METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yakni data yang dikumpulkan pada suatu waktu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Efendi 1995). Penelitian dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan IPB merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia, yang pertama kali bekerjasama dengan Kementrian Agama RI pada tahun 2005 dan masih berlangsung hingga sekarang dalam penerimaan mahasiswa IPB, Program Sarjana (S1) jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) melalui pondok pesantren. Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan, yaitu dari bulan Maret hingga September 2010. Cara Pemilihan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa IPB. Contoh penelitian adalah mahasiswa IPB dengan kriteria minimal semester dua dan masih aktif mengikuti perkuliahan di kelas. Mahasiswa yang memenuhi kriteria meliputi mahasiswa tahun angkatan 2007, 2008, dan 2009. Mahasiswa tahun angkatan 2007, 2008, dan 2009 berjumlah 9270 orang, termasuk di dalamnya mahasiswa PBSB sebanyak 179 orang. Data tersebut diperoleh dari Direktorat Administrasi Pendidikan IPB. Penarikan contoh dimulai dengan menentukan sampel frame beserta jumlah contoh yang akan diambil. Contoh diambil dari tiga fakultas yang dipilih secara purposive dengan syarat terdapat mahasiswa PBSB terbanyak, yaitu FAPERTA, FATETA, dan FMIPA. Penarikan contoh dilakukan secara acak sistematis (Sevilla et al 1993) pada 100 orang mahasiswa dari tiga fakultas terpilih yang terdiri dari 50 mahasiswa penerima program beasiswa santri berprestasi (PBSB) dan 50 mahasiswa non PBSB. Jumlah contoh ditentukan berdasarkan jumlah yang memenuhi syarat untuk uji statistik. Banyaknya contoh yang diambil pada setiap fakultas terpilih disesuaikan dengan proporsi dari masing-masing fakultas, yaitu dengan menentukan jumlah contoh berdasarkan jumlah mahasiswa PBSB pada setiap fakultas terpilih dibagi dengan jumlah keseluruhan mahasiswa PBSB dari tiga fakultas terpilih, kemudian
24
hasil yang diperoleh dikalikan dengan jumlah contoh yang diambil untuk penelitian. Jumlah contoh yang diambil pada mahasiswa regular (non PBSB) disesuaikan dengan jumlah contoh yang diambil pada mahasiswa PBSB. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. IPB tiga fakultas terbanyak
FAPERTA PBSB = 29 Non PBSB = 1105
FATETA PBSB = 23 Non PBSB = 1116
FMIPA PBSB = 42 Non PBSB = 1750
PBSB (n = 15) Non PBSB (n = 15) n = 30
PBSB (n = 12) Non PBSB (n = 12) n = 24
PBSB (n = 23) Non PBSB (n = 23) n = 46
n = 100
Gambar 2 Cara pemilihan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik individu (usia, jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, dan kegiatan kemahasiswaan), karakteristik keluarga (tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, tingkat pendapatan orangtua, dan besar keluarga), kecerdasan emosional, kematangan sosial, dan self-esteem. Data primer tersebut dikumpulkan melalui teknik wawancara dan pelaporan diri (self-report) dengan alat bantu kuesioner. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data indeks prestasi kumulatif (IPK), gambaran umum lokasi penelitian, dan data mengenai mahasiswa penerima program beasiswa santri berprestasi (PBSB) maupun mahasiswa regular (non PBSB) yang diperoleh dari Direktorat Administrasi Pendidikan serta Direktorat Kerjasama dan Program Internasional IPB. Rincian jenis dan cara pengambilan data disajikan dalam Tabel 1.
