e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH METODE HYPNOTEACHING BERBANTUAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS IV SD Dewa Ayu Diah Lestari Dewi1, MG. Rini Kristiantari2, I.G.A. Agung Sri Asri3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penguasaan kompetensi IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan metode Hypnoteaching berbantuan permainan tradisional dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Gugus II Teuku Umar Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 265 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling dengan terlebih dahulu mengundi kelas kemudian hasil undian diberikan pretes untuk menentukan kesetaraan. Setelah setara berdasarkan uji t dilakukan pengundian kembali dan diperoleh Kelas IV SD Negeri 13 Dauh Puri sebagai kelompok eksperimen dan Kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes untuk mengumpulkan data kompetensi pengetahuan IPS siswa. Data nilai post-tes kompetensi pengetahuan IPS dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok eksperimen yaitu 81,43 dan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol yaitu 74,06. Diperoleh thitung yaitu 3,59, kemudian dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan dk 44+41-2= 83 diperoleh ttabel 1,99. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji t, diperoleh nilai thitung> ttabel yaitu 3,59 >1,99 pada taraf signifikansi 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus II Teuku Umar Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017. Kata Kunci : Hypnoteaching, permainan tradisioal, kompetensi pengetahuan IPS.
ABSTRAK This study aims to determine the difference in mastery of IPS competence of students who were taught using traditional game-assisted Hypnoteaching method with students who were taught using conventional learning. This research type is quasi experiment (quasi experiment) with design of Nonequivalent control group design. Population in this research is all fourth graders in SD Gugus II Teuku Umar Denpasar Barat Lesson Year 2016/2017 which amounted to 265 people. The sample in this research is done by random sampling technique by first drawing class then result of drawing given pretes to determine equality. After the equivalent on the basis of t-test carried out the draw back and obtained Class IV SD Negeri 13 Dauh Puri as experimental group and Class IV SD Negeri 14 Dauh Puri as
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
a control group. Data collection in this research is done by test method to collect competency knowledge data of student's IPS. Data of post-test score of IPS knowledge competence were analyzed using t test. The results obtained showed that the average competence of IPS knowledge in the experimental group is 81.43 and the average mastery of IPS knowledge competence in the control group is 74.06. Obtained tcount is 4.60, then compared with ttable at 5% significance level and dk 44 + 41-2 = 83 obtained ttabel 1.99. Based on hypothesis test result with t test, tcount> ttable is 3.59> 1.99 at 5% significance level then H0 is rejected and Ha accepted. It can be concluded that there is a significant influence between students who were taught by Traditional Game-assisted Hypnoteaching method to the IPS knowledge competency of fourth grade students of SD Gugus II Teuku Umar West Denpasar in the academic year 2016/2017. Keywords: Hypnoteaching, traditional game, knowledge competence social studies
PENDAHULUAN Pendidikan telah mengalami perkembangan di segala bidang dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di era global. Salah satu permasalahan di bidang pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan harkat dan martabat suatu bangsa. Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan dan keterampilan yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa, dan Negara. Salah satu cara dalam meningkatkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju, dengan keyakinan pendidikan yang bermutu dapat menunjang kehidupan di segala bidang. Oleh karena itu pendi-dikan perlu mendapat perhatian yang be-sar untuk mengejar ketertinggalan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya, (1) peningkatan kesejahteraan sebagai penghargaan kepada guru, (2) perbaikan sarana dan prasarana sekolah dengan bantuan dana BOS, (3) mengadakan sertifikasi untuk penjaminan mutu pendidikan, (4) mengadakan seminar-seminar nasional
