24
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain
penelitian
ini
adalah
cross
sectional
study.
Penelitian
dilaksanakan di Kota Depok, Jawa Barat dengan mengambil sampel Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa seluruh
jenjang sekolah negeri diharuskan untuk
melaksanakan UKS di sekolahnya dan hampir seluruh SMP Negeri Kota Depok telah melaksanakan program UKS. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Agustus hingga Oktober 2010. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi contoh dalam penelitian ini dipilih secara purposive dengan pertimbangan : 1) merupakan sekolah negeri dan telah memiliki dan menjalankan program pokok UKS yang dikenal dengan TRIAS UKS; 2) mendapat rekomendasi kantor Depdiknas setempat; 3) bersedia untuk dilakukan wawacara dan observasi. Menurut kriteria tersebut maka dari seluruh populasi yang berjumlah 17 sekolah, terdapat 13 sekolah yang telah memenuhi kriteria tersebut sehingga dapat diambil sebagai objek penelitian. Adapun tiga sekolah lainnya belum menjalankan UKS karena merupakan sekolah yang baru didirikan dan terkendala akan sumber daya, sedangkan satu sekolah lain tidak bersedia untuk dilakukan wawancara. Siswa dari masing-masing sekolah juga diambil sebagai contoh untuk diukur tingkat pengetahuannya. Contoh diambil dengan melakukan quota sampling. Setiap sekolah diambil masing-masing minimal tiga orang siswa. Adapun seluruh contoh siswa berjumlah 52 orang. Contoh siswa adalah siswa kelas 8 yang ditunjuk oleh pihak sekolah/guru dari masing-masing sekolah. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan bahwa siswa telah dapat memahami dan mengisi kuesioner dengan baik dan diasumsikan siswa telah lebih mengenal kondisi sekolah, terutama mengenai UKS, dan telah mendapat pendidikan yang cukup mengenai gizi di sekolah. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi keadaan umum sekolah dan siswa. Data primer yang dikumpulkan meliputi : 1) pelaksanaan kegiatan UKS terutama dengan program pokoknya yang dikenal dengan TRIAS UKS; 2) penyelenggaraan pendidikan gizi
25
yang dilakukan sekolah; dan 3) pengetahuan gizi siswa. Pengumpulan data primer
dilakukan
dengan
pengamatan/observasi
langsung,
penggunaan
kuesioner, dan wawancara. Berikut adalah jenis dan cara pengumpulan data primer yang disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan cara pengumpulan data primer Variabel
Keragaan UKS
Keragaan penyelenggaraan pendidikan gizi
Pengetahuan Gizi
Data yang dikumpulkan Pelaksanaan program pendidikan kesehatan Pelaksanaan program pelayanan kesehatan Pelaksanaan program pembinaan lingkungan sekolah sehat Pendidik Metode dan teknik pendidikan gizi Alat Peraga 20 pertanyaan multiple choice tentang konsep dasar gizi, hubungan gizi dan penyakit, pemilihan makanan, gizi dan kesehatan reproduksi, kebiasaan makan dan gaya hidup
Cara pengumpulan
Responden
Wawancara, observasi, dan pengisian kuesioner
Guru pembina UKS
Wawancara dan pengisian kuesioner
Guru pembina UKS
Pengisian kuesioner
Siswa
Pengolahan dan Analisis Data Data-data yang diperoleh diolah dengan melalui proses editing, coding, entri dan analisis data. Program komputer yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah Microsoft Excell dan Statistikal Program for Sosial Science (SPSS) versi 16.0 for Windows. Keragaan UKS dan penyelenggaraan pendidikan gizi dikategorikan menjadi tiga kategori seperti pada penelitian Kwartantiyono (2007), yaitu cukup baik, baik, dan sangat baik. Sebaran sekolah pada tiap kategori didasarkan pada perhitungan statistik yang diawali dengan menentukan lebar kelas, yaitu nilai maksimal dikurangi dengan nilai minimal dibagi dengan banyaknya kelas yang akan dibuat. Selanjutnya ditentukan batas atas dan bawahnya, sehingga setiap sekolah dapat dimasukkan pada setiap kategori berdasarkan skor yang dimiliki (Walpole 1993). Penilaian keragaan UKS dilakukan berdasarkan pelaksanaan program UKS di masing-masing sekolah yang dilihat dari upaya sekolah dalam melaksanakan kriteria strata UKS Depkes (2007) yang telah dimodifikasi. Sekolah yang telah melaksanakan kriteria modifikasi tersebut diberi skor 2
26
sedangkan yang belum melaksanakan diberi skor 1. Setiap skor dijumlahkan dan dipersentasikan berdasarkan setiap program pokok, sehingga akan didapat jumlah skor untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Jumlah skor ini juga digunakan dalam menentukan kategori cukup baik, baik, dan sangat baik pada tiap program pokok tersebut. Pengategorian jumlah skor pada setiap program pokok dapat dilihat pada tabel di bawah ini, Tabel 6 Kategori jumlah skor pada setiap program pokok UKS (TRIAS UKS) Pengategorian Cukup baik Baik Sangat baik
