MANAJEMEN LABA PADA LAPORAN KEUANGAN PT. BANK BNI SYARIAH PERIODE 2013 - 2014 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S. E.)
Oleh: Abel Muhammad NIM: 1112046100115
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 27 Februari 2017
Abel Muhammad
iv
ABSTRAK Abel Muhammad. NIM 1112046100115. MANAJEMEN LABA PADA LAPORAN KEUANGAN BNI SYARIAH PERIODE 2013-2014. Skripsi, Program Studi Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1438 H/2017 M. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan besar manajemen laba yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Periode 2013-2014. Berbagai kasus manajemen laba terbukti telah mengakibatkan hancurnya tatanan ekonomi, etika, dan moral dimana masih ada perbedaan pandangan dan pemahaman terhadap aktivitas rekayasa manajerial ini. Bagi para peneliti terdahulu dianggap sebagai salah satu cara merekayasa laporan keuangan sehingga informasi yang didapatkan dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan tidak sepenuhnya dapat dipercaya, dan bisa saja merugikan para pihak yang membuat keputusan berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan. Dalam Skripsi ini, digunakan data sekunder berupa laporan keuangan bulanan publikasi bi.go.id yaitu laporan keuangan bulanan periode 2013-2014 Bank BNI Syariah. Selanjutnya dihitung besarnya manajemen laba, dimana dalam penelitian ini diproksikan dengan nilai discretionary accrual yang dihitung menggunakan model Healy (1985) dan Jones (1991). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, melalui program IBM SPSS versi 22 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada periode 2013 maupun 2014, Bank BNI Syariah melakukan manajemen laba dengan menaikkan pelaporan laba akrualnya (income increasing accrual). Pada analisis deskriptif rata-rata manajemen laba pada BNI syariah menurun dibandingkan tahun 2013 Kata Kunci
: PT. Bank BNI Syariah, Manajemen Laba, Accrual Discretioner
Pembimbing : Supriyono, S.E, MM Daftar Pustaka : 2000 s/d 2016
v
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa pula penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis yang dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat kelulusan dalam jenjang strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan yang disebabkan keterbatasan yang saya miliki. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan di masa yang akan datang. Selanjutnya dalam menyelesaikan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi yang tanpa bimbingan, dorongan, kerja keras, bantuan, dan doa dari berbagai pihak, penyelesaian skripsi ini tentu akan terasa lebih sulit terwujud. Oleh karena itu dirasa tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
vi
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu selama perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak dosen pembimbing, Supriyono, SE, MM, yang bersedia memberikan waktu, bimbingan dan ilmu kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Pemimpin Perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam hal studi kepustakaan. 5. Ayah dan Ibu tercinta, Baharuddin dan Kholidatus Sa’adah yang telah memberikan segalanya demi bisa menyelesaikan skripsi ini, semoga ayah dan ibu selalu diberikan kesehatan Allah SWT. Kebaikan Ayah dan Ibu tak akan tergantikan, Terima kasih untuk seggalanya. 6. Adik-adiku yang tersayang, Devi Permata Insani dan Billie Maulana. 7. Tunangan tersayang, Rini Saraswati, terimakasih atas segala waktu yang disempatkan untuk memberikan semangat, menyuport, dan membantu menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012, terimakasih
untuk
kenangan indah dan maaf atas kesalahan yang pernah terjadi selama kita bersama.
vii
9. Teman-teman KKN Bright. Maaf dan terimakasih telah menjadi teman seatap dan keluarga baru. Banyak sekali memori yang didapat dari sebulan hidup bersama. Terimakasih 10. Teman-teman kosan PS 2012, Alex, Irvanka, Kamal, Taufik, Wiwin, Hafsah, Fawwaz, Kahfi, Audi, Rian, Salman, Leni, Buya, Alfi, Hary, dan yang lainnya. Terimakasih sudah memberikan warna warni pada saat kuliah, susah senang kita tanggung bersama, semoga pertemanan kita berlanjut sampai tua nanti.
11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa terimaksih saya.
Ciputat, 24 Juni 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..……i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………...ii LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………..…iii LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………….……iv ABSTRAK…………………………………………………………………………….v KATA PENGANTAR………………………………………………………….….…vi DAFTAR ISI……………………………………………………………………...….ix DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..xii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………........1 B. Pembatasan Masalah……………………………………………………….….8 C. Perumusan Masalah…………………………………………………………...9 D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………...9 E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………...10 F. Kerangka Pemikiran Teoritis………………………………………………...11 G. Sistematika Penulisan………………………………………………………..12 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Tinjauan Teoritis……………………………………………………………..15
ix
1. Perbankan………………………………………………………………..15 2. Laporan Keuangan……………………………………………………….18 3. Manajemen Laba………………………………………………………...23 B. Review Studi Terdahulu……………………………………………………..36 BAB III METODELOGI DAN OBJEK PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………………...40 B. Metode Penentuan Sampel…………………………………………………..41 C. Metode Pengumpulan Data………………………………………………….41 D. Metode dan Alat Analisis……………………………………………………43 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian………………………………………...44 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Manajemen Laba Bank BNI Syariah………………………………………..51 B. Uji Statistik Deskriptif………………………………………………………59 C. UJI Normalitas………………………………………………………………61 D. Pembahasan Hasil…………………………………………………………....63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………..65 B. Saran…………………………………………………………………………66
DAFTAR PUSTAKA x
LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Aset, DPK, Pembiayaan BNI Syariah……………………….6 Tabel 1.2 Perkembangan laba/rugi per Desember 2014………………………………7 Tabel 2.1 Pemakai Informasi Laporan Keuangan………………………………….. 19 Tabel 2.2 Penggunaan Laporan Keuangan Internal……………………………….... 20 Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Eksternal……………………………..... 20 Tabel 2.4 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba………………...…… 30 Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu………………….……………………… 36 Tabel 3.1 Daftar Struktur Perusahaan…………………………………………..….. 50 Tabel 4.1 Total Akrual Bank BNI Syariah………………………………………..... 52 Tabel 4.2 Koefisien Bank BNI Syariah tahun 2013…………………………..……. 53 Tabel 4.3 Koefisien Bank BNI Syariah periode 2014…………………..………….. 54 Tabel 4.4 Akrual Non Diskresioner Bank BNI Syariah……………...…………….. 56 Tabel 4.5 Akrual Diskresioner Bank BNI Syariah……………………...………….. 57 Tabel 4.6 Descriptive Statistics of Discretionary Accruals…………….………….. 59 Tabel 4.7 Uji Normalitas Periode 2013………………………..…………………….61
xi
Tabel 4.8 Uji Normalitas Periode 2014…………………………..………………….62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis…………………………………………...12 Gambar 3.1 Daftar Struktur Perusahaan……………………………………….…… 49
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan modern saat ini, kehidupan ekonomi manusia tidak terlepaskan dari peran jasa keuangan dan perbankan. Lembaga perbankan merupakan unsur pokok dari sistem pembayaran yang akan disalurkan ke masyarakat untuk suatu kegiatan-kegiatan produktif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. (Faradila dan Cahyati, 2013:57) Oleh karena itu berdirilah sebuah lembaga keuangan atau perbankan untuk memenuhi kegiatan produktif masyarakat. Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan seperti bank konvensional dan syariah sudah diterapkan di Indonesia. Begitu pesatnya perkembangan bank syariah, maka para pakar islam membuat UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yaitu dengan menggunakan kebijakan dual banking system yaitu adanya kebijakan di industri perbankan memperbolehkan bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah. Seperti halnya peraturan Bank Indonesia No.4/1/PBI/2002 tentang perubahan kegiatan usaha Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah dan pembukaan kantor bank berdasarkan prinsip syariah oleh Bank Umum Pasal 1 Ayat 9.
