SALINAN
PUTUSAN Nomor: 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Panyabungan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan sebagai tersebut di bawah ini dalam perkara cerai talak antara: TERMOHON KONPENSI/ PENGGUGAT REKONPENSI, umur
…
tahun, agama Islam, pekerjaan.., pendidikan .., tempat tinggal di Kabupaten Mandailing Natal, selanjutnya disebut PEMOHON KONPENSI/TERGUGAT REKONPENSI; MELAWAN TERMOHON KONPENSI/ PENGGUGAT REKONPENSI, umur .. tahun, agama Islam, pekerjaan ….., pendidikan …., tempat tinggal di Kabupaten Mandailing Natal, selanjutnya disebut TERMOHON KONPENSI/ PENGGUGAT REKONPENSI; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi di persidangan; Telah
memeriksa
alat-alat
bukti,
baik
tertulis
maupun
saksi-
saksi/keluarga di depan persidangan; Telah membaca Putusan Sela Nomor: 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb., tanggal 28 April 2011; TENTANG DUDUKNYA PERKARA Menimbang, bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dengan suratnya tertanggal 17 Januari 2011 mengajukan permohonan cerai talak atas Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi, permohonan mana didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Panyabungan dengan register Nomor: 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb tanggal 17 Januari 2011, yang isinya sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 06 Juni 2003, Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi
dengan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
Hal. 1 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal sebagai bukti berupa Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 090/10/III/2003 tertanggal 7 Juni 2003; 2. Bahwa pada waktu akad nikah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi berstatus jejaka sedangkan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi berstatus
gadis,
dan
Konpensi/Tergugat
setelah
Rekonpensi
akad dan
nikah
tersebut
Termohon
Pemohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi hidup bersama sebagai suami isteri dan bertempat tinggal di Natal rumah orang tua Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi 1 tahun, setelah itu pindah ke rumah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi di Pasar II Natal; 3. Bahwa selama ikatan pernikahan tersebut, Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi telah bergaul sebagaimana layaknya suami isteri (ba’daddukhul) dan telah dikaruniai dua orang anak bernama: a. Anak pertama (pr) umur 6 tahun; b. Anak kedua (lk) umur 8 bulan; Sekarang tinggal bersama Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; 4. Bahwa awal pernikahan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi hidup rukun dan damai, namun bulan Juni 2010 terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan oleh: a. Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi egois, ingin menang sendiri; b. Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
suka
bohong
pada
Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi; c. Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi suka pinjam uang sama rentenir
tanpa
sepengetahuan
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi; d. Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi lebih mendengarkan kata orang
tua
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
daripada
Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi;
Hal. 2 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
e. Termohon Pemohon
Konpensi/Penggugat Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
Rekonpensi
suka
dan
merendahkan
mencaci
apabila
dinasehati Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi; 5. Bahwa antara Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi terjadi pertengkaran terus menerus sejak bulan yang dicantumkan di poin 4 di atas, sehingga tidak ada lagi kenyamanan di rumah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; 6. Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran Pemohon Konpensi /Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi terjadi pada bulan Oktober 2010, saat mana Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi menanyakan tabungan untuk persiapan persalinan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi, namun habis tanpa sepengetahuan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi; 7. Bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi meninggalkan Termohon Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
tinggal
bersama
abang
kandung
Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi selama 3 hari, kemudian datang Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi minta cerai; 8. Bahwa antara Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi sudah didamaikan orang tua Pemohon Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi sebelum Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
berpisah,
namun
tidak
berhasil; 9. Bahwa penjelasan di atas menunjukkan bahwa keadaan rumah tangga Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi benar-benar telah pecah dan sulit untuk diperbaiki, dengan
demikian
permohonan
izin
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon Konpensi /Penggugat Rekonpensi telah memenuhi persyaratan sebagaimana dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; Bahwa
berdasarkan
hal-hal
tersebut
di
atas,
Pemohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi mohon agar Ketua Pengadilan Agama Panyabungan Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan menentukan hari/tanggal persidangan sekaligus dapat memberikan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Hal. 3 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
PRIMER: 1. Mengabulkan
permohonan
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
seluruhnya; 2. Memberi izin kepada
Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk
menjatuhkan talak satu raj’i atas diri Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi di depan sidang Pengadilan Agama Panyabungan; 3. Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku; SUBSIDER: Jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya. Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Pemohon Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi hadir secara in person di persidangan, sehingga masing-masing pihak dengan jelas telah mengemukakan kepentingannya; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi agar bersatu kembali dalam rumah tangga, dan untuk itu telah dilakukan pula upaya mediasi dengan mediator Drs. Sahnan, SH., MH., akan tetapi segala usaha tersebut tidak berhasil lagi mempersatukan Pemohon Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi; Menimbang, bahwa selanjutnya dibacakanlah surat permohonan a quo yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dengan perbaikan dan tambahan penjelasan sebagai berikut: -
Bahwa pada poin 1 baris 4 permohonan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi semula tertulis tertanggal 05 Januari 2011 diubah menjadi tertanggal 7 Juni 2003;
-
Bahwa yang dimaksud dengan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi egois adalah bila membeli sesuatu Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi
tidak
pernah
atas
setahu
atau
seizin
Pemohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi; -
Bahwa yang dimaksud dengan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi suka bohong adalah Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi suka meminjam uang kepada orang lain tanpa setahu dan seizing Pemohon
Hal. 4 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Konpensi/Tergugat Rekonpensi, hal itu Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi ketahui setelah ada orang yang datang menagih hutang; -
Bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi sudah melunasi hutang Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi kepada
rentenir sekitar
Rp.9.000.000,- dan masih tersisa sekitar Rp.3.000.000,- lagi; -
Bahwa yang dimaksud dengan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi suka merendahkan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi adalah Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi tidak mau mendengar nasehat Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
bahkan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi sudah tiga kali memukul Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi di depan umum sehingga Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi merasa tidak punya harga diri lagi di depan teman-teman Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi; -
Bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi pergi dari rumah dan tinggal di rumah abang sepupu Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi di Natal, tiga hari kemudian Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi datang minta cerai; Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon Konpensi/Tergugat
Rekonpensi tersebut, Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi telah menyampaikan jawaban secara tertulis dan tambahan secara lisan di depan persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut: DALAM KONPENSI: Bahwa
Termohon
Konpensi
membenarkan
sebagian
dalil-dalil
permohonan Pemohon Konpensi dan membantah sebagian yang lain sebagai berikut: -
Bahwa benar isi permohonan Pemohon Konpensi tentang identitas Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi ;
-
Bahwa benar isi permohonan Pemohon Konpensi seputar pernikahan Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi ;
-
Bahwa benar telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Termohon Konpensi dengan Pemohon Konpensi sejak tahun 2010, namun tentang sebab-sebab
perselisihan
dan
pertengkaran
Termohon
Konpensi
menanggapinya sebagai berikut: •
Tidak benar Termohon Konpensi egois dan ingin menang sendiri, akan tetapi Pemohon Konpensilah yang egois dan ingin memang sendiri; Hal. 5 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
•
Tidak benar Termohon Konpensi suka berbohong, melainkan Pemohon Konpensi yang berbohong, dimana Pemohon Konpensi menyatakan beralamat di Panyabungan, padahal beralamat di Pasar II Natal sebagaimana fotokopi KTP Pemohon Konpensi yang Termohon Konpensi lampirkan di jawaban Termohon Konpensi ini ; Bahwa kebohongan Pemohon Konpensi yang lainnya adalah:
