METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu yang bersamaan, dengan retrospective study, menggali informasi masa lalu contoh. Sementara metode yang digunakan adalah survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama. Kabupaten Sukabumi dipilih sebagai lokasi penelitian secara purposive, dengan pertimbangan kemiskinan masih menjadi permasalah utama di wilayah ini. Penentuan lokasi penelitian selanjutnya dipilih dengan pertimbangan kecamatan dengan persentase keluarga miskin dan tidak miskin yang cukup berimbang. Alasannya, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara keluarga miskin dan tidak miskin. Dipilih Kecamatan Cicurug dengan pertimbangan rasio penduduk miskin dan tidak miskin di wilayah ini sekitar 0,6. Selanjutnya dipilih kelurahan atau desa di Kecamatan Cicurug yang juga memiliki jumlah penduduk miskin dan tidak miskin yang hampir berimbang, dan Desa Pasawahan dipilih sebagai lokasi penelitian. Waktu penelitian (meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penulisan laporan) adalah sembilan bulan, dimulai dari Maret 2011 hingga November 2011.
Contoh dan Metode Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah 894 keluarga yang bertempat tinggal di Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi yang mempunyai anak terakhir berusia balita. Contoh dalam penelitian ini adalah 60 keluarga terpilih yang dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan status sosial ekonomi, yaitu 30 keluarga miskin dan 30 keluarga tidak miskin. Penggolongan dilakukan berdasarkan data tahapan keluarga sejahtera BKKBN (Pra KS dan KS I digolongkan miskin, tahapan selanjutnya digolongkan tidak miskin). Penarikan contoh dilakukan dengan metode stratified random sampling dengan kriteria stratifikasi status kesejahteraan keluarga, setelah sebelumnya dipilih dua RW secara purposive dengan syarat jumlah keluarga yang memiliki balita tertinggi (terpilih RW 3 = 139 keluarga dengan balita dan RW 4=117 keluarga yang memiliki balita). Pemilihan contoh kemudian dilakukan dengan mengacak keluarga yang memenuhi kriteria di dua RW terpilih dengan proporsi
28
masing-masing 15 keluarga untuk setiap kriteria (15 keluarga miskin dengan anak balita dan 15 keluarga tidak miskin dengan anak balita untuk masingmasing RW), sehingga didapatkan total seluruh contoh penelitian adalah 60 keluarga.
Pemilihan Kab. Sukabumi
purposive
Kec. Cicurug purposive
Desa Pasawahan (keluarga dengan balita = 894)
RW 3 (keluarga yang memiliki balita = 139)
Keluarga miskin yang mempunyai anak terakhir balita
purposive
RW 4 (keluarga yang memiliki balita = 117)
Keluarga tidak miskin yang mempunyai anak terakhir balita
Keluarga miskin yang mempunyai anak terakhir balita
Keluarga tidak miskin yang mempunyai anak terakhir balita
purposive
Stratified random sampling
n = 15 keluarga
n = 15 keluarga
n = 15 keluarga
n = 15 keluarga
Gambar 5 Skema cara penarikan contoh
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini meliputi karakteritik sosiodemografi dan ekonomi keluarga contoh, persepsi orang tua dari kedua generasi keluarga menganai nilai anak (nilai psikologis, nilai sosial, dan nilai ekonomi), dan investasi orang tua terhadap anak (alokasi waktu dan uang) pada dua generasi keluarga. Pada generasi pertama, investasi orang tua (kakek dan nenek) terhadap anak (ayah dan ibu) dilihat dari perilaku investasi terhadap ayah dan ibu saat keduanya berusia dini, lama pendidikan formal ayah dan ibu, dan warisan yang diterima ayah dan ibu. Investasi orang tua terhadap anak pada generasi
29
