32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi suami istri yakni pola komunikasi dan penyesuaian suami istri dari suku yang sama dan berbeda dengan keharmonisan keluarga. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan pola komunikasi dan penyesuaian suami istri dari suku yang berbeda dan sama dengan keharmonisan keluarga. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara purposive, yaitu Komplek Perumahan Bogor Asri, yang merupakan daerah yang cukup heterogen suku penduduknya. Waktu penelitian termasuk persiapan, pengumpulan data, pengolahan, dan analisis data serta penulisan laporan mulai dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai November 2011. Teknik Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah keluarga
yang memiliki suami dan istri
dengan suku masing-masing pasangan yang berbeda dan suku masing-masing pasangan yang sama. Responden dan contoh penelitian merupakan suami dan istri dengan yang sama dan berbeda. Teknik penarikan contoh dilakukan secara purposive dengan kriteria suami istri dengan yang sama dan berbeda. Jumlah contoh adalah 60 pasangan suami istri yang terdiri dari 30 pasangan dari keluarga beda suku dan 30 pasangan dari keluarga sama suku dengan alasan memenuhi batas minimal statistika. Data suami istri dengan yang sama dan berbeda diperoleh dari informasi RW/RT setempat, dari beberapa RW terpilih RW 11 sebagai salah satu RW yang memiliki jumlah RT lebih banyak. Contoh dalam penelitian ini adalah suami dan istri dengan kriteria sebagai berikut: 1) Responden
bersedia
meluangkan
waktunya
untuk
menceritakan
kehidupannya baik mengenai hubungan suami istri, keharmonisan keluarga, komunikasi dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan anak, keuangan keluarga, dan bersedia menjadi responden.
33 2) Responden dapat berkomunikasi dengan baik, responden juga ditentukan secara sengaja yang memenuhi syarat seperti keluarga yang memiliki suami dan istri dengan suku
masing-masing pasangan berbeda (misal suami
bersuku Jawa, istri bersuku Sunda) dan suku masing-masing pasangan yang sama (misal suami dan istri bersuku Jawa). Pemilihan tempat dilakukan secara purposive berdasarkan RW yang memiliki keluarga dengan kriteria tertentu. Karena keterbatasan penelitian untuk menjangkau wilayah RW yang masih cukup luas, kerangka sampling penelitian dipersempit dengan mengacak pemilihan contoh pada tingkat RT. Pemilihan RT juga dilakukan secara purposive didasarkan pada jumlah keluarga yang memenuhi syarat penelitian.
Kabupaten Bogor n=
Kelurahan Nanggewer n penduduk= 25.775 orang
Komplek Perumahan Bogor Asri n RW= 13, n RT= 91
RW 11 n RT= 10
RT 2 n KK= 105 orang
n Contoh beda suku= 30 pasangan suami istri n Contoh sama suku= 30 pasangan suami istri n total contoh= 120 orang Gambar 4 Tahapan pemilihan contoh.
34 Jenis dan Teknik Pengambilan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang diajukan kepada suami dan istri. Data primer yang akan diperoleh dengan bantuan kuesioner, meliputi: •
Karakteristik contoh (umur, umur ketika menikah, suku, pendidikan, dan pekerjaan) dan karakteristik keluarga (lama perkawinan, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga).
•
Interaksi suami istri dalam keluarga meliputi pola komunikasi, penyesuaian suami istri, dan keharmonisan keluarga Kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan berbagai
penelitian yang serupa terdahulu dan kuesioner telah diuji realibilitas dan validitasnya. Uji coba kuesioner dilakukan sebelum penelitian untuk mengetahui reliabilitas alat ukur. Setelah dilakukan uji coba kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut, nilai cronbach alpha untuk alat ukur pola komunikasi sebesar 0.936, nilai cronbach alpha untuk alat ukur penyesuaian sebesar 0.738, dan nilai cronbach alpha untuk alat ukur keharmonisan keluarga sebesar 0.937. Daftar pertanyaan kuesioner dirancang dengan memberikan pertanyaan terbuka dan tertutup. Data sekunder diperoleh melalui gambaran umum wilayah penelitian dan data penduduk yang diperoleh dari kecamatan dan desa, data dari BPS (Badan Pusat Statistik), buku, artikel, hasil penelitian ilmiah, jurnal, dan literatur-literatur lainnya yang mendukung. Secara rinci peubah, skala, contoh, alat dan cara pengukuran penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data, peubah, contoh, cara pengukuran, serta skala data No.
