e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN MODEL TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Ni Luh Putu Intan Sari Dewi1, I Wayan Darsana2, Komang Ngurah Wiyasa3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia e-mail:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 37 siswa dengan jumlah perempuan 24 orang dan jumlah lakilaki 13 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes dan instrumen yang digunakan adalah berupa tes objektif pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I mencapai 45,94% atau 17 dari 37 siswa mendapat nilai ≥ 3,51 (A-) dan pada siklus II mencapai 78,37% atau 28 dari 37 siswa mendapat nilai ≥ 3,51 (A -). Nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa meningkat dari siklus I ke siklus II = 32,43%. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping, kompetensi pengetahuan IPS. Abstract This classroom action research aims to increase the competence mastery of social studies knowledge in grade IVB students of SD Negeri 5 Peguyangan trough the application of cooperatif learning model type TPS in scientifik approachment assisted concept mapping. This study is a classroom action research which was implemented into two cycles, and consisted of 37 students, that were 24 female and 13 male of fourt grade students of SDN 5 Peguyangan in the academic year of 2015/2016 as the subject of the study. In this study collecting data conducted with test. The test method used to obtain data on the competency mastery of social studies knowledge, the test used of objective multiple choice test . The data obtained from the test than analyzed with descriptive statistical analysis and quantitative methods. The results of this study shows that the students competence mastery of social studies knowledge in the first cycle was 45,94%, or from the total number of 37 students, 17 students got score ≥ 3.51 (A -). On the second cycle the students achievement was 78.37% or 28 students from the total number of 37 student, got score ≥ 3.51 (A-). Value competency mastery of mathematical knowledge of students increase from cycle I to cycle II = 32,43%. Based on result this study, that the application of the cooperatif
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 learning model type TPS in scientifik approachment assisted concept mapping can increase the competence mastery of social studies knowledge in grade IVB students of SD Negeri 5 Peguyangan knowledge teaching of 2015/2016. Keywords : model of cooperatif learning type TPS in scientifik approachment assisted concept mapping, the competence of social studies knowledge.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu dan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif sehingga mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan sistem pendidikan yang baik akan dapat meningkatkan mutu pendidikan untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dan lembagalembaga pendidikan. Usaha-usaha tersebut ditandai dengan adanya perubahanperubahan kurikulum dan model-model pembelajaran yang dilakukan oleh para pengelola pendidikan maupun praktisi pendidikan. Kurikulum dibuat didasarkan pada prinsip bahwa setiap pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terdapat pada setiap kurikulum berbentuk kemampuan dasar yang dapat dipelajari dan dikuasai oleh siswa. “Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya, dan secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofi bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.” (Daryanto, 2014:1). Sedangkan “secara pedagogis , kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk siswa mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai denagan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan
masyarakat dan bangsanya” (Daryanto, 2014:1). Kurikulum terbaru yang diterapkan sekarang adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 pada hakikatnya mendorong siswa untuk memiliki kemampuan interpersonal, antarpersonal maupun kemampuan berpikir kritis sehingga diharapkan mampu menghasilkan lulusan sekolah yang cerdas, kreatif, inovatif, percayaan diri serta memiliki sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Kurniasih (2014: 29) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi masalah) merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dalam pembelajaran sebagai implementasi dari kurikulum 2013, mata pelajaran menjadi tematik terintegratif kecuali Agama dan bahasa Inggris. Pembelajaran tematik terintegratif merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kompetensi dan berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Mata pelajaran yang terdapat dalam pembelajaran tematik umumnya ada lima yaitu IPA, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika dan IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pembelajaran yang diajarkan di SD. IPS merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial dan masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan dan perpaduan. Pada dasarnya tujuan dari pembelajaran IPS adalah “untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi” (Trianto, 2011:174). Dalam kurikulum 2013, tujuan pendidikan IPS adalah untuk menghasilkan warga Negara yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius, jujur, demokratif, kreatif, kritis, analitis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya serta berkomunikasi dan produktif. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siswa kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan diperoleh bahwa keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Adapun hasil dari kompetensi pengetahuan pada mata pelajaran IPS siswa kelas IVB yang diperoleh dari nilai rekap rapot semester I, dari siswa yang berjumlah 37, sebanyak 1 siswa mendapat nilai C, 5 siswa mendapat nilai C+, 12 siswa mendapat nilai B-, 11 siswa mendapat nilai B, 5 siswa mendapat nilai B+ dan 3 orang mendapat nilai A- . Berdasarkan nilai ulangan umum tersebut, didapat bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa adalah 2,84 berada pada predikat B-. Dari hasil observasi dan dilihat fakta yang ada, siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan mempunyai potensi untuk meningkatkan nilai yang diperoleh apabila pembelajaran lebih dioptimalkan. Sering terjadi dalam proses pembelajaran, siswa cenderung berpatokan hanya pada materi yang diberikan guru. Banyak siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran IPS merupakan materi yang hanya harus dihafal tanpa mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan bermasyarakat. Siswa hanya berpacu pada materi yang ada di buku tanpa menelaah isi materi tersebut sehingga materi yang dipelajari cepat dilupakan begitu saja. Situasi ini menyebabkan pembelajaran yang dilaksanakan kurang bermakna. Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa dan menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan
inovasi dan mengembangkan kreativitasnya agar pembelajaran menjadi menarik dan bermakna. Semua siswa diharapkan berpartisipasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan dari kurikulum 2013. Selain itu dalam proses pembelajaran, teknik diskusi yang dilakukan harus bervariasi sehingga siswa merasa tidak jenuh. Pembelajaran IPS adalah salah satu pembelajaran yang membutuhkan pemahaman dan partisipasi aktif dari siswa agar materi IPS yang bersifat abstrak dapat dengan mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Oleh karena itu guru harus mampu menggunakan variasi dalam teknik diskusi serta menggunakan media-media pembelajaran yang mampu mendorong semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga akan tercipta partisipasi aktif dari siswa dan pembelajaran bermakna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Potensi siswa untuk meningkatkan nilai yang diperoleh perlu didukung dengan penerapan variasi model yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep IPS serta menumbuhkan keaktifan siswa secara merata. Cenderung diskusi yang dilakukan oleh guru dan siswa kurang efektif dan efisien karena hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi sedangkan siswa yang lain hanya sebagai pendengar yang pasif. Ini dapat berdampak kurang baik untuk siswa yang pasif karena mereka didominasi oleh siswa yang aktif sehingga siswa yang pasif akan sulit untuk berkembang karena merasa dirinya kalah saing dengan siswa yang selalu aktif. Berdasarkan hal tersebut, guru dituntut untuk berinovasi dengan mengkombinasikan model pembelajaran dan media yang tepat dalam pendekatan saintifik untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan bermakna sehingga dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa. Untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan IPS dan pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna, guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan karena penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, serta dapat menumbuhkan berpikir kritis, memecahkan masalah, sehingga bisa memadukan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran memiliki banyak tipe sehingga sangat memungkinkan dijadikan alternative untuk mengatasi masalah dalam proses pembelajaran. Salah satu tipe model pembelajaran yang menuntut motivasi, partisipasi aktif dari seluruh siswa dan dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Model pembelajaran tipe TPS merupakan pembelajaran kooperatif yang dicanangkan untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran dengan model TPS dalam pendekatan saintifik dapat diterapkan pada semua muatan materi yang ada di sekolah dasar untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. (Isjoni, 2010:78).. Salah satu muatan materi tersebut adalah IPS. Dipilihnya model kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik karena model ini memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis serta bekerjasama dengan sesama siswa. Model ini sangat cocok dipadukan dengan pendekatan saintifik karena tahapan-tahapan model ini dapat dipadankan dengan tahapan-tahapan dari pendekatan saintifik. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Dalam artian model pembelajaran TPS memberi siswa lebih banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu.
