PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA FREE METHODIST-1 HELVETIA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fromsiska Naibaho SMP Swasta Free Methodist-1 Helvetia Medan Email: fromsiska_naibaho@gmail.com Abstract: This study aims to determine: (1) differences in the ability to listen to the students that learned the news with a strategy Think-Talk-Write and Expository strategies, (2) differences in the ability to listen to the news of students who have a high interest in learning taught by learning strategies Think-Talk -Write higher with students who have a high interest in learning taught by Expository strategy, (3) the ability to listen to news students who have low learning interest taught by learning strategies Think-Talk-Write higher with students who have low learning interest taught by Expository strategy, (4) the interaction between learning strategy and interest in learning to students' ability to listen to the news. The population in this study were all students of class VIII SMP Free Methodist 1 Terrain TP 2013/2014. The sampling technique used is random sampling. These samples included 60 students consisting of 30 students as the group that learned with a learning strategy Think-Talk-Write and 30 students as a group that learned with expository teaching strategy. Instrument research using questionnaires interest in learning and test students' ability to listen to the news. The method used is a quasi-experimental design with 2 x 2 factorial data analysis technique used is a two-lane Anova test at significant level α = 0.05. The results showed that: (1) the ability to listen to students who are taught by learning strategies ThinkTalk-Write is higher than students taught by Expository strategy. (Fhitung = 22.9> F table = 1.84), (2) ability to listen to news students who have a high interest in learning taught by learning strategies Think-Talk-Write, higher than students who have a high interest in learning taught by strategy Expository (Fhitung = 3.3> F table = 1.84), (3) Ability to listen to news students who have low learning interest taught by learning strategies Think-Talk-Write, higher than students who have low learning interest taught by Expository strategy. (4) There is interaction between learning strategies and interest in (Fhitung = 0.23
VIII SMP Free Methodist 1 Medan T.P. 2013/2014. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah random sampling. Sampel penelitian berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelompok yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dan 30 siswa sebagai kelompok yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Instrument penelitian dengan menggunakan angket minat belajar dan tes kemampuan menyimak berita siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain faktorial 2 x 2. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Anava dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan menyimak siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi Ekspositori. (Fhitung = 22,9 > Ftabel = 1,84), (2) Kemampuan menyimak berita siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write, lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi Ekspositori (Fhitung = 3,3 > Ftabel = 1,84), (3) Kemampuan menyimak berita siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi pembelajaran Think-TalkWrite, lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi Ekspositori (Fhitung = 0,23 < Ftabel = 1,84) (4) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap kemampuan menyimak siswa (Fhitung = 0,23 < Ftabel = 1,84). Kata kunci : pembelajaran Think Talk Write, minat belajar, teks berita.
PENDAHULUAN Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik. Apabila kemampuan seseorang dalam menyimak kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Pentingnya pembelajaran menyimak berita di sekolah yaitu dapat melatih daya pikir siswa terhadap hal-hal yang telah disimaknya. Semakin tinggi daya ingat siswa dalam menyimak maka semakin tinggi pula kecerdasan siswa. Berbagai anggapan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang tidak menarik, membosankan,dan menghabiskan waktu. Kejenuhan siswa dalam menyimak terjadi karena siswa merasa dipaksa untuk melakukan kegiatan menyimak. Kesulitan pokok yang dihadapi siswa dalam menyimak berita adalah menggabungkan berbagai ide yang didengarkan untuk
membangun suatu pemahaman dalam berita. Rendahnya keterampilan menyimak siswa disebabkan beberapa faktor diantaranya: (1) sikap siswa yang merendahkan keterampilan menyimak; (2) kondisi fisik siswa yang lelah apabila pelajaran bahasa Indonesia pada jam pelajaran terakhir; dan (3) jumlah siswa yang banyak juga mempengaruhi suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif; (4) kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Fakor lain yang menyebabkan pelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik yaitu faktor guru yang menggunakan strategi pembelajaran menyimak belum bervariasi dan cenderung berceramah (ekspositori) sehingga guru perlu mengubah strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Minat belajar siswa juga merupakan pendukung pembelajaran menyimak. Minat belajar siswa harus
