RENCANA STRATEGI BISNIS (RSB) RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014-2018
PEMERINTAH
KABUPATEN
MAJALENGKA
RUM AH SAKIT UMUM DAERAH M AJALENGKA Jalan Kesehatan No. 77 Telp. (0233) 281043, 281189 Fax. (0233) 281189 Majalengka 45411
KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU-PBN 2004) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka RSUD Majalengka menyusun Rencana Strategi Bisnis ( RSB ). Rencana Strategi Bisnis (RSB) RSUD Majalengka Tahun 2014 - 2018 merupakan rencana kegiatan pengembangan Rumah Sakit yang bersifat strategis untuk lima tahun kedepan, Rencana Strategis Bisnis dibuat sebagai salah satu syarat administratif dalam usulan penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Kabupaten Majalengka. Rencana Strategi Bisnis ini merupakan langkah awal untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan atau Rencana Bisnis Anggaran (RBA). RBA disusun berbasis kegiatan, kebutuhan dan kemampuan Anggaran/pendapatan BLUD yang bersangkutan. Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka. Demikan atas segala perhatian dan perkenannya, kami sampaikan terimakasih
Majalengka,
iii
September 2014
DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………….
i
KATA PENGANTAR……………………………………………....................
iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
iv
BAB I
EKSEKUTIF SUMMARY
1
BAB II
RENCANA ORGANISASI
BAB III
BAB IV
2.1 LATAR BELAKANG ..................................…………………
2
2.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Sakit..................................
2
2.1.2 Landasan Hukum RSUD Kabupaten Majalengka ...................
2
2.1.3 Gambaran Singkat Bisnis..........................................................
3
2.1.4 Visi dan Misi.............................................................................
4
2.1.5 Tujuan ......................................................................................
6
2.1.6 Struktur Organisasi....................................................................
6
ANALISA LINGKUNGAN BISNIS 3.1 ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL ……………….....
8
3.1.1 Profil Pasar Rumah Sakit …………………..………………..
8
3.1.2 Peta Pesaing …........…………………………………………
17
3.1.3 Kebijakan Pemerintah...……………………………………..
18
3.1.4 Teknologi ..............………………………………………….
21
3.1.5 Anggaran Pemerintah Untuk Kesehatan…………………….
21
3.1.6 Analisis Ketersediaan Tenaga Medis ………………………
22
3.2 ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL ……………….......
23
3.2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan ................……………….....
24
3.2.2 Pencapaian Kinerja Keuangan................. ……………….......
25
3.2.3 Pencapaian Kinerja Manfaat .................... ………………......
27
3.2.4 Analisa SWOT ............................................……………….....
27
3.2.5 Asumsi Makro dan Mikro ...........................……………….....
35
3.2.6 Strategi .....................................................................................
36
RENCANA PEMASARAN
38
4.1 SASARAN, TARGET DAN STRATEGI …………………..
38
4.2 STRATEGI PEMASARAN ……………………..………….
41
iv
RENCANA MANAJEMEN
43
5.1 KONDISI MANAJEMEN DAN STAF……………………….
43
5.2 PROYEKSI KEBUTUHAN ………………………….………
46
5.3 STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM...................
50
BAB VI
RENCANA PROGRAM TAHUN 2014-2015 .................................
51
BAB VII
PROYEKSI KEUANGAN 5 (LIMA) TAHUN ...............................
55
BAB V
v
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
BAB I EKSEKUTIF SUMMARY
Dengan Visi : “ Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di Kabupaten Majalengka Tahun 2018” dalam 5 tahun ke depan RSUD Majalengka menerapkan Strategi mengoptimalkan kualitas pelayanan, mengembangkan produk layanan baru, Peningkatan kompetensi SDM serta Peningkatan Kelas RS menjadi Kelas B, optimis akan mencapai peningkatan kinerja pelayanan antara lain : BOR rata-rata 80 %, market share kunjungan rawat jalan meningkat dari 41% di tahun 2014 menjadi 70% di tahun 2018, seiring dengan pengembangan produk baru poli spesialis dan penambahan jumlah dokter spesialis dasar dan spesialis lainnya sesuai persyaratan RS kelas B. Kunjungan rawat inap meningkat 25% per tahun, dengan adanya pengembangan fasilitas kamar VIP. Sedangkan kinerja keuangan meningkat rata–rata 12,79 % mencapai
sehingga pada tahun 2018 diproyeksikan pendapatan
Rp 66.913.353.005,- Untuk memenuhi persyaratan kelas B disusun rencana
kebutuhan dokter spesialis sampai dengan tahun 2018 nanti dibutuhkan penambahan 22 dokter spesialis. Pembiayaanpun meningkat 16,4 % per tahun sehingga di tahun 2018 mencapai Rp 98.301.639.994,Oleh karenanya dukungan dana APBD tetap di perlukan guna mendukung pengembangan beberapa pelayanan yaitu Jantung dan Pembuluh Darah dan peningkatan kelas B di tahun 2018. Demikian pula dana APBN untuk mendukung ketersediaan peralatan kesehatan sesuai persyaratan untuk RS kelas B. Rencana Pemasaran, Rencana Manajemen dan Rencana Program yang tergambar selama 5 tahun untuk mencapai Kinerja Pelayanan , Kinerja Keuangan dan Kinerja Manfaat , akan berhasil dicapai dengan syarat adanya perubahan mindset dan komitmen penuh dari semua SDM untuk mewujudkan Visi RSUD Kabupaten Majalengka. Selanjutnya Rencana Strategi Bisnis ini perlu di evaluasi setiap tahun dan dapat di revisi menyesuaikan perkembangan/ perubahan yang terjadi sehingga dapat di implementasikan dengan Rencana Bisnis dan Anggaran.
1
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
BAB II RENCANA ORGANISASI 2.1 LATAR BELAKANG 2.1.1 SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka berdiri sekitar tahun 1911 namun
bagaimana proses dan siapa pendirinya belum ada penelitian tentang hal ini sehingga tidak diketahui secara pasti. Namun yang jelas pada tahun 1962 seorang berkebangsaan Jerman, dr. Heinz Time Germal tercatat menjadi Direktur pertama Rumah Sakit Majalengka. Kemudian pada tahun 1965 dr. Heinz Time Germal kembali ke negerinya dan untuk sementara pimpinan Rumah Sakit Majalengka dipegang oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II Majalengka, yaitu dr. le Tiong Bie atau dr. Iwan Satibi. Pada saat itu, Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka merupakan Rumah Sakit Kelas D. Pada
tahun
1988
dengan
Surat
Keputusan
Menkes
Nomor.
105/Menkes/SK/II/tahun 1988 RSUD Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C. Selanjutnya ditetapkan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah status BLUD Penuh dengan Keputusan Bupati nomor 48 tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah . Terletak di jalan Kesehatan No 77, suatu lingkungan pemukiman yang cukup padat, sehingga akses jalan untuk keluar maupun masuk ke Rumah sakit terlalu sempit. Saat ini RSUD Kabupaten Majalengka telah berkembang menjadi 205 Tempat Tidur, dengan 9 jenis pelayanan spesialis, memiliki unggulan dalam pelayanan KIA/Obstetri Ginekologi dan pelayanan pengobatan infeksi, direncanakan pada tahun 2018 akan meningkat menjadi klas B agar dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat Kabupaten Majalengka.
2.1.2 LANDASAN HUKUM RSUD KABUPATEN MAJALENGKA 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 2
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
3. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah; 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pedoman Organisasi dan Susunan Tata Kerja RSUD; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 6. Surat Keputusan Menkes Nomor. 105/Menkes/SK/II/tahun 1988 RSUD Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C dan pada tahun 2009, RSUD Majalengka mendapatkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit berdasarkan nomor YM.01.10/III/2099/09; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Daerah Majalengka Nomor 10 tanggal 1 Desember Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, maka Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas C 8. Keputusan Bupati nomor 48 tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan status BLUD penuh.