dibidang pendidikan, (5) penyempurnaan Kurikulum yang semula berlaku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Pasal 3 dinyatakan, Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 berorientasi dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan saintifik memiliki lima pengalaman belajar yang tercantum dalam Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, yaitu : 1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/ mengumpulkan informasi; 4) menalar/ mengasosiasi; 5) membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Keberadaan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 bertujuan untuk mencapai kompetensi yang ada pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki empat komponen utama yang dirumuskan pada Kompetensi Inti (KI). Pada Lampiran Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 memaparkan KI-1 un-
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
tuk sikap spritual; KI-2 untuk sikap sosial; KI3 untuk pengetahuan; dan KI-4 untuk keterampilan. Kegiatan pembelajaran di SD diterapkan melalui pembelajaran berbasis tematik terintegratif pada seluruh jenjang kelas. Proses pembelajaran berorientasi pada suatu tema yang menjadi acuan dasar. Tema tersebut merupakan gabungan dari beberapa muatan pelajaran yang relevan dengan kompetensi di SD. Salah satu muatan pelajaran yang yang diintegrasikan adalah muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran dasar di seluruh jenjang pendidikan. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan. IPS sebagai salah satu program pendidikan, dihadapkan tantangan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa beserta guru kelas IV SD Gugus II Teuku Umar diperoleh informasi sebagai berikut: Kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh dari nilai rapot semester 1 didapatkan bahwa nilai siswa dalam pelajaran IPS tidaklah terlalu buruk. Hal ini dikarenakan tidak ada nilai siswa yang kurang dari ketuntasan nilai minimal serta tidak adanya siswa yang tidak lulus dalam pelajaran IPS, hasil tersebut juga ditegaskan oleh hasil wawancara terhadap guru kelas IV SD Gugus II Teuku Umar. Dalam pelaksanaan di kelas, untuk mengajarkan pembelajaran IPS tidak dapat dilakukan secara sembarangan tetapi harus dirancang secara matang, penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan langkah awal serta memiliki peran yang penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah bagaimana menyajikan materi pelajaran dengan metode yang sesuai dengan tingkat otak dan pemahaman siswa. Pem-
belajaran pada hakekatnya memiliki perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam hal belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru se-bagai salah satu sumber belajar, tetapi me-mungkinkan berinteraksi dengan keselu-ruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran hendaknya dapat memusatkan perhatian siswa tentang materi yang ingin diajarkan, sehingga siswa akan lebih berkonsentrasi dalam belajar namun tidak akan bosan dalam belajar. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru adalah metode Hypnoteaching. Hypnoteaching merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan pikiran bawah sadar dengan mensugesti siswa menggunakan bahasa-bahasa yang persuasif sehingga mampu menumbuhkan perhatian yang tinggi dari siswa agar siswa mudah memahami pelajaran. Hypnoteaching dapat mengemas pembelajaran dengan teratur ditambah dengan sugesti-sugesti dari guru yang menciptakan siswa semangat belajar. Pengimplementasian metode Hypnoteaching tersebut, siswa tidak hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas, guru dituntut menjadi lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru selalu berusaha menarik perhatian siswa dengan berbagai macam permaianan kreasi agar proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Hypnoteaching memungkinkan proses pembelajaran memiliki sinergi antara metode pembelajaran dan strategi. Hypnoteaching merupakan suatu metode pembelajaran yang memberikan sugesti pada siswa sebagai motivasi sehingga menambah minat siswa dalam pembelajaran. Menurut Navis (2013), Hypnoteaching merupakan perpaduan pembelajaran yang melibatkan pikiran sadar dan bawah sadar. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang unik, kreatif dan imajinatif. Mansyur (2015), metode Hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang dalam menyampaikan materi pelajaran, guru menggunakan teknik berkomunikasi yang sangat persuasif dan sugestif dengan tujuan agar peserta didik
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
mudah memahami materi pelajaran. Hypnoteaching akan menarik dan menumbuhkembangkan keinginan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi baik di dalam pembelajaran maupun di luar kon-teks pembelajaran itu sendiri (Kasmaja, 2016). Melalui cara-cara dan trik-trik ter-tentu, guru bisa membuat kondisi otak peserta didik tetap merasa antusias dan gembira selama pembelajaran. Salah satu cara yang dilakukan guru adalah dengan cara memadukan metode Hypnoteaching dengan permainan tradisional. Dengan me-nggunakan metode Hypnoteaching dalam pembelajaran serta dibantu oleh permainan khususnya permainan tradesional akan menyadarkan siswa dan membangkitkan jiwa-jiwa perubahan dalam diri siswa lewat pendekatan hypnosis, sekaligus