METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain quasi experiment atau eksperimen semu. Bentuk penelitian nonrandomized control group pre-test – post-test design adalah kerangka disain satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Namun dalam penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol murni atau yang tidak mendapatkan perlakuan sama sekali.
Kedua kelompok mendapatkan
perlakuan yang berbeda menurut jenis intervensi yang diberikan yaitu: 1. Kelompok I atau kelompok teori (KT), yaitu kelompok anak prasekolah yang ibunya diberi intervensi tidak lengkap (penyuluhan gizi-kesehatan dan diklat stimulasi psikososial). 2. Kelompok II atau kelompok teori-praktek (KTP), yaitu kelompok anak prasekolah yang ibunya diberi intervensi lengkap (penyuluhan gizi-kesehatan, diklat stimulasi psikososial dan pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami metode home schooling group selama 4 bulan). Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor yaitu di Kecamatan Dramaga (Desa Sinarsari dan Desa Neglasari) dan Kecamatan Ciampea (Desa Cibanteng). Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan pertimbangan aspek teknis pelaksanaan penelitian khususnya pelaksanaan penyuluhan gizikesehatan dan stimulasi psikososial. Persiapan penelitian dan pendataan populasi contoh dimulai sejak bulan September 2005, sedangkan pengumpulan data awal dilakukan pada bulan Januari 2006. Pelaksanaan intervensi dilakukan mulai bulan Februari 2006 dan pengumpulan data akhir dilakukan pada bulan Juli 2006.
Ukuran Contoh, Unit Observasi , Unit Analisis dan Pemilihan Contoh Contoh adalah anak prasekolah usia 3-6 tahun laki-laki dan perempuan dengan kriteria tidak memiliki riwayat gizi buruk, punya orang tua lengkap, tidak mengalami berat badan lahir rendah (BBLR), ibu dapat membaca dan menulis, dalam keadaan sehat/tidak cacat, dan tidak mengikuti program pendidikan anak usia dini (PAUD). Unit observasi adalah anak usia prasekolah, orang tua anak dan kader posyandu. Unit analisis adalah anak dan keluarga.
71
Dalam eksperimen semu tidak dilakukan penarikan contoh secara acak. Contoh ditarik dengan menggunakan penarikan contoh secara purposive, yaitu setiap sub populasi dibedakan pada suatu wilayah. Teknik penarikan contoh terlihat pada Gambar 7. Besarnya ukuran contoh untuk masing-masing kelompok dihitung dengan menggunakan rumus (WHO, 1996). n > {(2 x s2 x (Zß+ Z£)2)/d2} n = ukuran contoh s = standar deviasi (SD) perkembangan mental (kognitif)= 9,5 Zβ= sebaran normal dengan kekuatan 80% (0,84) Zα= sebaran normal dengan selang kepercayaan 95% (1,64) d = perbedaan selisih perkembangan mental (kognitif) antara dua kelompok (6,9) (Anwar, 2002) n > {(2 x 9,52 x (0,84+ 1,64)2)/6,92} n > 30
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil jumlah contoh anak dari masing-masing kelompok adalah 30 anak. Untuk menghindari kehilangan contoh sampai 15%, maka jumlah contoh yang diperlukan setiap kelompok adalah 35 anak. Sehingga jumlah total contoh intervensi adalah 70 anak. Dua orang contoh kelompok II tidak mengikuti tes akhir perkembangan karena pindah alamat. Wilayah Penelitian (Kecamatan Dramaga dan Ciampea)
Acak
• • •
Kec. Dramaga (Kelompok I/KT) Ibu dan Anak : n = 35
Desa Sinarsari Ibu dan Anak n = 22
• • • •
Kriteria contoh: Usia prasekolah (36 th) Ortu lengkap Tidak ada riwayat gizi buruk Tidak BBLR Ibu bisa baca tulis Tidak ikut PADU Tidak sakit/cacat
Desa Neglasari Ibu dan Anak: n = 13
Kec.Ciampea (Kelompok II/KTP) Ibu dan Anak: n = 35
Desa Cibanteng Ibu dan Anak: n = 35
Gambar 7. Teknik Penarikan Contoh Penelitian
72