217
mendapat perhatian sebelum memulai pembelajaran agar seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi setiap siswa. Kesesuaian strategi pembelajaran yang digunakan kepada siswa baik yang berminat belajar tinggi maupun yang berminat belajar rendah diharapkan dapat menciptakan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang dianggap efektif dalam pembelajaran kemampuan menyimak teks berita untuk menemukan pokok-pokok berita adalah strategi Think Talk Write (TTW. Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) merupakan strategi yang membantu siswa untuk berpikir, berbicara, kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Strategi Think Talk Write (TTW) memiliki beberapa keunggulan. Pertama, strategi Think Talk Write (TTW) dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa akan menjadi lebih baik. Siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa dapat saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Kedua, Strategi Think Talk Write (TTW) dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan yang sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan: (1) Sikap siswa yang merendahkan keterampilan menyimak; (2) Kemampuan siswa menyimak teks berita masih rendah; (3) Strategi pembelajaran menyimak belum efektif; (4) Minat belajar siswa dalam menyimak berita masih rendah; (5) Kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas. KAJIAN PUSTAKA
Hakikat Menyimak Menurut Tarigan (2008:31) Menyimak adalah salah satu proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Pernyataan tentang pengertian menyimak juga disampaikan oleh pakar lain, menyimak adalah “proses mencakup kegiatan yang mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, mereaksi atas makna yang terkandung di dalammya” (Sabarti dalam Sutari dkk. 1998:18-19) Berdasarkan pendapat - pendapat yang telah terurai tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa menyimak mengandung pengertian suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi ujar dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap pesan atau isi, dan memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara. Setelah makna komunikasi dan isi pesan dapat dipahami oleh penyimak, maka ia melakukan suatu tindakan sebagai respon atau reaksi terhadap hal yang telah disimaknya sesuai dengan isi pesan yang telah dipahami tersebut. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Menurut Andriani (2010), langkahlangkah pembelajaran strategi Think Talk Write (TTW) melalui tiga tahap berikut: (1) Think (berpikir), dalam tahap ini disajikan bahan simakan. Secara individu siswa memikirkan isi yang berupa pokok-pokok berita televisi dan membuat catatan kecil mengenai hal-hal yang disimak sesuai dengan bahasanya sendiri; (2) Talk (berbicara), dalam tahap ini siswa diberi kesempatan untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji
218
ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok; (3) Write (menulis), dalam tahap ini siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya pada kegiatan tahap pertama dan kedua. Menurut Silver dan Smith (dalam Ansari 2004: 40), peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunan metode Think Talk Write (TTW) antara lain: (1) mengajukan dan menyediakan tugas memungkinkan siswa terlibat secara aktif berpikir, (2) menyimak dengan hati-hati ide yang dikemukakan siswa secara lisan dan tertulis, (3) menyuruh peserta didik
mengemukakan ide secara lisan dan tulisan, (4) memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan peserta didik dalam berdiskusi serta memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif. Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode Think Talk Write (TTW) adalah metode yang membangun secara tepat untuk berpikir, merefleksikan dan mengorganisasikan ide-ide.
Tabel 1. Fase-Fase Strategi Think Talk Write Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Menjelaskan tujuan Siswa mendengarkan Menyampaikan penjelasan guru. tujuan dan memotivasi pembelajaran, latar belakang pembelajaran, siswa dan memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran. Menyiapkan bahan simakan, tayangan berita televisi. Menayangkan berita yang Siswa memikirkan isi yang Fase 1 sudah dipersiapkan berupa pokok-pokok berita Berpikir sebelumnya. televisi dan membuat (Think) catatan kecil mengenai halhal yang disimak sesuai dengan bahasanya sendiri. Memberikan kesempatan Siswa merefleksikan, Fase 2 pada siswa untuk menyusun, serta menguji Berbicara membicarakan tentang ide-ide dalam kegiatan (Talk) penyelidikannya pada diskusi kelompok. tahap pertama. Menyuruh siswa Siswa menuliskan ide-ide Fase 3 menuliskan ide-ide yang yang diperolehnya pada Menulis sudah diperoleh pada kegiatan tahap pertama dan (Write) kegiatan tahap pertama dan kedua. kedua
Skenario Pembelajaran Kemampuan Menyimak Berita dengan Menggunakan Strategi Think Talk Write (TTW) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, latar belakang pembelajaran, dan memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen terdiri dari 5 orang per kelompok. Guru menyiapkan bahan simakan, tayangan berita televisi.