1
Prinsip syariah menurut UU No.10 tahun 1998 Pasal 1 ayat 13 tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha. Bersumber pada Al Qur’an dan sunnah (hadits) bahwa pelaporan keuangan dan sistem akuntansi dalam islam di desain sesuai dengan sistem ekonomi bisnis islam. Dan Allah berfirman dalam Al Qur’an, “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(QS Al Bayyinah: 5)“ Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi dan dia meninggalkan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikannya kepadamu…” (QS Al An’am: 165). Ayat – ayat tersebut menunjukan bahwa tujuan hidup manusia dalam seluruh aktivitas-nya adalah beribadah kepada Allah. Hal ini mencakup aktivitas ekonomi dan didalamnya adalah manajemen keuangan syariah. Maka tujuan manajemen keuangan syariah adalah pertanggungjawaban (accountability), baik pertanggungjawaban terhadap Allah, pihak yang berhak atas perusahaan, maupun alam.
2
Berdasarkan prinsip Islam bahwa Bank syariah sebagai lembaga tidak diperkenankan untuk memanipulasi atau merekayasa laba dalam membuat laporan keuangan. Hal ini dikarenakan dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan sebagai informasi suatu kinerja perusahaan. (Faradila dan Cahyati, 2013:57). Namun dalam praktiknya masih banyak perbankan syariah yang menlakukan manajemen laba dalam pelaporan keuangannya. Dan menurut Harahap dkk (2006) dalam Syahfandi, Fatwa Dewan Syariah Nasional No.15/DSN-MUI/IX/2000
tentang
Prinsip
Distribusi
Hasil
Usaha
menyebutkan bahwa untuk kemaslahatan dalam pencatatan (laporan keuangan) sebaiknya digunakan sistem basis akrual, padahal selama ini prinsip dasar akrual sering digunakan untuk kepentingan manajemen laba (akrual ini disebut akrual kelolaan atau akrual diskresioner). Dalam perkembangan industri perbankan baik konvensional maupun syariah terdapat manajemen laba. Manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan menyusun informasi dalam laporan keuangan. (Sulistyanto, 2014:4) Salah satu bank konvensional yang melakukan manajemen laba yaitu Bank Century yang melakukan rekayasa akuntansi agar laporan keangan bank menunjukan kecukupan modal atau rasio CAR. CAR Bank Century per 28
3
februari 2008 yang ternyata minus 132,5%. CAR negatif itu disebabkan karena adanya aset berupa surat-surat berharga (SSB) sebesar US$ 203 juta yang berkualitas rendah. Bank Indonesia (BI) menyetujui untuk tidak melakukan penyisihan 100% atau pengakuan kerugian (PPAP) terhadap SSB tersebut. Hal tersebut merupakan rekayasa akuntansi yang dilakukan Bank Century agar laporan keuangan bank tetap menunjukan kecukupan modal dan ini disetujui BI sebagai pengawas bank. Sesuai ketentuan, seharusnya bank century dimasukan sebagai bank dalam pengawasan khusus. Pengawasan bank century hanya dalam pengawasan intensif mengakibatkan tidak adanya kekuatan bagi BI untuk memaksa pemegang saham untuk menyelesaikan permasalahan dalam jangka waktu yang jelas serta tidak memberikan kepastian hukum bagi BI untuk mengambil tindakan jika pemegang saham tidak dapat menyelesaikan permasalahan. (Purnomo,2016) Tetapi asumsi seperti diatas tidak selalu menjadi kenyataan. Bahwasannya manajemen laba merupakan permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini. Alasan pertama yaitu manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikan oleh semua perusahaan di dunia. Sebab kedua yaitu tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi namun juga tatanan etika dan moral. (Sulistyanto, 2014:1)
4
Berbagai kasus manajemen laba terbukti telah mengakibatkan hancurnya tatanan ekonomi, etika, dan moral dengan masih adanya perbedaan pandangan dan pemahaman terhadap aktivitas rekayasa manajerial ini. ( Sulistyanto, 2014:3)
Realita-realita yang terpapar di atas termasuk kedalam tindakan dysfunctional behavior (perilaku menyimpang). Bentuk dysfunctional behavior salah satunya adalam earning management atau manajemen laba. Bahkan menurut Sulistyanto,2014 yaitu tujuan dari manajemen laba adalah untuk mengelabui stakeholders yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Dari sini terdapat indikasi bahwa ketika manajemen melakukan praktik manajemen laba pada laporan keuangannya, yang berarti terdapat campur tangan manajemen dalam informasi laba yang dihasilkan, diduga laporan keuangan yang dihasilkan tidak dan atau kurang mencermikan keadaan perusahaan sebenar-benarnya sehingga kredibilitas laporan keuangan menjadi diragukan.
5
Tabel 1.1 Pertumbuhan Aset, DPK dan Pembiayan BNI Syariah Tahun Aset (Juta Rp) Pertumbuhan (%) DPK (Juta Rp) Pertumbuhan (%) Pembiayaan (Juta Rp) Pertumbuhan (%)
2012
2013
2014
10,645,313
14,708,504
19,492,112
25.72
38.16
32.54
8,980,035
11,488,209
16,246,405
42.91
27.93
41.41
7,631,994
11,242,241
14,939,349
43.72
47.30
32.88
Sumber : BNI Syariah Tabel diatas menunjukan bahwa dalam jangan tiga tahun yaitu periode 2012-2014, dimana tahun 2012 tingkat pertumbuhan aset mengalami fluktuasi sebesar 25.72% pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 38.16% dan pada tahun 2013-2014 pertumbuhan aset mengalami penurunan sebesar 32.54%, dan dari sisi DPK mengalami fluktuasi sama halnya dengan aset yaitu pada tahun 2012 pertumbuhan DPK sebesar 42.91% lalu pada tahun 2012-2013 pertumbuhan DPK mengalami penurunan sebesar 27.93% pada 2013-2014
pertumbuhan
DPK meningkat
kembali
sebesar
41.41%.