Pada
saat Termohon Konpensi hamil anak kedua, Termohon Konpensi diracun oleh Pemohon Konpensi dengan menggunakan racun rondap yang ditaruh di dalam nasi Termohon Konpensi, dimana sebelum Termohon Konpensi memakan nasi tersebut Pemohon Konpensi menyuruh Termohon Konpensi untuk membelikan rokok Pemohon Konpensi
di warung, saat itulah Pemohon Konpensi mencampurkan
rondap ke dalam nasi Termohon Konpensi; Bahwa setelah Termohon Konpensi pulang dari membeli rokok, Termohon Konpensi memakan nasi tersebut dan curiga kalau nasi tersebut sudah berbau racun, lantas nasi tersebut direbut lagi oleh Pemohon Konpensi, lalu dibuangnya keluar, kemudian Termohon Konpensi merasa pusing dan muntah-muntah, seketika itu juga Termohon Konpensi berobat ke dokter sambil membawa nasi tersebut, dan setelah diperiksa oleh dokter, ternyata nasi itu berisi racun rondap. Bahwa setelah berobat, nasi itu Termohon Konpensi bawa ke kantor polisi bersama dengan keluarga, lalu diadakanlah musyawarah secara kekeluargaan kedua pihak, namun tidak terdapat titik terangnya kejadian ini yang terjadi pada akhir tahun 2009 ; Setelah musyawarah yang tidak mencapai kesimpulan itu, Termohon Konpensi akhirnya memaafkan Pemohon Konpensi karena mengingat Termohon Konpensi masih sayang kepada Pemohon Konpensi karena mempunyai anak; •
Tidak benar Termohon Konpensi suka meminjam uang kepada rentenir tanpa sepengetahuan Pemohon Konpensi, tetapi adalah dengan sepengetahuan Pemohon Konpensi, Termohon Konpensi meminjam uang sebesar Rp. 5.000.000,- untuk keperluan membeli setapak rumah yang selama ini ditempati dengan harga totalnya Rp. 13.000.000,-jadi kekurangan pembelian rumah tersebut adalah sebagai berikut : -
Uang Rp. 3.000.000,- uang simpanan Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi ; Hal. 6 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
-
Uang Rp. 5.000.000,- uang pinjaman Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi kepada orang tua Pemohon Konpensi, sehingga surat tanah/rumah yang dibeli tersebut diatasnamakan orang tua Pemohon Konpensi dan sekarang masih disimpan oleh orang tua Pemohon Konpensi ;
•
Tidak benar Termohon Konpensi lebih mendengar kata-kata orang tua Termohon Konpensi daripada kata-kata Pemohon Konpensi, malah Pemohon Konpensi yang sering tidak mendengar nasehat Termohon Konpensi agar tidak lagi main judi dan mabuk-mabukan, dimana sampai saat ini Pemohon Konpensi cuek saja;
•
Tidak benar Termohon Konpensi suka mencaci dan merendahkan Pemohon Konpensi, malah Pemohon Konpensilah yang suka mencaci Termohon Konpensi dengan mengatakan tidak suka lagi dengan Termohon
Konpensi
dan
keluarga
Termohon
Konpensi
adalah
keturunan orang gila; -
Bahwa benar terjadi pertengkaran yang terus menerus antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi
sejak bulan Juni 2010 tersebut,
dimana tidak ada lagi kenyamanan dalam berumah tangga, namun ketidaknyamanan itu dibuat oleh Pemohon Konpensi sendiri, atas perbuatan Pemohon Konpensi sendiri yang ingin kawin lagi dengan wanita lain; -
Bahwa benar puncak perselisihan terjadi pada bulan Oktober 2010 saat mana Pemohon Konpensi menanyakan tentang tabungan untuk persiapan persalinan Termohon Konpensi dan uang tersebut benar Termohon Konpensi habiskan tanpa sepengetahuan Pemohon Konpensi, uang tersebut Termohon Konpensi gunakan untuk membeli pakaian anak Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi karena hari raya Idul Fitri yang sudah dekat, dan juga digunakan untuk membayar hutang serta untuk belanja rumah tangga, jumlah uang tersebut adalah Rp. 700.000,-;
-
Bahwa benar Pemohon Konpensi meninggalkan Termohon Konpensi namun tidak benar Pemohon Konpensi tinggal di rumah abang kandung Pemohon Konpensi selama 3 hari melainkan ke rumah kakak sepupunya, karena Pemohon Konpensi sendiri adalah anak tunggal, dan tidak benar Termohon Konpensi datang minta cerai, hanya Pemohon Konpensi yang menyebarkan cerita kepada orang lain bahwa Termohon Konpensi telah diceraikan, lalu Termohon Konpensi mendatangi Pemohon Konpensi untuk Hal. 7 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
menanyakan apakah benar Pemohon telah mengucapkan kata-kata cerai tersebut,
dan
dijawab
Pemohon
Konpensi
benar,
lalu
termohon
menanyakan kalau memang benar dimana Termohon Konpensi diceraikan dan
siapa
saksinya,
sebab
Termohon
Konpensi
tidak
pernah
mendengarkan kata-kata cerai dari Pemohon Konpensi; -
Bahwa tidak benar sebelum berpisah Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi telah pernah didamaikan oleh orang tua Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi, yang ada hanyalah perdamaian masalah Pemohon Konpensi yang ingin merencanakan pembunuhan terhadap Termohon Konpensi;
DALAM REKONPENSI: Bahwa pada dasarnya Penggugat Rekonpensi tidak setuju untuk bercerai dengan Tergugat Rekonpensi, namun bila Tergugat Rekonpensi masih bertahan dengan prinsipnya untuk menceraikan Penggugat Rekonpensi, maka Penggugat Rekonpensi menuntut hak-hak Penggugat Rekonpensi sebagai berikut: 1. Agar
Tergugat
Rekonpensi
membayar
nafkah
lampau
Penggugat
Rekonpensi dan anak-anak sejak ditinggalkan Tergugat Rekonpensi terhitung bulan November 2010 s/d Februari 2011 (4 bulan) sebesar Rp. 1.000.000,-, jadi Rp. 1.000.000,- x 4 bulan = Rp. 4.000.000,- sedangkan yang diberikan Tergugat Rekonpensi baru sebesar Rp. 180.000,-, tinggal sisa Rp. 3.820.000,-; 2. Agar Tergugat Rekonpensi membayar uang bidan (biaya melahirkan anak kedua) sebesar Rp. 500.000,- ; 3. Agar Tergugat Rekonpensi membayar biaya Penggugat Rekonpensi menghadiri sidang selama 3 kali sebesar Rp. 900.000,- ; 4. Agar Tergugat Rekonpensi membayar biaya iddah Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah) selama masa iddah; 5. Agar Tergugat Rekonpensi membayar mut’ah terhadap Penggugat Rekonpensi berupa 1 stel pakaian; 6. Agar Tergugat Rekonpensi membayar nafkah dua orang anak Penggugat dan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai keduanya dewasa (mandiri); 7. Bahwa Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi mempunyai harta berupa sebidang tanah dengan ukuran 9 x 10 m dengan sebuah rumah di Hal. 8 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
atasnya seluas 4 x 5 m, dimana tanah dan rumah tersebut diatasnamakan ibu Tergugat Rekonpensi dan surat-suratnya saat ini juga disimpan oleh ibu kandung Tergugat Rekonpensi, sedangkan asal usul tanah dan rumah tersebut dari hasil usaha Tergugat Rekonpensi, Penggugat Rekonpensi dan ibu Tergugat Rekonpensi, dimana harga tanah dan rumah tersebut adalah sebesar Rp. 13.000.000,-, dengan rincian sebagai berikut : -
pinjaman uang dari rentenir sebesar Rp. 5.000.000,-
-
uang hasil tabungan Penggugat dan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp. 3.000.000,-
-
pinjaman uang dari ibu Tergugat Rekonpensi sebesar Rp. 5.000.000,Bahwa oleh karena itu Penggugat mohon agar surat tanah tersebut
diatasnamakan anak Penggugat dan Tergugat Rekonpensi dan surat tersebut diserahkan kepada Penggugat; Bahwa tanah dan rumah tersebut terletak di Pasar II Natal, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal dengan batas-batas sebagai berikut: -
Sebelah Barat berbatasan dengan tanah ibu Melati;
-
Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Ubi Nini;
-
Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Ira;
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Rumah ibu Erniwati; Bahwa
saat ini Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi bekerja
sebagai nelayan dengan penghasilan rata-rata Rp.100.000,-(seratus ribu rupiah) perhari; Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon Konpensi/gugatan Penggugat Rekonpensi tersebut di atas, Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi telah menyampaikan replik dalam konpensi/jawaban dalam rekonpensi secara tertulis dan tambahan penjelasan secara lisan di depan persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut: DALAM KONPENSI: -
Bahwa replik Pemohon Konpensi tentang alasan perceraian Pemohon Konpensi, Pemohon Konpensi tetap seperti dalil permohonan Pemohon Konpensi semula;
DALAM REKONPENSI: - Bahwa
tuntutan
Penggugat
Rekonpensi
mengenai
nafkah
lampau
Penggugat Rekonpensi dan anak-anak sejak ditinggalkan Tergugat Hal. 9 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Rekonpensi terhitung bulan November 2010 s/d Februari 2011 (4 bulan) sebesar Rp. 1.000.000,-, jadi Rp. 1.000.000,- x 4 bulan = Rp. 4.000.000,sedangkan yang diberikan Tergugat Rekonpensi baru sebesar Rp. 180.000,-, tinggal sisa Rp. 3.820.000,-, Tergugat Rekonpensi tidak bersedia membayarnya sejumlah itu, karena Tergugat Rekonpensi bukan orang berduit seperti yang Penggugat Rekonpensi pikirkan, disamping itu setelah Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi berpisah, Tergugat Rekonpensi ada memberikan uang sebesar Rp. 50.000,- tapi uang tersebut dibuang oleh Penggugat Rekonpensi dengan alasan keluarga Penggugat Rekonpensi banyak yang sanggup membiayai Penggugat Rekonpensi dan anak-anak, namun di lain waktu anak-anak Penggugat dan Tergugat Rekonpensi malah datang meminta uang kepada Tergugat Rekonpensi, dan itupun masih tetap Tergugat Rekonpensi berikan; Bahwa Tergugat Rekonpensi hanya sanggup membayar nafkah lampau sejak bulan Nopember 2010 sampai putusnya perkawinan Tergugat Rekonpensi dengan Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) perbulan; -
Bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi mengenai uang bidan (biaya melahirkan anak Tergugat Rekonpensi yang kedua) sebesar Rp. 500.000,-, Tergugat Rekonpensi dapat menyetujuinya;
-
Bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi mengenai biaya Penggugat Rekonpensi menghadiri sidang selama 3 kali sebesar Rp. 900.000,-, Tergugat Rekonpensi tidak bersedia membayarnya, karena Penggugat Rekonpensilah yang minta cerai kepada Tergugat Rekonpensi dan tentang menghadiri
sidang
itu
Penggugat
Rekonpensi
sendirilah
yang
menanggungnya, bukan urusan Penggugat Rekonpensi; -
Bahwa untuk nafkah iddah Penggugat Rekonpensi, Tergugat Rekonpensi hanya sanggup membayar sebesar Rp.600.000,-(enam ratus ribu rupiah) perbulan atau sebesar Rp.1.800.000,-(satu juta delapan ratus ribu rupiah) selama masa iddah;
-
Bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi mengenai mut’ah terhadap Penggugat Rekonpensi berupa 1 stel pakaian, Tergugat Rekonpensi dapat menyetujuinya dengan memberikan pakaian 1 stel seharga Rp.200.000,(dua ratus ribu rupiah);
-
Bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi mengenai nafkah dua orang anak Penggugat dan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus Hal. 10 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
ribu rupiah) setiap bulan sampai keduanya dewasa (mandiri), Tergugat Rekonpensi bersedia membayarnya; -
Bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi mengenai harta berikut rumah di atasnya, maka tanggapan Tergugat Rekonpensi adalah sebagai berikut: •
Benar tanah tersebut diatasnamakan ibu Tergugat Rekonpensi karena Penggugat dan Tergugat Rekonpensi meminjam uang kepada ibu Tergugat Rekonpensi sebesar Rp. 6.000.000,-, Rp. 5.000.000,- untuk membeli tanah dan Rp. 1.000.000,- untuk pengurusan surat tanah, dan sampai saat ini uang pinjaman itu belum diganti;
•
Tentang uang pinjaman kepada rentenir sebesar Rp. 5.000.000,-, sudah dibayar oleh abang ipar Tergugat Rekonpensi, jadi sudah tidak ada masalah lagi kepada rentenir;
•
Bahwa jika tidak ada penyelesaian, maka tanah tersebut akan dijual oleh ibu Tergugat Rekonpensi untuk mengembalikan pinjaman kepada ibu Tergugat Rekonpensi tersebut, baru sisanya Tergugat serahkan untuk biaya anak; Bahwa benar saat ini Tergugat Rekonpensi bekerja sebagai nelayan,
namun tidak benar penghasilan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.100.000,perhari, yang benar hanya Rp.75.000,- perhari; Menimbang, Konpensi/Tergugat
bahwa
atas
Rekonpensi
replik atas
dan
jawaban
Pemohon
gugat
balik
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi tersebut di atas, Termohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi telah mengajukan duplik dalam konpensi/replik dalam rekonpensi yang pada pokoknya sebagai berikut : DALAM KONPENSI: Bahwa duplik Termohon Konpensi tetap seperti jawaban semula, namun apabila Pemohon Konpensi tetap ingin bercerai Termohon Konpensi dapat menerimanya; DALAM REKONPENSI: Bahwa replik Penggugat Rekonpensi pada dasarnya tetap seperti gugatan rekonpensi semula dengan tambahan sebagai berikut: -
Bahwa Penggugat Rekonpensi setuju apabila hutang pembelian rumah kepada ibu Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) dibagi dua antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi, Penggugat Rekonpensi bersedia membayar hutang tersebut sebesar Hal. 11 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Rp.2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu rupiah) dan sisanya wajib dibayar oleh Tergugat Rekonpensi; -
Bahwa Penggugat Rekonpensi ingin rumah tersebut tidak dijual dan ingin hak Penggugat Rekonpensi dan hak Tergugat Rekonpensi atas tanah dan rumah tersebut diserahkan kepada anak-anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi;
-
Bahwa biaya pengurusan surat jual beli tanah tersebut bukan sebesar Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) melainlan hanya Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) dengan minta tolong kepada Sekdes Desa Pasar II Natal, dan Penggugat Rekonpensi bersedia membayar setengah dari hutang untuk pengurusan surat jual beli tersebut sebesar Rp.250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah); Menimbang, bahwa atas replik Penggugat Rekonpensi tersebut,
Tergugat Rekonpensi telah mengajukan duplik dalam rekonpensi secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa Tergugat Rekonpensi tetap dengan jawaban semula kecuali masalah harta bersama Tergugat Rekonpensi setuju rumah tersebut tidak dijual dengan syarat Penggugat Rekonpensi bersedia membayar setengah dari hutang kepada ibu Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu rupiah) dan setengah dari biaya pengurusan surat jual beli tanah tersebut sebesar Rp.250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah), sehingga
jumlah
seluruhnya
yang
harus
dibayar
oleh
Penggugat
Rekonpensi adalah sebesar Rp.2.750.000,-(dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah); -
Bahwa Tergugat Rekonpensi setuju apabila rumah tersebut diserahkan kepada anak-anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi serta ditempati
oleh
Penggugat
Rekonpensi
dan
anak-anak
Penggugat
dalil-dalilnya
Pemohon
Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi; DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI Menimbang,
bahwa
untuk
menguatkan
Konpensi/Tergugat Rekonpensi telah mengajukan bukti tertulis berupa: -
Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor : 090/10/VI/2003, tanggal 17 Juni 2003 yang telah di-nazageling, aslinya yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, telah diperlihatkan di persidangan, oleh Majelis Hakim fotokopi tersebut telah diperiksa dan Hal. 12 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
diteliti serta dicocokkan dengan aslinya dan ternyata cocok, lalu ditandatangani oleh Ketua Majelis dan diberi kode (P.1) ; Menimbang, bahwa selain alat bukti tertulis tersebut di atas, Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi juga telah mengajukan dua orang saksi yang telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya masing-masing sebagai berikut: Saksi I : Nama SAKSI, umur tahun, agama Islam, pendidikan…, pekerjaan…, tempat tinggal di Kabupaten Mandailing Natal, di bawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa saksi kenal dengan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi sebab saksi adalah ibu kandung
Pemohon
Konpensi/Penggugat
Konpensi/Tergugat Rekonpensi
Rekonpensi
adalah
isteri
dan
Termohon
dari
Pemohon
dan
Termohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi; -
Bahwa
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
Konpensi/Penggugat Rekonpensi menikah sekitar 8 tahun yang lalu (2003) di daerah Sijantung, Natal; -
Bahwa setelah menikah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi tinggal bersama di rumah orangtua Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi selama satu tahun kemudian pindah ke rumah mereka sendiri berdekatan dengan rumah saksi (jarak sekitar 500 m);
-
Bahwa
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi sudah dikaruniai dua orang anak yang saat ini diasuh oleh Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; -
Bahwa sejak awal-awal menikah antara Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi sudah sering bertengkar,
saksi
mengetahui
hal
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
itu
dari
pengaduan
Termohon
Pemohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi kepada saksi; -
Bahwa saksi tidak pernah mendengar langsung mereka bertengkar, namun menurut pengaduan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi kepada saksi
penyebab
pertengkaran
mereka
karena
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi tidak pandai mengatur uang belanja dan suka meminjam uang orang lain tanpa setahu Pemohon Konpensi/ Hal. 13 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Tergugat
Rekonpensi,
sedangkan
menurut
pengaduan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi kepada saksi mereka bertengkar karena Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi pacaran dengan perempuan lain; -
Bahwa saksi tidak pernah melihat langsung Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi berpacaran dengan wanita lain, namun menurut pengaduan kakak Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi benar Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi berpacaran dengan seorang wanita di Natal;
-
Bahwa akibat bertengkar tersebut sejak sekitar empat
bulan yang lalu
mereka berpisah tempat tinggal karena Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi pergi dari rumah dan sekarang tinggal di rumah abang sepupunya, sedangkan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi tetap tinggal di rumah kediaman bersama; -
Bahwa
sebelum
mereka
berpisah
pihak
keluarga
sudah
sering
mendamaikan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi namun mereka tidak pernah berubah; -
Bahwa setelah berpisah tidak ada lagi upaya perdamaian dari pihak keluarga;
-
Bahwa setelah berpisah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi pernah memberi uang belanja kepada Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi seadanya, namun tidak diterima oleh Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi;
-
Bahwa uang belanja untuk anak Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi tetap diberikan oleh Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi saat berjumpa dengan anak tersebut;
-
Bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan hanya sekitar Rp.50.000,- sampai Rp.100.000,perhari;
-
Bahwa dalam perkawinan, Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi telah membeli sebidang tanah dan rumah di atasnya yang terletak di Pasar II Natal. Tanah dan ruimah tersebut dibeli seharga Rp.13.700.000,-(tiga belas juga tujuh rtaus ribu rupiah) dengan uang yang berasal dari pinjaman kepada saksi sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) dan biaya pengurusan surat sebesar Hal. 14 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah). Saat ini rumah tersebut ditempati oleh Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi dan anak-anaknya. -
Bahwa surat jual beli rumah tersebut benar diatasnamakan nama saksi karena uang saksi belum diganti oleh Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi, apabila uang saksi sudah diganti oleh Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi,
maka
saksi
bersedia
menyerahkan surat jual beli tanah itu kepada mereka; -
Bahwa saksi selaku pihak keluarga tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dengan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi; Menimbang Konpensi/Tergugat
bahwa
atas
keterangan
Rekonpensi
menyatakan
saksi
tersebut
dapat
Pemohon
menerima
dan
membenarkannya, sedangkan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi membenarkan sebagian dan membantah sebagian yang lain, adapun yang dibantah oleh Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi adalah: -
