23
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan merepresentasikan sekolah negeri dan sekolah swasta di Kota Bogor dan bersedia untuk dijadikan tempat penelitian. Sekolah yang dipilih adalah sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan SMK swasta contoh di Kota Bogor, tepatnya berlokasi di Jalan Pajajaran dan Jalan Semeru. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2011.
Cara Pemilihan Contoh Sesuai dengan tujuan, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara keterikatan dengan peer group dengan karakter dan perilaku bullying pada remaja. Remaja dalam penelitian ini, seiring dengan tujuan, diterjemahkan sebagai remaja yang menjadi siswa senior pada suatu SMK. Oleh karenanya, populasi dalam penelitian adalah siswa senior di SMK negeri dan swasta contoh di Kota Bogor. Kota Bogor dipilih sebagai lokasi penelitian mengingat Kota Bogor merupakan daerah penyangga ibukota dengan kehidupan remaja yang cukup beragam. Pemilihan SMK swasta contoh sebagai tempat penelitian didasari oleh banyaknya kasus tawuran dan kenakalan pelajar di sekolah tersebut, sedangkan SMK negeri contoh dipilih justru karena tidak ada banyak kasus yang terjadi di sana. Hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan hasil diantara kedua sekolah dengan adanya perbedaan latar belakang tersebut. Kerangka contoh penelitian adalah siswa senior yang diterjemahkan sebagai siswa kelas XII di SMK swasta dan negeri terpilih. Hal ini didasari oleh tindakan bullying itu sendiri lebih sering terjadi karena adanya rasa senioritas kakak kelas kepada adik kelasnya. Selain itu, siswa kelas XII merupakan remaja yang berada pada usia remaja akhir, yaitu antara usia 16 hingga 18 tahun. Para remaja ini akan segera memasuki periode kehidupan selanjutnya sebagai individu yang dewasa dan akan terjun langsung di masyarakat sehingga penting untuk diketahui kualitas dari karakternya.
24 Pengambilan contoh dilakukan dari kerangka contoh siswa kelas XII pada masing-masing sekolah. Pada SMK negeri, remaja laki-laki contoh dipilih dari siswa laki-laki di jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ), sedangkan remaja perempuan contoh dipilih dari siswa perempuan di jurusan Teknik Kecantikan (TK). Sementara pada SMK swasta, remaja laki-laki contoh dipilih dari siswa laki-laki jurusan Akutansi (AK) dan remaja perempuan contoh dipilih dari siswa perempuan jurusan Administrasi Perkantoran (AP). Cara ini dilakukan karena jumlah siswa laki-laki dan perempuan pada setiap jurusan tidak seimbang. Jurusan Teknik Komputer Jaringan pada SMK negeri dan jurusan Akutansi pada SMK swasta untuk terpilih karena jumlah siswa laki-laki pada jurusan tersebut lebih memadai untuk dilakukan pengambilan contoh. Hal yang sama juga menjadi dasar pemilihan jurusan Teknik Kecantikan pada SMK negeri dan Administrasi Perkantoran pada SMK swasta dalam pemilihan contoh perempuan. Pemilihan remaja contoh dari kerangka contoh yang ditetapkan menggunakan metode cluster random sampling, dimana pengelompokkan dalam pengambilan contoh didasarkan pada perbedaan jenis kelamin. Jumlah remaja contoh yang dipilih adalah 100 orang, dimana jumlah remaja laki-laki (25 orang) dan perempuan (25 orang) sama banyaknya pada masing-masing sekolah. Cara pemilihan contoh ini seperti yang terdapat pada Gambar 3. Kota Bogor Purposive SMK negeri contoh Kelas XII N1 = 482 siswa
SMK swasta contoh Kelas XII N1 = 611 siswa Purposive
Kelas XII TKJ N2 = 97 siswa
Kelas XII TK N2 = 52 siswa
Kelas XII AK N2 = 120 siswa
Kelas XII AP N2 = 91 siswa Cluster Random Sampling
Laki-laki n = 25 contoh
Perempuan n = 25 contoh
Laki-laki n = 25 contoh
n = 100 Responden
Gambar 3 Cara Pengambilan Contoh
Perempuan n = 25 contoh