2.1.3 GAMBARAN SINGKAT BISNIS Berdasarkan Undang-Undang Rumah Sakit Bab III pasal 4
Rumah Sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedangkan menurut Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Bab VIII Bagian Kedelapan Paragraf 1 Pasal 49 ayat (2) Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Rumah Sakit Bab III Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi : 3
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan; Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka menyelenggarakan fungsi seperti yang tercantum
Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Bab VIII Bagian Kedelapan Paragraf 1 Pasal 49 ayat (3) adalah sebagai berikut meliputi: 2.1.1.1 Pelayanan Medis; 2.1.1.2 Pelayanan penunjang medis dan non medis; 2.1.1.3 Pelayanan dan asuhan keperawatan; 2.1.1.4 Pelayanan rujukan; 2.1.1.5 Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM); 2.1.1.6 Penelitian dan pengembangan; 2.1.1.7 Pelayanan administrasi umum dan keuangan;
2.1.4 VISI DAN MISI
VISI : “ Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di Kabupaten Majalengka Tahun 2018”.
MAKNA VISI : Definisi operasional : Terpercaya yaitu pelayanan rumah sakit yang prima, profesional, dan bermutu dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat sehingga
masyarakat/pelanggan
mempercayakan pelayanan
kesehatannya
kepada RSUD Majalengka, dan pada akhirnya akan menjadi pilihan utama dari 4
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
masyarakat Majalengka dalam memilih rumah sakit dalam mendapakan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Majalengka.
MISI : Sejalan dengan visi RSUD Majalengka, maka dirumuskan misi yang pada prinsipnya lebih bersifat tujuan jangka panjang dari suatu organisasi dan berfungsi memberikan tuntunan yang teguh dalam pengambilan keputusan. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka RSUD Majalengka merumuskan misi yang sesuai dengan tugas pokoknya sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009. yaitu : “ Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan, pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, serta melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan IPM Kabupaten Majalengka Tahun 2018”.
FALSAFAH “Melayani Dengan Ikhlas” Definisi Operasional : Melayani pasien dengan Tulus, dan Ikhlas, dengan dilandasi kejujuran serta bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. MOTO REMAJA (Ramah, Efektif, Mudah, Aman, terJAngkau) Definisi Operasional : dalam melaksanakan pelayanan kepada pelanggan harus mengutamakan keramahan, dan efektif serta mudah, aman dan terjangkau. NILAI (VALUE) Rumah sakit mengutamakan peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat serta mengutamakan keselamatan pasien (Pasien Safety). LOGO
5
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Arti Logo : o
Huruf M warna hijau melambangkan nama Kabupaten Majalengka yang menggambarkan Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna seperti air yang mengalir menyejukan buat warga Majalengka dan sekitarnya. palang berwarna hijau melambangkan pelayanan kesehatan
2.1.5 TUJUAN : 1. Terwujudnya SDM yang produktif 2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan 3. Terwujudnya Produktivitas Pelayanan 4. Terwujudnya financial return
2.1.6 STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 Tanggal 1 Desember tahun 2009 Tentang Organisasi perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Susunan Organisasi RSUD Majalengka terdiri atas : 1. Direktur 2. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahkan : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Perlengkapan 3. Bidang Pelayanan dan Keperawatan, membawahkan : a. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis dan Non Medis b. Seksi Keperawatan 4. Bidang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan, membawahkan : 6
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
a. Seksi Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan b. Seksi Penelitian dan Pengembangan 5. Bidang Keuangan, membawahkan : a. Seksi Perbendaharaan b. Seksi Anggaran dan Akuntansi
6. Kelompok Jabatan Fungsional a. Komite Medik b. Staf Medik Fungsional c. Satuan Pengawas Internal d. Komite Keperawatan e. Instalasi
Lampiran XII Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka No 10 Tahun 2009
DIREKTUR dr. H. ASEP SUANDI M.Epid
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 1. 2. 3. 4. 5.
KEPALA BAGIAN TATAUSAHA ADE SUKARDI, SIP
KOMITE MEDIK STAF MEDIS FUNGSIONAL SATUAN PENGAWAS INTERNAL KOMITE PERAWATAN INSTALASI -INSTALASI SUB BAG UMUM Rd. DEWI YENI L, AMK
SUB BAG KEPEGAWAIAN
SUB BAG PERLENGKAPAN
U.MAMAN.F.,S.Sos,
HENI IRIANI, S.Sos
KA BID PELAYANAN DAN KEPERAWATAN
KA. BIDANG PERENCANAAN, PENELITIAN & PENGEMBANGAN
KA. BIDANG KEUANGAN
Dr. ERNI HARLENI, MARS
UCU SUPRIATNA, S.Sos, M,EPID
SUMARTONO, SKM, MARS .
SEKSI PERENCANAAN EVALUASI & PELAPORAN
SEKSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI
Dr. DEASSY ARIFIANI
H. ANANG SETIANA, SKM, MKM
MUMUH MUHYIDIN, SKM
SEKSI KEPERAWATAN
SEKSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SEKSI PERBENDAHARAAN
Hj. IMAS MASLAHAT, SKM
TITI SUWANTI, S.IP
SEKSI PELAYANAN, PEN MEDIS & NON MEDIS
IIS YULIATININGSIH, S.Kep. Ners
SUYANTO LAMPUNG
7
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
BAB III ANALISA LINGKUNGAN BISNIS Analisa lingkungan bisnis merupakan identifikasi dan pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan perencanaan bisnis (business plan). Analisa lingkungan bisnis terdiri dari analisa internal dan analisa eksternal. Analisa internal merupakan kegiatan yang mengidentifikasi kelemahan-kelemahan (weakness) dan kekuatan-kekuatan (strength) RSUD Kab. Majalengka. Sedangkan analisa eksternal terdiri dari ancaman-ancaman (threats) dari para pesaing serta peluang-peluang (opportunities) yang ada di pasar. Tujuan analisa lingkungan bisnis adalah menetapkan posisi RSUD Kab.Majalengka. sebagai entitas usaha serta menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi RSUD Kab.Majalengka. Setelah strategi ditetapkan, selanjutnya diwujudkan dalam pelaksanaan rincian operasional, yaitu berupa program-program dan kegiatan-kegiatan. 3.1. ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL Faktor-faktor eksternal yang diperhitungkan berpengaruh terhadap perkembangan rumah sakit adalah : 3.1.1. PROFIL PASAR RUMAH SAKIT Kajian aspek pasar dan pemasaran merupakan bagian penting dari analisis lingkungan eksternal sebagai dasar dalam menetapkan strategi pengembangan rumah sakit Analisis aspek pasar dan pemasaran dilakukan dengan mengevaluasi intensitas persaingan saat ini dengan gambaran faktor yang mempengaruhi yaitu aspek pembeli, pesaing baru, pemasok dan produk pengganti. Hasil analisis memberikan gambaran posisi rumah sakit dalam konstelasi persaingan jasa pelayanan kesehatan dan perkembangan ke depan yang menjadi pertimbangan penting dalam strategi pengembangan dan pemasaran rumah sakit. Analisis pasar menunjukkan potensi pasar yang menjadi syarat dalam pengembangan suatu rumah sakit. Kajian tersebut harus dilengkapi dengan analisis lingkungan internal. Adanya potensi pasar yang didukung dengan kemampuan internal rumah sakit menjadi alasan strategi pengembangan atau perluasan. Sebaliknya potensi pasar yang tidak didukung kemampuan internal menuntut strategi penguatan produk. Sebagai pelengkap juga disajikan analisis trend berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi rumah sakit.
