarga selalu dalam rahmat dan maghfirohnya). Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang telah memberi ilmu dan melayani dengan hati yang tulus. Rekan-rekan Takmir Masjid Darul Amal STAIN Salatiga yang selalu memberi tempat untukku bermalam demi menyelesaikan tugas. Teman-teman seperjuangan di MI MA‟ARIF SIDOMULYO yang selalu mau mengerti saya kalau saya sering minta izin,terima kasih pada kalian semua. “Tak lupa pada Adinda tercinta yang walaupun kau jauh dimata tapi dekat di hati dan menjadi salah satu MIND MAP hidupku guna menjadi laki-laki yang tegar dalam menjalani hidup dan kreatif dalam menyikapi hidup. Jazakumullah Khairan Katsiron
ABSTRAK Hakiki Yusani, 2012, Penerapan Metode Mind Map dan Pengaruhnya Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra Siti Zumrotun, M.Ag. Kata Kunci: Metode Mind Map, Prestasi Belajar SKI Penelitian ini adalah penelitian populasi yang dilaksanakan di MI Ma‟arif Sidomulyo Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang dengan subjek Penelitian guru sejarah kebudayaan islam kelas IV, dengan jumlah siswa 18 orang, pada tahun 2012. Data diperoleh melalui studi observasi dan tindakan kelas. Analisa data diperoleh dengan teknik statistik kuantitatif yang menggunakan rumus t-test, yaitu untuk uji beda kondisi awal dengan kondisi akhir dan menghitung hasil peningkatan belajar sejarah kebudayaan islam pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang dengan menghitung rata-rata. Kesimpulan hasil penelitian adalah: (1) hasil penghitungan rata-rata pada siklus I sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map adalah 66,11, sedangkan hasil rata-rata yang diperoleh sesudah menggunakan metode Mind Map adalah 85,55, dan hasil penghitungan siklus I dengan menggunakan t-test adalah 3,43. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi dalam pelajaran sejarah kebudayaan islam dan ada perbedaan antara proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam tanpa menggunakan metode Mind Map dengan proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam yang menggunakan metode Mind Map. (2) Hasil penghitungan rata-rata pada siklus II sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map adalah 71,11, sedangkan hasil rata-rata yang diperoleh sesudah menggunakan metode Mind Map adalah 86,66, dan hasil penghitungan siklus II dengan menggunakan t-test adalah 5,13. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi dalam pelajaran sejarah kebudayaan islam dan ada perbedaan antara proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam tanpa menggunakan metode Mind Map dengan proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam yang menggunakan metode Mind Map.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Hakiki Yusani
NIM
: 11410071
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, pendapat atau temuan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 27 Juli 2012 Yang menyatakan
Hakiki Yusani
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada rasululloh Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orangorang yang mengiktui beliau hingga hari akhir. Penyusunan skripsi dengan judul “PENERAPAN METODE MIND MAP DAN PENGARUHNYA DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA SISWA KELAS IV MI MA‟ARIF SIDOMULYO KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012”. Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku pembimbing yang selalu memberi bimbingan sampai selesainya skripsi ini. 3. Keluarga besar MI Ma‟arif Sidomulyo tempat saya mengabdi dan mengamalkan ilmu yang saya dapat. 4. Keluarga serta sahabat-sahabatku yang selama ini senantiasa menemaniku disaat senang dan sedih. Selanjutnya penyusun hanya bisa berdoa “Jazakumullah Ahsanal Jaza”, semoga Allah membalasnya yang lebih baik. Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Walaupun demikian semoga ada manfaat dan gunanya. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penyusun sendiri.
Salatiga, 27 Juli 2012 Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. vii HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 D. Hipotesis Penelitian........................................................................ 6 E. Kegunaan Penelitian....................................................................... 6 F. Definisi Operasional....................................................................... 7 G. Metode Penelitian........................................................................... 9 H. Sistematika ..................................................................................... 20 BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 22 A. Prestasi Belajar ............................................................................... 22 1. Pengertian Pretasi Belajar ........................................................ 22 2. Konsep Belajar Menurut Tokoh-tokoh Islam .......................... 25 3. Arti Penting Belajar Menurut Al Qur‟an ................................. 27 4. Cara-cara Belajar ...................................................................... 28 5. Karakteristik Siswa dalam Belajar ........................................... 29 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................ 31 7. Sejarah Kebudayaan Islam ....................................................... 32 B. Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ......................... 41 1. Metode Pembelajaran ............................................................... 41
2. Macam-macam metode Pembelajaran ..................................... 46 C. Pengaruh Metode Mind Map dengan Prestasi Belajar Siswa......... 49 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................. 51 A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ........................... 51 B. Penyajian Data ............................................................................... 56 BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................ 72 A. Hasil Penelitian .............................................................................. 72 B. Analisa Data Uji Hipotesis ............................................................. 86 BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 90 A. Kesimpulan .................................................................................... 90 B. Saran ............................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu Standar Kompetensi dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Ma‟arif Sidomulyo adalah memahami kisah-kisah Nabi. Satu diantaranya adalah peristiwa Isra‟ dan Mi‟roj Nabi Muhammad SAW, mulai dari mendiskripsikan peristiwa Isro‟ Mi‟roj sampai menjelaskan hikmah yang terkandung dalam peristiwa Isro‟ Mi‟roj tersebut (Nadia media, 2009/2010:87) Pelajaran sejarah kebudayaan Islam memiliki peran dan fungsi sangat penting bagi kehidupan umat Islam. Manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberi karunia akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusia diberikan kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Pada kaitannya manusia tidak mungkin terlepas dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai bahan instropeksi diri. Selain itu, Sejarah kebudayaan Islam juga berfungsi sebagai alat untuk mempelajari kejadian yang terjadi di masa lalu ataupun sebagai acuan untuk lebih dapat memajukan Islam daripada sebelumnya. Sejarah harus dilestarikan dan dipertahankan, sebab dengan melestarikan sejarah berarti ikut melestarikan identitas kelompok dan memperkuat kelangsungan hidup kelompok. Selain itu, belajar dari sejarah adalah tuntutan syari‟ah Islam, karena sejarah adalah sebuah memoar individu, golongan, agama dan ummat yang diambil ibroh darinya, Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- A‟rof ayat 176 yang berbunyi:
ÄØÞÝÅ
lp
=bZ&}
kbfReKJ^eãKJ] äY Artinya: “Maka ceritakanlah wahai Nabi, kisah ini kepada kaummu agar mereka berfikir.” Sejarah bukanlah masa lalu yang mati (Not a Dead Past), melainkan bagian dari peristiwa yang tetap hidup dan berulang di masa kini (Still Living in a Present) yang menjadi ibroh bagi generasi sekarang. Dalam ayat lain, yaitu surat Ali Imron ayat 140 Allah menegaskan:
ÄØÛ×Å @ äneão~æ äte pã 9%hä} vãcf% p Artinya: “Dan masa kejayaan dan kehancuran itu, Kami pergilirkan di antara manusia, agar mereka mendapat pelajaran” Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa izzah Islam akan kembali menghiasi peradaban dunia dengan memantapkan aqidah, mempererat hubungan sesama muslim dan menjalin persatuan ummat Islam yang terpadu tanpa membedakan ras, suku, golongan dan Negara. Dengan itu, citra ummat Islam yang sudah redup akan kembali hidup, harga diri dan kegagahan Islam pun akan muncul kembali di mata dunia. Menyadari pentingnya pendidikan sejarah, seperti kisah-kisah Nabi yang terdapat di Al-Qur‟an, menjadikan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam wajib diberikan di Madrasah Ibtida‟iyah. Guru pendidikan Agama Islam harus menjadi ujung tombak keberhasilan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bagi anak didiknya. Disebut demikian karena belajar Sejarah Kebudayaan Islam tidak hanya sekedar mampu menghafalkan materi-materi pembelajaran yang diberikan, akan tetapi anak didik
diharapkan mampu memahami, menganalisis dan mengambil hikmah dari materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut. Supaya proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan tersebut di atas, maka diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu menerapkan strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan proses pembelajaran yang efektif, mengingat materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam terlalu banyak dan padat untuk disampaikan kepada siswa. Efektifitas proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor antara lain minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat merupakan kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus yang sangat erat hubungannya dengan perasaan senang. Orang yang berminat terhadap sesuatu akan menyukainya atau memiliki sikap positif terhadap sesuatu tersebut. Dalam proses belajar mengajar, minat (interest) berfungsi sebagai motivating force yaitu kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar (Sardiman, 1997:76) Berdasarkan penjelasan tentang minat tersebut dapat diketahui bahwa berasal dari minat seseorang mau belajar karena minat berfungsi sebagai kekuatan pendorong. Kekuatan pendorong berasal dari perasaan senang. Jika ada faktor pendorong karena dalam diri siswa telah tertanam perasaan senang maka akan timbul motivasi yang tinggi dan keaktifan karena untuk mencapai perasaan senang selanjutnya harus ada aktivitas. Jadi proses pembelajaran akan berhasil jika ada minat, minat belajar menimbulkan motivasi, motivasi menimbulkan keaktifan belajar menghasilkan kecakapan, ketrampilan, pemahaman, pencapaian kompetensi tertentu atau prestasi yang diharapkan. Untuk itu, proses pembelajaran harus dikemas sedemikian rupa agar menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.
Kemampuan belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo Salaman pada tahun 2011-2012 pencapaian rata-rata masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah pada tahun 2011-2012 untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam hanya 6,0. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan secara monoton dan tidak efektif. Dalam hal ini peran guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, metode yang digunakan pun sebatas pada metode ceramah dan cerita. Kondisi di atas mendorong peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode Mind Map, yaitu suatu metode pembelajaran dengan konsep pemetean pikiran yang memfungsikan otak kanan dan otak kiri. Metode ini ditemukan oleh Tony Buzan ( Hernowo 2004:13). Menurut penulis metode ini dirasa cukup efektif untuk proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang materinya begitu banyak dan padat, hal ini karena metode Mind Map merupakan teknik meringkas materi pelajaran dengan teknik grafik atau peta. Metode pembelajaran ini akan diapresiasikan penulis
melalui penelitian
tindakan kelas dengan judul: PENERAPAN METODE MIND MAP DAN PENGARUHNYA DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF SIDOMULYO KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: apakah metode Mind Map dapat meningkatkan prestasi
belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas IV MI Ma‟arif
Sidomulyo
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Peningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2012, melalui metode Mind Map.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Metode Mind Map dapat meningkatkan prestasi siswa kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2012 dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan penelitian ini secara teoritis yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan teori tentang model pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Kegunaan penelitian ini secara praktis yaitu: a. Bagi siswa, untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. b. Bagi guru, untuk mengembangkan profesionalisme guru, karena mampu menilai dengan obyektif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dan melakukan perbaikan dari kekurangan dan kelemahan yang dialami.
c. Bagi sekolah, untuk memberikan sumbangan kemajuan sekolah karena guru meningkat secara professional dan siswa meningkat prestasi belajarnya yang bermuara pada peningkatan mutu sekolah.
F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam penelitian sebagai berikut: 1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak (Poerwodarminto, 1999:103). Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya (Poerwodarminto, 1999:413) Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami peningkatan artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju dan sebainya tergantung kata sifat yang menyertainya. 2. Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Prestasi adalah nilai daripada perilaku seseorang. Sedangkan pengertian belajar menurut H.C Witherington adalah suatu perubahan di dalam kepribadian seseorang yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari interaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian (Usman, 1993:5). Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam adalah nilai dari suatu perubahan di dalam diri siswa yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari interaksi kecakapan, sikap,
kebiasaan kepribadian dan mampu memahami suatu pengertian dari materi yang disampaikan oleh guru Sejarah Kebudayaan Islam. 3. Metode Mind Map Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Mind map berarti “ Peta Pikiran”, yaitu teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan ke dalam bentuk peta atau teknik grafis sehingga mudah dipahami oleh siswa.Jadi, metode Mind map yaitu cara teratur yang digunakan dalam proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik dengan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan dalam bentuk peta atau teknik grafis. Metode ini ditemukan oleh Tony Buzan. Adapun cara teratur atau langkahlangkah dalam menggunakan metode Mind map yaitu: a. Membuat lingkaran atau bentuk lain (seperti: segitiga, segiempat, ellips, dll) ditengah-tengah papan tulis atau kertas karton. b. Menulis tema Isro‟ Mi‟roj di dalam lingkaran tersebut dengan menggunakan huruf kapital. c. Dari tema Isro‟ Mi‟roj tersebut akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama. d. Membuat garis-garis yang menyerupai jalan untuk menulis tema-tema turunan tersebut, dengan menggunakan spidol warna-warni. Tiap satu jalan menggunakan satu warna. e. Menulis tema turunan di ujung jalan yang telah dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau gambar.
f.
Mencari hubungan antara tema-tema turunan tersebut. Jika ada hubungan berikan garis putus-putus dengan menggunkan spidol warna.
g. Menjelaskan materi kepada siswa dengan menggunakan grafik tersebut.
G. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Sesuai dengan jenis masalahnya, penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto (2008:52) yang dimaksud PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sedangkan menurut Wiriaatmaja (2008:12, dalam Ebbutt, 1985) penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan sebelumnya. Dapat dikatakan juga bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga penelitian
harus menyangkut upaya-upaya guru-guru dalam bentuk proses
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, PTK bertujuan bukan untuk mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan yang dihadapi, akan tetapi lebih pada memberikan pemecahan berupa tindakan untuk mengatasi masalah. Dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran dan upaya meningkatkan proses serta hasil belajar.
Berdasarkan tempat penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam salah satu jenis penelitian lapangan atau Field Reaserch yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden tertentu (Hasan, 2004:5). 2.
Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang sebanyak 18 orang dan guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Alasan pemilihan subyek ini adalah karena tingkat prestasi siswa kelas IV dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam masih rendah. Hal ini dibuktikan dari 18 orang siswa, hanya 4 orang siswa saja yang mampu mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah yaitu 6,00.
3.
Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
4.
Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dimulai dari tanggal 1 Maret 2012 sampai 30 April 2012, yang diawali dengan: a. Mengadakan pertemuan dengan Kepala Sekolah pada tanggal 01 Maret 2012 untuk meminta izin pelaksanaan penelitian. b. Mengadakan pertemuan dengan guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (wali kelas IV) untuk mendapatkan penggambaran dan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 08 Maret 2012. c. Penetapan pelaksanaan penelitian, yang akan dilaksanakan dalam 2 periode atau siklus yaitu:
1) Periode atau siklus pertama akan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012. 2) Periode atau siklus kedua akan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2012. d. Penyusunan Laporan, yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 April 2012 sampai 30 April 2012.
5.
Prosedur Penelitian Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia pendidikan, di antaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3) Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbutt. 1. Model Kurt Lewin; di depan sudah disebutnya bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Perencanaan ( planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Lewin, 1990). Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi : (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (implementing), dan (3) Penilaian (evaluating) (Ernest, 1996). 2. Model John Elliot; apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa
langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini.
Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi
(reflecting). Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi:
Identifikasi masalah
Analisis masalah
Rumusan masalah
Rumusan hipotesis tindakan Jadi, tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu reflektif dari guru terhadap
masalah yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang murid saja, namun lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain. Tahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah. Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra PTK inilah suatu rencana tindakan dibuat. 1. Perencanaan Tindakan; berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/ teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari
diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan. 2. Pelaksanaan Tindakan; tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan. 3. Pengamatan Tindakan; kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode observasi, yaitu: observasi terbuka;
observasi terfokus; observasi terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya a) ada perencanaan antara dosen/guru dengan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistemaris 4. Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akan memberikan umpan balik yang misleading dan bias, yang pada
akhirnya menyebabkan kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukan oleh kejataman dan keragaman instrumen observasi yang dipakai sebagai upaya triangulasi data. Observasi yang hanya mengunakan
satu
instrumen
saja.
Akan
menghasilkan
data
yang
miskin.Adapun untuk memudahkan dalam refleksi bisa juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar perencanaan siiklus selanjutnya. Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari 24 jam artinya begitu selesai observasi langsung diadakan refleksi bersama kolaborator.
5. Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah melalui: a. Test Obyektif Digunakan untuk memperoleh data prestasi siswa kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. b. Observasi Digunakan untuk memperoleh data kemampuan guru pengampu pelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
dalam
mengelola
proses
pembelajaran dan kemampuan siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran SKI dengan menggunakan metode mind map. c. Dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data sekolah, siswa, guru pengampu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan data lain sebagai bahan pertimbangan penelitian. 6. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Soal-soal test obyektif atau pilihan ganda untuk siswa. b. Lembar observasi untuk mengetahui kemampuan guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan kemampuan siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran SKI dengan menggunakan metode mind map. c. Lembar analisis dokumen 7. Analisis Data a. Uji beda kondisi awal dengan kondisi akhir Analisis data dari penelitian ini adalah menggunakan teknik statistik kuantitatif. Rumus t-test yang digunakan untuk analisis data adalah:
t =
Keterangan: SD
= Standart Deviasi
X1-X2
= Selisih Mean
n
= Jumlah Item
Dengan ketentuan t-test hitung > t-test tabel dengan db (N-1) dan taraf signifikansi 5 %.
b. Menghitung peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo , Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Yaitu dengan menghitung rata-rata nilai SKI kelas IV pada siklus I dan II,dengan menggunakan rumus:
H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi sebagai berikut: a. Bagian awal Skripsi yang memuat halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. b. Bagian inti skripsi yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang metode pembelajaran diantaranya Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode Demonstrasi, Metode Peer Teaching, Metode Zig Zaw, Metode Mind Map. Metode PTK yang menjadi landasan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu prestasi belajar dan metode mind map. BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang sejarang berdirinya MI M a‟arif Sidomulyo, dasar dan tujuan MI
Ma‟arif Sidomulyo, keadaan guru, siswa struktur organisasi, system pendidikan, kelembagaan dan sarana prasarana serta data penelitian BAB IV ANALISIS DATA, berisi tentang analisis data sesuai dengan data yang diperoleh dengan menggunakan data analisis statistik kuantitatif yaitu rumus t-test dan rata-rata. BAB V PENUTUP, berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup. c. Bagian akhir Skripsi yang memuat : Daftar pustaka, Lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut W.J.S Poerwodarminto (1987:767) prestasi adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan. Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 5) menjelaskan bahwa banyak ahli yang mengemukakan definisi belajar, salah satunya menurut H.C Witheringthon yang mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian. Menurut Slameto (1987:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Sardiman (2009:3) belajar memiliki beberapa maksud yaitu: a.
Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya tidak pernah diketahui
b.
Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun ketrampilan 22
c.
Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan atau lebih ke dalam suatu pengertian baru, baik ketrampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap atau tingkah laku
d.
Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh. Dari definisi di atas menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahanperubahan dalam kebiasaan, kecakapan-kecakapan, atau dalam ketiga aspek yakni pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil atau tidaknya pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik atau siswa. Dalam ajaran agama Islam menjelaskan bahwa kemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia dari Allah SWT yang mampu membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Allah SWT menghadiahkan akal kepada manusia untuk mampu belajar dan menjadi pemimpin di dunia ini. Pendapat yang mengatakan bahwa belajar tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Dalam Al-Qur‟an, kata al-ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti halnya yang termaktub dalam wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW yakni Surat Al-„Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Qur‟an terjemahan, 1981: 54) Ayat tersebut menjadi bukti bahwa Al-Qur‟an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meneliti. Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yamg diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu. Prestasi belajar ini
dapat
dinyatakan
dalam
bentuk
tes
atau
ujian
(http://sobat
baru.blogspot.com/2008/ 06/ pengertian prestasi belajar). 2. Konsep Belajar Menurut Tokoh-Tokoh Islam a.
Imam Al-Ghozali Dalam pemahaman Al- Ghozali, seorang filosof pendidikan di kalangan Islam, pendekatan belajar dalam mencari ilmu dilakukan dengan dua pendekatan yaitu, pendekatan ta’lim insani dan ta’lim rabbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Pendekatan ini
merupakan hal yang lazim dilakukan oleh manusia dan biasanya menggunakan alat indrawi yang diakui oleh orang yang berakal. Menurut Al-Ghozali dalam proses belajar sebenarnya terjadi eksplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan – perubahan perilaku. Dalam proses ini, anak didik akan mengalami proses mengetahui yaitu proses abstraksi. Sedangkan ta’lim rabbani adalah belajar dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Al- Ghozali (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007: 42) mengklasifikasikan ilmu menjadi tiga. Pertama, Ilmu Hissiyah yaitu ilmu yang didapatkan melalui pengindraan. Kedua, ilmu aqliyah yaitu ilmu yang diperoleh melalui kegiatan berpikir. Dan ketiga, Ilmu Laddunni yaitu ilmu yang diperoleh langsung dari Allah tanpa melalui proses pengindraan atau berpikir. b.
Al-Zarnuji Menurut Al-Zarnuji, belajar bernilai ibadah dan mengantarkan seseorang untuk meperoleh kebahgiaan duniawi dan ukhrawi. Karenanya belajar harus diniati untuk mencari ridha Allah SWT, kebahgiaan akhirat, mengembangkan dan melestarikan Islam, mensyukuri nikmat akal, dan menghilangkan kebodohan. Dimensi duniawi yang dimaksud adalah sejalan dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan, yakni menekankan bahwa proses belajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu berupa kemampuan pada tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan atau pembelajaran, yaitu ranah kognitif, afektif
dan
psikomotorik.
Adapun
dimensi
ukhrowi,
Al-Zarnuji
menekankan agar belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya
diniati untuk ibadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu
hendaknya
dalam
koridor
keridhaan
Allah,
yakni
untuk
mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya maupun orang lain. Al-Zarnuji membagi ilmu pengetahuan dalam empat kategori (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007: 53) yaitu, pertama, Ilmu Fardhu „ain yang wajib dipelajari setiap muslim. Kedua, Ilmu Fardhu Kifayah, yaitu, ilmu yang kebutuhannya hanya dalam saat- saat tertentu saja. Ketiga, Ilmu Haram, yaitu , ilmu yang haram untuk dipelajari. Keempat, Ilmu Jawaz, yaitu, ilmu yang mempelajarinya adalah boleh karena bermanfaat bagi manusia. 3. Arti Penting Belajar Menurut Al-Qur‟an a.
Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah SWT sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang akan dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya. Sebagaimana yang termaktub dalam Q.S Al- Isro‟ ayat 36, yang berbunyi:
Artinya: “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan
tentangnya,
sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” b.
Dengan ilmu yang dimilikinya mampu mengangkat derajatnya di
mata
Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al- Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4. Cara-Cara Belajar Menurut Baharuddin dan Esa nur wahyuni (2007:35) cara belajar dibagi menjadi:
a.
Belajar Melalui Imitasi atau Meniru Di awal perkembangannya, seorang bayi hanya mengikuti apa yang dilakukan ibunya dan orang-orang yang berada dekat dengannya. Ketika sudah dewasa, tingkat perkembangan manusia semakin kompleks meskipun meniru masih menjadi salah satu cara untuk belajar, tetapi sumber belajarnya bukan berasal dari orang tua ataupun dari orang-orang yang berada dekat dengannya melainkan orang-orang terkenal. Di dalam Islam ditemui juga hal yang demikian, yaitu kisah sepasang saudara kembar, Qabil dan Habil. Di dalam Al-Qur‟an banyak juga yang mencoba menerangkan varian yang seperti demikian, karena tabiat manusia yang cenderung untuk meniru, maka teladan yang baik merupakan sesuatu yang sangat penting dalam membentuk perilaku manusia sejak usia dini.
b.
Pengalaman Praktis Dalam hidup, manusia terkadang menghadapi situasi yang menuntut untuk cepat tanggap terhadap permasalahan yang ada tanpa ada pembelajaran sebelumnya, sehingga manusia terkadang mencoba segala cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan berpedoman pada pengalaman yang telah dimiliki.
c.
Berfikir Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba memperoleh informasi. Dengan berfikir manusia dapat belajar. Dalam proses berfikir,manusia sering menghadirkan bebrapa macam solusi atas permasalahan yang didapatkannya sebelum akhirnya mereka menjatuhkan pilihan pada satu solusi. Oleh karena itu, para psikolog mengatakan bahwa berfikir merupakan proses belajar yang paling tinggi.
5. Karakteristik Siswa dalam Belajar Pemahaman guru akan karakteristik anak dalam belajar penting sekali, artinya, mengingat belajar bertujuan membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal. Menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 11) karakteristik siswa dalam belajar yaitu: a.
Cepat dalam Belajar Anak yang tergolong cepat dalam belajar, pada umumnya dapat menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu lebih cepat dari yang diperkirakan. Mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan suatu masalah karena lebih mudah dalam menerima pelajaran.
b.
Lambat dalam Belajar Anak yang tergolong lambat dalam belajar pada umunya lebih banyak membutuhkan waktu yang lebih lama dari waktu yang diperkirakan untuk anak-anak normal. Sebagai akibatnya, anak-anak golongan ini sering ketinggalan dalam belajar dan ini pula sebagai salah satu sebab tinggal kelas.
c.
Anak yang kreatif Anak kreatif umumnya dari golongan cepat, tapi banyak pula dari golongan normal atau rata-rata. Anak golongan ini menunjukkan kreativitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya dalam melukis, kesenian, olah raga, organisasi dan kegiatan lainnya.
d.
Anak yang berprestasi kurang (underachiever)
Anak yang tergolong ke dalam underachiever ialah anak yang memiliki taraf inteligensi yang tergolong tinggi, akan tetapi prestasi belajar yang dicapai termasuk rendah atau dibawah rata-rata. Hal ini disebabkan karena faktor motivasi, minat, kebiasaan belajar. e.
Anak yang Gagal Anak yang tergolong gagal adalah mereka yang tidak berhasil menyelesaikan studinya atau gagal dalam kegiatan belajarnya.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya maupun dari luar dirinya. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:19) adalah sebagai berikut: a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (Internal), terdiri dari: 1)
Faktor Jasmaniah (Fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang menyebabkan kelainan tingkah laku.
2)
Faktor Psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang terdiri dari:
a)
Faktor Intelektif, yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta factor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
b)
Faktor non Intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan,
minat kebutuhan,
motivasi, emosi, dan
penyesuaian diri. 3)
Faktor kematangan psikis maupun fisik.
b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal),terdiri dari: 1) Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok. 2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar atau media belajar. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. 7. Sejarah Kebudayaan Islam a.
Pengertian Sejarah Sejarah dianggap salah satu bidang studi pendidikan agama. Yang dimaksud dengan sejarah ialah studi tentang riwayat hidup Rosulullah SAW, sahabat-sahabat, dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalm kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial (Mat Solihin, 2000: 215) Menurut Mat Solihin (2000: 215) sejarah Nabi Muhammad SAW merupakan riwayat terpenting, karena ia adalah terjemahan dari agama
Islam dan merupakan contoh yang tetap hidup bagi orang Islam di setiap tempat dan masa. Sejarah beliau dimulai dari masa kelahiran sampai dengan masa kenabian, walaupun disajikan secara ringkas ia merupakan pelengkap dari sejarah beliau sejak dilahirkan sampai beliau menjumpai ajalnya. Dengan demikian maka pengetahuan tentang riwayat hidup beliau menjadi sempurna. Penyajian seperti inilah yang telah ditempuh ahli-ahli sejarah lama. Cara ini mempunyai arti tersendiri lebih-lebih bila dilihat bahwa sebagian peristiwa yang terjadi pada diri Nabi dan kegiatankegiatan yang beliau lakukan pada masa sebelum kenabian, mempunyai kaitan dengan ajaran Islam itu sendiri. Di samping hal-hal tersebut merupakan alasan yang kuat untuk menolak tuduhan-tuduhan palsu yang dilontarkan kepada beliau oleh orang-orang yang tidak menyukai dan mempercayai kenabiannya. Berdasarkan uraian di atas para ahli sejarah Nabi, membagi sejarah beliau menjadi dua bagian. Pertama, Riwayat hidup beliau sebelum nubuwwah yakni sejak beliau lahir sampai masa kenabian. Kedua, Sejarah beliau sejak masa kenabian sampai beliau wafat. b.
