PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen di SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Dwi Cahya Nirmala NIM 108016100073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1433 H
ABSTRAK
DWI CAHYA NIRMALA (108016100073). Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia (Kuasi Eksperimen di SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro). Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran ThinkTalk-Write terhadap penguasaan konsep sistem pencernaan manusia. Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian two group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 35 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write dan 36 siswa untuk kelas kontrol dengan pengajaran konvensional dan penggunaan LKS. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes penguasaan konsep yang berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji-t, diperoleh thitung diperoleh 3,97 dan ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 sebesar 1,99, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi think-talk-write terhadap penguasaan konsep sistem pencernaan manusia. Kata Kunci : strategi think-talk-write, penguasaan konsep, penelitian kuasi eksperimen.
i
ABSTRACT
DWI CAHYA NIRMALA (108016100073). The Influence of Think-Talk-Write Strategy towards mastery of concept of Human Digestive System (Quasi Experiment at SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro). BA Thesis. Biology Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research is aimed at figuring out the influence of Think-Talk-Write strategy towards mastery of concept of human digestive system. This research was conducted at Al-Azhar 3 Bintaro Junior High School. This research employed quasi-experimental design with two group pretest-posttest. The data collection used purposive sampling technique. The sample used in this research was 35 students for experimental classroom using Think-Talk-Write strategy and 36 students for control classroom using conventional teaching instruction using student worksheet. The instrument employed in this research was test mastery of concept which was objective test in form of multiplechoice which has been examined for validity and reliability. The data analysis technique of both groups used t-test which was (t-count) 3,97 and t-table in significant area α=0,05 was 1,99, so t-count > t-test. It shows that there was influence the use of Think-TalkWrite strategy toward mastery of concepts of human digestive system. Key Words: think-talk-write strategy, concept mastery, quasi-experimental research.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada beliau junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi S1 program studi biologi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia”. Pada kesempatan kali ini penulian mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalampenelitian ini dan dengan segala penuh keikhlasan telah membantu dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi amal baik dan dibalas Allah SWT dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terimakasih tersebut disampaikan kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan para staf jurusan pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Dr. Sujiyo Miranto M.Pd dan Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA., selaku pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku penguji skripsi.
iii
6.
Bapak Drs. Baharudin, selaku kepala SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi di instansi tersebut.
7.
Ibu Mombo Kurniati, S.Pd. selaku observer yang telah membantu berjalannya penelitian ini dan telah memberikan saran-saran, kemudahan, motivasi dan pengarahan kepada penulis selama penelitian skripsi.
8.
Kedua Orang Tua tercinta Ayah dan Mamah, Teteh dan Aa tersayang yang telah memberikan semangat, dorongan dan doa yang tak terhingga selama penyusunan skripsi ini.
9.
Sahabat-sahabat yang tak terlupakan dari tahun ke tahunnya selama perkuliahan yaitu kelas Biologi 8B angkatan 2008 khususnya Lia (Papah), Tifa (Mam), Eva (Upung), Annis (Ateu), Rosana (Mba Ocha) dan Nafisa (Ait) yang selalu berbagi informasi dan memberikan motivasinya.
10. Teman-teman seperjuangan dari Jurusan IPA, baik angkatan 2008 dan kakakkakak kelas yang telah meluangkan waktu untuk sharing-sharing. 11. Serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini baik secara moril maupun material yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Akhir kata penulis hanya bisa memanjatkan do’a kehadirat Illahi Rabbi semoga segala bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini dapat dibalas oleh-Nya sebagai amal kebaikan, Amin. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan pada diri penulis sendiri pada khususnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ciputat, Maret 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4 C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II
DESKRIPSI
TEORITIS,
KERANGKA
BERPIKIR
DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik .................................................................................... 7 1. Pembelajaran Kooperatif .................................................................... 7 2. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write ........................................... 11 3. Penguasaan Konsep ........................................................................... 18 4. Sistem Pencernaan Manusia .............................................................. 22 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 25 C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 27 D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 30 B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 30
v
C. Populasi dan Ssampel Penelitian ............................................................ 31 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 32 E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 33 F. Kalibrasi Instrumen ................................................................................ 36 1. Tingkat Kesukaran ........................................................................... 36 2. Daya Beda ........................................................................................ 37 3. Validitas ........................................................................................... 38 4. Reliabilitas ....................................................................................... 39 G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 40 1. Analisis Data Hasil Tes Penguasaan Konsep ................................... 40 a. Normal Gain ............................................................................... 40 b. Uji Normalitas ............................................................................ 40 c. Uji Homogenitas ........................................................................ 42 2. Analisis Data Hasil Observasi .......................................................... 42 3. Analisis Data Angket ....................................................................... 43 H. Uji Hipotesis .......................................................................................... 45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 47 1. Hasil Pretest ..................................................................................... 47 2. Hasil Posttest .................................................................................... 48 3. Data N-Gain ..................................................................................... 51 4. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................... 52 a. Uji Normalitas ............................................................................ 52 b. Uji Homogenitas ........................................................................ 53 5. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 54 6. Hasil Analisis Data Observasi .......................................................... 55 7. Hasil Analisis Data Angket .............................................................. 57 B. Pembahasan ............................................................................................ 57
vi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 60 B. Saran ....................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 62 LAMPIRAN .................................................................................................................... 65
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Standar Kompetensidan Kompetensi Dasar Sistem Pencernaan ...................... 23 Tabel 3.1 Desain Penelitian two group pretest-posttest desaign ..................................... 30 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ................................................................................... 34 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi ........................................................... 35 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket ............................................................................. 36 Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen .......................................................... 37 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 39 Tabel 3.7 Kriteria Hasil Lembar Observasi ...................................................................... 43 Tabel 3.8 Skor Alternatif Jawaban Angket ...................................................................... 44 Tabel 4.1 Hasil pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................................... 47 Tabel 4.2 Hasil posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ......................................... 48 Tabel 4.3 Rekapitulasidata Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................................................................................................. 49 Tabel 4.4 Penguasaan Konsep Siswa Untuk SetiapSubkonsep ....................................... 50 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan N-Gain ................................................................................ 51 Tabel 4.6 Uji normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................................ 52 Tabel 4.7 Perhitungan Uji Homogenitas .......................................................................... 53 Tabel 4.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest ............................................................................... 54 Tabel 4.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ............................................................................. 55 Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ........................................................... 56 Tabel 4.11 Data Hasil Angket Respon Siswa .................................................................. 57
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Organ Sistem Pencernaan ........................................................................... 26 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 30
ix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 (Rancangan Penelitian) Lampiran
1.1 RPP Kelompok Eksperimen ................................................................ 66
Lampiran
1.2 LKS Kelompok Eksperimen ............................................................... 75
Lampiran
1.3 RPP Kelompok Kontrol ............................................................................. 88
Lampiran
1.4 LKS Kelompok Kontrol ...................................................................... 97
Lampiran 2 (Instrumen) Lampiran
2.1 Kisi-kisi Instrumen Tes .............................................................................. 99
Lampiran
2.2 Soal Instrumen (Uji Coba) ...................................................................... 108
Lampiran
2.3 Kunci Jawaban Soal Instrumen ................................................................ 114
Lampiran
2.4 Kalibrasi Instrumen Tes dengan Anates ............................................. 115
Lampiran
2.5 Soal Pretest dan Posttest ..................................................................... 129
Lampiran
2.6 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ........................................... 132
Lampiran
2.7 Instrumen Lembar Observasi ............................................................... 133
Lampiran
2.8 Instrumen Angket Respon Siswa ......................................................... 135
Lampiran 3 (Hasil Penelitian) Lampiran
3.1. Hasil Data Mentah Pretest dan Posttest ............................................. 139
Lampiran
3.2. Perhitungan Data Distribusi Pretest .................................................... 143
Lampiran
3.3. Perhitungan Data Distribusi Posttest ................................................... 147
Lampiran
3.4. Perhitungan N-Gain ............................................................................. 151
Lampiran
3.5. Perhitungan Uji Normalitas ................................................................ 153
Lampiran
3.6. Perhitungan Uji Homogenitas ............................................................. 157
Lampiran
3.7. Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ....................................................... 159
Lampiran
3.8. Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ..................................................... 160
Lampiran
3.9. Skoring Lembar Observasi ................................................................. 161
Lampiran
3.10. Tabulasi Angket Respon Siswa ........................................................ 162
x
Lampiran 4 (Surat-Surat dan Uji Referensi) Lampiran
4.1. Surat Izin Penelitian ............................................................................ 163
Lampiran
4.2. Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 164
Lampiran
4.3. Uji Referensi ....................................................................................... 165
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan
mempunyai
peranan
yang sangat
menentukan
bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Sejalan dengan upaya membangun karakter bangsa, penguasaan ilmu pengetahuan yang baik perlu didukung adanya sumber daya manusia yang berkualitas, handal, dan memiliki moral yang baik. Hal ini ditunjang oleh adanya penyelenggaraan pendidikan yang baik pula. Melalui proses pendidikan yang bermakna dimungkinkan diperolehnya produk yang berkualitas. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan seseorang, karena dapat membedakan kemampuan seseorang dalam berpikir. Orang yang memiliki kemampuan berpikir luas dapat bertahan di zaman yang semakin berkembang dengan pesat dan mampu meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam pendidikan formal, salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat digunakan untuk membangun cara berpikir siswa adalah IPA-biologi. Pelajaran biologi di sekolah tidak hanya menekankan pada pembelajaran dalam kelas saja melainkan juga sejauh mana pengetahuan siswa tentang alam ini. Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pengetahuan yang didapat seseorang tidak akan ada tanpa melalui proses pembelajaran. Sedangkan hakekat dari pembelajaran itu adalah untuk memperoleh pengetahuan, baik pembelajaran itu disadari ataupun tanpa disadari. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan.1 Kegiatan pembelajaran dapat
1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011), cet. 4, h. 17.
1
2
menggunakan metode ataupun strategi pembelajaran tertentu agar mencapai tujuan yang diharapkan. Pada saat ini di beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih menggunakan pembelajaran konvensional yang terpusat pada guru. Dalam hal ini guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling benar. Guru mengganggap bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Proses pembelajaran yang terjadi memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru. Akibatnya siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi. Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran biologi dilakukan dengan hanya memberi konsep-konsep materi biologi dari guru ke siswa dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa ada pengolahan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan yang ada disekitarnya, atau dengan kata lain siswa belajar menghafal konsep, bukan memahami konsep sehingga belajar biologi kurang bermakna. Sehingga siswa memandang pelajaran IPAbiologi suatu pelajaran yang sulit karena menghafal. Siswa yang dengan hanya menghafal sebuah konsep masih kesulitan untuk menjawab suatu pertanyaan dalam pembelajaran yang berlangsung. Seharusnya siswa lebih bisa menggalih suatu pertanyaan tersebut dengan pengetahuan yang dimiliki mereka dan dipahami lebih lanjut, sehingga dapat menguasai suatu konsep tertentu. Peran guru disini penting, guru tidak hanya memindahkan pengetahuannya secara utuh ke siswa tetapi guru dapat mencari suatu metode ataupun strategi pembelajaran tertentu untuk menuntun siswa dalam mencari pengetahuan suatu materi itu sendiri. Untuk mengantisipasi masalah tersebut perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajaran menekan pada pemberian pengalaman langsung untuk
3
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami fakta, konsep dan prinsip alam sekitar secara ilmiah.2 Berlakunya Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) pada tahun 1971 sampai sekarang dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah menuntut siswa untuk bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Dengan kata lain, merubah paradigma pembelajaran, yaitu dari teacher centered beralih ke student centered. Sikap aktif, kreatif dan inovatif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilisator dan bukan sumber utama pembelajaran. Guru juga dapat diperlukan dalam pengkondisian siswa didalam kelas agar siswa merasa nyaman belajar, dengan melakukan pengkondisian dimana siswa dapat melakukan kerjasama dalam kelompok yang lebih kecil, dan salah satu strateginya adalah strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) merupakan pendekatan dari model pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran think-talk-write diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin yang dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis.3 Dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) diharapkan siswa dapat menumbuhkembangkan kemampuan untuk mengkonstruksi
pengetahuan
dan
pemahaman
siswa
dan
dapat
menyampaikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan pada LKS. Strategi Think-Talk-Write (TTW) merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Strategi TTW didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Model pembelajaran TTW dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengesankan, keberanian, kebermaknaan dalam pembelajaran, sosial, demokrasi, penanaman konsep yang melekat dari hasil penyelidikan, penyimpulan serta meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar 2
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (2006), h. 377. 3 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), cet. 2, h. 84.
4
membangkitkan minat dan partisipasi, serta meningkatkan pemahaman dan daya ingat. Teknik pembelajaran yang dibangun pada dasarnya melalui kemampuan berpikir, berbicara dan menulis. Strategi pembelajaran think-talk-write dimulai dari bagaimana siswa memikirkan sendiri penyelesaian suatu tugas atau masalah yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS), kemudian mengkomunikasikan
hasil
pemikirannya
berkelompok
terdiri
atas
yaitu
3-5
dalam
siswa
yang
berdiskusi
secara
beragam
tingkat
kemampuannya. Kelompok seperti ini dimaksudkan agar semua siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Tahap akhir adalah siswa mampu menuliskan pemikiran serta hasil diskusi. Berdasarkan penerapan diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa hal yang dapat diidentifikasi untuk diteliti, di antaranya yaitu: 1.
Pembelajaran konvensional yang mengakibatkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
2.
Rendahnya penguasaan konsep siswa pada pelajaran IPA-Biologi, karena anggapan yang keliru bahwa pengetahuan itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.
3.
Siswa memandang pelajaran IPA-biologi suatu pelajaran yang sulit karena menghafal. Dari hasil wawancara, permasalahannya pada konsep sistem pencernaan manusia.
4.
Banyaknya siswa yang masih kesulitan dalam menjawab suatu pertanyaan dalam pembelajaran Biologi berlangsung.
5.
Rasa peduli guru terhadap penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) tidak diterapkan dengan model pembelajaran yang bervariasi.
5
C. Pembatasan Masalah Berhubung aspek yang berkaitan dengan penelitian ini cukup kompleks, dan untuk lebih memfokuskan pembahasannya, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1.
Penguasaaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil belajar dari tes kognitif siswa. Ranah kognitif untuk mengukur penguasaan konsep ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/ otak.4 Ranah kognitif yang akan diukur pada penelitian ini adalah mulai dari C1 sampai dengan C3 (ingatan/hafalan, pemahaman dan penerapan).
2.
Penguasaan konsep biologi pada materi sistem pencernaan manusia.
3.
Strategi pembelajaran diterapkan dengan penggunaan LKS.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write terhadap penguasaan konsep sistem pencernaan manusia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui
pengaruh
pembelajaran
Think-Talk-Write
terhadap
penguasaan konsep sistem pencernaan pada manusia. 2. Mengetahui respon siswa terhadap strategi pembelajaran Think-TalkWrite.
4
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajan IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 14.
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pembaca, khususnya calon guru biologi yang ingin mengembangkan metode pembelajaran di sekolah. 2. Memberikan informasi bagi pihak terkait tentang strategi pembelajaran Think-Talk-Write
(TTW),
guna
sebagai
masukan
dalam
strategi
pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar optimal.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif muncul pada saat siswa merasa lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berinteraksi
dan
berdiskusi
dengan
temannya.1
Bentuk
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.2 Setiap
kelompok
dalam
pembelajaran
kooperatif
bersifat
heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar antar siswa setiap kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima masukan, sehingga setiap anggota dapat memberikan konstribusi terhadap keberhasilan kelompok.3 Cooperative learning juga telah terbukti sangat bermanfaat bagi para siswa yang heterogen. Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok, model belajar ini dapat membuat siswa menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang yang berbeda. Nurulhayati dalam Rusman menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi 1
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 41. 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 202. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 243.
7
8
siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Sistem belajar kooperatif yaitu siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Model kooperatif ini membentuk siswa agar tanggung jawab, karena mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompoknya.4 Sedangkan
menurut
Slavin
dalam
Zulfiani,
menyatakan
pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling memperbaiki dan memeriksa pendapat teman, saling membatu untuk memahami suatu bahan pembelajaran, dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi.5 Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya biasanya lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian Lie dalam Made Wena, menunjukkan bahwa pembelajaran pembelajaran kooperatif dengan rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pembelajaran oleh pengajar.6 Pembelajaran kooperatif akan memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Melalui pembelajaran kooperatif juga siswa akan menjadi sumber belajar bagi temannya yang lain. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, siswa
4
Rusman, op. cit., h. 203. Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 130. 6 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. 6, h. 189. 5
9
juga mendapatkan sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar saja, tetapi juga sesama siswa.7 Pembelajaran
kooperatif
mempunyai
ciri-ciri
tertentu
bila
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Arends dalam trianto menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu:8 a.
Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar
b.
Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah (heterogen)
c.
Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari budaya, ras, suku, jenis kelamin yang beragam; dan
d.
Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai
tujuan
pembelajaran.
Ketentuan
dalam
pembelajaran
kooperatif, yaitu (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.9 Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya yaitu:10 a. Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambahkan kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menentukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
7
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), cet. 2, h. 74. 8 Trianto, op.cit., h. 47. 9 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 204. 10 Wina Sanjaya, op.cit., h. 247.
10
b. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c. Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatannya serta menerima segala perbedaan. d. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar. e. Untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. f. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. g. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Berdasarkan penelitian Slavin dalam Rusman, dinyatakan bahwa: (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, serta menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.11
11
Rusman, op. cit., h. 205.
11
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi belajar dalam kelompok kecil dengan keahlian berbeda, dan di dalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal
dengan
meningkatkan
pemahaman
mereka
baik
dari
pengalaman individu maupun kelompok.12
2. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Menurut J.R. David dalam Wina bahwa strategi di dunia pendidikan, dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.13 Definisi strategi pembelajaran menurut Arthur L. Costa dalam Trianto yaitu suatu pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan.14 Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Proses pembelajaran tidak akan terarah tanpa strategi yang jelas, dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan menjadi sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efesien.15
12
Zulfiani, dkk., loc. cit. Wina Sanjaya, op. cit., h. 124. 14 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011), cet. 4, h. 135. 15 Made Wena, op. cit., h. 2. 13
12
Strategi Think-talk-write adalah strategi yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin, yang menyatakan: “The think-talk-write strategy presented here allowas all students to talk out the ideas behind their thoughts before they write. Talking encourages the explorarion of words and the testing of ideas. Talking promotes understanding. When students are given numerous opportunities to talk, the meaning that is constructed finds its way into students’ writing, and the writing furher contributes to the construction of meaning.”16 (Strategi
think-talk-write
memungkinkan
semua
siswa
untuk
menyampaikan ide dalam pikiran mereka sebelum mereka menulis. Berbicara mendorong eksplorasi kata-kata dan menguji ide-ide. Berbicara mengembangkan pemahaman. Saat siswa banyak diberikan kesempatan untuk berbicara, mereka dapat menemukan cara yang akan ditulis ke dalam tulisannya, dan tulisan memberikan lebih lanjut untuk pembangunan makna). Fazio and Gallagher mengemukakan: “a think-talk-write strategy which has been adopted in England to promote literacy in science may help students to make connections between their peers, teachers, and the science phenomena under investigation, thereby linking literacy processes.”17 (Strategi think-talk-write yang telah diterapkan di Inggris untuk mendukung literasi sains dan dapat membantu siswa untuk membuat hubungan antara rekan-rekan mereka, guru, dan fenomena ilmu alam disekitarnya, sehingga menghubungkan proses literasinya). Pada dasarnya strategi ini dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan think-talk-write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana
16
DeAnn Huinker & Connie Laughlin, “Talk Your Way Into Writing”, http://www.Google.com/search?q=mtsd.kl.12.wi.us/MTSD/District/ela-curriculum03/think_talk_write.html, diakses pada tanggal 27 Agustus 2012, p. 88. 17 Fazio Xavier and Tiffany Gallagher, “Supporting Students Writing in Elementary Science: Tools to Facilitate Revision of Inquiry-Based Compositions”, Electonic Journal of Literacy Through Science, 8, 2009, p. 6.
