e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN N. K. Sri Erawati1, I Wyn. Sujana2, I Gst. Agung Oka Negara3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected] 2,
[email protected] 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan (1)untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas V SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur, (2)untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kemampuan penalaran tinggi dan rendah,(3)untuk mengetahui interaksi antara pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kemampuan penalaran terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2x2.Faktor pemilahnya adalah variabel moderator kemampuan penalaran.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur.Menentukan sampel penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling. Data yang dikumpulkan adalah data kemampuan penalaran dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dengan instrumen tes berupa tes uraian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik (FAhitung = 43, 98>F tabel(α = 0,05; 1,82)= 4,00), (2)tidak terdapat perbedaan yang siginifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dan rendah (FB =0,30˂F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00) (3)terdapat interaksi pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kemampuan penalaran terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS (FAB = 91,48>F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00).Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan saintifik berbasis portofolio terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS ditinjau dari kemampuan penalaran siswa kelas V tema sejarah peradaban Indonesia SD gugus I gusti ngurah rai kecamatan denpasar timur. Kata-kata kunci :pendekatan saintifik berbasis portofolio, penguasaan kompetensi pengetahuan, kemampuan penalaran
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Abstrack The aims of this research are to know about (1)the significant differences of IPS knowledge competence mastery between the group that is learned by scientific approach based on Portofolio and that is learned by scientific approach to grade V students at elementary school Gugus I Gusti Ngurah Rai east Denpasar districts, (2)to know about the significant differences of IPS knowledge competence mastery between high and low of logical thinking ability, (3)to know about the interaction between scientific approach based on Portofolio by the logical thinking ability of IPS knowledge competence mastery. This research analysis program is the 2x2 factorial programs. The method of research is logical thinking ability of moderator variables.This research population is the whole students of grade V at elementary school Gugus I Gusti Ngurah Rai east Denpasar districts. To define this research sample used Random Sampling technique. The data that have been collective are the logical thinking ability and IPS knowledge competence mastery of data with the instrument examination like a written test.The research result shows that, there are the significant differences of IPS knowledge competence mastery between students who attend in learning scientific approach based on Portofolio and students who attend in learning scientific approach of (FAhitung = 43, 98>F tabel(α = 0,05; 1,82)= 4,00),There is no significant difference of IPS knowledge competence mastery between students who has high and low of logical thinking ability (FB =0,30˂F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00) (3) there is interaction of scientific approach based on Portofolio and the logical thinking ability to IPS knowledge competence mastery (FAB = 91,48>F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00). According to the invention, it can be concluded that there is an influence of scientific approach based on Portofolio to IPS knowledge competence mastery viewed from the logical thinking ability of grade V students by the theme Sejarah Peradaban Indonesia at elementary school Gugus I Gusti Ngurah Rai east Denpasar districts”. Key words: portofolio-based on scientific approach, mastery of competencies knowledge, reasoning skills
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun peradaban bangsa.Pendidikan adalah satu-satunya asset untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas.Menurut UU No. 20 Tahun 2003Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Susanto, (2014:32) menyatakan bahwa guru adalah
komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Hal ini berarti perlu adanya inovasi dalam pengembangan pembelajaran khususnya pada muatan materi IPS dalam pembelajaran tematik. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2011:16) mengemukakan pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Tata Negara dan Ekonomi. Secara mendasar pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2011:16) mengemukakan “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB”. IPS berkenaan dengan interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi dan sebagainya.Menurut BNSP (2006:45), IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilainilai sosial dan kemanusiaan; 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat local, nasional, dan global. Menurut Gunawan (2011:21) tujuan pengajaran IPS di sekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghafal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya. Guru merupakan salah satu faktor yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan. Dan untuk membantu para guru meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah juga mencanangkan kurikulum sebagai acuan pembelajaran yang berlaku di seluruh Indonesia. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum 2013 dengan proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Menurut Daryanto (2014:51) “Pembelajaran denganpendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan”. Di dalam pembelajaran, peserta didik di dorong untuk menemukan sendiri dan mentrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan, jaman, tempat, dan waktu ia hidup. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Menurut Kosasih (2014:72) karakteristik mengenai pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut : 1) materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedewasaannya, tetapi kemungkinan juga bagi siswa untuk mengkritisi, mengetahui prosedur pemerolehannya, bahkan kelemahannyakelemahannya, 2) interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa memiliki kesempatan seluasluasnya untuk mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya.Namun siswa tetap memperhatikan sikap ilmiah dan tanggung jawab, 3) siswa didorong untuk selalu berpikir analitis dan kritis.Tepat dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi pembelajaran. Pendekatan saintifik sangat tertuju pada siswa dalam proses pembelajarannya. Proses kognitif siswa akan berkembang karena siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pendekatan pembelajaran melalui proses ilmiah yang menuntut keterlibatan langsung dari siswa dan menuntut siswa membangun pengetahuannya sendiri. Dalam proses pembelajaran, disamping penggunaan pendekatan saintifik yang mengacu semangat siswa untuk belajar, siswa akan dapat belajar dengan baik apabila ia memiliki potensi yang cukup
