PENGARUH INTENSITAS PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MI ROUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: TAUFIQ ISMAIL NIM. 125 08 014
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PGMI - TRANSFER SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2 0 12
PENGARUH PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: TAUFIQ ISMAIL NIM. 125 08 014
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PGMI - TRANSFER SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2 0 11
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA JL. Tentara pelajar No. 02 Salatiga 50721 telp. 323706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Taufiq Ismail
NIM
: 125 08 014
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: PGMI - Transfer
Judul
: PENGARUH PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Telah disetujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, ….,…............... 2012 Pembimbing
Jaka Siswanta NIP. 197102192000031002
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA JL. Tentara pelajar No. 02 Salatiga 50721 telp. 323706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara: Taufiq Ismail dengan Nomor Induk Mahasiswa: 125 08 014 Yang berjudul: “Pengaruh Pemberian Pekerjaan Rumah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MI Raudlatul Mutaallimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 ” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan S.1 PGMI Transfer Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga pada hari : ………………..
dan
telah diterima sebagai syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.). Salatiga, ........., ................ 2012 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
................................................. NIP:
………………………………. NIP :
Penguji I
Penguji II
……………………….. NIP:
…………………………. NIP: Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 197102192000031002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Taufiq Ismail
NIM
: 125 08 014
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: S.1 PGMI - Transfer
Menyatakan skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga , …,…................. 2012
Yang menyatakan
Taufiq Ismail NIM. 125 08 014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Menghargai Hidup dan Kehidupan Adalah Salah
Satu Ciri Orang yang Beriman Kepada Allah ”
“Perilaku Orang yang Beriman Selalu Berpegang Teguh pada Prinsip“
PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku, para dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan teman-teman yang selalu memotivasiku dalam menuntut ilmu”.
KATA PENGANTAR
احلمد هلل رب العلمني الصالة والسالم على اشرف املر سلني وعلىالو وصحبو امجعني Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat serta pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Dan atas rahmat-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Tarbiyah STAIN SALATIGA dengan judul: “Pengaruh Pemberian Pekerjaan Rumah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011” Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Adapun ucapan dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN SALATIGA beserta staffnya yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di STAIN SALATIGA. 2. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd yang telah membimbing dengan tekun dan ikhlas kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Ibu Khairotul Maksudah, S.Ag, selaku kepala MI Roudlotul Muta'allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011,
yang telah menyediakan waktu, tempat dan informasi atau data-data yang penulis butuhkan, serta orang tua siswa dan siswa-siswi MI Raudlatul Muta'allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4. Semua anggota keluarga yang telah memberikan dorongan serta semangat untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi ini. 5. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam rangka penyusunan skripsi ini. Hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan do’a, jazakallahu khairan ahsanal jaza' semoga amal yang diberikan memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya dengan menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana dan masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Salatiga, ..,…............. 2012 Penulis
Taufiq Ismail NIM. 125 08 014
ABSTRAK Taufiq Ismail, 2011. Pengaruh Pemberian Pekerjaan Ruman terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MI Raudlatul Muta'alimin Pakis Kecamatan Brngin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pembimbing: 1, Jaka Siswanta, M.Pd. Kata Kunci: Pemberian Tugas, Motivasi Belajar Banyak hambatan yang dialami seorang guru yang mengajar terutama jenjang pendidikan dasar atau SD/MI ataupun yang sederajat. Hambatan itu di antaranya menumbuhkan kesadaran siswa untuk berlajar mandiri. Pada penelitian ini peneliti akan memfokuskan penelitian pada pemberian tugas rumah pada siswa. Peneliti mempunyai anggapan bahwa dengan pemberian tugas di rumah akan dapat memberi dorongan atau motivasi belajar siswa di rumah. Sejauh ini penulis belum menemukan penelitian yang membahas permasalahan ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:" Bagaimana pemberian tugas di rumah yang baik kepada para siswa dan sejauhmana hubungannya terhadap motivasi belajar siswa secara mandiri di MI Raudlatul Muta'alimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang". Hipotesis penelitian ini adalah, "ada pengaruh antara pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa kelas II di MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011". Penelitian ini menggunakan metode penelitian langsung dengan memberi pertanyaan berupa angket kepada para siswa kelas II di MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan data dari angket yang disebar pada responden Sebagian besar guru MI Raudaltul Muta’alimin Pakis selalu member tugas (PR) pada siswasiswanya. Hal ini dibuktikan dari 21 responden yang menyatakan dalam kategori sering atau tinggi ada 15 anak atau 71%, yang menyatakan dalam kategori sedang ada ada 6 anak atau 29% dan yang menyatakan cukup tidak ada atau 0% Sebagian besar siswa MI Raudlatul Muta’alimin mempunyai motivasi belajar yang sedang. Hal ini dibuktikan dengan dari 21 responden yang mempunyai motivasi tinggi ada 3 anak atau 14%, dan mempunyai motivasi csedang ada 16 anak atau 76% dan yang mempunyai motivasi cukup ada 2 atau 10% Hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian tugas di rumah (PR) pada siswa dan motivasi belajar ditolak. Oleh karena ho = (0,35802) dan nilai negative diabaikan setelah dilihat nilai untuk r pada tabel baik pada signifikan 5% atau 1% dengan db 42 -2 = 40 pada T tabel r product moment pada signifikan 5% = 0,312 dan pada signifikan 1% = 0,403, sehingga disimpulkan ro lebih besar dari pada rt (0,35802 lebih besar dari 0,312, namun pada r tabel dengan signifikan 1% ho
mengambil kesimpulan bahwa antar kedua variable ada pengaruh yang signifikan, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak hubungan yang signifikan antara pemberian tugas (PR) pada siswa dan motivasi belajar di MI Raudlatul Muta’alimin Pakis ditolak
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..............................................................................
i
HALAMAN LEMBAR BERLOGO ...........................................................
ii
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .............................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................
vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
xii
BAB I
1
: PENDAHULUAN ..................................................................
Berisi tentang : a. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
b. Rumusan Masalah ...........................................................................
6
c. Tujuan Penelitian .............................................................................
6
d. Hipotesis ..........................................................................................
7
e. Kegunaan Penelitian .......................................................................
7
f. Definisi Operasional .......................................................................
8
g. Metode Penelitian...........................................................................
10
yang mencakup pokok-pokok bahasan sebagai berikut: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ........................................
10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
11
3. Populasi dan Sampel ....................................................................
12
4. Instrumen Penelitian ...................................................................
13
5. Metode Pengumpulan Data ..........................................................
13
6. Analisis Data .................................................................................
14
h. Sistematika Penulisan Skripsi .........................................................
15
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ..............................................................
18
Dalam bab ini berisi tentang: masalah pemberian pekerjaan rumah, dan motivasi belajar siswa, yang meliputi A. Pekerjaan rumah ................................................................................
18
1. Pengertian Pekerjaan Rumah ........................................................
18
2. Manfaat Pemberian Pekerjaan Rumah ...........................................
22
3. Kelemahan Pemberian Pekerjaan Rumah .......................................
23
B. Motivasi Belajar ................................................................................
24
1. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................... 2. Cara-cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ................................... C. Pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa. 36 BAB III : HASIL PENELITIAN ................................................................ 38 Pada bab ini berisi dua hal, yaitu: a. Gambaran Umum MI Raudlatul Muta’allimin Pakis............................. 38 b. Penyajian Data........................................................................................ 48 BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................
50
Berisi tentang: a.
Analisis Pendahuluan............................................................................. 50
b. Analisis Uji Hipotesis ............................................................................ 59 c. Keterbatasan Penelitian ......................................................................
61
BAB V : PENUTUP a. Kesimpulan. b. Saran.
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………… RIWAYAT HIDUP PENULIS…………………………………………….
DAFTAR TABEL TABEL I
DATA SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ................................
TABEL II
12
KEADAAN KEPALA DAN GURU MI RAUDLATUL MUTAAALIMIN TAHUN AJARAN 2010/2011 ........................................................................................
TABEL III
DATA
KEADAAN
PESERTA
DIDIK
MI
43
RAUDLATUL
MUTAALIMIN PAKIS TAHUN AJARAN 2010/2011 …..
TABEL IV
44
DAFTAR ANGKET PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS
KECAMATAN
BRINGIN
KABUPATEN
SEMARANG …........................................……............ TABEL V
48
DAFTAR ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II
MI
RAUDLATUL
KECAMATAN
BRINGIN
MUTA’ALLIMIN KABUPATEN
PAKIS
SEMARANG
…........................................…….................................. TABEL VI
49
NILAI JAWABAN RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS
PR
OLEH
GURU
SISWA
KELAS
II
MI
RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ....................... TABEL VII.