25
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode survei terhadap contoh dengan alat bantu kuesioner self report yang meliputi data karakteristik contoh (usia dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, besar keluarga), peer group (karakteristik, keterikatan dengan peer group), karakter (hormat santun, empati), dan perilaku bullying. Data sekunder diperoleh dari sekolah tempat penelitian yang meliputi jumlah siswa dan profil sekolah. Rincian jenis dan cara pengumpulan data disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis data Primer Primer
Primer Primer Primer
Sekunder
Variabel Karakteristik contoh: • Usia • Jenis Kelamin Karakteristik keluarga: • Usia orang tua • Pendidikan orang tua • Pekerjaan orang tua • Pendapatan keluarga • Besar keluarga Peer Group - Karakteristik peer proup - Keterikatan dengan peer group Karakter Positif - Hormat dan Santun - Empati Perilaku bullying - Peran pelaku (bully, assisting the bully, reinforcing the bully) - Bentuk bullying fisik, verbal, nonverbal Karakteristik sekolah • Jumlah siswa • Profil sekolah
Alat bantu dan skala data Kuesioner Rasio Nominal Kuesioner Rasio Ordinal Nominal Interval Rasio
Responden / sumber Siswa
Kuesioner self report Nominal Ordinal Kuesioner self report Ordinal Ordinal Kuesioner self report Ordinal
Siswa
Siswa
Siswa Siswa
Ordinal Data Sekolah
Pengukuran karakteristik dan keterikatan peer group dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari kuesioner milik Ramayanti (2000) dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,882. Sementara pengukuran karakter hormat dan santun serta empati disusun berdasarkan konsep-konsep yang digunakan dalam
26 penelitian ini dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,742. Pengukuran perilaku bullying menggunakan kuesioner penelitian Sujiwo (2008) yang merupakan modifikasi dari kuesioner Duffy (2004) dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,700.
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui proses edit, pemberian kode, pemberian skor, pemasukan data ke program, perapihan data, dan terakhir dilakukan analisis data dengan menggunakan program komputer yang sesuai. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif (rata-rata dan standar deviasi) serta inferensial (uji beda dan korelasi). Analisis data ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik dan sistem skoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor maka semakin tinggi kategorinya. Data karakteristik contoh terdiri dari usia dan jenis kelamin, sedangkan karakteristik keluarga meliputi usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga dan besar keluarga. Pendapatan keluarga diukur dengan menggunakan skala interval: (1) ≤ Rp1.000.000; (2) Rp1.000.001 – Rp2.000.000; (3) Rp2.000.001 – Rp3.000.001; (4) Rp3.000.001 – Rp4.000.000; (5) ≥ Rp4.000.001. Menurut BKKBN, besar keluarga dikategorikan menurut jumlah anggota keluarga, yaitu keluarga kecil jika anggota keluarga kurang dari atau sama dengan 4 orang, keluarga sedang jika jumlah anggota keluarga 5 hingga 7 orang, dan keluarga besar jika jumlah anggota keluarga lebih dari atau sama dengan 8 orang. Sementara untuk pengukuran peer group, karakter dan perilaku bullying dapat dilihat dalam Tabel 2. Karakteristik contoh, keluarga contoh, peer group, karakter, dan perilaku bullying dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan angka rata-rata dan uji beda independent sample t-test, serta ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara keterikatan dengan peer group, karakter dan perilaku bullying pada contoh. Selain itu, dilakukan juga uji hubungan juga dilakukan antara karakter dengan perilaku bullying.