Variabel
1.
Karakteristik contoh dan keluarga
Data yang diteliti • • • • •
2.
Pola komunikasi
Umur Umur ketika menikah Lama pendidikan Pendapatan Pekerjaan
Cara istri dan suami dalam melakukan komunikasi (Friedman 1998)
Skala Rasio (tahun) Rasio (tahun)
Jumlah Item Pertanyaan 1 1
Nominal
1
Rasio (Rp/bln)
1 1
Ordinal (1-4) 1=tidak pernah 2=emosional 3=non verbal 4=verbal
51
Cronb ach α -
0.936
35 Lanjutan Tabel 1 Jenis data, peubah, contoh, cara pengukuran, serta skala data No.
Variabel
Data yang diteliti
Skala Ordinal (1-5) 1=sangat sulit 2=sulit 3=netral 4=mudah 5=sangat mudah Ordinal (1-3) 1=tidak puas 2=cukup puas 3=puas 4=sangat puas
3.
Penyesuaian
Cara istri dan suami dalam menyesuaiakan diri (Hurlock 2002).
4.
Keharmonisan keluarga
Kepuasan contoh terhadap keluarga
Jumlah item pertanyaan 40
Cronb ach α
21
0.937
0.738
Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan diolah melalui proses editing, koding, scoring, entry data ke komputer, cleaning, dan analisis data. Selanjutnya data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan program komputer yang relevan dengan penelitian. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan inferensia, dengan menggunakan uji korelasi Pearson untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti, uji cronbach alpha untuk melihat reliabilitas dari kuesioner yang digunakan, uji regresi linear berganda untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga, dan uji beda Independent t-test untuk melihat perbedaan beberapa variabel berdasarkan suku. Tabel 2 Variabel, jenis data, dan teknik pengambilan data No. 1
2 3
4
Variabel Karakteristik contoh dan keluarga (usia contoh, usia nikah contoh jumlah anggota keluarga, lama pendidikan contoh, pekerjaan contoh, pendapatan keluarga, suku contoh, dan lama perkawinan) Pola Komunikasi Keluarga (fungsional dan disfungsional) (Friedman 1998) Penyesuaian diri pasangan terdiri dari penyesuaian dengan pasangan, penyesuaian keuangan, penyesuaian seksual, dan penyesuaian dengan keluarga pasangan) (Hurlock 2002) Keharmonisan Keluarga
Jenis Data Primer
Teknik Pengambilan Data Kuesioner
Primer
Kuesioner
Primer
Kuesioner
Primer
Kuesioner
36 Data karakteristik contoh dan keluarga meliputi usia contoh, usia coontoh ketika menikah, pekerjaan contoh, lama pendidikan contoh, suku contoh, jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga, dan lama perkawinan. Suku contoh yang diteliti yaitu masing-masing pasangan yang mempunyai suku yang berbeda (misal suami bersuku Jawa dan istri bersuku Sunda) dan masing-masing pasangan yang memiliki suku yang sama (misal suami dan istri bersuku Jawa). Contoh yang memiliki suku yang sama diambil sebanyak 30 pasangan, dan contoh yang memiliki suku yang berbeda juga diambil sebanyak 30 pasangan. Sehingga total dari keseluruhan contoh yaitu 60 pasangan. Pada saat melakukan pengolahan, data variabel pola komunikasi, penyesuaian dan keharmonisan diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara skoring. Adapun rumus skoring, yaitu: Skor = (Nilai total – Nilai minimum) Nilai maksimum-Nilai minimum Setelah
mendapatkan
skor
setiap
variabel,
selanjutnya
skor
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk menentukan cut off
pola komunikasi, penyesuaian dan keharmonisan maka
perlu dicari interval kelasnya (Slamet 1993) dengan menggunakan rumus: Interval Kelas = (Skor Maksimum – Skor minimum) Jumlah Kategori Selanjutnya, pembagian kategori adalah sebagai berikut: a. Rendah : skor minimum ≤ x ≤ skor minimum + IK b. Sedang : skor minimum + IK < x ≤ skor minimum + 2 IK c. Tinggi : skor minimum + 2 IK < x ≤ skor maksimum Dengan menggunakan rumus di atas, maka interval kelas untuk variabelvariabel tersebut yaitu: Interval Kelas (IK) = (100%–0%) = 33,3% 3 Dengan demikian cut off bagi pola komunikasi, penyesuaian dan keharmonisan, yaitu: a. Rendah : 0%– 33.3% b. Sedang : 33.4% – 66.6% c. Tinggi : 66.7% – 100%