8
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Demografi Kabupaten Majalengka memiliki luas wilayah 1.204,24 km 2 atau 3,25% luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Secara geografis berbatasan dengan wilayah – wilayah sebagai berikut : -
Sebelah Utara Kabupaten Indramayu
-
Sebelah Timur Kabupaten Cirebon dan Kuningan
-
Sebelah Selatan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya
-
Sebelah Barat Kabupaten Sumedang
Terbagi menjadi 26 Kecamatan, 13 Kelurahan dan 330 Desa. Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Majalengka
9
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Profil Pasar RSUD Majalengka digambarkan sebagai berikut : Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 adalah 1.176.117 jiwa terdiri dari 587.711 laki-laki dan 588.406 perempuan, dengan demikian didapat sex ratio 99,88%. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka mencapai 969 jiwa/km 2, pada tahun 2012 tingkat kepadatan mencapai 977 jiwa/km2. Dilihat dari penyebarannya sebagian besar penduduk bermukim di Kecamatan Jatiwangi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan sebesar 2.071 jiwa/Km2, sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Kertajati yaitu 306 jiwa/km2. TABEL 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Majalengka Tahun 2012 No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Lemahsugih Bantarujeg Malausma Cikijing Cingambul Talaga Banjaran Argapura Maja Majalengka Cigasong Sukahaji Sindang Rajagaluh Sindangwangi Leuwimunding Palasah Jatiwangi Dawuan Kasokandel Panyingkiran Kadipaten Kertajati Jatitujuh Ligung Sumberjaya
Jumlah KK
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 28.845 28.855 21.445 21.575 20.215 20.985 31.129 29.213 18.177 17.920 22.115 21.499 11.974 12.093 16.664 17.029 24.549 24.364 34.398 35.272 17.520 16.957 19.949 20.021 7.180 7.270 20.765 20.868 15.174 15.333 26.940 28.737 22.360 23.551 41.675 41.536 22.217 22.820 23.059 23.399 14.788 15.061 20.025 21.679 21.511 20.852 25.705 25.313 28.308 28.101 29.024 28.103
10
Jumlah 57.700 43.020 41.200 60.342 36.097 43.614 24.067 33.693 48.913 69.670 34.477 39.970 14.450 41.633 30.507 55.677 45.911 83.211 45.037 46.458 29.849 41.704 42.363 51.018 56.409 57.127
Sex Ratio 99,97 99,40 96,33 106,56 101,43 102,87 99,02 97,86 100,76 97,52 103,32 99,64 98,76 99,51 98,96 93,75 94,94 100,33 97,36 98,55 98,19 101,60 103,16 101,55 100,74 103,28
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
No
Jumlah KK
Kecamatan
Kabupaten Majalengka
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah
587.711
1.176.117
588.406
Sex Ratio 99,88
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Majalengka (diolah) Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 0,4%. tergambar dalam peningkatan jumlah penduduk sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 dibawah ini , juga tingkat kepadatannya. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.2., sebagai berikut : Tabel 3.2 Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012 No. 1.
Indikator
2008
2009
2010
2011
2012
1.160.070
1.163.533
1.166.473
1.171.478
1.176.117
Laki-laki (jiwa)
564.981
600.396
582.892
585.393
587.711
Perempuan (jiwa)
601.830
606.306
583.581
586.085
588.406
0,30
0,40
0,40
0,40
966
969
973
977
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2.
LPP (%)
3.
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
963
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Jika dikelompokkan menurut umur maka penduduk di Kabupaten Majalengka akan terlihat sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 3.3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR KABUPATEN MAJALENGKA 2012-2013 NO 1 2 3 4 5
UMUR <1 - 4 5 - 14 15 - 44 45 – 64 65 - > 65 JUMLAH
2012 94.149 216.326 501.916 263.158 100.568 1.176.117
2013 102.781 217.687 536.406 238.662 84.305 1.179.841
11
% 2012 8% 18,39% 42,67 22,37% 8,55%
% 2013 8,71% 18,43% 45,46% 20,22% 7,1%
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Dilihat dari komposisi penduduk tersebut rata-rata menurut kelompok umur terbesar adalah kelompok usia produktif ( 42,67% - 45,46%) , menyusul kelompok anak-anak ( 18,39% - 18,43% ) dan kelompok pra lansia dan lansia ( 22,37%- 20,22%). Sedangkan kelompok balita adalah 8 %, hampir sama angkanya dengan kelompok 65 tahun keatas yaitu sekitar 8 %. Hal ini menandakan tingginya angka PUS ( Pasangan Usia Subur ) serta pra lansia – lansia. Profil pasar menurut kelompok usia ini dapat digunakan untuk pilihan pengembangan produk layanan RSUD Majalengka. Sosio Ekonomi Segmentasi pasar juga merupakan informasi
yang penting sebagai dasar
pengembangan dan fokus pelayanan. Segmentasi pasar dikaji dengan melihat tingkat pendapatan pelanggan, dan lapangan pekerjaan. Dilihat dari persentase menurut lapangan usaha di Kabupaten Majalengka dari penduduk usia 15 tahun keatas , lapangan usaha terbanyak adalah Pertanian 35,71%, menyusul Perdagangan 23,17%, Industri Pengolahan 16,06% , Jasa-jasa lainnya 13,59%, dan seterusnya sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini. Tabel 3.4 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012 No.
Kegiatan Sektor Usaha
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1.
Pertanian
37,53
33,85
33,85
33,85
33,85
2.
Pertambangan dan Penggalian
0,42
0,39
0,39
0,39
0,39
3.
Industri Pengolahan
13,90
14,73
14,73
14,73
14,73
4.
Listrik, Gas dan Air Minum
0,24
0,31
0,31
0,31
0,31
5.
Konstruksi
5,50
5,79
5,79
5,79
5,79
6.
Perdagangan
26,65
25,16
25,16
25,16
25,16
7.
Angkutan dan Komunikasi
5,51
6,33
4,57
4,92
3,80
8.
Keuangan
1,25
0,84
0,53
0,54
0,49
9.
Jasa-jasa/Lainnya
9,00
12,60
12,37
13,97
13,59
Jumlah
100
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2012
12
100
100
100
100
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Pertumbuhan PDRB PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, selama lima tahun terakhir selalu mengalami peningkatan, yaitu dari Rp 4,042 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 4,854 triliun pada tahun 2012, atau mengalami peningkatan rata-rata 4,66% per tahun.
Tabel 3.5 PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No.
Uraian
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
1.
PDRB (milyar rupiah)
4.042
4.042
4.042
4.042
4.042
2.
Laju PDRB (%)
4,57
4,57
4,57
4,57
4,57
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013. *) Data sementara
Peningkatan PDRB tersebut menunjukkan meningkatnya secara riil kondisi kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Majalengka. Secara sekoral, selama kurun waktu 2008-2012, seluruh sektor perekonomian mengalami peningkatan. Ini berarti kegiatan seluruh sektor perekonomian daerah telah tumbuh secara positif.
PDRB Per Kapita Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
13
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Tabel 3.6 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 No.
Tahun
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)
1.
2008
3.484.480
2.
2009
3.638.438
3.
2010
3.795.960
4.
2011
3.903.266
5.
2012
4.082.914
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan selama periode tahun 2009-2012 selalu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2008 pendapatan per kapitanya sebesar Rp 3.484.480 naik menjadi Rp 4.082.914 pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 17,16% selama 4 tahun atau sebesar 4,29% per tahun. Dari sisi pendapatan per kapita tersebut terlihat bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu meningkat setiap tahunnya. Kemiskinan. Selama kurun waktu 2008-2012, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka terus menurun yaitu 225.720 jiwa atau 18,79 % pada tahun 2008 menjadi 169.800 jiwa atau 14,14 % pada tahun 2012. Angka ini telah melampaui target/proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2025, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan jumlah penduduk miskin sebesar 16,06%. Tentunya program-pogram penanggulangan kemiskinan masih perlu terus dilanjutkan untuk dapat mengurangi angka kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejateraan masyarakat.
14
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Tabel 3.7 Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 TAHUN
Uraian Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%)
Rata-rata partumbuhan
2008
2009
2010
2011
2012
225.720
207.154
181.061
178.600
169.800
11.184
1.160.070
1.163.533
1.166.473
1.171.478
1.176.117
3.209
18,79
17,12
15,52
14,98
14,44
0,87
Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka, 2013
Derajat Kesehatan Adapun Pencapaian Derajat Kesehatan di Kabupaten Majalengka , diukur dengan Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi . Pada tahun 2008-2012 secara umum Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Majalengka terus meningkat dari 65,82 tahun pada tahun 2008 menjadi 66,68 tahun pada tahun 2012, menunjukkan dalam 5 tahun terjadi peningkatan AHH sebanyak 0,86 tahun. Peningkatan tersebut relatif kecil dan masih sangat jauh dari kondisi ideal yaitu 85 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa, peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak masih belum berjalan secara optimal dalam implementasinya dan harus mendapat perhatian khusus dalam pembangunan bidang kesehatan.
Tabel 3.8 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 No.
Tahun
Angka Harapan Hidup (Tahun)
1.
2008
65,82
2.
2009
66,09
3.
2010
66,35
4.
2011
66,62
5.
