e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KOMPETENSI KETERAMPILAN BERBICARA Ni Pt Fajar Wrespatini Eka Putri1, M.G Rini Kristiantari2, I Kmg Ngurah Wiyasa3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku kelas IVA SDN 5 Sumerta melalui penerapan strategi pembelajaran think talk write. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek terteliti adalah siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta berjumlah 32 orang. Data kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode tes yaitu tes tulis dan tes lisan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus I sebesar 75,44% menjadi 85,28% pada siklus II. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II mencapai 9,84%. Sedangkan terjadi peningkatan persentase rata-rata penguasaan kompetensi keterampilan berbicara siswa pada siklus I sebesar 74,19% menjadi 82,78% pada siklus II. Peningkatan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara dari siklus I ke siklus II mencapai 8,59%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, penerapan strategi pembelajaran think talk write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta. Kata kunci:
strategi think talk write, keterampilan berbicara, kemampuan berpikir kreatif
ABSTRACT
This research aims to determine the increase creative thinking abilities and mastery of competencies speaking skills theme cita-citaku grade IVA SDN 5 Sumerta through the application of think talk write learning strategy. The design of this research is classroom action research that was carried out in two cycles. The subject of the research is student in the grade IVA at SDN 5 Sumerta amount to of 32 people. The data of creative thinking abilities and mastery of competencies students' speaking skills were collected using the test method is written tests and oral tests. The data collected were analyzed were using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis methods. Result of this study showed an increase in the average percentage of creative thinking abilities of students in the first cycle of 75.44% to 85.28% in the second cycle. The increase creative thinking abilities from the first cycle to the second cycle with a total 9.84%. While increased the average percentage of students' speaking skills mastery of competencies in the first cycle of
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 74.19% to 82.78% in the second cycle. The increase mastery of competencies speaking skills from the first cycle to the second cycle with a total 8.59%. Based on these results we can conclude that the application of think talk write learning strategy could improve creative thinking abilities and mastery of competencies speaking skills theme cita-citaku of students in the grade IVA at SDN 5 Sumerta. Key Words : think talk write strategy, speaking skills, creative thinking abilities
PENDAHULUAN Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di era global. Salah satu permasalahan dibidang pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan harkat dan martabat suatu bangsa. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya, (1) peningkatan kesejahteraan sebagai pengahargaan kepada guru, (2) perbaikan sarana dan prasarana sekolah dengan bantuan dana BOS, (3) mengadakan sertifikasi untuk penjaminan mutu pengajaran, (4) mengadakan seminarseminar nasional di bidang pendidikan, (5) penyempuraan Kurikulum yang semula berlaku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, yakni pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, pola pembelajaran yang satu arah menjadi pola pembelajaran yang interaktif, pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari, pola belajar sendiri menjadi pola belajar berkelompok, pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak, dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis (Majid, 2014:193). Dalam kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 berlangsung secara tematik. Pembelajaran tematik adalah, “ Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa” (Majid, 2014;80). Pembelajaran ini memadukan beberapa pokok bahasan dalam suatu tema tertentu. Seperti mata pelajaran IPS, PKN, IPA, Matematika, SBdP, PJOK dan Bahasa Indonesia. Bahasa merupakan modal terpenting bagi manusia. Bahasa juga merupakan alat komunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Solchan, dkk, (2009:1.3) Bahasa adalah, “Sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak, atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami”. Jika berbicara mengenai kemampuan berbahasa, maka wujud kemampuan itu diklasifikasikan menjadi empat, yakni kemampuan menyimak atau mendengarkan, kemampuan membaca, kemampuan menulis dan kemampuan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu untuk berpartisipasi dengan lingkungannya. Melalui keterampilan 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 tersebut seseorang dapat mengekspresikan dirinya sendiri, menyampaikan pengetahuan, pikiran, atau perasaannya kepada orang lain. Larry King (dalam Wendra, 2011: 3) menyatakan berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling esensial, yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu spesies. Berbicara adalah, ”Suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasangagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak” (Wendra, 2011:3). Sedangkan menurut Tarigan (dalam Wendra, 2011: 3) mengatakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Burhan Nurgiyantoro (2001:276), mengemukakan berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Dari beberapa pendapat sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu bentuk komunikasi manusia atau aktivitas mengeluarkan kata-kata yang dilakukan secara lisan untuk menyampaikan