19
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan sekolah memiliki jumlah siswa yang banyak, sudah menggunakan tes IQ untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, bersedia memberikan keterangan yang jelas, lengkap, benar, serta lokasi sekolah yang strategis dan mudah dijangkau. Pertimbangan tersebut berdasarkan kemudahan dalam melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga september 2012 dengan cara membagikan kuesioner dan wawancara kepada siswa. Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMA Negeri 6 Bogor. Jumlah sampel minimal setelah perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu sebesar 73 Siswa yang terdiri dari siswa putra dan putri. Sampel yang diambil yaitu siswa kelas X dengan pertimbangan baru saja melakukan tes IQ dan belum penjurusan sehingga jenis pelajaran pada semua kelas sama, semua siswa kelas X masih mendapatkan pelajaran IPA dan IPS. Responden
dipilih
berdasarkan
kesediaan
siswa
untuk
menjadi
responden. Jumlah siswa yang bersedia sebanyak 92 siswa yang terdiri dari 44 siswa putri dan 48 siswa putra, setelah itu dilakukan perhitungan secara proporsional sehingga didapat 73 siswa yang terdiri dari 35 siswa putri dan 38 siswa putra. Cara pengambilan contoh yang masuk kedalam sampel penelitian yang pertama dilihat dari kelengkapan seluruh data, siswa yang datanya tidak lengkap dianggap gugur dan tidak bisa menjadi sampel penelitian. Sampel yang datanya lengkap kemudian dirandom dengan menggunakan rumus excel. Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin, yaitu:
Keterangan : n N e
= Ukuran sampel = Ukuran populasi = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditafsir atau diinginkan 10%
20
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi identitas contoh, karakteristik keluarga siswa (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua), kebiasaan makan, recall konsumsi pangan 2x24 jam, Food Frequency Questionners (FFQ), aktivitas fisik 2x24 jam, kebiasaan belajar. Recall konsumsi pangan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu satu kali pada hari kerja (working day) dan satu kali pada hari libur (weekend day). Data sekunder terdiri dari gambaran umum sekolah, nilai rapor, nilai UTS dan UAS, hasil tes tingkat kecerdasan kognitif, dan pendapatan orangtua. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data No
1.
2.
3.
4.
5.
6. 7. 8.
Variabel dan Data Karakteristik keluarga siswa: Besar keluarga Pendidikan orangtua Pekerjaan orangtua Pendapatan orangtua Antropometri siswa Berat Badan Tinggi Badan Karakteristik siswa: Usia Jenis kelamin Uang saku
Jenis Data Primer
Cara Pengambilan Data Pengisian kuesioner
Sekunder Primer
Data diperoleh dari pihak sekolah Pengukuran antropometri
Primer
Pengisian kuesioner
Primer
Pengisian kuesioner melalui recall 2x24 jam pada hari sekolah dan hari libur Pengisian kuesioner dengan metode food recall 2x24 jam dan wawancara pada hari sekolah dan hari libur Pengamatan langsung dan dari pihak sekolah
Aktivitas fisik siswa Konsumsi siswa: Makanan dan minuman yang dikonsumsi Gambaran umum sekolah: Lokasi Jumlah siswa kelas X Kebiasaan makan Pola belajar
9.
Prestasi belajar siswa: Nilai rapor Nilai ulangan harian
10.
Taraf kecerdasan
Primer
Sekunder
Primer Primer Sekunder
Sekunder
Pengisian kuesioner Pengisian kuesioner Data dari guru kelas. Nilai ulangan harian, Nilai rapor dari empat mata pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial Data IQ diperoleh dari pihak sekolah.
