e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF A. A. Ayu Inten Pramita Dewi1, Made Putra2, I Made Suara3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}
Abstrak Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model problem based learning; dan (2) untuk mengetahui peningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model problem based learning. Penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri sebanyak 36 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa dikumpulkan menggunakan metode tes. Pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS menggunakan tes objektif PGB dan pada kemampuan berpikir kreatif menggunakan tes esai. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yakni rata-rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I sebesar 73,11% yang berada pada kategori sedang dengan ketuntasan belajar secara klasikal 72,22%. Sedangkan pada siklus II rata-rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yakni sebesar 84,00% yang berada pada kategori tinggi dengan ketuntasan belajar secara klasikal 86,11%; dan (2) terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dari rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa sebesar 70,50% dengan kategori sedang pada siklus I, meningkat menjadi 87,19% dengan kategori tinggi pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model problem based learning dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci:
model problem based learning, penguasaan pengetahuan IPS, kemampuan berpikir kreatif
1
kompetensi
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Abstract This research aimed, (1) to know the improvement of the competence of the 4 th grade students of SD Negeri 22 Dauh Puri in learning social science in academic year 2015/2016 by implementing problem based learning, (2) to know the improvement of the creative thinking ability of the 4 th grade students of SD Negeri 22 Dauh Puri in academic year 2015/2016 by implementing problem based learning. This is the classroom action research which is conducted in two phase. Each phase consist of planning, action, observation/evaluation, and reflection. The subject of the study was the 4th grade students of SD Negeri 22 Dauh Puri which is totally 36 students, consists of 13 male and 23 female. The data was collected by using PGB test in the aspect of competence of the student’s in learning social science and essay test method in student’s creative thinking aspect. Then the data analyzed by using descriptive analytical statistic and descriptive quantitative. The result of the study showed that, (1) there is an improvement of the student’s competence in learning social science from the percentage of 73,11% which is moderate with 72,22% in classical learning completeness in phase I, become 84,00% in phase II which can be categorized as high percentage with 86,11% in classical learning completeness, (2) there is an improvement of student’s creative thinking ability from 70,50% in phase I become 87,19% in phase II which can be categorized as high percentage. From the result it can be concluded that the implementation of problem based learning can improve the 4th grade student’s competence and their creative thinking ability in learning social science at SD Negeri 22 Dauh Puri in academic year 2015/2016. Keywords: problem based learning, student’s competence in learning social science, creative thinking ability.
PENDAHULUAN
mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah – kaidah pendekatan saintifik. Kaidah – kaidah pendekatan saintifik merupakan salah satu bagian dari kurikulum 2013. Berdasarkan hal tersebut saat ini pemerintah menerapkan dan mencetuskan kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 terdapat pendekatan santifik dan tematik integratif. Tematik integratif memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema yang memayungi berbagai mata pelajaran yang terpadu diantaranya yakni IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PPKN, PJOK, Matematika, dan SBdP. Selain adanya tema terdapat pula pendekatan saintifik yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran mampu memberikan siswa lima pengalaman belajar yang dilaksanakan dengan suatu proses ilmiah. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan diharapkan mampu mengarahkan siswa untuk berpikir secara analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil suatu keputusan) bukan berpikir
Pendidikan adalah suatu wadah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, sangat diperlukan peningkatan dalam mutu pendidikan khususnya di Indonesia. Mutu pendidikan mengacu pada masukan, proses luaran, dan dampaknya. Berbagai hal telah diupayakan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan pembaharuan kurikulum. Perubahan kurikulum didasari atas kesadaran suatu perkembangan dan perubahan yang menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing, berkembang, dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan, salah satunya dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Dalam permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah telah
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghafalkan semata). Hal ini didukung oleh Majid, (2014:193) yang menyatakan bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung dari informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan melalui penerapan pendekatan saintifik yakni siswa mampu mencari sesuatu dan memecahkan suatu masalah melalui observasi, menganalisis, dan lain – lain tanpa diberi tahu. Dalam menjalankan proses tersebut bantuan guru sangat diperlukan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang dijalankan siswa. Menerapkan pendekatan saintifik perlu kiranya mempersiapkan siswa menjadi warga sekolah yang paham dibidang ilmu pengetahuan yakni salah satunya ilmu pengetahuan sosial atau yang lebih dikenal dengan IPS. IPS diyakini sebagai salah satu muatan materi pembelajaran yang mampu membuka wawasan siswa mengenai keadaan di lingkungan sekitar melalui hubungan serta tata cara menjalankan hidup sosial yang baik guna mampu menjadikan siswa yang memiliki rasa peduli antar sesama serta mampu konsisten untuk mempertahankan hubungan yang baik antar sesama melalui memahami sikap setiap individu yang ada disekitarnya. Dalam pembelajaran IPS khususnya di sekolah dasar, setiap penerapannya selalu mengacu pada tingkat perkembangan usia anak yang berada pada tahap oprasional konkret. Sangat diupayakan agar proses pembelajaran yang dijalankan guru sesuai dengan tahap perkembangan siswa sehingga kemampuan berpikir siswa khususnya berpikir kreatif siswa akan mampu berkembang secara maksimal. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IVA di SDN 22 Dauh Puri Kecamatan Denpasar Utara pada tanggal 23 november 2015 khususnya pada muatan materi IPS ditemukan nilai ratarata kompetensi pengetahuan siswa khususnya dalam muatan materi IPS masih kurang dari apa yang diharapkan.
Banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (kreteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan yakni 70. Terlihat dari hasil ulangan siswa yakni hanya sekitar 47,22% atau 17 orang siswa dari 36 siswa yang mampu mencapai KKM. Sedangkan siswa yang belum mampu mencapai KKM yakni sebanyak 19 orang siswa dari 36 siswa. Rendahnya penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelas IVA dalam muatan materi IPS disebabkan karena proses pembelajaran yang berlangsung di kelas selalu menoton hanya menerapkan metode ceramah dan pemberian tugas. Penerapan metode tersebut kurang memberikan rangsangan kepada siswa dalam kemampuan berpikir siswa khususnya berpikir kreatif karena setiap hasil belajar yang diperoleh siswa dapat mencerminkan kemampuan berpikir siswa. Namun dalam rangka pengembangan pola fikir siswa dalam pembelajaran serta inovasi dan penyegaran suasana pembelajaran di kelas, guru sebaiknya melakukan variasi dalam penggunaan metode, strategi, maupun model – model pembelajaran. Salah satu model yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah model pembelajaran berbasis masalah atau yang dikenal dengan Problem Based Learning. Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau yang dikenal dengan Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan – pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. (Sani,2014:127). Sedangkan menurut Rusman (2010:229) menyatakan bahwa model problem based learning adalah inovasi dalam pembelajaran dimana kemampuan berpikir siswa betul – betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut siswa akan memiliki pengalaman belajar secara nyata yang
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dapat mereka terapkan dalam kehidupan mereka nantinya. Model problem based learning ini mengajak siswa untuk membiasakan diri berpikir ilmiah melalui memunculkan masalah, mengkaji masalah tersebut hingga menjadi suatu konsep tuntutan yang sesuai dengan tuntutan belajar. Dalam penerapannya di sekolah dasar proses pembelajaran problem based learning dapat diterapkan melalui metode penugasan, dan diskusi kelompok. Sehingga siswa akan terbiasa bekerjasama antar siswa untuk memecahkan suatu permasalahan serta siswa akan mulai berani berpendapat, dan terbiasa bertukar pikiran dengan siswa yang lain, sehingga mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang nantinya berpengaruh terhadap peningkatan minat siswa dalam belajar IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah. Dengan demikian diharapkan pembelajaran IPS yang selama ini kurang mendapatkan perhatian yang optimal dari siswa nantinya akan lebih mampu memotivasi siswa untuk belajar sehingga akan berpengaruh pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS serta kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan Judul “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IVA SDN 22 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016”. Selain itu berdasarkan pemaparan yang diuraikan di atas, penelitian ini memunculkan beberapa masalah antara lain sebagai berikut (1) Apakah penerapan model problem based learning dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016 ? serta (2) Apakah penerapan model problem based Learing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016 ? Mengacu pada permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS melalui penerapan model problem based learning siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016 serta (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif melalui penerapan model problem based learning siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016. Model problem based learning merupakan model pembelajaran yang memfokuskan untuk menjebatani siswa agar berolah pengalaman belajar dalam mengorganisasikan, meneliti, dan memecahkan masalah – masalah kehidupan yang kompleks (Abidin, 2014:160) sedangkan menurut Rusman (2010:229) menyatakan bahwa model problem based learning adalah inovasi dalam pembelajaran dimana kemampuan berpikir siswa betul – betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Dapat disimpulkan bahwa model problem based learning adalah suatu model pembelajaran yang inovatif yang dilakukan dengan adanya rangsangan berupa masalah yang kemudian dilakukan dengan menganalisis dan menyelidiki masalah tersebut oleh siswa sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan ketrampilannya dalam memecahkan masalah. Masalah – masalah yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar adalah masalah yang memenuhi konteks dunia
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