Bahwa tidak benar Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi tetap memberikan uang belanja yang benar selama berpisah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi hanya memberikan uang belanja sebesar Rp. 225.000,-(dua ratus dua puluh lima ribu rupiah);
-
Bahwa tidak benar biaya pengurusan surat jual beli tanah sebesar Rp.1.000.000,- yang benar hanya Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) sehingga hutang kepada saksi seluruhnya adalah Rp.5.500.000,-(lima juta lima ratus ribu rupiah);
Saksi II : Nama SAKSI, umur tahun, agama Islam, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal di Kota Padangsidimpuan, di bawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut : -
Bahwa saksi kenal dengan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi sebab saksi adalah sepupun dari Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan kenal dengan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi pada hari ini sebagai isteri dari Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi;
-
Bahwa
saksi
baru
pertama
kali
berjumpa
dengan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi di persidangan hari ini, namun sudah lama mengetahui bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi sudah menikah;
Hal. 15 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
-
Bahwa
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi menikah saat saksi masih tinggal di Jakarta, dan setelah saksi pulang dari Jakarta tidak pernah terdengar masalah dalam rumah tangga Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; -
Bahwa
akhir-akhir
ini
rumah
tangga
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi mulai tidak harmonis,
saksi
mengetahui
hal
itu
dari
pengaduan
Pemohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi kepada saksi yang penyebabnya adalah karena masalah uang belanja; -
Bahwa setehu saksi Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi sudah berpisah tempat tinggal sejak lima bulan yang lalu hingga sekarang;
-
Bahwa saksi tidak tahu tentang perdamaian dan saksi tidak pernah mendamaikan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi;
-
Bahwa selaku pihak keluarga saksi tidak sanggup mendamaikan Pemohon Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi; Menimbang Konpensi/Tergugat
bahwa
atas
Rekonpensi
keterangan dan
saksi
Termohon
tersebut
Pemohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi dapat menerima dan membenarkannya karena saksi tidak banyak mengetahui tentang rumah tangga Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpens; Menimbang,
bahwa
selanjutnya
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi menyatakan tidak sanggup menghadirkan saksi lain lagi karena tidak ada yang mau menjadi saksi dalam perkaranya; Menimbang, bahwa untuk menguatkan bantahannya dalam konpensi dan
menguatkan
dalil-dalil
gugatannya
dalam
rekonpensi
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi telah mengajukan alat bukti berupa dua orang saksi yang telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya sebagai berikut: Saksi I: Nama SAKSI, umur tahun, agama Islam, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal di Kabupaten Mandailing Natal, di bawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut :
Hal. 16 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
-
Bahwa saksi kenal dengan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi sebab saksi adalah kakak kandung Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi, dan saksi kenal dengan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi sebagai suami Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi ;
-
Bahwa
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi menikah sekitar 8 tahun yang lalu dengan wali nikah abang kandung Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; -
Bahwa setelah menikah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi tinggal bersama di rumah orang tua saksi selama satu tahun kemudian Termohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi dan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi pindah ke rumah mereka sendiri;
-
Bahwa
saksi
pernah
Konpensi/Tergugat
tinggal
Rekonpensi
satu dan
rumah
Termohon
dengan
Pemohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi sekitar satu tahun saat mereka tinggal di rumah orangtua saksi; -
Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi rukun dan harmonis, namun sejak Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi hamil anak kedua sekitar awal tahun 2010, mulai terjadi perselisihan dan pertengkaran, bahkan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi pernah meracun Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi sehingga saksi bersama
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
mengadukan
Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi ke polisi, namun akhirnya mereka berdamai kembali; -
Bahwa saksi sering mengdengar langsung Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi bertengkar karena Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi berpacaran dengan perempuan lain;
-
Bahwa saksi sering melihat Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi berboncengan
dengan
pacarnya
tersebut
dan
bahkan
Pemohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi telah mengakui sendiri kepada Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi bahwa ia pacaran dan akan menikah dengan perempuan tersebut;
Hal. 17 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
-
Bahwa
pihak
keluarga
Konpensi/Tergugat
sudah
Rekonpensi
pernah
dan
mendamaikan
Termohon
Pemohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi, namun tidak berhasil; -
Bahwa sekitar sejak tujuh bulan yang lalu hingga sekarang Pemohon Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
Rekonpensi
berpisah
telah
dan
Termohon
tempat
tinggal
Konpensi/Penggugat
disebabkan
Pemohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi pergi dari tempat kediaman bersama dan saksi tidak tahu penyebabnya; -
Bahwa
sejak
berpisah
tersebut
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi tidak pernah lagi datang ke rumah kediaman bersama mereka; -
Bahwa selama berpisah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi hanya pernah member belanja untuk Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi sebanyak tiga kali seluruhnya berjumlah Rp.220.000,- (dua ratus dua puluh ribu rupiah) dan belanja untuk anaknya hanya sekitar Rp.180.000,-(seratus delapan puluh ribu rupiah);
-
Bahwa saat ini Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi bekerja sebagai nelayan
dengan
penghasilan
sekitar
Rp.100.000,-sampai
dengan
Rp.300.000,- perhari; -
Bahwa saksi selaku pihak keluarga tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
tersebut
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi; Menimbang
bahwa
Konpensi/Penggugat
atas
Rekonpensi
keterangan dan
saksi
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi menyatakan dapat menerima dan membenarkannya; Saksi II: Nama SAKSI, umur tahun, agama Islam, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal di Kabupaten Mandailing Natal, di bawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut : -
Bahwa saksi kenal dengan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi dan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi karena saksi adalah mantan dari tahun 2007-2009 dan mereka adalah mantan warga saksi;
-
Bahwa saksi pernah berkunjung ke rumah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
saat
mendata masyarakat yang akan menerima raskin dan mereka salah satu dari warga penerima raskin; -
Bahwa saat saksi kenal, Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi dan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi adalah suami isteri dan saat itu Hal. 18 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
baru mempunyai anak satu orang, sekarang anak mereka sudah dua orang; -
Bahwa
saksi
sering
Konpensi/Penggugat
menerima Rekonpensi
pengaduan tentang
dari
kemelut
ibu
Termohon
rumah
tangga
Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi dan Pemohon Konpensi/ Tergugat Rekonpensi, bahkan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi pernah meracun Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; -
Bahwa saksi meminta ibu Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi untuk
menasehati Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
dan
Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan saksi sendiri belum pernah secara langsung mendamaikan mereka; -
Bahwa
sekarang
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
dan
Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi sudah berpisah tempat tinggal namun saksi tidak tahu sejak kapan dan penyababnya; -
Bahwa
saksi
mengetahui
tentang
harta
bersama
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi berupa tanah dan rumah yang mereka beli dari seorang yang bernama Sofyan/Alfiyan sekitar tahun 2008 dengan harga 13 juta; -
Bahwa saksi mengetahui jual beli tersebut karena saat itu saksi bertugas sebagai Lurah Pasar II Natal, uang pembelian itu berasal dari 8 juta milik Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
dan
Pemohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan 5 juta dipinjam dari ibu Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi, sedangkan biaya pengurusan surat jual beli sekitar Rp.5.000.000,-; -
Bahwa
surat
jual
beli
tersebut
diatasnamakan
ibu
Pemohon
Konpensi/Tergugat Rekonpensi dengan perjanjian tidak tertulis saat itu bila uang ibu Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi sudah dikembalikan maka surat jual beli tanah dan rumah itu akan diserahkan kepada Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi; -
Bahwa
saat
ini
rumah
tersebut
ditempati
oleh
Termohon
Konpensi/Penggugat Rekonpensi namun kondisinya mulai tidak aman karena ibu Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi selalu datang dan mengatakan akan menjual rumah tersebut;
Hal. 19 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
-
Bahwa saksi tidak tahu tentang upaya perdamaian dari pihak keluarga dan saksi
tidak
sanggup
mendamaikan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; Menimbang,
bahwa
selanjutnya
