No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NTP SUMATERA BARAT JUNI 2015 SEBESAR 97,54 ATAU NAIK 0,73%
NTP Sumatera Barat bulan Juni 2015 tercatat sebesar 97,54 atau naik sebesar 0,73 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 96,83 (Mei 2015). Indeks harga yang diterima petani (It) naik 1,55 persen, dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) juga mengalami kenaikan sebesar 0.81 persen.
Pada bulan Juni 2015 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 93,91 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP), 98,64 untuk Subsektor Hortikultura (NTPH), 96,02 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), 102,58 untuk Subsektor Peternakan (NTPT), dan 107,33 untuk Subsektor Perikanan (NTN). Subsektor Perikanan terbagi menjadi dua, yaitu Subsektor Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 101,50 dan 108,81.
Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan Juni 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 1,02 persen yang disebabkan terjadinya inflasi pada kelompok Bahan Makanan (1,86 persen), Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau (0,57 persen), kelompok Perumahan (0,64 persen), kelompok Sandang (0,80 persen), kelompok Kesehatan (0,04 persen), kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga (0,06 persen). Sementara kelompok Transportasi dan Komunikasi mengalami deflasi sebesar 0,09 persen.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 11 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan Juni 2015, NTP Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 0,73 persen dibanding bulan Mei 2015, yaitu dari 96,83 menjadi 97,54. Hal ini disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,55 persen, lebih besar dari kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian sebesar 0,81 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Mei 2015 – Juni 2015 (2012=100) Mei 2015
Juni 2015
Persentase Perubahan (%)
(2)
(3)
(4)
Bulan Kelompok dan Sub kelompok (1) 1. Tanaman Pangan a. NilaiTukar Petani (NTPP)
94,79
93,91
-0,93
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
98,83
98,63
-0,21
c. Indeks Diterima Petani
111,96
111,83
-0,11
- Padi
112,58
112,20
-0,34
- Palawija
109,79
110,55
0,69
118,11
119,09
0,83
- Indeks Konsumsi RumahTangga
119,78
121,06
1,07
- Indeks BPPBM
113,28
113,39
0,09
d. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH)
97,40
98,64
1,27
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
104,46
106,65
2,10
c. Indeks Diterima Petani
114,02
116,43
2,11
- Sayur-sayuran
117,63
120,79
2,68
- Buah-buahan
107,79
108,82
0,95
101,52
104,29
2,72
- Tanaman Obat d. Indeks Dibayar Petani
117,06
118,03
0,83
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,78
119,96
0,99
- Indeks BPPBM
109,15
109,16
0,01
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR)
94,45
96,02
1,66
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
102,26
104,65
2,34
c. Indeks Diterima Petani
112,29
115,22
2,60
112,29
115,22
2,60
118,90
120,00
0,93
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,55
121,80
1,04
- Indeks BPPBM
109,82
110,10
0,26
a. Nilai Tukar Petani (NTPT)
101,18
102,58
1,38
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
106,88
108,78
1,77
c. Indeks Diterima Petani
114,08
116,46
2,09
- Ternak Besar
110,86
113,23
2,14
- Ternak Kecil
108,24
107,99
-0,22
- Unggas
123,36
126,34
2,42
- HasilTernak
122,24
124,91
2,18
112,75
113,53
0,69
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
119,34
120,61
1,07
- Indeks BPPBM
106,73
107,06
0,31
a. Nilai Tukar Petani (NTN)
106,96
107,33
0,34
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
114,59
115,43
0,73
c. Indeks Diterima Petani
121,74
122,52
0,64
- Tangkap
120,03
120,02
-0,01
- Budidaya
122,15
123,12
0,80
113,81
114,15
0,30
- Indeks Konsumsi RumahTangga
119,16
119,81
0,54
- Indeks BPPBM
106,24
106,14
-0,09
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) d. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan
d. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan
d. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
2
Mei 2015
Juni 2015
Persentase Perubahan (%)
(2)
(3)
(4)
Bulan Kelompok dan Sub kelompok (1) 5.a. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Petani
101,88
101,50
-0,37
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
103,31
103,21
-0,10
c. Indeks Diterima Petani
120,03
120,02
-0,01
- Penangkapan Perairan Umum
116,00
116,99
0,85
- Penangkapan Laut
120,14
120,10
-0,04
d. Indeks Dibayar Petani
117,82
118,24
0,36
- Indeks Konsumsi RumahTangga