Data usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan konsumsi diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan mengisi kuesioner, sedangkan data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diperoleh dari pengukuran langsung
21
menggunakan timbangan injak dan mikrotoise. Data aktivitas fisik diperoleh melalui recall aktivitas 2x24 jam. Data konsumsi diperoleh melalui food recall 2x24 jam. Recall dilakukan pada hari sekolah dan hari libur. Gambaran umum sekolah diperoleh dari pihak sekolah dan pengamatan secara langsung, data hasil prestasi belajar dan data tingkat kecerdasan siswa juga diperoleh dari pihak sekolah. Data hasil prestasi belajar yang diperoleh adalah nilai rapor dan ulangan harian pada semester ganjil dan semester genap. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan Statistical Program for Social Science (SPSS) version 16.0. Proses pengolahan data meliputi coding, entry, editing, cleaning, dan analisis data. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner, sehingga memudahkan pada saat memasukkan data ke komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul. Cleaning yaitu melakukan pengecekan terhadap isian data yang diluar pilihan jawaban yang disediakan kuesioner atau isian data yang diluar kewajaran. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji beda t, Mann whitney, uji korelasi spearman dan pearson. Data karakteristik keluarga berupa besar keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan pendapatan orangtua. Menurut Hurlock (1999), data besar keluarga dikategorikan menjadi tiga yaitu keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga ≤ 4 orang, keluarga sedang 5-6 orang, dan keluarga besar dengan jumlah anggota keluarga ≥ 7 orang. Data pendidikan orangtua dikategorikan menurut jenjang pendidikan yang pernah diperoleh yaitu tamat SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana atau Pascasarjana yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Data pekerjaan orangtua dikategorikan menjadi PNS, TNI/POLRI, pegawai swasta, pensiunan, buruh, wiraswasta, ibu rumah tangga dan lainnya. Pendapatan keluarga per bulan dikategorikan menjadi enam kategori yaitu < Rp 1.000.000; > Rp 1.000.000-3.000.000; > Rp 3.000.0005.000.000; > Rp 5.000.000-7.000.000; > Rp 7.000.000-9.000.000; > Rp 9.000.000.
22
Karakteristik siswa meliputi usia, jenis kelamin, dan uang saku. Data aktivitas fisik meliputi jenis kegiatan dan alokasi waktu setiap kegiatan. Menurut FAO/WHO/UNU (2001), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik dikategorikan menjadi ringan (1,40-1,69), sedang (1,701,99), dan berat (2,00-2,40) (FAO 2001). PAL dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: PAL = ∑(PAR x alokasi waktu tiap aktivitas) 24 jam Keterangan: PAL = Physical Activity Level (tingkat aktivitas fisik) PAR = Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu)
Variabel pola belajar meliputi kebiasaan belajar dan frekuensi belajar contoh.
Pemberian
skor
digolongkan
berdasarkan
nilai
skor
dengan
menggunakan teknik skoring Slamet (1993) menggunakan rentang kelas dengan rumus sebagai berikut : Rentang Kelas = Skor Maksimum – Skor Minimum Jumlah Kategori Data konsumsi zat gizi diperoleh dengan cara food recall 2x24 jam, kemudian dikonversikan kedalam energi dan zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Menurut Hardinsyah dan Briawan (1994), konversi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kej = Bj x BDDj x Gj 100 100 Keterangan: Kej : Kandungan energi dari bahan makanan j yang dikonsumsi (g) Bj : Berat bahan makanan j yang dikonsumsi (g) Gj : Kandungan energi dalam 100 g BDD bahan makanan BDDj : Persen bahan makanan yang dapat dimakan (% BDD)
Menurut Hardinsyah et al. (2002) kecukupan protein contoh diacu berdasarkan formula sebagai berikut: AKP = (Ba/Bs) x AKGi Keterangan: AKP : Angka kecukupan protein (g) Ba : Berat badan aktual (Kg) Bs : Berat badan rujukan (Kg) AKGi : Angka kecukupan protein yang dianjurkan
Perhitungan tingkat kecukupan zat gizi khusus untuk energi dan protein memperhitungkan berat badan aktual siswa yang dibandingkan dengan berat
23
