19
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo 2005). Penelitian dilakukan pada bulan November 2011. Penelitian dilakukan di SMPN 5 Bogor yang mewakili karakteristik tingkat sosial ekonomi menengah ke atas dan SMPN 2 Cibinong dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Pemilihan SMP dilakukan secara purposive dengan asumsi siswa yang berada di sekolah tersebut berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi dan rendah. Penentuan tingkat sosial ekonomi tinggi dengan menentukan SMP yang berada di kota Bogor sedangkan tingkat sosial ekonomi rendah yaitu SMP yang berada di Kabupaten Bogor yaitu Cibinong. Beberapa sekolah yang dikunjungi terdapat sekolah yang tidak sesuai dengan kriteria dan adapula sekolah yang sulit perizinannya sehingga didapatkan SMPN 5 Bogor dan SMPN 2 Cibinong. Contoh yang digunakan yaitu siswa kelas VIII karena usia contoh siswa kelas VIII yang tergolong kategori remaja dibandingkan siswa kelas VII yang usianya masih belum tergolong remaja, sementara siswa kelas IX sudah sibuk mempersiapkan diri untuk kegiatan Ujian Negara (UN). Rumus perhitungan besar sampel minimal menurut Lemeshow (1997) yaitu: n
=
2 Z 1–α/2
.P(1-P)N
d2. (N-1)+Z21- α/2. P(1-P) Keterangan : n
2 Z 1–α/2
P D N
: besar sampel : nilai pada distribusi normal standar yang sama pada tingkat kepercayaan 95% adalah 1.96 : Proporsi yang diinginkan (p=0.5) : kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi yaitu d=0.1 : Jumlah siswa kelas VIII di SMPN 5 Bogor sebanyak 353 orang dan di SMPN 2 Cibinong sebanyak 347 orang. Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel minimal yang menjadi
sasaran penelitian ini adalah 85 orang. Siswa yang menjadi contoh dalam penelitian ini berjumlah 102 orang yaitu 44 orang siswa SMPN 5 Bogor dan 58 orang siswa SMPN 2 Cibinong.
20
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner oleh peneliti terhadap siswa. Adapun data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik contoh, karakteristik keluarga, pengetahuan gizi, status gizi, konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral (protein, vitamin A, vitamin C, dan zinc), dan data morbiditas. Karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, dan pengetahuan gizi sedangkan karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pendidikan orangtua, dan pekerjaan orangtua dan pendapatan orangtua. Data pengetahuan gizi diperoleh melalui kuesioner dengan bentuk pilihan berganda sebanyak 10 pertanyaan yang terdiri dari 3 pertanyaan mengenai gizi seimbang, dan 7 pertanyaan mengenai vitamin dan mineral. Data yang diperoleh untuk mengetahui status gizi contoh yaitu berat badan dan tinggi badan diperoleh melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Berat badan ditimbang menggunakan timbangan injak merk Camry dengan kapasitas 120 kg dan ketelitian 0,1 kg, sedangkan pengukuran tinggi badan menggunakan Microtoise merk Design dengan kapasitas 200 cm dan ketelitian 0,1 cm. Data konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral (protein, vitamin A, vitamin C, dan zinc) diperoleh melalui food record 2x24 jam yang meliputi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau dalam satuan gram. Data morbiditas diperoleh dengan menanyakan frekuensi sakit, lama sakit dan jenis penyakit/infeksi selama 2 bulan terakhir. Jenis penyakit yang diamati yaitu penyakit infeksi yang teridiri dari pilek, batuk, diare, dan demam. Menurut Husodo dan Sugiyo (1985) dalam Siahaan (2010) penyakit pilek merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh penduduk Indonesia sedangkan penyakit batuk biasanya menjadi penyerta pilek. Selain pilek dan batuk, diare dan demam juga termasuk penyakit yang sering diderita oleh penduduk Indonesia. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis secara statistik. Tahapan pengolahan data primer yaitu dimulai dengan proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning data, tabulasi dan analisis data. Jenis variabel, kategori dan sumber disajikan pada Tabel 1. Untuk pengolahan dan analisis data, digunakan program Microsoft Excel 2007, antrho plus 2005 dan SPSS 16.0 for Windows.
