METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di 6 sekolah yang terdiri dari SMA dan SMK negeri dan swasta di Kota Bogor. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2012. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Strategis Nasional Tahun 2012 yang diketuai oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc berjudul Model Harmonisasi Peran Keluarga dan Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Mulia Remaja Bagi Tercapainya Visi ”Insan Cerdas Komprehensif Tahun 2014”.
Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Bogor, terpilih secara acak kelompok (cluster random sampling) empat sekolah yang mewakili SMA dan SMK negeri dan swasta yaitu SMAN A sebagai wakil SMA negeri, SMA B sebagai wakil SMA swasta, SMKN C sebagai SMK negeri, dan SMK D sebagai SMK swasta. Penjajakan kemudian dilakukan ke sekolah-sekolah yang terpilih untuk menanyakan kesediaannya menjadi lokasi penelitian. Dalam proses penjajakan tersebut diperoleh informasi bahwa terdapat satu sekolah (SMK D) yang jumlah siswa perempuannya tidak mencukupi untuk dijadikan kerangka contoh sehingga diputuskan untuk mencari SMK terdekat dengan kriteria yang sama dengan SMK D dan jumlah siswa perempuan yang mencukupi yaitu SMK E. Untuk merepresentasikan SMA swasta, dalam kenyataan di lapangan, jumlah siswa SMA B tidak mencukupi sehingga ditambah dengan siswa dari MA B. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak remaja kelas sepuluh dari enam sekolah yang terpilih. Kriteria contoh dalam penelitian ini adalah remaja kelas sepuluh SMA dan SMK dari sekolah terpilih dan berasal dari keluarga dengan orang tua lengkap. Selanjutnya, berdasarkan kriteria contoh, di setiap sekolah dipilih secara acak kelompok (cluster random sampling) remaja yang menjadi contoh penelitian ini. Jumlah total remaja responden adalah 200 orang yang terdiri dari 100 remaja laki-laki dan 100 remaja perempuan. Kerangka penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 3.
32
Kota
SMA
SMA Negeri SMAN A
SMK
SMA Swasta SMA B MA B
SMK Swasta SMK D SMK E
SMK Negeri SMKN C
100 Orang Kelas X (L:44, P:56)
100 Orang Kelas X (L:56, P:44)
200 Orang Kelas X
100 Orang Laki-laki
100 Orang Perempuan
Gambar 3 Kerangka penarikan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data mengenai karakteristik remaja, karakteristik keluarga, gaya pengasuhan, metode sosialisasi orang tua, dan karakter remaja. Data primer dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner sebagai instrumen pengumpul data. Data sekunder terdiri dari data jumlah siswa dan profil sekolah. Data sekunder tersebut dikumpulkan melalui data sekolah sebagai instrument pengumpul data. Jenis dan cara pengumpulan data disajikan secara lengkap dalam Tabel 1.
33 Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis Data Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Sekunder
Variabel
Responden
Karakteristik Remaja: • Usia • Jenis Kelamin Karakteristik Keluarga: • Usia Orang tua • Pendidikan Orang tua • Pendapatan Orang tua • Besar Keluarga Gaya Pengasuhan: • Otoriter • Permisif • Otoritatif Metode Sosialisasi Orang tua: • Teladan • Penjelasan • Penguatan Positif • Penetapan Standar • Hukuman Karakter: • Jujur • Tanggung Jawab
Siswa
Skala Data • Rasio • Nominal
Siswa
Alat Bantu
Konsep Instrumen
Kuesioner
Kuesioner • Rasio • Ordinal • Rasio
Siswa
• Rasio Ordinal
Kuesioner
Siswa
Ordinal
Kuesioner
Siswa
Ordinal
Kuesioner
• Jumlah siswa • Profil Sekolah
PAQ (Buri, 1991), Tesis Ruhidawati (2005), Skripsi Wulandari A (2009) - modifikasi penulis Pengembangan konsep Berns (1997)
Pengembangan konsep pilar karakter IHF, VIA (Park&Peterson, 2003)
Data Sekolah
Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah melalui proses coding, sorting, entry, cleaning dan analisis data. Data selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Untuk kontrol kualitas data dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha untuk instrumen gaya pengasuhan, metode sosialisasi orang tua, dan karakter dan disajikan dalam Tabel 2.
34 Tabel 2 Reliabilitas instrumen gaya pengasuhan, metode sosialisasi orang tua, karakter Instrumen Gaya Pengasuhan Otoriter Gaya Pengasuhan Permisif Gaya Pengasuhan Otoritatif Metode Sosialisasi Ayah Metode Sosialisasi Ibu Karakter
Cronbach’s Alpha (α)
0.816 0.688 0.825 0.914 0.923 0.876
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: 1. Data tentang karakteristik remaja yang terdiri dari usia dan jenis kelamin. 2. Data tentang karakteristik keluarga meliputi usia orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan besar keluarga. 3. Variabel gaya pengasuhan orang tua (ayah dan ibu) berdasarkan persepsi remaja, terdiri dari dimensi gaya pengasuhan otoriter, permisif, dan otoritatif, dengan masing-masing dimensi terdiri dari 10 butir pernyataan. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1, tidak setuju diberi skor 2, setuju diberi skor 3, sangat setuju diberi skor 4. Skor masing-masing dimensi gaya pengasuhan dijumlahkan dan persentase tertinggi pada dimensi tertentu menunjukkan gaya pengasuhan orang tua. 4. Variabel metode sosialisasi orang tua (ayah dan ibu) terhadap karakter jujur dan tanggung jawab berdasarkan persepsi remaja, terdiri dari dimensi teladan, penjelasan, penguatan positif, penetapan standar, dan hukuman. Sosialisasi nilai karakter jujur dan nilai karakter tanggung jawab masingmasing terdiri dari 20 butir pernyataan. Jawaban sangat tidak sesuai diberi skor 1, tidak sesuai diberi skor 2, sesuai diberi skor 3, sangat sesuai diberi skor 4. Data ditabulasikan dan diskoring lalu dibagi dengan jumlah skor maksimal
pada
masing-masing
jenis
metode
sosialisasi,
kemudian
dipresentasekan dan selanjutnya dikategorikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. 5. Variabel karakter yang terdiri dari karakter jujur dan tanggung jawab, masingmasing 15 butir pernyataan, dengan jawaban sangat tidak sesuai diberi skor 1, tidak sesuai diberi skor 2, sesuai diberi skor 3, sangat sesuai diberi skor 4. Data ditabulasikan dan diskoring lalu dibagi dengan jumlah skor maksimal pada masing-masing karakter, kemudian dipresentasekan dan selanjutnya dikategorikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah.
35 Pengolahan data gaya pengasuhan, metode sosialisasi orang tua dan karakter dapat dilihat selengkapnya dalam Tabel 3. Tabel 3 Pengolahan data gaya pengasuhan, metode sosialisasi, karakter Variabel Gaya Pengasuhan Orang Tua (Ayah dan Ibu): • Otoriter • Permisif • Otoritatif
Metode Sosialisasi Orang Tua (Ayah dan Ibu): • Teladan • Penjelasan • Penguatan Positif • Penetapan Standar • Hukuman
Jumlah Pernyataan
10 butir 10 butir 10 butir
30 butir Sosialisasi nilai jujur: 20 butir Terdiri dari 4 butir pernyataan tiap dimensi.
Skor Nilai
Keterangan
Sangat Setuju = 4 Setuju =3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju =1
Dimensi persepsi gaya pengasuhan yang memiliki skor paling tinggi mencerminkan kecenderungan gaya pengasuhan yang dilakukan orang tua menurut persepsi remaja.
Sangat Sesuai =4 Sesuai =3 Tidak Sesuai = 2 Sangat Tidak Sesuai =1
Kategori skor tiap sosialisasi nilai didasarkan pada cut-off point: Rendah : 0 – 60% Sedang : 60 –80% Tinggi : > 80%
Sosialisasi nilai bertanggung jawab: 20 butir Terdiri dari 4 butir pernyataan tiap dimensi
Semakin tinggi skor menunjukkan semakin baik orang tua melakukan sosialisasi nilai jujur dan bertanggung jawab terhadap anak dengan metode sosialisasi yang beragam.
40 butir Karakter: • Jujur • Tanggung Jawab
15 butir 15 butir
Pernyataan positif (+): Sangat Sesuai =4 Sesuai =3 Tidak Sesuai = 2 Sangat Tidak Sesuai =1 Pernyataan negatif (-): Sangat Sesuai =1 Sesuai =2 Tidak Sesuai = 3 Sangat Tidak Sesuai =4
30 butir
Kategori skor tiap karakter didasarkan pada cut-off point: Rendah : 0 – 60% Sedang : 60 –80% Tinggi : > 80% Semakin tinggi total skor maka semakin baik karakter yang dimiliki remaja.