Pelaksanaan Intervensi Jenis intervensi yang diberikan dalam penelitian ini terdiri dari: intervensi tidak lengkap dan intervensi lengkap. Intervensi tidak lengkap berupa penyuluhan gizi-kesehatan dan diklat stimulasi psikososial yang diberikan kepada ibu-ibu dari anak usia prasekolah yang termasuk dalam kelompok I (KT), sedangkan intervensi lengkap berupa penyuluhan gizi-kesehatan, diklat stimulasi psikososial dan dilengkapi dengan pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan metode homeschooling group selama 4 bulan yang diberikan kepada ibu-ibu dari anak usia prasekolah yang termasuk dalam kelompok II (KTP). Penyuluhan Gizi-Kesehatan. Intervensi penyuluhan gizi dan kesehatan diberikan kepada KT dan KTP dengan tujuan meningkatkan pengetahuan gizi dan kesehatan ibu sehingga dapat memberikan pengasuhan yang baik kepada anak khususnya anak usia prasekolah. Pelaksanaan intervensi penyuluhan gizikesehatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga terlatih yaitu ahli gizi lulusan dari Departemen Gizi Masyarakat, IPB dan bidan desa sebanyak 8 kali pertemuan yang diberikan setiap dua minggu sekali. Penyuluhan gizi-kesehatan diberikan setelah selesai diklat stimulasi psikososial. Diklat Stimulasi Psikososial. Paket Diklat Stimulasi Psikososial untuk ibu yang memiliki anak usia prasekolah merupakan paket pendidikan dan latihan Program Ibuku Guru Kami yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam mengasuh dan membimbing anak usia prasekolah yang diperkuat dengan nilai-nilai religius Islam guna memotivasi ibu dalam menstimulasi anaknya. Diklat stimulasi psikososial diberikan kepada KT dan KTP. Paket diklat tersebut terdiri konsep pendidikan anak usia dini, membangun mental ibu, konsep diri anak, stimulasi dini kunci keberhasilan anak usia dini, konsep dan tahapan perkembangan anak, tugas perkembangan anak, belajar sambil bermain, kecerdasan kognitif, kecerdasan motorik kasar, kecerdasan motorik halus, kecerdasan sosial emosional. Pelaksanaan diklat selama 16 kali pertemuan dan setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam.Diklat selesai dalam waktu 6 minggu. Penyampaian materi dilakukan dengan cara ceramah, diskusi, dan game/simulasi. Diskusi dan game berlangsung dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang ibu yang dipimpin oleh kader atau ketua kelompok yang
73
dipilih oleh kelompok tersebut. Hasil dalam diskusi kelompok kecil dibahas kembali dalam kelompok besar. Pemateri dalam diklat stimulasi psikososial adalah peneliti dengan dibantu oleh beberapa rekan yang profesional dari kalangan pendidik dan psikolog. Pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan Metode kelompok belajar di rumah (home schooling group). Setelah ibu mengikuti diklat, kemudian dibentuk kelompok-kelompok kecil ibu beserta anak usia prasekolah dalam jumlah 5-6 orang anak dengan usia relatif sama. Dalam Program Ibuku Guru Kami ini yang berperan sebagai pembimbing anak dalam menstimulasi perkembangannya adalah ibu dengan beberapa ibu anak usia prasekolah lainnya yang tergabung dalam satu kelompok yang bertugas secara bergiliran. Pembimbingan anak dalam kelompok berlangsung selama 3 jam per hari yang dipimpin oleh salah seorang ibu dengan paket kegiatan harian yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti. Pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan metode home schooling group hanya diberikan pada KTP dan berlangsung selama 4 bulan (48 kali pertemuan). Satu kali dalam seminggu selama pelaksanaan program berlangsung, diadakan pertemuan antara peneliti, kader posyandu dan ibu peserta. Pertemuan dalam rangka evaluasi pelaksanaan dan persiapan kegiatan mingguan. Tes akhir dilakukan setelah satu minggu serangkaian kegiatan penyuluhan gizi-kesehatan selesai dilaksanakan dan empat bulan setelah diklat psikososial dilaksanakan atau dua minggu setelah pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan metode Home Schooling Group. Gambaran tahapan penelitian pada kedua kelompok terlihat pada Gambar 8.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer mencakup data karakteristik keluarga (umur ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, ukuran keluarga, pendapatan per kapita keluarga), data karakteristik anak (umur anak, jenis kelamin, urutan kelahiran anak dalam keluarga, berat badan dan tinggi badan saat lahir, dan kepribadian anak), morbiditas anak, konsumsi zat gizi anak, pengetahuan gizi-kesehatan ibu, pola pengasuhan gizi-kesehatan, kualitas lingkungan pengasuhan, pertumbuhan, dan
74
perkembangan anak (kognitif, psikomotor dan sosial emosional). Data sekunder terdiri dari data peta lokasi dan keadaan umum wilayah penelitian.
