18
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai bulan November tahun 2012. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Pemilihan sampel di SDN Pasanggrahan 2 Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta secara purposive berdasarkan rekomendasi dari BAZNAS dan LSM Nurani Dunia dengan kriteria sekolah yang berhak menerima zakat. Pada penelitian ini, diambil 2 kelas, yaitu kelas 4 sebanyak 26 sampel dan kelas 5 sebanyak 28 sampel dengan total jumlah sampel 54 anak. Kriteria inklusi contoh adalah yang bersedia dijadikan sampel, tidak sakit dan tidak mendapat pengobatan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan contoh dan penyebaran kuesioner.Data primer ini meliputi data karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh, data pengetahuan gizi dan keamanan pangan, antropometri (tinggi badan, berat badan), aktivitas contoh, tingkat morbiditas, konsumsi pangan dan data kebugaran contoh.Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung yang diambil meliputi gambaran umum lokasi penelitian (jumlah murid dan guru, lama belajar, serta sarana dan prasarana) diperoleh dari lokasi penelitian.Berbagai jenis variabel dan indikator penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Data karakteristik contoh dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada contoh.Data konsumsi pangan diperoleh dengan recall konsumsi pangan dengan bantuan kuesioner yang dilakukan selama dua kali, yaitu satu kali pada hari sekolah dan satu hari pada hari libur. Data aktivitas fisik diperoleh dengan cararecall aktivitas fisik satu hari. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri dan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT/U) perhitungan Z-score.Berat badan contoh diukur menggunakan timbangan dengan kapasitas maksimum 200 kg dan ketelitian0.1 kg.Tinggi badan contoh diukur menggunakan microtoise dengan kapasitas maksimum 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm.
19
Tabel 4 Jenis variabel dan indikator penelitian No 1.
Variabel Karakteristik contoh
Jenis Data Primer
Indikator - Usia - Jenis kelamin - Uang saku
Cara Pengumpulan Data Usia, jenis kelamin, dan uang saku dengan wawancara dan kuesioner
2.
Konsumsi pangan
Primer
Konsumsi
Aktivitas fisik
Primer
Skor PAL
4.
Status gizi
Primer
IMT/U
Wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan metode recall 2x 24 jam dan kuesioner kebiasaan makan Wawancara dan kuesioner BB ditimbang menggunakan timbangan injak, TB diukur menggunakan microtoise
3.
5.
Tingkat kebugaran
6.
Profil Sekolah
Primer
Sekunder
Kategori kebugaran 2 dilihat dari nilai VO max hasil pengukuran Laporan sekolah
Bleep Test
Wawancara
Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan analisis data. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul dari responden.Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati
terhadap
jawaban-jawaban
pertanyaan
dalam
kuesioner.Entry
merupakan tahapan memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi data dasar untuk dianalisis. Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program Microsoft Excel 2007. Data status gizi ditentukan berdasarkan data yang diperoleh yaitu usia contoh, berat badan, dan tinggi badan dengan parameter Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dengan menggunakan software WHO anthroplus 2007. Nilai indeks massa tubuh menurut IMT/U dibagi menjadi 5 kategori berdasarkan WHO (2007) yaitu sangat gemuk (>+3 SD), gemuk (+2 SD sampai dengan +3 SD), normal (-2 SD sampai dengan 2 SD), kurus (-3 sd sampai -2 sd), sangat kurus (<-3 SD). Dari limakategori, dibagi kembali menjadi 2 kategori kurus (<-3 SD sampai -2 SD) dan normal. Data konsumsi pangan yang diperoleh dari hasil recall selama 2x24 jam, kemudian dikonversikan untuk menentukan zat gizi contoh yatu energi, protein,
20
vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, dan zinc. Data konsumsi pangan dihitung dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 2004). Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan: KGij
= Kandungan zat gizi ke-i dalam bahan makanan ke-j
Bj
= Berat makanan ke-j yang dikonsumsi
Gij
= Kandungan zat gizi ke-i dalam 100 gram BDD bahan makanan ke-j
BDDj = Bagian yang dapat dimakan dalam bahan makanan ke-j Untuk menentukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) contoh digunakan rumus: AKGI = (Ba/Bs) x AKG Keterangan: AKGI = Angka kecukupan gizi contoh Ba
= Berat badan aktual sehat (kg)
Bs
= Berat badan standar (kg)
AKG
= Angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG 2004). Kecukupan vitamin dan mineral dihitung langsung dengan menggunakan
angka kecukupan tanpa menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan energi dan protein diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan menggunakan rumus. TKG = (K/AKGI) x 100 TKG
= Tingkat kecukupan zat gizi
K
= Konsumsi zat gizi
AKGI = Angka kecukupan gizi contoh Tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh dinyatakan dalam persen.Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi Energi dan Zat Gizi Energi dan protein
Vitamin dan mineral
Klasifikasi Tingkat Kecukupan a. Defisit tingkat berat (< 70% angka kebutuhan) b. Defisit tingkat sedang (70 – 79% angka kebutuhan) c. Defisit tingkat ringan (80 – 89% angka kebutuhan) d. Normal (90 – 119% angka kebutuhan) e. Di atas angka kebutuhan (≥ 120% angka kebutuhan) a. Kurang (< 77% angka kebutuhan) b. Cukup (≥ 77% angka kebutuhan)
Sumber : Depkes (1996), Gibson (2005)
21
Data aktivitas fisik didapatkan dengan metode wawancara langsung dan hasilnya akan diolah dengan cara mengalikan bobot nilai per aktivitas dikalikan dengan
lamanya
waktu
yang
digunakan
untuk
beraktivitas.
