e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Ayu Galuh Pujawati1, I Wayan Sujana2, Ni Nyoman Ganing3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) meningkatkan aktivitas siswa melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja tahun pelajaran 2015/2016 dan (2) meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja tahun pelajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja yang berjumlah 32 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode tes. Instrumen pengumpulan data aktivitas belajar yang digunakan adalah lembar observasi dan intrumen pengumpulan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang digunakan adalah tes objektif. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) nilai rata-rata aktivitas belajar meningkat 17,06 dari đť‘‹Ě… = 65,5 pada siklus I menjadi đť‘‹Ě… = 82,56 pada siklus II, (2) nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS meningkat 14,62 dari đť‘‹Ě… = 66,06 pada siklus I menjadi đť‘‹Ě… = 80,68 pada siklus II, (3) ketuntasan klasikal penguasaan kompetensi pengetahuan IPS meningkat 46,88% dari 40,62% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : pendekatan saintifik, keterampilan dasar mengajar, aktivitas, pengetahuan IPS
Abstract This classroom action research aims to (1) increase the activity of students through the implementation of scientific based approach to teaching basic skills in fifth grade students of SDN 2 Tonja, academic year 2015/2016 (2) improve the competencies of IPS through the implementation of scientific based on basic teaching skills for fifth grade SDN 2 Tonja academic year 2015/2016. The subjects on this reaserch were 32 students of SDN 2 Tonja. There were two collection methods used in this research, the methods of observation and test methods. Learning activity data collection used observation form and data collection instrument IPS knowledge mastery of competence that are used the objektive test. The data analyzed by descriptive statistical analysis method and quantitative descriptive analysis method. The results of this reserch show that (1) the average value of the learning activity increased 17.06 from đť‘‹Ě… = 65.5 on first cycle become đť‘‹Ě… = 82.56 on second cycle, (2) the average value of competence mastery of knowledge increased 14.62 from đť‘‹Ě…= 66.06 on first cycle become đť‘‹Ě… = 80.68 on second cycle, (3) classical competence mastery of completeness IPS increased 46.88% from 40.62% on first cycle become 87.5% in the second cycles. Based on these results it can be concluded that the implementation of scientific based
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
approach on teaching basic skills can increase the activity and competence mastery of IPS fifth grade student of SDN 2 Tonja academic year 2015/2016. Keywords: saintifik approach, teaching basic skills, activities, knowledge IPS.
PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses interaksi yang terjadi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi siswa mandiri. Upaya itu ditempuh dengan menerapkan kurikulum 2013 yang disusun dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan. Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niat untuk perbaikan sistem pendidikan agar nantinya bisa menciptakan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui pendekatan inter-disipliner maupun intra-indisipliner pada dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi sesuai yang dimuat pada Kurikulum 2013. Menurut Kurniasih dan Sani (2014:12) tujuan pengembangan Kurikulum 2013 terutama adalah untuk mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan untuk membangun kualitas manusia yang berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Berhasilnya tujuan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara saksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahanperubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola
proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif agar mampu mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut mampu memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan optimal adalah IPS. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Menurut Kosasih (2014:32) menyatakan, Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Dalam pelaksanaan pembelajaran perlu didesain menggunakan pendekatan yang sesuai dan tepat dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa kelas V SD N 2 Tonja pada tahap operasional konkret. Sebagai langkah untuk memberikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran maka dalam penelitian ini peneliti mencoba suatu pendekatan pembelajaran aktif yaitu pendekatan saintifik. Menurut Daryanto (2014:51) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkontruksi konsep, prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi-materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahasa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Dalam hal ini, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakannya sendiri. Ini menunjukkan bahwa setiap siswa yang belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Susanto (2014:4) menyatakan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.
keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas V di SD N 2 Tonja yang dilakukan pada bulan November 2015, dalam proses pembelajaran IPS masih banyak kendala yang mempengaruhi aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Beberapa kendala tersebut dinyatakan dari rata-rata hasil ulangan harian muatan IPS masih banyak siswa yang belum tuntas. Selain itu, dalam proses pembelajaran kurangnya interaksi sosial antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajarnya. Hal ini tampak dari kurangnya siswa yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap penjelasan guru. Untuk mengatasi hal tersebut, diupayakan untuk menerapkan suatu pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan mengajar yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh guru atau calon guru sebelum melakukan proses pembelajaran. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Sanjaya (2014:32) yang mengutarakan bahwa keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan guru sebagai perancang pembelajaran. Untuk itu guru dituntut menguasai keterampilan dasar mengajar yang selama ini dijadikan pedoman bagi setiap guru. Karakteristik siswa SD yang sangat mudah bosan dengan sesuatu hal yang monoton, sehingga dalam pembelajaran perlu diberikan variasi baik
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dari segi pendekatan, model, media, dan cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesan yang bermakna dalam diri siswa. Kelebihan dari keterampilan dasar mengajar adalah dengan memiliki pemahaman mengenai keterampilan dasar mengajar dan terampil dalam menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar ini seorang guru akan mempunyai persiapan mengajar yang baik dalam menguasai bahan pelajaran, mampu memilih metode yang tepat serta bisa memberikan penguasaan kelas yang baik sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran dapat tecapai. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Keterampilan Dasar Mengajar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Pada Siswa Kelas V SD N 2 Tonja Tahun Pelajaran 2015/2016”.
penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang masih rendah. Hal ini terjadi karena di kelas tersebut terungkap permasalahanpermasalahan yang telah diungkapkan pada bagian latar belakang. Disamping itu, di sekolah ini belum pernah diadakan penelitian terkait dengan permasalahan tersebut, sehingga dirasa perlu melakukan penelitian di tempat ini. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah aktivitas belajar dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja dengan diterapkannya keterampilan dasar mengajar dalam pendekatan saintifik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa classroom action research. Suharsimi (2015) menyatakan pendapat bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tahapan pada siklus I terdiri dari 4 tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/ observasi, dan (4) refleksi. Adapun uraian kegiatan yang dilaksanakan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut. Dalam merancang perencanaan dilakukan persiapan-persiapan bersama dengan guru kelas V SD Negeri 2 Tonja, yaitu menganalisis buku guru dan buku siswa untuk menentukan pembelajaranpembelajaran yang akan dibahas selama penelitian. Penentuan pembelajaran berdasarkan pertimbangan waktu dan kerjasama dengan guru kelas. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar. Menyiapkan materi pelajaran dan membuat LKS yang akan diberikan kepada siswa. Menyiapkan berbagai sumber dan media belajar yang menarik minat siswa untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar
METODE Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi (2015:3) menyatakan, penelitian tindakan kelas merupakan “Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”. Adapun tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar yang diterapkan pada siswa kelas V di SDN 2 Tonja. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tonja tahun pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas V. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja yang berjumlah 32 orang dengan jumlah perempuan 21 orang dan jumlah laki-laki 11 orang. Kelas V dipilih sebagai subjek penelitian karena kelas ini memiliki
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
siswa. Penyusunan instrumen penelitian untuk mengukur aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa, yang diberikan pada evaluasi akhir siklus. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, yang terdiri dari 3 kali pertemuan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar dan 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus. Tema yang dibahas pada siklus I adalah tema sejarah peradaban Indonesia dengan subtema 1 yaitu kerajaan Islam di Indonesia pada pembelajaran pertama, keempat dan keenam. Namun karena penelitian dilakukan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS, maka dalam pembelajaran yang dilaksanakan lebih memfokuskan pada muatan materi IPS. Pada saat evaluasi akhir siklus, soal yang diberikan juga soal IPS. Muatan materi IPS yang diajarkan dalam siklus I ini adalah wilayah kekuasaan kerajaan Islam di Indonesia. Banyak pertemuan pada siklus I diperoleh berdasarkan hasil diskusi bersama guru kelas V SD Negeri 2 Tonja dan disesuaikan dengan cakupan materi pada kompetensi dasar serta alokasi waktu yang tersedia. Saat pembelajaran berlangsung, secara bersamaan dilakukan kegiatan pengamatan/observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran yang berlangsung dan untuk mengetahui kesesuaian tindakan yang dilakukan dengan perencanaan yang dirancang dan permasalahan yang dialami selama pelaksanaan tindakan. Pada tahap observasi dilakukan pencatatan tentang masalah-masalah serta hal-hal yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan siklus I oleh guru kelas V SD Negeri 2 Tonja. Refleksi dilakukan setiap akhir siklus setelah observasi. Dalam refleksi dibahas kendala-kendala yang dihadapi dan merancang kegiatan selanjutnya yang digunakan untuk mengatasi kendalakendala tersebut. Secara umum pelaksanaan dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar sudah berjalan sesuai
dengan rencana, namun masih ditemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran yang perlu dijadikan pertimbangan untuk siklus berikutnya. Pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode tes. Data aktivitas siswa di kumpulkan dengan mengunakan lembar observasi dan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa di kumpulkan dengan menggunakan tes. Data yang telah dikumpulkan baik data aktivitas maupun data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk menghitung persentase aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Indikator keberhasilan penelitian ditetapkan yaitu, jika persentase rata-rata aktivitas siswa minimal 80%. Sedangkan untuk menentukan keberhasilan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa, maka dilakukan penskoran dan penentuan standar keberhasilan belajar. Sistem penilaian dalam penelitian ini berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) muatan materi IPS. Sedangkan dilihat secara klasikal, dikatakan tuntas apabila lebih dari 80% dari jumlah siswa kelas V SD N 2 Tonja memperoleh nilai sesuai dengan KKM. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu 3 kali untuk pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Data tentang aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh melalui penilaian dengan menggunakan lembar observasi, dengan 6 indikator dan 30 aspek, 6 indikator aktivitas belajar tersebut meliputi kegiatan visual, kegiatan oral, kegiatan listening, kegiatan writing, kegiatan mental dan kegiatan emosional. Data aktivitas pada siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi, menghitung mean (M), median (Me), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata–rata atau 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
mean dengan model PAP skala lima. Setelah data didapatkan mean (M) didapat sebesar 65,5, median (Me) didapat sebesar 63,5, modus (Mo) didapat sebesar 60,83. Data tersebut dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut.
9 8 7 6 5
10
4
8
3
2 6
1
4
0 50,5
56,5
62,5
68,5
74,5
80,5
2
Mo = 60,7
0 50,5
56,5
Mo = 60,83
62,5
68,5
74,5
M = 66,06
80,5
Me = 64 M =65,5 Grafik 2. Grafik Polygon Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa pada Siklus I
Me = 63,5 Grafik 1. Grafik Polygon Aktivitas Siswa pada Siklus I
Hasil analisis mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I, diperoleh M= 66,06; Me= 64; dan Mo= 60,7 sehingga Mo=60,7 < Me = 64 < M= 66,06 yang menunjukkan kurve juling positif yang berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung rendah. Persentase nilai rata-rata pada siklus I yaitu 66,06% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval 65 – 79 dengan kriteria sedang. Ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh 40,62% dimana 13 siswa yang tuntas dari jumlah siswa yaitu 32 siswa. Data tentang aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh melalui penilaian dengan menggunakan lembar observasi, dengan 6 indikator dan 30 aspek, 6 indikator aktivitas belajar tersebut meliputi kegiatan visual, kegiatan oral, kegiatan listening, kegiatan writing, kegiatan mental dan kegiatan emosional. Setelah data didapatkan mean (M) didapat sebesar 82,56, median (Md) didapat sebesar 85,14, modus (Mo) didapat sebesar 87,25. Data tersebut dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut.
Hasil analisis mengenai aktivitas pada siklus I, diperoleh M= 65,5; Me= 63,5; dan Mo= 60,83 sehingga Mo=60,83 < Me = 63,5 < M= 65,5 yang menunjukkan kurve juling positif yang berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung rendah. Persentase nilai rata-rata pada siklus I yaitu 65,5% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval 65 – 79 dengan kriteria cukup aktif Data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada siklus I diperoleh melalui pemberian tes pada tes akhir siklus I. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dengan jumlah soal sebanyak 30 butir yang berbentuk tes objektif. Setelah data didapatkan mean (M) didapat sebesar 66,06, median (Me) didapat sebesar 64, modus (Mo) didapat sebesar 60,7. Data tersebut dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
12
12
10
10
8 8 6 6
4
4
2 0 62,5
68,5
74,5
M = 82,56
80,5
86,5
2
92,5
0
Mo = 87,25
68,5
74,5
80,5
86,5
92,5
98,5
Mo= 81,25 Me = 85,14
Me = 80,77 Grafik 3. Grafik Polygon Aktivitas Siswa pada Siklus II
M= 80,68 Grafik 4. Grafik Polygon Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa pada Siklus II
Hasil analisis mengenai aktivitas pada siklus II, diperoleh M= 82,56; Me= 85,14; dan Mo= 87,25 sehingga Mo=87,25 > Me = 85,14 > M= 82,56 yang menunjukkan kurve juling negatif yang berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung tinggi. Persentase nilai rata-rata pada siklus II yaitu 82,56% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval 80 – 89 dengan kriteria aktif. Data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada siklus II diperoleh melalui pemberian tes pada tes akhir siklus II. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dengan jumlah soal sebanyak 30 butir yang berbentuk tes objektif. Setelah data didapatkan mean (M) didapat sebesar 80,68, median (Me) didapat sebesar 80,77, modus (Mo) didapat sebesar 81,25. Data tersebut dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut.