Kelompok I (KT)
Kelompok II (KTP)
Tes Awal Karakteristik Keluarga (umur ayah, umur ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, besar keluarga, pendapatan per kapita keluarga Karakteristik Anak (umur, jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, kepribadian anak, berat badan lahir, tinggi badan lahir, pertumbuhan anak, morbiditas anak) Lingkungan pengasuhan (Home Inventory) Perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional
• • • •
•
Diklat Stimulasi Psikososial (16) x (120 mnt) Penyuluhan Gizi-Kesehatan (8) x (120 mnt)
•
•
•
•
• • • •
Diklat Stimulasi Psikososial (16) x (120 mnt) Penyuluhan Gizi-Kesehatan (8) x (120 mnt)
Pelaksanan Program Ibuku Guru Kami (48 x pertemuan)
Tes Akhir Karakteristik Keluarga (umur ayah, umur ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, besar keluarga, pendapatan per kapita keluarga Karakteristik Anak (umur, urutan anak dalam keluarga, kepribadian anak, pertumbuhan anak, morbiditas anak) Lingkungan pengasuhan (Home Inventory) Perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional
Gambar 8. Kerangka Tahapan Penelitian Data karakteristik keluarga, karakteristik anak, pengetahuan gizi-kesehatan ibu, pola pengasuhan gizi-kesehatan, dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan ibu menggunakan alat bantu kuesioner. Pengukuran dilakukan oleh enumerator pada awal dan akhir penelitian yaitu sebelum dan sesudah intervensi. Berat badan anak diukur oleh enumerator dan kader dengan didampingi oleh
75
peneliti. Alat ukur berat badan yang digunakan adalah electronic digital scale merk camry dengan akurasi 0,1 kg. Setiap sebelum digunakan skala timbangan diperiksa untuk memastikan timbangan dalam kondisi standar dan baik. Realibilitas masing-masing skala di cek setiap minggu dengan mengukur material yang sama dengan berat tertentu (2 kg, 5kg, 10 kg). Tinggi badan anak diukur oleh enumerator dan kader didampingi peneliti. Alat ukur tinggi badan yang digunakan adalah microtoice. Alat pengukur tinggi ini dengan kapasitas pengukuran 200 cm dengan akurasi 0,1 cm. Berat dan tinggi badan anak diukur pada awal dan akhir penelitian. Data konsumsi makanan anak meliputi konsumsi makanan lengkap dan makanan selingan yang dikumpulkan dengan metode recall 2x24 jam dengan teknik wawancara. Pengukuran dilakukan oleh enumerator dan kader melalui kunjungan rumah pada awal dan akhir penelitian.
Data kualitas lingkungan
pengasuhan anak dalam keluarga diukur dari hasil pengamatan dan wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner “Home Observation for Measurement of The Environment” untuk anak usia 3-6 tahun yang dirancang oleh Cadwell dan Bradley (1984). Pengamatan dan wawancara dilakukan oleh enumerator awal dan akhir penelitian. Morbiditas anak diamati di awal dan di akhir penelitian dengan cara pencatatan jenis penyakit dan lamanya sakit selama sebulan lalu dan diolah dengan cara skoring menurut serius atau tidaknya akibat sakit tersebut terhadap status gizi dikalikan dengan lama sakit. Delta morbiditas adalah skor morbiditas akhir penelitian dikurangi skor morbiditas akhir penelitian. Pencatatan dilakukan oleh enumerator. Data perkembangan kognitif, motorik dan sosial emosional anak usia prasekolah diukur dengan instrumen tes
yang dikembangkan oleh Pusat
Kurikulum Anak Usia Dini Departemen Pendidikan Nasional (2004). Resume peubah, cara pengumpulan, waktu pengukuran dan cara pengolahan data terlihat pada Tabel 6.
76
Tabel 6. Peubah, Cara, Waktu Pengukuran dan Pengolahan Data NO
PEUBAH
CARA, WAKTU
Data Karakteristik Keluarga (awal dan akhir) 1. Umur ayah dan ibu Wawancara 2. Pendidikan ayah dan ibu Wawancara
3.
Ukuran keluarga
Wawancara
4.