13
seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan empat sampai enam siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkan melalui tulisan.18 Think-talk-write
dikembangkan
dari
pendekatan
kooperatif
sehingga dalam pelaksanaannya srategi ini membagi sejumlah siswa ke dalam beberapa kelompok secara heterogen. Jika mengacu pada definisi tersebut, maka strategi pembelajaran think-talk-write termasuk ke dalam jenis pendekatan yang berpusat pada siswa karena dalam strategi ini siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Dalam pelaksanaan yang menggunakan kelompok, maka think-talk-write juga mengacu kepada pembelajaran kooperatif yang dapat mengkonstruksi penguasaan konsep. Tahapan strategi think-talk-write dalam pembelajaran yang dilakukan di antaranya: 1) Think (Berfikir) Belajar adalah proses berfikir. Belajar dengan berfikir dapat menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam proses berpikir tidak hanya menekankan kepada konsep pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (Self regulated).19 Dalam berfikir menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang 18
digunakan
untuk
belajar,
mengorganisasikan
dan
Martinis Yamin dan Bansu I Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), cet. 2, h. 84. 19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 105.
14
merencanakan. Cara berfikir ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah.20 Menurut Wiederhold yang dikutip oleh Martinis Yamin dan Bansu
I Ansari, membuat catatan berarti berfikir untuk
menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Berfikir dapat membuat belajar menjadi rutin dengan menulis catatan sebelum, selama, dan setelah membaca. Membuat catatan dapat mempertimbangkan keterampilan berfikir dan menulis.21 Tahap berfikir ini siswa membaca teks berupa soal (kalau memungkinkan dimulai dengan soal yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari siswa atau kontekstual). Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan/atau hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri. Aktivitas berpikir (think) siswa dapat dilihat ketika dalam pembelajaran terdapat kegiatan yang memancing siswa untuk memikirkan sebuah permasalahan. Setelah itu siswa mulai memikirkan kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan dengan cara siswa mencatat atau mengingat bagaimana/apa yang dipahami atau tidak dipahami. 2) Talk (Berbicara atau Diskusi) Setelah tahap think selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya talk, yaitu berkomunikasi maupun berdiskusi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Menurut Suryo Subroto yang dikutip Trianto, diskusi merupakan percakapan ilmiah oleh beberapa orang dalam satu 20
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2000), cet. 7, h. 152. 21 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, op. cit., h. 85.
15
kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau
bersama-sama
mencari
pemecahan
masalah
untuk
mendapatkan jawaban dan kebenaran.22 Tahap berkomunikasi (talk) dapat memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya menurut Huinker & Laughlin yang dikutip Martinis dan Bansu, berkomunikasi dapat berlangsung secara alami. Berkomunikasi kehidupannya
sebagai
dapat dipelajari siswa melalui
individu
yang
berinteraksi
dengan
lingkungan sosialnya. Secara alami proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.23 Menurut
Tjokrodihardjo
dalam
Trianto,
diskusi
atau
berkomunukasi dalam pembelajaran memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu: Pertama, meningkatkan cara berfikir siswa dengan jalan membantu siswa
membangkitkan
menumbuhkan
pemahaman
keterlibatan
dan
isi
pelajaran.
partisipasi
siswa.
Kedua, Ketiga,
membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berfikir.24 Diskusi
memberikan
kesempatan
tidak
hanya
untuk
menggunakan pikiran, tetapi bila dikerjakan dengan tepat dapat membentuk suatu sikap positif terhadap cara berpikir.25 Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Siswa berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami.
22
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011), cet. 4, h. 122. 23 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, op. cit., h. 87. 24 Trianto, op. cit., h. 124. 25 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 120.
16
Pada tahapan ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya berkomunikasi dapat berlangsung secara alami. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah, proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis ide yang berhubungan dengan pengalaman mereka, sehingga mereka mampu untuk menulis tentang ide tersebut. 3) Write (Menulis) Selanjutnya tahap write, yaitu menuliskan hasil diskusi/ dialog pada lembar kerja yang disediakan (lembar aktivitas siswa). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi
atau
berdialog
antar
teman
dan
kemudian
mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu
siswa
dalam
membuat
hubungan
dan
juga
memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Menurut Masingila dan Wisniowsak dalam Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari mengemukakan bahwa aktivitas menulis siswa bermanfaat karena dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsep siswa terhadap ide yang sama.26 Dorongan untuk menulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk
berbicara,
untuk
mengkomunikasikan
pikiran
dan
pengalaman kita kepada orang lain. Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika).27 Selama tahap ini, aktivitas yang dilakukan oleh siswa adalah (1) menulis solusi terhadap masalah/ pertanyaan yang diberikan, (2) mengorganisasikan semua pekerjaan langkah-demi-langkah 26 27
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, op. cit., h. 88. Bobbi DePorter & Mike Hernacki, op. cit., h. 178.
17
agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, (3) mengoreksi semua pekerjaan sehingga tidak ada yang tertinggal, (4) meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik, yaitu lengkap, mudahdibaca, dan terjamin keasliannya.28 Karakteristik pembelajan think-talk-write yang membedakan dengan strategi pembelajaran yang lain, diantaranya: a) Melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep biologi. b) Mengkonstruksi dengan benar pengetahuan awal siswa baik dari pengalaman maupun informasi yang diterima. c) Termasuk model pembelajaran konstruktivisme yang dilakukan secara kooperatif. d) Think-talk-write dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok yang kemudian dicari solusinya. e) Karena terdapat langkah diskusi maka guru dengan mudah mengetahui miskonsepsi siswa dan dengan diskusi juga dapat diarahkan untuk merubah konsepnya.
Think-talk-write
memberikan
keuntungan
kepada
guru,
diantaranya:29 a) Guru dapat mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir. b) Guru dapat mendengarkan dengan hati-hati ide atau gagasan siswa.
28 29
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, loc. cit. Ibid, h. 90.
18
c) Guru dapat menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan maupun tulisan. d) Guru dapat memutuskan apa yang akan digali dan dibawa siswa dalam diskusi. e) Guru
dapat
memutuskan
kapan
memberikan
informasi,
mengklarifikasi persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan siswa berjuang untuk memecahkan soal. f) Guru dapat memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi. Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW:30 a) Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya. b) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think). c) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator pembelajaran. d) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).
3. Penguasaan Konsep Penguasaan dapat diartikan juga sebagai pemahaman atau kesanggupan
seseorang
untuk
menggunakan
pengetahuan
dan
kepandaiannya. Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini, siswa tidak hanya hapal secara 30
Ibid.
19
verbal tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta.31 Pengertian dari penguasaan tersebut dinyatakan juga dengan pemahaman yang bukan saja berarti mengetahui atau mengingat suatu hal yang dipelajari akan tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain atau dengan kata-kata sendiri mengenai materi yang telah dipelajari sehingga mudah dimengerti namun tidak mengubah arti yang dikandungnya. Menurut Biehler dan Dahar yang dikutip oleh Sutarto menyatakan bahwa konsep adalah kategori yang diberikan secara tidak langsung kepada lingkungan, oleh karena itu dalam pengkonsepan selalu ada proses pembawaan obyek atau kejadian-kejadian dalam penyajian nonverbal, yang sering disebut dengan gambaran mental, dengan ini pengonsepan adalah hal yang tidak mudah.32 Konsep adalah suatu ide atau gagasan dengan suatu pengertian yang umum, misalnya sumber kekayaan alam yang dapat diperbarui.33 Dengan suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian dalam menggambarkan ciri-ciri dan karakter terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya. Penguasaan konsep dapat diartikan kemampuan seseorang dalam mengungkapkan kembali suatu objek tertentu berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki objek tersebut. Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan pengertian dan pemahaman. Dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan pengetahuan yang didapat dengan objek-objeknya, ia membentuk suatu pengertian atau konsep. Kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai kemahiran mendeskripsi dengan proses
31
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 15, h. 44. 32 Sutarto, “Buku Ajar Fisika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF) Sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No 054, tahun ke-11, Mei 2005, h. 327. 33 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 220.
20
kognitif sebelumnya.34 Belajar melalui konsep yang dimiliki oleh seseorang dapat dilakukan dengan kesanggupan seseorang untuk mengungkapkan pendapat tentang dunia sekitarnya. Seseorang dapat melakukannya tanpa batas dengan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep, ia akan menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep tertentu. Penguasaan konsep seseorang mampu membedakan antara benda yang satu dengan benda yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Dengan menguasai konsep siswa akan dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep tertentu. Dengan demikian konsepkonsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir, dan dalam belajar.35 Penguasaan konsep dapat diperoleh dari pengalaman dan proses belajar, merupakan bagian dari hasil dalam komponen pembelajaran.
Konsep,
prinsip
dan
struktur
pengetahuan
dan
pemecahan masalah merupakan hasil belajar yang penting pada ranah kognitif. Dengan demikian penguasaan konsep merupakan bagian dari hasil belajar pada ranah kognitif. Keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan dan kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Penguasaan konsep sebagai hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan tes yang dapat menunjukkan pencapaian keberhasilan seseorang dari proses belajar, yang berupa pemahaman atau daya serap terhadap materi yang diberikan selama proses belajar. Prayekti mengungkapkan bahwa penguasaan konsep merupakan penguasaan terhadap abstraksi yang memiliki objek-objek suatu kejadian atau hubungan yang mempunyai kesamaan.36 Siswa dengan memahami dua pengertian atau lebih kemudian memahami dan 34
Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: Pengaruh Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h. 27. 35 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011), cet. 4, h. 158. 36 Prayekti, “Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada Pembelajaran IPA di SD”, Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No.9 Tahun V, September 2006, h. 2.
21
menyebutkan hubungannya. Jadi untuk menjawab soal pemahaman siswa selain harus mengingat juga berpikir. Tingkat pencapaian konsep meliputi tingkat konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikasi, tingkat formal. Tingkat konkret dicapai siswa apabila siswa telah mengenal benda tersebut sebelumnya, kemudian mengamati dan mampu membedakan benda tersebut dari stimulus-stimulus sekitarnya. Tingkat identitas akan dicapai siswa apabila tiga konkret yaitu kemampuan mengamati, membedakan, mengingat dikuasai oleh siswa yang selanjutnya digunakan sebagai landasan untuk membuat generalisasi. Tingkat klasifikasi akan dicapai apabila siswa mampu mengenal dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama. Tingkat formal, sebagai tingkat paling tinggi pada tingkat pencapaian konsep, tingkat ini akan diperoleh siswa apabila ketiga tingkat diatas sudah dikuasai oleh siswa. Konsep sangat penting untuk memenuhi kemampuan kognitif siswa.37 Penguasaan konsep dapat diperoleh dari pengalaman dan proses belajar, serta merupakan bagian dari hasil dalam komponen pembelajaran. Konsep, prinsip dan struktur pengetahuan merupakan hasil belajar yang penting pada ranah kognitif. Dengan demikian penguasaan konsep merupakan hasil belajar yang penting pada ranah kognitif. Keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan dan kondisi belajar, tetapi pada pengetahuan awal siswa. Penguasaan konsep diperoleh dari proses belajar, sedangkan belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual. Sebagian besar tujuan-tujuan
37
Sutarto, op. cit., h. 332.
22
instruksional berada dalam domain kognitif.38 Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut haruslah dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan.39 Penguasaan konsep sebagai hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan tes yang dapat menunjukkan pencapaian keberhasilan seseorang dari proses belajar, yang berupa pemahaman atau daya serap terhadap materi yang diberikan selama proses belajar. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan intruksional.
4. Sistem Pencernaan Manusia Materi sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas VIII semester ganjil. Materi ini tercakup dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, siswa diharapkan memahami konsep sistem pencernaan manusia hingga tingkat penguasaan minimal memahami. Di dalam KTSP, materi ini diatur oleh suatu standar kompetensi tertentu. Standar kompetensi tersebut mengandung enam kompetensi dasar. Materi ini juga dijelaskan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar pada tabel berikut.
38
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h.14. 39 Ibid.
23
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sistem Pencernaan Manusia40
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami berbagai 1.1. Menganalisis pentingnya pertumbuhan sistem dalam dan perkembangan pada makhluk hidup. kehidupan manusia. 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia. 1.3. Mengidentifikasi sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. 1.4. Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. 1.5. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. 1.6. Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Sistem pencernaan pada manusia merupakan konsep biologi yang sangat kompleks. Dalam memahaminya, siswa perlu mengerti sejumlah konsep penting yang rumit. Konsep yang terkandung didalamnya berupa organ pencernaan pada manusia, fungsi organ pencernaan, makanan yang baik untuk dicerna manusia, dan kelainan pada sistem pencernaan manusia. Materi yang terkandung dalam kompetensi dasar sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan diantaranya mengenai alat pencernaan manusia dan penyakit pada sistem pencernaan.
40
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (2006), h. 381.
24
Berikut sub materi pada sistem pencernaan pada manusia: a) Alat pencernaan
Gambar 2.1 Organ Sistem Pencernaan 1) Rongga mulut (Cavum Oris) Dalam rongga mulut terdapat organ pencernaan lidah, gigi, dan kelenjar ludah. 2) Kerongkongan (Esofagus) 3) Lambung (Ventrikulus) 4) Usus halus (Intestinum) 5) Usus besar (Intestinum Crasum) b) Makanan dan kesehatan Makanan yang dibutuhkan dalam tubuh manusia adalah makanan yang cukup mengandung gizi, yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. c) Kelainan pada sistem pencernaan Sistem pencernaan dapat mengalami gangguan atau kelainan akibat infeksi bakteri, keracunan, dan kebiasaan makanan yang salah.
25
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian mengenai strategi pembelajaran Think-Talk-Write dan penguasaan konsep telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti dari berbagai kalangan. Maesaroh dalam penelitiannya yang berjudul: “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.” Dengan hasil analisisnya mengatakan bahwa berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji-U pada taraf signifikansi 95% (α = 0,005), didapatkan Uhitung lebih besar Utabel yaitu 16,5 > 7, sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap hasil belajar fisika siswa, sedangkan hasil perhitungan instrumen non tes yang menggunakan analisis deskriptif diperoleh hasil observasi aktivitas siswa pada aspek TTW mencapai rata-rata 46,67% yang termasuk dalam kategori sedang.41 Dipdip Herdianata dalam penelitian dengan menggunakan one group time series design yang berjudul: “Penerapan Pembelajaran Think-TalkWrite (TTW) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA.” Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penguasaan siswa meningkat dengan signifikan untuk setiap seri bahwa model pembelajaran think-talkwrite dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa SMA jika diterapkan pada pokok bahasan fluida statis.42 Rika Amalia Rizkiyati dalam penelitiannya yang berjudul: “ Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Think Talk Write (TTW) terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik pada Materi Koloid Kelas XI IPA 41
Maesaroh, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung)”, Skripsi (Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN, Jakarta, 2010), tidak dipublikasikan. 42 Dipdip Herdianata, “Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA”, Skripsi (Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI), http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=2035, diakses pada bulan Juli 2012.
26
MAN II Yogyakarta Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.” Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data pengetahuan awal kimia peserta didik, dan data nilai prestasi belajar kimia peserta didik dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dianalisis dengan menggunakan uji analisis kovarian. Hasil uji analisis kovarian menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 5,192 dan phitung = 0,025. Karena nilai Fhitung (5,192) > Ftabel (4,03) dan phitung (0,025) < ptabel (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Think Talk Write dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode ekspositori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai prestasi belajar kimia peserta didik pada kelas eksperimen adalah 60,271 lebih tinggi dari nilai kelas kontrol yaitu 51,138. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Think Talk Write lebih efektif dibandingkan metode ekspositori dan dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar kimia peserta didik kelas XI IPA semester 2 MAN II Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.43 Sri Kadarwati, dkk dalam penelitiannya yang berjudul: “Implementasi Strategi Think-Talk-Write pada Pembelajaran Menulis dan Pemahaman Matematis.”
Hasil
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
kemampuan
pemahaman siswa SMP yang memperoleh pembelajaran matematika dengan strategi TTW lebih baik daripada secara konvensional. Pembelajaran dengan strategi TTW dapat meningkatkan disposisi matematika siswa SMP.44
43
Rika Amalia Rizkiyati, “Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Think Talk Write (TTW) Terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik pada Materi Koloid Kelas XI IPA MAN II Yogyakarta Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012” , Skripsi (Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, Yogyakarta, 2012), tidak dipublikasikan. 44 Sri Kadarwati, Nining Sulistyaningsih, Edi Prayitno, Bambang Yulianto, “Implementasi Strategi Think-Talk-Write pada Pembelajaran Menulis dan Pemahaman Matematis”, Jurnal Pendidikan volume 10 nomor 2, 2009, h. 64.
27
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang biasa digunakan (konvensional) bisa diindikasikan sebagai salah satu faktor yang dapat menghambat proses pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Sehingga penguasaan konsep biologi siswa masih rendah. Pemberian materi sering kali dengan menggunakan metode ceramah, misalkan guru menerangkan materi yang diajarkan, kemudian siswa diharapkan mampu menerangkan kembali untuk mengerjakan kuis atau soal yang diberikan oleh guru. Untuk menambah penguasaan konsep siswa SMP kelas VIII pada konsep sistem pencernaan manusia harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Konsep sistem pencernaan manusia dianggap sebagai salah satu konsep yang cukup sulit, karena siswa dituntut memiliki pemahaman konsep materi yang cukup baik. Tingkat kesulitan yang cukup tinggi ini mengharuskan proses belajar yang diberikan kepada siswa dengan tidak hanya mendidik siswa dari segi kognitif saja, tetapi juga harus memperhatikan kondisi siswa yang lainnya, seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh materi. Materi yang cukup sulit jika perlakuan yang diberikan guru hanya satu arah saja, maka siswa kurang tertarik pada materi yang disampaikan. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan agar siswa dapat saling membantu sehingga dapat memahami kebutuhannya adalah strategi Think-Talk-Write (TTW). TTW merupakan gebrakan baru dalam strategi pembelajaran yang diharapkan memiliki pengaruh baik terhadap hasil penguasaan konsep biologi siswa yang dikembangkan dari model kooperatif, sehingga dalam pelaksanaannya strategi ini membagi sejumlah siswa kedalam beberapa kelompok-kelompok kecil (terdiri dari 4-6 siswa) secara heterogen untuk saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama. Tahapan pembelajaran ini yaitu: think (berpikir), guru atau siswa membaca berbagai wacana dari konsep sistem pencernaan manusia, atau dari peristiwa dalam kehidupan seharihari. Setelah itu siswa mulai memikirkan kemungkinan jawaban atau solusi
28
dari permasalahan dengan cara siswa mencatat atau mengingat bagaimana/ apa yang dipahami atau tidak dipahami. Talk (bicara), siswa melakukan komunikasi dengan rekan sekelompok dalam diskusi kelompok yang membahas kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan sehingga diperoleh solusi kelompok. Write (tulis), siswa menuliskan hasil diskusi itu dalam catatannya (lembar kera siswa/ LKS) baik berupa definisi istilah maupun kejadian-kejadian yang terkait dengan sistem pencernaan manusia. Dengan memilih strategi yang tepat, diharapkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari pernyataan di atas, maka dapat diduga adanya pengaruh pembelajaran dengan strategi Think-Talk-Write terhadap hasil penguasaan konsep siswa. Kerangka pikir penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan kerangka pikir dibawah ini.