suatu gagasan, pikiran, ataupun perasaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 November 2015 di SDN 5 Sumerta khususnya di kelas IVA pada penguasaan kompetensi keterampian berbicara belum sesuai dengan apa yang diinginkan diperoleh informasi bahwa penguasaan kompetensi keterampilan berbicara masih kurang optimal dan perlu ditingkatkan lagi. Dari seluruh siswa yang berjumlah 32 orang hanya 12 orang (37,5%) siswa berada di atas ketuntasan minimal, dengan ketuntasan minimal yaitu 75 dengan kategori sedang. Beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya penguasaan kompetensi keterampilan berbicara dan berpikir kreatif siswa kelas IVA di SDN 5 Sumerta yaitu pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh. Interaksi yang terjadi hanya satu arah saja yaitu hanya dari guru tanpa ada umpan balik dari siswa sehingga proses pembelajaran menjadi pasif serta kurang efektif sehingga siswa kurang memahami apa yang sedang dipelajari. Dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas guru masih menggunakan metode ceramah sehingga suasana belajar menjadi membosankan dan membuat siswa cepat jenuh. Guru juga kurang melibatkan siswa dalam suatu kerja kelompok yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Surya (2013: 122) mengatakan, “Keberanian memunculkan alternatif baru yang dinamakan dengan berpikir kreatif.” Pikiran kreatif merupakan proses (tindakan) yang menjadi sarana untuk merangsang dan memunculkan berbagai potensi maupun bakat yang tersembunyi dari dalam diri seseorang yang menjadi sebuah talenta, gagasan maupun hasil karya yang orisinil atau asli. Peran pikiran kreatif sangat penting dalam pengembangan kepribadian seseorang. Orang yang kreatif berarti memiliki kemampuan untuk mempergunakan imajinasi maupun kemampuannya untuk menggerakkan kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang berbeda dari yang lainnya. Munandar (2004:68) mengemukakan bahwa “terdapat enam subtes yang menjadi indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu : (a) permulaan Kata, (b) menyusun kata, (c) membentuk kalimat tiga kata, (d) sifat-sifat yang sama, (e) macam-macam penggunaan”. Dari beberapa pendapat sebelumnya, dapat disimpulkan berpikir kreatif adalah mengembangkan atau mengoptimalkan bakat yang dimiliki dari dalam diri menjadi suatu ide yang orisinil atau asli hasil dari pemikiran sendiri yang menjadi alternatif baru. Sejalan dengan hal tersebut, guru mampu mengaplikasikan. Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran think 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 talk write (TTW). Melalui strategi pembelajaran TTW dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara. Strategi pembelajaran diartikan sebagai, “Perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Wina Sanjaya, 2006:126). Menurut Hamzah (2011:3), strategi pembelajaran adalah, “Cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Think Talk Write (TTW) adalah strategi pembelajaran yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Strategi yang diperkenalkan pertama oleh Huinker dan Laughlin dalam Huda ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Strategi TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan diperkenankan siswa untuk memengaruhi dan memanipulasi ideide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan. Strategi TTW juga membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan berstruktur. Menurut Huda (2013:218), sintak strategi pembelajaran TTW yakni (1) think (berpikir), siswa membaca teks berupa soal (kalau memungkinkan dimulai dengan soal yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari atau kontekstual). Pada tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat cacatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahami dengan menggunakan bahasanya sendiri, (2) talk (berbicara/berdiskusi),, Siswa diberi kesempatan untuk membicarakan hasil penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat, dan (3) write (menulis), pada tahap ini, siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dan kegiatan tahap pertama
dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang digunakan, keterkaitan dengan materi sebelumnya, strategi penyelesaian, dan solusi yang diperolehnya. Kelebihan dari strategi pembelajaran TTW yakni: (1) strategi pembelajaran TTW dapat membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik. Siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya, sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran dan secara langsung dapat melatih kemampuan berbicara siswa . Hal ini akan membuat siswa memahami materi yang diajarkan. (2) strategi pembelajaran TTW dapat melatih siswa untuk menulis hasil diskusinya secara sistematis, sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Kompetensi Keterampilan Bebicara Tema Cita-citaku Siswa Kelas IVA SDN 5 Sumerta Tahun Ajaran 2015/2016”. Bertitik tolak dari latar belakang, maka dapat dirumuskan dua masalah yang akan diteliti, yaitu: (1) Bagaimanakah meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta tahun ajaran 2015/2016? dan (2) Bagaimanakah meningkatkan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara melalui strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) siswa kelas IVA pada tema cita-citaku SDN 5 Sumerta tahun ajaran 2015/2016? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk meningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa melalui penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta tahun ajaran 2015/2016 dan (2) Untuk meningkatan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara melalui penerapan 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) siswa kelas IVA pada tema citacitaku SDN 5 Sumerta tahun ajaran 2015/2016.
penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara melalui penerapan strategi Think Talk Write (TTW). Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan satu metode yaitu metode tes. Metode tes adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat dihasilkan suatu data berupa skor (data interval)” (Agung, 2014:92). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA dengan menggunakan tes tulis serta untuk mengukur penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku siswa kelas IVA dengan menggunakan tes lisan. Dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif dilakukan dengan menggunakan metode tes yaitu tes tulis dengan enam subtes. Tes ini terdiri dari enam sub-tes yaitu: (1) permulaan kata, (2) menyusun kata, (3) membentuk kalimat tiga kata, (4) sifat-sifat yang sama, (5) macam-macam penggunaan, dan (6) apa akibatnya. Sama halnya dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif yang menggunakan metode tes, dalam mengukur penguasaan kompetensi keterampilan berbicara juga menggunakan metode tes. Tetapi jenis tes yang digunakan yaitu tes lisan dengan materi percakapan dan cerita sesuai dengan tema cita-citaku, disertai format penilaian dan rubrik penilaian penguasaan kompetensi keterampilan berbicara. Suatu rubrik diuji validitasnya dengan tujuan untuk mengetahui apakah rubrik yang dipakai dapat mengukur dan mampu menyerap objek yang diukur. ”Sebuah alat ukur (rubrik) dikatakan valid apabila rubrik tersebut dapat mengukur dan mampu menyerap objek yang hendak diukur (ketepatan alat ukur dengan hal yang diukur)” (Agung, 2010: 44). Jenis validitas yang akan digunakan untuk menguji tes lisan dan tulis pada penelitian ini adalah validitas isi. Untuk mengetahui apakah suatu alat ukur (rubrik) mempunyai validitas isi, rubrik tersebut dapat dikonsultasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) merupakan salah satu bentuk penulisan karya ilmuan, PTK yang telah lama dikenal sebagai salah satu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh tenaga pendidikan (dosen/guru/instruktur), merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada dosen/guru/instruktur untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non pembelajaran di kelas secara cermat, sistematis, dan menggunakan kaidahkaidah keilmuan yang berlaku” (Agung, 2012: 63). Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui suatu penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan, yaitu tiga kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali untuk tes akhir siklus Siklus I dilaksanakan pada Sub Tema 2 yaitu Hebatnya Cita-citaku dan siklus II dilaksanakan pada Sub Tema 3 yaitu Giat Berusaha Meraih Cita-cita. Pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk melihat kekurangan dari setiap tindakan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran, merangkum kendala-kendala yang ditemui selama tindakan dan merancang kegiatan selanjutnya yang digunakan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Refleksi dilakukan dengan tujuan melihat observasi pada siklus I untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rencana tindakan siklus selanjutnya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Sumerta. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta yang berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Objek dalam 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 bersangkutan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, rubrik penilaian penguasaan kompetensi keterampilan berbicara terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen ahli (expert) dalam bidang bahasa Indonesia. Setelah data dalam penelitian ini terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data ini digunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Kedua jenis metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut. ”Metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung,2014:142). ”Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau persentase mengenai suatu obejek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2014:144). Pada penelitian ini, metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menentukan kriteria kemampuan berpikir kretaif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara yang dikonversikan ke dalam penialain acuan patokan (PAP) skala lima. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila (1) terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif di akhir penelitian dengan 75%, dari 32 siswa berada pada kategori “Kreatif”. (2) Terjadi peningkatan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara di akhir penelitian dengan 70%, dari 32 siswa berada pada kategori “Tinggi”. (3) Ketuntasan klasikal penguasaan kompetensi keterampilan berbicara mencapai 70% yang artinya sebanyak 70% siswa memperoleh nilai ≥ 80.
