METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif melalui desain studi Cross Sectional Observational untuk menilai tingkat kepuasan kerja dan produktivitas tenaga pengolah makanan yang dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini telah dilaksanakan di PT LGEIN Bekasi selama tiga hari, yakni mulai tanggal 18 April 2011 sampai dengan 20 April 2011 dan PT Unitex Bogor selama tiga hari, yakni mulai tanggal 6 Juli 2011 sampai dengan 8 Juli 2011. Alasan pemilihan tempat di kedua perusahaan adalah karena keduanya memiliki karakteristik yang sama, yaitu memiliki usaha yang tidak berorientasi pada keuntungan (bersifat non komersil) dan memiliki kegiatan pengolahan serta penyajian makanan yang dilakukan pada satu tempat di dalam lingkungan perusahaan, serta mampu menyediakan konsumsi untuk lebih dari 1000 orang karyawan per hari. Alasan diambil dua perusahaan adalah karena antara keduanya memiliki perbedaan dalam hal status kepegawaian tenaga pengolah makanannya. Tenaga pengolah makanan di PT LGEIN bersumber dari jasa katering (CV ASE) dengan status kontrak per enam bulan, sedangkan tenaga pengolah makanan di PT Unitex berstatus tetap. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi dari penelitian ini adalah semua tenaga pengolah makanan di PT LGEIN Bekasi dan PT Unitex Bogor. Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu contoh yang diambil merupakan seluruh
populasi
tenaga
pengolah
makanan
yang
bekerja
dalam
penyelenggaraan makanan di kedua perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki besar contoh yang terdiri atas 21 orang tenaga pengolah makanan dari PT LGEIN dan 18 orang tenaga pengolah makanan dari PT Unitex. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini digolongkan dalam dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yakni bertempat di PT LGEIN Bekasi dan PT Unitex Bogor. Data primer ini meliputi hasil wawancara dan pengisian kuesioner yang diberikan kepada tenaga pengolah makanan di kedua perusahaan tersebut. Kuesioner terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terdiri atas dua bagian, yakni
25
bagian pertama berisi pertanyaan mengenai karakteristik individu yang terdiri atas 8 pertanyaan dan bagian kedua berisi pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja tenaga pengolah makanan yang terdiri atas 35 pertanyaan (Lampiran 10). Tingkat kepuasan kerja tenaga pengolah makanan dikategorikan menggunakan Skala Likert empat poin dengan bobot nilai sebagai berikut: Bobot nilai = 4
Sangat Puas (SP)
Bobot nilai = 3
Puas (P)
Bobot nilai = 2
Tidak Puas (TP)
Bobot nilai = 1
Sangat Tidak Puas (STP)
Jawaban-jawaban
yang
telah
diberikan
bobot,
kemudian
diambil
berdasarkan nilai modus atau nilai yang sering muncul. Hasil modus dari skor kepuasan tersebut, dijadikan sebagai skor untuk menilai tingkat kepuasan tenaga pengolah makanan untuk masing-masing perusahaan. Isi dari kuesioner yang telah diberikan kepada tenaga pengolah makanan di PT LGEIN Bekasi dan PT Unitex Bogor, selanjutnya diolah dan dianalisis lebih lanjut untuk menentukan tingkat kepuasan kerja tenaga pengolah makanan di kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: A. Kuesioner mengenai karakteristik individu Karakteristik individu tenaga pengolah makanan yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas: 1. Umur, dengan kategori: <20 tahun, 20-30 tahun, 31-40 tahun dan >40 tahun 2. Jenis kelamin, dengan kategori: Laki-laki, Perempuan 3. Status pernikahan, dengan kategori: Belum nikah, Nikah 4. Tingkat pendidikan, dengan kategori: Tidak lulus SD, Lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA 5. Masa kerja, dengan kategori: <12 bulan, 12-36 bulan, 37-60 bulan, >60 bulan
26
B. Kuesioner faktor pengaruh tingkat kepuasan kerja Pertanyaan dijawab sesuai dengan tingkat kepuasan kerja masing-masing tenaga pengolah makanan berdasarkan Skala Likert empat poin yang sudah disebutkan diatas. Pertanyaannya berisikan penilaian tingkat kepuasan terhadap hal-hal sebagai berikut: 1. Jenis
pekerjaan,
terdiri
atas
6
pertanyaan
yang
dianggap
dapat
mencerminkan tingkat kepuasan tenaga pengolah makanan terhadap pekerjaan itu sendiri dalam proses penyelenggaraan makanan; 2. Kondisi
pekerjaan,
terdiri atas 9
pertanyaan
yang
dianggap
dapat