menghilangkan mental blok siswa. Menurut Sri (2013), Hypnoteaching merupakan metode yang menekankan pada komunikasi alam bawah sadar peserta didik yang bisa dilakukan di dalam atau di luar kelas. Menurut Mulyani (2016), anakanak dapat menemukan dan mempelajari hal-hal baru yang menyenangkan dengan bermain. Anak akan membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi, dan bernegosiasi dengan teman sebaya. Bermain dapat digunakan oleh guru untuk membina hubungan dengan anak, karena selama bermain suasana akan terasa bebas sehingga anak akan mampu menyesuaikan diri.Salah satu permainan yang dapat digunakan guru yakni permainan tradisional. Menurut Efendi (2015), permainan tradisional memiliki arti tersendiri dalam menanamkan sikap, perilaku, dan keterampilan pada anak. Ada makna yang luhur yang terkandung di dalamnya, seperti nilai agama, nilai edukatif, norma, dan etika yang kesemuannya itu akan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Beragam permainan tradisional mengarahkan anak menjadi kuat secara fisik maupun mental, sosial dan emosi, tak mudah menyerah, bereksplorasi, bereksperimen, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Permainan anak tradisional dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kecerdasan natural
anak, serta pengembangan pribadi anak. Dalam permainan tradisional terdapat kesejajaran antara perkembangan anak dengan permainan sehingga dapat dijadikan media pembelajaran. Permainan tradisional merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan metode Hypnoteaching. Seperti yang sudah kita ketahui, anak-anak jauh lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran apabila dalam pembelajaran tersebut diajarkan dengan melakukan permainan. Menurut Ruslin (2011), permainan tradisional menanamkan sikap hidup dan keterampilan seperti nilai kerja sama, kebersamaan, kedisiplinan, kejujuran, dan musyawarah mufakat karena ada aturan yang harus dipenuhi oleh anak sebagai pemain. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Mansyur (2015) dan Kasmaja (2016) merupakan penelitian yang menggunakan metode Hypnoteaching dalam kegiatan pembelajaran memberikan pengaruh positif. Pengaruh positif terlihat pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode Hypnoteaching lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak dibelajarkan dengan metode ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mansyur (2015) dan Kas-maja (2016), maka dilaksanakan penelitian metode Hypnoteaching berbantuan permainan tradisional dalam pembelajaran IPS dengan tujuan untuk mencapai penguasaan kompetensi IPS siswa kelas IV SD Gugus II Teuku Umar melalui penelitian yang ber-judul Pengaruh Metode Hypnoteaching Berbantuan Permainan Tradisional Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas IV SD Gugus II Teuku Umar. METODE Penelitian ini dirancang sesuai prosedur penelitian eksperimen semu dengan rancangan non-equivalent control group desain. Analisis data penelitian di-lakukan uji-t polled varians. Variabel dalam penelitian ini dipilih menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional, variabel
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
terikat yang digunakan adalah penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu dilakukan random sampling lalu dilakukan uji kesetaraan dengan uji-t dan menentukan kelas sampel dengan random sampling untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menyusun perangkat serta instrumen, mengkonsultasikan instrumen dengan guru kelas dan dosen pembimbing sekaligus sebagai dosen ahli, mengadakan uji coba, revisi instrumen yang telah diujikan, melakukan pelatihan atau konsultasi perangkat pembelajaran pada guru, melaksanakan proses pembelajaran sebanyak 6 kali pertemuan, memberikan post test kepada kedua kelompok secara bersamaan, dan menganalisis data hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SD Negeri yang di Gugus II Teuku Umar Denpasar Selatan khususnya kelas IV yang berjumlah 265 orang. Populasi tersebut di random untuk mendapatkan 2 kelas dan diuji kesetaraan-nya, selanjutnya 2 kelas tersebut diran-dom kembali dan didapatkan kelas IV SD Negeri 13 Dauh Puri ditetapkan sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 44 orang dan kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri ditetapkan sebagai kelas kontrol yang berjumlah 41 orang. Selanjutnya dilakukan penyusun instrumen, mengkonsultasikan instrumen, mengadakan uji coba, merevisi instrumen, melakukan pelatihan atau konsultasi perangkat pembelajaran pada guru, melaksanakan proses pembelajaran, memberikan post test, dan menganalisis data hasil penelitian. Instru-men yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda biasa. Instrumen yang akan digunakan sebagai pengumpulan data terlebih dahulu diuji coba. Uji coba yang dilakukan untuk menentukan validitas, daya beda, indeks kesukaran dan reliabilitas dengan melibatkan responden sebanyak 34 orang siswa. Rumus korelasi titik (point biserial) yang digunakan untuk menguji validitas item tes
dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,339 dan dari hasil analisis diketahui dari 40 butir soal terdapat 16 butir soal tidak valid dan 24 butir soal yang valid. Untuk menentukan daya beda dan indeks kesukaran tes yang dibuat maka terlebih dahulu menentukan kelompok atas dan bawah. Berdasarkan hasil analisis 24 butir soal, diperoleh 2 butir yang berkualifikasi baik sekali, 20 butir yang berkualifikasi baik dan 2 butr soal yang berkualitas cuup. Sedangkan indeks kesukaran menunjukkan 5 butir berkriteria sukar, 14 butir berkriteria sedang dan 5 butir berkriteria mudah. Hasil analisis uji reliabilitas didapatkan tes memiliki tingkat reliabel yang tinggi yaitu 0,88. Seluruh soal digunakan sebagai soal post test agar representatif dalam mengukur kemampuan siswa. Selanjutnya dilakukan pengujian hipo-tesis (Ho) dengan rumus uji=t polled varians, maka prasyarat yang harus dipenuhi adalah data setiap kelompok harus berdistribusi dengan normal dan homogen. Uji normalitas data dapat diketahui dengan menggunakan rumus chi-kuadrat dan uji homogenitas dengan varians dengan menggunakan uji F. Sesuai dengan hipotesis alternatif (Ha) yang telah di-ajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis nol (Ho) yang berbunyi tidak terdapat perbedaan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus II Teuku Umar tahun ajaran 2016/2017 pada siswa yang dibelajarkan menggunakan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian yang diperoleh merupakan skor hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa dari implementasi metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Rekapitulasi perhitungan data hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Penguasaan Kompetensi Pengetahuan
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Mean Varians Standar deviasi Modus Median
Hasil Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Kelomok Eksperimen Kelompok Kontrol 81,43 74,06 73,50 106,3 8,57 10,3 78,05 69,8 80,02 71,2
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor penguasaan kompetensi pengetahuan siswa pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan metode Hypnoteaching berbantuan Perminan Tradisional lebih tinggi yaitu 81,43 dari pada rerata skor penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelompok kontrol yaitu 74,06. Pada kelompok eksperimen rerata dikonversikan kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima dan menunjukkan skor kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi. Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk histogram maka tampak paga Gambar 1.
20 15 10
0
Gambar 2. Histogram Data Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok Kontrol Selanjutnya, dilakukan uji prasyarat yaitu normalitas data dan homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan untuk menguji suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki fo (frekuensi observasi) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fh (frekuensi harapan) dalam distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan ter-hadap data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian, uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional dan kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan, pada pengujian taraf signifikansi 5% diperoleh harga 𝜒 2 hitung hasil post test kelompok eksperimen sebesar 2,89 dan 𝜒 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk)= 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Hal ini berarti, 𝜒 2 hitung hasil post test kelompok eksperimen lebih kecil dari 𝜒 2 tabel (2,89<11,07) sehingga data hasil post test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, 𝜒 2 hitung hasil post test kelompok kontrol adalah 1,86 dan
20 15 10
frekuensi
5
48.5 56.5 64.5 72.5 80.5 88.5 96.5
Data Statistik
frekuensi
5 0 67 72 77 82 87 92 97
Gambar 1. Histogram Data Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok Eksperimen Sementara itu, rerata pada kelompok kontrol dikonversikan kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima dan me-nunjukkan skor kelompok kontrol berada pada kategori sedang. Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk histogram maka tampak paga Gambar 2.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
𝜒 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk)=5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Hal ini berarti, 𝜒 2 hitung hasil post test kelompok kontrol lebih kecil dari 𝜒 2 tabel (1,86< 11,07) sehingga data hasil post test kelompok kontrol berdistribusi normal. Sedangkan diketahui harga Fhitung sebesar 1,46. Sedangkan Ftabel dengan dkpembilang= 43, dkpenyebut=40, pada taraf signifikansi 5% adalah 1,69. Hal ini berarti Fhitung lebih
No 1. 2.