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi menyatakan tidak akan mengajukan alat bukti apapun lagi kecuali yang sudah diajukannya tersebut di atas; Menimbang, bahwa selanjutnya majelis hakim karena jabatannya merasa perlu membebankan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk mengucapkan sumpah tambahan/pelengkap (suplatoir aid) untuk menguatkan alat bukti yang diajukannya dengan pertimbangan sebagaimana tersebut dalam Putusan Sela Nomor: 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb., tanggal 28 April 2011, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: MENGADILI: 1. Menetapkan,
memerintahkan
kepada
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi untuk mengucapkan sumpah tambahan dengan rumusan sumpah sebagai berikut: Wallahi, wabillahi, watallahi, demi Allah saya bersumpah bahwa: seluruh dalil-dalil yang tercantum dalam permohonan saya tertanggal 17 Januari 2011 adalah benar yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa
benar
antara
saya
dan
Termohon
Konpensi/Penggugat
Rekonpensi telah terjadi perselisihan dan pertengkaran dan saya bersedia tengkaran yang terus menerus dan tidak mungkin lagi disatukan dalam rumah tangga yang harmonis seperti semula; -
Bahwa Saya bersedia menerima laknat Allah dan segala akibat hukum yang timbul apabila sumpah saya ini ternyata tidak benar”
2. Menetapkan,
bahwa
biaya
yang
timbul
dalam
perkara
ini
akan
Menimbang, bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi
telah
diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir;
menyatakan menyanggupi untuk mengucapkan sumpah tambahan dan di depan persidangan telah mengucapkan lafal sumpah tambahan dengan rumusan sumpah sebagaimana tersebut di atas; Menimbang,
bahwa
selanjutnya
Pemohon
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi dalam kesimpulannya secara lisan menyatakan tetap dengan permohonannya semula dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi Hal. 20 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
dalam kesimpulannya secara lisan menyatakan tetap dengan bantahan dan gugatannya semula serta mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, cukup menunjuk berita acara sidang yang bersangkutan yang merupakan bahagian tidak terpisahkan dari putusan ini. TENTANG HUKUMNYA
DALAM KONPENSI: Menimbang,
bahwa
maksud
dan
tujuan
permohonan
Pemohon
Konpensi adalah sebagaimana telah diuraikan di atas; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan para pihak telah dipanggil untuk menghadap di persidangan, panggilan mana dinilai oleh Majelis telah dilaksanakan secara resmi dan patut, sesuai dengan ketentuan Pasal 718 R.Bg jo. Pasal 55 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 jis. Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1975 dan Pasal 138 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, atas panggilan tersebut kedua belah pihak berperkara telah hadir secara pribadi (in person) di persidangan; Menimbang, bahwa dalam rangka perdamaian untuk memenuhi kehendak Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008, Majelis Hakim telah mewajibkan Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi untuk menempuh upaya mediasi yang dipimpin oleh mediator pilihan para pihak berperkara, Drs. Sahnan, SH.,MH., namun berdasarkan laporan mediator kepada Majelis Hakim tertanggal 31 Januari 2011, ternyata mediasi gagal karena para pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan perdamaian; Menimbang, bahwa meskipun mediasi dinyatakan gagal, Majelis Hakim tetap berupaya mendamaikan Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi setiap kali persidangan agar kembali mempertahankan keutuhan rumah tangganya yang harmonis seperti semula, namun tidak berhasil. Dengan demikian, ketentuan Pasal 154 ayat (1) R.Bg. jis. Undang undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal 82 ayat (1) dan (4) sebagaimana diubah dengan Undangundang Nomor 3 Tahun 2006 serta Pasal 143 ayat (1) dan (2) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Tahun 1991, telah terpenuhi; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah permohonan Pemohon Konpensi untuk bercerai dengan Termohon Hal. 21 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Konpensi dengan alasan bahwa antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus disebabkan: (a) Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi egois, ingin menang
sendiri, (b). Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi suka
bohong pada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi, (c). Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi suka pinjam uang sama rentenir tanpa sepengetahuan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi, (d). Termohon Konpensi/Penggugat
Rekonpensi
lebih
mendengarkan
kata
orang
tua
Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi daripada Pemohon Konpensi/ Tergugat Rekonpensi, (e). Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi suka merendahkan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan mencaci apabila dinasehati Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi. Puncak perselisihan tersebut ditandai dengan perpisahan tempat tinggal keduanya sejak Oktober 2010 yang lalu hingga sekarang; Menimbang, bahwa dari masalah utama yang diajukan Pemohon Konpensi dalam perkara a quo sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi fokus pemeriksaan dalam perkara permohonan cerai talak ini adalah: (1) Apakah benar antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi telah terjadi perselisihan dan pertengkaran, (2) Bagaimana bentuk, jenis dan kualitas perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi tersebut, (3) Apakah benar akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi tidak mungkin lagi dirukunkan dan atau didamaikan dalam rumah tangga yang harmonis seperti semula sehingga perceraian adalah jalan keluar yang terbaik bagi keduanya, ketiga fokus pemeriksaan tersebut akan diperiksa dan dipertimbangkan oleh Majelis Hakim untuk menilai apakah permohonan Pemohon Konpensi telah sesuai dengan ketentuan hukum Islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tentang perceraian; Menimbang, bahwa berdasarkan jawab-menjawab antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi, ternyata sebagian besar dalil-dalil permohonan Pemohon Konpensi diakui oleh Termohon Konpensi, namun sebagian lagi dibantah sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduk perkara di atas; Menimbang,
bahwa
meskipun
sebagian
dalil-dalil
permohonan
Pemohon Konpensi diakui oleh Termohon Konpensi dan sebagian lagi Hal. 22 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
dibantah, namun oleh karena pokok perkara ini adalah masalah perceraian yang tidak boleh terjadi berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dan harus memenuhi alasan atau alasan-alasan yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, maka Majelis Hakim tetap membebankan alat bukti kepada Pemohon Konpensi guna menguatkan dalil atau alasan-alasan perceraiannya; Menimbang, bahwa oleh karena perkawinan yang sah merupakan probationis causa (penyebab utama) untuk terjadinya perceraian, maka untuk membuktikan perkawinannya dengan Termohon Konpensi, Pemohon Konpensi telah mengajukan alat bukti tertulis [P.1] di persidangan yang dinilai oleh Majelis Hakim sebagai berikut; Menimbang, bahwa alat bukti tertulis [P.1] yang diajukan Pemohon Konpensi, Majelis Hakim menilai bahwa alat bukti tertulis a quo merupakan fotokopi sah dari suatu akta otentik yang sengaja dibuat sebagai alat bukti, fotokopi mana telah di-nazageling di Kantor Pos, aslinya telah diperlihatkan di persidangan dan fotokopi tersebut telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, oleh karena itu alat bukti tertulis [P.1] tersebut telah memenuhi persyaratan formil; Menimbang, bahwa secara materil alat bukti tertulis [P.1] memuat keterangan yang berkaitan erat dengan pokok perkara, dimana bukti tersebut memuat keterangan yang menyatakan bahwa Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi telah terikat dalam perkawinan yang sah sejak tanggal 6 Juni 2003 dan sampai saat ini belum pernah bercerai, dengan demikian alat bukti tertulis dimaksud dinilai telah memenuhi persyaratan materil; Menimbang, bahwa oleh karena alat bukti tertulis [P.1] telah memenuhi persyaratan formil dan materil, maka alat bukti a quo harus dinyatakan dapat dipertimbangkan; Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 7 ayat [1]
Instruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, menyatakan bahwa “Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah”. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut dihubungkan dengan alat bukti tertulis [P.1] yang diajukan Pemohon Konpensi di persidangan tersebut di atas, Pemohon Konpensi dinilai telah berhasil membuktikan perkawinannya yang sah dengan Termohon Konpensi, oleh sebab itu, Pemohon Konpensi secara formil adalah sebagai pihak yang berhak dan berkepentingan dalam perkara ini; Hal. 23 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya tentang perceraian, Pemohon Konpensi telah mengajukan alat bukti berupa dua orang saksi di persidangan yang dinilai oleh Majelis Hakim sebagai berikut; Menimbang, bahwa terhadap alat bukti dua orang saksi tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa kedua orang saksi Pemohon Konpensi tersebut telah hadir secara pribadi di depan persidangan, telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya, tidak terhalang secara hukum untuk didengar keterangannya, kedua saksi adalah pihak keluarga dan orang-orang yang dekat dengan Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi, berdasarkan hal itu maka alat bukti dua orang saksi yang diajukan Pemohon Konpensi dinilai telah memenuhi persyaratan formil; Menimbang, bahwa secara materil majelis hakim berpendapat hanya saksi pertama yang diajukan Pemohon Konpensi, yaitu ibu kandung Pemohon Konpensi yang mengetahui kondisi rumah tangga Pemohon Konpensi dengan Termohon
Konpensi
serta
mengetahui
perselisihan
dan
pertengkaran
Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi, sedangkan saksi kedua yang diajukan Pemohon Konpensi tidak tidak mengetahui kondisi rumah tangga Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi bahkan saksi baru pertama kali berjumpa dengan Termohon Konpensi di persidangan, oleh sebab itu hanya saksi pertama yang diajukan Pemohon Konpensi yang memenuhi persyaratan materil, sedangkan keterangan saksi kedua dinilai tidak memenuhi persyaratan materil; Menimbang, bahwa oleh karena hanya saksi pertama yang diajukan Pemohon Konpensi yang memenuhi persyaratan formil dan materil, maka keterangan saksi pertama dapat dipertimbangkan, sedankan keterangan saksi kedua harus dikesampingkan; Menimbang,
bahwa
untuk
menguatkan
bantahannya
tentang
penyebab perselisihan dan pertengkaran sekaligus untuk menguatkan gugatannya dalam rekonpensi, Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi telah mengajukan alat bukti berupa dua orang saksi sebagai berikut; Menimbang, bahwa terhadap alat bukti dua orang saksi tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa kedua orang saksi Termohon Konpensi tersebut telah hadir secara pribadi di depan persidangan, telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya, tidak terhalang secara hukum untuk didengar keterangannya, saksi pertama adalah pihak keluarga dan orangHal. 24 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
orang yang dekat dengan Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi dan saksi kedua adalah mantan Lurah Pasar II tempat Termohon Konpensi dan Pemohon Konpensi berdomisili, berdasarkan hal itu maka alat bukti dua orang saksi yang diajukan Termohon Konpensi dinilai telah memenuhi persyaratan formil; Menimbang, bahwa secara materil keterangan diberikan oleh kedua orang saksi Termohon Konpensi di persidangan, justru bersesuaian dengan saksi pertama Pemohon Konpensi dimana pada pokoknya antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi telah teradi perselisihan terus menerus yang berakhir dengan perpisahan tempat tinggal keduanya, saksi pertama pernah mendengar sendiri perselisihan dan pertengkaran Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi yang disebabkan oleh karena Pemohon Konpensi pacaran dengan wanita lain, dan keterangan tersebut bersesuaian dengan ketarangan saksi pertama Pemohon Konpensi, namun tentang keterangan kedua saksi bahwa antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi sudah berpisah tempat tinggal akibat perselisihan dan pertengkaran keduanya dapat diterima, berdasarkan hal itu alat bukti saksi yang diajukan Termohon Konpensi dinilai telah memenuhi persyaratan materil; Menimbang, bahwa oleh karena dua orang saksi Termohon Konpensi telah memenuhi persyaratan formil dan materil, maka Majelis Hakim menyatakan alat bukti saksi tersebut dapat dipertimbangkan; Menimbang, bahwa oleh karena alat bukti saksi yang diajukan Pemohon Konpensi hanya satu orang, maka alat bukti saksi tersebut dinilai sebagai alat bukti permulaan, sementara Pemohon Konpensi menyatakan tidak sanggup lagi mengajukan saksi yang lain, oleh sebab itu majelis hakim secara eks.officio (karena jabatannya) merasa perlu membebankan Pemohon Konpensi untuk mengucapkan supah tambahan sebagaimana telah tercantum dalam amar Putusan Sela Nomor:10/Pd.G/2011/PA.Pyb., tanggal 28 April 2011; Menimbang, bahwa Pemohon Konpensi telah mengucapkan sumpah tambahan untuk menguatkan alat buktinya sebagaimana telah dicatat dalam berita acara persidangan perkara ini; Menimbang,
bahwa
oleh
karena
Pemohon
Konpensi
telah
mengucapkan sumpah tambahan (suplatoir aid) di depan persidangan, maka majelis hakim menilai alat bukti satu orang saksi ditambah dengan sumpah tambahan tersebut telah dapat menguatkan dalil-dalil permohonan Pemohon Hal. 25 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Konpensi tentang telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi yang sulit untuk dirukunkan kembali, dengan demikian alat bukti satu orang saksi ditambah dengan sumpah tambahan yang diajukan Pemohon Konpensi di depan persidangan dapat dipertimbangkan; Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat-alat bukti yang telah diajukan Pemohon Konpensi sebagaimana diuraikan di atas, dihubungkan dengan dalil-dalil permohonan Pemohon Konpensi didapatkan fakta-fakta yang telah dikonstatir sebagai berikut : -
Bahwa benar antara Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi telah dan masih terikat dalam perkawinan yang sah sejak tanggal 6 Juni 2003 serta belum pernah bercerai sampai sekarang;
-
Bahwa benar setelah menikah Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi tinggal bersama di rumah orangtua Termohon Konpensi selama satu tahun kemudian pindah ke rumah mereka sendiri di Pasar II Natal sampai akhirnya mereka berpisah sejak Oktober 2010 sampai sekarang;
-
Bahwa benar Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi telah dikaruniai dua orang anak yang saat ini berada dalam asuhan Termohon Konpensi;
-
Bahwa benar pada awalnya rumah tangga Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi rukun dan harmonis, namun sejak lebih kurang lebih awal tahun 2010 yang lalu antara Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan menurut Pemohon Konpensi karena Termohon Konpensi terlalu egois, tidak jujur, suka berhutang dan tidak menghargai Pemohon Konpensi selaku suami, sedangkan menurut Termohon Konpensi karena Pemohon Konpensi egois dan berpacaran dengan perempuan lain;
-
Bahwa benar perselisihan dan pertengkaran tersebut semakin lama semakin memuncak yang berakibat dengan terjadinya perpisahan tempat tinggal keduanya karena Pemohon Konpensi pergi dari tempat kediaman bersama dan sekarang tinggal di rumah keluarganya di Kelurahan Panyabungan II, sedangkan Termohon Konpensi dana dua orang anaknya tetap tinggal di rumah kediaman bersama;
-
Bahwa benar Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi telah pernah didamaikan oleh pihak keluarga, namun tidak berhasil;
Hal. 26 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
- Bahwa benar pihak keluarga, yang dalam hal ini sekaligus sebagai saksi, menyatakan tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi ; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Tahun 1991 perceraian dapat terjadi dengan alasan “Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran sehingga tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga” ; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kalimat “antara suami isteri” dalam ketentuan di atas dihubungkan dengan fakta-fakta yang ditemukan di persidangan adalah antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi yang terbukti sebagai suami isteri sejak 6 Juni 2003 sampai sekarang; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kalimat “terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga” adalah berdasarkan fakta-fakta tersebut
di atas
terbukti antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi sejak awal tahun 2010 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran karena menurut Pemohon Konpensi disebabkan oleh sikap dan perbuatan Termohon Konpensi yang tidak jujur, terlalu egois, suka berhutang, tidak mau dinasehati dan suka merendahkan Pemohon Konpensi, sedangkan menurut Termohon Konpensi karena Pemohon Konpensi egois dan berselingkuh dengan wanita lain, keduanya sama-sama tetap dengan pendirian masing-masing sehingga membuktikan kepada majelis hakim bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi benar-benar telah terjadi; Menimbang, bahwa perbedaan pendapat tersebut sering menjadi pemicu pertengkaran mulut antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi, sehingga di dalam rumah tangga Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi tidak ada lagi keharmonisan; Menimbang,
bahwa
terbukti
di
persidangan
perselisihan
dan
pertengkaran tersebut semakin lama semakin memuncak yang ditandai dengan perpisahan tempat tinggal keduanya sejak Oktober 2010 yang lalu hingga sekarang karena Pemohon Konpensi pergi dari tempat kediaman bersama dan sekarang tinggal di rumah keluarganya di Panyabungan II Kecamatan Panyabungan, sedangkan Termohon Konpensi tetap tinggal di rumah kediaman bersama; Hal. 27 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Menimbang, bahwa pihak keluarga telah berusaha mengupayakan perdamaian antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi namun tidak berhasil, bahkan di depan persidangan pihak keluarga selaku orangorang yang dekat dengan Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi, yang dalam hal ini sekaligus sebagai saksi, menyatakan tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi, di samping itu di depan persidangan Pemohon Konpensi memperlihatkan tekadnya yang kuat untuk menceraikan Termohon Konpensi, halmana juga disetujui oleh Termohon Konpensi, fakta tersebut membuktikan kepada majelis hakim bahwa ikatan batin antara Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi sudah hilang, karena mustahil suami isteri akan hidup berpisah sekian lama tanpa ada keinginan untuk bersatu kembali kecuali karena perselisihan keduanya; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim menilai bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi memang terbukti telah berlangsung secara terus menerus dan sangat sulit dan atau tidak ada harapan lagi untuk dirukunkan; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendengar keterangan pihak keluarga atau orang-orang yang dekat dengan Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi, yang dalam hal ini sekaligus sebagai saksi, yang pada prinsipnya menyatakan tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi, maka sudah jelas dan terang bagi Majelis Hakim kondisi rumah tangga Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi serta penyebab perselisihan dan pertengkaran keduanya, sehingga ketentuan Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 telah terpenuhi; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, tanpa ingin memperpanjang masalah ini dan mencari siapa penyebab awal dari kondisi tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon Konpensi dengan Termohon Konpensi benar-benar telah “pecah” (broken marriage), mempertahankan perkawinan dalam kondisi demikian hanyalah siasia belaka karena tidak mungkin terwujud rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT dalan al-Quran Surat ar-Rum ayat 31 jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan dalil al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi :
Hal. 28 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