penguasaan kompetensi keterampilan berbicara. Penyajian hasil penelitian memberikan gambaran secara menyeluruh tentang berhasil atau tidaknya penelitian yang telah dilaksanakan. Dalam penyajian hasil penelitian ini akan tergambar data yang telah dikumpulkan dengan metode dan teknik tertentu serta langkah-langkah yang dipakai untuk menganalisis data yang telah diperoleh dalam penelitian. Penelitian ini terdiri dari dari 2 siklus dimana tiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan yaitu 3 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan 1 kali pertemuan tes akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran selama penelitian dengan menerapkan strategi think talk write secara umum sudah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tema yang diajarkan dalam penelitian ini adalah tema cita-citaku. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan strategi TTW. Kemudian data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode dan rumus yang sudah ditetapkan. Pada refleksi awal dilakukan kegiatan penjajagan ke sekolah yakni melakukan wawancara dan observasi guna menemukan permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran. Berdasaran hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat masalah mengenai kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi terampilan berbicara masih rendah. Untuk data kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta, dilakukan wawancara dengan wali kelas IVA yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah dalam setiap proses pembelajaran. Dalam proses pengerjaan tugas baik individu atau kelompok hanya sedikit siswa yang mengeluarkan idenya yang orisinil dan sebagian besar siswa hanya mengikuti langkah-langkah umum yang diberikan oleh guru. Data ini selanjutnya menjadi refleksi awal untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan siklus I data kemampuan berpikir kreatif belum
HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan permasalahan yang diungkapkan pada bagian pendahuluan, dilaksanakanlah tindakan dengan menerapkan strategi pembelajaran think talk write (TTW) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata kemampuan berpikirnya mencapai 75,44 dan persentase rata-rata 75,44%. Apabila dikonversikan ke tabel pedoman konversi PAP skala lima tentang tingkatan kemampuan berpikir kreatif, maka persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif siklus I berada di kategori “cukup kreatif”. Dikatakan belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan dengan persentase rata-rata ada pada kategori “Kreatif”. Untuk data penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku, juga belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditentukan. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 74,19 dan persentase rata-rata 74,19%. Bila dikonversikan ke tabel pedoman konversi PAP skala lima tentang tingkatan penguasaan kompetensi keterampilan keterampilan berbicara berada pada kategori “sedang” dengan ketuntasan klasikalnya 43,75%. Data tersebut belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan, sehingga diperlukan pelaksanaan tindakan selanjutnya untuk dilakukan perbaikan agar terjadi peningkatan dan mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan kekurangan yang ada pada siklus I yaitu (1) masih banyak siswa yang belum memahami petunjuk yang diberikan dalam mengerjakan tes
kemampuan berpikir kreatif. (2) Siswa belum terbiasa belajar dengan strategi pembelajaran think talk write (TTW). (3) Kurangnya motivasi siswa untuk membaca bacaan yang diberikan. (4) Dalam mengerjakan tugas secara berkelompok, dapat dikatakan siswa belum mampu mengkoordinasi kelompoknya dengan baik, terbukti dengan masih banyak kelompok yang hanya mengandalkan siswa yang dianggap pandai di kelompoknya untuk mengerjakan tugas.Pelaksanaan tindakan siklus II diupayakan untuk lebih baik lagi mengadakan perbaikan terhadap permasalahan yang muncul pada siklus I. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, lebih diberikan motivasi untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, selain melaksanakan kekurangan yang ada pada siklus I juga, berusaha untuk memberikan petunjuk pengerjaan tes kemampuan berpikir kreatif dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, serta memberikan pengawasan dan arahan kepada seluruh siswa agar mampu bekerja kelompok dengan baik . Data peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku dari pelaksanaan siklus I dan siklus II juga dapat dilihat pada grafik histogram pada gambar 01 dan gambar 02 sebagai berikut.