Sedangkan pada sisi pembiayaan pertumbuhan mengalami fluktuasi sama halnya dengan aset dan DPK yaitu pada tahun 2012 sebesar 43.72% dan meningkat sebesar 47.30% pada tahun 2012-2013, lalu pada tahun 2013-2014 pertumbuhan pembiayaan mengalami penurunan sebesar 32.88%. berdasarkan
6
data diatas, telah terjadi inkonsistensi pada kinerja keuangan Bank BNI Syariah pada tahun 2012 sampai 2014. Tabel 1.2 Perkembanga Laba/Rugi Per Desember 2014 (dalam jutaan rupiah) Periode
BNI Syariah
BRI Syariah
BJB Syariah
Bukopin Syariah
2012
101,892
101,888
-18,180
17,298
2013
186,218
129,564
28,316
27,245
2014
163,251
6,577
22,744
12,770
Sumber : Laporan Publikasi Bank Tabel diatas menjelaskan tentang Labar/Rugi dari berbagai Bank Syariah diantara nya BNI Syariah, BRI Syariah, BJB Syariah, dan Bukopin Syariah. Terlihat dari data diatas BNI Syariah selalu memperoleh hasil Laba/Rugi terbesar diantara bank syariah lainnya pada table diatas. Pada tahun 2012 dengan nilai tertinggi yaitu 101,892. Di tahun 2013 dengan nilai 186,219. Dan juga tahun 2014 dengan nilai 163,251. Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka penulis termotivasi untuk mengetahui apakah dengan kondisi dan fenomena tersebut Bank BNI Syariah menggunakan manajemen laba pada laporan keuangannya dan jika memang ada, seberapa besar bank tersebut melakukan manejamen laba. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitan dengan judul
7
”Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan BNI Syariah Periode 20132014”.
B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung nilai discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan metode Healy dan Jones. 2. Data diperoleh dari laporan keuangan bulanan yang telah dipublikasikan bank BNI syariah pada website BI. 3. Penelitian ini sebatas mengetahui seberapa besar manajemen laba bank BNI syariah serta pola laba yang digunakan, tanpa menganalisis apa yang melatarbelakangi bank tersebut melakukan tindakan manajemen laba jika memang terdapat manajemen laba didalamnya.
8
C. Perumusan Masalah Dengan didukung oleh data data yang diambil dari penelitain terdahulu oleh para ahli dan argumen pendukung yang sudah dikemukakan pada sub-bagian sebelumnya, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat diklasifikasi pada penelitian kali ini, yaitu : 1. Berapa besar manajemen laba yang dilakukan oleh bank BNI Syariah periode 2013 ? 2. Berapa besar manajemen laba yang dilakukan oleh bank BNI Syariah periode 2014 ? 3. Bagaimana pola manajemen laba yang dilakukan pada bank BNI Syariah ? D. Tujuan Penelitian Terkait dengan perumusan masalah yang telah di formulasikan, maka terdapat tujuan penelitian secara umum yang ingin di capai, yaitu : 1. Mengetahui adanya manajemen laba pada BNI Syariah periode 2013 2. Mengetahui adanya manajemen laba pada BNI Syariah periode 2014 3. Mengetahui pola manajemen laba yang dilakukan pada bank BNI Syariah 4. Menjelaskan perbedaan besaran manajemen laba yang dilakukan di Bank BNI Syariah peride 2013 -2014
9
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh manajemen laba khusus nya pada BNI Syariah. 2. Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu yang berkaitan dengan pengaruh manajemen laba. 3. Bagi masyarakat luas Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas, khususnya bagi para nasabah, angkatan kerja dan mereka yang antusias seputar manajemen laba. 4. Bagi perusahaan Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengevaluasi kinerja perusahaannya, serta untuk tidak dan atau meminimalisir dalam melakukan manajemen laba karena dinilai merugikan bagi pihak pemegang saham.
10
F. Kerangka Pemikiran Teoritis Permasalahan agency theory dalam konteks teori perusahaan timbul karena terjadinya perbedaan kepentingan ekonomis antara agent (manajer) dan
principal
(investor/pemegang
saham).
Berdasarkan
perbedaan
kepentingan antara agent dan principal inilah maka muncul suatu praktek manajemen laba. National Commission on Fraudulent Financial Reporting (1987) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan yang dapat menyesatkan pemakai laporan keuangan dengan menyajikan laporan informasi yang tidak akurat, dan bahkan kadang merupakan penyebab terjadinya tindakan illegal misalnya penyajian laporan keuangan yang terdistorsi atau tidak sesuai dengan sebenarnya (Indah, 2006). Kerangka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
11
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
PT. Bank BNI Syariah Tbk
Laporan Keuangan Periode 2013
Laporan Keuangan Periode 2014
Analisis Manajemen Laba
Analisis Manajemen Laba
Menghitung Discretionary accruals Periode 2013
Menghitung Discretionary accruals Periode 2014
Kesimpulan
G. Sitematika Penulisan Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini disajikan sistematika penulisannya secara lengkap :
12
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan sistematika penulisan BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN Bab ini berisi landasan (kerangka) teori terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang berisikan teori-teori mengenai bank, bank syariah, initial public offering, laporan keuangan, serta manajemen laba. Pada sub bab berikutnya dibahas review studi terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan variable penelitian dan definisi operasional dari variable yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan, serta gambaran umum objek penelitian. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian sehingga didapat hasil dan pengujian
13
hipotesis, yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA
14
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teoritis
1. Perbankan Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya keuntungan saja (Hasibuan, 2003:2). Menurut Dictionary of Banking
and financial service by Jerry
Rosenberg, bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, dan menanamkan dananya dalam surat berharga (Taswan, 2006:4). Menurut pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Secara umum, berdasarkan jenisnya, di Indonesia terdapat dua jenis bank, yaitu bank konvensional dan bank syariah atau bank yang melakukan usaha dengan prinsip syariah. (Alma, 2014:10)
15
Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november tahun 1998 tentang perbankan, maka jenis perbankan terdiri dari :
a. Bank umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut juga bank komersil (commercial bank). (Imamah, 2012:72) b. Bank Syariah
Syariah adalah kata bahasa arab yang secara harfiahnya berarti jalan yang ditempuh atau garis yang semestinya dilalui. Secara terminologi, definisi syariah adalah peraturan-peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah, atau telah digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung di antaranya dengan Allah dan di atntaranya dengan manusia. ( Syaikh Mahmud Syalthut,2008) Jadi singkatnya, syariah itu berisi peraturan dan hukum-hukum, yang
16
menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh seorang Muslim. (Karim,2008:61)
Sebagaimana Pasal 1 ayat 1 UU no 21 tahun 2008, Perbankan Syariah adalah “segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah antara lain adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
i.
Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah);
ii.
Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan;
iii.
Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
iv.
Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
17
v.
Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.
Sedangkan dalam pasal 1 ayat 7, Undang-undang yang sama, Bank Syariah adalah “Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Permbiayaan Rakyat Syariah”. Ayat 8, “Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain diluar perusahaan. Akuntansi
adalah
proses
mengidentifikasi,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi sebuah organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kejadian- kejadian ekonomi tersebut akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan. (Pulungan, 2013:3)
18
Namun menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial perofmance), dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangan berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, networth, beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti dengan catatan,, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan.
Tabel 2.1 Pemakai Informasi Laporan Keuangan Sumber Bagi pemasaran Bagian Sumber Daya Manusia Bagian Pembelian
Contoh Informasi keuangan Informasi non keuangan Jumlah penjualan Tingkat kepuasan pelanggan Diskon penjualan yang Produk kompetitor yang dapat diberikan menyebabkan penurunan penjualan Total gaji pegawai Turnover pegawai Pajak penghasilan Rekrutmen pegawai pegawai
Jumlah pembelian Ketepatan waktu pengiriman Retur pembelian kepada barang oleh pemasok supplier Sumber : Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per 1 Juni 2012 h.1
Pada paragraf 9 dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS), Pemakai laporan keuangan meliputi investor
19
sekarang dan investor potensial; pemilik dana qardh; pemilik dana investasi mudharabah; pemilik dana titipan; pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf; pengawas syariah; karyawan; pemasok dan mitra usaha lainnya; pelanggan; pemerintah; serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Para pemakai tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Tabel berikut menunjukkan contoh penggunaan laporan keuangan yang umum terjadi di berbagai perusahaan: (Pulungan, 2013:2)
Tabel 2.2 Penggunaan Laporan Keuangan Internal
Internal Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi Karyawan Kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan sebagainya. Manajemen Kondisi keuangan perusahaan terkini yang relevan untuk perencanaan perusahaan. Sumber : Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per 1 Juni 2012 h.2
Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Eksternal Eksternal Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi Investor Posisi keuangan perusahaan untuk menentukan risiko berinvestasi. Pemberi pinjaman (kreditor) Kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman. Pemerintah Jumlah pajak perusahaan untuk membantu perhitungan penerimaan negara dari sector 20
pajak. Kemampuan perusahaan membayar utangnya atas pembelian secara kredit. Kemampuan perusahaan menyelesaikan proyek jangka panjang, misalnya konstruksi bangunan.
Pemasok Pelanggan
Sumber : Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per 1 Juni 2012 h.2 Berdasarkan paragraf 30 KDPPLKS tahun 2007, dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan menurut KDPPLKS adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha; 2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi asset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada, serta bagaimana perolehan dan penggunaannya; 3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah
terhadap
amanah
dalam
mengamankan
dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan 4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer serta informasi mengenai
21
pemenuhan kewajiban fungsi social entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam entitas syariah atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen (KDPPLKS paragraph 32). Ada dua asumsi dasar penyusunan laporan keuangan entitas syariah sebagaimana tertuang dalam KDPPLKS, yaitu:
1. Dasar akrual Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) serta diungkapkan dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai, tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
22
pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan (KDPPLKS paragraph 41). Akan tetapi, perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha tidaklah menggunakan dasar akrual, melainkan menggunakan dasar kas. Dalam pembagian hasil usaha, disebutkan dalam KDPPLKS paragraph 42, pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah laba bruto. 2. Kelangsungan usaha Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (KDPPLKS Paragraf 43).
3. Manajemen Laba
a. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori agensi yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Wardhani, diartikan sebagai suatu kontrak antara pemilik (principal) yang melibatkan orang lain (agen(manajer)) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan mendelegasikan wewenang sepenuhnya untuk pengambilan keputusan kepada agen. Adanya pemisahan antara
23
pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan akan memunculkan permasalahan agensi (agency problem) karena masing-masing pihak akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitas yang dimilikinya. (Ratna Wardhani, 2009) Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas agent sehari-hari untuk memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi (asymmetric information). Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri,
24
mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. (Widyaningdyah, 2001)
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Watts dan Zimmerman (1986) dalam Agnes) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan
agent
tersebut
adalah
yang disebut
sebagai
earnings
management. (Widyaningdyah, 2001:91) Ada tiga asumsi yang mendasari agency theory yang diungkapkan oleh Eisenhardt (1989) dalam Indah dan Irfan, yaitu: a.
asumsi tentang sifat manusia yang memiliki kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri (self interest),
b. asumsi tentang keorganisasian yang ditandai oleh adanya konflik antara anggota organisasi, efisien sebagai kriteria produktivitas dan adanya asimetris informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen,
25
c. asumsi tentang informasi yang menjelaskan bahwa informasi dipandang sebagai komoditas yang dapat diperjual-belikan.
b. Manajemen Laba (Earnings Management)
Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis adalah laba yang dihasilkan perusahaan informasi laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 2 (dua) merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak-pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif. Hal tersbut membuat pihak manajemen berusaha untuk melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik oleh pihak eksternal. Menurut Sulistyanto (2014 : 48), Manajemen laba (earning manajement) didefinisikan oleh beberapa peneliti akuntansi, secara umum ada beberapa definisi yaitu: a. Davidson, Stickney, dan Weil Earning management is the process of taking deliberate steps within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desired level of reported earning (Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas
26
prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan). b. Schipper Earning management is a purposes interbention in the external financial reporting process, with the intent of obtaining some private gain (a opposed to say, merely faciliting the neutral operation of the process) (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyususunan pelaporan keunagan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses). c. National Association of Certified Fraud Examiners Earning management is the intentional, deliberate, misstatement or omission of material facts, or accounting data, which is misleading and, when considered with all the information made available, would cause the reader to change or alter his judgement or decision (Manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya
27
akan menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya). d. Fisher dan Rozenwig Earning management is an action of a manager which serve to increase (decrease) current reported earnings of the unit which the manager is responsible without generating a corresponding increase (decrease) in long-term economic profitability of the unit (Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikkan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang). e. Lewitt Earning management is flexibility in accounting allows it to keep pace with business innovations. Abuses such as earnings occur when people exploit this pliancy. Trickery is employed to abscure actual financial volatility. This in turn, make the true consequences of management decision
(Manejemen
laba
adalah
fleksibilitas
akuntansi
untuk
menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya. Penipuan mengaburkan volatilitas keuangan sesungguhnya. Itu semua untuk menutupi konsekuensi dari keputusan-keputusan manajer). f. Healy dan Wahlen
28
Earning management occurs when managers uses judgement in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either
mislead
some
stakeholders
about
underlying
economics
performance of the company or to influence contractual outcomes that depend on the reported accounting numbers (Manajemen laba muncul ketika manager menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu).