kedua dilihat dari perilaku investasi ayah dan ibu terhadap anak saat ini yang berusia di bawah lima tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini telah diuji reliabilitasya dengan nilai α-crobbach sebesar 0,653 (persepsi orang tua mengenai nilai ayah dan ibu), 0,712 (persepsi ayah dan ibu tentang nilai anak) 0,849 (perilaku investasi orang tua terhadap ayah dan ibu), dan 0,889 (perilaku investasi ayah dan ibu terhadap anak). Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap ayah dan ibu. Sementara itu, data sekunder yang meliputi gambaran umum wilayah dan data kependudukan didapatkan dari dokumen yang dimiliki pemerintah setempat. Tingkat kesejahteraan keluarga asal ayah dan ibu diukur dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada ayah dan ibu mengenai kondisi sosial ekonomi keluarganya pada saat mereka masih kanak-kanak. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan tersebut dipilih berdasarkan tingkat keterhandalannya terhadap variabel waktu karena tidak terpengaruh atau hanya sedikit terpengaruh oleh inflasi. Dengan demikian, bias waktu dalam hal penentuan kesejahteraan keluarga asal yang ditanyakan pada ayah dan ibu bisa diminimalisir. Indikator yang digunakan mengacu pada metode Family Life History yang dilakukan oleh Bottema, Siregar, dan Madiadipura (2008). Indikator-indikator tersebut adalah pekerjaan dan pendapatan kakek serta nenek yang dilihat dari tingkat stabilitasnya, kepemilikan serta kondisi rumah, kepemilikan tanah, kepemilikan ternak, dan pendidikan (kemampuan baca tulis). Sementara itu, tingkat kesejahteraan keluarga contoh dilihat dari data pentahapan Keluarga Sejahtera hasil pengukuran dengan Indikator Kesejahteraan Keluarga oleh BKKBN. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer yang sesuai. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melakukan tabulasi data yang diperoleh dan analisis statistik inferensia melalui uji hubungan antar variabel yang ditentukan serta analisis regresi. Tahapan analisis data yang dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi individu serta keluarga dianalisis secara deskriptif. Jumlah anak pada kedua generasi keluarga
30
dikelompokan menjadi tiga kelompok (kategori keluarga asal ayah dan ibu: 2-4 anak, 5-7 anak, dan ≥8 anak; kategori keluarga contoh: >2 anak, 2-3 anak, dan 4-5 anak); usia ayah dan ibu dibagi menjadi empat kategori (<21 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, dan >40 tahun). Lama pendidikan ayah dan ibu dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu: ≤6 tahun, 7-9 tahun, 10-12 tahun, dan >12 tahun. Sementara itu, pendapatan keluarga contoh per bulan dibagi menjadi lima kategori, yaitu >500 ribu, 500-999 ribu, satu juta-1999 ribu rupiah, 2000-2999 ribu rupiah, dan diatas tiga juta rupiah; sedangkan pendapatan per kapita per orang per bulan dibagi menjadi lima kategori yaitu >100 ribu, 100-199 ribu, 200-299 ribu, 300399 ribu, dan ≥400 ribu rupiah. Status kesejahteraan keluarga generasi I dikelompokan menjadi miskin dan tidak miskin (diukur dengan metode Family Life Hystory/FLH, skor FLH <4=miskin, skor FLH ≥4= tidak miskin). Status dinamika kemiskinan dibedakan menjadi empat, yaitu selalu miskin (keluarga asal dan keluarga contoh miskin), tidak pernah miskin (keluarga asal dan keluarga contoh tidak miskin), terjerumus miskin (keluarga asal tidak miskin, keluarga contoh miskin), dan keluar dari miskin (keluarga asal miskin, keluarga contoh tidak miskin). 2. Status kesejahteraan keluarga asal ayah dan ibu (STATUS1A dan STATUS1B) dan keluarga contoh (STATUS2) dibedakan menjadi miskin dan tidak miskin, kemudian dianalisis secara deskriptif untuk melihat status dinamika kemiskinan (DINAMIKA) diantara kedua generasi keluarga tersebut. Status kesejahteraan keluarga orang tua dari ayah (STATUS1A) dan keluarga dari ibu (STATUS1B), diasumsikan mewakili status kesejahteraan keluarga saat ibu atau ayah berusia balita hingga saat ini. Dinamika kemiskinan antar kedua generasi keluarga tersebut dikategorikan berdasarkan Moore (2008), yaitu: a. Selalu miskin bila kedua generasi keluarga selalu berada dalam kondisi miskin b. Terjerumus ke dalam kemiskinan bila keluarga asal contoh tidak miskin namun keluarga contoh berstatus miskin c. Keluar dari kemiskinan bila keluarga asal contoh berstatus miskin namun keluarga contoh tidak miskin d. Tidak pernah miskin bila kedua generasi keluarga tidak pernah miskin