2012
66,68
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
Adapun Angka Kematian Ibu di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu 209,2/ 100.000 Kelahiran Hidup, target MDG’s 2015 adalah 102/ 100.000 KH. 15
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Sedangkan Angka Kematian Bayi 14,60 / 1.000 Kelahiran Hidup ( data dari Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2012 ).
Adapun pasar yang telah diraih selama 2 tahun terakhir berdasarkan klasifikasi konsumen sebagai berikut:
SEGMEN PASAR
Tabel 3.9 Segmen Pasar Berdasarkan Kepesertaan di IGD RSUD Majalengka Tahun 2012- 2013 2012 2013 2012 (%) 2013 (%)
Umum
7.921
8.316
Askes
2.439
2.233
19
20
186
182
Jamkesmas
1.897
3.093
Jampersal
2.169
1.605
Jampertal
58
19
Kartu Sehat
28
15
Jamsostek
118
53,23
52,82
16,52
14,31
29,76
32,45
210
0,19
0,10
19
7
0,13
0,04
5
3
0,03
0,02
14.880
15.743
99,86
99,75
Askes In Health Jamkesda
Karyawan RS Kontraktor
JUMLAH
Dari tabel diatas terlihat bahwa segmen pasar terbesar pada tahun 2013 di IGD adalah pasien umum ( 52,82%), berikutnya pasien miskin ( 31,11%) dan menyusul pasien Askes 14,18%.
Tabel 3.10 Segmen Pasar Berdasarkan Kepesertaan ( Rawat jalan) SEGMEN PASAR UMUM ASKES Askes In Health JAMKESDA JAMKESMAS JAMPERSAL JAMPERTAL
2012
2013
17.135 22.474 13 174 11.778 2.464 104
21.286 22.211 260 15.570 2.200 216 16
2012 (%) 31,20 40,94
26,43
2013 (%) 34,02 35,50
29,16
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
JAMSOSTEK PERUSAHAAN PT. AJB Jasindo PG Nayaka TOTAL
413 371 2
54.928
530
0,75 0,68 0,00 0 0 0 100
13 238 45 62.569
0,85 0 0 0,02 0,38 0,07 100
Sedangkan segmen pasar terbesar di Rawat Jalan dari tabel diatas ternyata adalah pasien Askes yaitu 35%, menyusul pasien Umum 34%, dan pasien miskin 30%. Dari angka ini jika di perhitungkan sesuai ketentuan WHO, bahwa Angka Kesakitan adalah 15% dari jumlah penduduk di peroleh jumlah sebesar 176.400. Dari jumlah
pasien umum sebesar 21.286
orang pada tahun 2013, maka diperoleh angka market share sebesar 12% . Jumlah ini menunjukkan minat masyarakat terhadap pengobatan rawat jalan di RSUD Majalengka masih perlu ditingkatkan , karena hanya sekitar 12%, walaupun ada peningkatan sebesar 24 % dibanding tahun 2012 yang mencapai 17.135 orang.
3.1.2. PETA PESAING Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan yang berada di wilayah Kabupaten Majalengka ada 2 Rumah Sakit milik Pemerintah dan 1 Rumah Sakit milik Swasta. Ketersediaan Tempat Tidur dari seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas DTP di Kabupaten Majalengka ada 580 TT, Jika dikaji dengan standart WHO yaitu 1 TT untuk 1.000 penduduk, maka jumlah TT di Majalengka masih kurang dari standar seharusnya 1.179 TT. Sementara Puskesmas ada 34, dengan 73 Puskesmas Pembantu, sedangkan jumlah dokter praktek swasta 181 orang
dan bidan
praktek swasta 493 orang. Tabel 3.11 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Majalengka Tahun 2013
No
Jenis Sarana
Jumlah
1 2 3 4
RSUD Majalengka RSUD Cideres RS Khusus Bedah Puskesmas DTP Jumlah Tempat Tidur
1 1 1 9
Jumlah TT 205 220 25 130 580
BOR
Sumber : Bidang SDK Dinkes Kab. Majalengka tahun 2012
17
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan 62.569 81.586 225 1.103.002
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Market Share menggambarkan minat masyarakat yang berobat ke Rumah Sakit, angkanya di peroleh dari data kunjungan rawat jalan seluruh sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi Angka Kesakitan, sedangkan Angka Kesakitan menurut teori WHO adalah sebesar 15 % dari Jumlah Penduduk. Untuk tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.12 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2012 dan 2013 Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Majalengka NO
SARYANKES
2012
2013
MARKET SHARE 2012
MARKET SHARE 2013
1
RSUD Majalengka
60.652
62.569
34,38%
35,47%
2
RSUD Cideres
54.899
81.586
31,12%
46,25%
3
RS Khusus Bedah
529
265
Data dari : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka 2013
Dari tabel diatas, terdapat kenaikan yang cukup signifikan dari Rumah Sakit Pesaing yaitu RSUD Cideres. Pada tahun 2012 market share RSUD Majalengka masih diatas RSUD Cideres sebesar 3%, namun pada tahun 2013 RSUD Majalengka terlampau 11 %. Dilihat dari perkembangan nya RSUD Majalengka hanya naik 1 % dari tahun 2012 ke 2013, sementara RSUD Cideres naik cukup signifikan yaitu 15 %. Hal ini patut di analisa apakah yang menjadi kelebihan di RSUD Cideres, dan apakah yang menjadi kekurangan di RSUD Majalengka.
(Bandingkan dengan RS Pesaing dalam hal : - Bangunan, Penggunaan Teknologi Canggih , lahan parkir , kecepatan tanggap ambulans dll)
3.1.3. KEBIJAKAN PEMERINTAH a) PUSAT -
Undang-Undang Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dirasakan sangat positif khususnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 18
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Adanya Undang-Undang 44 /2009 tentang Rumah Sakit sekaligus merupakan tantangan bagi RS karena kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya, antara lain pasal 7 s/d pasal 16 tentang persyaratan RS, pasal 40 tentang tentang kewajiban Akreditasi, pasal 43 tentang kewajiban menjalankan Keselamatan Pasien. - Undang Undang 29/2004 tentang Praktek Kedokteran - Undang-Undang 40 / 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional - Undang- Undang 24 / 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Beberapa paraturan yang mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit : a) Peraturan Presiden 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional b) Keputusan Menteri Kesehatan
772/Menkes/SK/VI/ 2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) c) Keputusan
Menteri
Kesehatan
81/Menkes/SK/I/2004
tentang
Pedoman
Penyusunan Perencanaan SDM di tingkat Prop,Kab/Kota d) Peraturan Menteri Kesehatan 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran e) Keputusan Menteri Kesehatan 129/2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit f) Keputusan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis g) Keputusan Menteri Kesehatan 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran h) Keputusan Menteri Kesehatan 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD i) Peraturan Menteri Kesehatan 147/2010 tentang Perizinan RS j) Peraturan Menteri Kesehatan 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi RS k) Peraturan Menteri Kesehatan 1144/Menkes Per VIII/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kem.Kes l) Peraturan Menteri Kesehatan 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien m) Peraturan Menteri Kesehatan
001/Menkes/Per/2012 tentang Sistem Rujukan
YanKes Perorangan n) Peraturan Menteri Kesehatan 755/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di RS
19
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Serta kebijakan terkait dengan Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) : a) Undang-Undang 1 / 2004 tentang Perbendaharaan Negara b) Peraturan Pemerintah No 23 / 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah c) Peraturan Pemerintah No 58/ 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah d) Peraturan Menteri Dalam Negeri 61/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
-
Subsidi APBN Mengingat pendapatan fungsional RSUD
Majalengka hanya mampu untuk
mencukupi kebutuhan operasional rutin dan tidak memungkinkan untuk invenstasi, maka bantuan Dana APBN Bidang Kesehatan yang telah diterima RSUD Majalengka dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dirasakan sangat membantu pelayanan kesehatan. -
Adanya kebijakan Pemerintah Pusat melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI ), Bandar Udara Internasional Jawa Barat akan dibangun di Kabupaten Majalengka.
b) DAERAH -
Peraturan Daerah Saat ini besaran tarip pelayanan kesehatan masih diatur dengan Peraturan Daerah. Hal ini menyulitkan karena penetapan Peraturan Daerah membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga besaran tarip sulit untuk dapat dirubah sewaktu-waktu mengikuti perubahan unit cost;
-
Jamkesmasda Untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka, Pemerintah Kabupaten Majalengka memberikan premi asuransi bagi masyarakat miskin berupa Jamkesmasda. Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin yang menerima Jamkesmas mencapai 20.861 orang , sedangkan penduduk miskin yang menerima Jamkesmasda berjumlah 35.070 orang. Sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Majalengka dan mengingat pendapatan fungsional RSUD Kabupaten Majalengka yang hanya mampu untuk 20
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
mencukupi kebutuhan operasional rutin dan tidak memungkinkan untuk invenstasi, maka bantuan Dana APBD selain gaji juga sangat di butuhkan untuk mendukung kelancaran pelayanan publik khususnya di bidang pelayanan kesehatan rujukan.
