21
METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang dilakukan dalam satu waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werda Salam Sejahtera, Kota Bogor. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif dengan pertimbangan bahwa panti memiliki jumlah lansia yang relatif banyak, kemudahan akses dan perizinan serta populasi yang beragam. Penelitian dilaksanakan selama bulan NovemberDesember 2011. Cara Penarikan Contoh Populasi pada penelitian ini adalah semua penghuni Panti Sosial Tresna Werda Salam Sejahtera yang berjumlah 65 orang. Contoh yang diambil harus memenuhi kriteria yaitu lansia laki-laki dan perempuan berusia ≥60 tahun, tidak mengalami gangguan pendengaran, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia diwawancara sebagai contoh. Berdasarkan kriteria yang ditentukan jumlah contoh yang memenuhi kriteria sebanyak 32 orang. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik contoh dan keluarga (nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, sumber pendapatan), konsumsi pangan (recall 2x24 jam), aktivitas fisik (recall 2x24 jam), status gizi (berat badan, tinggi badan) dan status kesehatan (jenis penyakit, lama sakit, frekuensi sakit dan tindakan pengobatan). Pengumpulan data karakteristik contoh dan keluarga, konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status kesehatan dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, sedangkan pengumpulan data status gizi diperoleh dengan menggukur berat badan menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan diukur dengan mengkonversi dari perhitungan tinggi lutut yang diukur menggunakan meteran. Data sekunder meliputi data keadaan umum panti, menu makanan, jadwal kegiatan penghuni panti dan riwayat penyakit penghuni Panti Sosial Tresna Werda Salam Sejahtera Bogor. Jenis dan cara pengumpulan data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.
22
Pengolahan dan Analisis Data Tahapan pengolahan data dimulai dari proses editing, coding, entry, cleaning dan selanjutnya dianalisis. Untuk pengolahan dan analisis data, digunakan program Microsoft Excell dan Statistical Package for Sosial Science (SPSS) Versi 16.0 for Windows. Data karakteristik contoh dan keluarga (nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, status perkawinan,
sumber pendapatan)
ditabulasi
kemudian dianalisis
secara
deskriptif. Tabel 3 Jenis dan cara pengumpulan data Variabel Karakteristik contoh dan keluarga
Jenis Data nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, sumber pendapatan
Cara Pengumpulan Data Wawancara menggunakan kuesioner
Konsumsi pangan
Recall 2x24 jam
Wawancara menggunakan kuesioner dan recall 2x24 jam
Aktivitas Fisik
Jenis dan alokasi waktu untuk aktivitas fisik dan olah raga
Wawancara menggunakan kuesioner dan recall 2x24 jam
Status Gizi
Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) 2 IMT (kg/m )
Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan CAMRY dengan derajat ketelitian 0,1 kg. Tinggi badan diukur dengan mengkonversi dari perhitungan tinggi lutut menggunakan meteran BUTTERFLY dengan derajat ketelitian 0,1 cm IMT dihitung dengan perbandingan BB dan TB.
Status Kesehatan
Jenis Penyakit Lama Sakit Frekuensi Sakit Tindakan Pengobatan Skor Morbiditas
Wawancara dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder riwayat penyakit
Data konsumsi pangan diperoleh dari recall selama 2x24 jam. Data yang dihitung yaitu kandungan energi, protein, vitamin (A dan C) dan mineral (Ca dan Fe) dengan menggunakan program Nutrisurvey. Asupan energi dan protein contoh dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi yang telah dikoreksi dengan berat badan aktual contoh. Kebutuhan energi contoh dihitung berdasarkan FAO/WHO/UNU diacu dalam Almatsier (2004) dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan kebutuhan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah 0,8
23
g/kg BB (Depkes 2003). Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan Angka Metabolisme Basal (AMB) dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan Angka Metabolisme Basal Kelompok Umur (tahun) 0-3 3-10 10-18 18-30 30-60 ≥60
AMB (kkal/hari) Laki-laki Perempuan ) ) 60,9 B* - 54 61 B* – 51 22,7 B + 495 22,5 B + 499 17,5 B + 651 12,2 B + 746 15,3 B + 679 14,7 B + 496 11,6 B + 879 8,7 B + 829 13,5 B + 487 10,5 B + 596
Keterangan: *) Berat Badan
Kebutuhan zat gizi dihitung dengan menggunakan hasil kebutuhan energi yang dikalikan dengan aktivitas fisik. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik. PAL dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
PAL = Physical Activity Level (tingkat aktivitas fisik) PAR= Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu)
Aktivitas fisik kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu ringan (1,40≤PAL≤1,69),
sedang
(FAO/WHO/UNU
2001).