31
Transfer kemiskinan (TRANSFER) terjadi bila dinamika kemiskinan yang terjadi antar dua generasi keluarga adalah selalu miskin atau terjerumus ke dalam kemiskinan. 3. Terdapat dua nilai anak yang diukur dalam penelitian ini, yaitu persepsi ayah dan ibu mengenai nilai anaknya, dibedakan menjadi VOC2A yaitu nilai anak dimata ayah dan VOC2B yaitu nilai anak dimata ibu. Nilai anak diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu psikologis, sosial, dan ekonomi. Hasil pengamatan terhadap nilai anak dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu rendah (<60%), sedang (60-80%), dan tinggi (>80%) seperti pengelompokan yang dilakukan oleh Hastuti et al. (2009). Diamati pula persepsi orang tua (kakek dan nenek) tentang nilai ayah dan ibu yang diukur dari persepsi ayah atau ibu tentang nilai dirinya (VOC1) dimata orang tua (nenek dan kakek), yang dibedakan menjadi VOC1A yaitu nilai ayah dimata orang tuanya dan VOC1B yaitu nilai ibu dimata orang tuanya. 4. Investasi orang tua terhadap anak yang diamati adalah perilaku investasi ayah dan ibu terhadap anak. Dibedakan menjadi perilaku investasi ayah terhadap anak (INVEST2A) dan perilaku investasi ibu terhadap anak (INVEST2B). Data INVEST2A dan INVEST2B kemudian diolah secara deskriptif (kategori seperti pada varaibel nilai anak). Selain itu, diamati pula investasi orang tua (kakek dan nenek) terhadap ayah dan ibu saat keduanya berusia dini. Investasi tersebut diukur dengan melihat lama pendidikan ayah (EDUA) atau ibu (EDUB), warisan yang diberikan kepada ayah (BEQUESTA) dan ibu (BEQUESTB), serta perilaku investasi orang tua terhadap ayah (INVEST1A) dan ibu (INVEST1B). Data investasi orang tua terhadap ayah dan ibu kemudian diolah secara deskriptif. Skor perilaku investasi orang tua terhadap ayah dan ibu dikelompokan dengan kategori yang sama seperti nilai anak. 5. Analisis deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang digunakan untuk melihat keterkaitan antar variabel penelitian, yaitu karakteristik keluarga, nilai anak, dan investasi orang tua pada anak. Uji beda juga dilakukan untuk melihat perbedaan diantara kelompok contoh. 6. Hubungan antara VOC1A dengan VOC2A, VOC1B dengan VOC2B, dan VOC2A dengan VOC2B dianalisis dengan menggunakan uji korelasi untuk membuktikan terjadinya transfer nilai antargenerasi. Selain itu
32
variabel nilai anak juga dilihat hubungannya dengan status kesejahteraan dengan uji korelasi. 7. Hubungan antara variabel INVEST1A dengan INVEST2A, INVETS1B, dengan INVEST2B, INVEST2A dengan INVEST2B dianalisis dengan menggunakan uji korelasi. Selain itu, variabel perilaku investasi juga dihubungkan dengan status kesejahteraan dengan menggunakan uji korelasi. 8. Hubungan antarvariabel nilai anak dengan perilaku investasi serta status kesejahteraan diuji dengan menggunakan uji korelasi untuk melihat keterkaitan diantara variabel-variabel tersebut. 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesejahteraan keluarga contoh diuji dengan menggunakan regresi logistik, adapun persamaannya sebagai berikut: a + γ1STATUS1 + β1EDUA + β2INVEST1A + β3INVEST1B + γ2BEQUESTA + γ2BEQUESTB + β4AGE2A + ε Keterangan: a=konstanta, p=peluang untuk sejahtera (0=miskin, 1=tidak miskin) β=koefisien regresi, γ=koefisien dummy
11. Faktor-faktor (INCOME)
yang diuji
mempengaruhi
dengan
pendapatan
menggunakan
regresi
keluarga linear
contoh
berganda.