3.1.4. TEKNOLOGI a) TEKNOLOGI PERALATAN KESEHATAN Mengingat pelayanan kesehatan sangat sarat dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi, maka mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan haruslah memenuhi kaidah ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran yang terus berkembang;
b) SISTEM INFORMASI KESEHATAN Untuk peningkatan mutu pelayanan perlu adanya sistem informasi kesehatan yang bisa terintegrasi dalam satu sistem yang terkomputerisasi sehingga bisa mendapatkan data yang akurat dan akuntable yang sangat diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Pada Tahun 2010 telah dibangun Sistem Informasi dan Manejemen Rumah Sakit di RSUD Kabupaten Majalengka tetapi masih belum optimal.
3.1.5. ANGGARAN PEMERINTAH UNTUK KESEHATAN Anggaran Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk kesehatan menunjukkan trend yang meningkat dari tahun 2009 sampai 2013. Khusus untuk RSUD Kabupaten Majalengka trend anggaran yang diberikan oleh pemerintah kabupaten juga meningkat rata-rata 19% per tahun. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin yang dilayani, dana ini belum memadai. Tabel 3.13 Dukungan APBD untuk RSUD Majalengka Tahun 2009- 2013 2009
2010
2011
2012
2013
10.074.602.834 15.010.606.000 15.719.307.998 16.901.302.319 19.557.627.970 ( Data diambil dari Realisasi belanja dikurangi pendapatan RSUD ) 21
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Peningkatan per tahun dukungan APBD dapat terlihat dari grafik berikut ini. Grafik 3.1 GRAFIK DUKUNGAN APBD UNTUK RSUD MAJALENGKA TAHUN 2009 - 2013
3.1.6. ANALISIS KETERSEDIAAN TENAGA MEDIS. Ketersediaan tenaga medis khususnya dokter spesialis menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kedepan, direncanakan tahun 2018 RSUD Majalengka akan meningkatkan kelas RS menjadi kelas B, maka perlu direncanakan ketersediaan tenaga medis sesuai ketentuan yang berlaku.
Distribusi Tenaga Kesehatan Di Unit Pelayanan Kabupaten Majalengka Tahun 2013 No
Tenaga Kesehatan
1
Dokter Spesialis
2
Puskesmas
Rumah Sakit
Labkesda
0
20
0
Dokter Umum
62
25
0
3
Dokter Gigi
14
6
0
4
Bidan
505
42
0
5
Perawat
370
318
0
6
Tenaga Kefarmasian
26
30
0
7
Tenaga Gizi
24
9
0
8
Kesehatan Masyarakat
45
10
1
9
Sanitarian
39
6
2
22
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
10
11
Teknis Medis -
Analisis Laboratorium
-
11
21
2
Tem & P. Rontg
2
2
0
P. Anastesi
0
13
0
0
2
0
1098
504
5
Fisioterapis Jumlah
Sumber : Sub Bag. UP Dinkes Kab. Majalengka Tahun 2013
3.2. ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL Analisa lingkungan Internal akan mencari seberapa besarkah kekuatan yang dimiliki RSUD Majalengka sekaligus seberapa parahkah kelemahan yang masih ada. Agar dapat disusun suatu strategi memaksimalkan kekuatan dengan menangkap peluang seoptimal mungkin guna mengurangi kelemahan, mengantisipasi ancaman, dengan tujuan mewujudkan Visi RSUD Majalengka. Secara umum sebagian besar pasien yang datang ke RSUD Majalengka adalah pasien umum, Askes dan pasien BPJS. Secara lebih detil, komposisi pasien ditunjukkan melalui tabel dan grafik berikut ini. Tabel 3.15 Komposisi Pasien Rawat Jalan RSUD Majalengka Tahun 2013 CARA BAYAR PASIEN
TAHUN 2013
%
Umum
21.286
34 %
Askes
22.211
35%
Jamkesmas, Jamkesda, Kartu Sehat
18.246
29%
Lain-lain
826 JUMLAH
62.569
Komposisi pasien umum adalah 34 %, pasien Askes 35 % dan pasien JamkesmasJamkesda, Kartu Sehat 29%. Dari komposisi ini maka pada tahun 2014 dengan dimulainya Jaminan Kesehatan Nasional dengan cara bayar paket INA CBG’s maka komposisinya adalah pasien umum 34% pasien BPJS sekitar 65%.
23
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Grafik 3.2 Komposisi Pasien Rawat Jalan RSUD Majalengka Tahun 2013
Berikut ini gambaran kinerja yang telah dicapai RSUD Majalengka meliputi kinerja pelayanan, keuangan dan manfaat pada tahun 2010 sampai dengan 2013.
3.2.1. PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN Pencapaian Kinerja (Volume Kegiatan) Menurut Indikator Utama: Tabel 3.16 Pencapaian Kinerja Menurut Indikator Utama NO
URAIAN
TAHUN 2012
TAHUN 2013
1
Jumlah Tempat Tidur
186
205
2
Tingkat Hunian (BOR)
54,4
76,8
3
Rata-Rata Lama Dirawat (ALOS)
3,1
3,2
4
Angka Kematian Umum (GDR)
2,2
2,0
5
Angka Kematian Netto (NDR)
0,9
0,8
24
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Tabel 3.17 Volume Kegiatan Pelayanan RSUD Majalengka 2011 – 2014 No 1 2
Uraian Kunjungan rawat jalan Kunjungan rawat inap
3
BOR
4
ALOS
5 6 7 8 9 10
2012
55,398
60,644
62,569
10,536
12,926
14,400
64,23 TT 152
54,4% TT 186
76,8 % TT 205
18.416 61,4% TT 221
3,1
3,2
3,1hari
14,880
15,748
18,079
24,278
5,913
32,659
10,863
9,452
7,013
2,579
2,603
2,703
765
630
730
2,394
2,282
IGD Laborat
Prognosa 2014
2011
25,406
Radiologi EKG USG Ins Bedah Sentral
2013
71.678
Kunjungan Rawat Jalan di prognosakan mencapai 71.678 mengingat data kunjungan rawat jalan sampai dengan Mei 2014 adalah 29.866. Dengan demikian terjadi kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun 2013 yaitu 14,5 %. Peningkatan Kunjungan Rawat Jalan Baru Peningkatan kunjungan rawat jalan baru merupakan suatu indikator bahwa minat masyarakat untuk berobat ke RSUD Majalengka meningkat.
Dalam tabel dibawah ini
didapat kesimpulan bahwa kunjungan baru meningkat 6 % dari 29% ditahun 2012 menjadi 35% di tahun 2014.