Pada tahap think guru menyuruh siswa mendengarkan tayangan berita. Siswa memikirkan isi yang berupa pokok-pokok berita televisi dan membuat catatan kecil mengenai hal-hal yang disimak sesuai dengan bahasanya sendiri. Pada tahap talk guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Siswa merefleksikan,
219
menyusun, serta menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Pada tahap write, guru menyuruh siswa menuliskan ide-ide yang sudah diperoleh pada kegiatan tahap pertama dan kedua. Kelebihan dan Kekurangan Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) Menurut Huinker dan Laughlin (1996 : 85) mengatakan bahwa kelebihan Strategi Think Talk Write (TTW) yang diperoleh dari aktivitas menulis antara lain sebagai berikut : (1) Menulis dapat meningkatkan taraf aktivitas intelektual pembaca; (2) Menulis dapat membantu siswa merumuskan kata-kata dengan lebih baik; (3) Menulis dapat membangun metakognitif bahkan kemampuaan kognitif karena menulis memungkinkan siswa melakukan intropeksi, analisis, dan sintesis pada level yang lebih mendalam. Kekurangan strategi Think Talk Write (TTW) yang diperoleh dari aktivitas menulis antara lain sebagai berikut: (1) Aktivitas belajar hanya berpatok pada menulis bukan mendengar, berbicara, membaca; (2) Bahan belajar hanya berputar sekitar berpikir kemudian menulis; (3) Kemalasan anggota keolmpok dalam menulis pendapat anggota-anggota kelompok dalam satu kelompok; (4) Kebosanan. Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran berbentuk penguraian, baik berupa bahan tertulis maupun penjelasan atau penyajian verbal. Teknik penyajian pelajaran yang sangat pararel dengan strategi ini adalah teknik ceramah, teknik diskusi, teknik interaksi massa, teknik antardisiplin, teknik simulasi, teknik demonstrasi, dan teknik dan team teaching. Terdapat beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori. Pertama, strategi pembelajaran ekspositori dilakukan dengancara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan
merupakan alat utam dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu, sering orang mengidentikkannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah mata pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsepkonsep tertentu yang harus dihapal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utamanya setelah proses pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Kelebihan Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori memiliki kelebihan, menurut Sanjaya, 2008 : 188) kelebihan strategi pembelajaran ekspositori antara lain : (1) guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauhmana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan; (2) dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang dikuasai siswa cukup luas, sementara waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas; (3) selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu mata pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi; (4) dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. Strategi pembelajaran ekspositori juga memiliki kelemahan, karena guru membuat persiapan yang lebih rumit dalam mengemas prosedur pembelajaran sampai membuat media pembelajaran. Dalam kelompok siswa yang malas memiliki kesempatan yang apatis dan memungkinkan akan mempengaruhi anggota kelompok lain. Kelemahan Strategi Ekspositori Menurut Sanjaya, kelemahan strategi
220
Pembelajaran (2011 : 191) pembelajaran
ekspositori yakni : (1) strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. (2) strategi ini mungkin tidak dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan maupun perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar. (3) karena strategi ini lebih banya diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. (4) keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur ( berkomunikasi ), dan kemampuan mengelola kelas. (5) oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one way communication), maka kesempatan untuk memantau pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
perhatian terhadap suatu objek yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Demikian juga bila seseorang berminat pada suatu pelajaran. Ia akan berusaha sebaik mungkin untuk mempelajari pelajaran tersebut sehingga dapat memahaminya dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (1997:177) bahwa minat itu adalah salah satu keadaan, di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan disertai dengan keinginan untuk mempelajari dan membuktikannya. METODE Dalam penelitian ini digunakan desain faktorial 2 x 2, sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut : Tabel 2. Desain Faktorial 2x2 Think
Strategi Pembelaj aran Minat Belajar Minat tinggi (M1) Minat rendah (M2)
Minat Belajar Siswa Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suasana di luar diri, semakin kuat hubungan tersebut maka semakin besar minat yang datang. Hurlock, 1980 : 289 mengatakan bahwa minat adalah suatu aspek psikologis yang mempunyai cukup besar terhadap sikap dan perilaku seseorang. Minat merupakan suatu kecenderungan untuk bertinkah laku yang berorientasi kepada objek. Kegiatan pengalaman tertentu dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensitasnya. Berdasarkan uraian di atas, minat belajar adalah suatu keadaan dalam diri individu yang mampu mengarahkan
Talk Write (TT W) (K1) K 1M1 K 1M2
Eksposito ris (K2)
K2M1 K2M2
Keterangan : K1 : kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW). K2 : kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori M1 : kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi. M2 : kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah. K1M1 : kemampuan menyimak berita kelompok strategi pembelajaran Thin Talk Write (TTW) dengan minat belajar tinggi. K1M2 : kemampuan menyimak berita kelompok strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan minat belajar rendah.