Selain itu, model pembelajaran TPS juga dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. Sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan . Selain pengggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran yang diberikan, seorang guru juga harus mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk membantu penyajian dari materi tersebut. Salah satu media yang mendukung model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik adalah dengan concept mapping (peta konsep). Sebagai salah satu pembelajaran yang bersifat hafalan, dalam pembelajaran IPS dibutuhkan media yang dapat membantu siswa dengan mudah untuk mengingat konsep-konsep dalam materi pembelajaran. Menurut Martin (dalam Trianto 2011:157) bahwa “Concept Mapping merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna di kelas” Pembelajaran dengan menggunakan concept Mapping memberikan banyak manfaat diantaranya siswa lebih cepat memahami seluruh informasi yang diberikan guru maupun materi yang dibelajarkan. Kemudian siswa dapat menyusun kembali informasi yang didapat dan menghubungkan antar informasi tersebut dengan membuat concept mapping sesuai dengan kreativitas siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. Dengan demikian melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan Concept mapping dapat membantu guru untuk lebih mudah dalam penyajian pembelajaran khususnya dalam muatan materi IPS dan memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara aktif dan terorganisasi. Kondisi pembelajaran yang 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 demikian membantu siswa untuk lebih mudah dan cepat dalam memahami dan menyerap materi pembelajaran sehingga berpengaruh pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalam Pendekatan Saintifik Berbantuan Concept Mapping untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas IVB SDN 5 Peguyangan Tahun Ajaran 2015/2016.
kompetensi dasar dan kompetensi inti. Validitas isi ini dilakukan dengan membuat kisi-kisi soal dan validitas isi juga dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada guru kelas IVB SDN 5 Peguyangan dan mengkonsultasikan dengan dosen IPS di lingkungan UNDIKSHA. Setelah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terkumpul, maka dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data digunakan analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB sebagai pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yaitu sebagai berikut. (1) Setelah diperoleh skor penguasaan kompetensi pengetahuan IPS maka ditentukan nilai masing – masing siswa dengan rumus :
METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dirancang untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, yaitu dua kali pelaksanaan pembelajaran dan satu kali untuk tes akhir siklus. Penelitian ini dilaksakan di SDN 5 Peguyangan yang beralamat di jalan Singosari No.28 Denpasar. Subjek penelitian ini adalah siswa kela IVB SDN 5 Peguyangan tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 37 orang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelas ini masih rendah. Sementara objek penelitian ini adalah hasil belajar berupa penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang didapat dari hasil belajar pengetahuan IPS. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda biasa. Validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator,
N=
×4
(Diadopsi dari Kemendikbud , 2014) (2) Menentukan nilai rata – rata penguasaan kompetensi IPS dengan menggunakan rumus sebagai berikut. M=
(Agung,2014:143)
Keterangan : M = Mean ( rata – rata) Ʃfx = Jumlah nilai seluruh siswa N = jumlah data/individu (3) menghitung rumus
median
menggunakan
(Sudijono, 2010 : 143) Keterangan : Mdn= median u = upper limit ( batas atas nyata dari interval yang mengandung median 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 N = Banyaknya data/jumlah sampel Fka = Frekuensi kumulatif yang terletak diatas interval yang mengandung median Fkb = Frekuensi kumulatif yang terletak dibawah interval yang mengandung median fi = frekuensi kelas median (4) mencari modus data tunggal dapat dilakukan dengan mencari skor yang memiliki frekuensi yang paling banyak. Skor yang memiliki frekuensi yang paling banyak itulah yang disebut modus. (5) setelah nilai akhir didapatkan, maka hasilnya di konvensikan ke dalam tabel konvensi seperti berikut.
(6) selanjutnya data disajikan ke dalam grafik poligon Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sampai tercapainya indikator keberhasilan yaitu skor penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yaitu 75% dari 37 siswa mendapat nilai A- skor minimal 3,51 (A-). Jika perolehan skor penguasaan kompetensi pengetahuan siswa 75% mendapat nilai A- dengan skor minimal 3,51 sudah terpenuhi maka tindakan dihentikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping pada tema Cita-Citaku. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teknik analisi data yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I yang telah dianalisis, bahwa hanya 17 siswa yang mendapat nilai ≥ 3,51 (A-). Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan sebagai berikut.