Pendapatan per kapita keluarga
Wawancara
Data Karakteristik Anak (awal dan akhir) 5. Umur dan jenis kelamin Wawancara 6. 7. 8.
Urutan anak dalam keluarga Kepribadian Anak
Wawancara Wawancara dan Pengamatan Wawancara/KMS
9.
Berat badan dan tinggi badan lahir Pertumbuhan
10.
Konsumsi zat gizi
11.
Morbiditas
12.
Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu (40 poin)
Berat badan: Timbangan digital Tinggi badan: Microtoice (Awal dan Akhir) Recall 2x24 jam (Awal dan Akhir) Wawancara jenis dan lama sakit (Awal dan Akhir) Wawancara (Awal dan Akhir)
13.
Pengasuhan gizi dan kesehatan (40 poin)
Wawancara (Awal dan Akhir)
14.
Lingkungan Pengasuhan (55 poin)
Home Inventory (Awal-Akhir)
15.
Perkembangan kognitif (34 point)
16.
Perkembangan psikomotor (64 point)
17.
Perkembangan sosial emosional (24 point)
Tes perkembangan anak (Puskur 2004) (Awal dan Akhir) Tes perkembangan anak (Puskur 2004) (Awal dan Akhir) Tes perkembangan anak (Puskur Diknas 2004) (Awal dan Akhir)
PENGOLAHAN DATA
Dalam tahun Jenjang dan Lamanya (tahun) menempuh pendidikan formal Kecil (< 4 orang) Sedang (5-7 orang) Besar (> 7 orang) Miskin < Rp149500 Tidak miskin > Rp 149500 (BPS 2004) Dalam tahun dan bulan Laki-laki dan perempuan Anak: Sulung, tengah, bungsu, tunggal Terbuka: 7-10; gabungan: 5-6 ; tertutup:0-4 Kg dan cm Z-skor BB/U, TB/U dan BB/TB, delta
TKG dan NRTKG Skoring
Baik : 33-40 Sedang : 24-32 Rendah : 0-23 (Khomsan 2000) Baik : 33-40 Sedang : 24-32 Rendah : 0-23 Tinggi : 46-55 Sedang : 30-45 Rendah : 0-29 Tinggi : 28-34 Sedang : 22-27 Rendah : 0-21 Tinggi : 52-64 Sedang : 40-51 Rendah : 0-39 Tinggi : 20-24 Sedang : 16-19 Rendah : 0-15
77
Validitas Internal dan Kontrol Kualitas Data Dalam upaya menjamin validitas internal maka dilakukan : a.
Penggunaan tenaga penilai, pelatih, kader, dan enumerator yang sama antara sebelum dan sesudah intervensi.
b.
Standarisasi pelaksana penelitian melalui pelatihan.
c.
Melakukan uji coba kuesioner dan menyamakan persepsi dan pemahaman antar enumerator.
d.
Melakukan test akurasi untuk pengukuran antropometri.
e.
Uji realibilitas variabel.
f.
Melakukan uji realibility inter-observer enumerator dan pelaksana tes kognitif, motorik dan sosial.
g.
Dua orang pelaksana tes kognitif, motorik dan sosial emosional sekaligus melakukan tes pada lokasi yang sama
h.
Melakukan rotasi staf lapang untuk menghindarkan systematic error. Kontrol kualitas terhadap aktivitas yang dilakukan melalui:
a.
Supervisi pengumpulan data di lapang.
b.
Meneliti kembali data yang sudah tercatat di kuesioner.
c.
Memperbaiki data yang kurang akurat melalui pendataan ulang.
d.
Data yang sudah di entri kemudian di cek ulang, bila terdapat kesalahan diperbaiki sesuai dengan yang tercantum dikuesioner.