Pendidikan kesehatan < 81,8 81,8 ≤ x < 90,9 ≥ 90,9
Pelayanan kesehatan < 78,1 78,1 ≤ x < 86,9 ≥ 86,9
Pembinaan lingkungan sekolah < 77,3 77,2 ≤ x < 85,2 ≥ 85,2
Selanjutnya jumlah skor pada variabel pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat tersebut diakumulasi menjadi skor keragaan UKS secara keseluruhan. Adapun pengategorian keragaan UKS berdasarkan skor akumulatif tersebut adalah sebagai berikut,
Cukup baik, jika skor akumulatif < 82,4
Baik, jika skor akumulatif 82,4 ≤ x < 88,3
Sangat baik, jika skor akumulatif ≥ 88,3 Penilaian
keragaan
penyelenggaraan
pendidikan
gizi
dilakukan
berdasarkan keragaan proses pendidikan gizi yang dilakukan, terkait pendidik, metode dan teknik, serta alat peraga yang digunakan. Sama halnya dengan keragaan
UKS,
setelah
dilakukan
skoring
dan
dijumlahkan,
dilakukan
pengategorian menjadi tiga kategori yaitu,
Cukup baik, jika skor akumulatif < 49,3
Baik, jika skor akumulatif 49,3 ≤ x < 53,1
Sangat baik, jika skor akumulatif ≥ 53,1 Pengetahuan gizi contoh siswa dinilai dari kemampuan mereka menjawab
berbagai pertanyaan yang diajukan. Skor 1 diberikan jika contoh menjawab benar dan skor 0 jika jawaban contoh salah. Kemudian skor dari tiap jawaban dijumlahkan. Total skor digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan presentase jawaban yang benar. Pembagian kategori tersebut menurut Khomsan (2000) adalah sebagai berikut: a) Tingkat pengetahuan gizi baik, jika skor jawaban benar > 80 %. b) Tingkat pengetahuan gizi sedang, jika skor jawaban benar antara 60-80 %.
27
c) Tingkat pengetahuan gizi kurang, jika skor jawaban benar < 60 %. Uji statistik digunakan untuk menguji hubungan antara keragaan UKS dengan keragaan penyelenggaraan pendidikan gizi. Adapun uji hubungan yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. Keterkaitan antara tingkat pengetahuan gizi siswa dengan keragaan UKS dan keragaan penyelenggaraan pendidikan gizi dilihat dalam tabulasi silang antara ketiganya. Definisi Operasional Sekolah adalah SMP Negeri di Kota Depok, Jawa Barat yang merupakan obyek penelitian dan telah memiliki dan melaksanakan program UKS. Siswa adalah siswa kelas 8 yang dipilih oleh guru sebagai obyek penelitian dari masing-masing sekolah. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya sekolah dalam meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan siswa melalui tiga program pokok (TRIAS UKS), yaitu pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan penciptaan lingkungan sekolah yang sehat. Keragaan UKS adalah pelaksanaan kriteria UKS modifikasi dari kriteria strata Depkes (2007) yang meliputi TRIAS UKS (pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat) dan dengan perhitungan statistik dapat dikategorikan tiga kategori (cukup baik, baik, dan sangat baik) berdasarkan skor pelaksanaannya. Pendidikan kesehatan adalah program pokok UKS yang meliputi upaya sekolah untuk mengadakan perubahan perilaku kesehatan ke arah yang lebih baik dalam mencapai derajat kesehatan siswa, dimana pelaksanaannya meliputi 11 kriteria modifikasi dari 19 kriteria strata pendidikan kesehatan Depkes (2007). Pelayanan kesehatan adalah program pokok UKS yang meliputi usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka menjamin derajat kesehatan siswa, dimana pelaksanaannya meliputi 12 kriteria modifikasi dari 16 kriteria strata pelayanan kesehatan Depkes (2007). Pembinaan lingkungan sekolah sehat adalah program pokok UKS dalam menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta
didik
untuk
menjalankan
prinsip
hidup
sehat,
dimana
pelaksanaannya meliputi 23 kriteria modifikasi dari 39 kriteria strata pembinaan lingkungan sekolah sehat Depkes (2007).
28
Pendidikan gizi adalah proses belajar mengajar dalam menyampaikan materi terkait gizi yang dilakukan sekolah melalui UKS dengan melibatkan seluruh sumber daya baik sekolah maupun instansi terkait. Keragaan pendidikan gizi adalah pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan gizi melalui UKS dengan berbagai modifikasi komponen belajar yang meliputi pendidik, teknik dan metode, serta alat pendidikan yang digunakan. Keragaan pendidikan gizi dikategorikan menjadi tiga kategori (cukup baik, baik, dan sangat baik) berdasarkan skor pelaksanaannya menurut perhitungan statistik. Pengetahuan gizi adalah tingkat pengetahuan siswa yang diukur dari kemampuan siswa menjawab pertanyaan tentang konsep dasar gizi dalam kuesioner yang diberikan.