ـ Artinya:
ق نا
اا
وإن
“Jika mereka (para suami) telah berketetapan hati untuk menjatuhkan talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Menimbang, bahwa Mejelis Hakim menilai permohonan Pemohon Konpensi telah didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan telah memenuhi ketentuan alasan-alasan perceraian sebagaimana tersebut dalam Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 39 dan 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Tahun 1991, maka Majelis Hakim sepakat untuk mengabulkan permohonan Pemohon Konpensi dengan memberi izin kepada Pemohon Konpensi menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon Konpensi di depan sidang Pengadilan Agama Panyabungan; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon Konpensi telah dikabulkan, maka selanjutnya majelis hakim mempertimbangkan gugatan balik yang diajukan Termohon Konpensi sebagai berikut; DALAM REKONPENSI: Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonpensi adalah sebagaimana diuraikan di atas; Menimbang, bahwa yang menjadi masalah dalam rekonpensi ini adalah Penggugat Rekonpensi menuntut agar Tergugat Rekonpensi membayar kepada Penggugat Rekonpensi berupa nafkah lampau (madhiyah), biaya melahirkan, biaya menghadiri sidang, nafkah iddah, mut’ah, nafkah anak yang akan datang, serta pembagian harta bersama, sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkara di atas; Menimbang, bahwa gugatan rekonpensi yang diajukan Penggugat Rekonpensi telah diajukan bersamaan dengan jawaban pertama dan berkaitan erat dengan pokok perkara, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 157 dan 158 ayat (1) R.Bg, secara formil tuntutan balik (rekonpensi) tersebut dapat diterima untuk diperiksa;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan balik Penggugat Rekonpensi tersebut, Tergugat Rekonpensi telah memberikan jawaban sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduk perkara di atas yang masing-masing akan dipertimbangkan oleh majelis hakim sebagai berikut;
Hal. 29 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat Rekonpensi tentang nafkah lampau Penggugat Rekonpensi sejak bulan Nopember 2010 s/d putusanya perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) perbulan, sementara Tergugat Rekonpensi hanya sanggup membayar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) perbulan, sehingga antara Penggugat Rekonpensi dengan Termohon Konpensi tidak terjadi kesepakatan tentang biaya nafkah lampau tersebut sehingga majelis hakim mempertimbangkan sendiri tuntutan tersebut sebagai berikut; Menimbang, bahwa nafkah seorang isteri merupakan kewajiban seorang suami sesuai dengan ketentuan Pasal 80 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan: “Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya”. Kemudian pada Pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam ditegaskan bahwa: “Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: a. nafkah, kiswah, dan tempat kediaman bagi isteri; b. biaya rumah tangga, bii dan anak; c. biaya pendidikan bagi anak; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang ditemukan di persidangan terbukti sejak Nopember 2010 sampai saat ini Tergugat Rekonpensi hanya memberikan nafkah untuk Penggugat Rekonpensi selaku isterinya
hanya
sebesar Rp.220.000,-(seratus dua puluh ribu rupiah) ditambah belanja untuk kedua anaknya sebesar Rp.180.000,-(seratus delapan puluh ribu rupiah), sementara Tergugat Rekonpensi mengakui bahwa penghasilannya perhari sekitar Rp.75.000,-(tujuh puluh lima ribu rupiah) perhari atau sekitar Rp.2.250.000,-(dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) perbulan; Menimbang, bahwa meskipun Penggugat Rekonpensi menyatakan penghasilan Tergugat Rekonpensi adalah sekitar Rp.100.000,-(seratus ribu rupiah) perhari, namun dalil Penggugat Rekonpensi tersebut tidak dapat dikuatkan dengan keterangan dua orang saksi yang menyakinkan tentang besar penghasilan Tergugat Rekonpensi, oleh sebab itu majelis hakim hanya memegangi
pengakuan
Tergugat
Rekonpensi
yang
menyatakan
penghaislannya rata-rata sekitar Rp.75.000,-(tujuh puluh lima ribu perbulan); Menimbang, bahwa dengan mempertimbangkan kondisi Penggugat Rekonpensi yang tidak bekerja namun harus membiayai kehidupan kedua anaknya
selama
berpisah
dengan
Tergugat
Rekonpensi,
serta
mempertimbangkan penghasilan Tergugat Rekonpensi yang rata-rata sebesar Rp.2.250.000,-(dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) perbulan, maka Hal. 30 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
sesuai dengan asas kepatutan dan keadilan serta sesuai dengan kemampuan Tergugat Rekonpensi, majelis hakim berpendapat bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi
atas
nafkah
lampau
Penggugat
Rekonpensi
sebesar
Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) perhari patut untuk dikabulkan dengan menetapkan nafkah lampau (madhiyah) Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) perbulan; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat Rekonpensi yang dikuatkan dengan keterangan saksi Penggugat Rekonpensi yang tidak dibantah oleh Tergugat Rekonpensi terbukti bahwa selama berpisah Tergugat Rekonpensi hanya memberikan biaya untuk Penggugat Rekonpensi dan kedua anaknya hanya sebesar Rp.220.000,-+Rp.180.000,- = Rp.400.000,-(empat ratus ribu rupiah), maka Tergugat Rekonpensi wajib dihukum untuk membayar nafkah lampau Penggugat Rekonpensi sejak Nopember 2010 sampai putus perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) perbulan dikurangi dengan biaya nafkah yang telah diberikan oleh Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.400.000,-(empat ratus ribu rupiah), terhitung sejak putusnya perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi; Menimbang, bahwa tentang tuntutan Penggugat Rekonpensi agar Tergugat Rekonpensi membayar biaya bidan (melahirkan anak) yang kedua sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah), oleh karena tuntutan tersebut disetujui dan disanggupi oleh Tergugat Rekonpensi, maka majelis hakim menilai telah terjadi kesepakatan perdamaian antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi tentang tuntutan tersebut. Berdasarkan hal itu, oleh karena perdamaian adalah hukum yang tertinggi dan bersifat mengikat bagi kedua belah pihak, maka majelis hakim sepakat untuk menetapkan biaya melahirkan anak kedua Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) dan menghukum Tergugat Rekonpensi untuk menyerahkannya kepada Penggugat Rekonpensi pada saat putusnya perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi; Menimbang, bahwa tentang tuntutan Penggugat Rekonpensi agar Tergugat Rekonpensi membayar biaya untuk menghadiri sidang sebesar Rp.900.000,-(sembilan ratus ribu rupiah), sedangkan Tergugat Rekonpensi menyatakan tidak bersedia membayarnya, maka majelis mempertimbangkan tuntutan tersebut sebagai berikut;
Hal. 31 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Menimbang, bahwa tentang biaya untuk menghadiri persidangan pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing pihak berperkara karena kehadiran para pihak di persidangan termasuk ke dalam bentuk hak bukan kewajiban masing-masing. Meskipun persidangan perkara ini didasarkan atas permohonan Tergugat Rekonpensi, akan tetapi Penggugat Rekonpensi dalam persidangan juga menyatakan tidak keberatan bercerai dengan Penggugat Rekonpensi dan dengan kehadirannya di persidangan tersebut Penggugat Rekonpensi telah dapat menuntut hak-haknya secara hukum sebagai akibat perceraian, oleh sebab itu, majelis hakim berpendapat gugatan Penggugat Rekonpensi tentang biaya menghadiri persidangan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa tentang tuntutan Penggugat Rekonpensi agar Tergugat Rekonpensi membayar nafkah iddah sebesar Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) perbulan atau Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah) selama amsa iddah, sementara
Tergugat
Rekonpensi
hanya
sanggup
membayar
sebesar
Rp.600.000,-(enam ratus ribu rupiah) setiap bulan atau sebesar Rp.1.800.000,(satu juta delapan ratus ribu rupiah) selama masa iddah, dengan demikian tidak tercapai kesepakatan antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi sehingga majelis hakim mempertimbangkan sendiri tuntutan tersebut sebagai berikut; Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi atas nafkah iddah pada dasarnya merupakan nafkah untuk biaya hidup Penggugat Rekonpensi sendiri di luar nafkah untuk kedua anaknya, sementara Tergugat Rekonpensi juga wajib memberikan biaya untuk kedua anaknya, oleh sebab itu tuntutan Penggugat Rekonpensi tersebut dinilai terlalu tinggi dibadingkan dengan kesanggupan
Tergugat
Rp.2.20.000,-(dua
juta
Rekonpensi dua
ratus
yang ribu
punya rupiah)
penghasilan perbulan,
sekitar
sedangkan
kesanggupan Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah iddah Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.600.000,-(enam ratus ribu rupiah) perbulan dinilai sudah cukup layak dan adil bagi Penggugat Rekonpensi sendiri karena Tergugat Rekonpensi harus memberikan biaya juga untuk kedua anaknya serta biaya untuk keperluan hidupnya sendiri, berdasatkan hal itu majelis hakim sepakat untuk menetapkan nafkah iddah Penggugat Rekonpensi
sebesar
Rp.1.800.000,-(satu juta delapan ratus ribu rupiah) selama masa iddah, hal mana telah sesuai dengan ketentuan Pasal 149 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam
di
Indonesia
dan
menghukum
Tergugat
Rekonpensi
untuk
Hal. 32 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
menyerahkannya
kepada
Penggugat
Rekonpensi pada
saat
putusnya
perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi; Menimbang, bahwa tentang tuntutan Penggugat Rekonpensi agar Tergugat Rekonpensi membayar mut’ah berupa pakaian satu stell, sementara sementara Tergugat Rekonpensi dalam jawaban rekonpensinya menyatakan setuju dan menyanggupi tuntutan tersebut dengan membayar mut’ah Penggugat Rekonpensi berupa pakaian satu stell senilai Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah), halmana juga disetujui oleh Penggugat Rekonpensi, maka majelis hakim menilai telah terjadi kesepakatan perdamaian antara Penggugat Rekonpensi
dengan
Tergugat
Rekonpensi
tentang
tuntutan
tersebut.