(1,70≤PAL≤1,99), Jenis
aktivitas
dan fisik
berat yang
(2,00≤PAL≤2,39) dilakukan
contoh
dikelompokkan menjadi 18 jenis aktivitas berdasarkan PAR seperti yang terlihat pada Tabel 5. Tingkat kecukupan zat gizi dapat dihitung dengan rumus (Hardinsyah, dkk 2002): TKG i =
Ki x100% AKGi
TKGi
= tingkat kecukupan energi dan zat gizi i
Ki
= konsumsi sumber energi dan zat gizi i
AKGi
= Angka kebutuhan zat gizi i yang dianjurkan
Penggolongan tingkat kecukupan yaitu sebagai berikut (Depkes 1996): Defisit tingkat berat
: <70%
Defisit tingkat sedang
: 70-79%
24
Defisit tingkat ringan
: 80-89%
Normal
: 90-119%
Lebih
: ≥120%
Sedangkan untuk tingkat kecukupan vitamin dan mineral dikategorikan menjadi dua yaitu kurang (<77%) dan cukup (≥77%) (Gibson 2005). Tabel 5 Jenis aktivitas yang dilakukan contoh Kategori
Berpakaian Membaca Nonton Tv Mendengarkan radio
PAR (kkal/mnt) Pria Wanita 1 1 1,2 1,2 1,2 1,2 3,3 2,4 1,3 1,2 1,7 1,6 1,4 1,6
Berdiri Kebersihan diri Makan dan minum Berjalan
1,4 2,3 1,4 2,1
Ibadah
1,5
Mencuci Baju Menyapu Mengepel Senam olahraga (joging)
3,5 6,6
Jenis aktivitas Tidur Berbaring Duduk diam
Ringan
Sedang
Berat
1,5 2,3 1,6 2,5 1,5 2,8 2,3 4,4 4,2 6,3
Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)
Pengolahan data status gizi menggunakan data hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan. Tinggi lutut digunakan sebagai prediksi tinggi badan. Gibson (2005) merekomendasikan model prediksi tinggi badan lansia, dengan rumus: Laki-laki
: (2,08 x TL) + 59,01
Perempuan
: (1,91 x TL) – (0,17 x U) + 75
status gizi lansia ditentukan berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus :
Status gizi dikategorikan menjadi empat, yaitu kurang (IMT <18,5 kg/m2), normal (18,5
kg/m2
(23
kg/m2),
obese-I
25
(25
30,0 kg/m2) (WHO 2000 dalam PDGKI 2008). Status kesehatan contoh meliputi jenis penyakit, lama sakit, frekuensi sakit dan tindakan pengobatan. Riwayat penyakit dilihat dari jenis penyakit yang dialami oleh contoh selama 6-12 bulan terakhir. Lama dan frekuensi penyakit dianalisis berdasarkan sebaran data. Skor mobiditas diperoleh dengan mengalikan lama hari sakit dengan frekuensi sakit untuk setiap jenis penyakit, seperti rumus berikut (Dijaissyah 2011): Skor Morbiditas = Lama hari sakit x Frekuensi sakit Skor morbiditas dapat dikategorikan berdasarkan perhitungan interval kelas (Sugiono 2009). Sedangkan status kesehatan berbanding terbalik dengan skor morbiditas. Status kesehatan yang tinggi menunjukkan skor morbiditas yang rendah. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensia. Analisis statistik deskriptif disajikan berupa tabel silang, rata-rata dan standar deviasi pada variable karakteristik contoh dan keluarga, konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan. Uji statistik inferensia yang digunakan yaitu uji beda independent t-test dan uji korelasi Pearson. Uji beda independent t-test untuk melihat perbedaan antara laki-laki dan perempuan, sedangkan uji korelasi pearson untuk menganalisis hubungan konsumsi zat gizi dengan status gizi, aktivitas fisik dengan status gizi, konsumsi dengan status kesehatan dan aktivitas fisik dengan status kesehatan. Variabel dan indikator data yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 6.