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dan belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.Oleh karena potensi yang ada pada diri individu berbeda, maka penguasaan kompetensi juga berbeda dengan yang lainnya. Potensi yang dimaksud salah satunya adalah kemampuan penalaran siswa.Ada yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dan ada yang memiliki kemampuan penalaran rendah. Penalaran merupakan suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.Menurut Daryanto (2014:71), penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi, a) suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, b) dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar.Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material.Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada SD di Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur khususnya pada mata pelajaran IPS
ditemukan bahwa kurangnya variasi guru dalam proses pembelajaran, pada saat mengajar guru tidak menggunakan media pembelajaran, pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Metode ceramah serta pemberian tugas merupakan suatu metode pembelajaran yang hampir tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa siswa menjadi tidak tertarik mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa belum mampu mencapai hasil yang optimal.Namun dalam rangka pengembangan dan inovasi dalam pembelajaran serta menyegarkan suasana pembelajaran di kelas guru sebaiknya melakukan variasi dalam penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran. Mencermati berbagai permasalahan dan realitas belajar sebagaimana diuraikan diatas, dicoba diterapkan pendekatan saintifik berbasis portofolio. Pada penelitian ini pendekatan saintifik berbasis portofolio diharapkan nantinya dapat menjadi langkah awal yang akan diterapkan untukpembelajaran siswa dan menjadi solusi pemecahan dalam menghadapi permasalahan proses pembelajaran yang kurang efektif dan peningkatan penguasaan kompetensi karena dengan pembelajaran bermakna ini dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi serta melatih pola pikir siswa yang divergen. Terkait dengan permasalahan tersebut, dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Portofolio Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa Kelas V Pada Tema Sejarah Peradaban Indonesia SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas V tema sejarah peradaban Indonesia SD
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur, mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah serta interaksi antara pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kemampuan penalaran terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS.
saintifik berbasis portofolio dan pendekatan saintifik.Variabel moderator untuk menentukan apakah variabel tersebut dapat memengaruhi hubungan antara variabel indipenden utama dan variabel terikat.Menurut Sugiyono (2012:62) variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen.Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen kedua. Sedangkan menurut Setyosari (2015:167) variabel moderator adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran yang terdiri dari kemampuan penalaran tinggi dan kemampuan penalaran rendah. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Menurut Setyosari (2015:165) variabel terikat adalah ”faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti itu. Variabel terikat merupakan variabel yang berkaitan erat dengan variabel bebas. Terkait dengan hal tersebut Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan kompetensipengetahuan IPS. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen semu atau quasy experiment menggunakan Non Equivalent Control Group Design. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang sudah ada.Pretest dilakukan sebagai penyetaraan.Posttes dilakukan pada akhir penelitian untuk mendapatkan data kompetensi pengetahuan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2X2.Faktor
METODE Penelitian ini dilakukan di SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur.Objek penelitiannya adalah siswa kelas V semester genap tahun ajaran 2015/2016. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas V tema sejarah peradaban Indonesia SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur, mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah serta interaksi antara pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kemampuan penalaran terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Variabel yang dimanufulasi pada penelitian ini adalah variabel bebas, variabel moderator, dan variabel terikat.Variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas. Menurut Sugiyono (2012:61) variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat”. Menurut Setyosari (2015:165) variabel bebas adalah “variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati”. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pemilahnya adalah variabel moderator kemampuan penalaran. Pemilahan dibagi atas dua tingkatan yaitu kemampuan penalaran tinggi di atas rata-rata kelompok (27% dari atas) dan di bawah rata-rata kelompok (27% dari bawah) setelah data diurutkan dari yang paling besar ke yang paling kecil. Dalam pelaksanaan penelitian ini, pemisahan tingkat kemampuan penalaran siswa bersifat semu artinya dalam kegiatan eksperimen, para siswa tidak dipisahkan secara nyata antara yang memiliki tingkat penalaran tinggi dan penalaran rendah. Sugiyono (2012:117)menyatakan populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Menurut Setyosari (2015:221) menyatakan populasi merupakan “keseluruhan dari objek, orang, peristiwa, atau sejenisnya yang menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang ada pada suatu wilayah yang memiliki ciri-ciri yang sama atau sejenis dan berkaitan dengan masalah penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur yang terdiri dari 7 SD, yaitu SD N 1 Penatih, SD N 2 Penatih, SD N 3 Penatih, SD N 4 Penatih, SD N 5 Penatih, SD N 6 Penatih, dan SD N 9 Penatih. Setelah populasi ditentukan dilanjutkan dengan menentukan sampel penelitian.Sampel merupakan sebagian kecil yang mewakili secara representatif. Menurut Agung (2012:47) menyatakan sampel ialah “sebagian dari populasi yang diambil, yang dianggap mewakili seluruh populasi, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu”. Sedangkan menurut Darmadi (2011:14) sampel adalah “sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian”. Menurut Sugiyono (2012:118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi
sampel dalam penelitian ini adalah sebagian yang mewakili dari populasi untuk dijadikan sebagai harapan representatif terhadap populasi yang diteliti. Dari populasi 304 siswa kelas V SD gugus I Gusti Ngurah Rai , langkah selanjutnya yaitu menentukan sampel penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling . Cara yang digunakan untuk merandom adalah masing-masing kelas dari Sembilan sekolah diberi nomor urut.Dari kesembilan kelas yang ada di SD gugus I Gusti Ngurah Rai diundi sehingga muncul dua sekolah yang dijadikan sampel.Dari hasil random, dua kelas yang muncul yaitu SD N 4 Penatih dan SD 5 Penatih. Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelas V ditinjau dari kemampuan penalaran siswa SD gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode tes. Menurut Arikunto (2013:33) tes merupakan “suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan”. Sudjana (2011:35) mendefenisiskan tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan , atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran tetapi tes dapat juga digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotor. Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui kompetensi pengetahuan IPS dan kemampuan penalaran menggunakan tes uraian. Dalam penelitian ini menggunakan tes uraian untuk kemampuan penalaran berjumlah 8 soal dan tes uraian untuk penguasaan kompetensi pengetahuan IPS berjumlah 7 soal yang telah di uji validitas dan reliabitas sehingga perangkat tes dipercaya dapat
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
mengungkapkan penguasaan siswa terhadap muatan materi IPS dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar. Untuk analisis data digunakan teknik analisis anava dua jalur.Sebelum dilakukan analisis menggunakan uji anava harus dianalisis terlebih dahulu normalitas dan homogenitas data. Formula untuk pengujian signifikansi digunakan uji F. Untuk mengetahui kelompok mana yang lebih unggul, perhitungan berikutnya dilakukan dengan uji Scheffe (karena n tidak sama).
siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan memiliki kemampuan penalaran tinggi memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) =74,81, modus =76,17, median = 76,07 dan simpangan baku (SD) =4.25, 8) Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan memiliki kemampuan penalaran rendah memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) = 78,93 modus =79,59 , median =79,14 dan simpangan baku (SD) =3.22. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Chi-kuadrat (X2) pada kedelapan kelompok data yaitu : 1)data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio, 2)data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik, 3)data kelompok siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi, 4)data kelompok siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah, 5)data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kemampuan penalaran tinggi, 6)data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kemampuan penalaran rendah, 7)data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan memiliki kemampuan penalaran tinggi, 8)data kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan memiliki kemampuan penalaran rendah. Berdasarkan kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan frekuensi empirik (fe) data kompetensi pengetahuan IPS siswa pada kedelapan kelompok tersebut diperoleh hasil analisis uji Chi-Kuadrat (X2) menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan dk = 5, diperoleh X2hitung< X2tabel. Hal ini berarti H0 diterima, sehingga kedelapan kelompok data berdistribusi normal. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas varian dari keempat kelompok sampel yang akan diuji ke dalam uji hipotesis. Untuk menguji homogenitas dari empat varian kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil deskripsi data diperoleh : 1)Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) = 80.73, modus = 81,5, median = 81,25 dan simpangan baku (SD) = 3.76, 2)Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) = 77.55, modus =79.42, median = 77.25 dan simpangan baku (SD) = 3.72, 3)Kelompok siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) =78.88, modus =80.21, median = 79.78 dan simpangan baku (SD) =4.06, 4) Kelompok siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) =79.16, modus =79.17 , median = 79.3 dan simpangan baku (SD) =4.04, 5)Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kemampuan penalaran tinggi memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) =80,14, modus = 80,5 dan 80,5, median = 80,56 dan simpangan baku (SD) =11,75, 6) Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan memiliki kemampuan penalaran rendah memperoleh penguasaan kompetensi IPS dengan nilai rata-rata hitung (mean) =81.75, modus =82.21, median = 82 dan simpangan baku (SD) =3.23, 7)Kelompok
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
sampel tersebut digunakan uji Bartlett(Test Bartlett). Berdasarkan tabel kerja tersebut dapat dihitung besarnya varian gabungan, log varian gabungan, nilai B dan harga X2 (Bartlett). Dengan menggunakan Uji Bartlett, diperoleh nilai X2 = 6,79 sedangkan nilai pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05; dk = 3) = 7,81. Hal ini menunjukkan bahwa nilai X2 = 7,09< X2tabel = 7,81.Hal ini berarti H0
diterima, sehingga varian keempat kelompok dinyatakan homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data dan homgenitas varian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persyaratan untuk pengujian hipotesis dapat dipenuhi. Dengan demikian, pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik yaitu analisis varian (ANAVA) dua jalur dapat dilanjutkan.