221
K2M : kemampuan menyimak berita kelompok strategi pembelajaran Ekspositori dengan minat belajar tinggi. K2M2 : kemampuan menyimak berita kelompok strategi pembelajaran Ekspositori dengan minat belajar rendah. Untuk analisis data yang diperoleh dari penalitian ini adalah perangkat tes parametrik karena asumsi yang melandasi penggunaannya terpenuhi sehingga perangkat tes tersebut sangat kuat untuk menguji hipotesis nol. Hipotesis alternatif adalah dugaan jawaban yang dibuat peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya melalui data yang dikumpulkan melalui penelitian. Uji persyaratan dilakukan dengan uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Fisher (Sudjana, 2002: 258). HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menyimak Siswa Menggunakan Strategi Think-Talk-Write Lebih Tinggi dari Kemampuan Menyimak Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori Pengujian hipotesis statistik untuk strategi pembelajaran Think-Talk-Write dan strategi pembelajaran Ekspositori adalah sebagai berikut: Ho : µK1 = µK2 Ho : µK1 > µK2 Pernyataan hipotesisnya adalah: Ho = tidak ada pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write terhadap hasil belajar kemampuan menyimak siswa. Ha = Ada pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write terhadap hasil belajar kemampuan menyimak siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan data dapat diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write memperoleh nilai ratarata 79,5, sedangkan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori memperoleh nilai rata-rata 67,5. Hasil analisis varians untuk kedua strategi pembelajran menunjukkan harga Fh sebesar 22,9 lebih besar dari harga Ft sebesar 1,669 pada taraf signifikan α =0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write memperoleh hasil belajar kemampuan menyimak lebih tinggi dari kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori teruji kebenarannya. Kemampuan Menyimak Siswa Memiliki Minat Belajar Tinggi Lebih Tinggi dari Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Minat Belajar Rendah Pengujian hipotesis statistik yang diuji adalah: Ho : µM1 = µM2 Ho : µM1 > µM2 Pernyataan hipotesisnya adalah: Ho = tidak ada pengaruh minat belajar tinggi terhadap hasil belajar kemampuan menyimak siswa Ha = ada pengaruh minat belajar tinggi terhadap hasil belajar kemampuan menyimak siswa. Berdasarkan hasil perhitungan data dapat diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan minat belajar tinggi memperoleh nilai rata-rata 81,6, sedangkan hasil belajar kemampuan menyimak siswa dengan minat belajar tinggi memperoleh nilai rata-rata 67. Hasil analisis varians untuk kedua strategi pembelajran menunjukkan harga Fh sebesar 3,3 lebih besar dari harga Ft sebesar 1,669 pada taraf signifikan α =0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian,
222
dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa minat belajar tinggi memperoleh hasil belajar kemampuan menyimak lebih tinggi dari kelompok siswa dengan minat belajar tinggi teruji kebenarannya. Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Menyimak Berita Siswa Ho : A>
No 1 2 3 4 5 6
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas diperoleh Fh= 6,5 dan nilai kritik Ft = 1,669 pada taraf α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Fh > Ft yakni 6,5 > 1,669 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang menggunakan minat belajar tinggi dengan menggunakan minat belajar rendah teruji kebenarannya. Karena ada interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kemampuan menyimak siswa, perlu dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar sampel mana yang berbeda. Untuk melihat bentuk interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kemampuan menyimak siswa dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Scheffe. Hasil perhitungan menggunakan Uji Scheffe dapat dillihat dalam tabel 3 berikut:
Tabel 3. Rangkuman Uji Lanjut Dengan Uji Scheffe Interaksi F hitung F tabel (α=0,05) Keterangan µK1M1 dengan µK2M2 0,21 1,84 Signifikan µK1M2 dengan µK2M1 0,23 1,84 Signifikan µK1M2 dengan µK2M2 0,07 1,84 Signifikan µK1M1 dengan µK2M1 0,23 1,84 Tidak Signifikan µK1M1 dengan µK1M2 0,16 1,84 Tidak Signifikan µK2M2 dengan µK2M1 0,02 1,84 Tidak Signifikan
Kriteria penerimaan jika Fhitung > Ftabel, maka teruji secara signifikan. Berdasarkan hasil uji Scheffe pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat enam pasang hipotesis statistik, yakni: a. Dari hasil perhitungan menunjukkan Fhitung = 0,21 < Ftabel = 1,84, sehingga memberikan keputusan menolak hipotesis (Ha) dan (H0) diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dengan minat belajar tinggi dengan strategi pembelajaran Ekspositori yang