51
INTERVAL DAN FREKUENSI PEMBERIAN TUGAS GURU ...........................................................................
52
TABEL VIII
ANALISIS ITEM SOAL …………………………...
TABEL IX
NILAI JAWABAN RESPONDEN TENTANG MOTIVASI BELAJAR
SISWA
MUTA’ALLIMIN
KELAS PAKIS
II
MI
53
RAUDLATUL
KECAMATAN
BRINGIN
KABUPATEN SEMARANG…………………………..
55
TABEL X
INTERVAL DAN FREKUENSI MOTIVASI SISWA ....
56
TABEL XI
ANALISIS ITEM SOAL MOTIVASI BELAJAR SISWA ………….......................................................................
TABEL XII
TABEL PERSIAPAN ………………………..........…..
57 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01
Daftar angket pekerjaan rumah siswa kelas II MI Raoudlotul
Muta’allimin
Pakis
Kecamatan
Bringin
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 Lampiran 02
Daftar angket motivasi belajar siswa kelas II MI Raudlotul Muta’allimin
Pakis
Kecamatan
Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 Lampiran 03
Daftar Riwayat Hidup Penulis
Bringin
Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat anak mulai masuk sekolah di lembaga pendidikan formal, kebiasaan belajar harus ditanamkan didalam diri anak. Kebiasaan belajar adalah pola perilaku dalam belajar yang menyangkut pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang besar pengaruhnya dalam kehidupan seseorang. Banyak cara dan sarana yang dapat dipilih dalam proses menanamkannya. Di sini penulis mencoba menguraikan salah satu cara dalam menanamkan motivasi belajar siswa melalui metode pemberian pekerjaan rumah dengan judul “Pengaruh Pemberian Pekerjaan Rumah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Sesuai namanya – pekerjaan rumah – maka pekerjaan itu diselesaikan di rumah. Hampir semua guru sepakat mengenai tujuan pemberian PR, yaitu memancing anak untuk belajar kembali saat di rumah, serta memperkaya dan membantu siswa memperdalam materi yang dipelajari. Namun secara khusus tujuan itu bisa menjadi lebih spesifik dengan melihat bagaimana sistem belajar mengajar diterapkan pada sebuah sekolah. Tentu saja pemberian pekerjaan rumah harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan jenjang pendidikan anak. Pekerjaan rumah diberikan guna melatih anak memahami hal-hal yang diterangkan guru di kelas dan juga merangsang anak untuk belajar. Selain itu dapat dilihat sebagai umpan balik pemahaman anak mengenai konsep yang diberikan oleh guru. Karena PR
dapat merangsang siswa untuk belajar, maka PR berarti juga dapat memotivasi siswa dalam belajar. PR dalam sistem pengajaran tidak harus berwujud tulis menulis ataupun hitungan tetapi juga harus melakukan kegiatan. Umumnya PR diberikan setelah adanya evaluasi materi. Sementara evaluasi dilakukan untuk melihat pemberian dan penerimaan materi sekaligus menentukan perlakuan yang dibutuhkan. Tidak sesederhana yang dibayangkan anak ataupun orang tua, PR memiliki standar penilaian sendiri. Penilaian terhadap PR dikombinasikan dengan nilai harian, UTS, dan UUS, selanjutnya akan menjadi kontribusi bagi nilai rapot. Jelas bahwa PR pun punya porsi penting dalam sistem pengajaran. Menurut survey sementara yang penulis lakukan di kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011, metode pemberian pekerjaan rumah mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas II MI Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang, baik di sekolah (dalam bentuk perhatian terhadap mata pelajaran yang disampaikan) maupun di rumah ( dalam bentuk penyelesaian pekerjaan rumah yang diberikan guru). Siswa sangat membutuhkan motivasi dalam belajar. Hasil belajar menjadi optimal, kalau ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, semakin berhasil tujuan pembelajaran dicapai. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Selain itu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang
tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Adapun dalam kaitannya dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut penulis menerapkan salah satu metode pembalajaran, yaitu metode pemberian tugas atau pekerjaan rumah. Dari berbagai hal di atas, sekiranya perlu penulis uraikan mengenai adakah pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa, dengan judul penelitian: “Pengaruh Pemberian Pekerjaan Rumah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.” B. Rumusan Masalah Sehubungan
dengan
judul
penelitian
“Pengaruh
Pemberian
Pekerjaan Rumah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah intensitas pemberian pekerjaan rumah di kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis kecamatan Bringin kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011?
3. Adakah pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang penulis beri judul “Pengaruh Pemberian Pekerjaan Rumah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”, ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui variasi pemberian pekerjaan rumah kelas II di MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. D. Hipotesis Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis yang masih akan penulis buktikan kebenarannya, karena hipotesis adalah jawaban sementara yang mungkin dianggap benar. Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah: Ada pengaruh antara pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa kelas II di MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Kegunaan Penelitian Secara garis besar ada dua kegunaan sebuah penelitian, yakni kegunaan yang bersifat teoritik dan kegunaan yang bersifat praktik. Secara teoritik kegunaan penulisan ini adalah sebagai bacaan tambahan yang menyajikan pemberian tugas pada anak dapat meningkatkan motivasi belajar. Secara praktik ada pengaruh pemberian tugas di rumah (PR) pada siswa MI atau yang sederajat terhadap motivasi belajar anak. Di samping itu ada kegunaan yang paling utama yakni sebagai tugas terakhir dalam menyelesaiakan studi untuk mendapat gelar akademik kependidikan.
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah tafsir dalam memahami judul penelitian diatas, maka perlu penulis jelaskan maksud judul penelitian di atas sebagai berikut: 1. Pekerjaan Rumah Pekerjaan rumah mempunyai karakteristik yaitu: a. Bertujuan untuk memperkaya dan membantu siswa memperdalam materi yang dipelajari, serta bersifat mendukung peningkatan kompetensi atau prestasi belajar. b. Bentuk aktivitas yang diberikan apakah menarik, merangsang minat, dan lekat dengan kehidupan sehari-hari anak, atau tidak akan sangat menentukan tingkat pemahaman yang dicapai.
(Tjipto Susana, : 11) Pekerjaan rumah pada dasarnya diberikan kepada siswa untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan dan membantu memahami materi pelajaran yang disampaikan di sekolah. Adapun indikator dari pemberian tugas pekerjaan rumah adalah: a.
Intensitas pemberian tugas rumah (PR),
b.
Pemahaman anak terhadap materi tugas rumah (PR),
c.
Pengulasan oleh guru terhadap tugas rumah (PR),
d.
Perintah untuk mempunyai buku khusus tugas rumah (PR).
2. Motivasi Belajar Siswa Dalam
kegiatan
belajar,
motivasi
dapat
dikatakan
sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Sebaliknya kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Jadi tugas guru adalah bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi. Indikator motivasi belajar sebagai berikut: a. Ketekunan dalam belajar mata pelajaran.
b. Mengikuti mata pelajaran di kelas. c. Belajar mata pelajaran di rumah. d. Ulet dalam menghadapi kesulitan mata pelajaran. e. Sikap terhadap kesulitan mata pelajaran. f. Usaha mengatasi kesulitan mata pelajaran.
Dengan demikian maka motivasi belajar dapat dapat dilihat dari: a. Hasil belajar berupa nilai-nilai yang didapat para siswa. b. Tingkat intensitas belajar siswa di rumah dan di sekolah. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif untuk memahami pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa. Dari judul penelitian di atas, maka penulis menggunakan rancangan penelitian sebagai berikut: a.
Membatasi
masalah-masalah
dalam
menggunakan
metode
pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini penulis fokus pada pengaruh metode pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa. b.
Mengukur motivasi belajar siswa dalam mengerjakan materi-materi pekerjaan rumah yang diberikan.
c.
Penyajian berbagai pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi. Lokasi penelitian adalah di MI Pakis kecamatan Bringin kabupaten Semarang. b.
Waktu. Waktu penelitian dari bulan Desember 2010 sampai bulan Maret 2011.