37 Analisis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson karena data memilki skala rasio. Data yang digunakan adalah data yang telah distandarisasi dengan menggunakan rumus: X = (X - Mean ) Std. Deviasi Uji korelasi Pearson dilakukan untuk menguji hubungan antara variabelvariabel penelitian. Rumus Korelasi Pearson yang digunakan adalah: rxy=
n∑ xi yi – (∑ xi)(∑ yi) (n ∑ xi2 - (xi) 2)(n ∑ yi2 - (yi)2
Keterangan : r
= koefisien korelasi
rxy = korelasi antara variabel X dan Y X = skor untuk setiap butir pertanyaan Y = skor mentah setiap variabel Kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi (r), dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( 1≤ r≤ +1). Jadi niali r dapat dinyatakan sebagi berikut : Bila r = -1 berarti korelasi antara variabel X dan Variabel Y negatif sempurna Bila r = 0 berarti korelasi antara variabel X dan Variabel Y tidak ada hubungan Bila r = -1 berarti korelasi antara variabel X dan Variabel Y positif sempurna (sangat kuat) Analsis lain yang digunakan adalah uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel tidak bebas yaitu pengaruh variabel-variabel penelitian dengan keharmonisan keluarga. Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Yij = ßO + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 +.......+ ß9X9 Keterangan : Yij ßO ß1- ß9
= Variabel Tidak Bebas = Konstanta = Koefisien Regresi
Dimana: Yij X1 X2 X3 X4 X5
= Keharmonisan keluarga (skor) = Lama perkawinan (tahun) = Usia istri (tahun) = Usia suami (tahun) = Lama pendidikan istri (tahun) = Lama pendidikan suami (tahun)
38 X6 X7 X8 X9 X10 X11
= Usia nikah istri (tahun) = Usia nikah suami (tahun) = Besar keluarga (orang) = Pendapatan total (Rp/bulan) = Pola komunikasi (skor) = Penyesuaian (skor) Pola komunikasi dikategorikan berdasarkan fungsi keluarga menurut
BKKBN (1994) yang terdiri dari delapan fungsi keluarga. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan peneliti membuat pernyataan mengenai pola komunikasi yang dapat mencakup seluruh hal atau aspek yang ada di dalam keluarga. Peneliti membuat pernyataan mengenai pola komunikasi berdasarkan fungsi keluarga tersebut, masing-masing fungsi terdiri dari 5 sampai 10 pernyataan. Sehingga total dari keseluruhan pernyataan mengenai pola komunikasi ada 51 pernyataan. Pernyataan mengenai pola komunikasi yang dibuat oleh peneliti akan diajukan kepada suami dan istri. Semua item pernyataan pada variabel pola komunikasi yang tertuang dalam kuisioner akan dilakukan skoring (Retnowati 2007 dalam Muladsih 2010). Skoring yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan bagaimana cara masing-masing pasangan melakukan komunikasi yaitu verbal, nonverbal, emosional, atau tidak pernah berkomunikasi. Masingmasing pernyataan diberi skor berdasarkan skala ordinal, yaitu skor 1 jika tidak pernah, skor 2 jika emosional, skor 3 jika non verebal, dan skor 4 jika verbal. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dikompositkan, kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari 0-100 persen. Setelah itu, hasil tranformasi dikategorikan ke dalam rendah (0-33,3), sedang (33,4-66,6), dan tinggi (66,7-100). Penyesuaian diri pasangan dikategorikan berdasarkan Hurlock (2002) yang membagi ke dalam empat bagian penyesuaian diri pasangan antara lain: penyesuaian dengan pasangan, penyesuaian keuangan, penyesuaian seksual, dan penyesuaian dengan keluarga pasangan. Berdasarkan pembagian tersebut peneliti membuat pernyataan mengenai penyesuaian diri pasangan. Masingmasing bagian terdiri dari 5 hingga 10 pernyataan, sehingga total keseluruhan pernyataan penyesuaian diri pasangan ada 40 pernyataan. Pernyataan mengenai penyesuaian diri pasangan yang dibuat oleh peneliti akan diajukan kepada suami dan istri. Semua item pernyataan pada variabel penyesuaian diri pasangan yang tertuang dalam kuesioner akan dilakukan skoring (Retnowati 2007 dalam Muladsih 2010). Skoring yang