Secara umum ada tiga kelompok model empiris manajemen laba untuk mengidentifikasi aktivitas rekayasa manajerial yang diklasifikasikan atas dasar basis pengukuran yang digunakan yaitu: (Sri Sulistyanto,2014:7)
a. Model berbasis akrual (aggregate accruals) merupakan model yang menggunakan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba. Secara spesifik model ini menunjukan bahwa untuk mendeteksi manajemen laba dimulai dengan menghitung laba yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu periode tertentu. selanjutnya laba ini dipecah menjadi laba kas dan laba non-kas akrual untuk menentukan jumlah laba akrual
untuk
menghitung
29
nilai
discretionary
accruals
dan
nondiscretionary accruals. Secara empiris nilai discretionary accruals bisa nol, positif, atau negatif. Nilai nol menunjukan manajemen laba dilakukan dengan pola perataan laba (income smoothing), nilai positif menunjukan majemen laba dilakukan dengan pola penaikan laba (income increasing), dan nilai negatif menunjukan manajemen laba dengan pola penurunan laba (income decreasing). b. Model yang berbasis specific accruals, yaitu pendekatan yang menghitung akrual sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan item laporan keuangan tertentu dari industri tertentu pula. c. Model distribution of earnings. Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan pengujian secara statistic terhadap komponen-komponen laba untuk mendeteksi factor yang mempengeruhi pergerakan laba. Model berbasis distribution of earning terfokus pada laba di sekitar benchmark yang dipakai, misalnya laba kuartal sebelumnya, untuk menguji apakah incidence yang berada di atas maupun di bawah benchmark telah merefleksikan ketidakberlanjutan kewajiban untuk menjalankan kebijakan yang telah dibuat.
Tabel 2.4 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba Peneliti Proksi Manajemen Laba A. Model Aggregate Accruals Healy (1985) Total akrual (total accruals) DeAngelo (1986) Perubahan dalam total akrual
30
Jones (1991)
Sisa regresi total akrual dari perubahan penjualan dan property, plant, and equipment.
Model Jones dimodifikasi dari Dechow, Sloan & Sweeney (1995)
Sisa regresi total akrual dari perubahan penjualan dan property, plant, and equipment, dimana pendapatan disesuaikan dengan perubahan piutang yang terjadi pada periode bersangkutan.
Kang & Sisa regresi dari aktiva lancar nonkas yang dikurangi Suvaramakrishan kewajiban yang dibagi dengan aktiva bersangkutan pada (1995) periode sebelumnya yang disesuaikan dengan kenaikan pendapatan, biaya dan plant and equipment. B. Model Specific Accruals McNichols & Sisa provisi untuk piutang tak tertagih, yang diestimasi Wilson (1988) sebagai sisa regresi provisi untuk pitang tak tertagih pada saldo awal, serta penghapusan piutang periode berjalan dan periode yang akan datang. Petroni (1992)
Klaim terhadap estimasi cadangan kesalahan, yang diukur selama lima tahun perkembangan cadangan kerugian penjaminan kerusakan property.
Beaver & Engel Biaya yang tersisa dari kerugian pinjaman, yang diestimasi (1986) sebagai sisa regresi biaya dari keruhian pinjaman pada charge-of bersih, pinjaman yang beredar, aktiva yang tidak bermanfaat dan melebihi satu tahun perubahan aktiva tidak bermanfaat. Beneish (1997)
Beaver McNichols (1998)
Hari-hari dalam indeks piutang, indeks laba kotor, indeks kualitas aktiva, indeks depresiasi, indeks biaya administrasi umum dan penjualan, indeks total akrual terhadap total aktiva. & Korelasi serial dari satu tahun perkembangan kerugian penjaminan kerusakan property.
C. Pendekatan Distribution of Earnings Burgtahler & Menguji apakah frekuensi realisasi laba tahunan yang Dichev (1997) merupakan bagian atas (bawah) laba yang besarnya nol dan laba akhir tahun adalah lebih besar (kecil) daripada yang diharapkan.
31
Degeorge et al Menguji apakah frekuensi realisasi laba kuartalan yang (1999) merupakan bagian atas (bawah) laba yang besarnya nol, laba akhir kuartal dan forecast investor adalah lebih besar (kecill) daripada yang diharapkan. Myers & Skinner Menguji apakah angka-angka laba meningkat yang (1999) berurutan adalah lebih besar dibankdingkan angka-angka jika tanpa manajemen laba. Sumber: McNichols 2000 dalam Sulistyanto, h. 8 Ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan untuk menguji perilaku etis dari seseorang dalam mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan (motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba) seperti yang dikemukakan Watts dan Zimmerman dalam Sulistyanto: (Sulistyanto,2014:63)
a. Bonus plan hypothesis yang menyatakan bahwa rencana bonus atau kompensasi manajerial akan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang akan membuat laba yang dilaporkannya menjadi lebih tinggi. Konsep ini membahas bahwa bonus yang dijanjikan pemilik kepada manajer perusahaan tidak hanya memotivasi manajer untuk bekerja dengan lebih baik tetapi juga memotivasi manajer untuk melakukan kecurangan manajerial. Agar selalu bisa mencapai tingkat kinerja yang memberikan bonus, manajer mempermainkan besar kecilnya angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan sehingga bonus itu selalu didapatnya
32
setiap tahun. Hal inilah yang mengakibatkan pemilik mengalami kerugian ganda, yaitu memperoleh informasi palsu dan mengeluarkan sejumlah bonus untuk sesuatu yang tidak semestinya. b. Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya. Keuntungan tersebut berupa permainan laba agar kewajiban utang-piutang dapat ditunda untuk periode berikutnya sehingga semua pihak yang ingin mengetahui
kondisi
perusahaan
yang
sesungguhnya
memperoleh
informasi yang keliru dan membuat keputusan bisnis menjadi keliru pula. Akibatnya, terjadi kesalahan dalam mengalokasikan sumberdaya. c. Political cost hypothesis menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang dapat memperkecil atau memperbesar laba yang dilaporkannya. Konsep ini membahas bahwa manajer perusahaan cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang perpajakan, apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya. Manajer akan mempermainkan laba agar kewajiban pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan perusahaan.