Historiografi Sejarah Rasul Penulisan sejarah Rasul telah bercampur dengan sejarah umum (Mat Solohin, 2000: 216). Ada diantara para sejarawan ynag menjadikan satu bab khusus tentang riwayat Rasul dalam buku sejarahnya, dan ada pula yang menulis dalam satu buku tersendiri. Sejarawan yang terakhir ini berusaha memenuhi dorongan agama mereka yang melihat adanya contoh teladan yang utama pada diri Rasul sebagai petunjuk kepada orang-orang Islam.
Menurut sementara sejarawan (Mat Solihin, 2000:216), bahwa penulis-penulis pertama riwayat hidup Rasulullah adalah Urwah bin Zubair bin Awwam (92 H), Abbas bin Usman (105 H), Wahab bin Munabbih (110 H), dan Abdullah bin Abu baker bin Hazm (135 H). tetapi, buku-buku sejarah mereka itu telah musnah seluruhnya, kecuali cuplikan-cuplikannya yang masih tersebar dalam buku-buku sejarah sesudahnya seperti buku sejarah Al-Thabary dan hanya sebagian dari kitab Wahab bin Munabbih yang masih tersimpan di Heidelberg, Jerman Barat (Chabib Thoha, dkk, 1999: 217). Sesudah itu muncullah periode berikutnya diantar mereka terkenal nama Musa bin Aqobah (141 H), Ma‟mar bin Rasyid (150 H), Muhammad bin Ishaq (152 H).
c.
Pemahaman yang Keliru Terhadap Sejarah Nabi Membaca sejarah hidup Nabi dengan khusyuk dan tunduk kepada Allah SWT dianggap ibadah. Tetapi bukanlah membaca cerita pada peringatan hari-hari mauled yang dilakukan orang-orang dewasa ini. Mencintai Nabi Muhammad SAW, bukanlah dengan mengubah syair-syair sanjungan kepada beliau terhadap sifat-sifatnya yang luar biasa dan dibacakan pada waktu tertentu. Kembali pada inti ajaran agama akan lebih mampu membangkitkan semangat menilai diri sendiri dan memperbaikinya sehingga menjadi lebih dekat dengan sunnah Nabi yang sebenarnya. Baik dalam aspek kehidupan duniawi, bail situasi perang, damai, dalam bidang
ilmu pengetahuan, perbuatan, adat istiadat maupun dalam ibadat-ibadat beliau. Orang Islam yang tidak menghayati sunnah Rasul dalam hati sanubarinya, tidak mau mengikuti jejak amal perbuatan dan pemikiran beliau tentu tidak akan berfaedah baginya ucapan salawat beribu kali siang dan malam. d.
Tujuan Mempelajari Sejarah Menurut Mat Solihin (2000: 222) tujuan mempelajari sejarah adalah: 1)
Murid-murid yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsurunsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang hati mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang salah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membaca saja pun akan merupakan pengikat antara orang-orang besar itu dengan orangorang yang mengenalnya. Dan besar kemungkinan bacaan itu akan memberi dorongan untuk dilanjutkan sehingga menjadi studi yang mendalam dan akan menambah kemanusiaan yang lebih erat.
2)
Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang menyakininya dan merupakan sumber syari‟ah yang besar. Oleh karena itu, maka kesalahan pada penyajian peristiwa-peristiwa sejarah adalah kesalahan besar terhadap hakikat iman itu sendiri.
3)
Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotisme dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
4)
Bidang studi sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan social anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik yang diterima sebagai realita yang hidup dari sejarah Rasul, bertingkah laku seperti akhlaq Rasul. Dengan demikian studi sejarah akan menumbuhkan cinta kepada kebesaran, kecenderungan untuk meneladaninya, ketika ia mulai merasakan bahwa dia pun salah seorang pengikut Nabi Muhammad SAW.
e.
Pengertian Kebudayaan Islam Kebudayaan pada umumnya sering diartikan secara sederhana sebagai hasil budi daya manusia, hasil cipta, rasa dan karsa dengan menggunakan
simbol-simbol
serta
artifak
(Abdurahman
Mas‟ud,
2000:237). Sejalan dengan pengertian ini, kebudayaan meliputi cara hidup seluruh masyarakat yang mencakup cara sikap, menggunakn pakaian, bertutur bahasa, ibadah, norma-norma tingkah laku serta sistem kepercayaan. Islam yang dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of life yang juga sangat luas cakupannya. Tentu di sini Islam juga dilihat sebagai realitas sosial. Yakni Islam yang telah menyejarah meruang dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai fenomena sosial, bisa dilihat dan dicermati. Dengan demikian yang dimaksud kebudayaan Islam (Abdurahman Mas‟ud, 2000: 242) adalah cara pandang komunitas muslim yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu, satu
generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup luas tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni, yang khas Islam. Ruang lingkup studi budaya tidak bisa lepas dari beberapa faktor yang
mencakup
manusia,
pengaruh
lingkungan,
perkembangan
masyarakat, serta lintas budaya, misalnya kisah atau sejarah Nabi yang hidup pada zaman dahulu. Keunikan budaya Islam terletak pada kokohnya landasan budaya ini berdiri dan bersandar (Abdurahman Mas‟ud, 2000:242). Paling tidak ada lima poin utama yang membedakan budaya Islam dengan budaya yang lain. Pertama, adalah konsep tauhid atau oneses of God. Kedua, adalah universalitas pesan dan misi budaya yaitu menekankan pada persaudaraan manusia dengan tetap memberi ruang pada perbedaan ras, keluarga, negara dan sebagainya. Ketiga, adalah prinsip moral yang selalu ditegakkan dalam budaya. Keempat, adalah budaya toleransi yang cukup tinggi. Kelima, adalah prinsip keutamaan belajar dan memperoleh ilmu. f.
Tujuan dan Kompetensi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV Tujuan dan Kompetensi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV adalah untuk memberikan wawasan pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa. Dikarenakan sejarah adalah suatu pengetahuan yang tidak boleh dilupakan oleh generasi penerus bangsa, khususnya Sejarah Kebudayaan Islam, agar dapat menjadikan pembelajaran pada generasi itu sendiri. Khususnya pada materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV yang membahas tentang Isro‟ Mi‟roj lebih ditekankan kepada pemahaman siswa tentang Sejarah Syariat Islam yang berkenaan dengan sholat lima waktu.
g.
Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV Smt I
Standar Kompetensi 1)
2)
II
3)
4)
h.
Kompetensi Dasar
Mengenal dakwah Nabi 1.1. Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad saw dan para Muhammad swa, beserta sahabatnya para sahabatnya 1.2. Menunjukkan contoh ketabahan Nabi Muhammad saw, beserta para sahabatnya dalam berdakwah 1.3. Meneladani ketabahan Nabi Muhammad saw, dan ara sahabatnya dalam berdakwah Mengenal kepribadian 1.1. Mengidentifikasi cirri-ciri Nabi Muhammad Saw kepribadian Nabi Muhammad saw, sebagai rahmat bagi seluruh alam 1.2. Menunjukkan contoh perilaku yang meneladani kepribadian Nabi Muhammad saw, sebagai rahmat bagi seluruh alam 1.3. Meneladani kepribadian Nabi Muhammad saw, sebagai rahmat bagi seluruh alam Memahami hijrah Nabi 3.1 Mengidentifikasi sebab-sebab Muhammad saw ke Taif Nabi Muhammad saw, hijrah ke Taif. 3.2 Menceritakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Taif 3.3 Meneladani kesabaran Nabi Muhammad saw, dalam peristiwa hijrah ke Taif Memahami peristiwa Isra‟ 3.4 Mendeskripsikan peristiwa Mi‟raj Nabi Muhammad Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad saw saw 3.5 Mengambil hikmah dari peristiwa Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad saw.
Metode Pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Selama ini kelemahan utama dalam pengajaran sejarah kebudayaan Islam adalah pendekatan yang terlalu monoton, melalui ceramah (Chabib Thoha, dkk, 1999:248). Metode mengajar sejarah kebudayaan Islam secara konvensional seperti ceramah masih dibutuhkann, tetapi harus diimbangi dengan penugasan memahami bacaan wajib dan diskusi seusai ceramah, atau juga diskusi dengan topik-topik tertentu yang telah ditetapkan pengajar dengan penugasan membaca terlebih dahulu. Untuk melengkapi metode-metode ini, sangat dibutuhkan metode observasi, dengan mendatangi pusat-pusat budaya Islam. Metode memang sekedar cara atau alat untuk mencapai sebuah tujuan. Meskipun demikian metode sering menjadi faktor utama yang menjadikan sebuah pengajaran berhasil atau gagal. Menarik atau tidaknya materi pelajaran tidak hanya ditentukan oleh figur guru tetapi juga oleh “how”, bagaimana ia mengantarkan materi tersebut, karena proses yang terakhir ini pada dasarnya adalah bagian dari dirinya yang akan menentukan atmosfir dan dinamika proses pembelajaran.
B.
Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 1. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan
pembelajaran
(www.Psb-psma.
Org/content/blog/pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran). Dalam proses belajar mengajar, terdapat interaksi antara guru dan peserta didik ajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran agama Islam, khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam harus dijabarkan ke dalam metode pembelajaran PAI yang bersifat prosedural atau teratur. Hadist Riwayat Dailimi, mengatakan bahwa “Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode masuk surga adalah ilmu”(Abdul Majid, 2008:135). Hadist di atas menegaskan bahwa untuk mencapai sesuatu itu harus menggunakan metode atau cara yang ditempuh termasuk keinginan masuk surga. Dalam hal ini ilmu termasuk sarana atau metode untuk memasukinya. Begitu pula dalam proses pembelajaran agama Islam tentunya ada metode yang digunakan yang turut menentukan sukses atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan agama Islam. Berkenaan dengan metode, Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125 telah memberikan petunjuk mengenai metode pembelajaran secara umum, yaitu: “Serulah semua manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang sangat mengetahui siapa yang tersesat dari jalanNya, dan Dia-lah yang mengetahui orang-orang yang dapat petunjuk.” Petunjuk Al-Qur‟an tentang metode-metode pembelajaran, dapat kita peroleh dari ungkapan “al- hikmah” (bijaksana) dan “al- mau‟izhah alhasanah” (pelajaran yang baik). Karena itu, secara eksplisit al- Sunnah berperan memberikan penjelasan. b. Karakteristik Metode Pembelajaran Menurut Prof. Jogiyanto (2007: 22) metode pembelajaran dibagi menjadi: 1)
Metode Pembelajaran Pasif Yaitu pembelajaran satu arah dari guru ke siswa. Metode ini merupakan metode pembelajaran tradisional yang sering disebut dengan lecturing.
2)
Metode Pembelajaran Aktif Yaitu pembelajaran dua arah yang mendorong siswa untuk lebih aktif di dalam kelas. Siswa lebih dituntut untuk lebih bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya sendiri dengan aktif berinteraktif di kelas, tidak hanya sebagai pendengar saja.
c. Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran
Metode apapun yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip KBM (Abdul Majid, 2008: 136) yaitu: 1) Berpusat kepada anak didik 2) Belajar dengan melakukan (Learning by doing) 3) Mengembangkan kemampuan sosial 4) Mengembangkan keingin tahuan dan imajinasi 5) Mengembangkan kreatifitas dan ketrampilan. d. Faktor-Faktor Pemilihan Metode Pembelajaran Menurut Safruddin & Basyiruddin (2003: 95) faktor-faktor dalam pemilihan metode pembelajaran adalah: 1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Sesuai dengan para siswa 3) Serasi dengan lingkungan 4) Dapat terkoordinasi dengan baik Sedangkan menurut S. Ulihbukit karo-karo ,dkk (1975:91) adalah: 1) Tujuan yang hendak dicapai Dengan mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru dapat mempersiapkan alat-alat yang akan dipakai serta metode yang tepat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 2) Siswa yang mengikuti proses pembelajaran Dalam pemilihan metode pembelajaran haruslah mengetahui tingkat perkembangan atau kemampuan dan kepribadian siswa. 3) Bahan pelajaran
Metode
pembelajaran
yang
akan
digunakan
harus
mempertimbangkan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, sehingga pembelajaran benar-benar lebih efektif. 4) Fasilitas Yang termasuk dalam factor fasilitas ini antara lain alat peraga, ruang, waktu, kesempatan, tempat dan alat-alat praktikum, bukubuku, perpustakaan dan lain sebagainya. Fasilitas mendukung guru dalam menentukan metode pembelajaran.
5) Guru Guru harus memahami metode yang akan digunakan, sehingga pada saat proses pembelajaran guru benar-benar terampil dalam menggunakan metode tersebut. 6) Situasi Yang termasuk dalam situasi yang dimaksudkan di sini adalah keadaan para siswa, tingkat kelelahan siswa, semangat siswa, keadaan cuaca dan keadaan guru, serta keadaan kelas. 7) Kebaikan dan kelemahan suatu metode Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas guru adalah mengetahui kapan metode itu tepat digunakan dan kapan metode tersebut tidak dapat digunakan. 8) Partisipasi Apabila
guru
menginginkan
siswanya
turut
aktif
atau
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, maka guru hendaknya tepat dalam menentukan metode pembelajaran.
9) Filsafat Filsafat yang menyangkut pandangan hidup dan yang menjadi dasar bersikap serta bertindak dari seseorang atau suatu bangsa turut menentukan dalam pemilihan metode-metode pembelajaran.
d. Tujuan Menggunakan Metode Pembelajaran Sedangkan tujuan menggunakan metode pembelajaran menurut S. Ulihbukit Karo-karo, dkk (1975:102) adalah: 1) Menambah pengalaman 2) Mencegah serta mengurangi kelelahan dan kebosanan 3) Membangkitkan minat dan perhatian siswa 4) Membina kerjasama 5) Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. 2. Macam-macam Metode Pembelajaran 1) Metode Ceramah 2) Metode Diskusi 3) Metode Demonstrasi 4) Metode Peer Teaching 5) Metode Zig Zaw 6) Metode Mind Map Dari semua metode diatas penulis lebih menitik beratkan untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo Tahun 2012 dengan metode mind map khususnya berkenaan dengan pembelajaran Isro‟ Mikraj Nabi Muhammad saw.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pengertian metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Jadi, metode mind map adalah cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan
suatu
proses
pembelajaran
yang
memfungsikan belahan otak kanan dan otak kiri agar dapat tercapai tujuan pembelajaran. Otak kanan terkait dengan gambar, imajinasi, warna, ritme, dan ruang. Sedangkan otak kiri berkenaan dengan angka-angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar dan rincian-rincian. Sebagian besar orang hanya menggunakan otak kirinya untuk berkomunikasi dan perolehan informasi dalam bentuk verbal ataupun tertulis. Dalam proses belajar siswa selalu dituntut untuk menggunakan otak kiri ketika menerima materi pelajaran. Materi pelajarn akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang siswa tidak dapat mempertahankan ingatannya tersebut dalam jangka waktu yang lama. Hal ini disebabkan tidak adanya keseimbangan antara kedua belahan otak yang akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan mental seseorang. Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalm memori, tanpa mencatat dan mengulang informasi, siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan. Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalm bentuk linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran.
