19
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Lokasi penelitian dipilih secara purposive. Desa Tamiai dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Batang Merangin (BPS 2011). Kecamatan Batang Merangin dipilih berdasarkan jumlah keluarga petani kayu manis. Menurut Dinas Perkebunan Kabupaten Kerinci (2011), Kecamatan Batang Merangin merupakan kecamatan yang memiliki jumlah keluarga petani kayu manis terbanyak di Kabupaten Kerinci. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Kegiatan
penelitian
terdiri
atas
penyusunan
proposal
penelitian,
pengambilan data di lapangan, pengolahan data, analisis data, dan penulisan laporan hasil penelitian. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan penelitian ini adalah delapan bulan terhitung mulai dari Januari 2011 hingga Agustus 2011. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama empat minggu yakni sejak minggu kedua bulan Maret 2011 sampai dengan minggu pertama bulan April 2011.
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga petani kayu manis di Desa Tamiai yang memiliki anak usia sekolah. Desa Tamiai terdiri atas tujuh dusun yang kemudian dipilih dua dusun (secara purposive) untuk menjadi lokasi penelitian. Dusun yang terpilih adalah Dusun Lamo dan Kampung Dalam. Dua dusun ini dipilih karena memiliki keluarga petani kayu manis terbanyak dibandingkan dengan dusun lainnya. Contoh dalam penelitian ini dipilih secara acak sederhana (simple random sampling). Menurut data monografi desa, Desa Tamiai memiliki 217 anak Sekolah Dasar. Data anak usia sekolah yang terdapat di setiap dusun tidak tersedia sehingga perlu dilakukan pendataan keluarga yang memiliki anak usia sekolah khususnya di Dusun Lamo dan Kampung Dalam. Hasil pendataan awal yang
20
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa 34 keluarga di Dusun Lamo dan 32 keluarga di Kampung Dalam yang memenuhi syarat untuk menjadi kerangka contoh. Setiap dusun diambil contoh secara acak sebanyak 25 keluarga, sehingga jumlah seluruh contoh adalah 50 keluarga. Alur penentuan lokasi dan contoh penelitian disajikan pada Gambar 2. Desa Tamiai purposive
Dusun Lamo (34 KK)
Kampung Dalam (32 KK) acak sederhana
25 KK
25 KK
Gambar 2 Alur penentuan lokasi dan contoh penelitian
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga (tipe keluarga, besar keluarga, usia ayah ibu, pendidikan ayah ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga, dan kepemilikan aset), karakteristik anak (usia, jenis kelamin, dan urutan kelahiran anak), kesejahteraan keluarga, gaya pengasuhan orangtua (pengabai emosi, tidak menyetujui, laissez faire, dan pelatih emosi), dan perkembangan sosial emosi anak pada keluarga petani kayu manis. Variabel, dimensi pengukuran, jenis, responden, dan cara pengumpulan data disajikan dalam Tabel 1. Data sekunder diperlukan untuk memperkaya dan menunjang analisis data primer. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, yaitu Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kerinci, Kantor Kecamatan Batang Merangin, dan Kantor Desa Tamiai. Adapun data sekunder yang dikumpulkan mencakup data keadaan umum daerah penelitian (keadaan geografis, administratif, kependudukan, sarana, dan prasarana) serta data luas areal dan produksi perkebunan kayu manis.