mencerminkan tingkat kepuasan tenaga pengolah makanan terhadap kondisi pekerjaan penyelenggaraan makanan; 3. Supervisi, terdiri atas 5 pertanyaan yang dianggap dapat mencerminkan tingkat kepuasan tenaga pengolah makanan terhadap sikap dan kebijakan atasan; 4. Rekan kerja, terdiri atas 5 pertanyaan yang dianggap dapat mencerminkan tingkat kepuasan tenaga pengolah makanan terhadap rekan kerja tenaga pengolah makanan; 5. Kesempatan untuk maju, terdiri atas 4 pertanyaan yang dianggap dapat mencerminkan tingkat kepuasan tenaga pengolah makanan terhadap kesempatan untuk maju di penyelenggaraan makanan; 6. Kompensasi, terdiri atas 6 pertanyaan yang dianggap dapat mencerminkan tingkat kepuasan tenaga pengolah makanan terhadap kompensasi (langsung maupun tidak langsung). Kuesioner tersebut sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk menentukan derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan nilai r-tabel, dimana butir pertanyaan dapat dikatakan valid jika r-hitung lebih besar dari r-tabel. Uji validasi ini menggunakan rumus korelasi Rank Spearman. Kuesioner yang sudah teruji kevalidannya, dilakukan uji terhadap reliabilitasnya. Uji reliabilitas akan menunjukkan konsistensi dari hasil pengukuran untuk mengetahui apakah pengukuran reliabel (dapat dipercaya) atau tidak dengan melihat hasil dari analisis alpha cronbarch. Data primer melalui proses wawancara dan pengamatan langsung juga digunakan dalam memperoleh data mengenai produktivitas kerja. Data
27
produktivitas tenaga pengolah makanan di PT LGEIN Bekasi dan PT Unitex Bogor diperoleh melalui dua jenis penilaian dari enam jenis pengukuran produktivitas menurut Gregoire&Spears (2007) dalam buku Foodservice Organization. Penilaian ini menggunakan pengukuran produktivitas kerja tenaga pengolah makanan dari kedua perusahaan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: 1. Makanan/jam kerja =
2. Menit/makanan =
Total makanan yang disajikan/ hari Jam kerja/hari
Menit kerja/hari Total makanan yang disajikan/ hari
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa literatur ilmiah hasil penelitian, jurnal, dan data atau dokumen perusahaan yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini menggunakan perangkat lunak MS. Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Kedua perangkat tersebut digunakan untuk menganalisis data, dimana akan menghasilkan keluaran yang dapat menjelaskan suatu hubungan, suatu perbedaan, serta suatu pengaruh dari variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: A. Analisis Statistika Deskriptif Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan proses penyelenggaraan makanan di PT LGEIN dan PT Unitex serta data karakteristik individu (umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan masa kerja) tenaga pengolah makanannya, dimana prosedur SPSS Frequencies digunakan untuk menampilkan distribusi frekuensi dari setiap nilai data karakteristik individu tersebut. Analisis statistika deskriptif melalui prosedur SPSS Frequencies ini juga digunakan untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi tingkat kepuasan kerja tenaga pengolah makanan berdasarkan faktor kepuasan kerja tersebut (jenis pekerjaan, kondisi pekerjaan, supervisi, rekan kerja, kesempatan untuk maju, dan kompensasi). B. Analisi Korelasi Korelasi adalah ukuran hubungan antara dua variabel, terutama untuk variabel kuantitatif. Ukuran hubungan antara dua variabel kuantitatif biasa
28
disebut asosiasi (Uyanto 2009). Penelitian ini menggunakan korelasi dalam bentuk peringkat Spearman yang sudah tersedia dalam SPSS 16.0. Koefisien korelasi peringkat Spearman (Spearman’s rank correlation) digunakan untuk mengukur hubungan antara karakteristik individu terhadap tingkat kepuasan kerja tenaga pengolah makanan dan mengukur hubungan tingkat kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja tenaga pengolah makanan. Perhitungan korelasi peringkat Spearman (Spearman’s rank correlation) dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑟𝑠 = 1 −
6 ni=1 di2 n (n2 − 1)
Keterangan: rs = koefisien korelasi Spearman n = jumlah data d = selisih pasangan peringkat (rank) ke-i Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, dimana yang merupakan H0 adalah tidak ada hubungan karakteristik individu terhadap tingkat kepuasan kerja dan tidak ada hubungan tingkat kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja. Keputusan pengujian adalah sebagai berikut: 1. Terima Ho, jika nilai peluang > nilai nyata. Artinya tidak ada hubungan antara karakteristik individu terhadap tingkat kepuasan kerja dan tidak ada hubungan tingkat kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja 2. Tolak Ho, jika nilai peluang < nilai nyata. Artinya ada hubungan antara karakteristik individu terhadap tingkat kepuasan kerja dan ada hubungan tingkat kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja. C. Uji t dua sampel independen Uji-t dua sampel independen (Independent-Sample t Test) digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal. Bentuk uji hipotesis dua sisi (two-sided atau two-tailed test) dengan hipotesis: H0: µ1 = µ2 H1: µ 1 ≠ µ2
atau
H0:µ1 – µ2 = 0 H1:µ1 – µ2 ≠ 0
dimana: µ1= purata tingkat kepuasan kerja tenaga pengolah makanan di PT LGEIN µ2= purata tingkat kepuasan kerja tenaga pengolah makanan di PT Unitex.