Teknik mencatat dengan menggunakan mind map atau peta pikiran yaitu cara yang paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pikiran merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak (Tony Buzan, 2004: 68). Akan tetapi pastilah metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu : a. Kelebihan Metode Mind Map 1) Berupa tulisan, simbol dan gambar. 2) Catatan menjadi berwarna-warni. 3) Untuk mereview ulang dibutuhkan waktu yang pendek. 4) Waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat dan efisien. 5) Membuat individu menjadi lebih kreatif dan berimajinasi. b. Kelemahan Metode Mind Map 1) Saat membuat membutuhkan waktu yang lama. 2) Tidak semua siswa memiliki imajinasi yang baik. c. Adapun langkah-langkah metode mind map adalah: 1) Membuat lingkaran atau bentuk lain (seperti: segitiga, segiempat, ellips, dll) ditengah-tengah papan tulis atau kertas karton. 2)
Menulis tema Isro‟ Mi‟roj di dalam lingkaran tersebut dengan menggunakan huruf kapital.
3) Dari tema Isro‟ Mi‟roj tersebut akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama.
4) Membuat garis-garis yang menyerupai jalan untuk menulis tematema turunan tersebut, dengan menggunakan spidol warna-warni. Tiap satu jalan menggunakan satu warna. 5)
Menulis tema turunan di ujung jalan yang telah dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau gambar.
6) Mencari hubungan antara tema-tema turunan tersebut. Jika ada hubungan berikan garis putus-putus dengan menggunkan spidol warna. 7) Menjelaskan materi kepada siswa dengan menggunakan grafik tersebut.
C.
Pengaruh Metode Mind Map dengan Prestasi Belajar Siswa Metode pembelajaran dapat ditinjau sebagai proses dan sebagai produk. Sebagai proses karena metode pembelajaran berfungsi sebagai alat penunjang dalam intruksional yaitu dalam menyampaikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan intruksional yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam konteks ilmiah, keberhasilan belajar akan diperoleh sebagaimana yang diharapkan, jika proses intruksional tersebut didukung oleh merode pembelajaran yang relevan. Alasan berikutnya mengapa menggunakan metode pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir konkrit sampai berfikir kompleks (Arsyad, 1997:26-27). Keberhasilan belajar pada hakikatnya adalah tumpuan dan arah utama dalam segala pembelajaran yang dilakukan oleh guru, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Oleh karena itu, guru sebagai pengelola kegiatn pembelajaran dituntut hendaknya lebih mengacu kepada pembelajaran aktif, efektif, efisien, menyenangkan dan bermakna bagi siswa karena pembelajaran akan lebih berhasil apabila melibatkan potensi siswa. Metode mind map, sebagai salah satu metode pembelajaran, lebih banyak menekankan pada kreatifitas anak didik. Dalam metode ini, anak didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mencurahkan kemampuan otak kanan dan otak kirinya. Jadi, pelaksanaan metode mind map yang sempurna akan berpengaruh pada prestasi belajar anak didik, semakin baik pelaksanaan metode ini, maka semakin baik pula prestasi yang dihasilkan.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Sidomulyo 1. Sejarah dan Perkembangan MI Ma‟arif Sidomulyo Madrasah Ibtidaiyah Sidomulyo adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh yayasan Ma‟arif cabang Magelang, yang lokasinya berada di Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Alasan yang mendorong berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Sidomulyo adalah keinginan dari masyarakat Sidomulyo dan sekitarnya yang mendambakan adanya sekolah dasar yang berlandaskan ajaran Islam, maka dari itu pada tanggal 01 Januari 1968 berdirilah Madrasah Ibtidaiyah Sidomulyo dengan segala keterbatasannya, yang diprakasai oleh Bapak Jamhari, Bapak Khozin dan Bapak K.H Zarkasih, dengan kepala sekolah pertama adalah Bapak Khozin yang menjabat pada tahun 1968-1970, dilanjutkan Bapak Medi pada tahun 1970-1982, kemudian pada tahun 1982-1993 dilanjutkan oleh Bapak Khozin lagi, dan pada tahun 1993- 2012 dilanjutkan oleh Ibu Chalimah. Pada awal berdirinya, seringkali proses belajar mengajar menempati rumah penduduk di sekitarnya, sampai pada tahun 1971 mendapat pengesahan atau ijin dengan nomor: 298/B.III/Mdr/1.9/1971 dengan status terdaftar. Kemudian pada tahun 1978 mendapat pengesahan lagi dengan nomor: 1K/3.C1/319/PenM2/78 dengan status diakui, dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM): 111233080002, Sedangkan tujuan didirikannya MI Ma‟arif Sidomulyo adalah: 51
a. Memenuhi kehendak masyarakat, yang menginginkan berdirinya sekolah dasar yang berlandaskan ajaran Islam. b. Menampung anak-anak yang berasal dari golongan ekonomi rendah. 2. Struktur Organisasi Sekolah dan Susunan Komite a.
Struktur Organisasi Sekolah KEPALA SEKOLAH Chalimah, A.Ma
TU
BENDAHARA
Wifayatun Nuroniyah, S.Sos,I
Vika Widiyarni, A.Ma
SIE KURIKULUM
SIE UKS & PRAMUKA
Dwiyanti, A.Ma
Hakiki Yusani,A.Ma
SIE HUMAS & KESISWAAN
PERPUSTAKAAN
Siti Yuriyah,A.Ma
Bahriyatun Diniyah,A.Ma
Wali Kelas I Hartatik,A.Ma
Wali Kelas II Vika W,A.Ma
Wali Kelas V Siti Yuriyah,A.Ma
Wali Kelas III Bahriyatun D, A.Ma
Wali Kelas VI Dwiyanti,A.Ma
Bagan
: Struktur Organisasi MI Ma‟arif Sidomulyo
Sumber
: Data Monografi MI Ma‟arif Sidomulyo
Wali Kelas IV Wifayatun N,S.SosI
b.
Susunan Pengurus Komite MI Ma‟arif Sidomulyo
Bagan
Ketua I
Ketua II
Dullah Muchtar
Drs.Abdul Muchit,M.Ag
Sekretaris
Bendahara
Hartatik,A.Ma
Kaelani
Sie Pendidikan
Sie Usaha
Hasbullah
Iswanto
Sie Humas
Sie SarPras
Ky Abdul Mun`im Mubasir : Susunan Pengurus Komite MI Ma‟arif Sidomulyo
Sumber : Data Monografi MI Ma‟arif Sidomulyo
3. Letak Greografis Madrasah Ibtidaiyah Sidomulyo terletak di jalan Sidomulyo RT 03 RW 07 Drojogan, Sidomulyo, Kec.Salaman. Berdiri pada tanah Jariyah Hak pakai
Ibu Asrori. Adapun lingkungan,
Madrasah tersebut di
tengah
perkampungan sebelah timur jalan yang terdiri dari tujuh ruangan menempati tanah seluas 1199 m2 terletak di depan kantor desa Sidomulyo dan ruang lain menempati tanah seluas 672 m2. 4. Kurikulum MI Ma‟arif Sidomulyo Kurikulum yang digunakan oleh MI Ma‟arif Sidomulyo adalah kurikulum KTSP. 5. Latar Belakang Pendidikan Guru MI Ma‟arif Sidomulyo
Jumlah guru pengajar di MI Ma‟arif Sidomulyo adalah 9 orang, dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut: Tabel 01
No
Nama
Status
Pendidikan
1.
Chalimah,A.Ma
PNS
Diploma II
2.
Dwiyanti,A.Ma
PNS
Diploma II
3.
Hartatik,A.Ma
GTT
Diploma II
4.
Vika Widyarni,A.Ma
GTT
Diploma II
5.
Bahriyatun Diniyah,A.Ma
GTT
Diploma II
6.
Siti Zuriyah, A.Ma
GTT
Diploma II
7.
Wifayatun Nuroniyah,S.SosI
GTT
Sarjana
8.
Sri Wulandari,A.Ma
GTT
Diploma II
9.
Hakiki Yusani,A.Ma
GTT
Diploma II
Tabel 01
: Latar Belakang Pendidikan Guru
Sumber
: Data Monografi MI Ma‟arif Sidomulyo
6. Keadaan Siswa MI Marif Sidomulyo Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Sidomulyo pada tahun
2012 mempunyai
jumlah siswa-siswi sebanyak 147 orang (72 siswa putra dan 75 siswi putri), dengan perincian sebagai berikut : Tabel 02 No
Kelas
Putra
Putri
Jumlah
1.
I
22
16
38
2.
II
14
12
26
3.
III
10
13
23
4.
IV
10
8
18
5.
V
9
14
23
6.
VI
7
12
19
Jumlah
Seluruh
147
Tabel 02 : Jumlah Siswa Sumber : Data Monografi MI Ma‟arif Sidomulyo
Adapun data dari siswa kelas IV MI Ma‟rif Sidomulyo yang menjadi subyek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 03
No.
1.
Nama
Tempat Tanggal
Alamat
Pekerjaan
Siswa/i
Lahir
Siswa/i
Orang Tua
Achmad Labib
Magelang, 28 April 2001
2.
Avia Yuliana
Magelang, 16 Juli 2001
3.
Budi Setyo
Magelang, 01 September 2000
4.
Choirul Anam
Magelang, 17 Juli 2000
5.
M.Denis Setyawan
Magelang, 28 Nopember 2000
6.
7.
Priyo Sulistyo
Siti Usnanik
Sri Utami
10.
11.
Listiya Mu`arifah
Akhmad Mubarok
Anni Chusnati
12.
Muchamad Choirul Anam
Buruh
Drojogan
Buruh
Sidomulyo Kedung
Kepis
Buruh
Sojomerto Kidul
Buruh
Sidomulyo
Sidomulyo
Sidomulyo
Magelang, 07
Pendem
Buruh
Buruh
Sidomulyo Kedung
Kepis
Kedung Kepis
2001
Sidomulyo
Magelang, 30
Kedung
Oktober 2001
Sidomulyo
Kepis
Magelang, 30 Mei Kembaran
Magelang, 06 Maret 2003
Buruh
Sidomulyo
Magelang, 24 Mei
2002
Buruh
Sidomulyo
Januari 2000
April 2001 9.
Pendem
Drojogan
Magelang, 02
kepis
Sidomulyo
Magelang, 07
April 2001 8.
Kedung
Buruh
Buruh
Buruh
Sidomulyo Kedung Sidomulyo
Kepis
Buruh
13.
Mukhammad
Magelang, 26 Mei Sojomerto
Zidane 14.
15.
16.
17.
18.
Nafa Afidatul Isma
Nasti Latifasari
Rihadatul Aisy
Syarif Hidayat
Mukhammad Lutfi
2002
Sidomulyo
Magelang, 13
Sojomerto
Oktober 2001
Sidomulyo
Magelang, 10
Kalangan
Februari 2002
Sidomulyo
Magelang, 30
Drojogan
Juni 2002
Sidomulyo
Magelang, 28
Kembaran
Januari 2002
Sidomulyo
Magelang, 11
Pendem
Maret 2001
Lor
Buruh
Lor
Buruh
Buruh
Buruh
Buruh
Buruh
Sidomulyo
Tabel 03 : Data Siswa Subyek Penelitian Sumber : Data Monografi MI Ma‟arif Sidomulyo
B.
Penyajian Data 1. Siklus I c.
Tahap Persiapan 1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I. (RPP terlampir). 2) Menyusun alat evaluasi untuk pre test dan post test. 3) Mempersiapkan alat pembelajaran, yaitu spidol, kertas karton, penggaris dan perangkat lain yang diperlukan. 4) Menyiapkan bahan pelajaran yaitu materi tentang Isro‟ mi‟roj Nabi Muhammad SAW. 5) Menyiapkan alat observasi (Lembar observasi terlampir).
d.
Deskripsi Pelakasanaan Siklus I Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2012 jam pelajaran ke 1-2, dimulai pukul 07.15 s.d pukul 09.00, yang meliputi : 1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi :
a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca Basmalah dan do‟a. b) Memberikan pre test kepada siswa, dengan pertanyaan lisan. 2) Kegiatan Inti Langkah-langkah pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Isro‟ Mi‟roj) dengan menggunakan metode Mind Map, yaitu: a)
Membuat lingkaran atau bentuk lain (seperti : segitiga, segiempat, ellips, dll) ditengah-tengah papan tulis atau kertas karton.
b)
Menulis tema Isro‟ Mi‟roj di dalam lingkaran tersebut dengan menggunakan huruf kapital.
c)
Dari tema Isro‟ Mi‟roj tersebut akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama.
d)
Membuat garis-garis yang menyerupai jalan untuk menulis tematema turunan tersebut, dengan menggunakan spidol warna-warni. Tiap satu jalan menggunakan satu warna.
e)
Menulis tema turunan di ujung jalan yang telah dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau gambar.
f)
Mencari hubungan antara tema-tema turunan tersebut. Jika ada hubungan berikan garis putus-putus dengan menggunkan spidol warna.
g)
Menjelaskan materi kepada siswa dengan menggunakan grafik tersebut.
3) Kegiatan Penutup a) Memberi kesempatan bertanya kepada siswa. b) Memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai post test.
c) Mengucapkan salam penutup.