25
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis Data Primer
Variabel Karakteristik Individu - Usia - Jenis kelamin - Urutan anak dalam keluarga - Kegiatan kemahasiswaan Karakteristik Keluarga - Pendidikan orangtua - Pekerjaan orangtua - Pendapatan orangtua - Besar keluarga
Primer
Primer
Responden/ Sumber Mahasiswa
Skala Data Rasio Nominal Nominal Nominal
Mahasiswa Interval Nominal Rasio Rasio
Kecerdasan Emosional - Kesadaran emosi diri - Pengelolaan emosi - Motivasi diri - Empati - Seni membina hubungan
Mahasiswa
Primer
Kematangan Sosial
Mahasiswa
Ordinal
Primer
Self-Esteem
Mahasiswa
Ordinal
Sekunder
IPK Prestasi Akademik Data Mahasiswa PBSB dan non Direkrorat Kerjasama PBSB dan PI Dit. AP
Kecerdasan
emosional
diukur
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
dengan
menggunakan
Rasio
instrumen
pengukuran kecerdasan emosional remaja yang dikembangkan oleh Latifah (2009), yang terdiri dari lima subskala, yaitu kesadaran emosi diri, pengelolaan emosi diri, motivasi diri, empati, dan seni membina hubungan. Masing-masing subskala kecerdasan emosional terdiri dari 15 pernyataan (delapan pernyataan positif dan tujuh pernyataan negatif). Kematangan sosial diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi dari instrumen pengukuran keterampilan sosial yang terdapat pada skripsi milik Wulandari (2009), terdiri dari 13 item pernyataan yang termasuk ke dalam unsur kesadaran sosial (tujuh item pernyataan positif dan enam pernyataan negatif) dan 13 item pernyataan yang termasuk ke dalam unsur fasilitas sosial (sebelas pernyataan positif dan dua pernyataan negatif). Alat ukur self-esteem yang digunakan dalam penelitian ini merupakan instrumen pengukuran self-esteem Puspitawati (2006), terdiri dari 20 pernyataan yang di dalamnya terdapat pernyataan positif sebanyak sembilan item
26
pernyataan dan negatif sebanyak sebelas item pernyataan. Prestasi akademik contoh dilihat dari nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) yang diperoleh contoh pada semester ganjil tahun ajaran 2009-2010. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning data, dan analisis data. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistk deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik individu (usia, jenis kelamin, urutan anak, kegiatan kemahasiswaan) dan karakteristik keluarga (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua, dan besar keluarga). Uji statistik inferensial yang dilakukan adalah uji korelasi Spearman untuk melihat hubungan antar variabel, uji beda mann whitney (untuk data kategorik) dan uji beda T-test (untuk data rasio) digunakan untuk menganalisis perbedaan dua kelompok, dan uji regresi linier berganda digunakan untuk uji pengaruh. Untuk mengukur validitas dan reliabilitas kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner sebelum penelitian dilakukan. Pengukuran reliabilitas alat ukur dilakukan uji Alpha Cronbach dan pengukuran validitas alat ukur dilakukan uji corrected inter-item. Setelah dilakukan uji coba kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut, nilai Alpha Cronbach untuk alat ukur kecerdasan emosional sebesar 0.950, nilai Alpha Cronbach untuk alat ukur kematangan sosial sebesar 0.909, dan nilai Alpha Cronbach untuk alat ukur self-esteem sebesar 0.880. Kecerdasan emosional, kematangan sosial, dan self-esteem diukur dengan menggunakan instrumen dan jawaban dikelompokkan menjadi sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), setuju (skor 3), dan sangat setuju (skor 4) untuk pernyataan positif dan skor yang berlawanan untuk pernyataan negatif. Pengkategorian kecerdasan emosional, kematangan sosial, dan self-esteem dilakukan berdasarkan mean ± standar deviasi. Adapun rumus pengkategoriannya adalah sebagai berikut: (1) Rendah adalah kurang dari (mean – standar deviasi), (2) Sedang adalah (mean – standar deviasi) hingga (mean + standar deviasi), (3) Tinggi adalah lebih besar dari (mean + standar deviasi).