Menurut
FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical activity level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL ditentukan dengan rumus berikut:
Keterangan :
PAL =
(
)
24
PAL
= Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PAR
= Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu) Jenis aktivitas yang dapat dilakukan dikategorikan menjadi 18 jenis
kategori berdasarkan PAR seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR Kategori PAL1 PAL2 PAL3 PAL4 PAL5 PAL6 PAL7 PAL8 PAL9 PAL10 PAL11 PAL12 PAL13 PAL14 PAL15 PAL16 PAL17 PAL18
Keterangan Tidur (tidur siang dan malam) Tidur-tiduran (tidak tidur), duduk diam, dan membaca Duduk sambil menonton TV Berdiri diam, beribadah, menunggu (berdiri), berhias Makan dan minum Jalan santai Berbelanja (membawa beban) Mengendarai kendaraan Menjaga anak Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih) Setrika pakaian (duduk) Kegiatan berkebun Office worker (duduk di depan meja, menulis, dan mengetik) Office worker (berjalan-jalan mondar-mandirmembawa arsip) Olahraga (badminton) Olahraga (jogging, lari jarak jauh) Olahraga (bersepeda) Olahraga (aerobic, berenang, sepak bola, dan lain-lain)
PAR 1 1.2 1.72 1.5 1.6 2.5 5 2.4 2.5 2.75 1.7 2.7 1.3 1.6 4.85 6.5 3.6 7.5
Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)
Selanjutnya PALakan dikategorikan menjadi empat kategori menurut FAO/WHO/UNU (2001), seperti yang disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Aktivitas Sangat Ringan Aktivitas Ringan Aktivitas Sedang Aktivitas Berat Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)
Nilai PAL < 1,40 1,40- 1,69 1,70-1,99 2,00-2,40
Data status kebugaran contoh diukur dengan melakukan bleep test yang bertujuan mengukur fungsi jantung yang merupakan salah satu indikator
22
kebugaran seseorang.Bleep test atau tes lari multi tahap merupakan jenis tes kebugaran cardiovascular yang dilakukan dengan cara berlari secara bertahap dengan isntruksi dari kaset yang diputar dengan jarak lintasan lari sepanjang 20 meter. Setelah melakukan tes, dapat dicatat jumlah oksigen maksimum yang digunakan selama berlari sesuai dengan nomor tahapan dan nomor balikan (Nurhasan & Cholil 2007).Formulir catatan lari multi tahap dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini, sedangkan prediksi nilai penggunaan oksigen maksimum dengan tes lari multi tahap dapat dilihat pada Lampiran. Tabel 8 Formulir catatan lari multi tahap Nomor Tahap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nomor Balikan 1234567 12345678 12345678 123456789 123456789 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, maka nilai VO2 max yang diperoleh dari bleep test tersebut kemudian dicocokan dengan kategori VO2 max pada hasil bleep test pada Tabel 9 di bawah ini Tabel 9 Kategori VO2 max pada hasil bleep test Jenis Kelamin Putra
Putri
Kategori
VO2 maks
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali Kurang sekali Kurang Cukup Baik
< 25 25-33 34-42 43-52 > 53 <24 24-30 31-37 38-48
Baik sekali
>49
Sumber: American of Heart Asociation
23
Data-data yang telah diolah kemudian dianalisis menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS) 16 for Windows.Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Analisis deskriptif (persentase dan rata-rata) meliputi data karakteristik contoh, aktivitas fisik contoh, tingkat konsumsi zat gizi contoh, status gizi contoh, dan tingkat kebugaran jasmani contoh. 2) Uji bedat-test digunakan untuk menguji perbedaan karakteristik contoh, status gizi, konsumsi pangan, aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran contoh. 3) Uji bedaMann Whitney digunakan untuk menguji perbedaan kebiasaan makan dan kebiasaan minum contoh dengan tingkat kebugaran contoh. 4) Uji korelasi Pearson dan Spearman digunakan untuk melihat variabel hubungan, yaitu menganalisis hubungan usia, konsumsi, tingkat kecukupan zat gizi, aktivitas fisik, dan status gizi pada contoh dengan tingkat kebugaran. 5) Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kebugaran contoh dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Definisi Operasional Aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang mulai dari bangun sampai tidur kembali dan lamanya seseorang melakukan kegiatan fisik tersebut, seperti bersekolah, menonton tv, tidur, aktivitas ringan (duduk dan berdiri), aktivitas sedang (bersepeda dan jogging), dan aktivitas berat (bermain basket dan berenang) Antropometri adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan. Asupan zat giziadalah rata-rata konsumsi setiap jenis pangan per hari yang dinyatakan dalam satuan berat (gram) dan ukuran rumah tangga, yang diperoleh dari hasil recall 2 x 24 jam. Kebugaranadalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti baik fisik maupun mental. Contohadalah siswa kelas 4 dan 5 SDN 2 Pasanggrahan, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegal Waru, Kabupaten Purwakarta. Karakterisitik contohadalah data-data contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, berat badan, dan tinggi badan. Status giziadalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) untuk digunakan (utilization) berbagai fungsi biologis.yang ditentukan melalui Indek Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan dikelompokkan
24
menjadi 5 kategori: sangat kurus <-3SD, kurus -3 SD s/d <-2 SD, normal -2 SD s/d 1 SD, gemuk >1 SD s/d 2 SD, sangat gemuk > 2 SD. Tingkat kebugaran adalah keadaan seseorang yang melakukan aktivitas fisik tanpa merasakan kelelahan yang nilainya diperoleh berdasarkan tes keolahragaan. Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan konsumsi zat gizi actual terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2004) yang dinyatakan dalam persen. VO2 max adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan menggunakan oksigen selama melakukan tes lari multi tahap (bleep test).