Persamaan regresinya adalah: INCOME
= a + b1STATUS1A + b2STATUS2 + b3INVEST1A + b4EDUA + b5EDUA + b6EDUB + b7BEQUESTA + b8BEQUESTB
Keterangan: a=konstanta, b=koefisien regresi
12. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku investasi ayah terhadap anak (INVEST2A) diuji dengan menggunakan regresi linear berganda. Persamaan regresinya adalah: INVEST2A = a + b1STATUS1A + b2STATUS2 + b3INVEST1A + b4EDUB + b5INCOME + b6INVEST2B + b7VOC1A + b8VOC2A + b9CHILD2 + b10AGEA Keterangan: a=konstanta b=koefisien regresi
33
13. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku investasi ibu terhadap anak (INVEST2A) diuji dengan menggunakan regresi linear berganda. Persamaan regresinya adalah: INVEST2B = a + b1STATUS1B + b2STATUS2 + b3INVEST1B + b4EDUB + b5INCOME + b7VOC1B + b8VOC2B + b9CHILD2 + b10AGEB Keterangan: a=konstanta, b=koefisien regresi
Definisi Operasional Keluarga contoh (FAMILY2) adalah keluarga yang menjadi fokus analisis utama penelitian ini, yaitu keluarga generasi kedua dari unit analisis yang memiliki anak terakhir berusia balita dan dibedakan berdasarkan status kesejahteraan (miskin dan tidak miskin) Keluarga asal atau origin family (FAMILY1) adalah keluarga tempat ayah dan ibu dari keluarga contoh berasal, sehingga terdapat dua keluarga asal yaitu keluarga asal ayah dan keluarga asal ibu Transfer kemiskinan (TRANSFER) adalah suatu fenomena terkait penurunan status kemiskinan antargenerasi keluarga yang disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya transfer modal (capital) antargenerasi keluarga tersebut yang diukur dengan pendekatan status dinamikan kemiskinan (DINAMIKA) Status
dinamika
kemsikinan
(DINAMIKA)
adalah
komparasi
status
kesejahteraan dua generasi keuarga yang dibedakan menjadi empat, yaitu selalu miskin (kedua generasi keluarga miskin), tidak pernah miskin (kedua generasi keluarga tidak miskin), terjerumus miskin (keluarga saat ini miskin, keluarga generasi sebelumnya tidak miskin), dan keluar dari kemiskinan (keluarga saat ini tidak miskin, keluarga generasi sebelumnya miskin). Transfer kemiskinan terjadi ketika status dinamika kemiskinan yang dialami adalah selalu miskin dan terjerumus miskin Jumlah anak keluarga ayah (CHILD1A) adalah jumlah anak yang dimiliki oleh orang tua ayah atau jumlah saudara kandung yang dimiliki ayah Jumlah anak keluarga ibu (CHILD1B) adalah jumlah anak yang dimiliki oleh orang tua ibu atau jumlah saudara kandung yang dimiliki ibu
34
Usia ayah (AGEA) adalah usia ayah saat dilakukan wawancara dalam satuan tahun Usia ibu (AGEB) adalah usia ibu saat dilakukan wawancara dalam satuan tahun Usia anak (AGE3) adalah usia anak terakhir keluarga contoh saat dilakukan wawancara dalam satuan tahun Kemampuan baca tulis (LITERACY1) adalah kemampuan literasi atau baca tulis orang tua ayah (LITERACY1A) dan ibu (LITERACY1B) Lama pendidikan ayah (EDUA) adalah lama pendidikan formal yang ditamatkan oleh ayah dalam satuan tahun Lama pendidikan ibu (EDUB) adalah lama pendidikan formal yang ditamatkan oleh ibu dalam satuan tahun Pekerjaan orang tua ayah (WORK1A) adalah aktivitas orang tua ayah yang menghasilkan uang sebagai sumber pendapatan keluarga yang dibedakan menjadi bidang pertanian dan non pertanian dan dianggap konstan sepanjang