badan standar yang terdapat dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG). Nilai standar yang menyatakan apakah siswa tersebut telah mengkonsumsi gizi yang cukup, kurang atau lebih yaitu defisit tingkat berat (<70%), defisit tingkat sedang (7079%), kurang (<90%), cukup (90-119%), dan lebih (≥120%) (Depkes 1996). Tingkat konsumsi zat gizi siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994). TKGi = Ki x 100% AKGi Keterangan: TKGi : Tingkat kecukupan zat gizi i Ki : Konsumsi zat gizi i AKGi : Kecukupan zat gizi i yang dianjurkan
Skor IQ merupakan data sekunder berdasarkan skala yang diperoleh dari lembaga konsultasi psikologi dan pengembangan sumberdaya manusia. Skor IQ dibagi menjadi delapan kategori yaitu istimewa cerdas (>160), sangat cerdas (140-160), cerdas (120-139), rata-rata cerdas (110-119), sedang (90-109), ratarata lambat (80-89), lambat (60-79), dan sangat lambat (<60). Data prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor pada semester ganjil dan semester genap. Selain dari nilai rapor, prestasi belajar juga dapat dilihat dari nilai ulangan harian. Menurut
Syah (2010),
penilaian prestasi belajar
dikategorikan menjadi 4, yaitu sangat baik (80-100), baik (70-79), cukup (60-69), kurang (50-59). Analisis deskriptif meliputi karakteristik siswa, karakteristik keluarga, tingkat kecukupan energi dan protein, tingkat aktivitas fisik, taraf kecerdasan, dan prestasi belajar siswa. Analisis perbedaan karakteristik keluarga siswa yang terdiri dari besar keluarga, pendidikan orangtua, pendapatan keluarga, uang saku siswa
menggunakan
uji
beda
t,
sedangkan
pekerjaan
orangtua
menggunakan uji Mann Whitney. Karakteristik siswa yang terdiri dari status gizi, pola belajar, konsumsi zat gizi, aktivitas fisik, IQ, dan prestasi belajar siswa menggunakan uji beda t. Analisis hubungan antara variabel-variabel seperti aktivitas fisik dengan prestasi belajar, konsumsi energi dan protein dengan prestasi belajar diuji menggunakan uji korelasi Spearman. Tingkat kecerdasan dengan prestasi belajar menggunakan uji korelasi Pearson. Definisi Operasional Contoh adalah siswa-siswi SMA Negeri 6 Bogor yang sudah melakukan tes IQ sebagai pengukuran tingkat kecerdasan.
24
Karakteristik siswa adalah data atau informasi mengenai siswa meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, status gizi, dan aktivitas fisik. Siswa SMA adalah anak usia sekolah kelas X yang masuk kategori remaja tengah. Berat badan adalah masa tubuh yang meliputi lemak, otot, tulang, cairan tubuh, dan lain-lain dalam satuan kilogram. Tinggi badan adalah pengukuran tinggi dalam posisi tegak sempurna menempel ke dinding dan menghadap ke depan. Karakteristik keluarga adalah informasi tentang keluarga siswa meliputi besar keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan pendapatan orangtua. Aktivitas fisik adalah seluruh kegiatan contoh yang melibatkan fisik dan diperoleh melalui metode recall 2x24 jam pada hari sekolah dan hari libur. Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang diluangkan siswa untuk melakukan suatu jenis kegiatan tertentu dan dinyatakan dalam jam. Tingkat aktivitas fisik adalah aktivitas fisik siswa dinyatakan dengan nilai PAL (physical activity level) dan dikategorikan menjadi kegiatan ringan, kegiatan sedang, dan kegiatan berat. Asupan zat gizi adalah jumlah dan jenis zat gizi energi dan protein yang dikonsumsi siswa dalam waktu dua hari. Tingkat kecukupan adalah perbandingan antara jumlah zat gizi yang dikonsumsi dibandingkan dengan kebutuhan gizi dikali 100. Status gizi adalah keadaan fisik siswa yang diukur dengan antropometri yang ditentukan berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur. Prestasi belajar adalah hasil pembelajaran siswa dalam bentuk angka atau nilai yang tertera pada rapor dan ulangan harian. Intelligence Quotient (IQ) adalah kecerdasan yang diukur melalui tes IQ. Asupan Energi dan Protein adalah jumlah dan jenis zat gizi energi dan protein yang dikonsumsi siswa diperoleh melalui recall 2x24 jam. Uang Saku adalah jumlah uang dalam rupiah yang diterima anak dan digunakan untuk membeli makanan dan non makanan. Pendidikan terakhir Orangtua merupakan pendidikan formal yang terakhir kali diikuti.