nyata (real world), yang akrab dengan kehidupan sehari – hari para siswa. Selain itu menurut Abidin (2014:162) keunggulan model problem based learning yakni sebagai berikut (1) Model Pembelajaran Berbasis Masalah berhubungan dengan situasi kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi bermakna, (2) Model Pembelajaran Berbasis Masalah mendorong siswa untuk belajar secara aktif, (3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih apa yang akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya, (4) Model Pembelajaran Berbasis Masalah diyakini mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Sehingga berdasarkan pemaparan di atas dapat dinyata bahwa model problem based learning merupakan salah satu model yang mampu memberikan pengalaman belajar yang nyata kepada siswa sehingga pembelajaran yang diperoleh siswa menjadi bermakna untuk kehidupan siswa serta model problem based learing mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat terlihat dari hasil penguasaan siswa terhadap suatu kompetensi salah satunya pada mata pelajaran IPS. Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS mencakup kemampuan berpikir dan dimensi pengetahuan pada mata pelajaran IPS. Dimana kemampuan tersebut dinyatakan melalui kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran tentang IPS. Untuk mengukur tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi, dilakukan proses penilaian. Proses penilaian tersebut ditandai dengan perubahan pada siswa yang tercermin dari hasil belajar siswa selama dan sesudah mengikuti proses pembelajaran. Ini sangat didukung oleh Kunandar (2013:159) bahwa penilaian kompetensi
pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan maka penilaian kompetensi pengetahuan harus dikemas seotentik mungkin agar peran pentingnya dalam mengembangkan kualitas hasil dan proses pembelajaran dapat dirasakan serta dapat bermakna untuk diri siswa. Hasil penguasaan kompetensi siswa pada mata pelajaran IPS tercermin dari kemampuan berpikir siswa. Salah satunya yakni kemampuan berpikir kreatif. Menurut Susanto (2013:105) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan tingkat kesanggupan berpikir siswa untuk menemukan jawaban atas suatu masalah sebanyak – banyaknya, seberagam mungkin dan relevan, lentur, asli, terperinci, serta berdasarkan data dan informasi yang tersedia. Kemampuan berpikir kreatif sangat bermanfaat bagi siswa karena siswa secara perlahan akan terbiasa mengembangkan keluasan dan fleksibel dalam berpikir. Ini dapat tercermin dari bagaimana cara siswa untuk memecahkan suatu permasalah dengan tidak terpaku pada satu cara saja dalam memecahkan masalah, namun selalu berusaha mencari dan menemukan alternatif dari berbagai sudut pandang untuk memecahkan masalah tersebut. Melalui menjadikan masalah sebagai starting point dalam pembelajaran secara perlahan kemampuan berpikir kreatif siswa akan berkembang dan wawasan siswa pun menjadi meluas. Meluasnya wawasan siswa mampu meningkatkan minat belajar siswa sehingga berpengaruh pada peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. METODE PENELITIAN PTK ini dilaksanakan di SDN 22 Dauh Puri pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan Subjek
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
penelitian melibatkan siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri sebanyak 36 orang yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Objek pada penelitian ini adalah Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan diterapakannya model problem based learning. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). PTK ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Suharsimi, 2011:16). Setiap siklus dalam penelitian ini direncanakan sebanyak empat kali pertemuan. yakni tiga kali tindakan dan satu kali evaluasi atau tes akhir siklus. Setiap pertemuan melaksanakan keempat tahapan yang ada pada PTK. Dalam penelitian ini melaksanakan persiapan hingga proses pembelajaran digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa, yaitu dengan menerapkan model problem based learning untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2015/2016. Terdapat dua variabel yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini yaitu penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif setelah penerapan model problem based learning. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode tes serta instrumen yang digunakan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yakni menggunakan tes objektif jenis PGB (pilihan ganda biasa) serta pada kemampuan berpikir kreatif menggunakan tes essai yang sudah distandarisasi oleh Munandar. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah
analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Kedua analisis tersebut digunakan untuk memperoleh hasil siswa pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya di kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan yang dilakukan pada pra-siklus adalah melakukan kegiatan wawancara serta pencatatan keadaan kelas untuk dibandingkan dengan keadaan setelah dilakukan penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil dari pencatatan tersebut dapat dinyatakan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada prasiklus yakni sebesar 63,44, serta rata - rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa adalah 63,44% dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya 47,22% terlihat pula 17 siswa yang tuntas dan 19 siswa belum tuntas. Selain itu hasil dari wawancara mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas IVA yakni diperoleh informasi bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah dalam setiap proses pembelajaran. Karena pada setiap proses pengerjaan tugas baik individu atau kelompok hanya sedikit siswa yang mengelurkan idenya yang orisinil dan sebagian besar siswa hanya mengikuti langkah - langkah umum yang diberikan oleh guru sehingga hasil dari informasi tersebut dapat dijadikan acuan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa sangat perlu ditingkatkan lagi. Dengan melihat hasil tersebut maka tingkat penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri tergolong rendah. Untuk data kemampuan berpikir kreatif, setelah peneliti melakukan kegiatan wawancara diperoleh informasi bahwa pada prasiklus kemampuan berpikir kreatif siswa sangat perlu ditingkatkan lagi. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh rata-rata penguasaan
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kompetensi pengetahuan IPS siswa yakni 73,11, serta rata – rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa adalah 73,11% dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 72,22%. Terlihat bahwa 26 siswa sudah mampu mencapai KKM dan 10 orang siswa belum mampu mencapai KKM. Dari rata – rata persentase yang diperoleh apabila dikonversikan ke PAP skala lima tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yakni 73,11% berada pada kategori “sedang”. Selain itu terlihat pula adanya peningkatan pada kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus I yakni rata – rata kemampuan berpikir kreatif siswa adalah 70,50 dan rata – rata persentase nilai siswa adalah 70,50%. Rata – rata persentase siswa tersebut jika dikonversikan ke PAP skala lima hasil rata – rata prsentase tersebut berada pada kategori “cukup kreatif”. Pencapaian kategori sedang pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kategori cukup kreatif pada kemampuan berpikir kreatif siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini sehingga penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya yakni siklus II. Dari pelaksanaan yang dilaksanakan pada siklus I hingga memperoleh hasil bahwa penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa berada pada kategori sedang dan cukup kreatif namun pada kenyataannya dalam siklus I ini masih banyak kendala yang terjadi yaitu (1) Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran, hal ini terlihat masih banyak siswa yang merasa takut untuk mengajukan pertanyaan karena tidak terbiasa berbicara di dalam kelas. (2) Masih banyak siswa yang belum memahami petunjuk yang diberikan dalam mengerjakan tes kemampuan berpikir kreatif. (3) Siswa belum terbiasa belajar dengan penerapan model problem based learning. (4) Kurangnya motivasi
siswa untuk membaca bacaan yang diberikan. (5) Dalam mengerjakan tugas secara berkelompok, dapat dikatakan siswa belum mampu mengkoordinasi kelompoknya dengan baik, terbukti dengan masih banyak kelompok yang hanya mengandalkan siswa yang dianggap pandai di kelompoknya untuk mengerjakan tugas. (6) Masih banyak siswa yang belum memperoleh nilai sesuai KKM yang ditentukan dalam penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Berdasarkan kendala – kendala yang dihadapi pada siklus I, maka dilakukan refleksi pada pelaksanaan siklus II. Hasil penelitian pada siklus II, diperoleh rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yakni 84,00 serta rata - rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yakni 84,00% jika rata – rata persentase jika dikonversikan ke PAP skala lima dapat dinyatakan bahwa hasil rata - rata persentase yakni 84,00% berada pada kategori “tinggi” selain itu ketuntasan belajar siswa secara klasikal yakni sebesar 86,11%,artinya dari data tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan pada siswa yang mampu mencapai KKM yakni 31 siswa sudah mampu mencapai KKM namun masih ada 5 siswa yang belum mampu mencapai KKM. Selain adanya peningkatan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS terjadi pula peningkatan pada kemampuan berpikir kreatif siswa yakni rata – rata nilai siswa sebesar 87,19 dan rata – rata persentase siswa yakni sebesar 87,19%. Dari rata – rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut jika dikonversikan ke PAP skala lima rata – rata persentase tersebut berada pada kategori “kreatif”. Peningkatan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IVA SDN 22 Dauh Puri dari pra siklus sampai dengan siklus II dapat dilihat pada grafik histogram sebagai berikut.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Gambar 1. Grafik Histogram Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS dan Kemampuan Berpikir Kreatif pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II PEMBAHASAN PENELITIAN Jenis penelitian yang diterapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklus terdiri dari 4 x pertemuan yakni 3 x tindakan dan 1 x evaluasi. 