33
Scott mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajer antara lain : (William R. Scott, 2009:405) a. Taking a Bath Terjadinya taking a bath adalah pada perioda stress atau reorganisasi termasuk pengangkatan CEO yang baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer merasa dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi, konsekwensinya manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat. b. Income Minimization Bentuk ini dilakukan sebagai alasan politis pada perioda laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk Research and Development, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak, gas dan sebagainya. c. Income Maximization Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perusahaan yang
34
melakukan pelanggaran perjanjian hutang, manajer cenderung untuk memaksimalkan laba. d. Income Smoothing Income smoothing merupakan bentuk manajemen laba yang paling populer dan sering dilakukan oleh manajer. Manajemen laba dilakukan oleh manajer dengan cara menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi dalam melaporkan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi. Secara
garis
besar,
teknik
melakukan
manajemen
laba
dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (Indah dan Ekawati, 2005:2) a. Memanfaatkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain; estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. b. Mengubah Metoda Akuntansi Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah meetoda depresiasi aktiva tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus. c. Menggeser Perioda Biaya atau Pendapatan
35
Beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rozenzweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990). Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai perioda akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland, 1993), mempercepat atau menunda pengeluaran prromosi sampai perioda akuntansi berikutnya, mengatur saat penjulan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai, dan lainlain.
B. Review Studi Terdahulu Penelitian terkait manajemen laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain: Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu No
1
2
Nama penulis/ judul penelitian/ tahun Suriyani, Putu Putri (2015) / Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba / Jurnal Ak Universitas Pendidikan Ganesha vol.3 no.1 Tahun 2015
Tujuan dari Penelitian ini adalah Untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, Presentasi saham public, komite audit, leverage terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian ini adalah pengaruh paling dominan tehadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia Periode 2008-2013 adalah variable presentase saham public
Ketut Gunawan,
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
Substansi
36
Perbedaan dan persamaan dengan penulis Perbedaan: pada penelitian Suriyani tujuan melakukan penelitian nya yaitu untuk mengetahui factor factor yang mempengaruhi manajemen laba pada suatu perusahaan manufaktur Persamaan: sama-sama membahas tentang manajemen laba, dan perhitungan manajemen laba nya menggunakan discretional accrual Perbedaan :
3
4
I Nyoman Ari Surya Darmawan, I Gusti Ayu Puramawati (2015) / Pengaruh Ukuran Perusahaan Profitabilitas, dan Leverage terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) / e journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 ( Volume 03, No. 01 Tahun 2015) Zahara, Sylvia Veronica / Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah / Simposium Nasional Akuntansi 11 Pontianak 2008
Elisa Indah &
terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba, karena perusahaan besar lebih banyak memiliki aset dan memungkinkan banyak aset yang tidak dikelola dengan baik sehingga kemungkinan kesalahan dalam mengungkapkan total aset dalam perusahaan tersebut. Variabel-variabel seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap variabel dependen, yaitu manajemen laba. Dengan semakin tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka hal tersebut mendorong manajemen untuk melakukan manipulasi laba untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan agar investor tetap mau berinvestasi di perusahaan tersebut.
Penelitian dilakukan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen laba pada bank syariah dan pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara rata-rata tidak ada praktik manajemen laba yang signifikan yang diukur menggunakan discretionary accruals pada bank syariah. Selain itu rasio CAMEL tidak memiliki efek yang signifikan pada manajemen laba, kecuali pada rasio NPM yang memiliki pengaruh positif signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa secara rata-rata tidak ada perbedaan manajemen laba pada bank syariah, profitabilitas bank dapat memotivasi pihak manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba. Penelitian tersebut juga menemukan bukti bahwa manajemen laba pada bank umum syariah secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan unit usaha syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Perbedaan: terletak pada tujuan utama melakukan penelitian, zahara veronica untuk mencaritahu pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba, saya seberapa besar manajemen laba yang dilakukan. Kemudian perbedaan objek dan periode. Zahara veronica menggunakan objek bank syariah dan unit usaha syariah di Indonesia pada periode 2005-2006, saya focus pada bank BNI syariah periode 2014 dan 2015.
37
Persamaan: Peneliti berkesimpulan adanya praktek manajemen laba dalam perusahan yang diteliti.
Persamaan: sama-sama menggunakan discretionary accruals model Healy dan Jones sebagai proksi manajemen labanya. Perbedaan:
terletak
pada
Erni Ekawati / Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis Dengan Model Deangelo / Simposium Riset Ekonomi II, Surabaya 2005
5
6
Priskila Adiasih dan Indra Wijaya Kusuma / Manajemen Laba Pada Saat Pergantian CEO (Dirut) di Indonesia / Jurnal Akuntansi dan Keuangan , Vol 13, No. 2, November 2011, 67-79
Sri Padamantyo (2010), meneliti tentang analisis manajemen laba pada laporan keuangan perbankan syariah (periode tahun 20022006).
memngetahui kembali mengenai manajemen laba di sekitar IPO dan hubungan manajemen laba di sekitar IPO dengan performa operasional perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian dengan menggunakan uji t-test menghasilkan kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan melakukan manajemen laba dengan menaikkan laba akrualnya pada periode sebelum dan setelah IPO. Dalam penelitian Elisa & Erni ini juga menunjukkan hasil bahwa performa operasi perusahaan setelah IPO lebih kecil dibandingkan setelah IPO. Kondisi ini sebagai akibat dari perusahaan yang melakukan manajemen laba sebelum IPO sampai terjadinya penurunan performa perusahaan setelah IPO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya manajemen laba pada peristiwa pergantian Direktur Utama (CEO). Hasil penelitian Priskila & Indra membuktikan bahwa pada peristiwa pergantian CEO non-rutin, CEO yang baru menjabat melakukan manajemen laba dengan menggunakan akrual diskresioner untuk menurunkan laba pada tahun pergantian. Namun demikian, penelitian ini tidak berhasil membuktikan terjadinya manajemen laba pada peristiwa pergantian CEO rutin. Selain itu, CEO lama dalam peristiwa pergantian CEO non-rutin tidak melakukan manajemen laba pada tahun terakhir sebelum pergantian. Oleh karena itu, Priskila & Indra menyimpulkan bahwa manipulasi laba bukan argumen untuk pergantian CEO non-rutin. Metode yang digunakan adalah metode total accruals. Variabel yang digunakan antara lain perubahan kas, perubahan aktiva lancar, perubahan utang lancar, perubahan utang jangka panjang, biaya deppresiasi, total aktiva. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahun 2002, 2004, 2005, 2006 perbakan syariah melakukan manajemen laba dengan menaikan laba yang dilaporlan, sedangkan pada tahun 2003 perbankan syariah melakukan manajemen laba
38
model yang digunakan untuk menghitung Discretionary Accrual (model de Angelo), Objek yang digunakan (penelitian Elisa & Erni menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode 19952002, kecuali perusahaan industry property, real estate & kontruksi bangunan dan industry keuangan). Persamaan: sama-sama dalam ruang linkup manajemen laba
Perbedaan: 1. Perbedaan model menghitung manajemen laba (jurnal tersebut menggunakan modified jones model, saya model Healy dan Jones), 2. Objek berbeda (jurnal tersebut perusahaanperusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami pergantian CEO, 3. Berbeda Periode (Jurnal tersebut 2000-2009). Persamaan: sama-sama dalam ruang lingkup manajemen laba.