21
Tabel 1 Variabel, dimensi pengukuran, jenis dan cara pengumpulan data No 1
2
3
4
5
Variabel/dimensi pengukuran Karakteristik keluarga - Tipe keluarga (0=keluarga inti, 1=keluarga luas) - Besar keluarga - Usia ayah ibu - Pendidikan ayah ibu - Pekerjaan ibu (0=tidak bekerja, 1=bekerja) - Pendapatan keluarga - Pengeluaran keluarga - Kepemilikan aset Karakteristik anak - Usia anak - Jenis kelamin (1=laki-laki, 2=perempuan) - Urutan kelahiran (1=anak tunggal, 2=anak sulung, 3=anak tengah, 4=anak bungsu) Kesejahteraan keluarga - Indikator BPS - Indikator BKKBN - Indikator a simple poverty scorecard for Indonesia Gaya pengasuhan orangtua - Pengabai emosi - Tidak menyetujui - Laissez faire - Pelatih emosi Jenis gaya pengasuhan (0=bukan pelatih emosi, 1=pelatih emosi) Perkembangan sosial emosi anak
Jenis data
Responden
Cara pengumpulan
nominal
ibu
wawancara
rasio rasio rasio
ibu ibu ibu
wawancara wawancara wawancara
nominal
ibu
wawancara
rasio rasio rasio
ibu ibu ibu
wawancara wawancara wawancara
rasio
ibu
wawancara
nominal
ibu
wawancara
ordinal
ibu
wawancara
rasio interval rasio
ibu ibu ibu
wawancara wawancara wawancara
rasio rasio rasio rasio
ibu ibu ibu ibu
self report self report self report self report
ordinal
ibu
self report
rasio
anak
self report
Pengukuran dan Penilaian Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan atas kerangka pemikiran penelitian. Pengukuran variabel penelitian disesuaikan untuk menjawab tujuan penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik keluarga, karakteristik anak, kesejahteraan keluarga, gaya pengasuhan, dan perkembangan
22
sosial emosi anak. Pengukuran dan penilaian variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Karakteristik Keluarga Karakteristik keluarga diukur dan dinilai dengan cara sebagai berikut: a. Tipe keluarga dibedakan menjadi (0) keluarga inti dan (1) keluarga luas. b. Besar keluarga dikelompokkan menjadi keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-6 Orang), dan keluarga besar (≥7 orang). c. Usia ayah ibu dibedakan menjadi dewasa awal (20-40 tahun), dewasa madya (41-65 tahun), dan dewasa akhir (>65 tahun). d. Pendidikan orangtua contoh diukur berdasarkan lama sekolah pada pendidikan formal (tahun). e. Pekerjaan ibu dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) tidak bekerja, (2) petani kayu manis, (3) pedagang. f. Pendapatan dan pengeluaran keluarga dibedakan menjadi kurang dari Rp500.000,00, Rp500.00,00-Rp999.999,00, Rp1.000.000,00-Rp1.999.999,00, dan lebih dari atau sama dengan Rp2.000.000,00. g. Kepemilikan aset diukur berdasarkan kepemilikan rumah, kendaraan, alat elektronik, mebel, alat rumah tangga, dan lain-lain. B. Karakteristik Anak Karakteristik anak meliputi usia anak, jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Pengukuran dan penilaian komponen karakteristik anak, yaitu: a. Usia anak dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu anak usia 10 tahun, 11 tahun, dan 12 tahun. b. Jenis kelamin anak terdiri atas (1) laki-laki dan (2) perempuan. c. Urutan kelahiran dikategorikan menjadi (1) anak tunggal, (2) anak sulung, (3) anak tengah, dan (4) anak bungsu. C. Kesejahteraan Keluarga Tingkat kesejahteraan keluarga diukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu indikator garis kemiskinan BPS, indikator keluarga sejahtera BKKBN, dan a simple poverty scorecard for Indonesia. a. Berdasarkan garis kemiskinan perdesaan Provinsi Jambi 2010, keluarga dibedakan menjadi dua kategori menurut tingkat kemiskinan, yaitu:
23
1) Miskin, jika pengeluaran per kapita per bulan ≤Rp193.834,00. 2) Tidak miskin, jika pengeluaran per kapita per bulan >Rp193.834,00. b. Berdasarkan indikator keluarga sejahtera BKKBN, keluarga dikelompokkan menjadi: 1) Keluarga prasejahtera (PraKS), jika tidak memenuhi kriteria KS I 2) Keluarga sejahtera I (KS I), jika memenuhi enam kriteria KS I 3) Keluarga sejahtera II (KS II), jika memenuhi enam kriteria KS I dan delapan kriteria KS II 4) Keluarga sejahtera III (KS III), jika memenuhi 14 kriteria KS II dan lima kriteria KS III 5) Keluarga sejahtera plus (KS III Plus), jika memenuhi 19 kriteria KS III dan dua kriteria KS III Plus (Lampiran 2) Berdasarkan pengelompokan tersebut, keluarga dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: 1) Miskin, jika termasuk dalam keluarga PraKS dan KS I. 2) Tidak miskin, jika termasuk dalam keluarga KS II, KS III, dan KS III Plus. c. Indikator a simple poverty scorecard for Indonesia terdiri atas sepuluh pertanyaan dan masing-masing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda satu sama lain (Lampiran 3). Skor yang diperoleh dijumlahkan sehingga diperoleh skor minimum adalah nol (kemungkinan besar berada di bawah garis kemiskinan) dan skor maksimum adalah 100 (kecil kemungkinan berada di bawah garis kemiskinan) (Chen & Schreiner 2009).
D. Gaya Pengasuhan Gaya pengasuhan diukur dengan menggunakan instrumen yang disusun oleh Gottman dan DeClaire (1997). Instrumen Gottman dan DeClaire (1997) menggunakan 81 pernyataan yang terdiri atas 25 pernyataan untuk gaya pengasuhan pengabai emosi, 23 pernyataan untuk gaya pengasuhan tidak menyetujui, 10 pernyataan untuk gaya pengasuhan laissez faire, dan 23 pernyataan untuk gaya pengasuhan pelatih emosi. Berdasarkan uji cronbach alpha, ada sebelas pernyataan yang tidak digunakan dalam mengukur gaya pengasuhan orangtua keluarga contoh. Oleh
24
karenanya, jumlah pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 70 pernyataan dengan koefisien cronbach alpha sebesar 0,746. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 19 pernyataan untuk gaya pengasuhan pengabai emosi, 20 pernyataan untuk gaya pengasuhan tidak menyetujui, 9 pernyataan untuk gaya pengasuhan laissez faire, dan 22 pernyataan untuk gaya pengasuhan pelatih emosi. Jawaban pernyataan yang terdapat dalam instrumen ini terdiri atas dua pilihan yaitu benar (B) dan salah (S). Jawaban “benar” diberi skor satu dan jawaban “salah” diberi skor nol untuk melihat kecenderungan gaya pengasuhan yang diterapkan orangtua. Kemudian, skor yang diperoleh dijumlahkan sehingga menghasilkan skor minimum dan skor maksimum. Skor minimum adalah nol dan skor maksimum adalah 19 (gaya pengasuhan pengabai emosi), 20 (gaya pengasuhan tidak menyetujui), sembilan (gaya pengasuhan laissez faire), dan 22 (gaya pengasuhan pelatih emosi). Skor yang diperoleh distandarisasi sehingga diperoleh skor minimum adalah nol dan skor maksimum adalah 100. Semakin tinggi skor gaya pengasuhan tertentu, semakin kuat kecenderungan orangtua terhadap gaya pengasuhan tersebut.