26
Tabel 6 Variabel dan indikator data yang dianalisis No 1
Variabel Indikator Karakteristik contoh dan keluarga Umur 1.Usia pertengahan (Middle age), 45-59 tahun 2.Lanjut usia (elderly), 60-74 tahun 3.Lanjut usia tua (old), 75-90 tahun 4.Usia sangat tua (very old), > 90 tahun Jenis Kelamin
1.Laki-laki 2.Perempuan
Tingkat Pendidikan
1.Tidak sekolah 2.SD
Pekerjaan
1. Tidak bekerja 2. PNS 3. Karayawan swasta
Status Perkawinan
1. Menikah 2. Tidak menikah
Sumber pendapatan
1.Sosial 2.Keluarga
2
Konsumsi Pangan
Tingkat kecukupan Energi dan Protein 1. Defisit tingkat berat <70% 2. Defisit tingkat sedang 70-79% 3. Defisit tingkat ringan 80-89% 4. Normal 90-119% 5. Lebih ≥120% Tingkat kecukupan Vitamin dan Mineral 1. Kurang <77% 2. Cukup ≥77%
3
Aktivitas fisik
1. Ringan (1,40≤ PAL≤1,69) 2. Sedang (1,70≤PAL≤1,99) 3. Berat (2,00≤PAL≤2,39)
4
Status Gizi
1. Kurang (IMT <18,5 kg/m ) 2. Normal (18,5 kg/m2 < IMT 22,9 kg/m2) 3. Pre-obese (23 < IMT > 24,9 kg/m2) 2 4. Obese I (25 < IMT > 29,9 kg/m ) 2 5. Obese II (IMT > 30,0 kg/m )
5
Status Kesehatan
3. SMP 4. SMA
5. PT
4. Wiraswasta 5. Lainnya : ............ 3. Duda/Janda
3. Sendiri 5. Lainnya:..... 4. Pensiunan
2
Jenis Penyakit
Dianalisis berdasarkan sebaran data
Lama Sakit
Dianalisis berdasarkan sebaran data
Frekuensi Sakit
Dianalisis berdasarkan sebaran data
Tindakan Pengobatan
1. Puskesmas 2. Dokter 3. Obat warung 4. Obat tradisonal
Skor Morbiditas
1. Rendah (0-20) 2. Sedang (21-40) 3. Tinggi (41-60)
Status Kesehatan
1. Rendah (41-60) 2. Sedang (21-40) 3. Tinggi (0-20)
27
Definisi Operasional Contoh adalah lansia laki-laki dan perempuan yang berusia ≥60 tahun yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Salam Sejahtera. Panti Werdha adalah pelayanan kesejahteraan bagi lanjut usia dengan memberikan
tempat
tinggal,
pelayanan
makanan
dan
pelayanan
kesehatan. Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani oleh contoh diukur dengan lamanya tahun pendidikan dan jenjang pendidikan. Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang menghasilkan uang/pendapatan yang pernah dilakukan oleh contoh sebelum masuk panti werdha. Sumber Pendapatan adalah sumber biaya yang diperoleh contoh untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya baik sandang, pangan dan papan. Status Perkawinan adalah status pernikahan contoh saat ini yang dikategorikan menjadi tidak menikah, menikah dan duda/janda. Konsumsi Pangan adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh lansia yang berasal dari makanan yang disediakan oleh panti maupun makanan dari luar panti yang diperoleh dengan cara me-recall selama 2x24 jam. Asupan Energi dan Zat Gizi adalah jumlah konsumsi makanan yang berasal dari makanan yang disediakan oleh panti maupun makanan dari luar panti. Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi adalah total asupan energi dan zat gizi yang berasal dari makanan yang disediakan oleh panti maupun makanan dari luar panti dibagi dengan kebutuhan zat gizi dikali dengan 100%. Aktivitas Fisik adalah aktivitas sehari-hari lansia yang dilakukan selama 2x24 jam dan kebiasaan berolahraga. Tingkat Aktivitas Fisik adalah nilai aktivitas fisik sebagai penjumlahan Physical Activity Rate (PAR) yang telah dikalikan dengan alokasi waktu tiap aktivitas dan dibagi dengan 24 jam kemudian hasilnya dikategorikan menjadi ringan (1,40≤ PAL≤1,69), sedang (1,70≤PAL≤1,99), dan berat (2,00≤PAL≤2,39). Status Gizi adalah keadaan gizi lansia yang ditentukan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk kemudian dihitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dan dikategorikan menjadi kurang (IMT<18,5 kg/m2), normal (18,5 kg/m230,0 kg/m2)
28
Jenis Penyakit adalah macam-macam jenis penyakit yang diderita oleh contoh selama 6-12 bulan terakhir. Lama Sakit adalah jumlah hari sakit yang dialami lansia selama 6-12 bulan terakhir setiap penyakit kambuh. Frekuensi Sakit adalah jumlah pengulangan atau kekambuhan penyakit yang dialami contoh selama 6-12 bulan terakhir. Skor Morbiditas adalah suatu nilai yang menunjukkan keparahan penyakit yang di hitung dari lamanya sakit dikalikan dengan frekuensi sakit selama 6-12 bulan terakhir. Status Kesehatan adalah kondisi kesehatan lansia yang dilihat dari jenis penyakit, skor morbidiats dan tindakan pengobatannya selama 6-12 bulan terakhir.