Hasil penguasaan konsep yang masih rendah
Materi / Konsep yang dipelajari
Pembelajaran dengan
Pembelajaran
Strategi TTW
Konvensional dengan
(Think-Talk-Write)
penggunaan LKS
Hasil tes penguasaan konsep (Posttest)
Gambar 2.2 Bagan kerangka pikir penelitian
29
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat
pengaruh
penggunaan
strategi
think-talk-write
penguasaan konsep sistem pencernaan manusia.”
terhadap
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013. Sedangkan untuk tempat penelitian yaitu di SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro, Jl. Bonjol no. 9 Pd. Karya Pd. Aren kota Tangerang Selatan.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang dapat mengontrol variabe dalam bentuk memasangkan karakteristik dan bisa dengan cara random.1 Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi kelompok kontrol tidak berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen.2 Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada desain ini, kedua kelompok akan diberikan (treatment) dengan strategi pembelajaran yang berbeda dalam penggunaan LKS. Sebelum belajar, kedua kelompok diberikan tes awal (pretest) dan setelah pembelajaran berakhir diberikan tes akhir (posttest). Desain penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian two group pretest-posttest desaign Kelas
Pre-test
Treatment
Post-test
Eksperimen
T1
XE
T2
Kontrol
T1
XK
T2
1
Nana Syaodih Sukmadinata, MetodePenelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), cet. 6, h. 207. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 77.
30
31
Keterangan: T1 : pretest (tes hasil penguasaan konsep siswa sebelum mendapatkan perlakuan) T2 : posttest (tes hasil penguasaan konsep siswa sesudah mendapatkan perlakuan) XE : treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu penggunaan strategi pembelajaran TTW. XK :
treatment
(perlakuan)
pada
kelas
kontrol
yaitu
pembelajaran
konvensional dengan penggunaan LKS. Berdasarkan desain penelitian diatas, subyek penelitian diberikan tes penguasaan konsep sebanyak dua kali, yaitu sebelum pembelajaran dimulai (pretest) dan setelah semua konsep diajarkan guru (posttest). Tes penguasaan konsep yang dilakukan sebelum eksperimen (T1) disebut pretest dan tes penguasaan konsep yang dilakukan setelah eksperimen (T2) disebut posttest. Instrumen pada pretest dan posttest merupakan instrumen yang sama.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi merupakan keseluruhan subjek dalam penelitian. Target populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro. Sedangkan untuk populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro. Sampel merupakan wakil dari populasi yang diteliti.4 Sampel merupakan sebagian ataupun wakil populasi yang diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan dua teknik yaitu purposive sampling dan random sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.14, h.173. 4 Ibid., h. 174.
32
pertimbangan tertentu.5 Teknik penarikan sampel berdasarkan tujuan, karena populasi dianggap memiliki karakteristik dan kesempatan sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Maka peneliti mengambil kelas VIII B dan kelas VIII D. Untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik random sampling. Maka telah ditetapkan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang akan menggunakan LKS dengan strategi pembelajaran TTW, sedangkan kelas VIII D ditetapkan sebagai kelas kontrol yang akan menggunakan LKS dengan pembelajaran konvensional.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data karena ketiganya dianggap yang paling tepat dalam mengungkapkan dan menguraikan data yang paling tepat dalam mengungkapkan dan menguraikan data yang peneliti perlukan. Adapun ketiga teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tes Tes hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.6 Dalam penelitian ini menggunakan dua tes, yakni pretest dan posttest. Tes yang diberikan berbentuk tes objektif jenis pilihan ganda. Tes ini dilaksanakan sebanyak dua kali pada setiap pertemuannya, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Soal-soal yang digunanakan pada pretest dan posttest merupakan soal yang sama. Hal ini dimaksud agar tidak ada
pengaruh
perbedaan
kualitas
instrumen
terhadap
perubahan
pengetahuan dan pemahaman yang terjadi. Tes ini digunakan untuk 5
Sugiyono, op.cit., h. 85. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 15, h. 23. 6
33
mengukur peningkatan penguasaan konsep yang diperoleh siswa setelah strategi
pembelajaran
think-talk-write
diterapkan.
Tes
ini
disusun
berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai pada setiap pertemuan pembelajaran. 2. Observasi Observasi adalah suatu metode atau cara-cara menganalisis secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.7 Dalam penelitian ini observasi meliputi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan strategi think-talk-write. Observasi aktivitas siswa dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui secara langsung kegiatan siswa saat pembelajaran. Instrumen ini berupa lembar observasi yang terbentuk dari daftar isisan atau rating scale yang didalamnya telah tercantum jenis-jenis aspek kegiatan, artinya observer hanya memberikan tanda ceklis (√ ) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi dan keterangan yang memuat jumlah siswa yang melaksanakan aktivitas tersebut. 3. Angket Peneliti menggunakan instrumen non tes berupa angket untuk mengetahui respos siswa secara keseluruhan terhadap pembelajaran menggunakan strategi Think-Talk-Write.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu test dan non tes. 1. Instrumen tes Instrumen tes berupa pretest dan posttest, guna untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai konsep dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW. Dalam soal-soal tes ini memuat beberapa indikator sebagai berikut. 7
Ibid., h. 149.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes No.
Sub Konsep
1.
Sistem pencernaan dan proses pencernaan
2.
Organ pencernaan manusia
3.
Gizi dan kalori
4.
Penyakit dan kelainan pada sistem pencernaan
Indikator Pembelajaran Menjelaskan sistem pencernaan dan proses pencernaan pada manusia dengan cara mekanis dan kimiawi.
C1 1, 3
No. Butir Soal C2 C3 2
Jumlah 3
Menjelaskan saluran dan kelenjar penyusun sistem pencernaan
5, 6,
9
3
Mengidentifikasi struktur dan fungsi organ pencernaan pada manusia. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya. Menyebutkan berbagai contoh kelainan dan pencegahan penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
4, 7, 8, 11, 12
13
6
16, 19
14, 15, 22, 23
10
7
20
21
17, 18
4
12
8
3
23
Jumlah 2. Instrumen non tes a. Lembar Observasi
Lembar observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa kelompok eksperimen selama proses pembelajaran, yaitu sebanyak dua kali pertemuan. Lembar onservasi disusun berdasarkan
35
kajian teori yang dilakukan oleh peneliti, dengan kisi-kisi instrumen observasi sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Tahap-tahap No. pembelajaran 1
Think
Indikator
Skor < 50 ≥ 50 % %
1. Siswa membaca LKS 2. Siswa menulis catatan kecil 1. Saling bertukar informasi dengan teman dalam kelompok 2. Memberikan konstribusi ide pemecahan masalah 3. Mendengarkan pendapat orang lain dalam diskusi kelompok
2
Talk
4. Mengikuti instruksi yang diberikan di LKS 5. Mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat waktu 6. Siswa memperhatikan ketika perwakilan dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya 7. Secara aktif melibatkan dirinya dalam diskusi
3
Write
1. Mengevaluasi hasil diskusi 2. Membuat kesimpulan pada LKS
Keterangan: < 50 % = bila dilakukan oleh kurang dari setengah jumlah siswa ≥ 50 % = bila dilakukan oleh sama dengan atau lebih dari setengah jumlah siswa 3. Angket Isi angket dibuat agar mudah dipahami oleh siswa, peneliti membuat kisikisi angket sebagai berikut.
36
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Nomor Pernyataan
No.
Indikator
1.
Menunjukkan kesukaan terhadap mata pelajaran biologi Menunjukkan kesukaan terhadap pembelajaran menggunakan strategi think-talk-write Menunjukkan sikap setuju terhadap pembelajaran menggunakan strategi think-talk-write untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa
2.
3.
Positif 1, 9
Negatif 4, 11
2, 7, 10, 15, 17, 21, 25 5, 16
3, 8, 13, 19, 20, 22, 24 6, 12, 14, 18, 23
F. Kalibrasi Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba (pengujian). Dari data hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi tingkat kesukaran dan daya pembeda, validitas, serta reliabilitas instrumen tersebut. 1.
Tingkat kesukaran Tingkat
kesukaran
merupakan
salah
satu
analisis
kuantitatif
konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungan menunjukkan suatu perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.8 Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut. P= Keterangan: P = Proporsi (Indeks kesukaran) B = jumlah siswa yang menjawab benar 8
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajan IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 103.
37
N = jumlah peserta tes Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dibagi kedalam kriteria tertentu. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut:9 Soal dengan P 0.00 sampai 0.30 = soal termasuk kategori sukar. Soal dengan P 0.31 sampai 0.70 = soal termasuk kategori sedang. Soal dengan P 0.71 sampai 1.00 = soal termasuk kategori mudah. Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
2.
Kategori soal
Jumlah soal
Persentase %
Sukar
5
14,28%
Sedang
18
51,43%
Mudah
12
34,29%
Jumlah
35
100%
Daya beda Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Hal tersebut mengacu kepada distribusi normal, yang dalam pembelajaran individual berbasis kompetensi kurang dikehendaki.10 Persamaan daya beda soal sebagai berikut. D= Keterangan : D = daya beda Ba = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas 9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 1, h. 225. 10 Sofyan, dkk., op.cit., h. 104.
38
Bb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N = jumlah peserta tes Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai daya beda dibagi kedalam kriteria tertentu. Kriteria daya pembeda ditentukan sebagai berikut.11 D = 0.00 – 0.20 : Jelek D = 0.20 – 0.40 : Cukup D = 0.40 – 0.70 : Baik D = 0.70 – 1.00 : Baik sekali Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. 3.
Validitas Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.12 Validitas dapat dirumuskan sebagai berikut. ∑ √∑
∑
Keterangan : = koefisien kolerasi antara skor butir dengan skor total ∑
= jumlah kuadrat deviasi skor dari
∑
= jumlah kuadrat deviasi skor dari
∑
11 12
= jumlah deviasi skor dari
Arikunto, op. cit., h. 232 Sofyan, dkk., op. cit., h. 105
39
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan software Anates. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik Jumlah soal
35
Jumlah siswa
36 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 28, 30, 32, 35 23
Nomor soal valid Jumlah soal valid
4.
Reliabilitas Reliabilitas (rely + ability = reliability) yang berarti kestabilan atau konsistensi. Reliabilitas dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Pengertian reliabilitas alat ukur dan
reliabilitas
hasil
ukur
dianggap
penggunaannya sedikit berbeda.
13
sama,
hanya
saja
dalam
Untuk koefisien reliabilitas dengan
menggunakan rumus koefiesien Alpha Cronbach sebagai betikut. [
∑
]
Keterangan : = koefisien reliabilitas tes = jumlah butir = varians skor butir = varians skor total Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil uji reliabilitas instrumen tes diperoleh sebesar 0,86. 13
Ibid.
40
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Hasil Tes Penguasaan Konsep Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas menggunakan uji Lilefors dan uji homogenitas varians menggunakan uji Fisher. Kemudian untuk pengujian hipotesis, data dianalisi dengan menggunakan uji-t. a. Normal Gain Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretes, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Rumus Uji normal gain menurut Meltzer14:
Dengan kategori: g tinggi : nilai (g) > 0,70 g sedang : nilai 0,70 > (g) > 0.3 g rendah : nilai (g) < 0,3 b. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Lilliefors dengan kriteria adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika L0/Lhitung yang diperoleh dari data pengamatan kurang dari hasil data Ltabel yang diperoleh dan sebaliknya untuk hipotesis nol diterima. Adapun langkah-langkah uji Lilliefors sebagai berikut:15
14
David E. Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible-hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”, http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf, diakses pada bulan September 2012. 15 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung:Tarsito, 2005), h. 466.
41
1) Kolom Xi Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar 2) Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus; Zi =
̅
Keterangan: Zi = Skor baku ̅ = Mean = Skor data = Simpangan baku 3) Kolom Zt Nilai Zt dikonsultasikan pada Ftabel, misalnya mencari -2,7167 maka pada tabel dilihat barik ke 2,7 kolom 2 maka diperoleh Zt = 0,04967 4) Kolom F(Zi) Jika Zi bernilai negatif, maka F(Zi) = 0,5 – Zt Jika Zi bernilai positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zt 5) Kolom S(Zi) S(Zi) = 6) Kolom F(Zi)-S(Zi) Merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) dan S(Zi) 7) Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk mendapatkan L0. H0 = Sebaran data mengikuti distribusi normal Ha = Sebaran data tidak mengikuti distribusi normal
42
c. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi homogen atau tidak. Persyaratan agar uji homogenitas dapat dilakukan ialah apabila datanya telah terbukti berdistribusi normal. Untuk melakukan pengujian homogenitas ada beberapa cara, salah satunya adalah dengan cara menghitung varians terbesar dibandingkan dengan varians terkecil. Rumus uji homogenitas yang digunakan, sebagai berikut:16 Fhitung = Keterangan: F
= Homogenitas
S12 = Varians terbesar atau data pertama S12 = Varians terkecil atau data kedua Dengan derajat kebebasan (db) db = n – 1 Kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel H0 diterima Fhitung > Ftabel H0 ditolak 2. Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Strategi TTW Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran. Observasi aktivitas siswa ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW oleh siswa. Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah dengan cara menghitung jumlah seluruh observer yang memilih item-item yang tersedia,
16
Sudjana, op. cit., h.249.
43
kemudian jumlah tersebut diubah kedalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut:
Keterangan: R = Persentase observer yang menyatakan keterlaksanaan tahapan strategi TTW oleh siswa P = Jumlah skor observer yang menyatakan keterlaksanaan tahapan strategi TTW oleh siswa F = Jumlah skor ideal observer yang menyatakan keterlaksanaan tahapan strategi TTW oleh siswa. Untuk mempermudah analisis hasil persentase lembar observasi tersebut digunakan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.7 Kriteria Hasil Lembar Observasi R (%) R=0 0 < R < 25 25 < R < 50 R = 50 50 < R < 75 75 < R < 100 R = 100
Kriteria Tak satu tahapan pun Sebagian kecil tahapan Hampir setengah tahapan Setengah tahapan Sebagian besar tahapan Hampir seluruh tahapan Seluruh tahapan
3. Analisis Data Angket Untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran biologi melalui strategi TTW digunakan suatu angket. Angket terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skor dari pernyataan positif dan negatif pada angket tercantum pada tabel 3.8 berikut.
44
Tabel 3.8 Skor alternatif jawaban angket Skor No.
Alternatif Jawaban
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
(+)
(-)
4 3 2 1
1 2 3 4
Hasil angket mengenai respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW (Think-Talk-Write) dianalisis dengan langkah sebagai berikut: a.
Masing-masing butir angket dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati.
b.
Berdasarkan pedoman penskoran angket yang telah dibuat, kemudian dihitung jumlah skor tiap-tiap butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek yang diamati.
c.
Dari jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek selanjutnya dihitung skor akhirnya dengan cara sebagai berikut:
d. Respon tiap butir pernyataan dikatakan positif jika persentase jumlah siswa yang menyatakan sangat setuju (SS) dan setuju (S) lebih banyak dari pada jumlah persentase yang menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)17. Maka respon positif siswa didapatkan dari skor akhir siswa yang menyatakan sangat setuju (SS) dijumlahkan dengan yang menyatakan setuju (S) untuk pernyataan yang positif, dan jumlah dari skor akhir siswa yang menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) untuk pernyataan negatif. Jika didapatkan jumlah persentase lebih dari 50% maka dinyatakan respon positif atau baik. 17
Susanah & Sa’idi Amin, “Implementasi Model Struktur Intelek Dengan Pengajuan Masalah Pada Materi Segi Empat”, Wahana vol. 51 no.2, 2008, h. 8.
45
H. Uji Hipotesis Metode statistik untuk menentukkan uji hipotesis yang akan digunakan harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistik seperti asumsi distribusi dan kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan adalah data distribusi normal dan homogen. Data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji-t. Uji-t dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua mean sampel yang diambil, tidak terdapat perbedaan yang signifikan.18 Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesis Ho : µ1 ≥ µ2 Ha : µ1 ≤ µ2 Keterangan: µ1 : penguasaan konsep sistem pencernaan manusia dengan ceramah dan dibantu LKS µ2 : penguasaan konsep sistem pencernaan manusia dengan strategi think-talk-write 2) Menentukan kriteria -
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima
-
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
3) Menentukan taraf signifikan dan derajat kebebasan (dk). Derajat kebebasan dicari dengan menambah frekuensi kedua sampel dikurang 2.
18
h. 278.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008),
46
4) Menentukan uji statistik, dengan persamaan dibawah ini:19 ̅̅̅ √
dimana
Keterangan: T
= uji hipotesis
̅ 1 = rerata kelas eksperimen ̅ 2 = rerata kelas kontrol = simpangan baku n
= number of cases
19
Sudjana, op. cit., h. 239.
̅̅̅
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari pretest dan posttest. 1.
Hasil Pretest Berdasarkan hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh data dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.1 Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pretest
Pemusatan dan Penyebaran Data
Eksperimen
Kontrol
Skor tertinggi
60
60
Skor terendah
13
13
Rata-rata (mean)
41,87
40,50
Median
36,95
37,5
Modus
50,5
49,42
Standar deviasi
10,62
13,10
Variansi
112,78
171,61
Dari hasil perhitungan pretest untuk kelompok eksperimen dengan sampel 35 siswa diperoleh informasi: skor terendah 13, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 13 sampai 20 yaitu diperoleh oleh 1 siswa atau sebesar 2,86%. Skor tertinggi 60, siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 53 sampai 60 yaitu 3 siswa atau sebanyak 8,57%. Skor terbanyak berada pada interval 45 sampai 52 dengan persentase 40%. 1
Lampiran 3.2
47
48
Hasil perhitungan data pretest siswa pada kelas kontrol dengan sampel 36 siswa diperoleh informasi: skor terendah 13, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 13 sampai 20 yaitu sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,11%. Skor tertinggi 60, siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 53 sampai 60 yaitu sebanyak 5 siswa atau sebesar 13,89%. Skor terbanyak berada pada interval 45 sampai 52 yaitu sebanyak 12 siswa atau sebesar 33,33%. Skor rata-rata pretest dari kedua kelompok terlihat rendah, hal ini dikarenakan pemberian pretest siswa masih belum mendapatkan materi pembelajaran.
2.