36 Statistika inferensial yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Uji beda t-test untuk menganalisis perbedaan karakter antara siswa laki-laki dan perempuan. 2. Uji korelasi rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara jenis kelamin remaja dan tingkat pendidikan orang tua dengan variabel-variabel penelitian lainnya. 3. Uji korelasi produk Pearson untuk menganalisis hubungan antar variabel yaitu usia remaja, usia orang tua, pendapatan orang tua, besar keluarga, gaya pengasuhan, metode sosialisasi, dan karakter. 4. Uji regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh gaya pengasuhan dan metode sosialisasi orang tua terhadap karakter remaja. Karena terjadi multicollinearity antara variabel ayah dan ibu, maka yang dimasukkan dalam uji regresi adalah variabel ibu dengan asumsi data variabel ibu merupakan representasi data keseluruhan. Uji regresi linier berganda diformulasikan sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + e Keterangan: Y
= Karakter (skor)
X1 = Dummy jenis kelamin remaja (1=Laki-laki, 2=Perempuan) X2 = Usia remaja (tahun) X3 = Usia ibu (tahun) X4 = Pendidikan ibu (tingkat) X5 = Pendapatan keluarga (rupiah/bulan) X6 = Besar keluarga (orang) X7 = Gaya pengasuhan ibu otoriter (skor) X8 = Gaya pengasuhan ibu permisif (skor) X9 = Gaya pengasuhan ibu otoritatif (skor) X10 = Metode sosialisasi ibu (skor) β
= Koefisien regresi
e
= Galat
α
= Konstanta
37 Definisi Operasional Karakteristik keluarga adalah ciri yang melekat pada suatu keluarga yang dilihat dari usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah. Usia orang tua adalah angka yang menunjukkan umur ayah dan umur ibu dalam satuan tahun. Pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh orang tua. Pendapatan orang tua adalah pendapatan total ayah dan ibu dalam hitungan rupiah per bulan. Karakteristik remaja adalah ciri yang melekat pada remaja yang dilihat dari usia dan jenis kelamin. Usia remaja adalah angka yang menunjukkan umur remaja dalam satuan tanggal dan tahun lahir. Gaya pengasuhan adalah cara berinteraksi antara orang tua dan anak yang paling menonjol dan dominan, yang meliputi dimensi tuntutan dan kehangatan dari orang tua. Gaya pengasuhan otoriter adalah gaya pengasuhan yang memiliki dimensi tuntutan tinggi dan dimensi kehangatan rendah. Gaya pengasuhan permisif adalah gaya pengasuhan yang memiliki dimensi tuntutan rendah dan dimensi kehangatan tinggi. Gaya pengasuhan otoritatif adalah gaya pengasuhan yang yang memiliki dimensi tuntutan tinggi dan dimensi kehangatan tinggi. Metode sosialisasi orang tua adalah metode yang diaplikasikan orang tua untuk menanamkan nilai moral kepada anak, terdiri dari dimensi teladan, penjelasan, penguatan positif, penetapan standar, dan hukuman. Teladan adalah perilaku kejujuran dan tanggung jawab yang dilakukan orang tua dan kemudian dijadikan contoh oleh anak. Penjelasan adalah pemberian keterangan dan alasan mengenai nilai kejujuran dan tanggung jawab. Penguatan positif adalah penghargaan yang diberikan kepada anak jika telah menunjukkan nilai kejujuran dan tanggung jawab dan dapat berbentuk pujian.
38 Penetapan standar adalah standar perilaku kejujuran dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh orang tua yang harus dilakukan anak dalam kehidupan sehari-hari. Hukuman adalah sanksi atas pelanggaran nilai kejujuran dan tanggung jawab. Karakter adalah tabiat dan kebiasaaan melakukan hal yang baik dan bermoral. Karakter dalam penelitian ini mengacu pada karakter jujur dan karakter tanggung jawab. Jujur adalah sikap dapat dipercaya, tidak berbohong, tidak menyontek, tidak mencuri,
berani
mengakui
kesalahan,
dan
tidak
menyembunyikan
kebenaran. Tanggung jawab adalah sikap positif dan kewajiban remaja dalam memenuhi tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka, termasuk sikap menepati janji, menanggung konsekuensi, melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.