27 Tabel 2 Pengolahan data perilaku bullying, karakter dan peer group Variabel Perilaku Bullying Peran pelaku - Bully - Assisting the bully - Reinforcing the bully
Bentuk - Fisik - Verbal - Nonverbal
Jumlah pertanyaa n/pernyat aan 5 item 6 item 7 item (Total skor 0-54) 3 item 6 item 8 item
Karakter - Hormat santun
12 item
- Empati
8 item (Total skor 0-60)
Peer Group Karakteristik peer group Keterikatan dengan peer group
Skor Nilai Pernyataan positif (+): Selalu =0 Sering =1 Jarang =2 Tidak pernah = 3 Pernyataan negatif (-): Selalu =3 Sering =2 Jarang =1 Tidak pernah = 0
Pernyataan positif (+): Sangat Setuju =3 Setuju =2 Tidak Setuju =1 Sangat Tidak Setuju = 0 Pernyataan negatif (-): Sangat setuju =0 Setuju =1 Tidak Setuju =2 Sangat Tidak Setuju = 3
Keterangan
Cronbach Alpha
Jawaban dikategorikan lebih dulu menurut peran pelaku dan bentuk perilaku, kemudian skor total dipersentasekan dan skor persentase terbesar menunjukkan kecenderungan peran pelaku serta bentuk bullying contoh Skor total dipersentasekan kemudian dikategorikan menjadi: <60% = Rendah 60%-80% = Sedang >80% = Tinggi
0,700
0,742
0,882 13 item 16 item (Total skor 0-48)
Sangat setuju =3 Setuju =2 Tidak setuju =1 Sangat tidak setuju = 0
Persentase jawaban dikategorikan menjadi: >66,67% = terikat 33,33%-66,67% = kurang terikat <33,33% = tidak terikat
Definisi Operasional Karakteristik remaja adalah ciri yang melekat pada remaja contoh yang dilihat dari usia (dalam tahun) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) Karakteristik keluarga adalah ciri yang melekat pada suatu keluarga contoh dilihat dari usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga dan besar keluarga
28 Usia orangtua dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dewasa awal, yaitu usia yang berada pada rentang usia 18-40 tahun, dewasa madya, yaitu usia yang berada rentang usia 41-65 tahun dan dewasa akhir, yaitu usia diatas atau sama dengan 65 tahun Pendidikan orangtua adalah lama pendidika formal yang pernah ditempuh, mulai dari SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi Pekerjaan orangtua
adalah jenis kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan orang tua contoh yang didapat dari pekerjaan yang dilakukan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga perbulannya, dan dinilai dalam bentuk rupiah berdasarkan informasi yang diketahui contoh Peer group adalah kelompok anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Interaksi contoh dengan peer group diukur dengan melihat persepsi remaja terhadap karakteristik peer group dan keterikatan mereka dengan peer group. Karakteristik peer group adalah ciri khas yang melekat pada peer group dan membedakannya dengan kelompok yang lain Keterikatan dengan peer group adalah persepsi contoh tentang sejauh mana ia bergantung dan terikat dengan peer group-nya Perilaku bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh contoh/peer group contoh terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti siswa/siswi lain tersebut. Perilaku bullying terdiri dari peran pelaku (bully, assisting the bully, dan reinforcing the bully) dan bentuk bullying yang terdiri dari kontak fisik, verbal, dan nonverbal. Bully adalah tipe pelaku utama dalam bullying, yaitu pelaku yang melakukan bullying secara langsung atas inisiatifnya sendiri. Assisting bullying adalah pelaku yang melakukan bullying dengan cara membantu pelaku utama yang sedang melakukan bullying.
29 Reinforcing bullying adalah pelaku yang melakukan bullying dengan cara mendukung tindakan bullying itu sendiri. Tipe bullying fisik adalah perilaku bullying yang meliputi tindakan seperti memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain. Tipe bullying verbal adalah perilaku bullying yang meliputi tindakan seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip) Tipe bullying nonverbal adalah perilaku bullying yang meliputi tindakan seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang
merendahkan,
mengejek,
atau
mengancam,
mendiamkan
seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, dan mengirimkan surat kaleng. Karakter adalah nilai-nilai moral yang terdapat pada diri seorang anak yang terbentuk akibat kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus, di praktekkan dan dilakukan. Karakter yang diteliti adalah hormat-santun dan empati. Hormat santun adalah tindakan memberikan penghormatan atau penghargaan kepada orang lain yang menurut remaja telah dilakukan Empati adalah tindakan atau kebiasaan yang menunjukkan bahwa remaja mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain