e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Ade Desy Rahmawati1 ,N. Nym. Ganing2 , I Wyn. Sujana3 1,2,3 Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur, (2) untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kepercayaan diri tinggi dan rendah, (3) untuk mengetahui interaksi antara pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kepercayaan diri terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2X2. Faktor pemilahnya adalah variabel moderator kepercayaan diri. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Menentukan sampel penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah data kepercayaan diri dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dengan instrumen berupa angket/kuisioner dan tes objektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik (FAhitung=17,96 >Ftabel(α = 0,05; 1,82)= 4,00), (2)terdapat perbedaan yang siginifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan kepercayaan diri rendah (F B=25,52 >Ftabel(α = 0,05; 1,82))= 4,00), (3) terdapat interaksi pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kepercayaan diri terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS (FAB=90,05 >Ftabel(α = 0,05; 1,82))= 4,00). Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan saintifik berbasis portofolio terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS ditinjau dari kepercayaan diri siswa kelas IV tema cita-citaku SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Kata-kata kunci : pendekatan saintifik berbasis portofolio, penguasaan kompetensi pengetahuan, kepercayaan diri
Abstrack This study were aimed (1) To find a significant difference mastery of competencies of social scientific knowledge between the group that learned through scientific approach based on portofolio which was learned through scientific approach in grade IV Elementary school group I Gusti Ngurah Rai Denpasar East District, (2) to determine a significant difference mastery of competencies of social scientific knowledge between high and low confidence, (3) to understand the interaction between the scientific approach based on portofolio with confidence against social scientific knowledge mastery of competencies. The designof this research in the diving factor 2X2. It were sorter by using factor confidence moderator variable. The population in this study were all of fourth grade students in Group I Gusti Ngurah Rai Denpasar East District. Determine sample this study make us of random sampling technique. The data that was collect is self-confidence data and mastery of social scientific competencies by instrument that is questionnaire and objective test. The results showed that: (1) there are differences significant between the social scientific mastery of competencies of students who takes a
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
scientific approach to portofolio-based on learn with the learning of students who take a scientific approach (FAcalculated = 17,96> F table (α = 0,05; 1, 62) = 4,00), (2) there is a social scientific difference significant that mastered of competencies between students who have high confidence and low confidence (FB= 25,52> F table (α = 0,05; 1,62) ) = 4,00) (3) there are significant scientific approach to portofolio-based on interaction and confidence of social scientific mastery of competencies (FAB = 90,05> F table (α = 0,05; 1,62)) = 4,00). Based on these indings, we can conclude that there is the effect of portfolio-based on scientific approaches to the mastery of competencies in terms of social scientific confidence fourth grade students with theme my ideals in elementary school group I Gusti Ngurah Rai Denpasar East District. Key words: portofolio-based on scientific approach, mastery of competencies knowledge, selfconfidence
PENDAHULUAN Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh “kesempatan”, “harapan”, dan “pengetahuan” agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk menghasilkan lulusan sekolah yang lebih cerdas, kreatif, inovatif, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan menghargai perbedaan yang sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mendeskripsikan tentang pengembangan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Sani (2014:3) “Peran guru dalam pembelajaran harus bergeser menjadi : 1) perancang pembelajaran agar siswa aktif mencari pengetahuan baru; dan 2) fasilitator atau mediator untuk belajar”. Peran seorang guru tentunya sangat memiliki pengaruh bagi penyajian dalam proses pembelajaran, guru seyogyanya sudah paham akan sistem pendidikan saat ini yang telah menerapkan kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Di sekolah dasar, pada pembelajaran IPS khususnya tentu diharapkan dengan adanya pendekatan saintifik adanya peningkatan hasil belajar yang berkembang ke arah yang baik sesuai dengan fungsi IPS dalam pendidikan, yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, keterampilan sosial dan intelektual
dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM Indonesia yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional (Taneo, dkk 2010:1.19). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2011:16) mengemukakan “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB”. IPS mengkaji seperangkat, peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Tata Negara dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Fungsi IPS dalam pendidikan, yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, keterampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM Indonesia yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional (Taneo, dkk 2010:1.19). Muatan materi IPS dalam pembelajaran di sekolah dasar tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi juga berorientasi pada pengembangan keterampilan sikap. Menurut Permendikbud 104 tahun 2014 kompetensi pengetahuan dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuan berfikir dan dimensi pengetahuannya, kompetensi pengetahuan berkaitan dengan hasil belajar kemampuan kognitif siswa.