Hasil Posttest Dari hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh data dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.2 Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pemusatan dan Penyebaran Data
Posttest Eksperimen
Kontrol
Skor tertinggi
95
91
Skor terendah
56
56
Rata-rata (mean)
82,6
74,17
Median
76,82
70,5
Modus
78,25
72,81
Standar deviasi
9
8,87
Variansi
81
78,68
Hasil perhitungan data posttesst siswa pada kelas eksperimen dengan sampel 35 diperoleh informasi: skor terendah 56, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 56 sampai 62 yaitu 1 siswa atau sebesar 2,86%. Skor tertinggi 95, siswa yang mendapat skor tertinggi 2
Lampiran 3.3
49
pada interval 91 sampai 97 yaitu sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86%. Skor terbanyak berada pada interval 77 sampai 83 dengan persentase 31,43%. Hasil perhitungan data posttesst siswa pada kelas kontrol dengan sampel 36 diperoleh informasi: skor terendah 56, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 56 sampai 61 yaitu 1 siswa atau sebesar 8,33%. Skor tertinggi 91, siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 86 sampai 91 yaitu sebanyak 5 siswa atau sebesar 13,89%. Skor terbanyak berada pada interval 68 sampai 73 dengan persentase 27,78%. Hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh rekapitulasi hasil data yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pemusatan dan Penyebaran Data
Eksperimen
Kontrol
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
Skor tertinggi
60
95
60
91
Skor terendah
13
56
13
56
Rata-rata (mean)
41,87
82,6
40,50
74,17
Median
36,95
76,82
37,5
70,5
Modus
50,5
78,25
49,42
72,81
Standar deviasi
10,62
9
13,10
8,87
Variansi
112,78
81
171,61
78,68
Berdasarkan tabel
diatas, hasil analisis data pretest untuk
kelompok eksperimen yaitu: skor terbesar 60, skor terkecil 13, rata-rata (mean) sebesar 41,87, nilai tengah (median) sebesar 36,95, skor terbanyak yang diperoleh siswa (modus) sebesar 50,5, standar deviasi 10,62 dan variansi sebesar 112,78. Hasil analisis data posttest untuk kelompok eksperimen yaitu: skor terbesar 95, skor terkecil 56, rata-rata (mean) sebesar 82,6, nilai tengah (median) sebesar 76,82, skor terbanyak
50
yang diperoleh siswa (modus) sebesar 78,25, standar deviasi 9 dan variansi sebesar 81. Hasil analisis data pretest untuk kelompok kontrol yaitu: skor terbesar 60, skor terkecil 13, rata-rata (mean) sebesar 40,50, nilai tengah (median) sebesar 37,5, skor terbanyak yang diperoleh siswa (modus) sebesar 49,42, standar deviasi 13,10 dan variansi sebesar 171,61. Hasil analisis data prosttest untuk kelompok kontrol yaitu: skor terbesar 91, skor terkecil 56, rata-rata (mean) sebesar 74,17, nilai tengah (median) sebesar 70,5, skor terbanyak yang diperoleh siswa (modus) sebesar 72,81, standar deviasi 8,87 dan variansi sebesar 78,68. Dari data posttest kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kontrol, dapat memperlihatkan persentase penguasaan konsep siswa dalam konsep sistem pencernaan manusia untuk setiap subkonsep yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Penguasaan Konsep Siswa Untuk Setiap Subkonsep Subkonsep Proses pencernaan Saluran dan kelenjar pencernaan Struktur dan fungsi organ pencernaan Gizi dan kalori Penyakit pada sistem pencernaan Total Rata-rata
Persentase Penguasaan Konsep Kontrol
Eksperimen
91,67 %
92,38 %
68,57 %
72,38 %
87,04 %
88,09 %
62,30 %
78,37 %
72,22 %
79,29 %
76,36 %
82,10 %
Pada tabel penguasaan konsep diatas terlihat perbandingan nilai persentase yang rendah pada subkonsep saluran dan kelenjar pencernaan, serta gizi dan kalori dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rendahnya penguasaan konsep pada kelompok kontrol, karena siswa tidak konsentrasi dalam pembelajaran yang diterangkan oleh guru, dan guru tidak menegaskan untuk siswa yang bercanda dalam pembelajaran,
51
serta guru tidak menegaskan pada pemberian tugas rumah untuk mencari contoh makanan yang terkandung dalam gizi dan kalori. Berdasarkan hasil posttest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa yang tertinggi yaitu pada subkonsep proses pencernaan. Sedangkan penguasaan konsep siswa yang terendah yakni pada subkonsep saluran dan kelenjar pencernaan. Sama seperti kelompok eksperimen, penguasaan konsep tertinggi pada kelompok kontrol pada subkonsep proses pencernaan, tetapi berbeda dengan kelompok eksperiman penguasaan konsep terendah di kelompok kontrol yakni subkonsep gizi dan kalori.
3.
Data N-Gain Gain adalah selisih antara posttest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Berikut hasil perhitungan N-Gain diperoleh skor N-Gain pada kelompok kontrol dan eksperimen.3 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan N-Gain N-Gain Tertinggi Terendah Rata-rata Kategori
Kontrol 0,83 0,17 0,55 Sedang
Eksperimen 0,91 0,08 0,67 Sedang
Tabel diatas menunjukkan besarnya peningkatan penguasaan konsep siswa secara langsung tampak dari nilai N-Gain sebesar 0,67 yang termasuk kategori sedang.
Sedangkan nilai rata-rata N-Gain
kelompok kontrol sebesar 0,55 dengan kategori sedang. Pada kelompok eksperimen, kategori N-Gain tertinggi dengan frekuensi diperoleh sebanyak 19 siswa, kategori sedang diperoleh sebanyak 15 siswa dan kategori rendah diperoleh 1 siswa. Sedangkan pada kelompok kontrol,
3
Lampiran 3.4
52
kategori N-Gain tertinggi dengan frekuensi sebanyak 8 siswa, kategori sedang sebanyak 24 siswa dan kategori rendah sebanyak 4 siswa.
4.
Pengujian Prasyarat Analisis Data Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Liliefors. Dari hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.4 Tabel 4.6 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Statistik Lhitung Ltabel Kesimpulan
Eksperimen
Kontrol
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
0,144
0,124
0,136
0,138
0,149
0,150
H0 diterima
H0 diterima
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh pada kelompok eksperimen Lhitung (L0) pretest sebesar 0,144, Lhitung (L0) posttest sebesar 0,124 dengan jumlah sampel sebanyak 35 pada taraf signifikan 5%, maka Ltabel sebesar 0,149. L0 pretest dan posttest < Ltabel, maka hipotesis nol (H0) diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol dapat diperoleh data Lhitung (L0) pretest sebesar 0,136, Lhitung (L0) posttest sebesar 0,138 dengan jumlah sampel 4
Lampiran 3.5
53
sebanyak 36 pada taraf signifikan 5%, maka Ltabel sebesar 0,150. L0 pretest dan posttest < Ltabel, maka hipotesis nol (H0) diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel kelompok eksperimen berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F (Fisher). Kriteria uji homogenitas adalah H0 ditolak jika Fhitung lebih besar dari Ftabel dan jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka H0 diterima. Dengan diterimanya H0 berarti sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen. Data hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut.5 Tabel 4.7 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Posttest
Nilai
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Varians (S2)
112,78
171,61
81
78,68
Fhitung
1,52
1,03
Ftabel
1,76
1,76
Kesimpulan
H0 diterima
H0 diterima
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat bebas (db) = (35:34). Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji homogenitas data pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan Fhitung sebesar 1,52 dan Ftabel sebesar 1,76 artinya Fhitung < Ftabel. Sedangkan hasil perhitungan uji homogenitas data posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan Fhitung sebesar 1,03 dan Ftabel sebesar 1,76 artinya Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) H0 diterima. Dengan demikian dapat
5
Lampiran 3.6
54
disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi homogen.
5.
Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui hasil tes pengetahuan konsep (pretest) kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen, sedangkan untuk hasil posttest kedua kelompok berdistribusi homogen. Pengujian data hasil tes penguasaan konsep dari kedua kelompok dilanjutkan pada analisis data berikutnya, yaitu uji hipotesis. Maka dari itu pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi think-talkwrite terhadap penguasaan konsep siswa pada konsep sistem pencernaan manusia. Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil pretest dan posttest pada masing-masing kelompok. Untuk hasil pretest dan posttest menggunakan uji-t dengan kriteria pengujian, yaitu jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh thitung untuk skor pretest sebesar 0,23. Pada taraf signifikansi 5% dan dk = 69, diperoleh ttabel = 1,99. Data tersebut dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut ini.6 Tabel 4.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest
6
Lampiran 3.7
Statistik
Eksperimen
Kontrol
N
35
36
̅
41,87
40,50
S2
112,784
171,61
Dk
69
thitung
0,48
ttabel
1,99
Kesimpulan
H0 diterima
55
Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung berada di daerah penerimaan H0, yaitu: thitung < ttabel atau 0,48 < 1,99. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf siginifikan α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan awal siswa sebelum menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write dalam konsep sistem pencernaan manusia pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk hasil perhitungan posttest, diperoleh skor thitung sebesar 3,97. Pada taraf signifikansi 5% dan dk = 69, diperoleh ttabel = 1,99. Data tersebut dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut ini.7 Tabel 4.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest Statistik
Eksperimen
Kontrol
N
35
36
̅
82,6
74,17
S2
81
78,68
Dk
69
thitung
3,97
ttabel
1,99
Kesimpulan
Ha diterima
Berdasarkan tabel tersebutdiperoleh thitung > ttabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penguasaan konsep sistem pencernaan manusia dengan menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write.
6.
Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran manggunakan strategi think-talk-write melalui eksperimen sederhana. Oleh karena itu, 7
Lampiran 3.8
56
semua indikator yang diobservasi dalam penelitian ini dikembangkan dari setiap aspek think-talk-write. Berikut ini adalah rekapitulasi data hasil observasi.8 Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa No.
Aspek TTW
Pertemuan 1
2
Ratarata
1
Think
50%
100%
75%
2
Talk
42,86%
71,43%
57,15%
3
Write
50%
50%
50%
Persentase rata-rata aspek TTW
60,72%
Tabel di atas merupakan hasil perhitungan dari setiap tahapan think-talk-write dengan beberapa indikator yang telah ditetapkan dalam setiap
pertemuan.
Hasil
perhitungan
menunjukkan
persentase
ketercapaian aktivitas siswa pada setiap aspek TTW selama pembelajaran berlangsung mencapai rata-rata sebesar 60,72%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tahapan dari TTW ini dilakukan dalam aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Untuk hasil dari lembar observasi TTW, pada pertemuan pertama didapatkan dari perhitungan keseluruhan indikator masih mencapai 45,45% dengan kriteria hampir setengah tahapan dari TTW dilakukan dalam aktivitas siswa. Untuk pertemuan yang kedua dalam pembelajan didapatkan hasil perhitungan keseluruhan indikator sebesar 72,73% dengan kriteria sebagian besar tahapan dalam TTW dilakukan dalam aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dari hasil persentase rata-rata keterlaksanaan strategi TTW ini masih rendah. Hal ini dikarenak pada pertemuan pertama siswa masih belum terbiasa dengan menggunakan strategi TTW, akan tetapi pada pertemuan pertama ke pertemuan kedua terdapat peningkatan aktivitas siswa pada setiap aspek strategi TTW ini. 8
Lampiran 3.9
57
7.
Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Angket yang disebarkan dalam penelitian ini guna untuk mengetahui respon keseluruhan siswa selama menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write dalam pembelajaran. Dimana pada angket ini dapat dilihat respon positif-negatif atau baik tidaknya strategi thinktalk-write ini digunakan. Oleh karena itu, semua indikator pada angket dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti. Berikut ini adalah rekapitulasi data hasil angket.9 Tabel 4.11 Data Hasil Angket Respon Siswa No
Indikator
1.
Menunjukkan kesukaan terhadap mata pelajaran biologi Menunjukkan kesukaan terhadap pembelajaran menggunakan strategi thinktalk-write Menunjukkan sikap setuju terhadap pembelajaran menggunakan strategi thinktalk-write untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa
2.
3.
Jumlah skor
Ratarata
365,72
91,43%
1034,26
73,88%
511,42
73,06%
Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas setiap indikator memiliki persentase yang cukup tinggi, melebihi dari 50%. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran think-talk-write menurut pandangan setiap siswa memilki respon yang positif atau baik.
B. Pembahasan Setelah dilakukan pengajuan hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,96 > 1,99. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rerata hasil tes penguasaan konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi TTW (Think-Talk-Write) dengan siswa yang diajarkan secara konvensional dengan LKS. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh 9
Lampiran 3.10
58
yang signifikan strategi TTW (Think-Talk-Write) terhadap penguasaan konsep siswa. Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, hasil tes penguasaan konsep sistem pencernaan manusia pada siswa kelas VIII yang menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write rata-rata gainnya sebesar 0,67 lebih baik daipada rata-rata gain kelompok dengan pembelajaran secara konvensional yaitu 0,55. Hal ini dimungkinkan karena strategi pembelajaran TTW tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan menyelesaikan suatu tugas secara bersamasama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa strategi Think-Talk-Write (TTW) merupakan pendekatan dari pembelajaran kooperatif yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun masih terdapat siswa yang masih enggan terlibat aktif, karena siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan strategi TTW didapat dari data hasil observasi aktivitas siswa. Berdasarkan data hasil lembar aktivitas siswa bahwa setiap pembelajaran yang dilaksanakan peneliti mengalami peningkatan. Pertemuan pertama rata-rata keterlaksanaan pembelajaran pada indikator yang dianggap tercapai dari tahap think sampai dengan tahap write mencapai 45,45% yang berarti hampir setengah tahapan dari TTW dilakukan dalam aktivitas siswa. Dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama yang dilakukan siswa masih belum maksimal. Pada pertemuan yang kedua peneliti menegaskan para siswa untuk mengikuti aturan ataupun tahapan dalam pembelajaran TTW dengan baik. Pada pertemuan kedua didapatkan hasil perhitungan keseluruhan indikator sebesar 72,73% dengan kriteria sebagian besar tahapan dalam TTW dilakukan dalam aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran thinktalk-write. Siswa juga memandang strategi pembelajarn TTW dengan respon
59
yang positif dan baik terhadap materi pelajaran yang berlangsung. Pernyataan berikut didapatkan dari hasil respon siswa pada angket. Strategi TTW yang diterapkan pada penelitian ini cukup dikatakan tuntas karena sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi yang menyatakan bahwa strategi belajar dikatakan tuntas jika suatu strategi pengajaran yang dipadukan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama berdasarkan pembatasan bahan belajar yang harus dipelajari oleh siswa sampai tingkat tertentu, penyediaan waktu belajar yang cukup, dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.10 Hal ini ditunjukkan adanya waktu tiap tahapan think-talk-write dan bantuan antara siswa untuk menyampaikan konsep yang diketahui siswa kepada siswa lain yang dimana adanya interaksi dengan siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dipdip Herdianata yang menyatakan model pembelajaran think-talk-write dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika dengan signifikan. Respon siswa secara keseluruhan adalah baik yang ditunjukkan dengan 97,5% siswa menyatakan menyukai
model
pembelajaran
think-talk-write.11
Sejalan
dengan
penelitiannya Sri Kadarwati, dkk yang menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman siswa SMP dengan strategi TTW lebih baik daripada secara konvensional.12 Sama halnya dengan penelitian yang diteliti oleh Rika yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Think Talk Write lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar kimia.13 10
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 157. Dipdip Herdianata, “Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA”, Skripsi (Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI), http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=2035, diakses pada bulan Juli 2012. 12 Sri Kadarwati, Nining Sulistyaningsih, dkk., Implementasi Strategi Think-Talk-Write pada Pembelajaran Menulis dan Pemahaman Matematis, Jurnal Pendidikan volume 10 nomor 2, 2009, h. 64. 13 Rika Amalia Rizkiyati, “Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Think Talk Write (TTW) Terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Pada Materi Koloid Kelas XI IPA MAN II Yogyakarta Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi (Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY), 2012, tidak dipublikasikan. 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengelolaan data dan pembahasan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Strategi pembelajaran think-talk-write dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem pencernaan manusia pada siswa SMP dengan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa thitung diperoleh 3,97 dengan ttabel sebesar 1,99. Berdasarkan hal tersebut diperoleh bahwa thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi think-talk-write terhadap penguasaan konsep sistem pencernaan manusia.
2.
Respon siswa terhadap strategi pembelajaran think-talk-write adalah baik yang ditunjukkan dengan perolehan 73,88% siswa yang menyatakan
menyukai
strategi
pembelajaran
think-talk-write.
Meskipun demikian, masih ada 26,12% siswa menyatakan tidak menyukai strategi pembelajaran ini yang disebabkan mengalami kesulitan dalam melakukan tiap tahapannya.
B. Saran Berikut ini adalah saran-saran dari penulis demi perbaikan-perbaikan yang bermanfaat bagi pembaca, diantaranya: 1.
Pada penelitian ini terjadi beberapa kendala, terutama dalam pengelolaan kelas. Jika dilakukan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write, diharapkan peneliti dapat mempersiapkan skenario pembelajaran yang lebih baik sehingga kelas dapat terkontrol dengan baik.
60
61
2.
Meskipun pada umumnya siswa menyatakan menyukai strategi pembelajaran think-talk-write, masih ada 26,12% siswa menyatakan tidak menyukai strategi ini karena mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan dalam tahapan think-talk-write. Jika akan dilakukan
penelitian
ini,
diharapkan
peneliti
dapat
lebih
mempersiapkan tahapan tiap tahapan pada strategi pembelajaran thinktalk-write dan dapat dicoba untuk menggunakan strategi pembelajaran ini dalam praktikan secara demonstrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2005. Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011. Arafah, Sherlly Ferdiana, dkk. Pengembangan LKS Berbasis Berpikir Kritis pada Animalia. UNNES Journal of Biology Education, I, 2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2012. -------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. XIV, 2010. BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. De Porter, Bobbi and Mike Hernacki. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa, Cet. 7, 2000. Fazio, Xavier and Tiffany Gallagher. Supporting Students Writing in Elemtary Science Tools to Facilitate Revision of Inquiry-Based Compositions. Electronic Journal of Literacy Through Science, 8, 2009. Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Herdianata, Dipdip. “Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA”, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung, 2011. tidak dipublikasikan. Huinker, DeAnn and Connie Laughlin. “Talk Your Way Into Writing”, http://www.google.com/search?q=mtsd.kl.12.wi.us/MTSD/District/elacurriculum-03/think_talk_write.html, 27 Agustus 2012. Kadarwati, Sri, Nining Sulistyaningsih, Edi Prayitno, Bambang Yulianto. Implementasi Strategi Think-Talk-Write pada Pembelajaran Menulis dan Pemahaman Matematis. Jurnal Pendidikan vol 10 no. 2, 2009.
62
63
Maesaroh, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 3Rangkasbitung)”, Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN, Jakarta, 2010. tidak dipublikasikan. Melttzer, David E. “Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”, http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf, September 2012. Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press, 2011. Prayekti. “Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada Pembelajaran IPA SD”, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/590617.pdf, 31 Agustus 2012. Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Riakiyati, Rika Amalia. “Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik pada Materi Koloid Kelas XI IPAMAN II Yogyakarta Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, Yogyakarka, 2012. Rohaeti, Eli, dkk. “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII dan IX”, 30 http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/378/435.pdf, Agustus 2012. Rusman. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2006. Senam, Retno Arianingrum, dkk. “Efektivitas Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI dengan Menggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill”, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf, 30 Agustus 2012. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
64
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008. Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007. Sunasah dan Sa’idi Amin. Implementasi Model Struktur Intelek Dengan Pengajuan Masalah pada Materi Segi Empat. Wahana vol. 51 no.2, 2008. Sutarto. Buku Ajar Fisika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF) sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no.054,tahun ke-11, Mei 2005. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, Cet. 4, 2011. -------. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 6, 2011. Yamin, Martinis dan Bansu I Ansari. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada, 2008. Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro
Kelas/Semester
: VIII (Delapan)/I
Mata Pelajaran : IPA-Biologi Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit
Pertemuan
:1
Standar Kompetensi Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator 1. Menjelaskan sistem pencernaan dan proses pencernaan pada manusia dengan cara mekanis dan kimiawi. 2. Menjelaskan saluran dan kelenjar pencernaan penyusun sistem pencernaan manusia. 3. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organ pencernaan pada manusia.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan proses dari sistem pencernaan. 2. Siswa dapat menjelaskan pencernaan secara mekanis maupun kimiawi. 3. Siswa dapat menjelaskan perbedaan saluran dan kelenjar pencernaan. 4. Siswa dapat menjelaskan berbagai organ yang termasuk ke dalam sistem pencernaan manusia.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius Rasa hormat dan perhatian Kerja sama Mandiri dan Tanggung jawab
Materi Pembelajaran Sistem Pencernaan pada Manusia
berfungsi untuk Mencerna makanan
tersusun atas Organ-organ pencernaan
diproses secara
kimiawi
Saluran dan Kelenjar pencernaan
yaitu
mekanis
Mulut
dapat mengalami
terdiri atas Gizi Kalori
dan
Gangguan atau kelainan contohnya
yaitu terdiri atas
- Lidah - gigi
Kerongkongan Lambung Usus halus Usus besar
terdiri atas terdiri atas
- Maag - Diare - Muntaber - Kolik usus - Diabetes - Asam urat
- Karbohidrat - Lemak - Protein - Garam Mineral - Vitamin
- Usus 12 jari - Usus penyerapan - Usus buntu - Rektum - Anus
Teknis Pembelajaran Metode
: Diskusi dan tanya jawab
Model
: Cooperative Learning dan strategi pembelajaran think-talk-write
Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam untuk menciptakan suasana kelas yang religius, dan mulai mengabsen siswa. b. Motivasi dan apersepsi. Guru
Siswa
1) Motivasi Mengawali pembelajaran dengan memperlihatkan beberapa Memperhatikan. gambar ciri-ciri makhluk hidup melalui power point 2) Apersepsi Guru bertanya, “Apa sajakah ciri-ciri makhluk hidup Menjawab berdasarkan gambar-gambar tersebut?”
c. Pengetahuan Prasyarat Siswa telah mempelajari dan memahami materi kelas VII (Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Organisasi Kehidupan Subkonsep Organ dan Sistem Organ)
2.