85,28 85.28%
86 84 82 80 78 76
Mean Persentase rata-rata
75,44 75.44%
74 72 70
SIKLUS I
SIKLUS II
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Gambar 01. Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif 82,78 82,78%
90 80
74,19
75%
74.19%
70 60
Mean
43,75%
50
Persentase Rata-rata
40
Ketuntasan Klasikal
30 20 10 0
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 02. Grafik Peningkatan Penguasaan Kompetensi Keterampilan Berbicara Berdasarkan grafik pada gambar menunjukkan telah terjadi peningkatan pada pemberian tindakan yang telah dilaksanakan pada kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II kriteria yang di harapkan dalam penelitian ini sudah tercapai. Hal ini dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata kemampuan berpikir kreatif mencapai 75,44, persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif mencapai 75,44% dengan kategori “cukup kreatif”, sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan berpikir kreatif mencapai 85,28, persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif 85,28% dengan kategori “kreatif”. Dari data tersebut terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dari siklus I ke siklus II dan telah memenuhi indikator kinerja dengan persentase rata-rata berada pada kategori “kreatif”. Peningkatan juga terjadi pada penguasaan kompetensi keterampilan berbicara pada siklus I rata-rata penguasaan kompetensi keterampilan berbicara 74,19, persentase rata-rata penguasaan kompetensi keterampilan berbicara 74,19% dengan kategori “sedang”
dan ketuntasan klasikal penguasaan kompetensi keterampilan berbicara 43,75% dari 32 siswa, sedangkan pada siklus II rata-rata penguasaan kompetensi keterampilan berbicara 82,78, persentase rata-rata penguasaan kompetensi keterampilan berbicara 82,78% dengan kategori “tinggi” dan ketuntasan klasikalnya adalah 75% dari 32 siswa, sehingga terjadi peningkatan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku siswa dari siklus I ke siklus II dan telah memenuhi indikator kinerja dengan ketuntasan klasikal 70%. Secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah berhasil dan kendalakendala pada siklus I dapat teratasi. Siswa terlihat mulai terbiasa untuk menjalani proses pembelajaran dengan strategi think talk write pada siklus II. Siswa mampu memahami petunjuk pengerjaan tes kemampuan berpikir kreatif dengan baik sehingga dapat mengerjakannya dengan maksimal. Siswa juga terlihat aktif, kreatif, serta bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas secara berkelompok dan pada saat penilaian penguasaan kompetensi keterampilan berbicara, siswa mampu dengan percaya diri bercerita secara lisan di depan kelas. 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi think talk write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara. Penelitian ini dapat dihentikan karena kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan.
. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan saransaran sebagai berikut. (1) Kepada Siswa, Penerapan strategi pembelajaran think talk write dalam penelitian ini, disarankan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang ada pada dirinya sendiri agar proses pembelajaran menghasilkan hasil yang maksimal. (2) Kepada Guru, Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi referensi dan pedoman yang digunakan oleh guru maupun sekolah sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku siswa di kelaskelas yang memiliki masalah yang sama dengan masalah yang teridentifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini. (3) Kepada Sekolah, Strategi pembelajaran think talk write dapat dijadikan pedoman bagi sekolah untuk memotivasi dan meningkatkan kualitas guru-guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif dalam membelajarkan siswa sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah. (4) Kepada Peneliti Lain, Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai pendukung dalam menggunakan strategi think talk write untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan komeptensi keterampilan berbicara tema cita-citaku.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas ini, maka ditarik simpulan sebagai berikut. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta setelah diterapkan strategi pembelajaran think talk write. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata dan persentase rata-rata yang diperoleh. Pada siklus I diperoleh rata-rata mencapai 75,44 dan persentase rata-rata mencapai 75,44% dengan kategori “cukup kreatif”, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata mencapai 85,28 dan persentase rata-rata mencapai 85,28% dengan kategori “kreatif”, sehingga terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II. Ini berarti indikator keberhasilan yang ditetapkan 75% dari 32 siswa sudah terpenuhi. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II 43,75%. Terjadi peningkatan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku siswa kelas IVA SDN 5 Sumerta setelah diterapkan strategi pembelajaran think talk write. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata, persentase rata-rata, dan ketuntasan klasikal yang diperoleh. Pada siklus I rata-rata yang diperoleh adalah 74,19, pesersentase rata-rata mencapai 74,19% dengan kategori “sedang” dan ketuntasan klasikal mencapai 43,75%, sedangkan pada siklus II rata-ratanya adalah 82,78, persentase rata-rata mencapai 82,78% dengan kategori “tinggi” dan ketuntasan klasikal mencapai 75%, sehingga terjadi peningkatan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara tema cita-citaku dari siklus I ke siklus II. Ini berarti indikator keberhasilan yang ditetapkan 70% dari 32 siswa sudah terpenuhi. Peningkatan penguasaan kompetensi keterampilan berbicara dari siklus I ke siklus II 31,25%.
DAFTAR PUSTAKA Agung, Gede. 2010. Metodologi penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.
9
-------.
2012. Metodologi penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.
-------.
2014. Metodologi penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Huda,
Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Rosda. Munandar, Utami. 2014. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Predana Solchan. 2009. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Surya, Hendra. 2013. Cara Belajar Orang Genius. Jakarta: PT Gramedia. Wendra, Wayan. 2011. Buku Ajar Keterampilan Berbicara. Singaraja: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganes
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
11