Pengolahan dan Analisis Data Data yang sudah terkumpul selanjutnya di-coding berdasarkan buku kode yang sudah dibuat sesuai kuesioner dan format isian. Langkah berikutnya adalah membuat struktur file, entry, dan editing data. Setelah editing, langkah berikutnya adalah generating dan merging file serta melakukan berbagai pengolahan yang diperlukan. Entri data dilakukan menggunakan Excel, selanjutnya menjadi file input untuk proses pengolahan dan analisis statistika. Data karakteristik keluarga seperti tingkat pendidikan ayah dan ibu dinilai dari jumlah tahun mengikuti pendidikan formal, kemudian dikategorikan menurut jenjang pendidikan SD, SLTP, SLTA atau PT. Data ukuran keluarga dinilai dari jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu pengelolaan keuangan keluarga
78
dan kemudian dikategorikan keluarga kecil, sedang dan besar. Data pendapatan keluarga merupakan penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota keluarga baik dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau sumber lainnya selama satu tahun. Selanjutnya pendapatan ini dibagi dengan ukuran keluarga sehingga diperoleh pendapatan per kapita keluarga per bulan, kemudian dikategorikan miskin dan tidak miskin menurut batasan kemiskinan wilayah. Data pengetahuan gizi-kesehatan ibu dan pola pengasuhan gizi-kesehatan dinilai dari jumlah skor atas pertanyaan yang diberikan. Kemudian dikategorikan rendah apabila skor yang diperoleh kurang dari 60.0% dari total skor maksimal, sedang apabila skor yang diperoleh antara 60.0% sampai 80.0% dari total skor dan baik apabila skor yang diperoleh lebih dari 80.0%. Hasil pengukuran antropometri dikonversikan ke dalam nilai skor simpangan baku (z-skor) dengan menggunakan program entri gizi. Nilai skor-Z ini dikategorikan menurut baku antropometri WHO-NCHS (WHO, 1995) yaitu : a. BB/U
b. TB/U
: Gizi Lebih Gizi Baik
: -2 SD < z-skor < 2 SD
Gizi Kurang
: -3 SD < z-skor <-2 SD
Gizi Buruk
: < -3 SD
: Normal Pendek/Stunted
c. BB/TB
: > 2 SD
: Gemuk
: > -2 SD : < -2 SD : > 2 SD
Normal
: -2 SD < z-skor < 2 SD
Kurus/Wasted
: -3 SD < z-skor <-2 S
Sangat kurus
: < -3,0 SD
Hasil recall diolah untuk memperoleh data: 1) Konsumsi zat gizi menurut jenis dan kelompok pangan. Konsumsi zat gizi dihitung berdasarkan perhitungan 8 jenis zat gizi meliputi: energi, protein, vitamin A, vitamin C, phosfor, kalsium, zat besi dan seng dengan bantuan DKBM. 2) Tingkat kecukupan gizi (TKG) untuk masing-masing zat gizi dengan cara membandingkan konsumsi zat gizi dengan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan. Nilai TKG maksimal 100%. Untuk menghindari akibat perhitungan matematis lalu dihitung Nilai Ratarata Tingkat Kecukupan Gizi (NRTKG).
79
total zat gizi (i) x 100% TKG(i) = -------------------------AKG zat gizi (i) Dimana: i= zat gizi yang dikonsumsi (energi, protein, kalsium, fosfor, zat besi, tiamin, vitamin A, vitamin C dan seng). NRTKG = (∑ ∑ TKG 8 zat gizi) /8 i=1 Untuk melihat sebaran anak prasekolah berdasarkan TKG maka digunakan klasifikasi sebagai berikut: 1) Baik jika NRTKG > 80%; 2) Kurang jika 70% < NRTKG <80% dan 3) Sangat Kurang jika NRTKG < 70%. Data dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 11.0. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik. Untuk melihat frekuensi distribusi dan ukuran sebaran (rata-rata dan standar deviasi) digunakan analisis statistik dasar (elementary statistic analysis). Untuk melihat hubungan antar peubah dilakukan analisis korelasi Spearman untuk skala data ordinal dan korelasi Pearson untuk skala data minimal interval. Uji kesetaraan antara kelompok 1 (KT) dengan kelompok 2 (KTP) terutama data karakteristik keluarga dan karakteristik anak dengan menggunakan analisis uji beda (t test). Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah dilakukan analisis regresi linier berganda. Guna melihat efek dari perlakuan intervensi terhadap lingkungan pengasuhan dan perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional anak, dilakukan analisis kovarian dengan data tes awal sebagai kovariat dan grup perlakuan sebagai fixed factor. Taraf signifikan ditentukan sebesar < 0,05.
Definisi Operasional Anak usia prasekolah adalah anak laki-laki dan perempuan yang berusia antara 3 tahun sampai 6 tahun. Morbiditas adalah skor kesakitan yang dialami oleh anak menurut jenis penyakit dan lamanya penyakit tersebut dialami anak dalam rentang waktu sebulan sebelum wawancara.