Kegiatan Inti (65 menit) a. Eksplorasi (5 menit) Guru
Siswa
1) Menindaklanjuti apersepsi dan bertanya, 1) “Dari beberapa ciri makhluk hidup tersebut, salah satunya adalah tumbuh. Kalian tahu makhluk hidup tumbuh berkembang dari apa?”
Menjawab sambil menaruh sikap hormat dan memberikan perhatian.
2) Membenarkan serta kembali bertanya, 2) “Benar, makhluk hidup dapat tumbuh berkembang dengan energi dan makanan yang dicerna. Apakah kalian tahu bagaimana makanan itu dapat kita cerna?”
Menjawab.
b. Elaborasi (45 menit) Guru
Siswa
1) Memberi sedikit pengertian sistem 1) Memperhatikan dan membaca pencernaan dan memberikan wacana cepat wacana yang diberikan kepada siswa tentang sistem pencernaan guru. manusia. 2) Memfasilitasi pembelajaran think, talk and 2) Berpartisipasi dalam write, dengan kegiatan sebagai berikut: pembelajaran kooperatif tipe think, talk and write: a) Memberikan lembar kerja siswa kepada semua siswa dan membagi siswa menjadi 6 kelompok.
b) Memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan teman sebangku, terkait jawaban lembar kerja. c) Memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan dengan bahasa sendiri dari pertanyaan.
a) Semua siswa berpikir (think) untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di lembar kerja. Dalam hal ini siswa harus mandiri dan bertanggung jawab. b) Bekerja sama dan saling mendiskusikan dengan teman sekelompok (talk) untuk memastikan kebenaran jawaban. c) Siswa yang ditunjuk menulis kesimpulan jawaban (write).
c. Konfirmasi (15 menit) Guru
Siswa 1) Meminta tiap kelompok untuk 1) Menyimak temannya yang sedang mempersentasikan. mempersentasikan hasil kesimpulan LKS. 2) Memberikan penguatan (reinforcement) dan 2) Mendengarkan guru. menjelaskan kembali dari hasil LKS. 3.
penjelasan
Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
Siswa
a. Meminta beberapa siswa untuk memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini.
a.
b. Memberi penilaian secara lisan
b. Menjawab pertanyaan
c. Memberi tugas untuk mencari wacana terkait penyakit atau gangguan pencernaan
c. Mencatat tugas yang diberikan
d. Mengakhiri pembelajaran mengucapkan salam.
dengan d.
Memberikan kesimpulan dan yang lain menyimak.
Menjawab salam.
Media dan Sumber Belajar 1.
Buku IPA Terpadu kelas VIII yang relevan.
2.
Lembar kerja siswa (LKS)
3.
Proyektor dan media gambar power point.
Penilaian
Indikator
Teknik Bentuk Penilaian Instrumen
1. Menjelaskan Lisan sistem pencernaan dan proses pencernaan pada manusia dengan cara mekanis dan kimiawi.
Uraian
Soal
1. Hal apakah yang membedakan pencernaan mekanik dan kimia?
Jawaban
Skor
1. pencernaan mekanik adalah pencernaan yang dilakukan secara mekanik seperti merobek makanan, pencernaan kimia yaitu dengan bantuan enzim pencernaan.
40
2. Menjelaskan saluran dan kelenjar pencernaan penyusun sistem pencernaan manusia.
3. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organ pencernaan pada manusia.
2. Sebutkan yang termasuk kedalam saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan!
2. Saluran pencernaan berupa mulut, kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar; kelenjar pencernaan berupa kelenjar ludah, hati dan pankreas.
40
3. Sebutkan salah satu organ pencernaan dengan fungsinya!
3. Mulut dengan fungsi sebagai tempat masuknya makanan dalam ke dalam tubuh kita. Kerongkongan saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut dan lambung.
20
Jakarta, Observer
(
2012 Peneliti,
)
( Dwi Cahya Nirmala )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro
Kelas/Semester
: VIII (Delapan)/I
Mata Pelajaran : IPA-Biologi Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit
Pertemuan
:2
Standar Kompetensi Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator 1. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya. 2. Menjelaskan berbagai contoh kelainan dan pencegahan penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. 2. Siswa dapat mendeskripsikan contoh penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan. 3. Siswa dapat menjelaskan berbagai pencegahan penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius Rasa hormat dan perhatian Kerja sama Mandiri dan Tanggung jawab
Materi Pembelajaran Sistem Pencernaan pada Manusia
berfungsi untuk Mencerna makanan
tersusun atas Organ-organ pencernaan
diproses secara
kimiawi
Saluran dan Kelenjar pencernaan
yaitu
mekanis
Mulut
dapat mengalami
terdiri atas Gizi Kalori
dan
yaitu terdiri atas
- Lidah - gigi
Kerongkongan Lambung Usus halus Usus besar
terdiri atas terdiri atas
- Karbohidrat - Lemak - Protein - Garam Mineral - Vitamin
Gangguan atau kelainan contohnya
- Maag - Diare - Muntaber - Kolik usus - Diabetes - Asam urat
- Usus 12 jari - Usus penyerapan - Usus buntu - Rektum - Anus
Teknis Pembelajaran Metode
: Diskusi dan tanya jawab
Model
: Cooperative Learning dan strategi pembelajaran think-talk-write
Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam untuk menciptakan suasana kelas yang religius, dan mulai mengabsen siswa. b. Motivasi dan apersepsi. Guru
Siswa
1) Motivasi Mengawali pembelajaran dengan memperlihatkan beberapa gambar Memperhatikan. jenis makanan melalui power point 2) Apersepsi Guru bertanya, “Makanan apakah yang sering kalian konsumsi?” Menyebutkan
2.
Kegiatan Inti (65 menit) a. Eksplorasi (5 menit) Guru
Siswa
1) Menindaklanjuti apersepsi dan bertanya, 1) Menjawab sambil menaruh “Dari beberapa makanan yang kalian sikap hormat dan memberikan konsumsi apakah kalian tahu kandungan perhatian. dalam makanan tersebut?” 2) Membenarkan serta kembali bertanya, 2) Memperhatikan “Benar, pada makanan yang kita konsumsi banyak kandungan didalamnya. Contoh kandungannya seperti karbohidrat, protein, vitamin dll” b. Elaborasi (45 menit) Guru
Siswa
1) Membuka forum diskusi kepada siswa 1) Berdiskusi dan berinteraksi untuk menyampaikan informasi mengenai oleh guru fungsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. 2) Memfasilitasi pembelajaran think, talk and 2) Berpartisipasi dalam write, dengan kegiatan sebagai berikut: pembelajaran kooperatif tipe think, talk and write: a) Memberikan lembar kerja siswa kepada semua siswa dan membagi siswa menjadi 6 kelompok, memberi waktu membaca wacana dalam LKS.
b) Memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan teman sebangku, terkait jawaban lembar kerja. c) Memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan dengan bahasa sendiri dari pertanyaan.
a) Semua siswa berpikir (think) untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di lembar kerja. Dalam hal ini siswa harus mandiri dan bertanggung jawab, tidak bekerja sama. b) Bekerja sama dan saling mendiskusikan dengan teman sekelompok (talk) untuk memastikan kebenaran jawaban. c) Siswa yang ditunjuk menulis kesimpulan jawaban (write).
c. Konfirmasi (15 menit) Guru
Siswa
1) Meminta kepada tiap kelompok untuk 1) Menyimak temannya yang sedang mempersentasikan. mempersentasikan hasil kesimpulann LKS. penjelasan 2) Memberikan penguatan (reinforcement) dan 2) Mendengarkan guru. menjelaskan kembali dari hasil LKS.
3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
Siswa
a. Meminta beberapa siswa untuk memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini. b. Memberi pertanyaan secara lisan
a. Memberikan kesimpulan dan yang lain menyimak. b. Perwakilan siswa menjawab pertanyaan c. Menjawab salam.
c. Mengakhiri pembelajaran mengucapkan salam.
dengan
Media dan Sumber Belajar 1.
Buku IPA Terpadu kelas VIII yang relevan.
2.
Lembar kerja siswa (LKS)
3.
Proyektor dan media gambar power point.
Penilaian Indikator
1. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya.
Teknik Penilaian Lisan
2. Menjelaskan berbagai contoh kelainan dan pencegahan penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
Bentuk Instrumen Uraian
Pertanyaan
Jawaban
1. Sebutkan 3 jenis kadungan makanan dan peranannya dalam tubuh kita!
1.
Karbohidrat sebagai sumber energi terbesar, protein sebagai pengganti sel-sel yang telah rusak, lemak sebagai pelarut vitamin A, D, E & K.
50
2. Bagaimana cara mengatasi diare karena infeksi kuman!
2. Hindari makanan yang dapat mengakibatkan iritasi, perbanyak mengkonsumsi air putih, serta memperhatiakn komposisi seimbang antar lemak, karbohidrat dan protein.
50
Jakarta, Observer
(
2012 Peneliti,
)
Skor
( Dwi Cahya Nirmala )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah
: SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro
Kelas/Semester
: VIII (Delapan)/I
Mata Pelajaran : IPA-Biologi Alokasi Waktu
: 2 X 40 Menit
Pertemuan
:1
Standar Kompetensi Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator 1. Menjelaskan sistem pencernaan dan proses pencernaan pada manusia dengan cara mekanis dan kimiawi. 2. Menjelaskan saluran dan kelenjar pencernaan penyusun sistem pencernaan manusia. 3. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organ pencernaan pada manusia.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan proses dari sistem pencernaan. 2. Siswa dapat menjelaskan pencernaan secara mekanis maupun kimiawi. 3. Siswa dapat menjelaskan perbedaan saluran dan kelenjar pencernaan. 4. Siswa dapat menjelaskan berbagai organ yang termasuk ke dalam sistem pencernaan manusia.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius Rasa hormat dan perhatian Mandiri Tanggung jawab
Materi Pembelajaran Sistem Pencernaan pada Manusia
berfungsi untuk Mencerna makanan
tersusun atas Organ-organ pencernaan
diproses secara
kimiawi
Saluran dan Kelenjar pencernaan
yaitu
mekanis
Mulut
dapat mengalami
terdiri atas Gizi Kalori
dan
yaitu terdiri atas
- Lidah - gigi
Kerongkongan Lambung Usus halus Usus besar
terdiri atas terdiri atas
- Karbohidrat - Lemak - Protein - Garam Mineral - Vitamin
Gangguan atau kelainan contohnya
- Maag - Diare - Muntaber - Kolik usus - Diabetes - Asam urat
- Usus 12 jari - Usus penyerapan - Usus buntu - Rektum - Anus
Teknis Pembelajaran Metode
: Ceramah
Model
: Direct Instruction
Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam untuk menciptakan suasana kelas yang religius, dan mulai mengabsen siswa. b. Motivasi dan apersepsi. Guru
Siswa
1) Motivasi Mengawali pembelajaran dengan memperlihatkan beberapa gambar Memperhatikan. ciri-ciri makhluk hidup melalui power point 2) Apersepsi Guru bertanya, “Apa sajakah ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan Menjawab gambar-gambar tersebut?”
c. Pengetahuan Prasyarat Siswa telah mempelajari dan memahami materi kelas VII (Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Organisasi Kehidupan Subkonsep Organ dan Sistem Organ)
2.
Kegiatan Inti (65 menit) a. Eksplorasi (5 menit) Guru
Siswa
1) Menindaklanjuti apersepsi dan bertanya, 1) Menjawab sambil menaruh “Dari beberapa ciri makhluk hidup tersebut, sikap hormat dan memberikan salah satunya adalah tumbuh. Kalian tahu perhatian. makhluk hidup tumbuh berkembang dari apa?” 2) Membenarkan serta kembali bertanya, 2) Menjawab. “Benar, makhluk hidup dapat tumbuh berkembang dengan energi dan makanan yang dicerna. Apakah kalian tahu bagaimana makanan itu dapat kita cerna?” b. Elaborasi (45 menit) Guru
Siswa
1)
Memperlihatkan sistem gambar sistem 1) Memperhatikan gambar dan pencernaan lengkap dengan organ mencatat hal-hal yang dianggap pencernaan manusia. penting dari gambar.
2)
Ceramah untuk menjeslakan dan 2) Menyimak penjelasan guru dan menyajikan informasi dengan powerpoint mencatat hal-hal yang dianggap kepada siswa mengenai organ-organ penting. pencernaan.
3) Memfasilitasi pembelajaran dengan 3) Semua siswa menjawab penggunaan LKS yang dibuat oleh guru. pertanyaan yang terdapat di lembar kerja. Dalam hal ini siswa harus mandiri dan bertanggung jawab, tidak bekerja sama.
c. Konfirmasi (15 menit) Guru
Siswa
1) Meminta beberapa satu siswa untuk 1) Menyimak temannya. menyimpulkan LKS. penjelasan 2) Memberikan penguatan (reinforcement) dan 2) Mendengarkan guru. menjelaskan kembali dari hasil LKS.
3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
Siswa
a. Meminta beberapa siswa untuk memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini. b. Memberikan pertanyaan secara lisan. c.Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
a.
Memberikan kesimpulan dan yang lain menyimak. b. Perwakilan siswa menjawab. c. Menjawab salam.
Media dan Sumber Belajar 1. Buku IPA Terpadu kelas VIII yang relevan. 2. Lembar kerja siswa (LKS) 3. Proyektor dan media gambar power point.
Penilaian
Indikator
Teknik Bentuk Penilaian Instrumen
1. Menjelaskan Lisan sistem pencernaan dan proses pencernaan pada manusia dengan cara mekanis dan kimiawi.
2. Menjelaskan saluran dan kelenjar pencernaan penyusun sistem pencernaan manusia.
Uraian
Soal
1. Hal apakah yang membedakan pencernaan mekanik dan kimia?
2. Sebutkan yang termasuk kedalam saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan!
Jawaban
Skor
1. pencernaan mekanik adalah pencernaan yang dilakukan secara mekanik seperti merobek makanan, pencernaan kimia yaitu dengan bantuan enzim pencernaan.
40
2. Saluran pencernaan berupa mulut, kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar; kelenjar pencernaan berupa kelenjar ludah, hati dan pankreas.
40
3. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organ pencernaan pada manusia.
3. Sebutkan salah satu organ pencernaan dengan fungsinya!
3. Mulut dengan fungsi sebagai tempat masuknya makanan dalam ke dalam tubuh kita. Kerongkongan saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut dan lambung.
Jakarta, Observer
(
2012 Peneliti,
)
(Dwi Cahya Nirmala)
20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah
: SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro
Kelas/Semester
: VIII (Delapan)/I
Mata Pelajaran : IPA-Biologi Alokasi Waktu
: 1 X 40 menit
Pertemuan
:2
Standar Kompetensi Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator 1. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya. 2. Menjelaskan berbagai contoh kelainan dan pencegahan penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. 2. Siswa dapat mendeskripsikan contoh penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan. 3. Siswa dapat menjelaskan berbagai pencegahan penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius Rasa hormat dan perhatian Mandiri Tanggung jawab
Materi Pembelajaran Sistem Pencernaan pada Manusia
berfungsi untuk Mencerna makanan
tersusun atas Organ-organ pencernaan
diproses secara
kimiawi
Saluran dan Kelenjar pencernaan
yaitu
mekanis
Mulut
dapat mengalami
terdiri atas Gizi Kalori
dan
yaitu terdiri atas
- Lidah - gigi
Kerongkongan Lambung Usus halus Usus besar
terdiri atas terdiri atas
- Karbohidrat - Lemak - Protein - Garam Mineral - Vitamin
Gangguan atau kelainan contohnya
- Maag - Diare - Muntaber - Kolik usus - Diabetes - Asam urat
- Usus 12 jari - Usus penyerapan - Usus buntu - Rektum - Anus
Teknis Pembelajaran Metode
: Ceramah dan tanya jawab
Model
: Direct Instruction
Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam untuk menciptakan suasana kelas yang religius, dan mulai mengabsen siswa. b. Motivasi dan apersepsi. Guru
Siswa
1) Motivasi Mengawali pembelajaran dengan memperlihatkan beberapa gambar Memperhatikan. jenis makanan melalui power point 2) Apersepsi Guru bertanya, “Makanan apakah yang sering kalian konsumsi?” Menyebutkan
2.
Kegiatan Inti (30 menit) a. Eksplorasi (5 menit) Guru
Siswa
1) Menindaklanjuti apersepsi dan bertanya, 1) Menjawab sambil menaruh “Dari beberapa makanan yang kalian sikap hormat dan memberikan konsumsi apakah kalian tahu kandungan perhatian. dalam makanan tersebut?” 2) Membenarkan serta kembali bertanya, 2) Memperhatikan “Benar, pada makanan yang kita konsumsi banyak kandungan didalamnya. Contoh kandungannya seperti karbohidrat, protein, vitamin dll” b. Elaborasi (20 menit) Guru
Siswa
1) Ceramah dengan menjelaskan dan 1) Menyimak dengan baik dan menyajikan informasi kepada siswa memcatat yang menurut siswa mengenai fungsi karbohidrat, protein, penting. lemak, vitamin, mineral dan air.
2) Memfasilitasi pembelajaran dengan 2) Semua siswa menjawab pertanyaan yang terdapat di penggunaan LKS yang dibuat oleh guru. lembar kerja. Dalam hal ini siswa harus mandiri dan bertanggung jawab, tidak bekerja sama c. Konfirmasi (5 menit) Guru
Siswa
1) Meminta salah satu siswa untuk 1) Menyimak temannya. menyimpulkan LKS. penjelasan 2) Memberikan penguatan (reinforcement) dan 2) Mendengarkan guru. menjelaskan kembali dari hasil LKS. 3. Kegiatan Penutup (5 menit) Guru a. Meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini. b. Memberikan pertanyaan secara lisan. c. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Siswa a.
Memberikan kesimpulan dan yang lain menyimak. b. Perwakilan siswa menjawab c. Menjawab salam.
Media dan Sumber Belajar 1. Buku IPA Terpadu kelas VIII yang relevan. 2. Lembar kerja siswa (LKS) 3. Proyektor dan media gambar power point.
Penilaian Indikator
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Lisan 1. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya.
Uraian
2. Menjelaskan berbagai contoh kelainan dan pencegahan penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
Pertanyaan
Jawaban
Skor
1. Sebutkan 3 jenis kadungan makanan dan peranannya dalam tubuh kita!
1. Karbohidrat sebagai sumber energi terbesar, protein sebagai pengganti selsel yang telah rusak, lemak sebagai pelarut vitamin A, D, E & K.
50
2. Bagaimana cara mengatasi diare karena infeksi kuman!
2. Hindari makanan yang dapat mengakibatkan iritasi, perbanyak mengkonsumsi air putih, serta memperhatiakn komposisi seimbang antar lemak, karbohidrat dan protein.
50
Jakarta, Observer
(
2012 Peneliti,
)
( Dwi Cahya Nirmala )
Sistem Pencernaan pada Manusia Mekanis
Pencernaan secara mekanis dilakukan melalui gerakan-gerakan seperti mengunyah, menelan, memompa, menghancurkan, dan meremas makanan. Fungsi pencernaan mekanis adalah mengubah ukuran makanan menjadi lebih kecil sehingga mudah dicerna.
Proses Pencernaan
Organ Pencernaan
Kimiawi Makanan diproses secara kimiawi didalam sistem pencernaan menggunakan bahan kimia yang dihasilkan oleh saluran cerna yang disebut enzim. Enzim adalah suatu protein yang mempunyai kerja mempercepat terjadinya reaksi kimia.