memiliki minat belajar tinggi tidak teruji kebenarannya. b. Dari hasil perhitungn menunjukkan Fhitung = 0,23 < Ftabel = 1,84, sehingga memberikan keputusan menolak hipotesis (H0) dan (Ha) diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dengan minat belajar tinggi dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write yang memiliki minat belajar rendah teruji kebenarannya c. Dari hasil perhitungan menunjukkan Fhitung = 0,07 < Ftabel = 1,84, sehingga
223
memberikan keputusan menolak hipotesis (Ha) dan (H0) diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dengan minat belajar tinggi dengan strategi pembelajaran Ekspositori yang memiliki minat belajar rendah tidak teruji kebenarannya. d. Dari hasil perhitungan menunjukkan Fhitung = 0,23 < Ftabel = 1,84, sehingga memberikan keputusan menolak hipotesis (H0) dan (Ha) diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dengan minat belajar rendah dengan strategi pembelajaran Ekspositori yang memiliki minat belajar tinggi teruji kebenarannya. e. Dari hasil perhitungan menunjukkan Fhitung = 0,16 < Ftabel = 1,84, sehingga memberikan keputusan menolak hipotesis (H0) dan (Ha) diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dengan minat belajar rendah dengan strategi pembelajaran Ekspositori yang memiliki minat belajar rendah teruji kebenarannya. f. Dari hasil perhitungan menunjukkan Fhitung = 0,02 < Ftabel = 1,84, sehingga memberikan keputusan menolak hipotesis (H0) diterima dan (Ha) ditolak. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar kemampuan menyimak siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori dengan minat belajar rendah dengan strategi pembelajaran Ekspositori yang memiliki minat belajar tinggi teruji kebenarannya.
SIMPULAN Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan penelitian pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write untuk kelas VII SMP Free Methodist-1 yang dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan menyimak siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi Ekspositori. 2. Kemampuan menyimak siswa yang memiliki minat belajar tinggi, lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar rendah. 3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar dalam memengaruhi kemampuan menyimak berita siswa. Siswa dengan minat belajar tinggi akan memeroleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran ThinkTalk-Write. Demikian pula dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, A. dan Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Aini, D.N. 2009. Penerapan Teknik ThinkTalk-Write (TTW) untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif pada Siswa Kelas X MAN 1 Semarang (Studi Kuasi Eksperimen) Ansari, B. I. 2003. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik melalui Strategi Think Talk Write (Eksperimen di SMAN Kelas X Bandung).Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
224
Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi VII.Penerbit: PT Bumi Aksara, Jakarta Arsyad, A. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Rawamangun Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Badan Standart Nasional Pendidikan. 2006. Standart Isi. Jakarta
Santrock, W.J. 2008. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Daniel. 2005. Pengaruh Penggunaan Media dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 5 Medan. Tesis. Medan. Pascasarjana Unimed Ary, D. Lucy C., J. dan Asghar, R. 1982 Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terjemahan Arif Furchan, Judul Asli : Introduction to Research in Education. Surabaya: Usaha Nasional.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik (Terjemahan: Narulita Yusron). Bandung: Nusa Media. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Sugiarta, I.M. 2009. Think Talk Act. Rekonstruksi Strategi Pembelajaran TTW berdasarkan Konsep Tri Karya Parisudha. Jurnal Matematika dan Sains.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara
Dick, W. and Carey, J.O. 2005. The systematic Design of Instuction. New York: Logman
Supranata, S. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Djamarah, S.B. 1994. Prestasi belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional Gerlach dan Ely. 1980. (dalam http//wawanjunaidi.blogspot.com/2009/07/hakikat - strategi pembelajaran.html) Huinker, D. dan Laughlin, C. 1996. “Talk Your Way into Writing”. Dalam Communication in Mathematicss K12 and Beyond, 1996 year book. National Council of Teachers of Mathematics. Kemp, J. E. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan : Asril Marjohan. Bandung : ITB Kosasih, E. 2007. Bank Soal Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung: YRAMA WIDYA. Sadiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Syah, M.1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu Tarigan, Djago. 1998. Keterampilan Menyimak. Bandung : Angkasa Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Yamin, M. dan Ansari, B.I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Winkel, S. 1990. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
225