Hasil analisis mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus II, diperoleh M= 80,68; Me= 80,77; dan Mo= 81,25 sehingga Mo=81,25 > Me = 80,77 > M= 80,68 yang menunjukkan kurve juling negatif yang berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung tinggi. Persentase nilai rata-rata pada siklus II yaitu 80,68% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval 80 – 89 dengan kriteria aktif. Ketuntasan klasikal pada siklus II diperoleh 87,5% dimana 28 siswa yang tuntas dari jumlah siswa yaitu 32 siswa. Dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas V pada tema sejarah peradaban Indonesia. Adanya peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II maka penelitian ini dihentikan.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan nilai rata-rata hasil analisis data penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II, maka dapat dihitung peningkatan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja sebagai berikut.
aktivitas belajar siswa meningkat 17,06 dari 65,5 pada siklus I menjadi 82,56 pada siklus II. Nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa meningkat 14,62 dari 66,06 pada siklus I menjadi 80,68 pada siklus II. Ketuntasan belajar muatan materi IPS secara klasikal meningkat 46,88% dari 40,62% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. Dengan demikian secara klasikal aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Adanya peningkatan ini karena diterapkannya pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar sehingga terjadi peningkatan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS secara efektif. Hal ini didukung oleh pendapat Susanto (2013:85) bahwa untuk mengembangkan potensi siswa perlu diterapkan sebuah pendekatan pembelajaran yang inovatif dan konstruktif. Berdasarkan pada hal-hal tersebut maka dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar secara efektif dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dan lebih memberi peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Keterampilan dasar mengajar menyebabkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih melekat dalam pikiran mereka. Berdasarkan pemaparan di atas, penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar dapat meningkatkan minat belajar siswa yang berdampak pada meningkatnya aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Hal ini dikarenakan, pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar ini memiliki kelebihan dalam pembelajaran. Kelebihannya dapat dilihat dari komponen-komponen pendekatan saintifik yaitu kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada kegiatan mengamati ini, siswa dilatih untuk melatih kesungguhan siswa dalam mencari informasi, menemukan fakta ataupun suatu persoalan. Kegiatan menanya yaitu mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari sesuatu yang
Tabel 1. Tabel Data Peningkatan Aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dari Siklus I dan Siklus II Siklus Siklus Variabel Peningkatan I II Persentase Mean 65,5% 82,56% 17,06% Aktivitas Persentase Mean Penguasaan 66,06% 80,68% 14,62% Kompetensi Pengetahuan IPS Ketuntasan 40,62% 87,5% 46,88% Klasikal Data peningkatan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa dari pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat juga dilihat dalam bentuk grafik seperti di bawah ini. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Aktivitas
Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Ketuntasan Klasikal Siklus I
Siklus II
Grafik 5. Grafik Peningkatan Aktivitas dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tonja Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa meningkat. Persentase rata-rata
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
diamati. Dalam kegiatan menanya ini siswa diupayakan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap kritis. Setelah menanya, siswa diajak untuk mengumpulkan informasi ataupun faktafakta dalam rangka menjawab pertanyaan permasalahan yang diajukan. Kegiatan mencoba ini dilakukan untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan dan menghargai pendapat orang lain pada diri siswa. Setelah mengumpulkan informasi, kegiatan yang dilakukan adalah mengolah informasi ataupun fakta-fakta yang telah dikumpulkan menjadi sebuah kesimpulan. Kegiatan menalar ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bernalar secara sistematis dan logis. Kegiatan yang terakhir adalah menyampaikan hasil kegiatan belajar kepada orang lain secara jelas dan komunikatif, baik lisan ataupun tulisan. Dalam kegiatan mengkomunikasikan siswa diupayakan untuk mengembangkan sikap jujur, percaya diri, bertanggung jawab, dan toleran dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain. Komponen ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta dipadukan dengan keterampilan dasar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berdasarkan uraian tersebut dan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja Tahun Pelajaran 2015/2016.
2015/2016. Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat 17,06 pada siklus I ratarata = 65,5 sedangkan pada siklus II ratarata = 82,56. Begitu juga dengan nilai persentase rata-rata (M%) penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa meningkat 14,62% pada siklus I M% = 66,06% sedangkan pada siklus II M% = 80,68%. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal meningkat 46,88% pada siklus I = 40,62% sedangkan pada siklus II = 87,5%. Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan saran-saran sebagai berikut. Kepada guru agar dapat mengimplementasikan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Kepada sekolah agar dapat mengimplementasikan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Kepada peneliti lain untuk dapat mengembangkan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar dengan menyempurnakan aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prof. Dr. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Gava Media Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Bandung: Bumi Aksara. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis keterampilan dasar mengajar dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tonja tahun pelajaran
9