Persamaan Penelitian tersebut membahas managemen laba menggunakan metode total accruals. Penelitian ini juga menjadi acuan penelitian yang akan dilakukan pada lembaga keuangan syariah. Perbedaan Pada penelitian saudara sri menggunakan sampel pada perbankan syariah pada tahun
dengan menurunkan dilaporkan.
7
Putu Putri Suriyani, Gede Adi Yuniarta, Ananta Wikrama T.A (2015) / Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2008 – 2013) / e Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
yang
2002-2006, dan yang akan peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan sampel BPRS di wilayah jakarta yang terdaftar di BI pada tahun 2013-2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara simultan dan parsial terhadap manajemen laba.
Persamaan: Sama-sama dalam ruang lingkup manajemen laba.
39
laba
Perbedaaan: Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regeresi linier berganda, penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur.
BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai manajemen laba dan menguji hipotesis dalam penelitian guna menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana paneliti mencoba menghitung besarnya manajemen laba yang dilakukan oleh bank syariah. Dengan menggunakan laporan keuangan bulanan dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2014. Adapun proksi yang digunakan untuk menghitung manajemen laba adalah nilai discretionary accruals atau akrual yang dikelola dengan menggunakan model yang pertama kali dikembangkan yaitu menggunakan model Healy (1985) & Jones (1991) seperti yang digunakan dalam penelitian Zahara dan Veronica (2009) dan Riyan Nugraha Putra (2014). Kemudian setelah mendapatkan nilai proksi manajemen laba, kemudian dilihat bagaimana pola manajemen laba yang dilakukan Bank BNI Syariah, apakah dengan menurunkan laba atau menaikkan laba atau pola lainnya, namun perlu diingat penelitian ini dilakukan tanpa mengidentifikasi sebab bank yang bersangkutan melakukan manajemen laba.
40
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik judgement sampling atau biasa dikenal dengan purposive sampling. Judgement sampling merupakan pemilihan individu dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi. (Moh. Nazir, 2011:271) Data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini merupakan laporan keuangan bulanan Bank BNI Syariah dari publikasi di website Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan. Periode laporan keuangan yang digunakan adalah dua tahun laporan keuangan Bank BNI Syariah periode 2013-2014
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi karena data yang digunakan merupakan pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer (data yang didapat dari sumber pertama) yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak-pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagramdiagram. (Umar,2004:42)
41
Adapun prosedur yang dijalankan dalam mengumpulkan data antara lain: a. Studi kepustakaan Dalam mengumpulkan data sekunder, peneliti melakukan studi kepustakaan berupa mencari literatur-literatur serta jurnal-jurnal terdahulu yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini. b. Pencarian data via Internet Selain melakukan kajian kepustakaan, peneliti juga mencari data-data yang dibutuhkan via internet. Penggunaan internet sangat mempermudah dalam penulisan skripsi ini karena data yang dibutuhkan sendiri berupa laporan keuangan bulanan Bank BNI Syariah didapatkan dari website resmi Bank Indonesia yang kemudian diunduh untuk diolah.
42
D. Metode dan Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Adapun versi yang dipergunakan adalah versi IBM SPSS 20. Metode analisis yang dilakukan antara lain: a. Uji Statistik Deskriptif Dalam uji statistik deskriptif, akan diberikan gambaran atau deskripsi variable-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif dalam penelitian ini mencakup rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi. b. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menguji residual. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variable atau residual memiliki distribusi yang normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisa grafik dan juga analisa statistic. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah analisis statistik Kolmogorov- Smirnov (K-S). Dari hasil output uji ini dilihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan (sig K-S ≥ α= 0.05), maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, Jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan (sig K-S ≤ α= 0.05) maka data residual tidak berdistribusi normal.
43
E. Operasionalisasai Variabel Penelitian
1. Manajemen Laba
Ada banyak model yang digunakan dalam penelitian terkait manajemen laba dalam menghitung proksi akrual diskresionernya. Dalam penelitian ini manajemen laba dihitung dengan menggunakan proksi akrual diskresioner model Healy (1985) dan Jones (1991) seperti yang digunakan dalam penelitian Zahara dan Veronica (2009) dan Riyan Nugraha Putra (2014). Seperti yang kita ketahui bahwa total akrual merupakan nilai dari akrual diskresioner ditambah akrual nondiskresioner. Oleh karena manajemen laba diukur melalui akrual diskresioner (discretionary accrual), maka nilai tersebut yang dihitung dengan mencari nilai selisih dari total akrual dengan akrual nondiskresioner. Sesuai dengan definisinya maka: TAit= ANDit +ADit Dimana: TAit adalah total akrual, ANDit adalah akrual non kelolaan dan ADit adalah akrual kelolaan.