3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas II MI Raudlatul
Muta’allimin Pakis tahun pelajaran 2010/2011, yang mana jumlah secara keseluruhan siswa kelas II di MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 berjumlah 21 siswa, yang secara rinci adalah sebagai berikut: 4. Instrumen Penelitian Beberapa instrumen penelitian yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Angket Angket yang penulis gunakan yaitu berupa daftar pertanyaan yang ditujukan kepada siswa untuk mengetahui pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. b. Observasi
Berisi gambaran keadaan umum lokasi, serta gambaran mengenai keadaan siswa kelas II MI Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. 5. Metode Pengumpulan Data a. Metode angket Angket merupakan satu daftar pertanyaan yang berisikan serangkaian pertanyaan mengenai data satu hal atau bidang dengan maksud memperoleh data yang berupa jawaban dari responden. Angket dalam penelitian termasuk alat pengumpulan data yang utama dan pokok, yang ditujukan kepada siswa. b. Metode Observasi Observasi sebagai metode ilmiah sering diartikan sebagai pengamatan, pencatatan secara sistematis atas gejala-gejala yang diamati. Metode observasi penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara umum motivasi siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. 6. Analisis Data Dalam menganalisis data, terlebih dahulu penulis menggunakan teknik analisis chi kuadrat dan prosentase. Dalam penelitian ini terlebih dahulu penulis pisahkan antara variable pengaruh (independent variable) dengan variable terpengaruh (deendent variable). Sebagai variable pengaruh dalam penelitian ini adalah:pemberian pekerjaan rumah sedangkan yang menjadi variable terpengaruh adalah
motivasi belajar siswa. Selanjutnya analisa ini penulis bagi menjadi dua tahap yaitu:
a.
Tahap Pertama Untuk mengetahui variable pemberian pekerjaan rumah dengan prosentase dengan rumus: P = ___F____ x 100 % N Keterangan P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Individu
b. Tahap kedua Adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa dengan rumus:
rXY
NXY - (X) (Y) {NX (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 } 2
X = data tentang frekuensi pemberian tugas Y = data tentang motivasi belajar siswa N= Jumlah responden penelitian H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, maka penulis berusaha mesistimatisir menjadi lima bab yang dapat dilihat pada uraian berikut:
BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang masalah yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, yang mencakup pokok-pokok bahasan sebagai berikut pendekatan dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, analisis data. Masalah yang terakhir sistematika penulisan skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang masalah pemberian pekerjaan rumah, yang meliputi pengertian, manfaat, dan kelemahan pemberian pekerjaan rumah. Selanjutnya yaitu tentang motivasi belajar siswa yang meliputi pengertian motivasi belajar dan cara-cara menumbuhkan motivasi belajar. Dan diakhiri dengan pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa. BAB III : HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi dua hal, yaitu: a. Gambaran Umum MI Raudlatul Muta’allimin Pakis
b. Penyajian Data
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi tentang: d. Analisis Data 1. Analisis pendahuluan
e.
i.
Analisis pekerjaan rumah
ii.
Analisis motivasi belajar siswa
2.
Analisis Uji Hipotesis
3.
Analisis Lanjut
Keterbatasan Penelitian
BAB V : PENUTUP c. Kesimpulan d. Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pekerjaan Rumah 1. Pengertian Pekerjaan Rumah PR atau pekerjaan rumah adalah pemberian tugas dari guru kepada siswa-siswanya untuk diselesaikan di rumah dan dipertanggungjawabkan di sekolah(Soetomo, 1993:159). Pekerjaan rumah merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang siswa, mulai tingkat dasar, menengah hingga tingkat pendidikan tinggi. PR seakan sudah mendarah daging bagi guru sebagai senjata ampuh agar siswa mau belajar di luar jam pelajaran sekolah. Dan biasanya saat menjelang liburan tiba atau sebelum dilaksanakannya ujian sekolah guru memberikan PR yang tidak tanggung-tanggung kepada siswa sampai beberapa halaman buku yang tentunya dengan diembel-embeli sangsi yang begitu berat bila melalaikan dalam mengerjakannya. PR cukup sering menimbulkan konflik. Di satu sisi, ada orangtua yang senang bila anaknya mendapat PR. Alasannya apabila anak tidak ada PR malah jadi main terus, tidak ada kegiatan. Ada juga orangtua yang memberi alasan lain, kuatir anaknya ketinggalan dibanding dengan murid lain yang diberi PR. Tetapi ada juga orangtua yang justru mengeluhkan PR yang dianggap membebani anak. Karena dengan PR, anak jadi tidak punya waktu istirahat dan bermain. PR menimbulkan banyak tanya di kalangan orangtua siswa. Apa manfaatnya? Seberapa banyak PR seharusnya? Berapa jam sehari dibutuhkan untuk
PR? Apakah PR untuk semua anak? Atau hanya untuk anak yang nilai pelajarannya kurang memuaskan? Sebenarnya PR merupakan kelanjutan dari apa yang dipelajari siswa di kelas. Memastikan apakah siswa dapat menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Tugas ini juga merupakan peluang bagi siswa untuk belajar bertanggung jawab. Kelak anak pun terlatih mengatur waktu dengan baik. Dengan PR anak diajar untuk memiliki kebiasaan belajar. Anak-anak harus memahami bahwa belajar tidak identik hanya di kelas saja, tetapi bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Bila anak bisa menyelesaikan
PR
dengan
baik
dan
mendapat
pujian
dari
guru/pembimbingnya, akan membantu membangun rasa percaya diri anak. Anak
memandang
dirinya
sebagai
seseorang
yang
sanggup
mengembangkan tanggung jawab dan menyelesaikannya. Sebuah awal yang baik untuk membentuk jiwa kepemimpinan dalam diri seseorang. PR bisa disebut sebagai homelink, karena PR merupakan jembatan penghubung antara sekolah dan rumah. Dengan adanya PR merupakan kesempatan bagi orangtua untuk mengetahui apa saja yang sedang dipelajari anaknya dan sejauh mana anak mampu memahaminya (kumoncandraloka. blogspot.com/2009/06/). Perhatian orangtua akan memotivasi anak untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Besar dan bentuk perhatian ini tergantung usia anak. Bila anak masih SD/MI mungkin orang tua perlu ikut duduk atau membantu memahami bila diperlukan. Tetapi seorang remaja perlu dibiarkan mengerjakan tugasnya sendiri. Orang tua cukup mengecek hasil
akhirnya. Ketika orang tua menganggap bahwa PR itu penting dan menunjukkan minat pada tugas tersebut, anak akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Anak juga akan lebih termotivasi mengerjakan tugasnya bila memiliki orang tua yang senang membaca, menulis, berpikir dan mengajaknya berdiskusi. Metode pemberian pekerjaan rumah adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu yang kemudian harus dipertanggung-jawabkan. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dapat pula mengembangkan bahan yang telah dipelajari, dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Dalam mempelajari bahan pelajaran itu para pelajar mungkin menghafalkan sesuatu, mungkin pula mencari informasi-informasi, menganalisis informasi-informasi, yang akhirnya membuat kesimpulan tertentu. Apa-apa yang diperoleh dengan mempelajari sesuatu itu harus dipertanggungjawabkan oleh para pelajar. Pertanggungan jawab tentang tugas yang dilaksanakan dapat secara individual, klasikal, tertulis maupun lisan atau gabungan dari cara-cara tersebut. Cara yang dipilih dalam mempertanggungjawabkan tugas-tugas harus didasarkan kepada tujuan yang telah ditentukan bersama (antara guru dan pelajar atau antara pelajar dan pelajar). Contohnya adalah apabila guru ingin mengetahui kemampuan individu maka cara pertanggungan jawab adalah individual tetapi bila guru ingin menilai hasil kerja sama pelajar maka caranya adalah pertanggungan jawab secara klasikal atau kelompok- perkelompok.
Pekerjaan rumah (PR) dapat menjadikan interaksi yang cukup intensif antara orang tua dengan anak ataupun guru dengan murid. PR yang diberikan untuk murid bermanfaat untuk anak belajar mempunyai rasa tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan. Namun banyak kendala yang sering dialami para orangtua dan guru dalam mengatasi anak yang tidak mau atau malas mengerjakan pekerjaan rumah. Kebanyakan anak lebih memilih bermain sepulang dari sekolah atau menonton televisi. 2. Manfaat Pemberian Pekerjaan Rumah Tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan pengertian murid pada pelajaran yang diberikan. Dengan dasar learning by doing, diharapkan kesan pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah diingat. Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan murid akan dapat dibina lebih kuat
dengan adanya penambahan belajar kelompok, adanya
kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian tugas (PR). Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu belajar siswa). Siswa didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang mereka pelajari. Apabila faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memberikan tugas kepada pelajar dipenuhi oleh guru, maka pemberian pekerjaan rumah mempunyai manfaat antara lain: a.