25
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Tabel 3.17a KUNJUNGAN RAWAT JALAN BARU TAHUN 2012-2013 URAIAN
TAHUN 2012
TAHUN 2013
Kunjungan Rawat Jalan Baru
17.985
21.899
Kunjungan Rawat Jalan Lama
42.569
40.670
% Naik 6 %
Pencapaian SPM terlampir 3.2.2. PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Tabel 3.18 PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Tahun 2009 - 2013 UNIT PELAYANAN IGD Rawat Jalan
Rawat Inap Bedah Sentral Laboratorium
Radiologi Farmasi
2009
2010
2011
2012
2013
234.937.296
339.252.694
300.448.903
176.730.699
599.974.390
27.133.500
1.638.425.246
2.725.267.150
1.674.369.000
3.154.593.499
6.262.807.444
9.224.456.009
14.777.567.993
10.536.665.062
1.743.541.820
779.676.981
641.145.527
621.499.884
1.125.505.455
519.790.813
651.453.623
554.080.367
696.361.759
2.822.147.747
1.373.682.572
158.354.662
189.140.751
209.597.867
245.092.498
249.622.736
5.853.946.528
7.178.309.558
7.480.189.726
7.659.050.366
9.452.693.524
Januari- Mei 2014 519.866.076
1.563.320.335 2.806.816.767 1.329.794.889
1.356.038.053 221.046.770 8.225.002.187
Sanitasi 10.047.293 Gizi
770.042.978
66.591.943
10.433.800
14.055.080
939.578.887
4.374.458 1.052.155.049
Catatan Medik 2.815.000 Unit Kerja
520.000
12.756.904
Perbendaharaan
8.727.203
Unit Kerja Litbang
37.815.000
Unit Kerja Bagian
14.477.500
232.679.000
Umum
123.367.211
Unit Kerja Bagian
19.250.000
26
11.050.000
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Perlengkapan Ambulance
34.876.000
14.141.600
188.408.000
195.122.000
90.000
90.000
90.000
295.000
61.667.700
66.471.937
77.458.023
85.284.389
Jasa RS lainnya
254.073.417
1.761.275.538
234.488.222
242.606.999
JUMLAH
17.289.326.755
19.067.637.315
22.945.588.148
27.650.670.959
Kamar Jenasah Jasa Elektro Medis
28.483.376.492
17.236.556.498
3.2.3. PENCAPAIAN KINERJA MANFAAT Dapat dilihat dari besarnya pembiayaan bagi masyarakat miskin, jumlah fasilitas yang digunakan untuk rawat inap maupun pelayanan penunjang lainnya. Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2013 bagi pasien Jamkesmas, Jamkesda, Kartu Sehat adalah 18.246 sejumlah 29% dari total kunjungan. Adapun fasilitas di Rawat Inap adalah 89 Tempat Tidur di klas III atau 43,4 % dari total jumlah Tempat Tidur di RSUD Majalengka.
3.2.4. ANALISA SWOT Dengan gambaran kondisi eksternal dan internal sebagaimana diatas, dilakukan analisis kekuatan (strength) , analisis kelemahan (weakness) ,analisis peluang (opportunity) dan analisis ancaman (threats)sebagai berikut :
27
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
ANALISIS INTERNAL Tabel 3.19 KONDISI LINGKUNGAN INTERNAL NO
URAIAN
BOBOT
SCORE
JUMLAH
KEKUATAN 1. 2. 3. 4.
Pendapatan pertahun yang selalu meningkat Adanya dana dari Pemerintah dalam bentuk APBN, DAK dan Dana Cukai
Daya beli masyarakat Majalengka meningkat RSUD Majalengka mampu membiayai pasien yang tidak masuk jamkesda dan jamkesmas
0,061304
4
0,245216
0,030000 0,025000
3 2
0,09 0,05
0,043478
4 0,173913043
0,043478
3 0,130434783
0,043478
2 0,086956522
0,050000
4
0,043478
3 0,130434783
0,025000 0,050000
3 4
0,043478
2 0,086956522
0,043478 0,043478 0,043478 0,043478 0,050000 0,043478
2 2 3 2 4 2
0,050000 0,043478
4 0,2 3 0,130434783
0,050000 0,043478 0,454348
4 0,2 2 0,086956522 28 1,295652174
Jumlah kunjungan pasien yang selalu meningkat baik rawat jalan maupun rawat inap 5. Semangat untuk melayani lebih baik 6. Bangunan fisik rumah sakit yang terus berkembang 7. Penambahan jumlah tempat tidur setiap tahun 8. Bertambahnya jenis pelayanan (HD, Poli Jiwa, ICU) 9.
0,2
Lokasi terletak di Pusat Kota Majalengka 10. Pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka 11. 12. SDTenaga keperawatan 99 % > DIII Minat masyarakat terhadap pelayanan VIP meningkat 13.
0,075 0,2
WEAKNESS/KELEMAHAN 1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah piutang pasien umum meningkat Jumlah dan Jenis SDM belum sesuai dengan standar Kurang memadainya Sarana prasarana sesuai kebutuhan Kalibrasi alat belum terlaksana sesuai dengan Akreditasi 5 Pelayanan sudah habis/expired Tata letak ruangan rawat inap kurang baik Tenaga Medis ,paramedis, non medis belum semua terlatih sesuai standar SPM Belum maksimalnya SIM RS Masih ada komplain dari masyarakat mengenai pelayanan rumah sakit Standar waktu pengisian rekam medik belum tercapai
Jumlah 28
0,086956522 0,086956522 0,130434783 0,086956522 0,2 0,086956522
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
1
66
2,93847687
ANALISIS EKSTERNAL Tabel 3.20 KONDISI LINGKUNGAN EKTERNAL NO
URAIAN
BOBOT
SCORE
JUMLAH
PELUANG
2
Dukungan dan Komitmen dari Pemerintah Daerah (Adanya dana dari Pemerintah dalam bentuk APBD, APBN, DAK, Dana 0,166666667 Bagi Hasil/Cukai Tembakau/Pajak Rokok) Jalur transportasi trayek angkutan kota mudah dijangkau
3
Adanya harapan yang kuat dari masyarakat Majalengka
4
Penerapan PPK BLUD mulai tahun 2010 sesuai Perbup No. 48 Tahun 2010
5
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan
6 7
Meningkatnya pertumbuhan industri di Majalengka Rencana pembangunan Bandara International Jawa Barat (BIJB)
8
Meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat
1
3
0,5
0,166666667
4 0,666666667
0,166666667
4 0,666666667
0,5
11 1,833333333
0,166666667
4 0,666666667
Adanya kebijakan pemerintah tentang program JKN/BPJS/ INA CBGs di rumah sakit
9 JUMLAH
ANCAMAN 1
Rumah sakit swasta di wilayah perbatasan sebagai pesaing dengan pelayanan yang lebih baik dan terjangkau oleh masyarakat
2
Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit yang semakin tinggi
0,166666667
4 0,666666667
3
Meningkatnya jumlah Puskesmas DTP dan adanya RS/Klinik 0,166666667 Swasta di Majalengka
4 0,666666667
0,5 1
29
12
2
23 3,833333333
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Keterangan: Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor: sangat penting = 1,00 sangat tidak penting = 0,00 Total bobot adalah 1,00 Rating menunjukkan tingkat respons organisasi terhadap faktor tersebut 4: respons sangat baik, 1: tidak ada respons.
30
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Tabel 3.21 ANALISIS PILIHAN STRATEGIK DENGAN MATRIKS SWOT Internal Kekuatan (S) 1. Pendapatan pertahun yang selalu meningkat 2. Bangunan fisik rumah sakit yang terus berkembang 3. Bertambahnya jenis pelayanan (HD, Poli Jiwa, ICU) 4. Pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka 5. Jumlah kunjungan pasien yang selalu meningkat baik rawat jalan maupun rawat inap
31
Kelemahan (W) 1. Jumlah dan Jenis SDM belum sesuai dengan standar 2. Kurang memadainya Sarana prasarana 3. Kalibrasi alat belum terlaksana sesuai dengan kebutuhan 4. Akreditasi 5 Pelayanan sudah habis/expired 5. Tarif menggunakan Perda
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
PELUANG
Eksternal
Strategi (SO) 1. Dukungan dan Komitmen dari Pemerintah Daerah 2. Penerapan PPK BLUD mulai tahun 2010 sesuai Perbup No. 48 Tahun 2010 3. Rencana pembangunan Bandara International Jawa Barat (BIJB) 4. Meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat 5. Adanya kebijakan pemerintah tentang program JKN/BPJS/ INA CBGs di rumah sakit
Strategi (WO)
1. Optimalisasi mutu pelayanan dengan: a. Peningkatan sarana prasarana b. Peningkatan jumlah dan kualitas SDM 2. Peningkatan promosi RS 3. Peningkatan kemampuan pengelolaan PPK BLUD 4. Penguatan sistem rujukan
32
1. 2. 3. 4. 5.