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Nama IPS dalam dunia pendidikan dasar di negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP, dan SMU tahun 1975. Dilihat dari sisi keberlakuannya, IPS disebut sebagai bidang studi baru karena cara pandangnya bersifat terpadu. IPS berinduk kepada ilmu-ilmu sosial, dengan pengertian teori, konsep, prinsip yang diterapkan pada IPS adalah teori, konsep, prinsip yang ada dan berlaku pada ilmu-ilmu sosial. Gunawan (2011:39) menyebutkan ruang lingkup IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1) manusia, tempat, dan lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3) sistem sosial dan budaya; 4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan; 5) IPS SD sebagai pendidikan global (global education), yakni mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia, menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia, mengurangi kemiskinan, kebodohan, dan perusakan lingkungan. Dalam hal tersebut kompetensi atau hasil belajar juga merupakan hasil dari aktivitas proses. Karena ruang lingkup IPS di SD sangatlah luas dan untuk memperoleh kompetensi pengetahuan IPS melalui pendidikan IPS di sekolah, siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial dilingkungannya, dan mampu memecahkan masalah sosial secara baik. Guru dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia sekolah dasar, tak mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti, televisi, radio, dan komputer. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. upaya memperbaiki kompetensi siswa yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan perilaku merupakan angin segar yang diharapkan dapat diterapkan secara benar untuk menghasilkan insan cerdas yang beriman sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, maka guru diharapkan mampu membimbing siswa untuk menemukan pengetahuannya
dengan mengembangkan pembelajaran yang inovatif. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa yang bersifat ilmiah dan menekankan aktivitas siswa aktif dengan melakukan temuan yang bermakna sehingga siswa mampu mengkonstruk konsep pembelajarannya sendiri melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan danmengkomunikasikan. Menurut Daryanto (2014:54) Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik : 1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khusunya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; 2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; 3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan; 4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi; 5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan 6) untuk mengembangkan karakter siswa. Keberhasilan pembelajaran juga tidak terlepas dari kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran serta memberikan kesempatan siswa untuk dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimaldalam pembelajaran selain siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih kuat melekat dalam memori (pikiran) peserta didik. Dengan kuatnya berbagai informasi melekat dalam pikiran peserta didik serta dapat memantau kompetensi siswa dalam satu periode secara nyata karena hasil yang diperoleh siswa disimpan dengan rapi dalam satu dokumen jadi siswa maupun guru sama-sama dapat melakukan reflekasi maupun evaluasi pada kegiatan pembelajaran. Selain itu dapat menumbuhkan kepercayaan diri bagi siswa atas hasil yang mereka peroleh sehingga kompetensi yang diperoleh akan baik 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
khususnya dalam kompetensi pengetahuan IPS. Dilihat dari hal tersebut maka pendekatan saintifik dengan menggunakan portofolio dapat membantu proses pengajaran menjadi inovatif karena guru bisa melaksanakan interaksi dan evaluasi pembelajaran sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa karena siswa dapat melihat sendiri perkembangan belajarnya melalui hasil yang dia peroleh dan melihat kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Menurut Kunandar (2013:287) portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, kompetensi musik, gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/literatur, hasil penelitian, hasil wawancara dan lain sebagainya. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Trianto (2014:283) portofolio merupakan terjemah dari bahasa Inggris portofolio, yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang disimpan dalam kemasan berbentuk jilid (bendel) ataupun diarsip dalam file khusus (map). Sedangkan menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2014:284) portofolio sebagai instrumen penilaian yang difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ” bukti” tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa. Susanto (2015:3) menyatakan bahwa percaya diri adalah sikap. Seperti kebanyakan bentuk sikap yang lain, kepercayaan diri lahir dari persepsi yang positif atas kehidupan anda. Hidup ini adalah kubangan kebahagiaan yang positif. Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu di mana pikirannya terarah untuk mencapai suatu hasil yang diinginkannya. Dalam penerapannya di lapangan berdasarkan observasi yang telah dilakukan tanggal 20 November 2015 menurut kepala sekolah di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai pada implementasi pendekatan saintifik