waktu Pekerjaan orang tua ibu (WORK1B) adalah aktivitas orang tua ibu yang menghasilkan uang sebagai sumber pendapatan keluarga yang dibedakan menjadi bidang pertanian dan non pertanian dan dianggap konstan sepanjang waktu Pekerjaan ayah (WORK2A) adalah aktivitas ayah yang menghasilkan uang sebagai sumber pendapatan keluarga Pekerjaan ibu (WORK2B) adalah aktivitas ibu yang menghasilkan uang sebagai sumber pendapatan keluarga Stabilitas pendapatan orang tua ayah (INCOME1A) adalah persepsi ayah terkait ketetapan nilai nominal pendapatan yang dihasilkan oleh orang tua setiap bulan saat ayah berusia dini dan dianggap konstan sepanjang waktu Stabilitas pendapatan orang tua ibu (INCOME1B) adalah persepsi ibu terkait ketetapan nilai nominal pendapatan yang dihasilkan oleh orang tua setiap bulan saat ibu berusia dini dan dianggap konstan sepanjang waktu Pendapatan keluarga (INCOME2) adalah total pendapatan yang diterima keluarga contoh setiap bulan dalam satuan Rupiah saat ibu berusia dini Status kesejahteraan keluarga asal ayah (STATUS1A) adalah persepsi ayah terkait tingkat kesejahteraan keluarga orang tuanya saat dirinya berusia
35
dini dan dianggap konstan sepanjang waktu. Diukur dengan kriteria family life history (FLH), dibedakan menjadi miskin dan tidak miskin Status kesejahteraan keluarga asal ibu (STATUS1B) adalah persepsi ibu terkait tingkat kesejahteraan keluarga orang tuanya saat dirinya berusia dini dan dianggap konstan sepanjang waktu. Diukur dengan kriteria family life history (FLH), dibedakan menjadi miskin dan tidak miskin Warisan yang diterima ayah (BEQUESTA) adalah aset material yang diberikan orang tua kepada ayah yang diukur berdasarkan ada atau tidaknya aset material yang diberikan tersebut Warisan yang diterima ibu (BEQUESTB) adalah aset material yang diberikan orang tua kepada ibu yang diukur berdasarkan ada atau tidaknya aset material yang diberikan tersebut Persepsi orang tua tentang nilai ayah (VOC1A) adalah persepsi orang tua tentang manfaat dan risiko dari kehadiran ayah dalam keluarga yang diukur dengan melihat persepsi ayah terkait nilai dirinya dimata orang tua Persepsi orang tua tentang nilai ibu (VOC1B) adalah persepsi orang tua tentang manfaat dan risiko dari kehadiran ibu dalam keluarga yang diukur dengan melihat persepsi ibu terkait nilai dirinya dimata orang tua Persepsi ayah tentang nilai anak (VOC2A) adalah persepsi ayah terkait manfaat dan risiko dari kehadiran anak dalam keluarga contoh Persepsi ibu tentang nilai anak (VOC2B) adalah persepsi ayah terkait manfaat dan risiko dari kehadiran anak dalam keluarga contoh Perilaku investasi orang tua terhadap ayah (INVEST1A) adalah persepsi ayah terkait manifestasi dari alokasi uang dan waktu yang dilakukan orang tua terhadap ayah saat dirinya berusia dini Perilaku investasi orang tua terhadap ibu (INVEST1B) adalah persepsi ibu terkait manifestasi dari alokasi uang dan waktu yang dilakukan orang tua terhadap ibu saat dirinya berusia dini Perilaku investasi ayah terhadap anak (INVEST2A) adalah manifestasi dari alokasi uang dan waktu yang dilakukan ayah terhadap anak saat ini Perilaku investasi ibu terhadap anak (INVEST2B) adalah manifestasi dari alokasi uang dan waktu yang dilakukan ibu terhadap anak saat ini
36