4) Observasi Siklus I Kegiatan observasi dalam siklus I adalah observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map. (Lembar observasi terlampir). Adapun hasil observasi adalah sebagai berikut: a)
Observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam proses
pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
dengan
menggunakan metode mind map. Tabel 04 Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) 1
2
Memeriksa
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
Cukup
Guru memiliki Masih
kesiapan siswa
baik
sikap disiplin siswa
yang arahan
(mengabsen,
memerik
yang
patuh baik
memeriksa
sa
baik
alat pelajaran
kesiapan
dll)
siswa
Apersepsi
7
Hal-Hal Yang
7
cukup tidak
ada Memberikan yang
kepada guru
Cukup
Guru
dapat Siswa
masih Mengulang-
baik
mengaitkan
belum
dalam
pelajaran
memahami
Apresep
dengan
dapat ulang apersepsi
Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) si
Hal-Hal Yang
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
kehidupan nyata
3
Penguasaan
7
Cukup
Guru
Guru tidak
Mencari buku
materi
baik
mempunyai
cukup
pegangan
pembelajaran
dalam
pengetahuan
mempunyai
yang
tentang
menguas
yang luas
buku pegangan
mencukupi
Isro‟
Mi‟roj 4
ai materi
Menyiapkan
8
Dalam
Guru memiliki Guru kesulitan Menugaskan
alat
memper
alat
pembelajaran
siapkan
sudah baik
seperti
alat
siswa
warna, spidol,
sudah
banyak
kertas
baik
tidak bawa
pensil
karton
yang mengajar
siswa
untuk
siswa, karena berkelompok masih dalam yang mengerjakan perintah guru
dll 5
Kemampuan
7
Cukup
Guru
membuat
baik
cukup kreatif kehabisan
menyediakan
gambar seperti
dalam
dalam
alat
lingkaran,
membua
membuat
menggambar
segiempat atau
t gambar
gambar tema
lebih banyak
gambar
tema
Cukup
Guru
Membuat
membuat
baik
cukup kreatif guru
garis-garis
dalam
dalam
yang
membua
membuat tema siswa
dimengerti
menyerupai
t tema
turunan
siswa
lain
sudah Guru
Guru
kapur
untuk
ditengahtengah
untuk
menulis tema pokok pembelajaran. 6
Kemampuan
7
sudah Ke-kreatifan
kurang gambar yang
dimengerti
lebih
mudah
Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) jalan-jalan
Hal-Hal Yang
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
turunan
atau akar-akar untuk membuat tema turunan tema
dari pokok
atau utama. 7
Kemampuan
7
Cukup
Guru
menuliskan
baik
cukup kreatif guru
tema
dalam
dalam
dimengerti
lebih
di ujung jalan
menulis
membuat
siswa
dimengerti
atau akar yang
kan
symbol
telah
tema
gambar
turunan
dibuat
dengan
turunan
menggunakan
dengan
simbol,
simbol
gambar
atau
Membuat
kurang gambar yang
atau
mudah
siswa
atau
tulisan.
8
sudah Ke-kreatifan
gambar
Kemampuan
8
Sudah
Guru
memberikan
baik
cukup kreatif guru
warna
yang
dalam
dalam
dimengerti
lebih
berbeda
pada
memberi
memberikan
siswa
dimengerti
warna
tema
pokok
kan
atau
utama
warna
tema
tema
dengan turunan.
sudah Ke-kreatifan
Membuat
kurang gambar yang mudah
siswa
pada tema pokok
9
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Ke-kreatifan
Membuat
Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator)
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
memberikan
baik
cukup kreatif guru
warna-warna
dalam
dalam
dimengerti
lebih
yang berbeda
memberi
memberikan
siswa
dimengerti
pada
jalan-
kan
warna
jalan
atau
kurang gambar yang mudah
siswa
warna
akar-akar yang
pada
menuju
tema
tema
turunan 10
Hal-Hal Yang
turunan
Kemampuan
Cukup
Guru
mencari
baik
cukup kreatif guru
hubungan
dalam
dalam
dimengerti
lebih
antara
tema-
mencari
memberikan
siswa
dimengerti
turunan
hubunga
warna
tema
tersebut.
7
Jika
sudah Ke-kreatifan
Membuat
kurang gambar yang mudah
siswa
n materi
ada hubungan memberikan garis
putus-
putus dengan menggunkan spidol warna. 11
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Guru
menggunakan
baik
mampu
suka lupa dan ketelitian
huruf kapital.
dalam
membedakan
kurang
menggu
penggunaan
dalam
nakan
huruf kapital
menggunakan
huruf
masih Meningkatkan
teliti
huruf kapital
kapital 12
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Guru
kadang Membuat
menjelaskan
baik
mampu
merasa
catatan
kecil
materi dengan
dalam
menjelaskan
kesusahan
tentang
arti
Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
Hal-Hal Yang
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
(Indikator) menggunakan
menjelas
materi secara dalam
symbol
grafik
atau
kan
global
sebelum
gambar
yang
materi
menjelaskan
materi dengan mengajar
telah dibuat
gambar
Pedoman Penilaian: Nilai Baik jika skor
= 8 sampai 10
Nilai Cukup jika skor
= 5 sampai 7
Nilai Kurang jika skor = 1 sampai 4 b)
Observasi terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map. Tabel 05
No
1
Aspek
Skor
Catatan
Hal- hal
Hal-hal Yang
Ide- ide
Menghambat
Perbaikan
Pengamatan
B
C
K
Yang
(Indikator)
%
%
%
Mendukung
Masuk
kelas 80
tepat waktu
Sudah
Tata
tertib Masih
tertib
yang baik
ada Di
siswa
beri
yang hukuman
nekat membolos 2
3
Menyiapkan
55
Sebagian
Guru
materi
siswa
sabar
pelajaran SKI
masih
memberikan
sebelum guru
menung
pengertian
SKI
gu
pada siswa
masuk
kelas tentang
intruksi
Isro‟ Mi‟roj
dari guru
Menyiapkan alat-alat
55
Siswa
Guru
belum
sabar
tetap Siswa
masih Memberikan
belum antusias
hadiah kepada siswa
tetap Siswa
masih Memberikan
belum antusias
hadiah
No
Aspek
Skor
Catatan
Hal- hal
Hal-hal Yang
Ide- ide
Menghambat
Perbaikan
Pengamatan
B
C
K
Yang
(Indikator)
%
%
%
Mendukung
pembelajaran
Membaw
memberikan
seperti pensil
a semua
pengertian
warna,
kepada siswa
pada siswa
spidol,
dan
penggaris.
4
Kemampuan
55
Sebagian
Guru
tetap Siswa
membuat
siswa
sabar
gambar
masih
memberikan
lingkaran,
merasa
pengertian
atau
bingung
pada siswa
Sebagian
Guru
menulis tema
siswa
sabar
utama
masih
memberikan
dalam gambar
merasa
pengertian
yang
bingung
pada siswa
Masih
Guru
membuat
kurang
sabar
garis-garis
rapi
memberikan
masih Memberikan
belum antusias
hadiah kepada siswa
segiempat atau
gambar
lain ditengahtengah seperti yang di buat guru di papan tulis
atau
kertas karton. 5
Kemampuan
di
55
di
berada
tetap Siswa
masih Memberikan
belum antusias
hadiah kepada siswa
tengah-
tengah tersebut. 6
Kemampuan
60
tetap Siswa
masih Memberikan
belum antusias
hadiah kepada siswa
No
Aspek
Skor
Catatan
Hal- hal
Hal-hal Yang
Ide- ide
Menghambat
Perbaikan
Pengamatan
B
C
K
Yang
(Indikator)
%
%
%
Mendukung
yang
pengertian
bagi
menyerupai
pada siswa
rapi
yang
jalan atau akar untuk membuat tema turunan seperti
yang
dibuat
oleh
guru di depan. 7
Kemampuan
Siswa
Guru
menuliskan
masih
sabar
tema turunan
belum
memberikan
di ujung jalan
paham
pengertian
atau
58
akar
tetap Siswa
masih Memberikan
belum antusias
hadiah kepada siswa
pada siswa
dengan menggunakan simbol, gambar
atau
tulisan sesuai instruksi guru. 8
Kemampuan
Masih
Guru
memberikan
belum
sabar
warna
beraturan
memberikan
pada
60
tetap Siswa
gambar-
pengertian
gambar,
pada siswa
simbol
atau
tulisan
yang
telah
dibuat
sesuai keinginan.
masih Memberikan
belum antusias
hadiah kepada siswa
No
9
Aspek
Skor
Catatan
Hal- hal
Hal-hal Yang
Ide- ide
Menghambat
Perbaikan
Pengamatan
B
C
K
Yang
(Indikator)
%
%
%
Mendukung
Kemampuan
Siswa
Guru
mencari
belum
sabar
hubungan
paham
memberikan
antara
40
tetap Siswa
masih Memberikan
belum antusias
tema-
pengertian
tema turunan
pada siswa
hadiah kepada siswa
tersebut Kemampuan 10
40
Siswa
Guru
memberikan
belum
sabar
garis
paham
memberikan
putus-
tetap Siswa
belum antusias
putus jika ada
pengertian
hubungan
pada siswa
antara
masih Memberikan hadiah kepada siswa
tema-
tema tersebut. 11
Memperhatika n
60
setiap
perhatian dan
Siswa
Guru
belum
sabar
tetap Siswa
masih Memberikan
belum antusias
bisa fokus
hadiah kepada siswa
penjelasan guru.
Pedoman Penilaian: Nilai Baik jika
: 80%- 100%
Nilai Cukup jika
: 50%- 70%
Nilai Kuranag jika
: 10%- 40%
5) Refleksi Siklus I Secara umum kelebihan, kekurangan dan ide - ide perbaikan yang dapat dilihat pada siklus I ini adalah: Kelebihan 1. Guru
dan
Kekurangan siswa 1. Guru
dan
Ide- ide Perbaikan Siswa
1. Memberikan
antusias dalam menggunakan metode Mind Map
masih memahami mendalam Mind Map
belum secara metode
pengertian kepada guru dan siswa mengenai metode Mind Map
2. Siklus II a. Tahap Persiapan 1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II. (RPP terlampir). 2) Menyusun alat evaluasi untuk pre test dan post test. 3) Mempersiapkan alat pembelajaran, yaitu spidol, kertas karton, penggaris dan perangkat lain yang diperlukan. 4) Menyiapkan bahan pelajaran yaitu materi tentang Isro‟ mi‟roj Nabi Muhammad SAW. 5) Menyiapkan alat observasi (Lembar observasi terlampir). b. Deskripsi Pelakasanaan Siklus II Siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Maret 2012 jam pelajaran ke 1-2, dimulai pukul 07.15 s.d pukul 09.00, yang meliputi: 1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi: a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca Basmalah dan do‟a. b) Memberikan pre test kepada siswa, dengan pertanyaan lisan. 2) Kegiatan Inti Langkah-langkah pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Isro‟ Mi‟roj) dengan menggunakan metode Mind Map, yaitu: a)
Membuat lingkaran atau bentuk lain (seperti: segitiga, segiempat, ellips, dll) ditengah-tengah papan tulis atau kertas karton.
b)
Menulis tema Isro‟ Mi‟roj di dalam lingkaran tersebut dengan menggunakan huruf kapital.
c)
Dari tema Isro‟ Mi‟roj tersebut akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama.
d)
Membuat garis-garis yang menyerupai jalan untuk menulis tema-tema turunan tersebut, dengan menggunakan spidol warna-warni. Tiap satu jalan menggunakan satu warna.
e)
Menulis tema turunan di ujung jalan yang telah dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau gambar.
f)
Mencari hubungan antara tema-tema turunan tersebut. Jika ada hubungan berikan garis putus-putus dengan menggunkan spidol warna.
g)
Menjelaskan materi kepada siswa dengan menggunakan grafik tersebut.
3) Kegiatan Penutup a)
Memberi kesempatan bertanya kepada siswa.
b)
Memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai post test.
c)
Mengucapkan salam penutup.
4) Observasi Siklus II Kegiatan observasi dalam siklus II adalah observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode Mind map dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map. (Lembar observasi terlampir). Adapun hasil observasi adalah sebagai berikut: a)
Observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam proses
pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
dengan
menggunakan metode mind map. Tabel 06 Aspek NO
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) 1
Memeriksa
Mendukung
Hal- Hal Yang Menghambat
Ide- Ide Perbaikan
Cukup baik
Guru memiliki Masih
memeriksa
sikap
disiplin siswa
(mengabsen,
kesiapan
yang
cukup tidak
memeriksa alat
siswa
baik
Cukup baik
Guru
dalam
mengaitkan
belum
Apresepsi
pelajaran
memahami
apersepsi
Sudah baik Guru
Guru tidak
Mencari buku
materi
dalam
mempunyai
cukup
pegangan yang
pembelajaran
menguasai
pengetahuan
mempunyai
mencukupi
tentang
materi
yang luas
buku
kesiapan
7
Hal- Hal Yang
siswa
ada Memberikan yang arahan
yang
patuh baik
kepada guru
pelajaran dll) 2
Apersepsi
7
dapat Siswa
masih Mengulangdapat ulang
dengan kehidupan nyata 3
Penguasaan
8
Isro‟
Mi‟roj
pembelajar
pegangan
an 4
Menyiapkan alat
Sudah baik Guru memiliki Guru
Menugaskan
pembelajaran
dalam
alat yang sudah kesulitan
siswa
seperti
pensil
mempersia
baik
berkelompok
warna,
spidol,
kertas karton dll
8
pkan alat
alat-
mengajar
untuk
siswa, karena dalam siswa
masih mengerjakan
Aspek NO
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator)
5
Kemampuan
7
Hal- Hal Yang Mendukung
Hal- Hal Yang Menghambat
Ide- Ide Perbaikan
pembelajar
banyak yang perintah guru
an
tidak bawa
Cukup baik Guru
sudah Guru
Guru
dalam
cukup
kreatif kehabisan
menyediakan
membuat
dalam
gambar
membuat
menggambar
gambar tema
lebih banyak
Cukup baik
Guru
sudah Ke-kreatifan
Membuat
membuat garis-
dalam
cukup
kreatif guru
garis
membuat
dalam
menyerupai
tema
membuat tema siswa
dimengerti
jalan-jalan atau
turunan
turunan
siswa
Cukup baik
Guru
sudah Ke-kreatifan
menuliskan
dalam
cukup
kreatif guru
tema turunan di
menuliskan
dalam
ujung jalan atau
tema
membuat tema siswa
dimengerti
akar yang telah
turunan
turunan
siswa
dibuat
dengan
membuat gambar
seperti
lingkaran, segiempat
atau
tema,
gambar
lain
walaupun
ditengah-tengah
tema utama
untuk
tidak
menulis
tema
pokok
berada
pembelajaran.
karton
alat
untuk
di
tengahtengah
6
Kemampuan
7
yang
kurang gambar
dimengerti
lebih
yang mudah
akar-akar untuk membuat
tema
turunan
dari
tema pokok atau utama. 7
Kemampuan
dengan
menggunakan
7
simbol atau
Membuat
kurang gambar
dimengerti
lebih
yang mudah
Aspek NO
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) symbol, gambar
Hal- Hal Yang Mendukung
Hal- Hal Yang Menghambat
Ide- Ide Perbaikan
gambar
atau tulisan. 8
Kemampuan
7
Cukup baik
Guru
sudah Ke-kreatifan
memberikan
dalam
cukup
kreatif guru
warna
yang
memberika
dalam
berbeda
pada
n warna
membuat tema siswa
dimengerti
tema pokok atau
tema pada
turunan
siswa
utama
tema
dengan
tema turunan.
