PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI “AYO CARI TAHU CARA KERJA PLTN”
Raditya Meidianto Jl. Pondok Jaya II no.20a, Pela Mampang, Jaksel 12720, 082113272409
[email protected] Raditya Meidianto, Aris Darisman, S.Sn., Satrya Mahardhika, S.T., M.Mult
ABSTRAK
Tujuan penelitian dalam perancangan komunikasi visual ini adalah bagaimana cara membuat animasi edukasi 3d yang dapat memberikan wawasan, pengetahuan, dan pembelajaran . Serta bagaimana agar animasi edukasi 3d ini dapat merubah pola pikir masyarakat terhadap nuklir agar masyarakat tidak lagi takut dengan teknologi yang menggunakan tenaga nuklir. Untuk membuat perancangan ini, penulis menggunakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data dari buku, artikel, jurnal, narasumber, dan melakukan studi desain. Sinopsis dari animasi edukasi ini adalah bagaimana cara kerja pembangkit listrik tenaga nuklir dapat menghasilkan tenaga listrik, di mulai dari air yang dipanaskan oleh reaktor nuklir sehingga menjadi uap, kemudian uap yang dihasilkan tersebut menggerakkan turbin dan generator sehingga menghasilkan listrik. Kata Kunci : animasi, edukasi, pembangkit listrik tenaga nuklir, tenaga listrik.
ABSTRACT
The purpose of research in visual communication design is how to make a 3d animation education that can provide insight, knowledge, and learning. As well as how 3d animation education can change people's mindset so that people no longer afraid to nuclear about that using nuclear power technology. To make this design, the authors use research methods by collecting data from books, articles, journals, sources, and study design. The synopsis of animation education is how a nuclear power plant can generate electric power, starting from the water heated by the nuclear reactor so that it becomes steam, and the steam produced drives a turbine and generator to produce electricity. Key Words : animation, education, nuclear power plant, electric power.
PENDAHULUAN Terdapat hubungan yang erat antara manusia dengan energi. Manusia sampai dengan revolusi industri hanya menggunakan sebagian kecil energi yang ada di alam yang disebut energi terbarukan (renewable energy). Sejak revolusi industri, dimungkinkan pemakaian energi dalam jumlah besar yang berasal dari batubara. Memasuki abad 20 pemakaian energi minyak bumi semakin meluas, dan akhir-akhir ini gas alam dan tenaga nuklir telah dimanfaatkan untuk menopang kebutuhan energi dalam jumlah besar. Masa setelah revolusi industri dapat disebut sebagai era penggunaan energi atau
bahan bakar fosil seperti gas alam, minyak bumi dan batubara dalam jumlah besar, yang sampai saat inipun masih berlanjut. Meningkatnya aktivitas manusia dan besarnya tuntutan untuk mendapatkan kepraktisan dan kenyamanan hidup manusia, berakibat pada meningkatnya konsumsi energi. Dengan alasan itulah sampai saat ini, permasalahan kebutuhan energi menjadi alasan bangsa-bangsa di dunia untuk berperang. Di sisi lain, ada gerakan untuk meninjau kembali hubungan antara manusia dengan energi, karena muncul kekhawatiran akan terjadi kerusakan lingkungan bumi akibat konsumsi energi dalam skala besar. Di abad 22 diperkirakan akan terjadi kelangkaan bahan bakar fosil, karena itu perlu dilakukan usaha pengembangan energi untuk menggantikan bahan bakar tersebut. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran, dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan. Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. Pada tahun 1997 di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara sedang berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara dan 36 unit PLTN sedang dalam tahap konstruksi di 18 negara. Keuntungan PLTN dari sisi lingkungan adalah penggunaannya yang sangatlah bersih, tidak menghasilkan CO2 bila dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya. Uranium sebagai bahan bakar PLTN mampu menghasilkan energi listrik yang jauh lebih besar daripada bahan bakar lainnya seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, dimana 1 gram uranium dapat menghasilkan energi panas yang setara dengan hasil pembakaran 4 ton bahan bakar batubara, dan 2 ton bahan bakar minyak bumi. Prinsip kerja PLTN adalah dari reaksi pembelahan uranium dalam suatu reaktor nuklir yang kemudian menghasilkan panas. Dari tenaga panas tersebut digunakan untuk membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap, kemudian uap digunakan untuk menggerakan turbin generator sebagai pembangkit tenaga listrik. Penulis berusaha menjabarkan cara kerja PLTN ke dalam bentuk animasi karena menurut penulis PLTN adalah pembangkit listrik yang akan digunakan dan diterapan di Indonesia dimasa yang akan datang. Tidak semuanya mengetahui bagaimana PLTN bekerja menghasilkan tenaga listrik. Apalagi bagi mereka yang masih duduk di bangku sekolah. Maka dipakailah metode animasi edukasi untuk membantu penyampaian mengenai cara kerja PLTN secara lebih efektif, komunikatif dan menyenangkan.