Usulan tarif baru Pemenuhan kebutuhan SDM Pelaksanaan kalibrasi alat Pelaksanaan Akreditasi Versi 2012 Pemenuhan sarana dan prasarana
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
ANCAMAN
Strategi (ST)
Strategi (WT)
1. Rumah sakit swasta di wilayah 1. Peningkatan pelayanan prima/penerapan perbatasan sebagai pesaing service excellent dengan pelayanan yang lebih baik dan terjangkau oleh 2. Peningkatan kemitraan dengan masyarakat Puskesmas/klinik swasta 2. Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit yang semakin tinggi 3. Meningkatnya jumlah Puskesmas DTP 4. Adanya RS/Klinik Swasta di Majalengka 5. Banyaknya pasien yang tidak bayar
Total skor: Faktor Eksternal = 3.67
Faktor Internal = 3.37
33
1. Peningkatan kompetensi SDM
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Tabel 3.22 Total Skor Faktor Strategi Internal 4 Pertumbuhan
Pertumbuhan
Penciutan
Stabilisasi
Pertumbuhan/ Stabilisasi
Penciutan
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Likuidasi
3 Total skor Faktor Strategi Eksternal 2
1 4
3
2
1
Dari analisis SWOT diketahui bahwa posisi RSUD Majalengka berada dalam posisi pertumbuhan/stabilitasi.
ISU STRATEGIS/ISU PENGEMBANGAN Isu strategis RSUD Majalengka berdasarkan analisis situasi lingkungan eksternal dan internal adalah sebagai berikut : 1. RSUD Majalengka sedang dalam persiapan bangunan fisik Rumah Sakit menuju kelas B, yang perlu dibarengi dengan persiapan sarana dan prasarana khususnya peralatan medis dan non medis, meubeler serta Sumber Daya Manusia; 2. Sampai saat ini RSUD Majalengka belum mempunyai Sistem Informasi Manajemen yang baik, perlu segera dilaksanakan penataan karena bila dibiarkan akan berpotensi menghambat perkembangan organisasi; 3. Image masyarakat tentang RSUD Majalengka yang semakin baik sangat mendukung upaya promosi dan kerjasama dengan pihak luar. Kondisi ini akan sangat mendukung manajemen Badan Layanan Umum Daerah untuk berkembang pesat; 4. Mindset masyarakat pengguna semakin matang dan dewasa dalam hal pelayanan kesehatan, pada sisi lain mindset karyawan dengan orientasi terhadap pelanggan belum
34
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
maksimal. Hal ini merupakan potensi munculnya ketidak puasan pelanggan yang disebabkan oleh gap persepsi tentang service antara pelanggan dan petugas; 5. Meskipun ada dukungan Pemerintah Kabupaten Majalengka terhadap RSUD Majalengka, tidak selalu dapat menjamin perkembangan Rumah Sakit. Hal ini disebabkan oleh upaya pesaing untuk memenangkan persaingan pasar tidak pernah berhenti. Agar menang bersaing, pihak Manajemen RSUD Majalengka harus selalu berinovasi dan melakukan diferensiasi agar keunggulan pelayanan selalu tampak nyata di mata masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan. 3.2.5. ASUMSI MAKRO DAN MIKRO Tabel 3.22 ASUMSI MAKRO DAN MIKRO NO ASUMSI Kondisi Makro 1 Tingkat inflasi Prop. Jawa Barat 2012 2 Tingkat Pertumbuhan ekonomi 3 Kurs rupiah terhadap dolar tahun 2014 4 Tingkat SBI 5 Tingkat suku bunga pinjaman Kondisi Mikro 1
2 3
Subsidi yang diterima Pemerintah a. Pemerintah Pusat b. Pemerintah Daerah Tarif layanan
4
Peningkatan Volume Pelayanan a. Pasien Rawat Jalan b. Pasien UGD c. Pasien Rawat Inap d. Pasien Operasi e. Pemeriksaan Radiologi f. Pemeriksaan Laboratorium g. Jumlah resep farmasi Pengembangan produk baru
5
Pengembangan fasilitas rawat inap
6
Pengembangan Layanan Gizi
7
Peningkatan Klas B di Tahun 2018
3,86 6,0% sekitar Rp 11.765,00 7,50% 17%
Masih menerima Masih menerima Masih bisa dirubah sesuai kenaikan harga meningkat sekitar 12% tiap th meningkat sekitar 10% tiap th meningkat sekitar 25% tiap th meningkat sekitar 10% tiap th meningkat sekitar 10% tiap th meningkat sekitar 10% tiap th meningkat sekitar 10% tiap th -Urologi, Cathlab, HD, Home Care Penambahan jumlah kamar dan TT Katering Gizi
Sumber : www.bi.go.id
35
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Laju Inflasi tingkat Provinsi Jawa Barat Berdasarkan publikasi dari BPS selama kurun waktu tahun 2007-2012, rata-rata inflasi selama perioe tahun tersebut sebesar 5,45% capaian terendahnya adalah 3,09% pada tahun 2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada tahun 2008. Terkendalinya inflasi yang mencapai angka di bawah dua digit, kecuali tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi otoritas moneter dengan pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Data laju inflasi dari tahun 2007-2012 sebagai berikut:
Tabel 3.23 Laju Inflasi Jawa Barat Tahun 2007-2012 Tahun
Uraian Inflasi
2007 5,10
2008 11,11
2009 3,09
2010 6,46
2011 3,10
2012 3,86
Sumber : BPS Jawa Barat, Tahun 2013.
3.2.6. STRATEGI Dengan demikian dapat dirumuskan strategi sebagai berikut : Strategi Pelayanan Mengoptimalkan kualitas pelayanan serta mengembangkan produk layanan baru. Meningkatkan fasilitas pelayanan rujukan RS. Meningkatkan mutu pelayanan untuk menangkap peluang kerjasama dg perusahaan & institusi pendidikan. Menyelenggarakan akreditasi versi baru JCI sesuai ketentuan yg berlaku. Meningkatkan sarana prasarana RS. a. Strategi Pengembangan SDM : Meningkatkan kompetensi tenaga medis dan paramedic sesuai SPM RS Meningkatkan komitmen pegawai melalui penerapan reword & punishment. Meningkatkan kemampuan SDM dalam kualitas pelayanan sehingga mampu bersaing. Meningkatkan kepatuhan tenaga medis dalam mengisi berkas rekam medis. Meningkatkan komitmen pegawai serta peningkatan kompetensi pelayanan prima dalam menghadapi persaingan dengan pesaing
36
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
b. Strategi Pemasaran : Mengubah performance zona pelayanan Meningkatkan citra RS (merubah performance) Menambah produk pelayanan yang baru
c. Strategi Keuangan : Menerapkan kemandirian keuangan sesuai dengan fleksibelitas yg diberlakukan bagi PPK-BLUD. Meningkatkan kemampuan manajemen dengan pelatihan-pelatihan.
Alternatif strategi yang akan dilakukan : 1. Market penetration, yaitu pengembangan pasar dengan cara menyentuh seluruh komponen / lapisan masyarakat yang meliputi pasien umum dan pasien peserta asuransi kesehatan seperti INHEALTH, BPJS dan lain-lain; 2. Market development, yaitu pengembangan pasar ke dalam dan keluar wilayah Kabupaten Majalengka melalui aliansi strategis dengan unit pelayanan kesehatan lainnya serta kerja sama dengan pihak ketiga; 3. Product development yaitu pengembangan produk / jasa baru yang sesuai kebutuhan konsumen, diantaranya pengembangan Klinik Jantung , Klinik Paru, Klinik Bedah Syaraf, Klinik Bedah Tulang, Kilinik Gigi Spesialis, Klinik Spesialis Urologi, Pelayanan Obstetri Neonatal emergency Komprehensif, Unit Hemodialisa, USG 4 dimensi, Rawat Inap VVIP, Poli VIP, General Check Up dan paket pemeriksaan kesehatan.
37
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
BAB IV RENCANA PEMASARAN
4.1. SASARAN, TARGET DAN STRATEGI 4.1.1. Sasaran, indikator dan Target Volume Kegiatan Tahun 2014 – 2018 Sasaran yang ingin dicapai oleh RSUD Kabupaten Majalengka adalah adanya peningkatan kinerja pelayanan, kinerja keuangan, dan juga kinerja manfaat. Indikator penilaian kinerja RSUD Kabupaten Majalengka tahun 2014 – 2018 yang ditetapkan dengan berbasis pada Balanced Scorecard adalah sebagai berikut. Bisa juga berbasis Target Pencapaian Standart Pelayanan Minimal RS.
