e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KOGNITIF IPS Dewi Gita Govindha1, IGA Agung Sri Asri2, Ni Nym, Ganing3 1, 2, 3Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS melalui penerapan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN 1 Sumerta dengan jumlah 46 siswa, yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Pengumpulan data penguasaan kompetensi kognitif IPS dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes yaitu tes pilihan ganda biasa. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif, dan analisis deskriptif kuantitatif. Pada pra siklus diketahui rata-rata penguasaan kompetensi kognitif IPS adalah 68 % dan ketuntasan klasikal adalah 43,48%. Pada siklus I diperoleh persentase rata-rata penguasaan kompetensi kognitif IPS adalah 79 % meningkat 10% menjadi 89% pada siklus II. Ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 70% meningkat 19% menjadi 89% pada siklus II sudah melebihi indikator keberhasilan 80% siswa mencapai KKM ≥70. Demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan think pair share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS. Kata kunci: saintifik, think pair share, media audio visual, kompetensi kognitif ips
Abstract This study aims to improve the control of social cognitive competencies through the application of Think Pair Share in the scientific approach aided by audio-visual media. This research was the Classroom Action Research conducted in two cycles. The subjects of this research were the fourth-grade students of SDN 1 Sumerta which consists of 46 students in total, with 23 males and 23 females. Collection data of cognitive competencies social in this study conducted with test method is the usual multiple-choice test. The data then was being analyzed by descriptive statistics analysis method and quantitative descriptive analysis method. In the pre-cycle discovered that the average tenure of cognitive competence social is 68% and the classical completeness is 43.48%. In the first cycle obtained by the average percentage of mastery of cognitive competencies social is 79% increased by 10% to 89% in the second cycle. Classical completeness in the first cycle is 70% increased by 19% to 89% in the second cycle has exceeded the indicators of the success of 80% of students achieving ≥70 KKM. Thus, it can be concluded that the application of the think-pair-share the scientific approach aided by audio-visual media can improve their understanding of cognitive competence social. Key words : scientific, think pair share, audio-visual media, cognitive competence social
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Pendidikan yang berkualitas mencerminkan kemajuan bangsa dan negara. Salah satu usaha pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia terdidik dan cerdas dalam menjawab tantangan masa depan sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Memuat Pedoman Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Permendikbud No. 57 Lampiran III Tahun 2014 IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warga negara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif. Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial. Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam proses belajar yang terintegrasi melalui proses kajian terhadap konten pengetahuan. Menurut Ahmad Susanto (2014:145) Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan agar pembelajaran IPS benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajara yang didominasi oleh pembelajaran yang tradisional. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada ibu Ni Nyoman Arsi, S.Pd. SD selaku guru wali kelas IV A di SD N 1 Sumerta Denpasar khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang tertarik dengan pembelajaran IPS, sehingga penguasaan kompetensi kognitif IPS rata-rata siswa di kelas tersebut masih kurang dari harapan sebagian besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75 yang berkategori Baik (B). Guru wali kelas IV A mengungkapkan keaktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS masih kurang dan siswa cepat merasa bosan saat proses pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang diterapkan guru. Apabila model pembelajaran yang digunakan tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan berbagai tugas mandiri yang beragam, tentu siswa hanya akan menjadi pendengar pasif di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, baik dari segi fisik 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