Membuat
kurang gambar
dimengerti
lebih
yang mudah
pokok, walaupun agak kurang jelas
9
Kemampuan
7
Cukup baik Guru
sudah Ke-kreatifan
memberikan
dalam
cukup
kreatif guru
warna-warna
mencari
dalam
yang
hubungan
membuat tema siswa
dimengerti
materi
turunan
siswa
Cukup baik
Guru
sudah Ke-kreatifan
mencari
dalam
cukup
kreatif guru
hubungan antara
memberika
dalam
dimengerti
yang
tema-tema
n warna
memberikan
siswa
mudah
turunan tersebut.
pada tema
warna
Jika
turunan
berbeda
pada jalan-jalan atau
akar-akar
yang
menuju
Membuat
kurang gambar
dimengerti
lebih
yang mudah
tema turunan 10
Kemampuan
7
ada
hubungan memberikan garis
putus-
Membuat
kurang gambar lebih
dimengerti siswa
Aspek NO
Pengamatan
Skor
Hal- Hal Yang
Catatan
Mendukung
(Indikator) putus
Hal- Hal Yang Menghambat
Ide- Ide Perbaikan
dengan
menggunkan spidol warna. 11
Kemampuan
7
Cukup baik
Guru
sudah Guru
masih Meningkatkan
menggunakan
dalam
mampu
suka lupa dan ketelitian
huruf kapital.
menggunak
membedakan
kurang
an huruf
penggunaan
dalam
kapital
huruf kapital
menggunakan
teliti
huruf kapital 12
Kemampuan
8
Sudah baik
Guru
menjelaskan
dalam
menguasai
ditingkatkan
materi
menjelaska
materi
lagi
n materi
baik
dengan
menggunakan grafik
atau
gambar
yang
sudah
-
secara
Lebih
telah dibuat Pedoman Penilaian : Nilai Baik jika skor = 8 -10
b)
Nilai Cukup jika skor
=5-7
Nilai Kurang jika skor
= 1- 4
Observasi terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map. Tabel 07
NO
Aspek
Skor
Catatan
Hal- Hal
Hal- Hal
Ide- Ide
Pengamatan (Indikator)
1
Masuk kelas
B
C
K
%
%
%
80
Yang
Mendukung
Mengha
Perbaikan
mbat Sudah
Tata
tertib
yang tegas
Siswa
Guru
Masih ada Memberikan
materi
sudah
memberikan
siswa
pelajaran
menyiap
hadiah yang yang
motivasi
SKI sebelum
kan
membuat
belum
kepada siswa
guru masuk
materi
siswa
siap
kelas tentang
tanpa
semangat
mengikuti
Isro‟ Mi‟roj
dikoman
tepat waktu 2
Yang
Menyiapkan
85
tertib
-
Lebih ditingkatkan
dorongan dan
pelajaran
do guru 3
Menyiapkan
81
Siswa
Guru
alat-alat
sudah
memberikan
pembelajaran
membaw
hadiah yang
seperti pensil
a semua
membuat
warna,
-
Lebih ditingkatkan
siswa
spidol,
dan
semangat
penggaris. 4
Kemampuan
Sudah
Guru
Masih ada Lebih
membuat
membuat
memberikan
sebagian
gambar
gambar
hadiah yang
siswa
lingkaran,
atau
membuat
yang
atau
simbol
siswa
belum
segiempat
dengan
semangat
membuat
atau gambar
rapi
lain ditengahtengah seperti yang di buat guru di papan tulis
atau
kertas karton.
80
dengan rapi
dimotivasi
Skor
Aspek NO
5
Hal- Hal
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
Kemampuan
84
Catatan
Yang Mendukung
Hal- Hal Yang
Ide- Ide
Mengha
Perbaikan
mbat
Siswa
Guru
Masih ada
Lebih
menulis tema
sudah
memberikan
sebagian
dimotivasi
utama
mulai
hadiah yang siswa
dalam
memaha
membuat
yang
gambar yang
mi
siswa
belum
berada
instruksi
semangat
mengerti
di
di
tengah-
guru
tengah tersebut. 6
Kemampuan
70
Masih
Guru
membuat
belum
sabar
sebagian
garis-garis
rapi
memberikan
siswa
motivasi
yang
yang
tetap Masih ada Lebih
menyerupai
belum
jalan
atau
mengerti
akar
untuk
dimotivasi
membuat tema turunan seperti yang dibuat
oleh
guru
di
depan. 7
Kemampuan
Masih
Guru
menuliskan
belum
sabar
sebagian
tema turunan
rapi
memberikan
siswa
motivasi
yang
di ujung jalan atau
akar
dengan menggunaka
70
tetap Masih ada Lebih
belum mengerti
dimotivasi
Skor
Aspek NO
Hal- Hal
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
n
Catatan
Yang Mendukung
Hal- Hal Yang
Ide- Ide
Mengha
Perbaikan
mbat
simbol,
gambar atau tulisan sesuai instruksi guru. 8
Kemampuan
80
Siswa
Guru
memberikan
sudah
memberikan
warna
mampu
hadiah yang
pada
-
gambar-
berimajin membuat
gambar,
asi
siswa
dengan
semangat
simbol
atau
tulisan yang telah
Lebih ditingkatkan
warna
dibuat
sesuai keinginan. 9
10
Kemampuan
70
Siswa
Guru
tetap Masih ada Lebih
mencari
masih
sabar
sebagian
hubungan
belum
memberikan
siswa
antara tema-
paham
motivasi
yang
tema turunan
belum
tersebut
mengerti
Kemampuan
70
Siswa
Guru
memberikan
masih
sabar
sebagian
garis
putus-
belum
memberikan
siswa
putus jika ada
paham
motivasi
yang
tetap Masih ada Lebih
hubungan
belum
antara tema-
mengerti
tema tersebut.
dimotivasi
dimotivasi
Skor
Aspek NO
11
Hal- Hal
Hal- Hal
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
Memperhatik
80
Catatan
Yang Mendukung
Siswa
Guru sesalu
setiap
sudah
semangat
perhatian dan
mulai
dalam
penjelasan
terfokus
menyampaik
an
guru.
Yang
Ide- Ide
Mengha
Perbaikan
mbat -
Lebih ditingkatkan
an materi
Pedoman Penilaian: Nilai Baik jika
: 80%- 100%
Nilai Cukup jika
: 50%- 70%
Nilai Kurang jika
: 10%- 40%
5) Refleksi Siklus II Secara umum kelebihan, kekurangan dan ide - ide perbaikan yang dapat dilihat pada siklus II ini adalah: Kelebihan 1.
Kekurangan
Ide- ide Perbaikan
Guru dan siswa 2. Guru dan Siswa 1. Memberikan masih antusias masih kesulitan pengertian kepada dalam menggunakan guru dan siswa menggunakan metode Mind Map mengenai metode metode Mind secara tepat sesuai Mind Map Map aturan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I a. Hasil Observasi 1) Hasil observasi terhadap kemampuan Guru dalam menggunakan Metode Mind Map Tabel 08 Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) 1
Memeriksa
7
Hal-Hal Yang
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
Cukup
Guru memiliki Masih ada siswa Memberikan
kesiapan siswa
baik
sikap disiplin yang tidak patuh arahan yang
(mengabsen,
memeriks
yang
memeriksa
a kesiapan
baik
alat pelajaran
siswa
cukup kepada guru
baik
dll) 2
Apersepsi
7
Cukup
Guru
dapat Siswa
masih Mengulang-
baik
mengaitkan
belum
dalam
pelajaran
memahami
apersepsi
Apresepsi
dengan
dapat ulang
kehidupan nyata 3
Penguasaan
7
Cukup
Guru
Guru tidak
Mencari
materi
baik
mempunyai
cukup
buku
pembelajaran
dalam
pengetahuan
mempunyai
pegangan
tentang
menguasai yang luas
buku pegangan
yang
Isro‟
Mi‟roj 4
Menyiapkan
materi 8
Dalam
mencukupi Guru memiliki Guru
kesulitan Menugaskan
Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator)
Hal-Hal Yang
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
alat
mempersi
pembelajaran
apkan alat sudah baik
karena
seperti
sudah
masih
baik
yang tidak bawa
pensil
warna, spidol, kertas
alat
yang mengajar siswa, siswa untuk siswa berkelompok banyak dalam
karton
mengerjakan perintah guru
dll 5
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Guru kehabisan Guru
membuat
baik
cukup
kreatif kapur
gambar seperti
dalam
dalam
alat
lingkaran,
membuat
membuat
menggambar
segiempat atau
gambar
gambar tema
lebih banyak
gambar
tema72
Cukup
Guru
sudah Ke-kreatifan
Membuat
membuat
baik
cukup
kreatif guru
garis-garis
dalam
dalam
yang
membuat
membuat tema siswa
dimengerti
menyerupai
tema
turunan
siswa
jalan-jalan
turunan
lain
menyediakan untuk
ditengahtengah
untuk
menulis tema pokok pembelajaran. 6
Kemampuan
7
kurang gambar yang
dimengerti
lebih mudah
atau akar-akar untuk membuat tema turunan tema
dari pokok
atau utama. 7
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Ke-kreatifan
Membuat
Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator)
Hal-Hal Yang
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
menuliskan
baik
cukup
tema
dalam
dalam
dimengerti
lebih mudah
di ujung jalan
menuliska
membuat
siswa
dimengerti
atau akar yang
n tema
symbol
telah
turunan
gambar
turunan
dibuat
dengan
dengan
menggunakan
simbol
simbol,
atau
gambar
atau
kreatif guru
kurang gambar yang
atau
siswa
gambar
tulisan. 8
Kemampuan
8
Sudah
Guru
sudah Ke-kreatifan
memberikan
baik
cukup
kreatif guru
warna
yang
dalam
dalam
dimengerti
lebih mudah
berbeda
pada
memberik
memberikan
siswa
dimengerti
warna
tema
pokok
an warna
atau
utama
tema pada
dengan
tema
kurang gambar yang
siswa
tema
turunan. 9
Membuat
pokok
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Ke-kreatifan
Membuat
memberikan
baik
cukup
kreatif guru
warna-warna
dalam
dalam
dimengerti
lebih mudah
yang berbeda
mencari
memberikan
siswa
dimengerti
pada
jalan-
hubungan
warna
jalan
atau
kurang gambar yang
siswa
materi
akar-akar yang menuju
tema
turunan 10
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Ke-kreatifan
mencari
baik
cukup
kreatif guru
hubungan
dalam
dalam
Membuat
kurang gambar yang
dimengerti
lebih mudah
Aspek No.
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) antara tema
tematurunan
tersebut.
Jika
Hal-Hal Yang
Hal-Hal Yang
Ide- Ide
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
memberik
memberikan
an warna
warna
siswa
dimengerti siswa
pada tema
ada hubungan
turunan
memberikan garis
putus-
putus dengan menggunkan spidol warna. 11
Kemampuan
7
Cukup
Guru
sudah Guru
menggunakan
baik
mampu
suka lupa dan n ketelitian
huruf kapital.
dalam
membedakan
kurang
mengguna
penggunaan
dalam
kan huruf
huruf kapital
menggunakan
kapital 12
Kemampuan
7
masih Meningkatka
teliti
huruf kapital
Cukup
Guru
sudah Guru
kadang Membuat
menjelaskan
baik
mampu
merasa
catatan kecil
materi dengan
dalam
menjelaskan
kesusahan
tentang
menggunakan
menjelask
materi
grafik
atau
an materi
global
gambar
yang
secara dalam menjelaskan materi
telah dibuat
simbol sebelum
dengan mengajar
gambar
Pedoman Penilaian: Nilai Baik jika skor
= 8 sampai 10
Nilai Cukup jika skor = 5 sampai 7 Nilai Kurang jika skor
= 1 sampai 4
2) Hasil Observasi Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Metode Mind Map
arti
Tabel 09 Skor
Aspek No .
1
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
Masuk
kelas 80
tepat waktu
Catatan
Hal- Hal
Hal-Hal
Yang
Yang
Mendukung
Menghambat
Sudah
Tata
tertib Masih
tertib
yang baik
siswa
Ide- Ide Perbaikan
ada Di
beri
yang hukuman
nekat membolos 2
Menyiapkan
55
Sebagian
Guru
materi pelajaran
siswa
sabar
belum
hadiah
SKI
masih
memberikan
antusias
kepada
guru SKI masuk
menung
pengertian
kelas
gu
pada siswa
sebelum
tentang
Isro‟ Mi‟roj
tetap Siswa masih Memberikan
siswa
intruksi dari guru
3
Menyiapkan alat-
55
Siswa
Guru
alat pembelajaran
belum
sabar
belum
hadiah
seperti
pensil
Membaw
memberikan
antusias
kepada
warna,
spidol,
a semua
pengertian
dan penggaris. 4
tetap Siswa masih Memberikan
siswa
pada siswa
Kemampuan
55
Sebagian
Guru
tetap Siswa masih Memberikan
membuat gambar
siswa
sabar
belum
hadiah
lingkaran,
atau
masih
memberikan
antusias
kepada
segiempat
atau
merasa
pengertian
gambar
lain
bingung
pada siswa
Sebagian
Guru
tema
siswa
sabar
belum
hadiah
utama di dalam
masih
memberikan
antusias
kepada
siswa
ditengah-tengah seperti yang di buat
guru
di
papan tulis atau kertas karton. 5
Kemampuan menulis
55
tetap Siswa masih Memberikan
Skor
Aspek No .