119,03
119,69
0,56
- Indeks BPPBM
116,19
116,28
0,08
a. Nilai Tukar Petani
108,25
108,81
0,51
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
117,64
118,74
0,93
c. Indeks Diterima Petani
122,15
123,12
0,80
- Budidaya Air Tawar
122,15
123,12
0,80
d. Indeks Dibayar Petani
112,84
113,16
0,28
- Indeks Konsumsi RumahTangga
119,20
119,84
0,54
- Indeks BPPBM
103,83
103,69
-0,13
5.b. Perikanan Budidaya
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP)
96,83
97,54
0,73
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
103,00
104,42
1,39
c. Indeks Diterima Petani
113,25
115,01
1,55
d. Indeks Dibayar Petani
116,96
117,91
0,81
- Indeks Konsumsi RumahTangga
119,73
120,95
1,02
- Indeks BPPBM
109,96
110,13
0,16
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada bulan Juni 2015 NTP empat subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor Hortikultura (1,27 persen), subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (1,66 persen), subsektor Peternakan (1,38 persen) dan subsektor Perikanan (0,34 persen). Sedangkan subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,93 persen.
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Juni 2015 terjadi kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,55 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 113,25 menjadi 115,01. Meningkatnya nilai It diakibatkan oleh meningkatnya nilai It pada empat subsektor, yaitu Subsektor Hortikultura sebesar 2,11 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,60 persen, Subsektor Peternakan sebesar 2,09 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,64 persen. Sedangkan It pada Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,11 persen,
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Juni 2015 indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Menaiknya nilai Ib disebabkan oleh naiknya nilai Ib pada semua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan (0,83 persen), Subsektor Hortikultura (0,83 persen), Subsektor Perkebunan Rakyat (0,93 persen), Subsektor Peternakan (0,69 persen) dan Subsektor Perikanan (0,30 persen). Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
3
Grafik 1 NTP Sumatera Barat Bulan Juni 2014 – Juni 2015 (2012=100)
108
105
NTP
102
100.85
100.70
100.50
101.37 100.53
99
100.17
99.15
98.66
99.93
97.71 98.54
96
97.54
98.97 96.83
93
90
Bulan
4.
NTP Subsektor a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Juni 2015 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,93 persen. Hal ini dikarenakan menurunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,11 persen, Sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen. Menurunnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh menurunnya indeks subkelompok padi sebesar 0,34 persen. Sedangkan subkelompok palawija mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen diakibatkan oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 1,07 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,09 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Juni 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,27 persen dari 97,40 menjadi 98,64. Hal ini disebabkan karena peningkatan indeks harga yang diterima petani (2,11 persen) lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (0,83 persen). Menaiknya nilai It disebabkan adanya kenaikan nilai indeks harga pada semua komoditas subkelompok Sayur-sayuran sebesar 2,68 persen, subkelompok Buah-buahan sebesar 0,95 persen, dan subkelompok Tanaman Obat sebesar 2,72 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,83 persen disebabkan naiknya indeks harga subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,99 persen, dan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,01 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
4
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR pada bulan Juni 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,66 persen, yaitu dari 94,45 menjadi 96,02. Meningkaynya nilai NTPR ini disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang diterima petani sebesar 2,60 persen, dan Indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,93 persen. Menaiknya nilai Ib diakibatkan menaiknya indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,04 dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,26 persen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT pada Juni 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,38 persen, yaitu dari 101,18 menjadi 102,58. Kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh peningkatan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 2,09 persen lebih besar dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,69 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena kenaikan pada tiga subkelompok yaitu : Subkelompok Ternak Besar, Unggas dan Hasil Ternak masing-masing sebesar 2,14 persen, 2,42 persen, 2,18 persen. Sedangkan subsektor ternak kecil mengalami penurunan sebesar 0,22 persen. Kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh kenaikan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,07 dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,31 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTN) Pada bulan Juni 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,34 persen, yaitu dari 106,96 menjadi 107,33. Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,64 persen, lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen. Peningkatan nilai It merupakan kontribusi dari peningkatan subkelompok subsektor budidaya ikan sebesar 0,80 persen, sementara subsektor penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 0,01. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi diakibatkan kenaikan indeks subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,54 persen. Sementara Indeks subkelompok BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,09 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Juni 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 1,02 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terjadinya inflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari perubahan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan (1,86%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,57%), kelompok Perumahan (0,64%), kelompok Sandang (0,80%), kelompok kesehatan (0,04%), kelompok kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olahraga (0,06%). Sedangkan kelompok Transportasi dan Komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,09 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
5
Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Mei 2015-Juni 2015 (2012=100) Laju Inflasi Inflasi Pedesaan Perdesaan Tahun Kalender Juni 2015 *) **)
Inflasi Pedesaan Tahun ke Tahun ***)
Rincian Pengeluaran
IHK Perdesaan Mei 2015
IHK Perdesaan Juni 2015
(1)
(2)
(3)
Konsumsi Rumah Tangga
119.73
120.95
1.02
-0.34
7.84
Bahan Makanan
127.99
130.37
1.86
-2.76
9.32
Makanan Jadi
113.82
114.47
0.57
4.56
7.60
Perumahan
114.59
115.33
0.64
3.12
7.36
Sandang
109.30
110.18
0.80
2.30
5.10
Kesehatan
111.78
111.83
0.04
2.18
4.74
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
109.53
109.59
0.06
1.48
3.20
Transportasi dan Komunikasi
119.42
119.31
-0.09
-5.94
7.01
(4)
(5)
(6)
*) Persentaseperubahan IHK Perdesaan Bulan Juni 2015 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juni 2015 terhadap Bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juni 2015 terhadap Bulan Juni 2014
Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Juni 2015 sebesar -0,34 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun (year on year) sebesar 7,84 persen. Grafik 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Mei 2013 – Juni 2015 (2012=100)
4
2.57
2.21 2.00 1.31 1.02
0.98 0.76
-0.020.54
0.04 0.42
0.38
-0.05
0
0.89
1.00
1.08
0.37
0.92
0.50
-0.05 0.09 -0.17
-0.11
0.29
Jun-15
May-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Dec-14
Nov-14
Oct-14
Sep-14
Aug-14
Jul-14
Jun-14
May-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Dec-13
Nov-13
Oct-13
Sep-13
Aug-13
Jul-13
-2
Jun-13
-0.97
May-13
Inflasi Perdesaan
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
6
PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JUNI 2015 HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 3,03%
Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Juni 2015, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 100 persen.
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Cisokan yaitu sebesar Rp 5.600,- per kg yang terjadi di Kabupaten Solok. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang , yaitu senilai Rp 3.700,00- per kg, terjadi di Kabupaten Pasaman.
Sama dengan bulan sebelumnya, pada bulan Juni 2015 rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 3,03 persen dari 4.463,94,- per kg ( Mei 2015) menjadi Rp 4.328,72,- per kg ( Juni 2015), dan di tingkat penggilingan turun 3,08 persen dari Rp 4.553,49,- per kg ( Mei 2015) menjadi Rp 4.413,39,- per kg ( Juni 2015). Sementara itu, rata – rata harga gabah kualitas rendah dan gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.