maupun mental, dan juga pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa. Dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran Think Pair Share. Penerapan model pembelajaran think pair share dengan pendekatan Saintifik akan dikolaborasikan dengan pemanfaatan media pembelajaran audio visual untuk mempermudah penyampaian materi sehingga proses pembelajaran akan berlangsung lebih kondusif karena menerapkan pembelajaran aktif dan media yang menarik bagi siswa. Menurut Kurniasih dan Sani (2015 : 58) terdapat banyak kelebihan dari model pembelajaran think pair share ini, antaranya : (1) Model ini dengan sendirinya memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. (2) Dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. (3) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masingmasing. (4) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya. (5) Antara sesama siswa dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk diskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Model Think Pair Share juga dihubungkan dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran telah mengisyarakatkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan menggunakan pendekatan saintifik. Jadi, pada intinya pendekatan
saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang bagi kreativitas siswa dalam membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan kesadaran siswa untuk belajar, melalui pembelajaran yang bersifat ilmiah dengan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan. Model Think Pair Share dengan pendekatan saintifik akan dikolaborasikan dengan pemanfaatan media audio visual untuk mempermudah penyampaian materi sehingga proses pembelajaran akan berlangsung lebih kondusif karena menerapkan pembelajaran aktif dan media yang menarik bagi siswa. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Bahwa berdasarkan Model Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS pada siswa kelas IVA di SD N 1 Sumerta. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yakni Apakah model Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS pada siswa kelas IV SD N 1 Sumerta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah sebagai berikut. Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Kognitif IPS Pada Siswa Kelas IV SD N 1 Sumerta melalui penerapan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan sebuah penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas (Agung, 2014). Desain atau model penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah PTK model siklus yang dikemukakan oleh Arikunto yang berdasarkan konsep pokok bahwa peneliti tindakan terdiri dari empat komponen poko yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran dengan menggunakan tes yang telah disesuaikan dengan kisi-kisi tes. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Tes objektif yang dipilih adalah pilihan ganda biasa. berjumlah 30 soal yang berkaitan dengan muatan materi pembelajaran IPS sedangkan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan kuantitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan Penelitian ini adalah penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa kelas IV A SD N 1 Sumerta, dengan menerapkan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan Media Audio Visual. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian IPS. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Dengan menggunakan tes dapat diketahui peningkatan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa melalui Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan Media Audio Visual. sampai tercapainya hasil penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa memiliki persentase rata-rata 71 – 85 dengan kategori baik dengan ketuntasan belajar klasikal siswa minimal 80% siswa mencapai KKM (nilai minimal 75).
(Sumber.Arikunto,dkk,2011:16) Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ditemukan, pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun tahapan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan, yang terdiri dari 3 kali pertemuan untuk pemberian tindakan, dan pada pertemuan 3 diadakan tes akhir siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan sebelum penelitian menunjukkan bahwa ditemukan masalah penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa kelas IV A pada SDN 1 Sumerta yang masih kurang optimal. Adapun hasil yang tercatat dari kegiatan sebelum penelitian didapat hasil seperti Tabel 1.
Penelitian ini dilaksanakan di SD N 1 Sumerta Kecamatan Denpasar Timur. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD N 1 Sumerta Kecamatan Denpasar Timur yang berjumlah 46 siswa. Objek Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah penguasaan kompetensi kognitif Dalam penelitian ini metode tes
Tabel 1. Data Awal Penguasaan kompetensi kognitif IPS Siswa Kelas IV A SDN 1 Sumerta Kriteria Hasil Keterangan Penguasaan Kompetensi Kognitif IPS 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
a. Nilai rata- rata (mean)
68.11
b. Persentase rata-rata
68%
c. Ketuntasan klasikal
43.48%
Persentase rata-rata penguasaan kompetensi kognitif IPS sebelum penelitian adalah 68% yang berada pada kriteria rendah dengan ketuntasan klasikal 43.48% yaitu 20 siswa tuntas dan 26 siswa belum tuntas. Pada siklus I proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, yang terdiri dari 3 kali pertemuan untuk pembelajaran, dan pada hari ketiga diadakan tes akhir siklus. Setelah didapatkannya skor penguasaan kompetensi kognitif IPS, maka dilakukan beberapa langkah analisis kemudian memperoleh hasil sebagai berikut.
Penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa dan ketuntasan klasikal tergolong masih rendah
Berdasarkan perhitungan gambar grafik polygon di atas, menunjukkan bahwa mean mencapai 78.93 median mencapai 79, dan modus mencapai 81.52 sehingga M<Me<Mo (78.93<79<81.52) yang menunjukkan kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung tinggi. Pada siklus I presentase nilai ratarata penguasaan kompetensi kognitif IPS yaitu 79% sudah berada pada kriteria baik dan mengalami peningkatan 8% dari data awal nilai rata-rata penguasaan kompetensi kognitif IPS. Sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I yaitu 70% yang telah meningkat secara signifikan 26.52% dari data awal ketuntasan belajar klasikal siswa. Berdasarkan pemerolehan data hasil penelitian pada siklus I, terjadinya peningkatan nilai namun indikator keberhasilan belum tercapai. Adapun hasil penelitian siklus I yang diuraikan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Gambar 02. Gambar grafik polygon penguasaan kompetensi kognitif IPS pada siklus I
Tabel 2. Data Hasil Penelitian Penguasaan kompetensi kognitif IPS pada Siklus I Kriteria Hasil Data Keterangan Penguasaan Kompetensi Kognitif Persentase rata-rata nilai 1. Persentase rata-rata nilai 79% penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa berada pada kategori baik. penguasaan kompetensi Dari 46 siswa, 32 siswa nilainya kognitif IPS sudah mencapai KKM atau berada 70% di atas KKM. 2. Ketuntasan klasikal
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan pemerolehan data hasil penelitian pada siklus I tersebut, indikator keberhasilan belum tercapai, maka dari itu, penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan beberapa penyempurnaan untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan indikator keberhasilan tercapai. Tahapan yang dilakukan pada Siklus II tetap melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian pada siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut.
Berdasarkan perhitungan gambar grafik polygon di atas, menunjukkan bahwa mean mencapai 88.7, median mencapai 90.44, dan modus mencapai 91.5 sehingga M < Me < Mo (88.7<90.44<91.5) yang menunjukkan kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung tinggi. Pada siklus II presentase nilai ratarata penguasaan kompetensi kognitif IPS yaitu 89% sudah berada pada kriteria baik dan mengalami peningkatan 10% dari data awal nilai rata-rata penguasaan kompetensi kognitif IPS. Sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II yaitu 89%yang telah meningkat secara signifikan 19% dari data awal ketuntasan belajar klasikal siswa. Berdasarkan pemerolehan data hasil penelitian pada siklus I, terjadinya peningkatan nilai dan indikator keberhasilan sudah tercapai lebih dari 80%. Adapun hasil penelitian siklus I yang diuraikan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Gambar 03. Gambar grafik polygon penguasaan kompetensi kognitif IPS pada siklus II Tabel 3. Data Hasil Penelitian Penguasaan kompetensi kognitif IPS pada Siklus II Kriteria Hasil Data Keterangan Penguasaan Kompetensi Kognitif Persentase rata-rata nilai 1. Persentase rata-rata nilai penguasaan kompetensi kognitif IPS penguasaan kompetensi 89% siswa berada pada kategori sangat kognitif IPS baik. Dari 46 siswa, 41 siswa nilainya 2. Ketuntasan klasikal 89% sudah mencapai KKM atau berada di atas KKM Berdasarkan rekapitulasi data tersebut, dapat disajikan pada table rekapitulasi peningkatan persentase rata-rata penguasaan kompetensi kognitif IPS dan
ketuntasan klasikal data sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II sebagai berikut.