Tabel 1 Tabel Ringkasan Analisis Varian (ANAVA) Dua Jalur Ftabel JK Db RJK Fh Ket, 5% 1%
SV JKA JKB
248,06 1,7
1
248,06
43,98
4,00
7,08
Signifikan
1
1,7
0,30
4,00
7,08
Tidak Signifikan
515,96
91,48
4,00
7,08
Signifikan
JKAB
515,96
1
JKdal
338, 22
60
Total
1103,94
-
-
-
Berdasarkan hasil analisis yang tercantum dalam tabel ringkasan analisis varian (ANAVA) dua jalur tersebut, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :1)FA = 43,98> 4,00, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik, 2) FB = 0,30 ˂ 4,00, sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi penguasaan pengetahuan IPS antara kelompok siswa
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah, 3) FAB = 91,48 > 4,00, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan penalaran terhadap kompetensi pengetahuan siswa. Berdasarkan simpulan tersebut, FAB memiliki pengaruh interaksi signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut untuk menentukan rerata antar sel. Uji lanjut yang digunakan adalah Uji Scheffe (n tidak sama).
Tabel 2 Tabel Ringkasan Analisis Uji Lanjut Scheffe RerataKelompok Fhit F’ Keterangan yang Diuji 3,25 A1B1 – A1B2 8,28 Tidak Signifikan 29,18 A2B1 – A1B2 8,28 Signifikan 27,67 A1B2 – A2B2 8,28 Signifikan 17,68 A1B1 – A2B2 8,28 Signifikan 0,62 A1B1 – A2B1 8,28 Tidak Signifikan 0,03 A2B1 – A2B2 8,25 Tidak Signifikan
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan hasil analisis yang tercantum dalam tabel ringkasan uji lanjut Scheffe tersebut dengan Taraf signifikansi = 5% = (α:0,05,dk1=3,dk2=60) dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1) Uji F (A1B1 - A1B2)hitung = 3,25 ˂ 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah pada siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan pembelajaran saintifik berbasis portofolio, 2) Uji F (A2B1 - A1B2) hitung = 29,18 ˃ 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah, 3)Uji F (A1B2– A2B2) hitung = 27,67 ˃ 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melaluipendekatan saintifik, 4) Uji F (A1B1 – A2B2) hitung = 17,68 > 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah, 5) Uji F (A1B1 – A2B1) hitung = 0, 62 ˂ 8,16, sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal ini berarti pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang
dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik, 6) Uji F (A2B1 – A2B2) hitung = 0,03 ˂ 8,25, sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah pada siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik. Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah mengahasilkan rincian hasil uji hipotesis sebagai berikut. Pertama, FA = 43,98> F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak.Hal ini berarti secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik. Dengan kata lain, pendekatan saintifik berbasis portofolio berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SDN Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Hasil temuan tersebut dapat dilihat juga dari perbedaan nilai rata-rata hasil belajar masing-masing kelompok. Pada kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio memiliki nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS 80,91. Sedangkan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik memiliki nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS 77. Perbedaan ini disebabkan karena pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan Daryanto (2014:51). Pendekatan saintifik berkaitan dengan metode saintifik. Pendekatan Saintifik dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data Sani (2014:50). Hal ini berarti pada proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik berbasis portofolio, guru dapat menyajikan pembelajaran dengan menampilkan hasil karya siswa yang terbaik, yang dapat menggambarkan perkembangan belajar ataupun menunjukkan prestasi terbaik yang dihasilkan selama mengikuti proses pembelajaran sehingga kreativitas siswa dapat berkembang dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa dapat meningkat. Pada proses pembelajaran, menerapkan pendekatan saintifikdalam proses pembelajaran hanya dapat memungkinkan guru membelajarkan siswa dengan pendekatan secara ilmiah yang sesuai dengan pendapat (Kosasih, 2014:72) pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa tanpa mampu menunjukkan sejauh mana perkembangan kemampuan siswanya melalui tugas yang diberikanyang di tampilkan melalui hasil karya terbaik siswa yang mampu membuat siswa lebih termotivasi dan meningkatkan kepercayaan dirinya serta mampu mendorong semangat belajarnya karena mengetahui setiap perkembangan pembelajaran yang telah diperolehnya. Kedua, Hipotesis kedua yang diuji ialah FB =0,30 ˂ F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00 sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal ini berarti secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahan IPS siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dengan siswa yang