yang berorientasi secara ilmiah, pengajaran IPS merupakan mata pelajaran yang kurang populer di kalangan siswa. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain : 1) kebanyakan orang tua lebih mementingkan baca, tulis, hitung, 2) pada sisi lain siswa lebih menyukai atau memperhatikan baca tulis, hitung, dianggap lebih pasti dan tegas, 3) dalam mata pelajaran IPS banyak konsep yang abstrak, 4) banyak bahan pelajaran oleh siswa sudah diketahuinya dengan baik, karena merupakan pengalaman sehari-hari, 5) dalam IPS justru ada bahan yang dibahas dalam IPS benar-benar bahan baru tetapi tidak searah dengan persepsi siswa. Tidak hanya hal ini, namun masih kurangnya pemahaman guru terhadap pengimplementasian kurikulum yaitu pendekatan saintifik menjadikan pembelajaran terpacu pada hal yang sudah diatur dan dipahami oleh guru semata, banyak guru hanya sekedar memahami bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah, yang artinya semua pembelajaran hanya berpusat pada siswa, tanpa adanya campur tangan guru dan guru tidak perlu lagi menjelaskan. Hal ini yang menyebabkan siswa menjadi kurang terarah apalagi dalam pembelajaran IPS yang harus adanya pemahaman konsep mengenai realita yang terjadi di masyarakat, jika siswa hanya diberikan pemahaman sekedar saja lalu membiarkan siswa yang menemukan sendiri tentunya konsep yang tertanam tidak cukup lama bisa bertahan dalam diri siswa, sehingga dalam pembelajaran kurang adanya sikap aktif, percaya diri karena sistem pembelajaran yang belum bisa membangun karakter siswa sepenuhnya sesuai dengan tujuan pendekatan saintifik. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perlu adanya upaya yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik berbasis portofolio terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS ditinjau dari kepercayaan diri siswa dalam penerapan kurikulum 2013. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu diajukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Portofolio Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Ditinjau Dari Kepercayaan Diri Siswa Kelas IV Tema Cita4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Citaku SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV tema cita-citaku SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur, (2) Mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kepercayaan diri tinggi dan rendah, (3) Pengaruh interaksi antara pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kepercayaan diri terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS.
cara undian dengan jumlah siswa 66 siswa yang terdiri dari dua sekolah yaitu siswa kelas IVA SD Negeri 5 Penatih yang terpilih menjadi kelas eksperimen dan siswa kelas IVA SD Negeri 4 Penatih yang terpilih menjadi kelas kontrol. Penelitian ini melibatkan variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis portofolio. Menurut Sugiyono (2014:61) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Kelas IV. Sedangkan Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen (Sugiyono, 2012:62). Dalam penelitian ini, sebagai variabel moderator adalah kepercayaan diri tinggidan kepercayaan diri rendah. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data hasil pembelajaran pengetahuan IPS siswa kelas IV ditinjau dari kepercayaan diri siswa SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode tes dan angket/kuisioner.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kompetensi pengetahuan IPS adalah tes hasil belajar objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa dengan empat pilihan dengan jumlah pertanyaan yakni 35 butir soal. Untuk penskoran yaitu skor nol untuk siswa yang menjawab salah dan skor 1 untuk siswa yang menjawab benar pada setiap item butir soal. Jadi skor setiap jawaban dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi skor variabel hasil belajar IPS yang bergerak dari kisaran 0 – 100. 0 merupakan skor minimal ideal dan 100 merupakan skor maksimal tes hasil belajar IPS. Sebanyak 35 butir soal yang diberikan kepada siswa kelas IV memiliki tujuan validasi butir tes. Hasil validasi akan diberikan kepada siswa kelompok
METODE Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen. Mengingat tidak semua variabel (gejala yang muncul) dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat, maka penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Menurut Dantes (2012: 97) menyatakan bahwa “pemberian pre test pada desain Nonequivalent Control Group Design digunakan untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok”. Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah skor post test siswa. Untuk rancangan analisis uji hipotesis dalam penelitian ini, menggunakan rancangan dua faktor versi factorial 2x2 dengan memperhatikan variabel-variabel yang ada. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur yang terdiri dari 339 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling, yang dirandom adalah kelas IV yang terdapat di SD gugus I Gusti Ngurah Rai. Pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling dengan 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan kompetensi IPS. Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penggabungan dari aspek angket/kuisioner dan afektif. Dalam hal ini aspek afektif yaitu kepercayaan diri siswa dikumpulkan melalui metode angket.Kuesioner ini menggunakan skala Likert, dengan kategori jawaban dari jawaban Selalu (S), Sering (Sr), KadangKadang (KK), Tidak Pernah (TP). Skor instrumen dari (1) sampai (4). Uji coba instrument pada penelitian ini dilakukan pada tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan kuesioner kepercayaan diri untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji coba instrumen dilakukan dengan menentukan validitas item, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas.Pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.Untuk menguji validitas isi dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts) dengan mengkonsultasikan instrumen dengan para ahli yang dalam hal ini dosen mata kuliah IPS. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan dua cara yaitu analisis deskriptif dan uji hipotesis. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa, untuk uji hipotesis penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik parametrik yaitu Analisis Varian (ANAVA) dua jalur. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji prasyarat karena ANAVA dua jalur merupakan salah satu bentuk analisis statistik parametrik., yaitu uji prasyarat yang dilakukan terdiri dari Uji Normalitas Sebaran Data dan Uji Homogenitas Varian.Setelah uji ANAVA dua jalur, dilanjutkan dengan uji lanjut (post hoc) atau perbandingan berganda (multiple comparisons). Uji lanjut ini diperlukan karena analisis varian hanya mampu mengungkapkan ada atau tidaknya perbedaan dari tiga atau lebih kelompok data.Analisis varian tidak dapat menentukan rata-rata antar sel yang sebenarnya yang berbeda secara
signifikan. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Scheffe (karena n tidak sama). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil deskripsi data diperoleh hasil : (1) Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio, nilai rata-rata hitung (mean) = 80,68, modus = 79,79, median = 80,77 dan simpangan baku (SD) = 9,71. (2) Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik, nilai rata-rata hitung (mean) = 75,82, modus =73,75, median = 75,15 dan simpangan baku (SD) = 8,96. (3) Kelompok siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi, nilai rata-rata hitung (mean) =80,95, modus =74,92, median = 79,96 dan simpangan baku (SD) =10,27. (4) Kelompok siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah Rendah, nilai rata-rata hitung (mean) =75,10, modus =74,62 dan 81,15, median = 75 dan simpangan baku (SD) =7,42. (5) Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kepercayaan diri tinggi, Nilai ratarata hitung (mean) =84,11, modus = 97,5, median = 87 dan simpangan baku (SD) =11,75. (6) Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kepercayaan diri rendah, nilai rata-rata hitung (mean) =78,03, modus =81,34, median = 82,5 dan simpangan baku (SD) =5,27. (7) Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan memiliki kepercayaan diri tinggi, Nilai rata-rata hitung (mean) =78,4, modus =75,1, median = 76,75 dan simpangan baku (SD) =8,33. (8) pada Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan memiliki kepercayaan diri rendah, Nilai rata-rata hitung (mean) = 70,64 modus =71,5 dan 71,5 median = 70,3 dan simpangan baku (SD) =7,66. Pada penelitian ini Uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat (X2) pada kedelapan kelompok data yaitu: (1) kelompok A1 = data kelompok siswa yang dibelajarkan Melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio; (2) kelompok A2 = data kelompok siswa yang melalui pendekatan saintifik; (3) kelompok B1 = data kelompok siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi;
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
(4) kelompok B2 = data kelompok siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah; (5) kelompok A1B1 = data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kepercayaan diritinggi; (6) kelompok A2B1 =data kelompok siswa yang dibelajarkan pendekatan saitifik dan memiliki kepercayaan diri tinggi; (7) kelompok A1B2 = data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kepercayaan diri rendah; dan (8) kelompok A2B2 = data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan memiliki kepercayaan diri rendah. Berdasarkan kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan frekuensi empirik (fe) data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada kedelapan kelompok tersebut diperoleh hasil analisis uji Chi-Kuadrat (X2) menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan dk = 5, diperoleh X2hitung< X2tabel. Hal ini berarti H0 diterima, sehingga kedelapan kelompok data berdistribusi normal.
Pada penelitian ini uji homogenitas untuk mengetahui homogenitas varian dari keempat kelompok sampel dengan menggunakan uji Bartlett (Test Bartlett). Keempat kelompok sampel yang diuji homogenitasnya yaitu kelompok A1B1, kelompok A2B1, kelompok A1B2 dan kelompok A2B2. Hasil analisis menggunakan Uji Bartlett, diperoleh nilai X2= 7,09 sedangkan nilai X2 tabel pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05; dk = 3) = 7,81. Hal ini menunjukkan bahwa nilai X2 hitung = 7,09 < X2 tabel=7,81.Hal ini berarti H0 diterima, sehingga varian keempat kelompok dinyatakan memiliki sebaran data yang homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data dan homogenitas varian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persyaratan untuk pengujian hipotesis dapat dipenuhi dan berdistribusi normal serta homogen Dengan demikian, pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik yaitu analisis varian (ANAVA) dua jalur dapat dilanjutkan.