Melatih pelajar bertanggung jawab, sebab tugas-tugas harus dipertanggungjawabkan terutama kepada guru tetapi adakalanya kepada teman-teman sekelas atau kepada guru.
b.
Melatih pelajar berinisiatif, sebab dalam mempelajari/ mengerjakan sesuatu seringkali dituntut inisiatif pelajar agar tujuan yang telah ditentukan terwujud.
c.
Melatih pelajar bekerja dengan tekun, tertib dan mengikuti rencana. Ketekunan dan ketertiban menikuti rencana (termasuk dalam rencana ini adalah garis-garis besar yang harus diikuti, tahap-tahap mengerjakan tugas, jadwal dan lain sebagainya) ini dituntut karena tujuan yang hendak dicapai dan waktu yang telah ditentukan.
d.
Memberi kesempatan kepada pelajar untuk memperkaya bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
e.
Memberi kesempatan kepada pelajar untuk mempraktekkan teori kedalam praktek. Ini memungkinkan terbinanya sikap dan tindakan ilmiah dari pelajar.
3. Kelemahan Pemberian Pekerjaan Rumah Kelemahan yang dapat diamati dari pemberian tugas PR dapat digambarkan sebagai berikut: a.
Seringkali siswa tidak mengerjakan PR dengan kemampuan sendiri, melainkan meniru/menyontek atau pun ikut-ikutan.
b.
Guru kurang konsekuen memeriksa dan menghargai pekerjaan murid;
c.
Bila pekerjaan terlalu sulit, hal ini akan menimbulkan kekurangtenangan mental siswa, takut, khawatir dan sebagainya.
d.
Para siswa mengerjakan PR tidak mengikuti cara yang telah diajarkan oleh guru/buku.
e.
Para siswa lambat memahami keterangan dari guru.
(mutiaraendah.wordpres.com2010/01/09) B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu(Sardiman A.M,2009:73). Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Nasution, 1982:76). Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada perintah dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Darami bahwa Beliau juga memberikan dorongan atau motivasi kepada umatnya untuk menuntut ilmu.
ِول ه ِ ب الْعِْل َم لِيُ ْحيِ َي ْ َع ِن ُ ال َر ُس َ َ ق:ال َ َاحلَ َس ِن ق ُ " َم ْن َجاءَهُ الْ َم ْو، صلهى هللاُ َعلَْيو َو َسله َم َ اَّلل ُ ُت َوُى َو يَطْل ِ فَب ي نَو وب ني النهبِيِني درجةٌ و،اْلس َالم ِِ ﺭﻡ١لد١١ رواه."اْلَن ِهة ْ اح َدةٌ ِِف َ َ َ َ َ ّ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ِْ بو Dari Hasan berkata, Rasulullah SAW telah bersabda,"Barang siapa yang meninggal sementara dia sedang belajar /menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam, maka dia hanya beda satu derajat dengan Nabi”. Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan.
Rendahnya
kepedulian
orang
tua
dan
guru,
merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Cara-Cara menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Menumbuhkan motivasi belajar merupakan sinergi tiga arah yakni dari guru, orangtua dan guru dan orangtua secara bersama-sama. Sementara pada diri anak ada keinginan dan keinginan inilah yang sering disebut dengan motivasi. a. Hal-Hal yang Dilakukan oleh Guru
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui
beberapa
hal
yang
bisa
dilakukannya
untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa, di antaranya adalah : 1) Memilih cara dan metode mengajar yang
tepat termasuk
memperhatikan penampilannya 2) Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 3) Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa 4) Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok 5) Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya 6) Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diselingi dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah 7) Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama Islam belajar dipandang sebagai sebuah kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal di sisi Allah SWT.
8) Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. 9) Memberikan tanggapan baik kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah peningkatan kegiatan belajar. Tanggapan baik ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataanpernyataan positif lainnya. b.
Hal-Hal Yang Dilakukan oleh Orang Tua 1) Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak. 2) Mengungkap harapan-harapan yang diinginkan oleh orang tua terhadap anak 3) Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi 4) Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya 5) Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keinginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar 6) Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar
c. Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Orang Tua dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan
rendahnya motivasi
sudah menjadi
permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di antaranya: 1) Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari faktor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya. 2) Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua. 3) Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak. 4) Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya. (Abdul Majid ,2008:72-90) Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa baik faktor yang ada dalam diri siswa seperti minat, kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara
bersama oleh guru dan orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan hal yang mutlak. Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu mengeindentifikasi permasalahan motivasi siswa, kemudian secara bersama mencari solusi pemecahan masalah dengan melibatkan siswa. C. Pengaruh Pemberian Pekerjaan Rumah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap bergejolak di dalam diri setiap siswa selama pelajaran berlangsung. Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak semua siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap suatu bahan. Pada suatu materi seorang siswa menyenanginya, namun pada materi lain siswa tersebuit tidak menyenanginya. Hal ini merupakan problem bagi seguru setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan. Menurut A. Tabrani Rusyan, Atang Kusnidar, Zainal Arifin, (1989:99) membagi motivasi menjadi dua, yaitu: 1. Motivasi Ekstrinsik, dapat diartikan sebagai dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar. Sebagai contoh, misalnya penulis sebagai seorang guru kelas II MI Raudlatul Muta’allimin
Pakis kurang puas dengan hasil murid bahwa jika murid itu tidak belajar dengan baik, pasti dia tidak akan naik kelas. Penulis menganggap bahwa naik kelas adalah suatu “harga” yang cukup besar untuk murid sehingga murid tersebut berusaha untuk mencapainya. Murid pergi ke sekolah untuk bisa naik kelas, untuk menjadi juara kelas, maupun untuk mendapat angka yang baik. Alasan-alasan tersebut terlihat tidak ada yang dihubungkan dengan pelajaran. 2.
Motivasi Instrinsik, dapat diartikan sebagai dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak didalam perbuatan belajar. Sebagai contoh, misalnya guru menanyakan kepada salah seorang siswa mengapa ia mengerjakan tugas dari guru, siswa lantas menjawab; “saya ingin pandai.” Tentu dorongan siswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan soal tersebut berbeda kedudukannya dalam motivasi jika seandainya salah seorang siswa menjawab misalnya: “Saya takut dihukum oleh pak guru” Dari contoh yang sangat sederhana ini kita dapat melihat bahwa seorang
individu sangat memerlukan pihak lain untuk memberikan dorongan dalam rangka
mengembangkan
kepribadiannya.
Bagi
siswa
yang
selalu
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi, yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan. Salah satunya yaitu memberikan dorongan melalui metode pemberian pekerjaan rumah.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. 2. Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas. 3. Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa. 4. Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa. Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari daerah pedesaan misalnya lebih memilih langsung bekerja membantu orang tuanya mengolah sawah dari pada bersekolah. 5. Kemajuan teknologi dan informasi.
Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja. 6. Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris. 7. Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya. (D’camohh-dcamohh.wordpress.com/) Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu: 1. Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan
dengan
pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilainilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak. 2. Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi
belajar
seorang
anak.
Pengaruh
mereka
terhadap
perkembangan motivasi belajar anak-anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya. 3. Sekolah.
Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua.
Tetapi
mereka
bisa
membuat
kehidupan
sekolah
menjadi
menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi
ruang kelas
dengan kegembiraan dan harapan serta
membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan. 4. Diri anak itu sendiri. Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya. Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar siswa. Kerja sama antara kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara keduanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Raymond dan Judith (2004: 26) mengungkapkan ciri-ciri guru yang bisa memotivasi siswa dan ciri-ciri keluarga yang efekti, serta hubungan guru dan orang tua sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. 1. Ciri-Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya. Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut : a.
Menjadi manajer yang baik yang mampu merencanakan, mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan merasa aman dan nyaman bersamanya.
b.
Fasilitator yang memperlakukan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab.
c.
Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif.
d.
Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat informatif.
e.
Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.
2. Ciri-ciri keluarga yang efektif Keluarga yang efektif mampu memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya adalah : a.
Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka.
b.
Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada anak-anak.
c.
Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa depan.
d.
Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci keberhasilan.
e.
Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang bermanfaat.
f.
Membuat aturan yang positif seperti pembatasan menonton acara televisi.
g.
Memberikan tanggung jawab kepada anak untuk menyelesaikan masalah.
h. Sering berhubungan dengan guru. i.
Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.