E. Perkembangan Sosial Emosi Perkembangan sosial emosi anak diukur dengan menggunakan instrumen Social Emotional Assets and Resiliency Scales (SEARS) (Cohn et al. 2009). Instrumen SEARS yang digunakan adalah instrumen SEARS A yakni SEARS untuk mengukur perkembangan sosial emosi anak usia 7-12 tahun dengan menggunakan teknik laporan diri (self report). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki koefisien cronbach alpha sebesar 0,888 dengan jumlah pernyataan yang digunakan adalah 53 pernyataan. Jawaban pernyataan menggunakan skala Likert, yaitu: (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, dan (4) hampir selalu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 11 pernyataan untuk kompetensi emosional dan konsep diri, 13 pernyataan untuk pengaturan diri, keterampilan dalam memecahkan masalah, dan ketahanan sosial emosi, delapan pernyataan untuk strategi kognitif, delapan pernyataan untuk dukungan, kematangan, dan kemerdekaan sosial, tujuh pernyataan untuk empati, dan enam
25
pernyataan untuk keterampilan interpersonal/bergaul. Pernyataan yang digunakan dalam instrumen ini adalah pernyataan positif. Jawaban “selalu” diberi nilai tiga, “kadang-kadang” diberi nilai dua, “jarang” diberi nilai satu, dan jawaban “tidak pernah” diberi nilai nol. Skor yang diperoleh dijumlahkan sehingga diperoleh skor terendah adalah nol dan skor tertinggi adalah 159. Selanjutnya, skor dibuat indeks sehingga diperoleh indeks minimum nol dan maksimum 100. Skor yang diperoleh juga dihitung berdasarkan dimensinya. Berdasarkan skor per dimensi akan diperoleh dimensi yang dominan untuk masing-masing anak contoh.
Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Proses pengolahan data diawali dengan proses editing, coding, entrying, skoring, dan cleaning data. Selanjutnya data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga (tipe keluarga, besar keluarga, usia ayah ibu, pendidikan ayah ibu, pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, pengeluaran keluarga, dan kepemilikan aset), karakteristik anak (usia anak, jenis kelamin, dan urutan kelahiran), kecenderungan gaya pengasuhan orangtua, serta kategori perkembangan sosial emosi anak usia sekolah pada keluarga petani kayu manis. 2. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, kesejahteraan keluarga, dan gaya pengasuhan terhadap perkembangan sosial emosi anak usia sekolah pada keluarga petani kayu manis. Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + γ1D1 + γ2D2 + γ3D3 + ε Keterangan: Y α β1-5 X1 X2 X3 X4 X5 γ1-4
= Indeks perkembangan sosial emosi = Konstanta = Koefisien regresi = Besar keluarga (orang) = Usia ibu (tahun) = Pendidikan ibu (tahun) = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) = Usia anak (tahun) = Koefisien dummy
26
D1 D2 D3 D4
= Kesejahteraan keluarga (0=miskin; 1=tidak miskin) = Pekerjaan ibu (0=tidak bekerja; 1=bekerja) = Jenis kelamin anak (0=anak laki-laki; 1=anak perempuan) = Jenis gaya pengasuhan (0=pengabai emosi, tidak menyetujui, dan laissez faire; 1=pelatih emosi) = Error
ε
3. Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisis: a. Pengaruh
karakteristik
keluarga
terhadap
kesejahteraan
keluarga
berdasarkan indikator BPS dan BKKBN. = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ε Keterangan: p = Peluang untuk sejahtera (0=tidak sejahtera, 1=sejahtera) β1-5 = Koefisien regresi X1 = Besar keluarga (orang) X2 = Usia ayah (tahun) X3 = Pendidikan ibu (tahun) X4 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X5 = Luas ladang kayu manis (hektar) ε = Error b. Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan kesejahteraan keluarga terhadap gaya pengasuhan orangtua. = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + γ1D1 + γ2D2 + γ3D3 + γ4D4+ ε Keterangan: p α β1-5 X1 X2 X3 X4 X5 γ1-3 D1 D2 D3 ε