Survei harga produsen gabah berasal dari 99 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Juni dibanding bulan Mei untuk kualitas GKP mengalami penurunan sebesar 3,03 persen Rp 4.463,94 per kg (Mei 2015) menjadi Rp 4.328,72 per kg (Juni 2015). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 3,08 persen dari Rp 4.553,49,- per kg (Mei 2015) menjadi Rp 4.413,39,- per kg (Juni 2015). Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Juni 2015 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
HHarga Pembelian Rata-rata HargaP Pemerintah Tkt Penggilingan ( (Rp/Kg) (Rp/Kg) Rata-rata
Harga di Tk Petani (Rp/Kg)
(Rp/kg)
(%)
(7)
(8)
(9)
4.600,00,-
--
--
3.700,00,(Petani)
628,72
16,99
3.750,00,(Penggilingan)
663,39
17.69
--
--
--
--
--
--
--
--
Terendah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
0 (0,00%)
--
--
--
--
GKP
99 (100%)
3700,00-
0 (0 %)
--
--
--
103 (100,00)
--
--
--
KualitasRendah
Total
5.600,00,-
4.328,72-
Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)
4413,39,-
Harga gabah kualitas GKP terendah pada Juni 2015 di tingkat petani dijumpai di Kabupaten Pasaman, yaitu sebesar Rp 3.700,- per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga terjadi di Kabupaten Pasaman, yaitu Rp 3.800,- per kg. Sementara harga tertinggi di tingkat petani terjadi di Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
7
Kabupaten Solok , yaitu
sebesar Rp5.600,00,- per kg . Sedangkan harga tertinggi di tingkat
penggilingan juga terjadi di Kab Solok yaitu sebesar Rp 5.650,- per kg. Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat April 2015 s/d Juni 2015 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Tingkat Petani (Rp/Kg)
Apr.’15
Mei.’15
Jun.’15
% Perubahan Bulan Jun. 2015 thdp.Mei 2015
(2)
(5)
(5)
(5)
(6)
(8)
1
Pes, Selatan
4.210,06
4.395,87
4.551,40
3,54
2
Solok
5.218,20
5.171,27
5.060,20
3
Tanah Datar
4.700,30
4.421,05
4
Pdg, Prmn.
4.880,00
5
Agam
6 7
No.
Jun.’15
% Perubahan Bulan Jun. 2015 thdp.Mei. 2015
(9)
(9)
(10)
4.152,22
4.352,72
4.498,02
3,34
-2,15
5.120,53
5.086,60
4.972,20
-2,25
4.431,43
0,23
4.650,30
4.371,05
4.381,43
0,24
4.774,75
4.398,53
-7,88
4.767,50
4.637,25
4.288,53
-7,52
4.420,00
4.147,50
4.087,50
-1,45
4.355,00
4.060,00
4.017,50
-1,05
50 Kota
4.712,63
4.544,00
4.428,00
-2,55
4.600,00
4.420,00
4.306,67
-2,56
Pasaman
4.276,67
4.420,00
3.936,67
-10,94
4.176,67
4.320,00
3.836,67
-11,19
4.631,12
4.553,49
4.413,39
-3,08
4.546,03
4.463,94
4.328,72
-3,03
Kabupaten
(1)
Sumbar
Apr.’15
Mei.’15
Grafik 3 Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Dan HPP Sumatera Barat Jun 2013 – Jun 2015 5795.8
5800
5538.7
5300
Rata-rata Harga (Rp/Kg)
4912.7 4656.8
4800 4300 3800
4432.4 4159.89 4040.5
3960.2
4155.1
4966.1
4981.4
4698.9 4593.5
4649.5
4994.9
5127.0
4584.4
4579.2
4631.1
4890.8 4681.0
4609.1
4553.5
4266.0
4104.4
4059.2
4001.4
3300 2800 2300
Apr-15
May-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Dec-14
Nov-14
okt-14
Sep-14
Jul-14
Aug-14
Jun-14
May-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Dec-13
Oct-13
Nov-13
Sep-13
Jul-13
Aug-13
Jun-13
May-13
Apr-13
Mar-13
1800
Bulan GKP
HPP GKP
Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 17 Maret 2015, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.700,00,- per kg di tingkat petani dan Rp 3.750,00,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4.600,00,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Mei 2015 tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
8
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Informasi lebih lanjut hubungi:
Azwir, S.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159 Homepage : http://sumbar.bps.go.id Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 39/7/13/Th XVIII, 1 Juli 2015
9