Berdasarkan hal itu, majelis hakim sepakat menetapkan besarnya mut’ah Penggugat Rekonpensi berupa pakaian satu stell seharga Rp.200.000,-(dua ratus
ribu
rupiah)
menyerahkannya
dan
kepada
menghukum Penggugat
Tergugat
Rekonpensi
Rekonpensi pada
saat
untuk
putusnya
perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi, hal mana telah sesuai dengan ketentuan pasal 41 huruf (c) Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 149 huruf (a) dan pasal 158 Kompilasi Hukum Islam serta Firman Allah dalam Al-Qur’an al-Baqarah 241 yang berbunyi :
َ ِ ُ ْ "! ََ ا# َ ف ِ ُو%&ْ َ ْ !ِ' ٌت َ َ!ع ِ !َ َ ُ ْ َِو Artinya : Bagi ( isteri isteri ) yang diceraikan ( suaminya ) berhak mendapat mut’ah sebagai kewajiban suami yang bertaqwa kepada Allah. Menimbang, bahwa tentang tuntutan Penggugat Rekonpensi agar Tergugat Rekonpensi membayar nafkah untuk kedua anaknya sebesar Rp.600.000,- setiap bulan sampai kedua anak tersebut dewasa atau mampu berdiri sendiri, sementara Tergugat Rekonpensi dalam jawaban rekonpensinya menyatakan setuju dan menyanggupi tuntutan tersebut, maka majelis hakim menilai telah terjadi kesepakatan perdamaian antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi tentang tuntutan tersebut. Berdasarkan hal itu, majelis hakim sepakat menetapkan besarnya nafkah kedua anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi tersebut sebesar Rp.600.000,-(enam ratus ribu rupiah) setiap bulan dan menghukum Penggugat Rekonpensi untuk menyerahkannya kepada Penggugat Rekonpensi setiap bulan terhitung pada saat
putusnya
perkawinan
Penggugat
Rekonpensi
dengan
Tergugat
Rekonpensi sampai kedua anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi dewasa atau mampu berdiri sendiri, hal mana telah sesuai dengan Hal. 33 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
ketentuan Pasal pasal 149 huruf (d) dan pasal 156 huruf (d) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia; Menimbang, bahwa tentang tuntutan Penggugat Rekonpensi agar ditetapkan harta bersama antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi berupa sebidang tanah seluas 9 x 10 m dan berdiri sebuah rumah kayu beratap seng di atasnya seluas 4 x 5 m, yang terletak di Desa Pasar II, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, dengan batas-batas sebagai berikut: -
Sebelah barat berbatasan dengan tanah Ibu Melati;
-
Sebelah timur berbatasan dengan tanah Ibu Nini;
-
Sebelah utara berbatasan dengan tanah Ira;
-
Sebelah selatan berbatasan dengan rumah Erniwati;
Tuntutan mana tidak dibantah oleh Tergugat Rekonpensi, maka majelis hakim sepakat untuk menetapkan harta tersebut sebagai harta bersama antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi; Menimbang, bahwa meskipun keberadaan harta tersebut sebagai harta bersama Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi tidak dibantah oleh Tergugat Rekonpensi, namun berdasarkan pernyataan Penggugat Rekonpensi dan pengakuan Tergugat Rekonpensi terbukti bahwa untuk membeli harta bersama tersebut Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi masih punya hutang sebesar Rp.5.500.000,-(lima juta lima ratus ribu rupiah) kepada ibu Tergugat Rekonpensi yang merupakan biaya untuk tambahan pembelian harta bersama tersebut sebesar Rp.5.000.000,- ditambah dengan biaya pengurusan surat jual beli tanah sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah), maka majelis hakim perlu menetapkan hutang bersama Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi kepada ibu Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.5.500.000,-(lima juta lima ratus ribu rupiah); Menimbang, bahwa oleh karena hutang bersama merupakan kewajiban bersama suami isteri, maka majelis perlu menetapkan masing-masing seperdua dari hutang tersebut sebagai kewajiban Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi untuk membayarnya kepada ibu Tergugat Rekonpensi; Menimbang, bahwa di depan persidangan telah tercapai kesepakatan perdamaian antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi bahwa terhadap harta bersama tersebut di atas diserahkan oleh Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi kepada kedua anaknya;
Hal. 34 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi telah sepakat untuk menyerahkan harta bersama mereka kepada kedua anaknya dan kesepakatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum, maka majelis hakim sepakat untuk menghukum Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi agar menyerahkan harta bersama mereka kepada kedua anaknya terhitung sejak putusnya perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka majelis sepakat untuk mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi sebagian serta menyatakan menolak dan menyatakan tidak menerima selain dan selebihnya sebagaimana akan diuraikan secara rinci dalam amar putusan ini; DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI : Menimbang, bahwa oleh karena perkara perceraian merupakan bagian dari perkawinan, maka sesuai ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Pasal 90 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 serta Pasal 91A ayat (5) Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon Konpensi/ Tergugat Rekonpensi ; Mengingat, bunyi pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan syara’ yang berkenaan dengan perkara ini ; MENGADILI I.
DALAM KONPENSI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konpensi ; 2. Memberi izin kepada Pemohon Konpensi untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon Konpensi di depan sidang Pengadilan Agama Panyabungan;
II. DALAM REKONPENSI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk sebagian; 2. Menetapkan nafkah lampau (madhiyah) Penggugat Rekonpensi sejak bulan Nopember 2010 s/d putusnya perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) setiap bulannya dikurangi dengan nafkah lampau yang telah diberikan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.400.000,-(empat ratus ribu rupiah); Hal. 35 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
3. Menetapkan biaya melahirkan anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi yang kedua sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah); 4. Menetapkan
nafkah
iddah
Penggugat
Rekonpensi
sebesar
Rp. 1.800.000,- (satu juta delapan ratus ribu rupiah) selama masa iddah; 5. Menetapkan mut’ah Penggugat Rekonpensi berupa pakaian satu stell senilai Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah); 6. Menetapkan nafkah kedua anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp.600.000,-(enam ratus ribu rupiah) perbulan sampai kedua anak tersebut dewasa atau mampu berdiri sendiri; 7. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah lampau (madhiyah), biaya melahirkan, nafkah iddah, mut’ah, dan nafkah anak sebagaimana tersebut pada poin II angka 2,3,4,5, dan 6 diktum amar putusan ini kepada Penggugat Rekonpensi; 8. Menetapkan harta bersama Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi berupa sebidang tanah seluas 9 x 10 m dan berdiri sebuah rumah kayu beratap seng di atasnya seluas 4 x 5 m, yang terletak di Desa Pasar II, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, dengan batas-batas sebagai berikut: -
Sebelah barat berbatasan dengan tanah Ibu Melati;
-
Sebelah timur berbatasan dengan tanah Ibu Nini;
-
Sebelah utara berbatasan dengan tanah Ira;
-
Sebelah selatan berbatasan dengan rumah Erniwati;
9. Menghukum Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi untuk menyerahkan harta bersama tersebut kepada kedua anaknya sesuai dengan kesekapatan kedua belah pihak; 10. Menetapkan hutang bersama Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi berupa uang sebesar Rp.5.500.000,-(lima juta lima ratus ribu rupiah) kepada ibu Tergugat Rekonpensi; 11. Menetapkan setengah dari hutang bersama tersebut merupakan kewajiban Penggugat Rekonpensi dan setengah lagi menjadi kewajiban Tergugat Rekonpensi; 12. Menghukum Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi untuk membayar masing-masing seperdua dari hutang bersama tersebut pada poin II angka 10 diktum amar putusan ini atau sebesar Rp.2.750.000,(dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) kepada ibu Tergugat Hal. 36 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Rekonpensi pada saat putusnya perkawinan Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi; 13. Menyatakan
tidak
menerima
dan
menolak
gugatan
Penggugat
Rekonpensi untuk selain dan selebihnya; III. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI : Membebankan biaya perkara ini sebesar Rp. 241.000,- (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah) kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi; Demikian putusan dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Panyabungan di Panyabungan pada hari Senin, tanggal 28 April 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 24 Jumadil Awal 1432 Hijriyah oleh kami CANDRA BOY SEROZA,S.Ag.,M.Ag., sebagai Ketua Majelis, LAILA NOFERA BAKAR, M.Ag dan ROLI WILPA, S.HI masingmasing sebagai Hakim Anggota, putusan mana oleh Ketua Majelis pada hari Senin, tanggal 23 Mei 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Akhir 1432 Hijriyah dibacakan dalam persidangan terbuka untuk umum dengan dihadiri hakim-hakim anggota dan didampingi oleh Drs. ASMIL sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri pula oleh Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi.
Ketua Majelis, ttd. CANDRA BOY SEROZA,S.Ag.,M.Ag. Hakim Anggota
ttd.
LAILA NOFERA BAKAR, M.Ag Hakim Anggota,
ttd.
ROLI WILPA, S.HI
Hal. 37 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb
Panitera Pengganti,
Ttd.
Drs. ASMIL Perincian Biaya Perkara: 1. 2. 3. 4. 5.
Biaya Pendaftaran Biaya Administrasi Biaya Panggilan Biaya Redaksi Biaya Materai Jumlah
Rp. 30.000,Rp. 50.000,Rp. 150.000,Rp. 5.000,Rp. 6.000,Rp. 241.000,- (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah)
Hal. 38 dari 38 hal., Put. No. 10/Pdt.G/2011/PA.Pyb