27
Tabel 2 Cara pengkategorian variabel No 1
2
3
Variabel Kecerdasan Emosional Kesadaran emosi diri Pengelolaan emosi Motivasi diri Empati Seni membina hubungan Kematangan Sosial Kesadaran sosial Fasilitas sosial Self-Esteem
Mean
SD
Rendah (<[Mean−SD])
Sedang ([Mean−SD)(Mean+SD])
Tinggi (>[Mean+SD])
212.6
15.2
<197
197-228
>228
40.6
3.7
<37
37-44
>44
43.9
4.4
<39
39-48
>48
41.9 43.9
4.1 3.5
<38 <40
38-46 40-47
>46 >47
42.2
4.0
<38
38-46
>46
77.5
6.3
<71
71-84
>84
38.4
3.4
<35
35-42
>42
39.1 58.3
3.5 6.1
<36 <52
36-43 52-64
>43 >64
Keterangan: SD = Standar Deviasi
Sementara prestasi akademik yang dilihat dari Indeks Prestasi Kumuatif (IPK) contoh dikelompokkan dalam empat kategori, berdasarkan kategori yang biasa digunakan oleh Institut Pertanian Bogor. Pengelompokkan ini terbagi menjadi kurang (IPK≤2.50), cukup (2.50
= Prestasi akademik
α
= Konstanta regresi
β1, β2,…, β7
= Koefisien regresi
X1
= Usia contoh
X2
= Kegiatan kemahasiswaan
X3
= Pendapatan orangtua
X4
= Besar keluarga
X5
= Kecerdasan emosional
28
X6
= Kematangan sosial
X7
= Self-esteem
ε
= Galat Definisi Operasional
Remaja adalah mahasiswa usia 17-21 tahun yang berada minimal pada semester dua dan aktif mengikuti perkuliahan di kelas. Usia adalah usia contoh pada saat pengambilan data ketika penelitian dilakukan (dalam tahun). Urutan anak adalah susunan anak lahir hidup dalam keluarga contoh. Kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan yang diikuti contoh baik kegiatan di dalam kampus maupun di luar kampus. Kegiatan kemahasiswaan ini dilihat dari: a) kegiatan organisasi intra-kampus (maksimum 6 kegiatan terunggul), b) kegiatan organisasi ekstra-kampus (maksimum 6 kegiatan terunggul), c) kegiatan kepanitian intra-kampus (maksimum 6 kegiatan terunggul), dan d) kegiatan kepanitian ekstra-kampus (maksimum 6 kegiatan terunggul). Kegiatan kemahasiswaan ini kemudian dikategorikan menjadi; kurang dari sama dengan dua kegiatan, tiga sampai lima kegiatan, dan lebih dari lima kegiatan. Pendidikan orangtua tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti oleh ayah dan ibu contoh. Pekerjaan orangtua adalah pekerjaan yang dilakukan orangtua contoh sebagai sumber mata pencaharian untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga. Pendapatan orangtua adalah jumlah penghasilan orangtua contoh yang didapat dari pekerjaan yang dilakukan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga dan dinilai dalam bentuk rupiah. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan dalam menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa, yang dibagi menjadi lima wilayah utama, yaitu kesadaran emosi diri, pengelolaan emosi diri, kemampuan memotivasi diri, kemampuan
29
empati, dan seni membina hubungan (Goleman 2004). Kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Latifah (2009), dan dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kesadaran emosi diri adalah kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Pengelolaan emosi diri adalah kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, dimana hal ini sangat bergantung pada kesadaran diri. Motivasi diri adalah menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Empati adalah kemampuan untuk mengenali emosi orang lain. Seni membina hubungan adalah keterampilan mengelola emosi orang lain. Kematangan sosial adalah kemampuan untuk mengerti orang lain dan bagaimana bereaksi terhadap situasi sosial yang berbeda. Kematangan sosial diukur dengan menggunakan instrumen keterampilan sosial Wulandari (2009) dan dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu: rendah, sedang, tinggi. Unsur kematangan sosial meliputi kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk dapat merasakan keadaan batiniah seseorang sampai memahami perasaan dan pikirannya. Fasilitas sosial adalah kemampuan yang bertumpu pada kesadaran sosial untuk memungkinkan interaksi yang mulus dan efektif. Self-esteem adalah penghargaan diri yang dimiliki individu dan pandangan yang positif mengenai dirinya. Self-esteem diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran self-esteem Puspitawati (2006) yang dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu: rendah, sedang, tinggi. Semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi tingkat self-esteem contoh. Prestasi akademik adalah gambaran mengenai penguasaan contoh terhadap materi kuliah yang diberikan. Prestasi akademik diukur dengan meggunakan Indeks Prestasi Kumulatif contoh hingga semester terakhir dengan skor 1-4. Semakin tinggi nilai maka semakin baik prestasi akademik contoh.