3. Membangun Hubungan Kerja Sama antara Guru dan Orang Tua Selama ini hubungan yang terjadi antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal tertentu, orang tua ke sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah saja, begitupun sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah pada acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama membahas upayaupaya yang dapat dilakukan secara bersama untuk menunjang motivasi belajar anak. Maka ketika anak mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya maka akan terjadi aksi saling menyalahkan antara guru dan orang tua. Maka kita tak boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang
tua
harus
menciptakan
hubungan
positif
dalam
rangka
menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun komunikasi langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa
memanfaatkan sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan orang tua, atau kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan untuk digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuesioner yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan untuk melakukan hal ini. Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif dalam membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau melalui SMS (short message service), atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri undangan dari pihak sekolah, karena momen seperti rapatrapat orang tua merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul saran
bagi pihak sekolah. Untuk
mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang tua harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang
diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
BAB III HASIL PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Dalam bab III ini penulis akan memaparkan keadaaan lokasi pelaksanaan penelitian ini, dengan tujuan untuk menghindari perbedaan persepsi antara penulis dengan pembaca. Berdasarkan data dokumentasi MI Pakis hasil wawancara dengan pemuka agama yang terkait. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan sebagai berikut: 1.
Profil MI Raudlatul Mutaalimin Pakis a. Nama Sekolah
: MI Rudlatul Mutaalimin Pakis
b. Alamat
: Kelurahan Dukuhsari RT 01 RW 01
Desa
: Pakis
KeCamatan
: Bringin
Kabupaten
: Semarang
Kode Pos
: 50772
C. NSM
: 112332212012
d. Jenjang Akreditasi
: B/2009
e. Tahun Didirikan
: 1 Agustus 1956.
f. Tahun Beroprasi
: 1 Agustus 1956
g. Kepemilikan Tanah
:
Status Tanah
: Bengkok Desa
Luas Tanah
: 2.166 m2
h. Status bangunan
: Milik Yayasan LP. Maarif
Surat Ijin Bangunan
: -
Luas Bangunan
: 665 m2
i. Sumber Dana Operasional dan Perawatan : Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2. Sejarah Singkat Berdirinya MI Raudlatul Muta’alimin Pakis MI Pakis didirikan oleh para pemuka agama di Desa Pakis, tepatnya di Dusun Doplang I, atas wujud keprihatinan terhadap masyarakat di dunia pendidikan yang saat itu masih jarang anak usia sekolah bisa mengenyam dunia pendidikan, terutama berbasis umum. Saat itu anak usia yang bisa sekolah hanya dari kalangan keluarga tertentu. Bagi keluarga yang kurang mampu sangat tidak mungkin bagi anaknya untuk sekolah, karena jelas, kendalanya adalah berkenaan dengan keuangan. Saat itu sekolahan yang biasa dituju dan jarak paling dekat dari desa adalah Desa Bringin yang jaraknya sekitar 1,5 km. Namun bagi pemuka agama bukan karena alasan itu saja, yang paling mendominasi berdirinya MI Pakis. Kurangnya pendidikan agamalah yang mendominasi keinginan para pemuka agama tersebut untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pakis. Adapun para pemrakarsa MI Pakis sebagai berikut: a.
KH. M. Sholeh
b.
Ky. Muhayat
c.
H. Abdul Halim
d.
Ky. Nasiran
e.
Hasyim
f.
Soenhadji, AH.
g. Rifa’i h. S. Wiryo Suparto. Sedangkan susunan pengurus periode pertama adalah sebagai berikut: Pelindung
:
Kepala Desa Pakis
Penasehat
:
KH. M. Sholeh
Ketua
:
I. Ky. Nasiran II. Ky. Damsiri
Sekretaris
:
I. A. Rifa’i II. Soenhadji
Bendahara
:
I. Djasmin II. Muhdi
Seksi-seksi Seksi Pembangunan
:
Ky. Muhayat
Seksi Pendidikan
:
Ky. Imam Sholeh
Seksi Humas
:
Sahlan
Seksi Pembantu Umum
:
RT/RW, pamong, dan tokoh muslim
Dengan usaha keras mereka akhirnya berdirilah sekolah dasar berbasis agama yaitu MI Pakis pada tanggal 1 Agustus 1956. Kemudian berbagai usaha dilakukan oleh para pemrakarsa MI Pakis untuk memperoleh pengakuan dari pemerintah dan diberikan hak yang sama yaitu menyelenggarakan pendidikan resmi dari Negara dan ujian Negara sebagaimana yang berlaku di Madrasah atau Sekolah Negeri. Akhirnya
usaha ini berbuah hasil pengakuan dari Dewan Pendidikan Agama (Depag) Jakarta tertanggal 1 April 1960 (piagam terlampir). Dengan
adanya
piagam
dari
Dewan
Pendidkan
Agama,
membuktikan MI Pakis adalah lembaga pendidikan umum-agama resmi dari Negara dan diberikan wewenang untuk menyelenggarakan Ujian Negara. Sehingga terhitung mulai tangggal 1 April 1960 MI Pakis adalah lembaga sekolah dasar yang sah dari pengakuan Departemen Agama Jakarta. MI Pakis awal mula berdiri di Dusun Brojodito, Desa Pakis, gedung sederhana ini, pagi digunakan untuk sekolah umum, siangnya pukul 13.30 untuk menyelenggarakan pendidikan khusus agama, atau Madrasah Diniyah. Pada perkembangan selanjutnya, MI Pakis mendapat bantuan tanah dan fisik di tahun 1975-1980 an. Untuk lokasi tanahnya diberikan fasilitas bengkok kepala desa dengan status hak pakai, dengan rincian sebagai berikut: a. Lokasi
: Berbatasan Dusun Dukuh Sari dengan Dusun Doplang
b. Status Tanah
: hak pakai tanah bengkok desa
c. Ukuran tanah
: 38 m x 57 m = 2.166 m2 dengan lebar 480 m2
d. Batas-batas tanah. Batas utara
: tanah sawah Pak Daldiri
Batas selatan
: selatan tanah sawah bengkok
Batas timur
: timur tanah sawah bengkok
Batas barat
: jalan desa
e. Keadaan Gedung MI Pakis Jumlah gedung MI Raudlatul Mutaalimin pakis sudah layak dan memadai sebagai salah satu sarana pendididkan formal tingkat sekolah dasar. Gedung-gedung yang dimiliki MI Raudlatul Mutaalimin Pakis meliputi: 1) 6 lokal kelas untuk kelas I - 3 dengan ukuran 8 x 9 m² , kelas 4 – 6 dengan ukuran 7 x 8 m². 2) 1 lokal ukuran 8 x 9 m² terbagi menjadi ruang kepala sekolah dan ruang guru . 3) 4 lokal ukuran 8 x 9 m² untuk ruang TK A, TK B, PAUD, dan kantor. 4)
1 lokal ukuran 9 x 10 m² untuk perpustakaan dan labaratorium IPA.
5) Ruang kesehatan dan koperasi siswa. 6) 2 lokal WC untuk siswa dan 1 WC untuk guru. 7) Tempat Wudhu. 8) Gudang. Pada
tahun-tahun
berikutnya
MI Pakis
selalu
mendapat
pengakuan- pengakuan penyelenggaraan pendidikan dari lembaga pendidikan Ma’arif NU. Hal ini yang menjadikan salah satu alasan MI Pakis memiliki jumlah siswa dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan Sekolah Dasar di sekitarnya. Selain itu adalah karena pengaruh kharismatik dan doa para ulama pendiri Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pakis. 3. Keadaan Guru MI Pakis Saat ini jumlah guru yang mengajar di MI Pakis seluruhnya bejumlah 8 orang, 1 penjaga perpus dan 1 penjaga sekolah, selain mengajar di antara guru-guru tersebut juga ada yang mengisi kegiatan ekstrakurikuler, dengan tujuan untuk memaksimalkan tenaga yang tersedia dan peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di MI Pakis. Untuk lebih jelasnya tentang data guru MI Pakis dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL I KEADAAN KEPALA DAN GURU MI RAUDLATUL MUTAAALIMIN TAHUN AJARAN 2010/2011 No 1
Khairatul Maqsudah, S.Ag
2
Inayah, S.Ag
Tempat dan tanggal lahir Kab. Smg, 20 Mei 1971 Kab. Smg, 10 Jul 1973
3
Siti Mudrikah, S.PdI
Salatiga, 3 Mei 1980
P
SI
Guru kls V
4
Purwanti, A.Ma
P
DII
Guru kls IV
5
Yusiana Irmawati, S.PdI
Kab. Smg, 10 Peb 1983 Salatiga, 6 Peb 1986
P
SI
Guru kls III
6
Taufiq Ismail, A.Ma
Kab. Smg, 02 Mei 1976 Tempat dan tanggal lahir Kab. Smg, 11 Apl 1978 Kab. Smg, 12 Peb 1987 Kab. Smg, 5 Peb 1986
L
DII
Guru kls II
L/P
Ijazah
Jabatan
L
SI
L
SMU
L
SI
L
SMU
No 7
Nama / NIP
Nama / NIP
8
Syarifatul Mahmudah,S.Ag Maskur Ari Wibowo
9
Nur Salim
10
Munir
Kab. Smg, 20 Ags 1974
L/P
Ijazah
Jabatan
P
SI
Kep. Sek
P
SI
Guru kls VI
Guru kls I Guru Mapel Penjaga perpus Penjaga
4. Keadaan Siswa MI Pakis Jumlah peserta didk di MI Pakis dari kelas I – VI tahun ajaran 2010 / 2011 seluruhnya berjumlah 119 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada table berikut : TABEL II DATA KEADAAN PESERTA DIDIK MI RAUDLATUL MUTAALIMIN PAKIS TAHUN AJARAN 2010/2011 Kelas
Jumlah siswa
Jumlah LP
LK
PR
I
9
11
20
II
14
7
21
III
8
9
17
IV
14
15
29
V
5
7
12
VI
9
11
20
Jumlah
59
60
119
TABEL I DATA SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NO
NAMA
KELAS
1.