DEFINISI OPERASIONAL Tenaga Pengolah Makanan Orang yang berhubungan langsung dalam proses pengolahan makanan mulai dari pengadaan bahan makanan sampai penyajian makanan, terdiri atas tenaga pengelola, tenaga pelaksana, dan tenaga pembantu pelaksana. Kepuasan kerja Tenaga Pengolah Makanan Keadaan psikis yang dirasakan menyenangkan oleh tenaga pengolah makanan karena terpenuhinya semua kebutuhan secara memadai, diukur melalui penilaian
terhadap
karakteristik individu
dan faktor-faktor yang
mencerminkan kepuasan kerja (jenis pekerjaan, kondisi pekerjaan, supervisi, rekan kerja, kesempatan untuk maju, dan kompensasi). Karakteristik Individu Tenaga Pengolah Makanan Faktor yang melekat pada individu tenaga pengolah makanan yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja, terdiri atas umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan masa kerja di suatu penyelenggaraan makanan perusahaan. A. Umur Lama hidup tenaga pengolah makanan dari sejak lahir sampai saat diwawancarai, dikategorikan menjadi: (1) <20 tahun, (2) 20–30 tahun, (3) 31–40 tahun, dan (4) > 40 tahun. B. Jenis kelamin Karakteristik tenaga pengolah makanan yang menunjukkan ciri biologis, dikategorikan menjadi: (1) laki-laki dan (2) perempuan C. Status Pernikahan Status tenaga pengolah makanan dalam berkeluarga, dikategorikan menjadi: (1) belum nikah dan (2) nikah D. Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir yang telah dilalui oleh tenaga pengolah makanan, dikategorikan menjadi: (1) tidak lulus SD, (2) lulus SD, (3) lulus SMP, dan (4) lulus SMA. E. Masa Kerja Lama kerja yang telah dijalani tenaga pengolah makanan di suatu penyelenggaraan makanan perusahaan sejak awal masuk sampai saat diwawancarai, dikategorikan menjadi: (1) <12 bulan, (2) 12–36 bulan, (3) 37–60 bulan, dan (4) >60 bulan.
30
Jenis pekerjaan Segala kegiatan yang merupakan bagian dari penyelenggaraan makanan perusahaan, dimana dianggap penting untuk dikerjakan dan apabila dapat diselesaikan akan menumbuhkan semangat dan kebanggaan dalam diri tenaga pengolah makanan. Kondisi pekerjaan Kondisi fisik maupun sosial penyelenggaraan makanan perusahaan, seperti suasana kerja dan perlengkapan kerja yang membantu tenaga pengolah makanan
untuk
melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawabnya
dalam
penyelenggaraan makanan secara nyaman dan tenang. Supervisi Bentuk pengawasan penyelenggaraan makanan dari atasan kepada tenaga pengolah makanan mengenai pembagian kerja dan aturan kerja. Rekan Kerja Bentuk interaksi dengan orang lain dalam satu pekerjaan penyelenggaraan makanan, baik hubungan dengan teman sesama bagian atau teman dari bagian lain. Kesempatan untuk Maju Peluang tiap tenaga pengolah makanan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kerjanya menjadi lebih baik dari sebelumnya melalui pelatihan keterampilan dalam penyelenggaraan makanan. Kompensasi Segala balas jasa berupa finansial dari perusahaan kepada tenaga pengolah makanan, baik bersifat kompensasi langsung (gaji dan upah) maupun bersifat kompensasi tidak langsung (tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, dan insentif). Produktivitas Kerja Kemampuan
tenaga
pengolah
makanan
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya dengan mengukur melalui rasio makanan per jam kerja (perbandingan total menu yang disajikan per hari terhadap jam kerja per hari) dan rasio menit per makanan (perbandingan menit kerja per hari terhadap total menu yang disajikan per hari).