Tabel 1. Tabel Analisis Varians Dua Jalur SV
17,96 25,52
Ftabel 5% 1% 4,00 7,06 4,00 7,06
Signifikan Signifikan
90,05
4,00
Signifikan
Db
RJK
Fh
564,37 801,93
1 1
564,37 801,93
JKAB
2829,68
1
2829,68
JKdal
1948,39
62
Total
6144,37
-
JKA JKB
JK
7,06
Ket,
-
-
Terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik, terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah, terdapat interaksi
yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan kepercayaan diri terhadap kompetensi pengetahuan siswa. Berdasarkan simpulan tersebut, FAB memiliki pengaruh interaksi signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut untuk menentukan rerata antar sel. Uji lanjut yang digunakan adalah Uji Scheffe (n tidak sama). Adapun kreteria pengujian yaitu, jika nilai F hitung lebih besar daripada F’ (nilai F Scheffe) maka dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 2. Tabel Ringkasan Analisis Uji Lanjut Scheffe Fhit
F’
Keterangan
1.
Rerata Kelompok yang Diuji A1B1 – A1B2
10,86
8,25
Signifikan
2.
A2B1 – A1B2
0,27
8,25
Tidak Signifikan
3.
A1B2 – A2B2
0,09
8,25
Tidak Signifikan
4.
A1B1 – A2B2
46,40
8,25
Signifikan
5.
A1B1 – A2B1
8,39
8,25
Signifikan
6.
A2B1 – A2B2
18,44
8,25
Signifikan
No
Berdasarkan hasil analisis data tabel diatas, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1) Uji F (A1B1 - A1B2) hitung = 10,86 > 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dengan siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah pada siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan pembelajaran saintifik berbasis portofolio. 2) Uji F (A2B1 - A1B2) hitung = 0,27 < 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio pada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. 3) Uji F (A1B2 – A2B2) hitung = 0,09 < 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal ini berarti pada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik. 4) Uji F (A1B1 – A2B2) hitung = 46,40 > 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
berbasis portofolio pada siswa yang memiliki Kepercayaan diri tinggi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. 5) Uji F (A1B1 – A2B1) hitung = 8,39 > 8,16, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti pada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik 6) Uji F (A2B1 – A2B2) hitung = 18,44 > 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dengan siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah pada siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil uji hipotesis, maka hasil uji hipotesis Pertama, FA = 17,96 > F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik. Perbedaan ini disebabkan karena Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. (Kurniasih dan Sani, 2014:29). Kedua, Hipotesis kedua yang diuji ialah FB =25,52 > F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahan IPS siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dengan siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. Susanto (2015:3) menyatakan bahwa percaya diri adalah sikap. Seperti kebanyakan bentuk sikap yang lain, kepercayaan diri lahir dari persepsi yang positif atas kehidupan Ketiga, FAB = 90,05 > F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00 hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti secara keseluruhan terdapat interaksi pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kepercayaan diri terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SDN Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur.
Berdasarkan simpulan di atas, Pendekatan Saintifik berbasis portofolio berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS ditinjau dari kepercayaan diri siswa kelas IVTema Citacitaku SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, terdapat beberapa saran yang dikemukakan sebagai berikut. (1) Kepada guru, guru hendaknya dapat menambah wawasannya mengenai inovasi pembelajaran sehingga mampu menerapkan dan mengembangkan pembelajaran di kelas secara lebih inovatif dan bervariasi agar dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan dan kepercayaan diri siswa;(2) Kepada Kepala Sekolah, kepala sekolah hendaknya dapat berkontribusi penuh dalam meningkatkan kualitas serta mengoptimalkan proses pembelajaran, sehingga berdampak positif pada penguasaan kompetensi pengetahuan siswa khususnya di sekolah dasar; (3) Kepada Peneliti Lain, materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada tema cita-citaku. Untuk mengetahui kemungkinan hasil yang berbeda pada pokok bahasan lainnya, maka disarankan bagi mahasiswa atau peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sejenis pada pokok bahasan yang lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SDN Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur; (2) Terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dengan siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah; (3) Terdapat interaksi antara pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kepercayaan diri terhadap kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas IV SDN Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur.
DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2011. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Dantes, I Nyoman. 2012. Metode PenelitianPendidikan.Yogyakarta: Andi Offset. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Kunandar. 2013. Penilaian Jakarta:Rajawali Pers. 9
Autentik.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. -------. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Susanto, Adinto F. 2015. Percaya Diri Itu “Dipraktekin”. Jakarta: PT Grasindo. Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2010. Kajian IPS SD 3SKS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional. Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud.
10