METODE PENELITIAN Rancangan komunikasi visual animasi edukasi dengan judul "Ayo Cari Tahu Cara Kerja PLTN" ini mengacu pada data pendukung serta sumber-sumber referensi konsep dan visual yang sesuai. Metode referensi yang digunakan oleh Penulis dalam merancang film pendek ini adalah literatur buku, literatur internet, dan video referensi. Semua sumber merupakan bahan-bahan yang membantu memperkuat data teori dan data visual mengenai pembuatan film animasi edukasi ini.
Gambar 1. Video referensi
HASIL DAN BAHASAN Penulis menggunakan satu jenis font untuk membuat desain judul dari animasi edukasi ini, yaitu Gotham Black. Karakter dari Gotham Black sangatlah kuat dan jelas. Penulis membuat dengan sedikit modifikasi huruf yang dibuat sedikit tidak beraturan yang membuat kesan sebagai sifat anakanak yang ceria dan memiliki keingintahuan yang sangat besar.
Gambar 2. Judul Animasi Edukasi “AYO CARI TAHU CARA KERJA PLTN”
Untuk visualisasi karakter Pemilihan bentuk karakter mengadaptasi dari bangunan menara pendingin atau colling tower, yang merupakan bentuk ciri khas dari sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir.
Gambar 3. TOW Untuk visualisasi environment penulis hanya menggunakan 1 environment yaitu sebuah tempat pembangkit listrik tenaga nuklir.
Gambar 8. Environment pembangkit listrik tenaga nuklir
Setelah semua asset sudah selesai, penulis melanjutkan tahap animasi dan post-production. Semua animasi- animasi yang telah selesai, dirender kedalam beberapa sequence untuk digabung menjadi film animasi. Berikut adalah untuk visualisasi scene yang ada pada film animasi edukasi “Ayo Cari Tahu Cara Kerja PLTN” ini.
Gambar 9. Scene Animasi Edukasi “Ayo Cari Tahu Cara Kerja PLTN”
Gambar 10. Scene Animasi Edukasi “Ayo Cari Tahu Cara Kerja PLTN” b
Kemudian penulis juga membuat poster sebagai pelengkap untuk film animasi edukasi ini berikut adalah posternya.
Gambar 11. Poster
SIMPULAN DAN SARAN Masih banyak masyarakat yang takut dengan nuklir sehingga akan sulit apabila nuklir dijadikan sebagai pembangkit listrik utama. Konsumsi energi masyarakat kini pun sangatlah besar, akan sulit mengimbanginya apabila kita masih bergantung kepada batu bara, minyak bumi, dan gas alam, sedangkan batu bara, minyak bumi dan gas alam pun sudah mengalami kelangkaan. Dengan media animasi edukasi ini penulis ingin menyampaikan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir ini aman dan dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat pada masa kini. Untuk menyampaikan pesan tersebut penulis membuatnya dalam bentuk animasi edukasi yang berjudul “Ayo Cari Tahu Cara Kerja PLTN” dimana pada film ini ditampilkan bahwa PLTN memiliki sistem keamanan yang sangat tinggi untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan memperkecil bahaya radiasi pada pekerja, masyarakat dan lingkungan. Penulis berharap agar film animasi edukasi ini dapat membantu mensosialisasikan PLTN di kalangan generasi muda. Diharapakan dengan menonton animasi edukasi ini akan tumbuh wawasan pengetahuan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dan pemanfaatannya. Dan dengan tumbuhnya wawasan itu diharapkan dapat meningkatkan motivasi generasi muda untuk mempelajari teknologi nuklir dan mengembangkannya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
REFERENSI Brata, V. (2007). Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Craig, J., & Scala, I. (2006). Designing with type: The essential guide to typography (5th ed., Rev. ed.). New York: Watson-Guptill Publications. Danton, S. (2008). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Fowler, M. (2002). Animation background layout: From student to professional. Caistor Centre, Ont.: Fowler Cartooning Ink Pub. Henderson, A.J. (2003). The E-Learning Questions and Answer Book: A Survival Guide for Trainers and Bussiness Managers. New York City: AMACOM Ibis, F.(2002). Macromedia Flash Animation & Cartooning: A Creative Guide. California: McGraw Jefkins, F. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga. Johnston, O & Thomas, F. (1995). The Illusion of Life: Disney Animation. USA: Disney Editions. Morioka, A & Stone, T (2006). Color Deign Workbook. USA: Rockport Publishers, Inc. Wisnu, A. (2007). Teknologi Nuklir : Proteksi Radiasi Dan Aplikasinya. Jakarta : Andi Publisher. Yoga, P. (2007). Mengenal Pembangkit Tenaga Nuklir. Jakarta : Kementrian
Riset dan Teknologi.
RIWAYAT PENULIS Raditya lahir di kota Jakarta, pada tanggal 1 Mei 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Animasi pada tahun 2015.