Saluran Pencernaan Saluran mulut,
Pencernaan tenggorokan,
terdiri
dari
kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Kelenjar Pencernaan Kelenjar
Pencernaan
merupakan
bagian
pencernan
Makanan
dari
sistem
makanan
yang
mengeluarkan enzim atau getah untuk membantu Didalam
mencerna tubuh
pencernaan terdapat
makanan.
manusia,
makanan
didalam
antara
mulut,
usus, hati dan pankreas.
kelenjar lain
lambung,
Organ Pencernaan Mulut Mulut merupakan tempat awal terjadinya proses pencernaan, baik secara mekanik maupun kimiawi. Dalam rongga mulut terdapat organ pencernaan lainnya diantaranya lidah, gigi, dan kelenjar ludah. 1. Lidah Pengecapan
dirasakan
oleh
organ
perasa
yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Fungsi
:
membolak
balik
makanan,
membantu
mendorong makanan saat ditelan, alat pengecap atau perasa, indra yang sensitif terhadap suhu dan tekanan. 2. Gigi Fungsi : Menghancurkan makanan, membantu dalam berbicara, estetika. Macam-macam gigi : a. Gigi seri (insisivus), untuk memotong makanan b. Gigi taring (caninus), untuk mengoyak makanan c. Gigi geraham depan (premolar) dan gigi geraham belakang (molar), untuk mengunyah makanan. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi lebih mudah dicerna. 3. Kelenjar Ludah Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Kelenjar pencernaan dalam mulut yaitu kelenjar saliva. Fungsinya membantu mencerna makanan, melindungi selaput mulut terhadap suhu panas/dingin dan kondisi asam/ basa. Tiga pasang Kelenjar saliva:
Glandula
Parotis,
Glandula
Sublingualis,
Glandula
Submandibularis. Berfungsi sebagai penghasil cairan ludah yang mengandung enzim pitialin untuk mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula (glukosa).
Kerongkongan Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan, dengan gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.
Lambung Lambung merupakan tempat penampungan makanan untuk dicerna secara mekanik dan kimiawi. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu kardiak (dekat esofagus),
fundus
(bagian
(dekat
duodenum).
tengah),
pilorus
dan
Fungsi
lambung
diantara yaitu: 1. Penghasil pepsinogen (bentuk yang belum aktif dari pepsin, yaitu enzim untuk mencerna protein), 2. Dinding lambung penghasil asam klorida (HCl) berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dalam makanan, menciptakan suasana asam dalam lambung, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. 3. Pada bayi, lambungnya menghasilkan dua enzim, yaitu renin, berfungsi
untuk
menggumpalkan
protein
susu/kasein
dengan
bantuan kalsium dan lipase untuk memecah lemak dalam susu.
Usus Halus Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan
(ileum).
Proses
penyerapan
makanan dari lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum
melalui
sfingter
pilorus.
Dilanjutkan ke jejunum dan ileum. Pada usus penyerapan (ileum) permukaannya dipenuhi jonjot-jonjot usus atau vili yang
berfungsi
untuk
memperluas
bidang
kemampuan menyerap makanan lebih besar.
penyerapan
sehingga
Kelenjar pencernaan dalam usus halus sebagai penghasil enzim yaitu Amino peptidase yang berfungsi membantu mengubah disakrida (sukrosa, maltose, dan fruktosa) menjadi monosakarida. Pada usus 12jari (duodenum) penghasil enzim yaitu: Amylase (berfungsi megubah zat tepung menjadi zat gula), Tripsin (berfungsi mengubah protein menjadi asam amino) dan Lipase (berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol).
Usus Besar Fungsinya untuk mengabsorpsi air dan mineral, tempat pembentukan vitamin K (dengan bantuan bakteri Escherichia coli), serta melakukan gerak peristaltik untuk mendorong feses menuju anus. Usus besar terbagi 3 bagian, yaitu: asenden, transenden
dan
desenden.
Usus
besar
menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari feses.
Rektum dan Anus Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena feses disimpan pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Organ lain yang membantu proses pencernaan Hati Hati merupakan kelenjar pencernaan makanan terbesar yang berfungsi sebagai penghasil getah empedu untuk mengemulsikan lemak yaitu, menghancurkan partikel-partikel lemak
menjadi lebih
halus supaya
mudah diserap dinding usus halus yang kemudian masuk ke jaringan darah dan diedarkan keseluruh tubuh.
Pankreas Pankreas merupakan kelenjar pencernaan yang berfungsi sebagai penghasil enzim: 1. Tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino 2. Amylase, berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa ,dan 3. Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Lembar Kerja Siswa Nama:
Apa yang kamu ketahui tentang sistem pencernaan? Organ-organ apa sajakah yang termasuk dalam sistem pencernaan dan apakah fungsi organ-organ tersebut? Buatlah catatan ringkas dari jawaban kalian masingmasing pada kertas A!
Diskusikanlah dengan teman-teman kelompok kalian dari beberapa pertanyaan dibawah ini!
1. Jelaskan perbedaan antara pencernan secara mekanik dan kimiawi! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 2. Isilah titik-titik yang diarahkan anak panah pada gambar dibawah ini! Jelaskan fungsinya! ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... .............................................................
3. Sebutkan lima enzim dengan letaknya, serta fungsi enzim yang termasuk dalam sistem pencernaan manusia! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................
4. Organ pencernaan apa saja yang ada dalam rongga mulut? Jelaskan fungsinya! ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
Tuliskan kesimpulan dari pembelajaran yang kamu dapatkan setelah diskusi! (masing-masing siswa menulis pada lembaran kertas B)
Gizi dan Kalori Makanan tidak pernah lepas dari kandungan dan nilai gizi serta kalori yang terdapat dalam makanan. Makanan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu zat organik dan zat anorganik. Zat organik adalah zat makanan yang berupa karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Adapun zat anorganik berupa garam-garam mineral dan air.
Karbohidrat
Jenis makanan yang mengandung beberapa zat makanan
Vitamin
Mineral
Lemak
Protein
Karbohidrat Fungsi Karbohidrat bagi tubuh, yaitu: Menghasilkan energi, Cadangan tenaga bagi tubuh, Memberikan rasa kenyang, Meningkatkan mood, Mencegah penambahan berat badan,
Baik
bagi
jantung,
'Memangkas'
ukuran
Mempertajam memori, Membakar lemak lebih banyak.
pinggang,
Lemak Lemak merupakan senyawa majemuk yang tersusun oleh unsur C, H dan O. Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, sebagai pelarut vitamin A,D,E.K, serta sebagai pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Lemak dibagi menjadi 2 jenis, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Selain itu Lemak mempunyai fungsi sebagai : 1) Penghasil energi 2) Penghasil asam lemak esensial. 3) Sebagai pelarut vitamin. 4) Memberi rasa kenyang 5) Protein sparer
Protein Protein sangat diperlukan tubuh. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun sangat diperlukan pada masa pertumbuhan. Selain itu Protein mempunyai fungsi : 1. Untuk membangun sel-sel jaringan tubuh manusia. 2. Untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau aus. 3. Menjaga keseimbangan asam basa pada cairan tubuh. 4. Sebagai penghasil energi.
Vitamin Vitamin sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali pada vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar matahari. Vitamin pada umumnya dapat dikelompokan ke dalam dua golongan utama yaitu: 1. Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. 2. Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B.
Mineral Mineral merupakan bahan-bahan anorganik (tak hidup). Fungsi Mineral,yaitu: 1. Pembentukan Struktur Tubuh 2. Pembentukan Tulang dan gigi (kalsium) 3. Pembentukan Hemoglobin (zat besi) 4. Proses Kontraksi Otot (natrium) 5. Pembentukan Energi Dalam Sel (fosfor) Ada beberapa macam mineral yang di perlukan oleh tubuh : 1. Kalsium 2. Zat Besi 3. Fosfor 4. Iodin
Gangguan atau Kelainan pada Pencernaan Gangguan pada sistem pencernaan dapat di akibatkan oleh kelainan sistem pencernaan, masuknya bibit penyakit, dan makanan yang tidak baik. Berikut contoh-contoh penyakit pada pencernaan : 1. Gastritis Suatu radang yang akut atau kronis pada lapisan mukosa dinding lambung. Radang yang akut dapat disebabkan oleh makanan yang kotor, dan radang yang kronis disebabkan oleh kelebihan asam dalam lambung. 2. Radang hati yang menular (Hepatitis) Infeksi virus pada hati, sering meluas melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus. 3. Diare Dapat ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh bakteri disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang dapat menimbulkan iritasi pada dinding usus.
4. Sembelit Dapat berakibat kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering dan keras. Bila hal ini terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. Menahan buang air besar pada waktu-waktu yang normal dapat menyebabkan sembelit. Sembelit dapat juga disebabkan emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stress. 5. Kanker Lambung Gejala-gejala permulaan dari kanker lambung hampir sama dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain pada alat pencernaan, antara lain merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna) berlangsung terus menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah makan, dan kadangkadang timbul rasa nyeri pada lambung. 6. Radang Usus Buntu Jika usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis. 7. Hermaroid Pembengkakkan
vena
didaerah
anus.
Hemaroid
cenderung
berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus menerus atau pada orang yang menderita sembelit. Hemaroid juga sering terjadi pada wanita hamil dan orang-orang yang terlalu gemuk. Gejala-gejala pendarahan.
hemaroid
meliputi
rasa
gatal-gatal,
nyeri
dan
Lembar Kerja Siswa Nama:
Apa saja yang kamu ketahui tentang kandungan makanan yang kita butuhkan dan apa fungsi dari kandungan makanan tersebut? Apa akibatnya jika sistem pencernaan mengalami gangguan atau kelainan karena infeksi bakteri, keracunan, dan kebiasaan makanan yang salah? Buatlah catatan ringkas dari jawaban kalian masingmasing pada kertas A!
Diskusikanlah dengan teman-teman kelompok kalian dari beberapa pertanyaan dibawah ini!
1. Mengapa makanan berserat baik untuk kesehatan alat pencernaan? .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 2. Sebutkan mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh beserta fungsinya! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ....................................... .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ...................................
3. Sumber makanan apa sajakah yang mengandung lemak? Apa penyebabnya jika kelebihan lemak yang mengandung kolestrol? .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 4. Menjaga kesehatan gigi sangat penting, terutama terkait dengan sistem pencernaan. .............................................................................................................................................. Mengapa demikian jelaskan! .................................... .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ................................... Tuliskan kesimpulan dari pembelajaran yang kamu dapatkan setelah membuat catatan dan diskusi! (masing-masing siswa menulis pada lembaran kertas B)
Lembar Kerja Siswa Nama: 1. Jelaskan perbedaan antara pencernan secara mekanik dan kimiawi! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 2. Isilah titik-titik yang diarahkan anak panah pada gambar dibawah ini! Jelaskan fungsinya! ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... 3. Sebutk Sebutkan lima enzim dengan..................................................................................... letaknya, serta fungsi enzim yang termasuk dalam ............................................................. sistem pencernaan manusia! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 4. Organ pencernaan apa saja yang ada dalam rongga mulut? Jelaskan fungsinya! ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa Nama: 1. Mengapa makanan berserat baik untuk kesehatan alat pencernaan? .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 2. Sebutkan mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh beserta fungsinya! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ....................................... .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 3. Sumber makanan apa sajakah yang mengandung lemak? Apa penyebabnya jika kelebihan .............................................................................................................................................. lemak yang mengandung kolestrol? .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ................................... .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 4. Menjaga kesehatan gigi sangat penting, terutama terkait dengan sistem pencernaan. .............................................................................................................................................. Mengapa demikian jelaskan! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .................................... .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ...................................
KISI – KISI INSTRUMEN
Sub Konsep Sistem pencernaan dan proses pencernaan
Sub Indikator
No
Soal
Kunci Jawaban C
Aspek Kognitif C1
Mendefinisikan 1. proses dari sistem pencernaan
Proses pencernaan secara mekanik yaitu.... a. mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna b. mengubah cita rasa makanan menjadi asam c. mengubah ukuran makanan menjadi lebih kecil sehingga mudah dicerna d. mengubah bahan makanan dengan bantuan enzim
Mendefinisikan 2. proses dari sistem pencernaan
Apakah pengertian dari pencernaan makanan? a. proses penghancuran makanan secara mekanik saja b. penyerapan makanan oleh jonjot-jonjot usus c. proses pemecahan makanan sehingga dapat diserap oleh sel-sel tubuh d. pemecahan makanan yang terjadi didalam mulut
C
C2
Menyatakan 3. sistem pencernaan secara kimiawi dan mekanik
Pencernaan secara kimiawi menggunakan ....... sebagai komponen terpenting dalam pencernaan. a. mulut b. enzim pencernaan c. gigi d. lidah Organ pencernaan yang menjadi tempat pencernaan baik secara kimiawi maupun mekanis adalah . . . . a. mulut b. kerongkongan c. usus besar d. pankreas
B
C1
A
C1
Menyatakan 4. sistem pencernaan secara kimiawi dan mekanik
Organ pencernaan manusia
Menjelaskan 5. saluran dan kelenjar pencernaan manusia. Menyatakan 6. fungsi pencernaan makanan
Menyebutkan 7. urutan saluran pencernaan yang benar
Menyatakan 8. organ yang tergolong kedalam organ pencernaan. (dengan menyebutkan rasa yang terdapat pada indera pengecap)
Saluran pencernaan yang mengeluarkan enzim lipase adalah . . . . a. usus halus b. usus besar c. kerongkongan d. anus Dibawah ini yang bukan merupakan fungsi hati berikut berkaitan dengan fungsi pencernaan makanan adalah… a. Penyimpanan mineral b. Mensekresikan empedu c. Memproses obat-obatan d. Menyimpan zat makanan Manakah urutan saluran pencernaan manusia yang benar? a. Mulut, kerongkongan, usus halus, lambung, usus besar b. Mulut, lambung, kerongkongan, usus halus, usus besar c. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar d. Mulut, lambung, usus halus, kerongkongan, usus besar
A
C2
D
C2
C
C1
Rasa apa sajakah yang dapat dirasakan pada indera pengecap manusia? a. Manis, pahit, pedas dan asin b. Manis, pahit, asin dan asam c. Manis, pedas, asin dan asam d. Manis, asam, pedas dan pahit
B
C1
Menyatakan 9. organ yang tergolong kedalam organ pencernaan
Menjelaskan 10. saluran dan kelenjar pencernaan manusia.
Menerangkan 11. proses pencernaan dalam mulut
Menyebutkan 12. urutan saluran pencernaan yang benar
Organ pencernaan apakah yang ditunjukkan oleh huruf a, b dan c secara berurut... a. usus halus, usus besar, usus buntu b. usus besar, usus halus, usus buntu c. usus halus, usu buntu, usus besar d. usus besar, usus buntu, usus halus Organ-organ pada sistem pencernaan makanan manusia dapat dibedakan menjadi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Berikut ini, organ yang merupakan saluran pencernaan sekaligus kelenjar pencernaan adalah…. a. Pankreas dan hati b. Pankreas dan usus halus c. Lambung dan hati d. Lambung dan usus halus Apakah yang terjadi apabila kamu mengunyah makanan tidak sempurna ? a. makanan akan makin cepat dicerna b. makanan dapat ditelan dengan cepat c. pencernaan menjadi kurang sempurna d. makanan akan terasa lezat Kemanakah alur jalannya makanan setelah masuk dari lambung? a. ileum b. duodenum c. jejenum d. hepar
B
C1
D
C2
C
C3
B
C2
Menjelaskan 13. proses pencernaan didalam usus
Dimanakah proses penyerapan makanan terjadi? a. Ileum b. Lambung c. Kolon d. Duodenum Manakah berikut ini yang merupakan bagian dari usus halus? a. Duodenum, ileum dan jejenum b. Jejenum, ileum dan usus buntu c. Ileum, intestinum dan duodenum d. Usus 12 jari, usus buntu dan jejenum
A
C1
A
C1
Menjelaskan 15. proses pencernaan didalam usus Menjelaskan 16. proses pencernaan didalam usus
Dimanakah terjadinya proses pembusukan zat-zat makanan? a. Usus besar c. Usus halus b. Usus 12 jari d. Lambung Manakah berikut ini yang merupakan proses pencernaan yang terjadi di dalam usus besar? a. Membunuh kuman-kuman yang masuk dengan makanan b. Penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa makanan c. Pencernaan karbohidrat dan lemak d. Pelarutan vitamin yang larut dalam air
A
C1
B
C2
Menjelaskan zat 17. makanan yang berguna bagi tubuh
Tidak semua zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan akan mengalami pencernaan. Zat berikut apabila terdapat dalam bahan makanan tidak akan mengalami pencernaan adalah…. a. Amilum b. Karbohidrat c. Lemak d. Vitamin
D
C2
Menyebutkan bagian-bagian usus halus
Gizi dan Kalori
14.
Menjelaskan zat 18. makanan yang berguna bagi tubuh
Melalui apakah glukosa, asam amino, mineral dan vitamin diserap ? a. Pembuluh limfa c. Pembuluh saraf b. Pembuluh getah bening d. pembuluh darah
D
C2
Menjelaskan zat 19. makanan yang berguna bagi tubuh
Pada masa pertumbuhan, zat apakah yang harus banyak dikonsumsi oleh anak-anak ? a. protein c. vitamin b. lemak d. Mineral
A
C2
Menjelaskan 20. makanan yang mengandung protein
Bahan makanan apakah yang semuanya mengandung protein tinggi ? a. telur, bayam, ketela pohon, kol b. ikan, hati ayam, kacang panjang,tempe c. pisang, bayam, kol, agar-agar d. ketan hitam, mentimun, kacang polong, kedelai Rudi menderita beberapa penyakit diantaranya yaitu asam urat, diabetes melitus, dan hiperkolesterolemia. Beberapa penyakit yang diderita Rudi tersebut dapat dikarenakan oleh... a. Tidak berperilaku hidup sehat b. Kurang istirahat c. Tidur larut malam d. Tidak menjaga pola makan Bagaimanakah langkah yang paling tepat untuk mengatasi asam urat ? a. memakan makanan yang mengandung purin tinggi b. tidak mempermasalahkan jenis makanan yang dikonsumsi c. mengurangi konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi d. mengurangi makanan yang mengandung hidrat arang
B
C1
D
C3
C
C3
Mengidentifikasi 21. dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya Mengidentifikasi 22. dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya
Mengidentifikasi 23. dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya
Anton setiap hari makan 4 kali sehari, dan ia gemar sekali mengkonsumsi goreng-gorengan, jajanan warung dan malam harinya Anton suka mengkonsumsi makanan ringan seperti kerupuk dan kue kering. Kini berat badannya naik melebihi batas ideal dan ia pun sering mengeluh sesak pada dadanya. Bagaimanakah sikap yang menurutmu paling bijak terkait dengan pola makan diatas? a. hanya makan sayur saja b. makan makanan yang berlemak tanpa terkendali c. sama sekali tidak makan semua makanan yang mengandung kolesterol d. menjaga pola makan yang seimbang
D
C3
Menjelaskan 24. fungsi protein bagi tubuh
Berikut adalah beberapa fungsi protein, kecuali... a Menyusun enzim, hormon dan pigmen. b. Penawar racun c. Menyusun sel dan jaringan tubuh d. Memperbaiki sel-sel tubuh yang trusak
B
C1
Menjelaskan zat 25. makanan yang berguna bagi tubuh
Apakah tiga macam zat makanan yang berfungsi sebagai penghasil energi bagi tubuh? a. karbohidrat, protein dan vitamin b. karbohidrat, lemak dan mineral c. karbohidrat, vitamin dan lemak d. protein, karbohidrat dan lemak
D
C2
Menjelaskan 26. fungsi lemak bagi tubuh
Berikut adalah fungsi zat makanan, yang merupakan fungsi lemak adalah... a. menyusun sel dan jaringan tubuh b. cadangan makanan c. menyusun enzim, hormon dan pigmen d. meningkatkan daya tahan tubuh
B
C1
Penyakit dan Kelainan pada sistem pencernaan
Gizi dan Kalori
Menjelaskan 27. gangguan atau penyakit pada organ pencernaan Menjelaskan 28. gangguan atau penyakit pada organ pencernaan
Apakah istilah lain dari Parotitis? a. Radang dinding lambung c. Gondong b. Sembelit d. Radang Tenggorokan
C
C1
Apakah peradangan yang menyerang usus buntu dan diakibatkan oleh bakteri? a. Apendisitis c. Kolik b. Ulkus d. Kontipasi
A
C1
Menjelaskan 29. gangguan atau penyakit pada organ pencernaan Menjelaskan 30. gangguan atau penyakit pada organ pencernaan
Apakah nama lain dari penyakit yang menyerang kelenjar ludah? a. Apendisitis c. Parotitis b. Konstipasi d. Sariawan
C
C1
Apakah yang menyebabkan terjadinya radang dinding lambung? a. Penyerapan air yang berlebihan b. Kurangnya vitamin K c. Kurangnya asupan makanan d. Tingginya produksi HCl
D
C2
Mengidentifikasi 31. dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya
Andi terluka ketika ia terjatuh dari sepedanya. Luka yang dialami andi cukup parah, selain memar luka darah ditangannya terus keluar dan sukar membeku, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit. Dari peristiwa di atas, apakah yang menyebabkan darah sukar membeku? a. Kelebihan Vitamin B b. Kekurangan Vitamin C c. Kekurangan Vitamin K d. Kelebihan Vitamin E
C
C3
Mengidentifikasi dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya Mengidentifikasi dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya Mengidentifikasi dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya Mengidentifikasi dan memperkirakan gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan solusinya
32.
Apakah akibatnya jika kekurangan vitamin B1 ? a. Gangguan penglihatan c. Darah sukar membeku b. Kulit mengering d. Sariawan
B
C2
33.
Apakah yang menyebabkan otot-otot lemas, kelumpuhan, serta terjadinya kemunduran pada hipofisis dan kelenjar anak gondok ? a. kurangnya zat besi b. kelebihan iodium c. kelebihan fosfor d. kurangnya vitamin E
D
C2
34.
Ibu Suti terserang penyakit saat hamil karena kurangnya mengkonsumsi vitamin B1, bayi yang dilahirkan beberapa lama kemudian mengalami gangguan pencernaan, muntah-muntah dan sembelit berulang-ulang. Penyakit apakah yang dideritanya... a. Muntaber c. Beri-beri b. Maag d. Sembelit
C
C3
35.
Apakah akibatnya jika terjadi defisiensi vitamin A ? a. buta warna b. rabun senja c. anemia d. mandul
B
C2
Lampiran 2.1
101 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya
Sub Konsep Sistem pencernaan dan proses pencernaan
Organ pencernaan manusia
Gizi dan kalori
Penyakit dan kelainan pada sistem pencernaan
Jumlah
Indikator Pembelajaran Menjelaskan sistem pencernaan dan proses pencernaan pada manusia dengan cara mekanis dan kimiawi. Menjelaskan saluran dan kelenjar pencernaan manusia. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organ pencernaan pada manusia. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya. Menjelaskan berbagai contoh kelainan dan pencegahan penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
No. Butir Soal C1 C2 C3 1, 3, 4 2
Jumlah 4
7
5, 10, 12
4
8, 9, 13, 14, 15
6, 16
11
8
20, 24, 26
17, 18, 19, 25, 32, 33, 35
21, 23, 31, 34
14
27, 28, 29
30
22
5
15
14
6
35
No. Soal yang digunakan pretest dan posttest setelah dilakukan kalibrasi instrumen adalah nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 29, 30, 32, 35.
Lampiran 2.1
102 Kisi-Kisi Pretest dan Posttest
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
No.
Sub Konsep
1.
Sistem
Menjelaskan
pencernaan
pencernaan
dan
Indikator Pembelajaran sistem dan
No. Butir Soal C1 C2 C3 1, 3 2
Jumlah 3
proses
proses pencernaan pada manusia
pencernaan
dengan cara mekanis dan kimiawi.
2.
Organ
Menjelaskan saluran dan
pencernaan
kelenjar penyusun sistem
manusia
pencernaan Mengidentifikasi dan
fungsi
5, 6,
9
3
struktur
4, 7, 8,
13
6
organ
11, 12
pencernaan pada manusia. 3.
Gizi dan kalori Menjelaskan makanan
bagi
fungsi
16, 19
manusia
14, 15,
10
7
21
17, 18
4
8
3
23
22, 23
beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya. 4.
Penyakit
dan Menyebutkan
kelainan pada contoh
berbagai
kelainan
dan
sistem
pencegahan penyakit yang
pencernaan
terjadi
pada
20
saluran
pencernaan. Jumlah
12
Lampiran 2.1
103 Kisi-Kisi Instrumen Tes (gak dipake, karena yg lama)
Indikator Pembelajaran 1. Menjelaskan sistem pencernaan dan proses pencernaan pada manusia dengan cara mekanis dan kimiawi. 2. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organ pencernaan pada manusia. 3. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta kandungan zat yang bermanfaat di dalamnya. 4. Menyebutkan berbagai contoh kelainan dan pencegahan penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Jumlah No.
Sub Konsep Sistem pencernaan proses pencernaan
Organ manusia
dan
pencernaan
No. Butir Soal C1 C2 1, 3, 4 2, 5
C3
Jumlah 5
7, 8, 9, 13, 14, 15
6, 10, 12, 16
11
11
Gizi dan kalori
20, 24, 26
17, 18, 19, 25, 32, 33, 35
21, 23, 31, 34
14
Penyakit dan kelainan pada sistem pencernaan
27, 28, 29
30
22
5
15
14
6
35
Lampiran 2.3
124 Soal Pretest dan Posttest
Nama
:
No. Absen : Kelas
:
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) pada a, b, c atau d ! 1.
2.
3.
4.
5.
Proses pencernaan secara mekanik yaitu.... a. mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna b. mengubah cita rasa makanan lebih kecil sehingga mudah dicerna c. mengubah ukuran makanan menjadi lebih kecil sehingga mudah dicerna d. mengubah bahan makanan dengan bantuan enzim Apakah pengertian yang tepat dari pencernaan makanan dibawah ini? a. proses penghancuran makanan secara mekanik saja b. penyerapan makanan oleh jonjotjonjot usus c. proses pemecahan makanan sehingga dapat diserap oleh sel-sel tubuh d. pemecahan makanan yang terjadi didalam mulut Pencernaan secara kimiawi menggunakan ... sebagai komponen terpenting dalam pencernaan. a. mulut b. enzim c. gigi d. lidah Organ pencernaan yang menjadi tempat pencernaan baik secara kimiawi maupun mekanis adalah.... a. mulut b. kerongkongan c. usus besar d. pankreas Saluran pencernaan yang mengeluarkan enzim lipase adalah.... a. usus halus b. usus besar c. kerongkongan d. anus
6.
7.
8.
Manakah urutan saluran pencernaan manusia yang benar? a. mulut, kerongkongan, usus halus, lambung, usus besar b. mulut, lambung, kerongkongan, usus halus, usus besar c. mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar d. mulut, lambung, usus halus, kerongkongan, usus besar Rasa apa sajakah yang dapat dirasakan pada indera pengecap manusia? a. manis, pahit, pedas dan asin b. manis, pahit, asin dan asam c. manis, pedas, asin dan asam d. manis, asam, pedas dan pahit Organ pencernaan apakah yang ditunjukkan oleh huruf a, b dan c secara berurut?
a. usus halus, usus besar, usus buntu b. usus besar, usus halus, usus buntu c. usus halus, usus buntu, usus besar d. usus besar, usus buntu, usus halus 9. Organ-organ pada sistem pencernaan makanan manusia dapat dibedakan menjadi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Berikut ini, organ yang merupakan saluran pencernaan sekaligus kelenjar pencernaan adalah.... a. pankreas dan hati b. pankreas dan usus halus c. lambung dan hati d. lambung dan usus halus 10. Apakah yang terjadi apabila kamu mengunyah makanan tidak sempurna? a. makanan akan makin cepat dicerna b. makanan dapat ditelan dengan cepat c. pencernaan menjadi kurang sempurna d. makanan akan terasa lezat
Lampiran 2.3 11. Manakah berikut ini yang merupakan bagian dari usus halus? a. duodenum, ileum dan jejenum b. jejenum, ileum dan usus buntu c. ileum, intestinum dan duodenum d. usus12 jari, usus buntu dan jejenum 12. Dimanakah terjadinya proses pembusukan zat-zat makanan? a. usus besar b. usus 12 jari c. usus halus d. lambung 13. Manakah berikut ini yang merupakan proses pencernaan yang terjadi didalam usus besar? a. membunuh kuman-kuman yang masuk dengan makanan b. penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa makanan c. pencernaan karbohidrat dan lemak d. pelarutan vitamin yang larut dalam air 14. Tidak semua zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan akan mengalami pencernaan. Zat berikut apabila terdapat dalam bahan makanan tidak akan mengalami pencernaan adalah.... a. amilum b. karbohidrat c. lemak d. vitamin 15. Pada masa pertumbuhan, zat apakah yang harus banyak dikonsumsi oleh anak-anak? a. protein c. vitamin b. lemak d. mineral 16. Bahan makanan apakah yang semuanya mengandung protein tinggi? a. telur, bayam, ketela pohon, kol b. ikan, hati ayam, kacang panjang, tempe c. pisang, bayam, kol, agar-agar d. ketan hitam, mentimun, kacang polong, kedelai 17. Rudi menderita beberapa penyakit diantaranya yaitu asam uratm diabetes melitus, dan hiperkolesterolemia. Beberapa penyakit yang diderita Rudi tersebut dapat dikarenakan oleh.... a. tidak berperilaku hidup sehat b. kurang istirahat c. tidur larut malam d. tidak menjaga pola makan
125 18. Bagaimakah langkah yang paling tepat untuk mengatasi asam urat? a. memakan makanan yang mengandung purin tinggi b. tidak mempersalahkan jenis makanan yang dikonsumsi c. mengurangi konsumsi makanan yang mengandung zat purin tinggi d. mengurangi makanan yang mengandung hidrat tinggi 19. Berikut adalah beberapa fungsi protein, kecuali.... a. menyusun enzim, hormon dan pigmen b. penawar racun c. menyusun sel dan jaringan tubuh d. memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak 20. Apakah peradangan yang menyerang usus buntu dan diakibatkan oleh bakteri? a. apendisitis b. konstipasi c. parotitis d. sariawan 21. Apakah yang menyebabkan terjadinya radang dinding lambung? a. penyerapan air yang berlebihan b. kurangnya vitamin K c. kurangnya asupan makanan d. tingginya produksi HCl 22. Apakah akibatnya jika kekurangan vitamin B1? a. gangguan penglihatan b. kulit mengering c. darah sukar membeku d. sariawan 23. Apakah akibatnya jika terjadi defisiensi vitamin A? a. buta warna b. rabun senja c. anemia d. mandul
Lampiran 2.4
127 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Pembelajaran TTW Kelas Eksperimen
No.
Tahap-tahap pembelajaran
1
Think
Indikator
Skor < 50 ≥ 50 % %
1. Siswa membaca LKS 2. Siswa menulis catatan kecil 1. Saling bertukar informasi dengan teman dalam kelompok 2. Memberikan konstribusi ide pemecahan masalah 3. Mendengarkan pendapat orang lain dalam diskusi kelompok
2
Talk
4. Mengikuti instruksi yang diberikan di LKS 5. Mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat waktu 6. Siswa memperhatikan ketika perwakilan dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya 7. Secara aktif melibatkan dirinya dalam diskusi
3
Write
1. Mengevaluasi hasil diskusi 2. Membuat kesimpulan pada LKS
Keterangan: < 50 % = bila dilakukan oleh kurang dari setengah jumlah siswa ≥ 50 % = bila dilakukan oleh sama dengan atau lebih dari setengah jumlah siswa
Lembar Observasi TTW
Pertemuan KeTahap Ke-
Indikator Ke-
1 < 50 %
1
2
3
2 ≥ 50 %
< 50 %
≥ 50 %
Jumlah Indikator < 50 %
Jumlah Indikator ≥ 50 %
1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2
Jumlah Jumlah Total Indikator Persentase (%) Keterangan: Maksud dari < 50 % adalah bahwa jumlah siswa yang melakukan indikator ini kurang dari setengah jumlah yang diharapkan (indikator dianggap tidak tercapai) sedangkan jika lebih dari atau sama dengan jumlah yang diharapkan maka ≥ 50 % (indikator dianggap tercapai)
Observer,
(
)
Instrumen Angket Respon Siswa
Nomor Pernyataan No. 1. 2. 3.
Indikator Menunjukkan kesukaan terhadap mata pelajaran biologi Menunjukkan kesukaan terhadap pembelajaran menggunakan strategi think-talk-write Menunjukkan sikap setuju terhadap pembelajaran menggunakan strategi think-talkwrite untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa
Sub Indikator Sikap siswa terhadap biologi
Sikap siswa terhadap pembelajarannya
Menunjukkan keterkaitan terhadap pembelajaran biologi dengan strategi think-talk-write
Positif
Negatif
1, 9
4, 11
2, 7, 10, 15, 17, 21, 25 5, 16
2, 8, 13, 19, 20, 22, 24 6, 12, 14, 18, 23
No. Soal
Jenis Pernyataan
1.
+
Saya menyukai pelajaran biologi
4.
-
Menurut saya biologi adalah mata pelajaran yang sulit untuk dimengerti
9.
+
Biologi bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
11.
-
Soal yang diberikan membuat saya berpikir keras untuk menjawabnya
3.
-
Saya lebih suka belajar biologi dengan pembelajaran biasa dari pada dengan pembelajaran ini
7.
+
Pembelajaran biologi yang baru saja berlangsung membuat saya bersemangat
8.
-
Pembelajaran dengan strategi think-talk-write hanya membuang waktu
10.
+
Pembelajaran biologi dengan strategi think-talk-write menjadikan lebih bermotivasi dalam belajar biologi
-
Dalam pembelajaran seperti ini, saya tidak termotivasi untuk belajar biologi dan menguasai materi yang diajarkan
+
Pembelajaran biologi dengan strategi think-talk-write membuat saya berani menyampaikan ide ketika belajar biologi
13.
15.
Pernyataan
-
Pembelajaran seperti ini tidak ada bedanya dengan pembelajaran lain
20.
-
Pembelajaran dengan strategi think-talk-write membuat saya tidak bersemangat mempelajari biologi
24.
-
Saya lebih senang jika guru berceramah untuk menyampaikan materi
25.
+
Saya senang jika guru memberikan kesempatan kepada kami untuk mengungkapkan jawaban
+
Saya senang dengan pembelajaran seperti ini karena terdapat diskusi kelompok yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif
17.
+
Dengan strategi pembelajaran ini suasana pembelajaran menjadi lebih aktif apabila dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
21.
+
Suasana di kelas menjadi lebih menyenangkan dengan diskusi antar siswa
22.
-
Saya tidak suka belajar dengan strategi think-talkweite
5.
+
Saya menyukai pembelajaran dengan penggunaan LKS karena menggalih kemampuan saya
6.
-
Saya kesulitan dalam mencari dan menghasilkan ide pada LKS
12.
-
Soal biologi yang diberikan sangat membosankan
14.
-
Soal yang diberikan membuat saya malas untuk menjawabnya
16.
+
Saya lebih suka dengan soal pemahaman
18.
-
Saya tidak suka diberi soal yang sulit
23.
+
Saya memikirkan beberapa opsi jawaban yang mendekati untuk menjawabnya
19.
Peran guru dalam pembelajaran
Menunjukkan keaktifan siswa dengan strategi think-talk-write
Sikap siswa terhadap soal-soal penguasaan konsep
2.
Angket Siswa
Nama : No. Absen :
Petunjuk Pengisian Angket 1. Tulislah nomor absen, nama dan kelas di tempat yang telah disediakan 2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan ikhlas 3. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman anda selama belajar biologi, dengan keterangan sebagai berikut: SS : Sangat Setuju S
: Setuju
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju 4.
Kerjakan setiap nomor dan jangan terlewatkan satu nomor pun
Alternatif Jawaban No.
Pernyataan SS
1.
Saya menyukai pelajaran biologi
2.
Saya senang dengan pembelajaran seperti ini karena terdapat diskusi kelompok yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif
3.
Saya lebih suka belajar biologi dengan pembelajaran biasa dari pada dengan pembelajaran ini
4.
Menurut saya biologi adalah mata pelajaran yang sulit untuk dimengerti
5.
Saya menyukai pembelajaran dengan penggunaan LKS karena menggalih kemampuan saya
6.
Saya kesulitan dalam mencari dan menghasilkan ide pada LKS
7.
Pembelajaran biologi yang baru saja berlangsung membuat saya bersemangat
8.
Pembelajaran dengan strategi think-talk-write hanya membuang waktu
9.
Biologi bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
S
TS
STS
10.
Pembelajaran biologi dengan strategi think-talk-write menjadikan lebih bermotivasi dalam belajar biologi
11.
Soal yang diberikan membuat saya berpikir keras untuk menjawabnya
12.
Soal biologi yang diberikan sangat membosankan
13.
Dalam pembelajaran seperti ini, saya tidak termotivasi untuk belajar biologi dan menguasai materi yang diajarkan
14.
Soal yang diberikan membuat saya malas untuk menjawabnya
15.
Pembelajaran biologi dengan strategi think-talk-write membuat saya berani menyampaikan ide ketika belajar biologi
16.
Saya lebih suka dengan soal pemahaman
17.
Dengan strategi pembelajaran ini suasana pembelajaran menjadi lebih aktif apabila dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
18.
Saya tidak suka diberi soal yang sulit
19.
Pembelajaran seperti ini tidak ada bedanya dengan pembelajaran lain
20.
Pembelajaran dengan strategi think-talk-write membuat saya tidak bersemangat mempelajari biologi
21.
Suasana di kelas menjadi lebih menyenangkan dengan diskusi antar siswa
22.
Saya tidak suka belajar dengan strategi think-talk-weite
23.
Saya memikirkan beberapa opsi jawaban yang mendekati untuk menjawabnya
24.
Saya lebih senang jika guru berceramah untuk menyampaikan materi
25.
Saya senang jika guru memberikan kesempatan kepada kami untuk mengungkapkan jawaban
Lampiran 3.3
137
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA PRETETS KELAS EKSPERIMEN
a) Banyak data (n = 35) 13 39 47 52
21 39 47 52
26 39 47 56
26 43 47 56
30 43 47 60
30 43 47
30 43 47
34 43 52
34 47 52
39 47 52
b) Nilai terbesar = 60 Nilai terkecil = 13 Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil Rentang Kelas (R) = 60 - 13 = 47
c) Banyak Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5,095 = 6,095 ≈ 6
d) Panjang Kelas (i) i= =
= 7,8 ≈ 8
e) Tabel Distribusi No.
Interval
1 13 – 20 2 21 – 28 3 29 – 36 4 37 – 44 5 45 – 52 6 53 – 60 Jumlah
f
x
fx
x2
1 3 5 9 14 3 35
16,5 24,5 32,5 40,5 48,5 56,5
16,5 73,5 162,5 364,5 679 169,5 1465,5
272,25 600,25 1056,25 1640,25 2352,25 3192,25
Batas nyata Bawah Atas 12,5 20,5 20,5 28,5 28,5 36,5 36,5 44,5 44,5 52,5 52,5 60,5
fkb
fka
35 34 31 26 17 3
1 4 9 18 32 35
Frekuensi Relatif 2,857 8,571 14,286 25,714 40 8,571
Lampiran 3.3
138
f) Mean ( ̅ ) ̅ =∑ =
= 41,87
g) Median (Mdn) ⁄
(
Mdn =
)
= 36,5 + (
)
= 36,5 + 0,448 = 36,948 ≈ 36,95
h) Modus (Mo) (
Mo =
)
= 44,5 + (
)
= 44,5 + 6 = 50,5
i) Standar Deviasi (SD) ∑ ̅
SD = √
=√
-
=√ =√ = 10,619 ≈ 10,62 j) Varians (S2) S2 = SD2 = (10,62)2 = 112,784
8
Lampiran 3.3
139
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA PRETETS KELAS KONTROL
a) Banyak data (n = 36) 13 34 47 52
13 39 47 56
13 39 47 56
17 39 47 56
21 39 47 56
26 43 47 60
26 43 47
30 43 47
34 43 52
34 47 52
b) Nilai terbesar = 60 Nilai terkecil = 13 Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil Rentang Kelas (R) = 60 - 13 = 47
c) Banyak Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 36 = 1 + 5,135 = 6,135 ≈ 6
d) Panjang Kelas (i) i= =
= 7,8 ≈ 8
e) Tabel Distribusi No.
Interval
1 13 – 20 2 21 – 28 3 29 – 36 4 37 – 44 5 45 – 52 6 53 – 60 Jumlah
f
x
fx
x2
4 3 4 8 12 5 36
16,5 24,5 32,5 40,5 48,5 56,5
66 73,5 130 324 582 282,5 1458
272,25 600,25 1056,25 1640,25 2352,25 3192,25
Batas nyata Bawah Atas 12,5 20,5 20,5 28,5 28,5 36,5 36,5 44,5 44,5 52,5 52,5 60,5
fkb
fka
36 32 29 25 17 5
4 7 11 19 31 36
Frekuensi Relatif 11,11 8,33 11,11 22,22 33,33 13,89
Lampiran 3.3
140
f) Mean ( ̅ ) ̅ =∑ =
= 40,50
g) Median (Mdn) ⁄
(
Mdn =
)
= 36,5 + (
)
= 36,5 + 1 = 37,5
h) Modus (Mo) (
Mo =
)
= 44,5 + (
)
= 44,5 + 4,923 = 49,423 ≈ 49,42
i) Standar Deviasi (SD) ∑ ̅
SD = √
=√
-
=√ =√ = 13,10 j) Varians (S2) S2 = SD2 = (13,10)2 = 171,61
8
8
Lampiran 3.3
141
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
a) Banyak data (n = 35) 56 78 86 91
65 78 86 91
65 78 86 91
69 78 86 95
73 78 86 95
73 82 86
73 82 86
78 82 91
78 86 91
78 86 91
b) Nilai terbesar = 95 Nilai terkecil = 56 Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil Rentang Kelas (R) = 95 - 56 = 39
c) Banyak Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5,095 = 6,095 ≈ 6
d) Panjang Kelas (i) i= =
= 6,5 ≈ 7
e) Tabel Distribusi No.
Interval
1 56 – 62 2 63 – 69 3 70 – 76 4 77 – 83 5 84 – 90 6 91 – 97 Jumlah
f
x
fx
x2
1 3 3 11 9 8 35
59 66 73 80 87 94
59 198 219 880 783 752 2891
3481 4356 5329 6400 7569 8836
Batas nyata Bawah Atas 55,5 62,5 62,5 69,5 69,5 76,5 76,5 83,5 83,5 90,5 90,5 97,5
fkb
fka
35 34 31 28 17 8
1 4 7 18 27 35
Frekuensi Relatif 2,857 8,571 8,571 31,428 25,714 22,857
Lampiran 3.3
142
f) Mean ( ̅ ) ̅ =∑ =
= 82,6
g) Median (Mdn) ⁄
(
Mdn =
)
= 76,5 + (
)
= 76,5 + 0,318 = 76,818 ≈ 76,82
h) Modus (Mo) (
Mo =
)
= 76,5 + (
)
= 76,5 + 1,75 = 78,25
i) Standar Deviasi (SD) ∑ ̅
SD = √
=√
-
=√ =9 j) Varians (S2) S2 = SD2 = (9)2 = 81
7
Lampiran 3.3
143
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA POSTTETS KELAS KONTROL
a) Banyak data (n = 36) 56 69 78 82
60 69 78 86
60 69 78 86
65 69 78 86
65 69 78 91
65 73 78 91
65 73 82
65 78 82
69 78 82
69 78 82
b) Nilai terbesar = 91 Nilai terkecil = 56 Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil Rentang Kelas (R) = 91 - 56 = 35
c) Banyak Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 36 = 1 + 5,135 = 6,135 ≈ 6
d) Panjang Kelas (i) i= =
= 5,8 ≈ 6
e) Tabel Distribusi No.
Interval
1 56 – 61 2 62 – 67 3 68 – 73 4 74 – 79 5 80 – 85 6 86 – 91 Jumlah
f
x
fx
x2
3 5 10 8 5 5 36
58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 88,5
175,5 322,5 705 612 412,5 442,5 2670
3422,25 4160,25 4970,25 5852,25 6806,25 7832,25
Batas nyata Bawah Atas 55,5 61,5 61,5 67,5 67,5 73,5 73,5 79,5 79,5 85,5 85,5 91,5
fkb
fka
36 33 28 18 10 5
3 8 18 26 31 36
Frekuensi Relatif 8,33 13,88 27,78 22,22 13,89 13,89
Lampiran 3.3
144
f) Mean ( ̅ ) ̅ =∑ =
= 74,17
g) Median (Mdn) ⁄
(
Mdn =
)
= 70,5 + (
)
= 70,5 + 0 = 70,5
h) Modus (Mo) (
Mo =
)
= 70,5 + (
)
= 70,5 + 2,31 = 72,81
i) Standar Deviasi (SD) ∑ ̅
SD = √
=√
-
=√ = 8,87 j) Varians (S2) S2 = SD2 = (8,87)2 = 78,676 ≈ 78,68
6
6
Lampiran 3.4
145 N-Gain Kelas Eksperimen
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Aaron Aditya A N Alifah Anindra A C Roro Annisa P Cahya A Danty Darin Dhisa Dievta Farah A K Farah E A Farhan M A Farel F M. Aditya M. Akbar M. Daffa M. Fakhri M. Farhan M. Rafi M. Rizqi M. Yudha Mushab Nabila V Nadhifa Naufal Oktavian R. Ilham Rafli B Randa Reyna Sandya Talitha Tazkya
Pretest 13 39 47 21 43 26 47 26 30 60 52 47 47 52 39 47 52 47 56 52 56 47 34 43 47 39 34 52 30 43 43 43 39 30 47
Posttest 65 65 86 86 95 86 91 78 82 73 78 86 86 78 86 78 86 73 78 86 78 91 78 82 69 73 86 56 78 95 91 91 91 82 91
N-Gain 0,60 0,43 0,74 0,82 0,91 0,81 0,83 0,70 0,74 0,33 0,54 0,74 0,74 0,54 0,77 0,58 0,71 0,49 0,50 0,71 0,50 0,83 0,67 0,68 0,42 0,56 0,79 0,08 0,69 0,91 0,84 0,84 0,85 0,74 0,83
Kriteria Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Lampiran 3.4
146 N-Gain Kelas Kontrol
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Adissa Ahmad Aldo Alvian Alya Ananda Andana Annisa Aryasuta Athalia Avifa Ayu Farah Azzahra Bintang Daryl Farrel Izzul Kharina M Rifky M Akmal M Alvarizi M Daffa M Farrel M Iqbal M Rafi Nabila Nadhifa Naufal Qisthina Rahmadi Ratna Rr Frilizky Sanniyah Satya Siti Ainun Vini Nindya
Pretest 39 52 34 17 26 13 52 13 47 30 13 56 47 47 47 56 52 39 21 43 47 56 39 47 34 47 43 47 26 43 43 47 34 56 60 39
Posttest 65 69 78 60 78 73 78 69 69 78 78 78 91 78 86 73 91 65 69 60 78 65 65 56 82 73 65 82 82 86 69 86 69 82 69 82
N-Gain 0,43 0,35 0,67 0,52 0,70 0,69 0,54 0,64 0,42 0,69 0,75 0,50 0,83 0,58 0,74 0,39 0,81 0,43 0,61 0,30 0,58 0,20 0,43 0,17 0,73 0,49 0,39 0,66 0,76 0,75 0,46 0,74 0,53 0,59 0,23 0,70
Kategori Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang
Lampiran 3.5
147 UJI NORMALITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Pretest Kelas Eksperimen No. Xi Zi Xi - ̅ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
13 21 26 26 30 30 30 34 34 39 39 39 39 43 43 43 43 43 47 47 47 47 47 47 47 47 47 52 52 52 52 52 56 56 60
-28,87 -20,87 -15,87 -15,87 -11,87 -11,87 -11,87 -7,87 -7,87 -2,87 -2,87 -2,87 -2,87 1,13 1,13 1,13 1,13 1,13 5,13 5,13 5,13 5,13 5,13 5,13 5,13 5,13 5,13 10,13 10,13 10,13 10,13 10,13 14,13 14,13 18,13
-2,72 -1,97 -1,49 -1,49 -1,12 -1,12 -1,12 -0,74 -0,74 -0,27 -0,27 -0,27 -0,27 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 1,33 1,33 1,71
Luas Zi
Fzi
Szi
│Fzi-Szi │
0,4967 0,4756 0,4319 0,4319 0,3686 0,3686 0,3686 0,2704 0,2704 0,1064 0,1064 0,1064 0,1064 0,0438 0,0438 0,0438 0,0438 0,0438 0,1844 0,1844 0,1844 0,1844 0,1844 0,1844 0,1844 0,1844 0,1844 0,3289 0,3289 0,3289 0,3289 0,3289 0,4082 0,4082 0,4564
0,003 0,024 0,068 0,068 0,131 0,131 0,131 0,230 0,230 0,394 0,394 0,394 0,394 0,544 0,544 0,544 0,544 0,544 0,684 0,684 0,684 0,684 0,684 0,684 0,684 0,684 0,684 0,829 0,829 0,829 0,829 0,829 0,908 0,908 0,956
0,029 0,057 0,086 0,114 0,143 0,171 0,200 0,229 0,257 0,286 0,314 0,343 0,371 0,400 0,429 0,457 0,486 0,514 0,543 0,571 0,600 0,629 0,657 0,686 0,714 0,743 0,771 0,800 0,829 0,857 0,886 0,914 0,943 0,971 1,000
0,026 0,033 0,018 0,046 0,012 0,040 0,069 0,001 0,027 0,108 0,080 0,051 0,023 0,144 0,115 0,087 0,058 0,030 0,141 0,113 0,084 0,055 0,027 0,002 0,030 0,059 0,087 0,029 0,000 0,028 0,057 0,085 0,035 0,063 0,044
1) Lo/Lhitung diambil dari nilai │Fzi-Szi │terbesar. Lhitung = 0,144 2) Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
√
=
= 0,149
Lhitung < Ltabel (0,144 < 0,149), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 3.5
148
Data Pretest Kelas Kontrol No.
Xi
Xi - ̅
Zi
Luas Zi
Fzi
Szi
│Fzi-Szi │
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
13 13 13 17 21 26 26 30 34 34 34 39 39 39 39 43 43 43 43 47 47 47 47 47 47 47 47 47 52 52 52 56 56 56 56 60
-27,5 -27,5 -27,5 -23,5 -19,5 -14,5 -14,5 -10,5 -6,5 -6,5 -6,5 -1,5 -1,5 -1,5 -1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 11,5 11,5 11,5 15,5 15,5 15,5 15,5 19,5
-2,10 -2,10 -2,10 -1,79 -1,49 -1,11 -1,11 -0,80 -0,50 -0,50 -0,50 -0,11 -0,11 -0,11 -0,11 0,19 0,19 0,19 0,19 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,88 0,88 0,88 1,18 1,18 1,18 1,18 1,49
0,4821 0,4821 0,4821 0,4633 0,4319 0,3665 0,3665 0,2881 0,1915 0,1915 0,1915 0,0438 0,0438 0,0438 0,0438 0,0745 0,0745 0,0745 0,0745 0,1915 0,1915 0,1915 0,1915 0,1915 0,1915 0,1915 0,1915 0,1915 0,3106 0,3106 0,3106 0,3810 0,3810 0,3810 0,3810 0,4319
0,018 0,018 0,018 0,037 0,068 0,134 0,134 0,212 0,309 0,309 0,309 0,456 0,456 0,456 0,456 0,575 0,575 0,575 0,575 0,692 0,692 0,692 0,692 0,692 0,692 0,692 0,692 0,692 0,811 0,811 0,811 0,881 0,881 0,881 0,881 0,932
0,028 0,056 0,083 0,111 0,139 0,167 0,194 0,222 0,250 0,278 0,306 0,333 0,361 0,389 0,417 0,444 0,472 0,500 0,528 0,556 0,583 0,611 0,639 0,667 0,694 0,722 0,750 0,778 0,806 0,833 0,861 0,889 0,917 0,944 0,972 1,000
0,010 0,038 0,065 0,074 0,071 0,033 0,060 0,010 0,059 0,031 0,003 0,123 0,095 0,067 0,040 0,131 0,103 0,075 0,047 0,136 0,109 0,081 0,053 0,025 0,002 0,030 0,058 0,086 0,005 0,022 0,050 0,008 0,036 0,063 0,091 0,068
1) Lo/Lhitung diambil dari nilai │Fzi-Szi │terbesar. Lhitung = 0,136 2) Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
√
=
= 0,150
Lhitung < Ltabel (0,136 < 0,150), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
Lampiran 3.5
149 UJI NORMALITAS DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Posttest Kelas Eksperimen No.
Xi
Xi - ̅
Zi
Luas Zi
Fzi
Szi
│Fzi-Szi │
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
56 65 65 69 73 73 73 78 78 78 78 78 78 78 78 82 82 82 86 86 86 86 86 86 86 86 86 91 91 91 91 91 91 95 95
-26,6 -17,6 -17,6 -13,6 -9,6 -9,6 -9,6 -4,6 -4,6 -4,6 -4,6 -4,6 -4,6 -4,6 -4,6 -0,6 -0,6 -0,6 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 8,4 8,4 8,4 8,4 8,4 8,4 12,4 12,4
-2,96 -1,96 -1,96 -1,51 -1,07 -1,07 -1,07 -0,51 -0,51 -0,51 -0,51 -0,51 -0,51 -0,51 -0,51 -0,07 -0,07 -0,07 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 1,38 1,38
0,4985 0,4750 0,4750 0,4345 0,3577 0,3577 0,3577 0,1950 0,1950 0,1950 0,1950 0,1950 0,1950 0,1950 0,1950 0,0279 0,0279 0,0279 0,1480 0,1480 0,1480 0,1480 0,1480 0,1480 0,1480 0,1480 0,1480 0,3238 0,3238 0,3238 0,3238 0,3238 0,3238 0,4162 0,4162
0,002 0,025 0,025 0,066 0,142 0,142 0,142 0,305 0,305 0,305 0,305 0,305 0,305 0,305 0,305 0,472 0,472 0,472 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,824 0,824 0,824 0,824 0,824 0,824 0,916 0,916
0,029 0,057 0,086 0,114 0,143 0,171 0,200 0,229 0,257 0,286 0,314 0,343 0,371 0,400 0,429 0,457 0,486 0,514 0,543 0,571 0,600 0,629 0,657 0,686 0,714 0,743 0,771 0,800 0,829 0,857 0,886 0,914 0,943 0,971 1,000
0,027 0,032 0,061 0,048 0,001 0,029 0,058 0,076 0,048 0,019 0,009 0,038 0,066 0,095 0,124 0,015 0,014 0,042 0,105 0,077 0,048 0,019 0,009 0,038 0,066 0,095 0,123 0,024 0,005 0,033 0,062 0,090 0,119 0,055 0,084
1) Lo/Lhitung diambil dari nilai │Fzi-Szi │terbesar. Lhitung = 0,124 2) Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
√
=
= 0,149
Lhitung < Ltabel (0,124 < 0,149), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 3.5
150
Data Posttest Kelas Kontrol No.
Xi
Xi - ̅
Zi
Luas Zi
Fzi
Szi
│Fzi-Szi │
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
56 60 60 65 65 65 65 65 69 69 69 69 69 69 69 73 73 73 78 78 78 78 78 78 78 78 82 82 82 82 82 86 86 86 91 91
-18,17 -14,17 -14,17 -9,17 -9,17 -9,17 -9,17 -9,17 -5,17 -5,17 -5,17 -5,17 -5,17 -5,17 -5,17 -1,17 -1,17 -1,17 3,83 3,83 3,83 3,83 3,83 3,83 3,83 3,83 7,83 7,83 7,83 7,83 7,83 11,83 11,83 11,83 16,83 16,83
-2,05 -1,60 -1,60 -1,03 -1,03 -1,03 -1,03 -1,03 -0,58 -0,58 -0,58 -0,58 -0,58 -0,58 -0,58 -0,13 -0,13 -0,13 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 1,33 1,33 1,33 1,90 1,90
0,4798 0,4452 0,4452 0,3485 0,3485 0,3485 0,3485 0,3485 0,2190 0,2190 0,2190 0,2190 0,2190 0,2190 0,2190 0,0517 0,0517 0,0517 0,1664 0,1664 0,1664 0,1664 0,1664 0,1664 0,1664 0,1664 0,3106 0,3106 0,3106 0,3106 0,3106 0,4082 0,4082 0,4082 0,4713 0,4713
0,020 0,055 0,055 0,152 0,152 0,152 0,152 0,152 0,281 0,281 0,281 0,281 0,281 0,281 0,281 0,448 0,448 0,448 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,811 0,811 0,811 0,811 0,811 0,908 0,908 0,908 0,971 0,971
0,028 0,056 0,083 0,111 0,139 0,167 0,194 0,222 0,250 0,278 0,306 0,333 0,361 0,389 0,417 0,444 0,472 0,500 0,528 0,556 0,583 0,611 0,639 0,667 0,694 0,722 0,750 0,778 0,806 0,833 0,861 0,889 0,917 0,944 0,972 1,000
0,008 0,001 0,028 0,041 0,013 0,015 0,042 0,070 0,031 0,003 0,025 0,052 0,080 0,108 0,136 0,004 0,024 0,052 0,138 0,110 0,083 0,055 0,027 0,001 0,028 0,056 0,061 0,033 0,005 0,022 0,050 0,019 0,009 0,036 0,001 0,029
1) Lo/Lhitung diambil dari nilai │Fzi-Szi │terbesar. Lhitung = 0,138 2) Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
√
=
= 0,150
Lhitung < Ltabel (0,138 < 0,150), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
Lampiran 3.6
151 UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Fhitung =
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
35
36
̅
41,87
40,50
SD
10,62
13,10
Varians
112,78
171,61
= = = 1,521 ≈ 1,52
Ftabel dari db (derajat bebas) : db pembilang
=n–1 = 35 – 1 = 34
db penyebut
=n–1 = 36 – 1 = 35
Ftabel adalah 1,76 Fhitung < Ftabel (1,52 < 1,76), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
Lampiran 3.6
152 UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Fhitung =
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
35
36
̅
82,6
74,17
SD
9
8,87
Varians
81
78,68
= = = 1,029 ≈ 1,03
Ftabel dari db (derajat bebas) : db pembilang
=n–1 = 35 – 1 = 34
db penyebut
=n–1 = 36 – 1 = 35
Ftabel adalah 1,76 Fhitung < Ftabel (1,03 < 1,76), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
Lampiran 3.8
153 UJI HIPOTESIS
Rumus uji-t ̅̅̅̅
̅̅̅̅
(
, dimana dsg = √
√
)
(
)
Data Pretest thitung. (
)
dsg = √
(
(
)
=√
(
)
)
=√ =√ =√ = 12,0785 ≈ 12,08 t = √
= √
= √
= =
√ (
)
= = 0,4777 ≈ 0,48 ttabel. dk = n1 + n2 – 2 = 35 + 36 – 2 = 69
ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 1,99 thitung < ttabel (0,48 < 1,99), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan awal siswa sebelum menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write dalam konsep sistem pencernaan manusia padaa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Lampiran 3.8
154
Data Posttest thitung. (
)
dsg = √
(
)
=√
(
(
)
)
=√ =√ =√ = 8,934 t = √
= √
= √
= =
√ (
)
= = 3,97 ttabel. dk = n1 + n2 – 2 = 35 + 36 – 2 = 69 ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 1,99 thitung > ttabel (3,97 > 1,99), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penguasaan konsep sistem pencernaan manusia dengan menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write.