Tabel 4. Rekapitulasi data peningkatan penguasaan kompetensi kognitif IPS Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Rata-Rata Persentase Penguasaan Tahap Ketuntasan Klasikal Kompetensi Kognitif IPS Refleksi Awal 68% 43.48% Siklus I 79% 70% Siklus II 89% 89% 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan rekapitulasi data tersebut, dapat disajikan pada gambar histogram peningkatan persentase ratarata penguasaan kompetensi kognitif IPS, persentase dan ketuntasan klasikal data sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II sebagai berikut.
pada tema tempa tinggalku tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Sehingga pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus saja, yaitu siklus I dan siklus II. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tes akhir siklus I, masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM dalam kegiatan pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa karena memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa sehingga tercipta suasana belajar yang lebih aktif, efektif, dan menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun masih ada siswa yang belum mengalami peningkatan secara signifikan, namun secara keseluruhan dapat dikatakan mengalami peningkatan secara bertahap. Selain itu, melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan pendekatan saintifik berbantuan media audio visual, siswa bisa bekerja sendiri atau bekerja sama dengan orang lain sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kesesuaian antara data-data yang diperoleh berdasarkan tes akhir siklus menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan Think Pair Share dengan pendekatan saintifik berbantuan media audio visual. Pada refleksi awal diperoleh ratarata persentase penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa hanya 68% yang tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I, mengalami peningkatan rata-rata persentase penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa sebesar 11% dengan 32 siswa yang tuntas dalam pembelajaran, kemudian pada siklus II juga mengalami peningkatan dengan begitu pesat, yaitu rata-rata persentase penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa sebesar 89% dengan banyak siswa yang tuntas adalah 41 siswa. Demikian juga dengan ketuntasan klasikal belajar mengalami
Gambar 04. Peningkatan persentase ratarata penguasaan kompetensi kognitif IPS, dan ketuntasan klasikal data sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat dilihat telah terjadi peningkatan pada penguasaan kompetensi kognitif IPS dan motivasi belajar, yaitu pada persentase rata-rata dan ketuntasan klasikal dengan pemberian tindakan melalui penerapan think pair share dengan pendekatan saintifik berbantuan media audio visual pada proses pembelajaran siswa kelas IV A SDN 1 Sumerta. Pencapaian peningkatan penguasaan kompetensi kognitif IPS serta ketuntasan klasikal siswa pada pembelajaran siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian. Penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa berada pada kriteria baik dan ketuntasan klasikal siswa sudah mencapai 89% dari keseluruhan jumlah siswa pada akhir siklus. Dengan demikian, penelitian ini berhasil meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS dan motivasi belajar siswa kelas IV A SDN 1 Sumerta 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
peningkatan sebesar 70% pada siklus I meningkat pesat menjadi 89% pada siklus II. Ini berarti, bahwa dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa SDN 1 Sumerta. Penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa Kelas IV A SDN 1 Sumerta mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dilihat dari masalah-masalah yang dihadapi siswa pada siklus I dalam pembelajaran seperti,siswa belum terbiasa mengikuti proses pembelajaran dengan berpasangan, siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru terutama siswa yang duduk di belakang, siswa yang kurang tertarik dengan pelajaran IPS, siswa cepat merasa bosan saat proses pembelajaran, dan kurangnya keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat dibantu pemecahannya dengan mengajak siswa melaksanakan diskusi secara berpasangan yang sebanyakbanyaknya, memindahkan tempat duduk siswa yang ada di belakang menjadi di depan, dan selalu memberikan motivasi kepada siswa. Pada siklus II, penerapan model pembelajaran Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual teknologimengalami peningkatan yang begitu pesat, dapat dilihat dari permasalahan-permasalahan yang terdapat pada siklus I sudah dapat diatasi pada siklus II dan indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh sekolah sudah bisa terpenuhi, yaitu mencapai 89%. Melihat kenyataan tersebut, maka model pembelajaran think pair share dapat mengoptimalkan partisipasi peserta didik dan memungkinkan peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Think Pair Share merupakan pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi pola interaksi peserta didik yaitu sebuah variasi dalam pembelajaran melalui diskusi kelompok. Menurut Warsono dan Haryanto (2012:203) model pembelajaran Think Pair Share