39 digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan bagaimana persepsi suami istri terhadap penyesuaian yang dilakukan kepada masing-masing pasangan yaitu apakah sulit, sangat sulit, dan relatif mudah. Masing-masing pernyataan diberi skor berdasarkan skala ordinal, yaitu skor 1 jika sangat sulit, skor 2 jika sulit, dan skor 3 jika netral (kadang mudah, kadang sulit), skor 4 jika mudah, skor 5 jika sangat mudah. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dikompositkan, kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari 0100 persen. Setelah itu, hasil tranformasi dikategorikan rendah (0-33,3), sedang (33,4-66,6), dan tinggi (66,7-100). Keharmonisan keluarga diukur dengan cara masing-masing pertanyaan diberi skor berdasarkan skala likert, yaitu skor 1 jika tidak puas, skor 2 jika kurang puas, skor 3 jika puas, dan skor 4 jika sangat puas. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dikompositkan, kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari 0-100 persen. Setelah itu, hasil tranformasi dikategorikan rendah (0-33,3), sedang (33,4-66,6), dan tinggi (66,7100).
40 Definisi Operasional Keluarga adalah sistem unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang terikat oleh perkawinan, darah, adopsi, serta saling berinteraksi satu sama lain. Karakteristik Keluarga adalah suatu kondisi keluarga contoh yang meliputi besar keluarga, usia keluarga, pendidikan keluarga, jenis pekerjaan contoh, serta pendapatan keluarga contoh. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga dalam suatu keluarga dan tinggal dalam satu rumah. Pendidikan adalah lama jenjang pendidikan yang ditempuh oleh contoh dan keluarga yang dinyatakan dalam tahun. Pendapatan keluarga adalah jumlah besarnya penghasilan yang diterima oleh anggota keluarga yang bekerja, baik yang berasal dari pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan. Penyesuaian diri adalah suatu perubahan yang dialami seseorang dalam hidupnya sebagai suatu proses yang sedang berlangsung, atau sebagai suatu keadaan yang tengah atau terus berlangsung untuk mencapai suatu hubungan yang memuaskan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Penyesuaian diri yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Hurlock (2002) yang membagi penyesuaian diri ke dalam empat bagian antara lain penyesuaian dengan pasangan, penyesuaian keuangan, penyesuai seksual, dan penyesuain dengan keluarga pasangan. Penyesuaian Suami Istri adalah menyatukan dua karakter individu yang berbeda, yang meliputi persetujuan suami istri terhadap hal-hal yang dirasa penting, tugas, peran, kegiatan yang serupa, serta saling memberikan kasih sayang antar pasangan. Komunikasi adalah salah satu cara makhluk hidup untuk berinteraksi satu sama lain dengan adanya pertukaran pesan atau informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan melalui media (saluran). Pola komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang dilakukan dari individu yang satu kepada individu lain, baik secara tertutup maupun terbuka. Pola komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Friedman (2003) yang membagi pola komunikasi dalam dua bagian
41 yaitu pola komunikasi fungsional (terbuka dan langsung) dan pola komunikasi disfungsional (tertutup dan tidak langsung) Keharmonisan keluarga adalah suatu bentuk keadaan atau perasaan bahagia yang
dirasakan
oleh
keluarga
dalam
mengarungi
kehidupan
rumahtangga, yang bersumber dari kerukunan hidup di dalam keluarga, serta mempunyai ciri-ciri sesama anggota keluarga terdapat hubungan yang nyata, teratur dan baik, terutama hubungan antara suami istri. Lama perkawinan adalah usia perkawinan contoh dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Suku adalah suatu identitas yang dimiliki oleh seseorang dari asal daerah kelahirannya.