Tabel 4.1 TARGET KINERJA BERBASIS BALANCED SCORE CARD RSUD MAJALENGKA
Perspektif SDM
Indikator 1. Jumlah dokter dan Dokter spesialis 2. Kompetensi SDM
3. Jumlah SDM Non Kes
Proses Pelayanan
1. 2. 3. 4. 5.
BOR Pencapaian Target SPM Otomatisasi Billing Sistem Kalibrasi Peralatan NDR
6. GDR 7. Akreditasi versi 2012
Satuan 48 60% SDM terlatih Minimal 20 jam setahun Sesuai standart RS Klas B
80 % 100% 100% 100 % ,< 25/ 1000 < 45/1000 100%
8. Peningkatan Kelas B
100%
Kepuasan Pengguna
1. Respon Time 2. Delivery Time 3. Kepuasan Pelanggan
Sesuai standar SPM Sesuai standar SPM Sesuai standar SPM
Keuangan
1. Sales Growth
116 %
2. Kinerja Keuangan
Bobot = 20
38
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Target Kinerja Pelayanan Sesuai asumsi mikro yang di proyeksikan terlaksana pada tahun 2014-2018 ( lihat Bab III pada Asumsi Mikro) yaitu adanya pengembangan produk pelayanan baru, peningkatan RS menjadi kelas B, maka dengan mempehitungan prosentase kenaikan rata-rata kunjungan dari tahun 2009 – 2013 dan pencapaian kunjungan sampai dengan bulan Mei 2014, di proyeksikan volume kegiatan pelayanan 20142018 sebagai berikut: Tabel 4.2 Target Kinerja Pelayanan PROYEKSI Variabel
2014
Market Share IRJA
41
2015 46
2016 51
2017 59
2018 70
Kunj rawat jalan Kunj gawat darurat
71.678
80.279 89.913 103.400 124.080
18.079
19.887 21.876
24.063
26.470
Kunjungan rawat inap BOR kelas VIP
18.416
23.020 28.775
35.969
44.961
90
90
90
90
90
- BOR Kelas I
60
65
70
75
80
- BOR Kelas II - BOR Kelas III
50
55
60
65
70
80
80
85
85
85
35.925 39.518
43.469
47.816
jumlah pemeriksaan Lab
32.659
jumlah pemeriksaan Rad RRad Jumlah Operasi (OK)
7.013
7.714
8.485
9.334
10.267
2.282
2.511
2.762
3.038
3.342
Jumlah R/ Pengembangan produk lama dan produk baru Poli Jantung
203.292 243.950 292.740 351.289 421.546
Poli Bedah Syaraf Poli Bedah Tulang Poli Gigi Spesialis Poli Spesialis Paru Poli Spesialis Urologi Poli VIP 39
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Unit Hemodialise MCU/General Check Up USG 4 Dimensi Rawat Inap VVIP
BOR kelas VIP yang cenderung selalu penuh, merupakan peluang bagi RSUD Majalengka untuk mengembangkan dan menambah jumlah kamar VIP. Sementara BOR di kelas I dan klas II yang masih rendah perlu di tingkatkan pada 4 tahun mendatang dengan perbaikan tata ruang / melengkapi fasilitas. Pengembangan produk baru ( 15 jenis spesialis ) akan meningkatkan volume pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap. Target Kinerja Manfaat Jika dilihat dari jumlah prosentase penduduk miskin di Kabupaten Majalengka sebesar 14,4 % pada tahun 2012, maka dana yang digunakan untuk pembiayaan kesehatan masyarakat miskin dalam tahun 2014 sampai dengan 2018 dapat tergambar dari jumlah pasien yang dilayani di RSUD Majalengka sebagaimana tertera dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Target Kinerja Pelayanan untuk Pasien BPJS PROYEKSI
Variabel
Kunj rawat jalan Kunjungan rawat inap - BOR Kelas III
2014
2015
41.080 11.620
46.010 13.363
80
40
80
2016
2017
2018
51.531 59.260 15.367 18.441
71.112 23.051
85
85
85
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Target Kinerja Keuangan Dengan adanya peningkatan volume pelayanan sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.2, maka pendapatanpun meningkat sebagaimana dalam tabel 4.4 berikut ini Tabel 4.4 Target Pendapatan Per Unit Layanan 2014 – 2018 No.
Unit Layanan
1.
Instalasi Gawat Darurat
2.
Rawat Jalan
3. 4. 5.
Instalasi Rawat Inap Instalasi Bedah Sentral Instalasi Laboratorium
6.
Instalasi Radiologi
7.
Instalasi Farmasi
8.
Instalasi Sanitasi
9.
Instalasi Gizi
10. 11. 12. 13. 14.
2014
2016
2017
2018
1.247.678.582
1.372.446.441
1.509.691.085
1.660.660.193
1.826.726.212
3.751.968.804
4.127.165.684
4.746.240.537
5.695.488.644
7.119.360.806
6.736.360.241
7.409.996.265
9.262.495.331
11.578.119.164
14.472.648.955
3.191.507.734
3.510.658.507
3.861.724.358
4.247.896.793
4.672.686.473
3.254.491.327
3.579.940.460
3.937.934.506
4.331.727.957
4.764.900.752
530.512.248
583.563.473
671.097.994
771.762.693
887.527.097
19.740.005.249
21.714.005.774
23.885.406.351
26.273.946.986
28.901.341.685
10.498.699
11.548.569
12.703.426
13.973.769
15.371.145
2.525.172.118
2.777.689.329
3.055.458.262
3.361.004.089
3.697.104.497
1.248.000
1.372.800
1.510.080
1.661.088
1.827.197
20.945.287
23.039.816
25.343.798
27.878.177
30.665.995
34.746.000
38.220.600
42.042.660
46.246.926
50.871.619
296.081.306
325.689.437
358.258.381
394.084.219
433.492.641
26.520.000 41.367.735.595
29.172.000 45.504.509.155
32.089.200 51.401.995.968
35.298.120 58.439.748.818
38.827.932 66.913.353.005
Instalasi Catatan Medik Unit Kerja Perbendaharaan Unit Kerja Litbang Unit Kerja Bagian Umum Unit Kerja Bagian Perlengkapan Jumlah
2015
Pendapatan di poli rawat jalan meningkat rata-rata per tahun 18,75% dengan adanya penambahan poli spesialis baru dan penambahan dokter spesialis dasar yang semula masing-masing 1 menjadi masing-masing 3. Sedangkan pendapatan dari poli rawat inap meningkat rata-rata 25 % .
4.2. STRATEGI PEMASARAN Strategi secara garis besar, strategi yang ditempuh oleh RSUD Majalengka untuk 5 tahun kedepan adalah : 41
Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka
Kebijakan Tarif Pelayanan Dengan asumsi makro tentang inflasi 4 % yang berakibat pada kenaikan harga bahan habis pakai maupun peralatan kesehatan serta adanya kenaikan kemampuan daya beli masyarakat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Majalengka 4,29% per tahun, maka bisa dipertimbangkan kebijakan Tarip Pelayanan RSUD Majalengka yang lebih mendekati perhitungan unit cost . Sehingga kinerja keuangan akan dapat meningkat lebih rasional dalam 5 tahun kedepan.
Pengembangan Produk Baru (Program Klinik) - Strategi
pengembangan
produk
dilakukan
dengan
membuka
layanan
baru/memperbaiki pelayanan lama, sehingga jenis pelayanan klinik di RSUD Majalengka dalam 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Pengembangan Produk Baru
Sasaran Pengguna Pengguna yang membeli langsung (umum, Asuransi Kesehatan, maupun BPJS)
Produk 1. Poli Jantung 2. Poli Bedah Syaraf 3. Poli Bedah Tulang 4. Poli Gigi/Mulut Spesialis (Bedah Gigi/Mulut, Orthodentia, Konservasi) 5. Poli Spesiallis Paru 6. Poli Spesialis Urologi 7. Poli VIP 8. Medicak Check Up/General Check Up
Strategi yang akan ditempuh untuk meningkatkan cakupan pasar adalah Mengubah performance zona pelayanan Meningkatkan citra RS (merubah performance) dengan Service Excellence Mindset (Pelayanan Prima), membentuk unit layanan Customer Service/ Penanganan Keluhan Menjalin kerjasama dengan Perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka
42