M Sigit Maulana
II
2.
Syaeful Hadi
II
3.
Abdul Syukron
II
4.
Adimas Syaefudin
II
5.
Adityas Nurriyah SS
II
6.
Auriel Salwa Mahdafi
II
7.
Danang Wicaksono
II
8.
Dyah Yanuardani
II
9.
Khoirul Anam
II
10.
M Alif Faizin
II
11.
M Bahrul Ulum Al H
II
12.
M Maulana Yusuf
II
13.
M Rizqi Darmawan
II
14.
M Showan Muzaqi
II
15.
M Syaeful Umami
II
16.
M Udilal Khotibul Anas
II
17.
Restu Wicaksono
II
18.
Salma Salsabila
II
19.
Saniatun Aniyah
II
20.
Ziadaturrahmawati
II
21.
Vivit Rahmawati
II
5. Visi, Misi, dan Tujuan MI Pakis Adapun visi dan misi MI Pakis adalah sebagai berikut: a. Visi Beriman, berbudaya menuju prestasi.
b. Misi
-
meningkatkan dan menumbuhkan disiplin dan penghayatan, pengalaman agama serta berbudi pekerti.
-
meningkatkan pengusaan ilmu pengetahuan dengan landasan iman dan taqwa.
-
mengembangkan potensi siswa dalam kegiatan olahraga dan seni budaya secara optimal.
-
meningkatkan fungsi dan peranan sekolah dasar dalam upaya meningkatkan sekolah sebagai lingkungan dan untuk mencapai prestasi maksimal.
c. Tujuan Untuk Tujuan MI Pakis sebagai berikut: - Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Aktif (PAKEM, CTL). - Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. - Membiasakan perilaku Islami di lingkungan madrasah. - Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 6,0. - Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olah raga lewat kejuaraan dan kompetisi. - Memberikan bekal kemampuan dasar (baca, tulis, hitung, pengetahuan dan ketrampilan). - Memberikan bekal kemampuan dasar tentang pengetahuan agama Islam dan pengamalannya.
- Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 6. Kurikulum MI Pakis a. Komponen Mata Pelajaran. Komponen mata pelajaran terdiri dari lima kelompok mata pelajaran, yaitu : 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. 3) Kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi,
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. 4) Kelompok
mata
pelajaran
estetika,
dimaksudkan
untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasikan keindahan dan harmoni.
5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat (KTSP MI Pakis, 2008: 3). b. Komponen muatan lokal Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas madrasah dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, meliputi: BTA, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan Ke-Nuan. c.
Program Pembiasaan yaitu proses untuk lebih menanamkan ilmu agama bagi siswa. Program pembiasaan dilaksanakan 15 menit sebelum pelajaran di mulai. Materi yang dimasukkan dalam program pembiasaan untuk kelas I – III yaitu Asmaul husna dan surat pendek, untuk kelas IV - VI adalah hafalan surat-surat pendek dari surat Al Fatihah sampai Ad-Duha dan membaca Al Quran, semuanya dilaksanakan 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
d.
Ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan di MI Pakis antara lain adalah Pramuka dan seni tari.
7. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, mulai bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. B. Penyajian Data Data hasil angket
Bedasarkan angket seperti yang terlampir yang penulis sebar kepada para responden maka dapat penulis laporkan hasilnya sebagai berikut. TABEL IV DAFTAR ANGKET PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Jawaban
NO 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
A
A
B
B
C
A
A
A
2
A
A
C
A
A
A
B
B
A
B
3
A
B
B
A
C
B
A
A
A
A
4
A
B
C
B
A
B
B
A
A
C
5
A
B
A
A
A
B
C
B
C
B
6
A
B
C
A
A
A
A
B
A
A
7
B
B
A
A
B
A
B
B
B
B
8
A
A
B
B
B
B
B
B
B
C
9
A
B
A
B
A
B
B
A
B
B
10
B
A
B
A
B
B
B
C
B
C
11
A
B
A
A
A
A
B
A
B
B
12
B
B
A
A
B
A
B
B
A
A
13
A
B
B
A
A
A
A
B
B
A
14
A
B
A
B
B
A
B
B
A
A
15
A
B
A
A
A
A
A
B
B
B
16
A
B
A
B
B
B
A
A
B
A
17
A
B
A
C
A
B
B
A
B
A
18
A
B
B
A
A
A
B
A
B
A
19
A
B
B
A
A
C
B
C
B
A
20
A
B
B
A
A
B
A
A
B
A
21
A
B
A
B
B
B
A
A
B
A
TABEL V DAFTAR ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG NO
Jawaban 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
B
C
B
A
C
B
A
B
C
2
A
B
C
B
B
A
C
C
C
B
3
A
B
C
B
A
A
B
C
B
B
4
A
B
B
B
A
A
B
C
B
A
5
A
C
B
A
A
A
B
B
B
A
6
A
C
B
A
A
B
B
B
A
A
7
A
A
A
A
B
B
C
B
A
A
8
A
A
A
A
A
B
C
B
C
C
9
B
A
C
C
B
B
C
B
B
C
10
A
A
B
C
A
B
B
B
B
C
11
A
A
B
C
B
B
C
B
B
B
12
A
A
B
B
A
B
C
B
B
B
13
A
B
B
B
B
B
C
B
C
B
14
B
B
C
B
A
C
A
C
A
C
15
A
B
C
B
B
C
A
B
A
C
16
B
B
C
B
C
C
A
B
B
C
17
A
C
A
C
C
C
C
B
A
C
18
B
C
A
B
A
C
A
C
B
C
19
C
C
A
B
B
C
A
C
A
C
20
C
C
C
B
C
C
A
C
B
C
21
A
B
C
A
C
C
C
C
C
C
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap motivasi belajar siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis kecamatan Bringin kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 maka penulis akan memberikan analisis data dengan menggunakan data yang telah dianalisis dengan
menggunakan
rumus
menganalisisnya meliputi
korelasi
product
moment.