memiliki kemampuan penalaran rendah. Perbedaan yang signifikan ini dapat dilihat pada rata-rata hasil belajar masingmasing kelompok. Pada kelompok siswa memiliki kemampuan penalaran tinggi memiliki nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa adalah 78,89, Sedangkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah memiliki nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa adalah 79,12. Penalaran merupakan suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.Menurut Daryanto (2014:71), penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemauan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalamanpengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinterkasi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Penalaran merupakan kemampuan umum yang sangat dekat dengan siswa.Penalaran siswa biasanya terlihat pada kemampuan siswa menganalisis masalah-masalah yang dihadapi untuk mendapatkan suatu penyelesaian logis. Tingkat penalaran siswa dapat dilihat dari: (1) kemampuan siswa menggunakan informasi yang relevan dalam memecahkan masalah, (2) mengidentifikasi unsur-unsur penting alam masalah dan mencari hubungan antara unsur - unsur tersebut, (3) kemampuan
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menggunakan cara yang cocok dan sistematik dalam memecahkan masalah, serta (4) pemecahan masalah yang dilakukan jelas dan lengkap prosesnya (Depdiknas, 2004). Siswa yang memiliki penalaran yang tinggi diharapkan dapat mengkomunikasikan ide-ide dengan sistematis dan logis.Demikian pula, siswa yang mampu mengkomunikasikan ideidenya dengan baik mencerminkan kemampuan penalaran yang tinggi. Namun, hal tersebut tidak berlaku mutlak, karena terdapat siswa yang memiliki penalaran tinggi tetapi tidak mampu mengkomunikasikan ide-idenya dengan baik begitu juga sebaliknya bisa saja siswa mampu mengkomunikasikan ideidenya pada muatan materi yang lain. Ketiga, FAB = 91,48> F tabel(α = 0,05; 1,82)) = 4,00 hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti secara keseluruhan terdapat interaksi pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kemampuan penalaran terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SDN Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur. Perbedaan ini dapat dilihat pada rata-rata dan persentase hasil belajar masing-masing kelompok. Kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kemampuan penalaran yang tinggi memiliki nilai rata-rata 80,38. Sedangkan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kemampuan penalaran yang rendah memiliki nilai rata-rata 81,92. Hal ini berarti interaksi pendekatan saintifik berbasis portofolio dan kemampuan penalaran dapat memberikan pengaruh positif terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berdasarkan penjelasan di atas, pengujian hipotesis yang ketiga dapat disimpulkan dengan cara mengkaji pengaruh dua variabel penelitian. Interaksi antar model pembelajaran dengan kemampuan penalaran yang dimiliki siswa mempunyai pengaruh interaksi yang signifikan terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa.Hal ini tampak dari perbedaan perolehan penguasaan kompetensi pengetahuan pada setiap
kombinasi pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan penalaran yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan penalaran yang berperan sebagai variabel moderator dapat mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) proses dan perolehan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada setting pembelajaran tertentu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini diperoleh simpulan yaitu pendekatan saintifik berbasis portofolio berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS ditinjau dari kemampuan penalaran siswa kelas V Tema Sejarah Peradaban Indonesia SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka ada beberapa saran yang dapat diberikan diantaranya 1)dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik berbasis portofolio berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS ditinjau dari kemampuan penalaran siswa kelas V Tema Sejarah Peradaban Indonesia SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Maka dari itu bagi guru disarankan untuk menerapkan pendekatan saintifik berbasis portofolio dalam proses pembelajaran, 2)Kepada peneliti lain, yaitu materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada tema sejarah peradaban indonesia. Untuk mengetahui kemungkinan lainnya, maka disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sejenis pada pokok bahasan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. BSNP.2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
11
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Pendidikan Dasar Menengah.Jakarta:BSNP
dan
--------. 2011. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:BSNP Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Gava Media. Departemen Pendidikan Nasional.2003.Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta. Kosasih.2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Yrama Widya. Sani,
Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta. Prenadamedia Group Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. --------. 2013. Penilaian Hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Susanto,Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group
12