kecil dari Ftabel (1,46<1,69) sehingga dapat dinyatakan bahwa varian data hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Hasil analisis data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen sehingga untuk menguji Ho digunakan uji-t dengan rumus polled varians. Rangkuman uji hipotesis, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rangkuman Uji Hipotesis Kelompok Sampel N Dk M Eksperimen 44 81,43 83 Kontrol 41 74,06
Pengaruh metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan siswa diketahui dengan dilakukannya uji hipotesis. Kriteria Ho ditolak jika thitung>ttabel dan Ho diterima jika thitung
ttabel (3,59>1,99). Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional dan siswa yang dibelajarkan dengan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus II Teuku Umar Denpasar Barat. Secara deskriptif, penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol. Hal ini didasarkan pada rata-rata skor penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa dan kategori skor penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Rata-rata skor penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada kelompok eksperimen adalah 81,43 sehingga berada pa-da kategori tinggi. Sedangkan rata-rata skor penguasaan kompetensi pegetahuan IPS siswa pada kelompok kontrol adalah 74,06 sehingga berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dengan menggunakan rumus polled varians, diperoleh thitung=3,59 dan ttabel=1,99 untuk dk=83 dengan taraf signi-
7
thitung
ttabel
3,59
1,99
fikansi 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung>ttabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional dan siswa yang dibelajarkan dengan dengan pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berbagai macam temuan yang didapatkan dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelas eksperimen diantaranya: (1) siswa lebih senang jika diajak berdiskusi dalam proses pembelajaran, (2) siswa lebih ak-tif dalam memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru, karena dalam pembahasannya siswa lebih banyak bertukar pendapat dengan kelompoknya dan (3) siswa lebih bersemangat dalam permainan tradesional. Sedangkan dalam kelas kontrol temuan yang didapatkan diantaranya: (1) siswa masih sa-ngat tergantung dari informasi guru. (2) siswa tidak terlalu berpartsipasi dalam pembelajaran, (3) siswa hanya membahas materi yang terdapat pada buku saja tanpa mengaitkan dengan kehidupan sehari -hari. Adanya temuan-temuan tersebut dapat memperjelas bahwa metode pembelajaran konvensional kurang efektif untuk
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diantari (2014), dengan judul penelitian pengaruh Model Pembelajaran Poblem Based Learning berbasis Hypnoteaching terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD yang menyatakan bahwa metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional memberikan pengaruh yang positif terhadap penguasaan kompetensi siswa dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasan kompetensi pengetahuan yang dibelajarkan menggunakan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Meningkatnya penguasaan kompetensi pengetahuan siswa dengan menerapkan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional disebabkan oleh perlakuan dalam proses pembelajaran. Metode Hypnoteaching berbantuan permainan tradisional merupakan sebuah metode pembelajaran dimana dalam menyampaikan materi, guru memakai bahasa-bahasa bawah sadar yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada peserta didik dengan berkolaborasi menggunakan permainan tradisional. Guru menambah rasa tertarik siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional sehingga siswa akan termotivasi dan tidak akan merasa jenuh dalam pembelajaran. Menurut Yustisia (2015) dalam pembelajaran dengan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional terdapat beberapa manfaat yakni (1) Pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa maupun guru, (2) Pembelajaran dapat menarik perhatian sis-wa melalui berbagai permainan yang dite-rapkan oleh guru, (3) Guru menjadi lebih mampu dalam mengelola emosinya, (4) Pembelajaran dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, (5) guru dapat mengatasi siswa yang mempunyai kesulitan belajar melalui pendekatan personal, (6) guru dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar melalu permainan. Pada hakikatnya metode Hypnoteaching merupakan perpaduan dari konsep aktivitas belajar mengajar dengan ilmu hip-
notis. Dengan pengertian bahwa pembelajaran tersebut berpusat pada pikiran bawah sadar siswa melalui sugesti sehingga menumbuhkan kondisi yang menyenangkan. Menurut Noer (2010), dalam Hypnoteaching, guru berperan sebagai hipnotis sementara siswa selaku orang yang dihipnotis. Guru selaku hipnotis tidak perlu menidurkan siswa dalam proses pembelajaran, namun cukup dengan menggunakan bahasa persuasif sebagai alat komunikasi yang dapat mensugesti siswa secara efektif. Seorang guru yang menerapkan Hypnoteaching dapat menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang fungsinya membuat perhatian siswa terfokus pada materi yang diberikan. Semangat dan konsentrasi yang tinggi da-lam mengikuti pelajaran akan tumbuh de-ngan perhatian yang tinggi dari siswa (Wati dan Kusuma, 2016). Untuk mengembalikan konsentrasi siswa pada materi pelajaran guru dapat mengajak siswa meneriakan sesuatu bersama-sama seperti yel-yel. Selanjutnya guru memberlakukan jam emosi pada siswa, ini dibutuhkan suatu cara supaya siswa tetap dalam emosi yang sama pada suatu waktu. Selain itu, jam emosi juga diperlukan untuk melatih siswa dalam mengendalikan emosinya. Jam emo-si dapat dibagi menjadi tiga, yakni (1) jam tenang, jam ini menunjukkan bahwa para peserta didik diminta untuk tenang dan ber-konsentrasi karena ada materi penting yang akan disampaikan oleh guru; (2) jam diskusi, jam diskusi ini menunjukkan bahwa pada waktu tersebut siswa diminta untuk mendiskusikan suatu topik yang baru saja dibahas. Guru mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan tiga sampai empat orang. Guru mengajak siswa melakukan permainan tradisional untuk menjawab soal; (3) Jam Lepas, jam lepas ini menunjukkan bahwa siswa diminta untuk melepas emosinya. siswa diberikan waktu unuk beristirahat dengan batas waktu yang telah ditentukan; (4) Jam Tombol, jam ini menunjukkan para peserta didik mengaktifkan kondisi aktif belajar dengan membahas lks. Guru juga mengajarkan siswa untuk selalu memberikan pujian kepada temannya dalam melakukan diskusi ataupun melakukan permainan.