21
Tabel 1 Jenis variabel, kategori dan sumber No. 1
2
3 4
5
Variabel Kategori Karakteristik contoh Usia Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Uang saku Karakteristik Orangtua Besar Keluarga 1. Kecil (≤4 orang) 2. Sedang (5-6 orang) 3. Besar (≥7 orang) Pendidikan terakhir 1. Tidak tamat SD orangtua 2. Tamat SD 3. Tamat SMP 4. Tamat SMA 5. PT Pekerjaan orangtua 1. PNS 2. Swasta 3. Wiraswasta 4. Tidak bekerja Pendapatan < Rp 500.000 Orangtua Rp 500.000-1.000.000 Rp 1.000.001-2.000.000 Rp 2.000.001-5.000.000 > Rp 5.000.000 Pengetahuan gizi 1. Kurang (<60% jawaban benar) 2. Sedang (60-80% jawaban benar) 3. Baik (>80% jawaban benar) Asupan Energi dan Zat Gizi Tingkat kecukupan 1. Defisit berat (<70% AKG) energi 2. Defisit sedang(70-79% AKG) 3. Defisit ringan (80-89% AKG) 4. Normal (90-119% AKG) 5. Kelebihan (≥120% AKG) Tingkat kecukupan 1. Defisit berat (<70% AKG) protein 2. Defisit sedang(70-79% AKG) 3. Defisit ringan (80-89% AKG) 4. Normal (90-119% AKG) 5. Kelebihan (≥120% AKG) Asupan vitamin A 1. Kurang (<77% AKG) 2. Cukup (≥77% AKG) Asupan vitamin C 1. Kurang (<77% AKG) 2. Cukup (≥77% AKG) Asupan zinc 1. Kurang (<77% AKG) 2. Cukup (≥77% AKG) Asupan selenium 1. Kurang (<77% AKG) 2. Cukup (≥77% AKG) Status gizi (IMT/U) 1. Sangat kurus (z < -3 SD) 2. Kurus - 3 SD ≤ z < - 2 SD) 3. Normal (-2 SD ≤ z ≤ + 1 SD) 4. Overweight (+1 SD < z ≤ + 2 SD) 5. Obese (z > +2 SD)
Sumber
BKKBN 1998
Hardinsyah 2009
Khomsan 2000
Hardinsyah et al 2002
Hardinsyah et al 2002
Gibson 2005 Gibson 2005 Gibson 2005 Gibson 2005 WHO 2007
22
Tabel 1 (lanjutan) No. 6
Variabel Morbiditas Frekuensi sakit (dalam 2 bulan terakhir)
Kategori
Lama sakit (dalam 2 bulan terakhir) Jenis penyakit Skor morbiditas
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.
Sumber
Tidak sakit 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 0 hari 1-4 hari 5-8 hari >8 hari
-
-
1. Rendah (<6) 2. Sedang (7-12) 3. Tinggi (≥13)
Sugiyono 2009
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik contoh, karakteristik keluarga, pengetahuan gizi, data asupan energi, protein, vitamin (A dan C), mineral (zinc), data status gizi dan data kejadiaan morbiditas yang dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Uji beda variabel antar kelompok contoh menggunakan uji beda T sedangkan hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi (protein, vitamin A, vitamin C, dan zinc) dengan status gizi dan hubungan antara status gizi dengan morbiditas dianalisis menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi (protein, vitamin A, vitamin C, dan zinc) dengan morbiditas menggunakan uji Pearson. Tingkat asupan Data energi dan zat gizi yang diperoleh melalui metode food record 2x24 jam yaitu pada hari sekolah dan hari libur yang meliputi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau dalam satuan gram, kemudian dikonversi dalam satuan energi (kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin C (mg), dan zinc (mg) dengan merujuk pada Daftar Komposisi
Bahan
Makanan
(DKBM
2004).