Skor Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Skor Siswa 3,85 – 4,00 3,51 – 3,84
Huruf
Predikat
A
SB (Sangat Baik)
A-
3,18 – 3,50
B+
2,85 – 3,17
B
2,51 – 2,84
B-
2,18 – 2,50
C+
1,85 – 2,17
C
1,51 – 1,84
C-
1,18 – 1,50
D
1,00 – 1,17
D
B (Baik)
C (Cukup)
D (Kurang)
(Diadopsi dari Kemendikbud , 2014:23)
Tabel Rekapitulasi Nilai pada Siklus I No 1
Objek Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS
Mean 3.33
Siklus I Median 3.40
Berdasarkan perolehan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan beberapa penyempurnaan untuk memperoleh hasil yang lebih optimal dan indikator
Modus 3.60
Ketercapaian 45,94%
Indikator keberhasilan 75%
keberhasilan tercapai. Pada siklus II ini mengacu pada hasil refleksi siklus I bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui penerepan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping Hasil penelitian siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut. 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel Rekapitulasi Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan Siklus I dan Siklus II N o
Objek
1
Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS
M 3.33
Siklus I Mdn Mo 3.40
3.60
Ketercapaian Siklus I
M
45.94%
3.61
Siklus II Mdn Mo 3.30
3.80
Keterca paian Siklus II 78.37%
Indikator keberha silan 75%
Keterangan : M
= Mean
Mdn
= Median
Mo
= Modus
Data rekapitulasi nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan siklus I dan
siklus II juga dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.
Tabel Rekapitulasi Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kriteria
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Persentase
8,1%
45,94%
78,37%
32,43%
Gambar 4.3 Grafik histogram peningkatan persentase rata-rata nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS
Berdasarkan data pada grafik, penguasaan kompetensi pengetahuan IPS meningkat, pada siklus I 45,94% siswa mendapat nilai ≥ 3,51 (A -), di siklus II 78,37% siswa mendapat nilai ≥
3,51 (A-). Dari siklus I ke siklus II nilai penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa meningkat = 32,43%. Hasil analisis data pemguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang sudah ditetapkan, maka penelitian ini dihentikan.
Secara umum penelitian yang telah dilakukan sudah dikatakan berhasil dan memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II terlihat pencapaian kompetensi pengetahuan siswa pada muatan materi IPS sudah mengalami peningkatan dari prasiklus. Adapun data yang diperoleh pada siklus I meliputi data nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Adapun persentase nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I yakni 45,94% dimana 5 siswa masih berada pada nilai minimal ketuntasan (2,60) dengan kategori B- , 7 siswa masih berada pada nilai minimal ketuntasan (3,00) dengan kategori B, 8 siswa masih berada pada nilai minimal ketuntasan (3,20) dengan kategori B+ dan 17 siswa sudah berada pada kriteria ketuntasan minimal pada indikator keberhasilan yaitu 3,51 dengan kategori (A-). Rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS ini sudah mengalami peningkatan dari prasiklus yaitu 37,84%. Meski telah terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I, namun hasil tersebut belum mencapai target indikator keberhasilan. Untuk itu dilanjutkan pada siklus II sebagai upaya meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa agar mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Sebelum dilakukan tindakan pada siklus II, dilakukan refleksi terhadap siklus I. Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan pada siklus 1 yaitu siswa belum fokus dalam mengidentifikasi permasalahan yang diberikan saat proses berpikir sehingga siswa cenderung mengganggu temannya yang lain. Beberapa siswa masih belum mampu berdiskusi dengan baik dengan pasangannya, hal ini terlihat pada beberapa kelompok masih bekerja secara individu. Selain itu, dalam tahap berbagi/sharing dengan teman di kelas, beberapa pasangan masih terlihat malu-malu dalam menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping diterapkan karena terdapat permasalahan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan. Maka dari itu upaya peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping. Berdasarkan konfirmasi yang dilakukan dengan guru wali kelas IVB di SDN 5 Peguyangan serta disesuaikan dengan jadwal penelitian yang sudah dirancang, maka tema yang muncul pada minggu pertama di bulan Maret adalah tema 7 yaitu Cita-Citaku. Menurut wali kelas IVB, pelaksanaan pembelajaran dengan tema Cita-Citaku tidak bisa dilaksanakan tepat sesuai dengan jadwal dikarenakan banyaknya hari libur dan pelaksanaan UTS. Hal tersebut menyebabkan pelaksanaan pembelajaran kurang efektif sehingga tema pembelajaran yang dibelajarkan tidak sesuai dengan minggu yang sudah dijadwalkan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan pada tema Cita-Citaku dengan sub tema 1 (Aku dan Cita-Citaku) dan sub tema 2 (Hebatnya Cita-Citaku). Berdasarkan hasil Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam siklus ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS setelah diterapkannya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping pada siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan tahun pelajaran 2015/2016, pada tema Citacitaku. 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, maka dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping lebih dioptimalkan dengan cara memfokuskan perhatian siswa untuk mengidentifikasi permasalahan yang diberikan dengan bantuan concept mapping dan memberikan kebebasan pada siswa untuk menemukan jawaban dari berbagai sumber. Membimbing dan mendampingi siswa ketika kegiatan diskusi serta mengingatkan siswa bahwa hasil dari proses diskusi agar dapat dipertanggungjawabkan serta menumbuhkan kepercayan diri siswa dalam menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan memberikan apresiasi pada kelompok yang mampu menyampaikan hasil diskusi dengan baik serta percaya diri. Setelah perbaikan-perbaikan yang dilakukan terhadap kukurangan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, maka terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada siklus II. Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada siklus II diperoleh persentase rata-rata sebesar 78,37% . Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I yang sebelumnya hanya mencapai 45,94%. Dimana 1 siswa masih berada pada nilai minimal (2,80) dengan kategori B- , 1 siswa masih pada nilai minimal (3,00) dengan kategori B, 6 siswa masih berada pada nilai minimal (3,40) dengan kategori B+, dan 29 siswa berada pada kriteria ketuntasan minimal pada indikator keberhasilan yaitu 3,51 dengan kategori (A-). Berdasarkan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh, kriteria keberhasilan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa sudah tercapai. Pada siklus II, secara umum kendala atau hambatan yang terjadi pada siklus I tidak lagi terlihat. Siswa sudah mulai menunjukkan peningkatan dalam pembelajaran yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping.
Kemampuan siswa secara individu maupun kemampuan siswa dalam belajar secara berkelompok dapat berkembang dengan baik, serta siswa sudah menunjukkan kepercayaan dirinya untuk berbicara atau menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Berdasarkan data penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping, penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada tema cita-citaku siswa kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan tahun ajaran 2015/2016 telah meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan tahun pelajaran 2015/2016 pada tema Cita-citaku. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II terlihat pencapaian kompetensi pengetahuan siswa pada muatan materi IPS sudah mengalami peningkatan dari prasiklus. Persentase nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I yakni 45,94% dari 37 siswa mendapat nilai dengan predikat A- dan pada siklus II diperoleh persentase nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yakni 78,37% dari 37 siswa mendapat nilai dengan predikat A-. Berdasarkan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh, kriteria keberhasilan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa sudah tercapai. Berdasarkan simpulan tersebut, dapat disampaikan beberapa saran kepada (1) siswa, disarankan dalam melakukan kegiatan pembelajaran untuk lebih memperhatikan dan lebih fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi dengan baik. (2) guru, diharapkan agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 pendekatan saintifik berbantuan concept mapping untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS di kelas IVB SDN 5 Peguyangan (3) kepala sekolah sekolah, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan dalam upaya menentukan kebijakan sekolah serta meningkatlkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pendekatan saintifik berbantuan concept mapping (4) peneliti lain, diharapkan agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi terhadap penelitian yang akan dilakukan, khususnya penelitian yang relevan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud. 2014. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Rajawali Pers. Kurniasih, Imas Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.Jakarta: Kata Pena. Masjid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Purwati, Ni Wayan. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Tonja Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2012”. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNDIKSHA Singaraja. Rusman. 2011. Model-Model Pemebelajaran(Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Raja Grapindo Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gde. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan.Singaraja:Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. -------2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gaya Media. Hamzah B, Uno dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Penedekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta:Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Jakarta:Pustaka Pelajar. Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 -------2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana.2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pemebelajaran. Yogyakarta:Pedagogya. Sumaatmadja, Nursid, dkk. 2008. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pemebelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Taniredja, Tukirman, dkk. 2011. ModelModel Pembelajaran Inovtif. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu:Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. -------2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya Trianto, Ibnu. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual:Konsep, Landasan dan Implementasi pada Kurikulum 2013(Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Prenamedia Group.
11