Adapun
cara
tiga tahap yaitu analisis pendahuluan, analisis uji
hipotesis, dan analisis lanjut. A. Analisis Data 1. Analisis Pendahuluan Pada analisis pendahuluan ini penulis bermaksud mencari jawaban dari tujuan yang pertama. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden. b. Mencari lebar interval. c. Menentukan klasifikasi pada variabel pertama menjadi tiga kategori. d. Menentukan prosentase frekuensi dan interpretasi. Selanjutnya lebih jelasnya akan dijabarkan pendahuluan ini sebagai berikut: a. Data tentang pemberian pekerjaan rumah terhadap siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis kecamatan Bringin kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk lebih jelasnya akan penulis mulai dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Memberikan
penilaian
berjenjang
pada
responden dengan alternatif sebagai berikut:
tiap-tiap
jawaban
- Untuk jawaban A dengan nilai 3. - Untuk jawaban B dengan nilai 2. - Untuk jawaban C dengan nilai 1. Berdasarkan tabel III pada BAB III maka dihasilkan data sebagai beriktu: TABEL VI NILAI JAWABAN RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS PR OLEH GURU SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 NO 18 19 20
Jumlah Jawaban A B C 7 2 1 6 3 1 6 3 1 4 4 2 4 4 2 7 2 1 3 7 0 2 7 1 4 6 0 2 6 2 6 4 0 5 5 0 6 4 0 5 5 0 6 4 0 5 5 0 5 4 1 Jumlah Jawaban A B C 6 4 0 4 4 2 6 4 0
Skor Setiap Jawaban A B C 21 4 1 18 6 1 18 6 1 12 8 2 12 8 2 21 4 1 9 14 0 6 14 1 12 12 0 6 12 2 18 8 0 15 10 0 18 8 0 15 10 0 18 8 0 15 10 0 15 8 1 Skor Setiap Jawaban A B C 18 8 0 12 8 2 18 8 0
Jumlah Skor 26 25 25 22 22 26 23 21 24 20 26 25 26 25 26 25 24 Jumlah Sekor 26 22 26
21
5
5
0
15
10
0
25
2) Mencari interval untuk menentukan stratifikasi (tingkatan) tentang pemberian pekerjaan rumah siswa dalam ketegori tinggi, sedang, dan cukup. Dalam menentukan nilai interval penulis menggunakan nilainilai ideal dengan rumus : i
=
( Xt Xr ) 1 N
Keterangan :
i
= Interval
Xt = Nilai Tertinggi Xr = Nilai Terendah N Jadi interval (i)
= Jumlah Jawaban
=
(30 10) 1 3
=
7 TABEL VII
INTERVAL DAN FREKUENSI PEMBERIAN TUGAS GURU NO 1
Pemberian Tugas Kepada Siswa Pemberian tugas guru pada siwa dalam tataran tinggi
Interval
Frekuensi
Prosentase
24-30
15
71%
2
Pemberian tugas guru pada siwa dalam tataran sedang
17-23
6
29%
3
Pemberian tugas guru pada siwa dalam tataran cukup
10-16
0
0%
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pemberian tugas PR guru kepada siswa di MI Raudlatul Muta’alimin Pakis dalam kategori interval tinggi, dari 21 siswa yang mendapat nilai antara 24 - 30 ada 15 anak atau 71% , dalam kategori interval sedang atau nilai
17 – 23 ada 6 anak atau 29% dan dalam kategori interval cukup atau nilai 10 – 16 ada 0 anak atau 0%. Dengan demikian pemberian tugas PR kepada siswa di MI Raudlatul Muta’alimin Pakis dalam tataran tinggi. Langkah selanjutnya akan penulis sajikan analisis item soal angket pemberian tugas guru kepada siswa di MI Raudlatul Muta’alimin Pakis. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut:
TABEL VIII ANALISIS ITEM SOAL NO
Item Soal
Jawaban A B
C
Prosentase Jawaban A B C
18
3
0
86%
14%
0%
4
17
0
19%
81%
0%
11
7
3
52%
33%
14%
14
6
1
67%
29%
5%
12
8
1
57%
38%
5%
Berapa kali kamu mendapat PR 1
dalam seminggu? Apakah semua mata pelajaran ada
2
PR? Apakah kamu selalu tahu kalau ada
3
PR Apa
4
gurumu
memerintahkanmu
mencatat kalau ada PR? Apakah PR kamu sudah diajarkan
5
gurumu?
No
Item Soal
Prosentase Jawaban
Jawaban A B
C
A
B
C
7
12
2
33%
57%
10%
10
9
2
48%
43%
10%
Apakah PR selalu diulas oleh 6
gurumu? Apakah PRmu selalu diberi nilai
7
oleh gurumu?
Apakah kamu mengerjakan PR di 8
buku catatanmu?
7
13
1
33%
62%
5%
12
6
3
57%
29%
14%
Apakah gurumu memerintahkanmu 9
untuk beli buku khusu PR?
Nominasi kriteria jawaban 1) Jawaban A
: Jawaban yang berkriteria baik terdapat pada item nomor 1 yaitu berapa kali kamu mendapat PR dalam seminggu, mencapai 86%.
2) Jawaban B
: Jawaban yang berkriteria sedang terdapat pada nomor 2 yaitu apakah semua pelajaran ada PR, mencapai 81%.
3) Jawaban C
: Jawaban yang
berkriteria kurang terdapat pada
nomor 3, yaitu apakah kamu selalu tahu kalau ada PR, mencapai 14%. b. Data Tentang Motivasi Belajar Siswa MI Raudlatul Muta’alimin Pakis Data tentang motivasi belajar siswa kelas II MI Raudlatul Muta’allimin Pakis kecamatan Bringin kabupaten Semarang Untuk lebih jelasnya akan penulis mulai dengan langkah-langkah sebagai berikut : -
Untuk jawaban A dengan nilai 3.
-
Untuk jawaban B dengan nilai 2.
-
Untuk jawaban C dengan nilai 1. Berdasarkan tabel IV pada BAB III maka didapatkan hasil data
sebagai berikut: TABEL IX
NILAI JAWABAN RESPONDEN TENTANG MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Jumlah Jawaban A B C 3 4 3 2 4 4 3 5 2 4 5 1 5 4 1 5 4 1 6 3 1 5 2 3 1 5 4 3 5 2 2 6 2 3 6 1 1 7 2 3 3 4 3 4 3 1 5 4 3 1 6 3 3 4 3 2 5 1 2 7 2 1 7
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Skor Setiap Jawaban A B C 9 8 3 6 8 4 9 10 2 12 10 1 15 8 1 15 8 1 18 6 1 15 4 3 3 10 4 9 10 2 6 12 2 9 12 1 3 14 2 9 6 4 9 8 3 3 10 4 9 2 6 9 6 4 9 4 5 3 4 7 6 2 7
Jumlah Skor 20 18 21 23 24 24 25 22 17 21 20 22 19 19 20 17 17 19 18 14 15
a. Mencari interval untuk menentukan stratifikasi (tingkatan) tentang pemberian pekerjaan rumah siswa dalam ketegori, tinggi, sedang, dan cukup. Dalam menentukan nilai interval penulis menggunakan nilai-nilai ideal dengan rumus : i
=
( Xt Xr ) 1 N
Keterangan :
i
= Interval
Xt
= Nilai Tertinggi
Xr
= Nilai Terendah
N
= Jumlah Jawaban
Jadi interval (i)
=
(30 10) 1 3
= 7 TABEL X INTERVAL DAN FREKUENSI MOTIVASI SISWA NO
Motivasi Belajar Siswa
Interval
Frekuensi Prosentase
1
Motivasi belajar siswa dalam tataran tinggi
24 -30
3
14%
2
Motivasi belajar siswa dalam tataran sedang
17 -23
16
76%
3
Motivasi belajar siswa dalam tataran cukup
10 -16
2
10%
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar siswa di MI Raudlatul Muta’alimin Pakis dalam kategori interval tinggi, dari 21 siswa yang mendapat nilai antara 24 - 30 ada 3 anak atau 14% , dalam kategori interval sedang atau nila 17 – 23 ada 16 anak atau 76% dan dalam kategori interval cukup atau nilai 10 – 16 ada 2 anak atau 10%. Dengan demikian motivasi belajar siswa dalam tingkatan sedang. Langkah selanjutnya akan penulis sajikan analisis item soal angket motivasi belajar siswa di MI Raudlatul Muta’alimin Pakis. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut ini : TABEL XI ANALISIS ITEM SOAL MOTIVASI BELAJAR SISWA
Jawaban NO
Prosentase Jawaban
Item Soal A
B
C
A
B
C
15
4
2
71%
19%
10%
6
9
6
29%
43%
29%
5
7
9
24%
33%
43%
5
12
4
24%
57%
19%
10
7
4
48%
33%
19%
4
8
9
19%
38%
43%
Apakah kamu setiap malam 1 belajar? Apakah semua pelajaran 2 kamu pelajari? Apakah kamu selalu 3 mendengarkan pelajaran? Apakah kamu sering gojek 4 di kelas dengan temanmu? Apakah kamu disuruh 5 belajar oleh orang tuamu? Bila kamu tidak bisa, 6
apakah kamu biarkan pelajaran itu?
Jawaban No
Prosentase Jawaban
Item Soal A
B
C
A
B
C
6
6
9
29%
29%
43%
1
12
8
5%
57%
38%
6
11
4
29%
52%
19%
4
5
12
19%
24%
57%
Bila tidak bisa, seringkah 7
kamu bertanya kepada yang tahu? Apakah kamu mengerjakan
8 pelajaran sendiri? Apakah kamu selalu 9
mengerjakan tugas di rumah?