Konversi
dihitung
menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai berikut: Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan: Kgij
= Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j
Bj
= Berat makanan j yang dikonsumsi
dengan
23
Gij
= Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j
BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan Selanjutnya, tingkat kecukupan zat gizi yang diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus tingkat kecukupan zat gizi yang digunakan (Hardinsyah & Briawan 1994): TKG = (K/AKG) x 100% Keterangan: TKG
= Tingkat kecukupan zat gizi
K
= Konsumsi zat gizi
AKG
= Kecukupan zat gizi yang dianjurkan Perhitungan tingkat kecukupan zat gizi pada contoh dengan status gizi
normal yaitu dengan memperhitungkan berat badan aktual yang dibandingkan dengan berat badan ideal kemudian hasil perhitungan dalam nilai persentase. Perhitungan tingkat kecukupan zat gizi pada contoh dengan status gizi sangat kurus, kurus, overweight, dan obese yaitu membandingkan asupan dengan angka kecukupan gizi dalam nilai persentase. Nilai persentase tersebut diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu defisit berat (<70%), defisit sedang (7079%), defisit ringan (80-89%), normal (90-119), dan kelebihan (≥120) (Hardinsyah et al 2002). Klasifikasi TKG vitamin A, vitamin C dan zinc menurut Gibson (2005) yaitu kurang (<77% AKG) dan cukup (≥77% AKG).Data tingkat kecukupan vitamin A, vitamin C, dan zinc diperoleh dari data konsumsi pangan yang dikonversi ke dalam kandungan zat gizi (vitamin A, vitamin C, dan zinc) dengan menggunakan Nutrisurvey. Status gizi Status gizi contoh diukur berdasarkan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) contoh. Indeks Massa Tubuh (IMT) per umur (IMT/U) adalah salah satu indikator cara cepat untuk menghitung status gizi remaja. Kategori untuk IMT/U menurut WHO (2007) yaitu sebagai berikut: 1. Sangat kurus (z < -3 SD) 2. Kurus (- 3 SD ≤ z < - 2 SD) 3. Normal (-2 SD ≤ z ≤ + 1 SD) 4. Overweight (+1 SD < z ≤ + 2 SD) 5. Obese (z > +2 SD)
24
Morbiditas Data
morbiditas
yang
diperoleh
dengan
wawancara
langsung
menggunakan kuesioner mengenai frekuensi sakit, lama sakit dan jenis penyakit/infeksi yang diderita contoh selama 2 bulan terakhir. Frekuensi sakit dikategorikan menjadi satu kali, dua kali, tiga kali, dan empat kali sakit dalam 2 bulan terakhir. Lama sakit dikategorikan menjadi 1-4 hari, 5-8 hari dan >8 hari. Menurut Sugiyono (2009) analisis skor morbiditas dihitung dengan cara mengalikan lama sakit dan frekuensi sakit, kemudian dikategorikan menjadi rendah (<6), sedang (7-12) dan tinggi (≥13). Definisi Operasional Contoh adalah siswa atau siswi SMPN 5 Bogor dan SMPN 2 Cibinong Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, dan pengetahuan gizi. Uang saku adalah seluruh uang yang diberikan oleh orang tua contoh dalam seminggu yang digunakan oleh contoh untuk keperluan membeli makanan (jajan), transportasi, kesehatan, pendidikan, dan keperluan lainnya yang dinyatakan dalam rupiah. Karakteristik orangtua adalah keadaan orangtua contoh yang meliputi besar keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orangtua. Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh orang tua contoh. Asupan pangan adalah asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi contoh. Asupan vitamin adalah asupan vitamin yang dikonsumsi oleh contoh dari makanan maupun suplemen per hari. Asupan mineral adalah asupan mineral yang dikonsumsi oleh contoh dari makanan maupun suplemen per hari. Morbiditas adalah kejadian sakit yang diderita oleh contoh selama 2 bulan terakhir, dilihat dari frekuensi sakit, lama sakit dan jenis penyakit. Skor morbiditas adalah lamanya sakit dikalikan dengan frekuensi sakit.