membentuk aktivitas siswa untuk terbiasa berpikir secara mandiri kemudian bekerja berpasangan. Sedangkan Arends (2008:15) berpendapat Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi kelas yang memberikan waktu pada siswa untuk berpikir, merespon, dan saling membantu dalam proses diskusinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan model pembelajaran Think Pair Share merupakan variasi suasana diskusi kelas yang memberikan waktu pada siswa untuk berpikir, merespon, dan saling membantu yang bertujuan untuk membentuk pola interaksi peserta didik, mengoptimalkan partisipasi peserta didik, memungkinkan peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Model Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPS karena dengan pembelajaran Think Pair Share semua siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, karena dalam model pembelajaran Think Pair Share pada tahap Think siswa dituntut untuk berfikir secara individual yang akan mengaktifkan semua siswa dalam pembelajaran. Kemudian pada tahap Pair siswa mendiskusikannya dengan teman pasangannya sehingga terjadi kerjasama antar peserta didik dalam memecahkan sebuah masalah. Dan tahap Share disampaikan dan didiskusikan kembali dengan teman-teman sekelas serta dengan guru sehingga peserta didik dapat menghargai pendapat teman yang lain. Pendapat ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anita Usayani (2014) menyimpulkan bahwa penggunaan penerapan think pair share dapat meningkat secara signifikan terhadap hasil belajar IPA baik sebelum maupun sesudah variable sikap ilmiah dikendalikan. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain (Isjoni, 2010:78). Dipadukannya pendekatan saintifik tersebut dengan 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share di dalamnya dapat menyampaikan ide-ide atau pemikiran siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga menumbuhkan suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pada penelitian tindakan kelas ini melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual menunjukkan adanya peningkatan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa di kelas IV A SD Negeri 1 Sumerta.
diupayakan dapat menerapkan Think Pair Share dalam pembelajaran, hal ini karena penerapan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS. Dalam pembelajaran, siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui diskusi kelompok berpasangan dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa. (3) Kepada sekolah disarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam upaya menentukan kebijakan sekolah serta meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penerapan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual. Serta sekolah juga diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk melaksanakan pembelajaran melalui penerapan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual. (4) Kepada peneliti lain dianjurkan agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai refrensi terhadap penelitian yang akan dilakukan, khususnya penelitian yang relevan dengan penerapan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat diambil simpulan sebagai berikut. Penerapan Think Pair Share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa kelas IVA SDN 1 Sumerta. tahun ajaran 2015/2016 yang dilihat pada persentase rata-rata pada siklus I kompetensi kognitif IPS mencapai 79% sedangkan pada siklus II memperoleh persentase rata-rata kompetensi kognitif IPS mencapai 89%, sehingga penguasaan kompetensi kognitif IPS meningkat dari siklus I kesiklus II 8%. Ketuntasan klasikal penguasaan kompetensi kognitif pada siklus II adalah 89% dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan minimal 80%. Di samping itu, dari 46 orang siswa, pada siklus II sudah 41 siswa yang tuntas mencapai nilai KKM yang telah ditentukan sekolah. Jadi, penerapan think pair share dalam pendekatan saintifik berbantuan media audio visual secara efektif dapat meningkatkan penguasaan kompetensi kognitif IPS siswa kelas IV A SDN 1 Sumerta Tahun Ajaran 2015/2016.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede.2014. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Malang :Aditya Media Publising. Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Arikunto.2013.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta :Gava Media Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan
Mengacu pada temuan penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. (1) Kepada siswa diharapkan dapat belajar melalui pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh guru maupun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. (2) Kepada guru 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Profesionalitas Guru. Jakarta : Kata Pena. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 57 Lampiran III Tahun 2014. Jakarta : Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 104 Tahun 2014. Jakarta : Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Susanto, Ahmad. 2014.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Usayani, Ni Ketut Anita. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA dengan Kovariabel Sikap Ilmiah pada Siswa Kelas VI SD Nomor 4 Tuban. Tesis (Tidak Diterbitkan). Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana: Universitas Pendidikan Ganesha. Warsono dan Haryanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosda Karya.
10