10
Berapa jam kamu belajar di
malam hari?
Nominasi kriteria jawaban 1) Jawaban A
: Jawaban yang berkriteria baik terdapat pada item nomor 1 yaitu apakah kamu setiap malam belajar, mencapai 71%
2) Jawaban B
: Jawaban yang berkriteria sedang terdapat pada nomor 4 yaitu Apakah kamu sering gojek di kelas dengan temanmu? dan nomor 8 yaitu Apakah kamu mengerjakan pelajaran sendiri?, mencapai
57% 3) Jawaban
: Jawaban yang
berkriteria kurang terdapat pada
nomor 10, yaitu berapa jam kamu belajar, mencapai 57% 2.
Analisis Uji Hipotesis Pada analisi uji hipotesis ini penulis mencari hubungan antara pemberian tugas (PR) kepada siswa dan motivasi belajar siswa MI Raudlatul Muta’alimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada analisis ini penulis menggunakan rumus product moment dengan rumus sebagaimana yang telah penulis cantumkan pada Bab I. Sebelum menggunakan rumus tersebut diperlukan adanya tabel persiapan. Tabel persiapan ini sebagai berikut: TABEL XII
TABEL PERSIAPAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 NO 16 17 18 19 20 21 ∑
X 26 25 25 22 22 26 23 21 24 20 26 25 26 25 26 X 25 24 26 22 26 25 510
Y 20 18 21 23 24 24 25 22 17 21 20 22 19 19 20 Y 17 17 19 18 14 15 415
X² 676 625 625 484 484 676 529 441 576 400 676 625 676 625 676 X² 625 576 676 484 676 625 12456
Y² 400 324 441 529 576 576 625 484 289 441 400 484 361 361 400 Y² 289 289 361 324 196 225 8375
XY 520 450 525 506 528 624 575 462 408 420 520 550 494 475 520 XY 425 408 494 396 364 375 10039
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui: ∑X
=510
∑X2
= 12.456
∑Y
= 415
∑Y2
= 8.375
∑XY
= 10.039
rXY
NXY - (X) (Y) {NX (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 } 2
X = data tentang intensitas pemberian pekerjaan rumah
Y = data tentang motivasi belajar N= Jumlah responden penelitian rXY =
rXY=
21.10039 (510)(415) {21.12456 (510) 2 } {21.8375 (415) 2 } 210819 211650 {261576 260100} {175875 172225}
rXY =
831 1476 . 3650
rXY=
831 2321.077
rXY = (0,35802) 3. Analisis Lanjut Dari hasil penelitian tersebut, maka penulis konsultasikan pada tabel r product moment, jika ho >hr maka ada pengaruh yang positif atau berarti, sedangkan jika ho < hr maka tidak ada pengaruh yang positif. Oleh karena ho = (0,35802) dan nilai negative diabaikan setelah dilihat nilai untuk r pada tabel baik pada signifikan 5% atau 1% dengan db 42 -2 = 40 pada T tabel r product moment pada signifikan 5% = 0,312 dan pada signifikan 1% = 0,403, sehingga disimpulkan ro lebih besar dari pada rt (0,35802 lebih besar dari 0,312, namun pada r tabel dengan signifikan 1% ho
hubungan yang signifikan antara pemberian tugas (PR) pada siswa dan motivasi belajar di MI Raudlatul Muta’alimin Pakis ditolak. C. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti memberikan keterbatasan penelitian. Maksudnya bahwa hasil penelitian pada suatu tempat, tidak berlaku untuk tempat yang lain, walaupun tempat itu mempunyai kemiripan atau hampir sama. Maka dari itu, hasil penelitian ini hanya berlaku untuk MI Raudlatul Muta’alimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang saja, dan tidak berlaku ditempat-tempat atau sekolah-sekolah lain. Jika madrasah
atau
sekolah lain dilakukan penelitian yang serupa, maka keputusan ini tidak berlaku sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan. Pada dasarnya simpulan adalah sebuah keputusan akhir dari beberapa laporan dan analisis data. Mengacu pada hal tersebut, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan data dari angket yang disebar pada responden sebagian besar guru MI Raudaltul Muta’alimin Pakis selalu memberi tugas (PR) pada siswa-siswanya. Hal ini dibuktikan dari 21 responden yang menyatakan dalam kategori sering ada 15 anak atau 71%, yang menyatakan dalam kategori sedang ada ada 6 anak atau 29% dan yang menyatakan cukup ada 0 anak atau 0%. 2. Sebagian besar siswa MI Raudlatul Muta’alimin mempunyai motivasi belajar yang sedang. Hal ini dibuktikan dengan dari 21 responden yang mempunyai motivasi tinggi ada 3 anak atau 14%, dan mempunyai motivasi sedang ada 16 anak atau 76% dan yang mempunyai motivasi rendah ada 2 atau 10% 3. Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara pemberian tugas di rumah (PR) pada siswa dan motivasi belajar diterima. Hal ini dibuktikan oleh karena hipotesis dalam table atau ho = (0,35802) dan nilai negative diabaikan setelah dilihat nilai untuk r pada tabel baik pada signifikan 5% atau 1% dengan db 42 -2 = 40 pada T tabel r product moment pada signifikan 5% = 0,312 dan pada signifikan 1% = 0,403,
sehingga disimpulkan ro lebih besar dari pada rt (0,35802 lebih besar dari 0,312, namun pada r tabel dengan signifikan 1% ho
Untuk lembaga yang penulis teliti, kiranya perlu sekali untuk menambah arahan kepada semua guru agar selalu meningkatkan pengabdian dalam menyampaikan materi sehingga semakin meningkat hari-demi hari.
2.
Bagi guru-guru yang mengajar MI Raudlatul Muta’alimin Pakis, sangat berkewajiban
sekali
untuk
memerintahkan
siswa
untuk
selalu
meningkatkan belajar, sehingga dapat mencapai yang lebih baik dan memuaskan. 3.
Bagi orang tua atau wali murid hendaknya selalu memberikan dorongan kepada anak sehingga mereka mempunyai motivasi yang lebih baik.
C. Penutup Alhamdulillah, penulis senantiasa mendapatkan pertolongan dan rahmat dari Allah SWT. Pertolongan Allah itu berupa kekuatan fisik, mental, dan psikis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
yang
merupakan tugas akhir di lembaga pendidikan tercinta ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengubah manusia dari kesyirikan menuju kepada ketauhidan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Ibarat membangun sebuah bangunan, proses penulisan karya ilmiah atau skripsi ini melalui proses yang panjang dan melelahkan baik secara fisik maupun psikis. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis sudah berusaha untuk bersifat obyektif dalam menganalisis dan melaporkannya. Penulis berusaha mencari kebenaran terhadap
sesuatu yang penulis perlukan dan kaji lebih lanjut.
Akan tetapi kebenaran mutlak adalah milik Allah, maka penulis menyadari bila skripsi ini jauh dari kebenaran yang sempurna dan barang kali muncul pemikiran yang berbeda. Demi kesempurnaannya
penulis mengaharapkan
agar para pembaca
yang budiman mau mengkritik dan memberi saran yang bersifat konstruktif. Akhirnya penulis memohon kepada Allah untuk memberikan ridha-Nya semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ivor Kadavis. 1996. Pengelolaan Belajar. Jakarta Rajawali Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rusyan, A. Tabrani. Kusnidar, Atang, Arifin, Zaenal. 1998; Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya Sardiman A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sharon K. Zengers, and Weldon F. Sengers, 57 Ways to Teach a Quick Reference for Teachers. 1997. Library of Congress Catalog Card No. 77-77999 Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional Susana Tjipto. 2006. PR dan Pelajaran Sulit. Yogyakarta: Kanisius Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Wlodsowski R.J & Jaynes J.H. 2004.Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar http://kumoncandraloka.blogspot.com/2009/06/keistimewaan-pekerjaan-rumah www. Guru kuansing.blogspot.com. Sekolah Dasar.
RIWAYAT PENULIS
Nama
: Taufiq Ismail
Tempat dan Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 02 Mei 1976
Kebangsaan / Agama
: Indonesia / Islam
Pendidikan
: MI
lulus tahun 1988
: SMP
lulus tahun 1991
: SMA N 3
lulus tahun 1994
: D2 PGK
lulus tahun 2007
Alamat
: RT .03 RW. 01 Desa Kauman Lor Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah
Pekerjaan
: Guru MI Raudlatul Muta’allimin Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
Salatiga, 06 Januari 2012
Penulis
Taufiq Ismail NIM. 125 08 014