80
Konsumsi zat gizi adalah jumlah konsumsi energi, protein dan mikronutrien yang dikonsumsi anak usia prasekolah yang diukur melalui pengumpulan data konsumsi dengan metode recall. Tingkat Kecukupan Gizi (TKG) adalah perbandingan jumlah konsumsi zat gizi terhadap angka kecukupan zat gizi tersebut. TKG maksimal 100%. Nilai Rata-rata Tingkat Kecukupan Gizi (NRTKG) adalah rata-rata TKG dari energi, protein, kalsium, posfor, besi, vitamin A, vitamin C dan Seng. Nilai rata-rata NRTKG maksimal 100%. Intervensi adalah serangkaian kegiatan yang diberikan langsung pada kelompok sasaran yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi penyuluhan gizi-kesehatan dan stimulasi psikososial. Penyuluhan gizi-kesehatan adalah kegiatan pendidikan non formal yang diberikan oleh seorang penyuluh kepada sekelompok ibu yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi-kesehatan ibu dan memperbaiki pengasuhan gizi-kesehatan anak usia prasekolah. Stimulasi Psikososial adalah rangsangan yang terarah dan berkesinambungan melalui pendidikan dan latihan (diklat) yang bertujuan untuk membantu anak usia prasekolah mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Program Ibuku Guru Kami dengan Metode Home Schooling Group Berbasis Aqidah Islam adalah proses pembelajaran di rumah yang dilakukan oleh sekelompok ibu kepada sekelompok anak dengan kelompok usia anak sama dan menjadikan aqidah Islam sebagai dasar pendidikan yang diberikan dengan pendekatan bermain sambil belajar. Pengetahuan Gizi-Kesehatan adalah penguasaan ibu terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan pangan, gizi, dan kesehatan anak yang dinilai berdasarkan persentase total jawaban benar dari serangkaian pertanyaan yang diajukan. Pengasuhan Gizi-Kesehatan adalah cara-cara yang dipraktekan ibu/pengasuh dalam menyediakan makanan anak dan pemeliharaan kesehatan anak. Lingkungan Pengasuhan Anak adalah fenomena lingkungan yang dinyatakan dalam perolehan skor pada HOME Inventory untuk anak usia 3-6 tahun (55 pertanyaan) dan bernilai maksimum 55 poin yang mencakup stimulasi
81
belajar (11 pertanyaan), stimulasi bahasa (7 pertanyaan), lingkungan fisik (7 pertanyaan) kehangatan dan kasih sayang (7 pertanyaan), stimulasi akademik (5 pertanyaan), model (5 pertanyaan),
pengalaman (9
pertanyaan) dan hukuman (4 pertanyaan) (Caldwell dan Bradley, 1984). Pertumbuhan adalah keadaan kesehatan anak usia prasekolah yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Pengukuran dilakukan secara antropometri dengan menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut panjang badan (BB/TB). Berat badan dan panjang masingmasing diukur dalam satuan kilogram dan centimeter. Perkembangan adalah fenomena perkembangan kognitif, motorik dan sosial sebagai hasil dari tes perkembangan. Perkembangan Kognitif adalah
fenomena perkembangan anak mengenai
konsep atau pengertian, mulai dari mengenal warna, suara, rasa, tekstur, nama hingga konsep yang lebih abstrak dan majemuk (Yusuf 2000). Pengukuran
perkembangan
kognitif
menggunakan
instrumen
perkembangan anak yang terdiri dari 17 pertanyaan dan bernilai maksimum 34 poin (Puskur Diknas, 2004). Perkembangan Psikomotor adalah
fenomena perkembangan anak meliputi
motorik kasar dan halus. Motorik kasar bila yang dilakukan melibatkan sebagaian besar bagian tubuh dan memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Motorik halus bila hanya melibatkan bagian tubuh tertentu, dilakukan oleh otot kecil dan hal tersebut tidak memerlukan tenaga. Pengukuran perkembangan psikomotor menggunakan instrumen perkembangan anak yang terdiri dari 32 pertanyaan (11 motorik halus dan 21 motorik kasar) dan bernilai maksimum 64 poin (Puskur Diknas, 2004). Perkembangan Sosial Emosional adalah fenomena perkembangan anak dalam mengenal diri, lingkungan bermain dan pengendalian diri. Pengukuran perkembangan sosial emosional menggunakan instrumen perkembangan anak yang terdiri dari 8 pertanyaan dan bernilai maksimum 24 poin (Puskur Diknas, 2004).