4 x pertemuan ini, mampu memberikan suatu gambaran yang menunjukan adanya perubahan pada siswa. Berdasarkan deskripsi proses dan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa pada tema cita-citaku setelah diterapkannya model problem based learning di kelas IVA SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian yang dilakukan ini, sudah dikatakan berhasil dan telah memenuhi kreteria yang diharapkan. Melalui penerapan model problem based learning terlihat adanya perkembangan pada kognitif siswa sehingga terlihat adanya peningkatan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Semua ini dapat terlihat dari hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif yang diterapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh rata – rata persentase penguasaan kompetensi pemgetahuan IPS siswa pada siklus I yakni 73,11% dengan kreteria “sedang” dan terlihat pula hanya 26 siswa yang tuntas pada siklus I
dengan ketuntasan klasikal sebesar 72,22%. Hasil analisis pada siklus I ternyata belum mampu mencapai kreteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini sehingga agar mampu mencapai kreteria yang ditetapkan maka diupayakan suatu perbaikan yang dilaksanakan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. Dari pelaksanaan yang dilaksanakan pada siklus I masih banyak kendala yang terjadi yaitu (1) Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran, hal ini terlihat masih banyak siswa yang merasa takut untuk mengajukan pertanyaan karena tidak terbiasa berbicara di dalam kelas. (2) Masih banyak siswa yang belum memahami petunjuk yang diberikan dalam mengerjakan tes kemampuan berpikir kreatif. (3) Siswa belum terbiasa belajar dengan penerapan model problem based learning. (4) Kurangnya motivasi siswa untuk membaca bacaan yang diberikan. (5) Dalam mengerjakan tugas secara berkelompok, dapat dikatakan siswa belum mampu mengkoordinasi kelompoknya dengan baik, terbukti dengan masih banyak kelompok yang hanya mengandalkan siswa yang dianggap pandai di kelompoknya untuk mengerjakan tugas. (6) Masih banyak siswa yang belum memperoleh nilai sesuai KKM yang ditentukan dalam penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Berdasarkan kendala –
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
bahwa melalui penerapan model problem based learning hasil kemampuan berpikir kreatif siswa sudah mampu meningkat dari sebelumnya dan hasil tersebut mampu memenuhi kreteria keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga penelitian pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif dikatakan sudah berhasil. Keberhasilan siswa memenuhi kreteria tersebut dikarena penerapaan model problem based learning yang dimana setiap pembelajaran di awali oleh adanya suatu masalah. Masalah tersebutlah yang mampu memicu kemampuan berpikir siswa serta memupuk rasa ingin tahu siswa sehingga akan mampu memunculkan berbagai macam pertanyaan – pertanyaan serta muncul pula berbagai macam kemungkinan jawaban. Munculnya berbagai macam pertanyaan dan berbagai macam kemungkinan jawaban mampu memupuk minat belajar siswa. Oleh karena itu masalah yang dimunculkan dalam setiap pembelajaran mampu mengajarkan siswa bagaimana cara mencari cara atau solusi dalam memecahkan masalah tersebut. Masalah yang muncul ini juga mampu memupuk kreativitas siswa dalam berpikir sehingga kemampuan berpikir siswa secara perlahan akan berkembang. Berkembangnya pola pikir siswa sangat mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Banyak cara dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut salah satunya melaui kerjasama. Kerjasama dapat dilakukan siswa melalui bekerjasama antar kelompok. Dalam kerjasama antar kelompok siswa akan terbiasa berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya dan siswa akan terbiasa berani berpendapat di dalam kelompok serta terbiasa menghargai pendapat orang lain. Kebiasaan tersebut kelat dapat mereka terapkan sehingga pengalaman yang dirasakan siswa dapat mereka rasakan secara nyata dan pembelajaran yang mereka laksanakan akan mampu bermakna nantinya dalam kehidupan siswa. Hal ini didukung oleh pendapat dari Rusman (2010:162) yang menyatakan bahwa Model problem based learning
kendala yang dihadapi pada siklus I, maka dilakukan refleksi pada pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II diupayakan untuk lebih baik lagi agar permasalahan yang muncul pada siklus I mampu diselesaikan. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, lebih diberikan motivasi untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, selain melaksanakan kekurangan yang ada pada siklus I. Juga, berusaha untuk memberikan petunjuk pengerjaan tes kemampuan berpikir kreatif dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, serta memberikan pengawasan dan arahan kepada seluruh siswa agar mampu bekerja kelompok dengan baik. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif pada tema cita-citaku yakni terlihat rata – rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa sebesar 84,00% berada pada kreteria “tinggi” serta sudah ada peningkatan dari jumlah siswa yang tuntas yakni sebanyak 31 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,11%. Terlihat bahwa adanya peningkatan pada rata – rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yakni dari 73,11% ke 84,00% meningkat sebesar 10,89% dan adanya peningkatan ketuntasan siswa secara klasikal yakni dari 72,22% ke 86,11%. Peningkatan tersebut mampu menunjukan bahwa setelah menerapkan mode problem based learning siswa mampu mencapai kreteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Selain terlihat adanya peningkatan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS setelah diterapkan model problem based learning terlihat pula peningkatan pada kemampuan berpikir kreatif siswa yakni adanya peningkatan dari siklus I sebesar 70,50% yang berada pada kategori “sedang” dan meningkat ke siklus II yakni sebesar 87,19% dan berada pada kategori “tinggi”. Peningkatan yang terjadi pada kemampuan berpikir kreatif yakni sebesar 16,69%. Peningkatan tersebut sudah mampu menandakan
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
adalah inovasi dalam pembelajaran dimana kemampuan berpikir siswa betul – betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, menerapkan model problem based learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa karena dalam penerapan model problem based learning masalah merupakan starting point dalam pemblajaran. Masalah yang diangkat adalah masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa sehingga siswa akan mencari cara atau solusi untuk memecahkan masalah tersebut sehingga hasil dari kemampuan berpikir dan pemecahan masalah tersebut nantinya dapat bermakna untuk kehidupan siswa. Selain mampu bermakna untuk siswa model problem based learning juga mampu memberikan kontibusi positif untuk kualitas pendidikan. Terlihat sudah melalui menerapkan model problem based learning mampu meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA di SDN 22 Dauh Puri. Selain di SDN 22 Dauh Puri model problem based learning juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa yakni di SD No. 2 Kerobokan Kelod ini dapat terlihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Luluk Wilujeng (2014) yakni dalam penelitian yang dilaksanakannya terlihat bahwa melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa hingga mencapai keriteria sangat tinggi yang nilai atau skor rata – rata yakni 41,33 yang kategorinya diatas X > 37,7 (sangat tinggi). Maka dapat disimpulkan bahwa melalui menerapkan model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan hasil belajar siswa yakni pada muatan materi IPS dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2015/2016. Melalui penerapan model problem based learning terlihat bahwa penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa mengalami peningkatan yaitu dari Nilai rata-rata persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa meningkat 10,89% dari 73,11% pada siklus I yang berada pada kategori sedang menjadi 84,00% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat 13,89% dari 72,22% pada siklus I menjadi 86,11% pada siklus II. Penerapan model problem based learning juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa yakni rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat 16,69% dari 70,50% pada siklus I yang berada pada kategori cukup kreatif menjadi 87,19% pada siklus II yang berada pada kategori kreatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan saran sebaga berikut. (1) bagi sekolah bahwa hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi dalam proses pembelajaran guna menunjang pembentukan siswa yang berkarakter serta menunjang perubahan pada sekolah menjadi sekolah yang unggul dan inovatif. (2) bagi guru yakni hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif siswa terutama pada kelas-kelas yang memiliki masalah yang sama dengan masalah yang teridentifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini. (3) bagi
SIMPULAN DAN SARAN
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
peneliti lain yakni hasil penelitian tindakan kelas diharapkan dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk melakukan penelitian yang relevan selanjutnya pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan berpikir kreatif. DAFTAR RUJUKAN Abidin,Yunus. 2014.
Desain
Sistem
Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama Arikunto, Suharsimi dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Majid, Adbul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : Rosda Rusman. 2010. Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Pers Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Wilujeng, Luluk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar IPS Kelas VI Sd No. 2 Kerobokan Kelod Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Program Pascasarjana Program Studi Magister Pendidikan Dasar. Universitas Pendidikan Ganesha. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir. Singaraja: UNDIKSHA.
11