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
gambar
yang
berada di tengah-
Hal- Hal
Hal-Hal
Yang
Yang
Mendukung
Menghambat
Catatan
Ide- Ide Perbaikan
merasa
pengertian
siswa
bingung
pada siswa
Masih
Guru
kurang
sabar
belum
hadiah
rapi
memberikan
antusias
kepada
tengah tersebut. 6
Kemampuan membuat
60
garis-
garis
yang
tetap Siswa masih Memberikan
menyerupai jalan
pengertian
siswa
atau akar untuk
pada siswa
yang rapi
membuat
bagi
tema
turunan
seperti
yang dibuat oleh guru di depan. 7
Kemampuan
58
Siswa
Guru
menuliskan tema
masih
sabar
belum
hadiah
turunan di ujung
belum
memberikan
antusias
kepada
jalan atau akar
paham
pengerti
dengan
an
menggunakan
siswa
simbol,
siswa pada
gambar
atau sesuai
tetap Siswa masih Memberikan
tulisan instruksi
guru. 8
Kemampuan
60
memberikan warna
pada
Masih
Guru
belum
sabar
belum
hadiah
beraturan
memberikan
antusias
kepada
gambar-gambar,
pengerti
simbol
an
atau
tulisan yang telah dibuat keinginan.
sesuai
siswa
tetap Siswa masih Memberikan
siswa pada
Skor
Aspek No .
9
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
Kemampuan
40
Hal- Hal
Hal-Hal
Yang
Yang
Mendukung
Menghambat
Catatan
Ide- Ide Perbaikan
Siswa
Guru
tetap Siswa masih Memberikan
mencari
belum
sabar
belum
hadiah
hubungan antara
paham
memberi
antusias
kepada
tema-tema
kan pengerti
turunan tersebut
an
siswa
pada
siswa Kemampuan 10
Siswa
Guru
memberikan garis
belum
sabar
belum
hadiah
putus-putus
paham
memberi
antusias
kepada
ada
11
40
jika
hubungan
kan pengerti
antara tema-tema
an
tersebut.
siswa
Memperhatikan setiap dan
tetap Siswa masih Memberikan
60
perhatian penjelasan
guru.
Siswa
Guru
belum
sabar
siswa
pada
tetap Siswa masih Memberikan
bisa
belum
hadiah
antusias
kepada
fokus
siswa
Pedoman Penilaian: Nilai Baik jika : 80%- 100% Nilai Cukup jika
: 50%- 70%
Nilai Kurang jika
: 10%- 40%
b. Hasil Nilai Pre test dan Post Test 1) Hasil nilai pre test Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Tabel 10 No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
(
̅̅̅̅)
1
Achmad Labib
55
Belum tuntas
123,43
2
Avia Yuliana
55
Belum tuntas
123,43
3
Hudi Setyo
60
Tuntas
37,33
4
Choirul Anam
75
Tuntas
79,03
5
M. Danis S
55
Belum tuntas
123,43
6
Priyo Sulistyo
60
Tuntas
37,33
7
Siti Usnanik
60
Tuntas
37,33
8
Sri Utami
80
Tuntas
192,93
9
Listiya Mu‟arifah
55
Belum tuntas
123,43
10
Ahmad Mubarok
75
Tuntas
79,03
11
Anni Chusnati
80
Tuntas
192,93
12
M. Choirul A
75
Tuntas
79,03
13
Muhamad Zidane
55
Belum tuntas
123,43
14
Nafa Afidatul Isma
55
Belum tuntas
123,43
15
Nesti Latifasari
60
Tuntas
37,33
16
Rihadatul Aisy
75
Tuntas
79,03
17
Syarif Hidayat
80
Tuntas
192,93
18
Muhamad Lutfi
80
Tuntas
192,93
Jumlah
1190
Rata-rata= FX/N
66.11
1977,74 Tuntas
109,87
2) Hasil Nilai post test Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Tabel 11 No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
(
̅̅̅̅ )
1
Achmad Labib
30
Belum Tuntas
3085,80
2
Avia Yuliana
30
Belum Tuntas
3085,80
3
Hudi Setyo
70
Belum Tuntas
241,80
4
Choirul Anam
90
Tuntas
19,80
5
M. Danis S
90
Tuntas
19,80
6
Priyo Sulistyo
100
Tuntas
208,80
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
(
̅̅̅̅ )
7
Siti Usnanik
70
Tuntas
241,80
8
Sri Utami
90
Tuntas
19,80
9
Listiya Mu‟arifah
100
Tuntas
208,80
10
Ahmad Mubarok
90
Tuntas
19,80
11
Anni Chusnati
100
Tuntas
208,80
12
M. Choirul A
90
Tuntas
19,80
13
Muhamad Zidane
100
Tuntas
208,80
14
Nafa Afidatul Isma
100
Tuntas
208,80
15
Nesti Latifasari
100
Tuntas
208,80
16
Rihadatul Aisy
90
Tuntas
19,80
17
Syarif Hidayat
100
Tuntas
208,80
18
Muhamad Lutfi
100
Tuntas
208,80
Jumlah
1540
Rata-rata= FX/N
85,55
8.444,40 Tuntas
469.13
a. Refleksi Siklus I Secara umum kelebihan, kekurangan dan ide- ide perbaikan yang dapat dilihat pada siklus I ini adalah: Kelebihan
Kekurangan
Ide- ide Perbaikan
3. Guru dan siswa antusias dalam menggunakan metode Mind Map
1. Guru dan Siswa masih belum memahami secara mendalam metode Mind Map
1. Memberikan pengertian kepada guru dan siswa mengenai metode Mind Map
2. Hasil Penelitian Siklus II a. Hasil Observasi 1)
Hasil Observasi Terhadap Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Metode Mind Map Tabel 12
Aspek NO
Hal- Hal
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator) 1
Memeriksa
Mendukung 7
kesiapan
siswa
(mengabsen, memeriksa
alat
Yang
Ide- Ide
Menghamba
Perbaikan
t
Cukup baik
Guru
Masih
memeriksa
memiliki
siswa yang arahan
kesiapan
sikap disiplin tidak patuh baik
siswa
yang
pelajaran dll) 2
Yang
Hal- Hal
ada Memberikan yang
cukup kepada guru
baik
Apersepsi
7
Cukup baik
Guru
dapat Siswa masih Mengulang-
dalam
mengaitkan
belum dapat ulang apersepsi
Apresepsi
pelajaran
memahami
dengan kehidupan nyata 3
Penguasaan
8
Sudah baik
Guru
Guru tidak
Mencari buku
materi
dalam
mempunyai
cukup
pegangan yang
pembelajaran
menguasai
pengetahuan
mempunyai
mencukupi
tentang
materi
yang luas
buku
Isro‟
Mi‟roj
pembelajar
pegangan
an 4
Menyiapkan alat
Sudah baik
Guru
pembelajaran
dalam
memiliki alat kesulitan
siswa
seperti
pensil
mempersia
yang
berkelompok
warna,
spidol,
pkan alat-
baik
kertas karton dll
8
alat
Guru
sudah mengajar siswa,
Menugaskan untuk
dalam
karena siswa mengerjakan
Aspek NO
Hal- Hal
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator)
Yang Mendukung
Hal- Hal Yang
Ide- Ide
Menghamba
Perbaikan
t
pembelajar
masih
an
banyak yang
perintah guru
tidak bawa 5
Kemampuan
7
Cukup baik
Guru
membuat gambar
dalam
cukup kreatif kehabisan
menyediakan
seperti lingkaran,
membuat
dalam
alat
segiempat
atau
gambar
membuat
menggambar
gambar
lain
tema,
gambar tema
lebih banyak
Cukup baik
Guru
Membuat
dalam
cukup kreatif guru kurang gambar
membuat
dalam
dimengerti
lebih
tema
membuat
siswa
dimengerti
turunan
tema turunan
siswa
Cukup baik
Guru
Membuat
menuliskan tema
dalam
cukup kreatif guru kurang gambar
turunan di ujung
menuliskan
dalam
dimengerti
lebih
jalan atau akar
tema
membuat
siswa
dimengerti
yang telah dibuat
turunan
tema turunan
dengan
dengan
ditengah-tengah
walaupun
untuk
tema utama
menulis
tema
pokok
sudah Guru
karton
Guru
untuk
tidak
pembelajaran.
berada di tengah
6
Kemampuan membuat
7
garis-
garis
yang
menyerupai jalan-jalan
atau
akar-akar
untuk
membuat
tema
sudah Ke-kreatifan
yang mudah
turunan dari tema pokok
atau
utama. 7
Kemampuan
7
sudah Ke-kreatifan
siswa
yang mudah
Aspek NO
Hal- Hal
Pengamatan
Skor
Catatan
(Indikator)
Yang Mendukung
menggunakan
simbol atau
symbol, gambar
gambar
Hal- Hal Yang
Ide- Ide
Menghamba
Perbaikan
t
atau tulisan. 8
Kemampuan
7
memberikan
Cukup baik
Guru
sudah Ke-kreatifan
Membuat
dalam
cukup kreatif guru kurang gambar
yang
warna
yang
memberika
dalam
dimengerti
lebih
berbeda
pada
n warna
membuat
siswa
dimengerti
tema pokok atau
tema pada
tema turunan
utama
tema
dengan
tema turunan.
mudah
siswa
pokok, walaupun agak kurang jelas
9
Kemampuan
7
Cukup baik Guru
sudah Ke-kreatifan
Membuat
memberikan
dalam
cukup kreatif guru kurang gambar
yang
warna-warna
mencari
dalam
dimengerti
lebih
yang
berbeda
hubungan
membuat
siswa
dimengerti
pada
jalan-jalan
materi
tema turunan
siswa
atau
akar-akar
yang
menuju
Cukup baik
Guru
Membuat
mencari
dalam
cukup kreatif guru kurang gambar
hubungan antara
memberika
dalam
dimengerti
lebih
tema-tema
n warna
memberikan
siswa
dimengerti
turunan tersebut.
pada tema
warna
Jika
turunan
mudah
tema turunan 10
Kemampuan
hubungan
7
ada
sudah Ke-kreatifan
siswa
yang mudah
Aspek NO
Hal- Hal
Hal- Hal
Pengamatan
Skor
Catatan
Yang
(Indikator)
Mendukung
Yang
Ide- Ide
Menghamba
Perbaikan
t
memberikan garis putus-putus dengan menggunkan spidol warna. 11
Kemampuan
7
Cukup baik
Guru
sudah Guru masih Meningkatkan
menggunakan
dalam
mampu
suka
huruf kapital.
menggunak
membedakan
dan kurang
an huruf
penggunaan
teliti dalam
kapital
huruf kapital
menggunaka
lupa ketelitian
n
huruf
kapital 12
Kemampuan
8
Sudah baik
Guru
menjelaskan
dalam
menguasai
ditingkatkan
materi
menjelaska
materi secara
lagi
n materi
baik
dengan
menggunakan grafik
atau
gambar
yang
sudah
-
Lebih
telah dibuat
Pedoman Penilaian: Nilai Baik jika skor
= 8 -10
Nilai Cukup jika skor = 5 - 7 Nilai Kurang jika skor = 1- 4 2)
Hasil Observasi Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Metode Mind Map Tabel 13
Skor
Aspek No
1
Hal- Hal
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
Catatan
Hal- Hal Yang
Yang
Ide- Ide
Mendukung
Mengha
Perbaikan
mbat
Masuk kelas 80
Sudah
Tata tertib yang
tepat waktu
tertib
tegas
-
Lebih ditingkatk an
2
Menyiapkan
86
Tanpa
Guru
Masih
materi
dikomando
memberikan
ada siswa an
pelajaran SKI
sudah
hadiah
sebelum guru
menyiapka
membuat siswa belum
dan
SKI
n materi
semangat
siap
motivasi
kelas tentang
mengikut
kepada
Isro‟ Mi‟roj
i
siswa
masuk
yang yang
Memberik
dorongan
pelajaran 3
Menyiapkan
Peralatan
Guru
alat-alat
yang
memberikan
ditingkatk
pembelajaran
dibawa
hadiah
an
seperti pensil
siswa
membuat siswa
warna,
sudah
semangat
spidol,
89
dan
-
yang
Lebih
lengkap
penggaris. 4
Kemampuan
Siswa
Guru
Masih
Lebih
membuat
sudah
memberikan
ada
dimotivasi
gambar
mampu
hadiah yang
sebagian
lingkaran,
menggamb
membuat siswa
siswa
atau
ar dengan
semangat
yang
segiempat
rapi
atau
gambar
85
belum membuat
lain ditengah-
dengan
tengah seperti
rapi
yang di buat guru di papan
Skor
Aspek No
Hal- Hal
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
tulis
Catatan
Hal- Hal Yang
Yang
Ide- Ide
Mendukung
Mengha
Perbaikan
mbat
atau
kertas karton. 5
Kemampuan
87
Siswa
Guru
Masih
Lebih
menulis tema
sudah
memberikan
ada
dimotivasi
utama
mampu
hadiah
dalam
menentuka
membuat siswa siswa
gambar yang
n
berada
utama
di
di
yang sebagian
tema semangat
yang belum
tengah-tengah
mengerti
tersebut. 6
Kemampuan
80
Siswa
Guru
tetap Masih
membuat
sudah rapi sabar
ada
garis-garis
dalam
memberikan
sebagian
yang
membuat
motivasi
siswa
menyerupai
jalan atau
yang
jalan
atau
akar untuk
belum
akar
untuk
tema
mengerti
membuat
Lebih dimotivasi
turunan
tema turunan seperti
yang
dibuat
oleh
guru
di
depan. 7
Kemampuan
Siswa
Guru
menuliskan
sudah
sabar
ada
tema turunan
dapat
memberikan
sebagian
di ujung jalan
membuat
motivasi
siswa
atau
dengan
yang
rapi
belum
dengan
akar
80
tetap Masih
Lebih dimotivasi
Skor
Aspek No
Hal- Hal
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
Catatan
Hal- Hal Yang
Yang
Ide- Ide
Mendukung
Mengha
Perbaikan
mbat
menggunakan
mengerti
simbol, gambar
atau
tulisan sesuai instruksi guru. 8
Kemampuan
Siswa
Guru
memberikan
sudah
memberikan
ditingkatk
warna
mampu
hadiah
an
gambar-
berimajina
membuat siswa
gambar,
si
pada
simbol
atau
tulisan
yang
telah
80
-
yang
Lebih
dengan semangat
warna
dibuat
sesuai keinginan. 9
Kemampuan
55
Siswa
Guru
tetap Masih
mencari
belum
sabar
ada
hubungan
mampu
memberikan
sebagian
antara tema-
mencari
motivasi
siswa
tema turunan
hubungan
yang
tersebut
karena
belum
banyak
mengerti
Lebih dimotivasi
materi 10
Kemampuan
Siswa
Guru
memberikan
belum
sabar
ada
garis
menguasai
memberikan
sebagian
materi
motivasi
siswa
putus-
putus jika ada hubungan
55
tetap Masih
yang
Lebih dimotivasi
Skor
Aspek No
11
Hal- Hal
Pengamatan
B
C
K
(Indikator)
%
%
%
Catatan
Hal- Hal Yang
Yang
Ide- Ide
Mendukung
Mengha
Perbaikan
mbat
antara tema-
belum
tema tersebut.
mengerti
Memperhatik
Siswa
Guru
selalu
semangat
ditingkatk
perhatian dan
semangat
dalam
an
penjelasan
dan
menyampaikan
guru.
antusius
materi
an
85
setiap
sesalu
-
Lebih
mengikuti pelajaran
Pedoman Penilaian: Nilai Baik jika
: 80%- 100%
Nilai Cukup jika
: 50%- 70%
Nilai Kurang jika : 10%- 70% b. Hasil Nilai Pre Test dan Post Test 1) Hasil Nilai Pre Test Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Tabel 14
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
(
1
Achmad Labib
60
Tuntas
123,43
2
Avia Yuliana
60
Tuntas
132,43
3
Hudi Setyo
80
Tuntas
79,03
4
Choirul Anam
80
Tuntas
79,03
̅̅̅̅)
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
(
5
M. Danis S
80
Tuntas
79,03
6
Priyo Sulistyo
80
Tuntas
79,03
7
Siti Usnanik
60
Tuntas
123,43
8
Sri Utami
60
Tuntas
123,43
9
Listiya Mu‟arifah
70
Tuntas
1,23
10
Ahmad Mubarok
70
Tuntas
1,23
11
Anni Chusnati
70
Tuntas
1,23
12
M. Choirul A
80
Tuntas
79,03
13
Muhamad Zidane
70
Tuntas
1,23
14
Nafa Afidatul Isma
70
Tuntas
1,23
15
Nesti Latifasari
80
Tuntas
1,23
16
Rihadatul Aisy
70
Tuntas
79,03
17
Syarif Hidayat
70
Tuntas
1,23
18
Muhamad Lutfi
70
Tuntas
1,23
Jumlah
1280
Rata-rata= FX/N
71,11
̅̅̅̅)
977,74 Tuntas
54,31
2) Hasil Nilai Post Test Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Tabel 15 No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
(
1
Achmad Labib
90
Tuntas
11,15
2
Avia Yuliana
90
Tuntas
11,15
3
Hudi Setyo
100
Tuntas
177,95
4
Choirul Anam
100
Tuntas
177,95
5
M. Danis S
70
Tuntas
277,95
6
Priyo Sulistyo
70
Tuntas
277,55
̅̅̅̅ )
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
(
7
Siti Usnanik
100
Tuntas
177,95
8
Sri Utami
80
Tuntas
44,35
9
Listiya Mu‟arifah
80
Tuntas
44,35
10
Ahmad Mubarok
80
Tuntas
44,35
11
Anni Chusnati
100
Tuntas
177,95
12
M. Choirul A
80
Tuntas
44,35
13
Muhamad Zidane
80
Tuntas
44,35
14
Nafa Afidatul Isma
80
Tuntas
44,35
15
Nesti Latifasari
80
Tuntas
44,35
16
Rihadatul Aisy
80
Tuntas
44,35
17
Syarif Hidayat
100
Tuntas
177,95
18
Muhamad Lutfi
100
Tuntas
177,95
Jumlah
1560
Rata-rata= FX/N
86,66
̅̅̅̅ )
1999,9 Tuntas
1111,11
c. Refleksi Siklus II Secara umum kelebihan, kekurangan dan ide- ide perbaikan yang dapat dilihat pada siklus II ini adalah: Kelebihan 1.
B.
Kekurangan
Ide- ide Perbaikan
Guru dan siswa 1. Guru dan Siswa 1. Memberikan masih antusias masih kesulitan pengertian kepada dalam menggunakan guru dan siswa menggunakan metode Mind Map mengenai metode metode Mind Map secara tepat sesuai Mind Map aturan
Analisa Data (Uji Hipotesis) Analisa data dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaaan hasil antara proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan tidak menggunakan metode
mind map dengan hasil proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map dengan menggunakan rumus t- test yaitu:
Keterangan: SD
= Standart Deviasi
n = Jumlah Item
XA-XB = Selisih Mean Sedangkan untuk menghitung hasil nilai rata-rata kelas pada setiap siklus rumus yang digunakan adalah:
Mean: FX/N
Keterangan: FX
: Jumlah skor
N
: Jumlah item
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: 1. Analisa Data Siklus I a. Nilai rata-rata kelas sebelum menggunakan metode mind map adalah: FX
= 1190
N
= 18
Mean (X) =
FX/N = 1190/18 = 66,11 ( ̅ )
b. Nilai rata-rata kelas sesudah menggunakan metode mind map adalah: FX
= 1540
N
= 18
Mean (X) =
FX/N = 1540/18 = 85,55 ( ̅ )
Dilihat dari nilai rata-rata di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai pada siklus I.
c. Penghitungan t- test adalah: ̅
: 66,11
̅
: 85,55
t- test
:
t-test
:
t- hitung
: 3,43
t- tabel
: 1,740
db
: n - 1 : 18 - 1 : 17 Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa t- hitung > t- tabel jadi H
ditolak, sehingga kesimpulannya adalah bahwa proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tanpa menggunakan metode mind map dengan proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map pada siklus I ada perbedaan yang signifikan. 2. Analisa Data Siklus II a. Nilai rata-rata kelas sebelum menggunakan metode mind map adalah: FX
= 1280
N
= 18
Mean (X) =
FX/N = 1280/18 = 71,11
b. Nilai rata-rata kelas sesudah menggunakan metode mind map adalah: FX
= 1560
N
= 18
Mean (X) =
FX/N = 1560/18 = 86,66
c. Penghitungan t- test adalah: ̅
: 71,11
̅
: 86,66
t- test
:
t- test
:
t- hitung
: 5,13
t- tabel
: 1,740
db
: n-1
: 18- 1 : 17
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa t- hitung > t- tabel jadi Ho ditolak, sehingga kesimpulannya adalah bahwa proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tanpa menggunakan metode mind map dengan proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map berhasil meningkatkan prestasi belajar yang signifikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang berjudul : Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Mind Map Pada Siswa Kelas IV MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2012 adalah: 1.
Hasil penghitungan rata-rata pada siklus I sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode mind map adalah 66,11, sedangkan hasil rata- rata yang diperoleh sesudah menggunakan metode mind map adalah 85,55, dan hasil penghitungan siklus I dengan menggunakan t-test adalah 3,43. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan ada perbedaan antara proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tanpa menggunakan metode mind map dengan proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang menggunakan metode mind map.
2.
Hasil penghitungan rata-rata pada siklus II sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode mind map adalah 71,11, sedangkan hasil rata-rata yang diperoleh sesudah menggunakan metode mind map adalah 86,66, dan hasil penghitungan siklus II dengan menggunakan t-test adalah 5,13. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan ada perbedaan antara proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tanpa menggunakan metode mind map dengan proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang menggunakan metode mind map.
3.
Metode mind map mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada MI Ma‟arif Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2012.
B.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Kepada guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan dalam mengajar terutama dalam hal penggunaan
metode
pembelajaran,
sehingga
siswa-siswi
senantiasa
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. 2.
Kepada siswa-siswi MI Ma‟arif Sidomulyo diharapkan selalu bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah, sehingga prestasi yang didapatkan benar-benar memuaskan.
3.
Kepada pengelola MI Ma‟arif Sidomulyo, diharapkan memberikan dukungan dan fasilitasnya untuk mengembangkan kemampuan guru-guru seluruhnya melalui penelitian tindakan kelas yang lain untuk menuju peningkatan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Literatur
Arikunto, Suharsimi,2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta, Cet. Ke-13 Buku Perangkat Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI MI Ma‟arif Sidomulyo kelas IV semester 2. 2011/2012 Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Hernowo, Bu Slim dan Pak Bil Membincangkan Pendidikan di Masa Depan, Bandung: Mizan, Jogiyanto. 2007. Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta: Andi Offset
Karo-karo, S. Ulihbukit. 1975. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nupkancana, Wayan& Sumaryana.1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Nurdin, Syafrudin. 2003. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press Sardirman A. M. 1997. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali Press, Cet. Ke-3 Slameto. 1991. Belajar dan Faktor- factor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Thoha, Chabib, Saifudin Zuhri & Syamsudin Yahya. Metodologi Pengajaran Agama.Semarang: Pustaka Pelajar Uzer Usman. Moh dan Lilis Setiawati, 1993a. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya WJS Poerwodarminto. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Bali Pustaka, Cet. Ke-9 Wibowo, Basuki.2003.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Dep.Dik.Nas, hlm.16
Wiriaatmaja. Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. Ke- 5
Website http://sobat baru.blogspot.com/2008/06/pengertian prestasi belajar. www.Psb-psma.Org/content/blog/pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
H
akiki Yusani, lahir di Bandung, 31 Agustus 1980. Merupakan buah pernikahan Bapak HAIBAN EFENDI dan Ibu SUSMIYATI.
Putra Kedua dari sepasang insan yang sangat romantik membina rumah tangga ini mempunyai riwayat
pendidikan formal sebagai berikut: pada tahun 1987 masuk TK Sarimulyo, kemudian melanjutkan ke SDN Sidomulyo II, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang dan lulus pada tahun 1994 dengan predikat terbaik (pendapat sendiri). Melanjutkan ke SMPN I Salaman (Sekolah favorit waktu itu) sekarang menjadi sekolah unggulan bertaraf internasional. Itulan kenapa saya berani membanggakan diri lulusan terbaik, karena waktu itu hampir kebanyakan teman nggak berani masuk SMP ini dikarenakan standar NEM-nya tinggi untuk masuk situ, sedangkan saya yang nilai pas-pasan berani masuk dengan menjalani tes terpisah yang waktu itu sehabis mengikuti serangkaian tes masuk, ternyata saya lulus dengan nilai memuaskan. Dikarenakan untuk menguji keyakinan dan kesungguhan saya masuk sekolah ini maka dari pihak panitia bertanya pada saya “Apa kamu yakin masuk sekolah ini”, seolah-olah meragukan kemampuan saya, (dalam hati saya berkata, saat ini saya boleh jajaran terendah, tapi nanti kelulusan sayalah yang dipuncak). Alhamdulillah itu benar terjadi, dan dalam perjalanan sekolah disitu karir saya sangat bagus, mulai terpilih jadi ketua OSIS, terus di tahun 1996 termasuk wakil kabupaten sebagai kontingen Jamnas (Jambore Nasional) di Cibubur, Jakarta. Dan di tahun 1997 saya lulus dan masuk SMA di Bandung, dan disinilah kemampuan saya semakin teruji, karena ternyata tidak hanya berprestasi di kandang sendiri, di SMA Misbahul Falah saya selalu mendapat peringkat I, dan jadi ketua OSIS juga, sampai pada akhirnya saya lulus pada tahun 2000, dan langsung ditawari untuk menjadi staf administrasi sambil
melanjutkan kuliah D2 di STAI YAMISA Soreang Bandung, dan lulus pada tahun 2002. Kehidupan berjalan hingga akhirnya saya menjadi tenaga pengajar disitu dan menikah tahun 2005 dan dikaruniai 1 orang anak pada tahun 2006, tapi suratan takdir mengharuskan saya berpisah dengan istri saya karena meninggal melahirkan anak ke 2 kami. Berbarengan saya sedang melanjutkan kuliah S1 di STAIN Salatiga yang baru menginjak Semester I pada tahun 2010. Adapun setelah pindah tugas dari Bandung ke Magelang inilah episode kehidupan suka dan duka mulai terasa. Dimulai sukanya, awal pindah ke Magelang langsung dikasih rumah dinas di SDN Kebonrejo 02, kemudian mulai belajar membuka usaha sendiri untuk menambah penghasilan. Alhamdulillah berjalan lancar, dan pada akhirnya di tahun 2009 kami merencanakan untuk menambah momongan, namun ternyata di tahun 2010 adalah momen dukanya, kesabaran saya sekeluarga beserta anak-anak saya, karena dalam waktu 1 tahun orang-orang yang saya cintai meninggal satu per satu. Dimulai akhir Desember 2010 istri meninggal, bulan Juni Bapak mertua meninggal, disusul Bapak saya sendiri pada bulan Desember tahun 2011 masih pada tahun yang sama. Semoga semua kejadian itu tidak menyurutkan semangat saya untuk menyelesaikan belajar di STAIN Salatiga saat ini, dibantu orang tua tunggal bagi mereka dan dibantu ibu saya yang bagaikan bidadari dan menjadi karomah kehidupanku. Semoga dengan semua ini Allah mengangkat derajat, pangkat dan nikmat pada maqom yang mulia, dan sukses menjadi guru bagi anak-anak didikku di MI Ma‟arif Sidomulyo dan SDN Kebonrejo 02, dan semoga Allah cepat mengabulkan doaku untuk menjadi : 1. Pengusaha kaya raya yang bermanfaat bagi sesama 2. Menjadi PNS yang amanah, dan 3. Menjadi orang tua yang bisa memegang amanah buat anak-anakku dan anak yang berbakti untk orang tuaku. Semoga semua cepat terjadi dan berjalan sesuai harapan. Insya Allah….amin….amiin…amiin…ya rabbal „alamin.