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Dilihat dari komparasi secara teoritik antara metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional dengan metode pembelajaran konvensional, maka teori tersebut sejalan dengan hasil penguasaan kompetensi pengetahuan siswa yang dibelajarkan dengan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian-uraian tersebut terlihat bahwa metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional pembelajaran lebih unggul dibandingkan pembelajaran konvensional. Sehingga dalam pembelajaran IPS dapat diterapkan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional karena terbukti mampu meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa.
didalam kelas tetapi juga dilakukan dengan bermain. Pembelajaran menggunakan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional pada muatan materi IPS memberikan pengalaman belajar yang aktif dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri memecahkan masalah yang disajikan, dibantu dengan permainan yang dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional terhadap kompetensi pengetahuan IPS kelas IV SD Negeri Gugus II Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Hasil analisis data diperoleh thitung Sebesar 3,59. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 83 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 1,99 Berarti thitung > ttabel yaitu 3,59 > 1,99, maka Ho yang diajukan ditolak dan menerima Ha. Pembelajaran dengan menggunakan metode Hypnoteaching berbantuan Permainaan Tradisional memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.
SIMPULAN DAN SARAN Guru yang profesional pada hakekatnya mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan tepat sesuai kebutuhan belajar siswa. Untuk mencapai hal tersebut perlu diadakan berbagai pelatihan, penguasaan materi dan wawasan dalam pembelajaran termasuk salah satunya menggunakan metode pembelajaran. Dalam pelaksanaan di kelas, untuk mengajarkan pembelajaran IPS tidak dapat dilakukan secara sembarangan tetapi harus dirancang secara matang, penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan langkah awal serta memiliki peran yang penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah bagaimana menyajikan materi pelajaran dengan metode yang sesuai dengan tingkat otak dan pemahaman siswa. Pembelajaran dengan metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional memungkinkan proses pembelajaran memiliki sinergi antara metode pembelajaran dan strategi. Metode Hypnoteaching berbantuan Permainan Tradisional guru bisa membuat kondisi otak peserta didik tetap merasa antusias dan gembira selama pembelajaran karena siswa tidak semata-mata belajar
DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A. Gede. 2014. Buku Ajar Metodelogi Pendidikan. Malang: Aditya Media. Anas, Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Badu, Ruslin. 2011. “ Pengembangan Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif Berbasis Potensi Lokal dalam Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan Orang Tua Anak Usia Dini di Paud Kota Gorontalo”. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8, Nomor 1 (hlm.71) Bustomi, M. Yazid. 2015. “Penggunaan Metode Pembelajaran Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia Dan Perumusan Dasar Negara Kelas V Sekolah Dasar”.
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
JPGSD, Volume 3, Nomor 2 (hlm. 71--72). Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi . Diantari, Putu dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Hypnoteaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2, Nomor 1. Gunawan, Rudi. 2011. Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Irwadi. 2015. “Proses Pembelajaran Dengan Metode Hypnoteaching”. Jurnal Al-Irsyad, Volume 1, Nomor 1 (hlm. 124-133). Mansyur, HR. 2015. “Menciptakan Pembelajaran Efektif Melalui Hypnoteaching”. E-Buletin, Edisi April (hlm. 6--11). Mulyani, Novi. 2016. Super Asik Permainan Tradisional Anak. Yogyakarta: Diva Press. Nur, Haerani. 2013. “Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional”. Jurnal Pendidikan Karakter, Volume 3, Nomor 1 (hlm. 90--93). Kasmaja, Hadi. 2016. “Efektivitas Implementasi Metode Hypnoteaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP Negeri.” Journal Of EST, Volume 2, Nomor 1 (hlm. 33--45). Navis, Ali Akbar. 2013. Hypnoteaching: Revolusi Gaya Mengajar untuk Melejitkan Prestasi Siswa. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
10
Noer, Muhammad. 2010. Hypnoteaching for Success Learning, Yogyakarta: Pedagogia Wati, Ega Rima dan Shinta Kusuma. 2016. Menjadi Guru Hebat dengan Hypnoteaching. Jakarta: Kata Pena.