= Peluang untuk pelatih emosi (0=pengabai emosi, tidak menyetujui, dan laissez faire; 1=pelatih emosi) = Konstanta = Koefisien regresi = Besar keluarga (orang) = Usia ibu (tahun) = Pendidikan ibu (tahun) = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) = Usia anak (tahun) = Koefisien dummy = Kesejahteraan keluarga (0=miskin; 1= tidak miskin) = Pekerjaan ibu (0=tidak bekerja; 1=bekerja) = Jenis kelamin anak (0=anak laki-laki; 1=anak perempuan) = Error
27
Definisi Operasional Anak usia sekolah adalah anak usia 6-12 tahun yang saat ini berada di kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar. Keluarga petani kayu manis adalah keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai petani kayu manis. Besar keluarga adalah ukuran keluarga berdasarkan jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam orang. Pendidikan orangtua adalah tingkat pendidikan ayah dan ibu yang diukur berdasarkan lama pendidikan formal (tahun) yang pernah diikuti. Pendapatan keluarga adalah penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Pendapatan per kapita adalah pendapatan keluarga dibagi dengan besar keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan. Pengeluaran keluarga adalah penjumlahan dari seluruh pengeluaran baik pangan maupun bukan pangan yang dikeluarkan oleh rumah tangga selama satu bulan yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Pengeluaran per kapita adalah rata-rata pengeluaran untuk setiap anggota rumah tangga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan. Pengeluaran untuk pangan adalah proporsi pengeluaran yang digunakan untuk mengkonsumsi pangan (makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayur mayur, buah-buahan, minyak, bahan minuman, bumbu, tembakau dan sirih, dan kebutuhan pangan lainnya) yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Pengeluaran untuk bukan pangan adalah proporsi pengeluaran yang digunakan untuk kesehatan, pendidikan, sandang, energi, perumahan, pajak, komunikasi, dan tabungan yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Kepemilikan aset adalah jumlah aset yang dimiliki oleh keluarga dilihat dari kepemilikan rumah, kendaraan, alat elektronik, mebel, alat rumah tangga, dan lain-lain. Kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga dibandingkan dengan indikator kesejahteraan dan atau kemiskinan yang sudah ditentukan (BPS,
28
BKKBN, dan a simple poverty scorecard for Indonesia). Kategori kesejahteraan mengikuti aturan dari indikator tersebut. Indikator BPS adalah indikator yang digunakan untuk mengklasifikasikan keluarga miskin berdasarkan garis kemiskinan perdesaan Provinsi Jambi Tahun 2010 yaitu Rp193.834,00. Indikator BKKBN adalah indikator yang digunakan untuk mengklasifikasian keluarga sejahtera berdasarkan kemampuan dalam memenuhi 21 indikator keluarga sejahtera. Indikator a simple poverty scorecard for Indonesia adalah indikator yang digunakan untuk memperkirakan tingkat kemiskinan berdasarkan skor yang diperoleh keluarga. Gaya pengasuhan orangtua adalah cara yang dominan dari orang tua dalam mengarahkan beragam emosi anaknya khususnya emosi negatif. Gaya pengasuhan pengabai emosi (dismissing) adalah gaya pengasuhan yang orangtua mengabaikan emosi negatif anak. Gaya pengasuhan tidak menyetujui (disapproving) adalah gaya pengasuhan yang orangtua memberikan sedikit empati ketika anak menunjukkan emosi negatifnya, namun mereka mengabaikan, menolak, tidak menyetujui, dan menegur/menghukum anak atas ekspresi emosinya. Gaya pengasuhan laissez faire adalah gaya pengasuhan yang orangtua yang menerima/empati dengan emosi anak tetapi tidak membimbing tingkah laku anak. Gaya pengasuhan pelatih emosi (emotion coaching) adalah gaya pengasuhan yang orangtua melatih emosi anak sehingga anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, belajar dengan baik, dan dapat bergaul dengan baik. Perkembangan sosial emosi adalah perkembangan sosial emosi anak usia sekolah yang dilihat dari keterampilan bergaul, empati, keterampilan interpersonal, dukungan sosial, keterampilan dalam memecahkan masalah, kompetensi emosional, kematangan sosial, konsep diri, pengelolaan diri, kemerdekaan sosial, strategi kognitif, dan ketahanan sosial emosi.