44
Adapun proksi akrual diskresioner dengan model Healy dan Jones (sulistyanto, 2008), dirumuskan sebagai berikut: TAit= (ΔPMADit + ΔBDDit + ΔUMPit – ΔBYDit – ΔUPit – BAPit – Depit)/(Ait-1) Keterangan : TAit
= Total akrual bank umum syariah I pada bulan t
ΔPMADit
= Selisih pendapatan masih akan diterima bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
ΔBDDit
= Selisih beban dibayar dimuka bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
ΔUMPit
= Selisih uang muka pajak bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
ΔBYDit
= Selisih beban yang harus dibayar bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.pasiva)
ΔUPit
= Selisih utang pajak bank umum syariah i pad bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
BAPit
= Beban penyisihan aktiva produktif bank umum syariah i pada bulan t (kap.jumlah ppap yang wajib dibentuk)
Depit
= Beban depresiasi bank umum syariah pada bulan t (neraca.akum. penyusutan aktiva tetap dan inventaris)
Ait-1
= Total aktiva bank umum syariah i pada bulan t-1
45
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan melakukan regresi linier sederhana terhadap TAit/Ait-1 sebagai variable dependen serta, 1/TAit-1, ∆POit/Ait-1, dan PPEit/TAit-1 sebagagai variable independennya (Sulistyanto, 2008 : 224)
TAit/Ait-1 = a1(1/Ait-1) + b1(ΔPOit/Ait-1) + b2(PPEit/Ait-1) + e Keterangan : TAit/Ait-1 (Y)
=
Total akrual bank umum syariah I pada bulan t/ Total
aktiva bank umum syariah i pada bulan t-1 1/Ait-1 (X1) ∆POit/Ait-1 (X2)
=1
=
/ Total aktiva bank umum syariah i pada bulan t-1
Selisih pendapatan operasional bank umum syariah i pada bulan t dengan bulan t-1 / Total aktiva bank umum syariah i pada bulan t-1
PPEit/Ait-1 (X3)
= property,
plant, equipment (aktiva tetap) bulan syariah
i pada bulan t./ Total aktiva bank umum syariah i pada bulan t-1
Nilai unstandardized residual yang diperoleh dari persamaan regresi di atas merupakan nilai akrual non diskresioner yang digunakan sebagai elemen penghitung nilai manajemen laba. ADit = TAit - ANDit
46
Karena rumus awal dari perhitungan total akrual adalah penjumlahan antara nilai akrual non kelolaan (AND) dengan akrual kelolaan (AD), maka nilai akrual diskresioner dapat dihitung dengan menselisihkan total akrual dengan akrual non diskresioner, sehingga rumus perhitungan akrual diskresioner adalah seperti ditunjukkan kotak di atas.
2. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Hipotesis diterima apabila TA<0 atau TA>0, artinya bahwa terdapat manajemen laba pada laporan keuangan perbankan syariah. b. Hipotesis ditolak apabila TA = 0, artinya bahwa tidak ada manajemen laba pada laporan keuangan perbankan syariah F. Gambaran Umum Objek Penelitian
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
47
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank BNI Syariah No. 53
48
tanggal 29 September 2014, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H. Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat dalam Database Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-06781.40.21.2014 tanggal 29 September 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU099808.40.80.2014 tanggal 29 September 2014.
Pemerintah (Government)
Masyarakat (public)
60%
40%
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK 99,9%
PT BANK BNI SYARIAH
PT BNI LIFE INSURANCE 0,1% Gambar 3.1 Daftar Struktur Perusahaan Sumber : www.bnisyariah.co.id
49
TABEL 3.1 Daftar Struktur Perusahaan
Keterangan Modal dasar
Jumlah saham
Jumlah nilai nominal
Presentase
4,004,000
Rp4,004,000,000,000.00
1,500,000
Rp1,500,000,000,000.00
99,9%
1,500
Rp1,500,000,000.00
0,1%
1,501,500
Rp1,501,500,000,000.00
100%
2,502,500
Rp2,502,500,000,000.00
Modal di tempatkan dan disetor penuh 1. PT BNI (Persero) Tbk 2. PT BNI Life Insurance Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Jumlah Saham Dalam Portapel
Sumber : www.bnisyariah.co.id
50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen Laba Bank BNI Syariah Seperti yang dipaparkan dalam bab sebelumnya, perhitungan discretionary accruals sebagai proksi dari manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan model Aggregate Accruals yang pertama kali dikembangkan oleh Healy dan Jones. Untuk itu, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data berupa laporan keuangan bulanan Bank BNI Syariah yang telah dipublikasi di bi.go.id, untuk kemudian dianalisa sehingga didapatkan nilai dari masingmasing akun yang diperlukan. Adapun perhitungan ini mengunakan SPSS dan Microsoft Excel.
Sesuai dengan rumus manajemen laba yaitu: TAit= ANDit +ADit A
=
(ΔPMAD + ΔBDD + ΔUMP – ΔBYD – ΔUP – BAP – D (A 1
Maka peneliti mencari nilai dari masing-masing variable yaitu nilai ΔPMADit ; ΔBDDit ; ΔUMPit ; ΔBYDit ; ΔUPit ; BAPit ; Depit ; Ait-1, (nilai dan laporan keuangan terlampir). Kemudian dari nilai-nilai tersebut didapatkan nilai TAit yang merupakan nilai total akrual Bank BNI Syariah pada bulan t, yaitu:
51
Tabel 4.1 Total Akrual Bank BNI Syariah Periode Jan-13
TAit
Periode Jan-14
Tait
0.011762438
Feb-13
0.012756122
Feb-14
0.003323887
Mar-13
0.010814431
Mar-14
0.002971346
Apr-13
0.012786261
Apr-14
0.004942742
May-13
0.011353336
May-14
0.007236767
Jun-13
0.002615898
Jun-14
0.008217504
Jul-13
0.003254643
Jul-14
0.009747968
Aug-13
0.000805951
Aug-14
0.008769565
Sep-13
0.001282352
Sep-14
0.009636434
Oct-13
0.003010001
Oct-14
0.009227597
Nov-13
0.004762231
Nov-14
0.009140842
Dec-13
0.010110102
Dec-14
0.004630796
0.004780962
Sumber : data diolah
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model: TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1 + β1(ΔPOit/Ait-1 + β2(PPEit/Ait-1) + e Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh, merupakan nilai akrual non diskresioner Bank BNI Syariah. Namun, sebelum mendapatkan nilai unstandardized residual, terlebih dahulu dicari nilai α1, β1, β2. Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
52
Tabel 4.2 Koefisien Bank BNI Syariah tahun 2013
Standardized Coefficients Model Beta (1/Ait-1) 3.240 (ΔPOit/Ait-1) 2.036 (PPEit/Ait-1) -0.601 a. Dependent variable : TAit/Ait-1 Sumber= data diolah Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas untuk periode 2013, yang kemudian diperoleh nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non diskresioner menjadi: TAit/Ait-1 = 3.240(1/Ait-1 + 2.036(ΔPOit/Ait-1) + (-0.601)(PPEit/Ait-1) + e
Ketika rasio TAit/Ait-1 dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi variable apapun maka nilainya 3.240
Koefisien regresi ΔPO menunjukkan arah positif, hal ini berarti bahwa jika ΔPO
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka akan menambah
prosentase TAit/Ait-1 sebesar 2.036
Koefisien regresi PPE menunjukkan arah negative, hal ini berarti jika PPE mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka prosentase TAit/Ait-1 akan mengalami penurunan sebesar 0.601
53
Jika tebel-tabel di atas merupakan output perhitungan untuk periode 2013, maka tabel di bawah ini merupakan periode 2014
Tabel 4.3 Koefisien Bank BNI Syariah periode 2014 Standardized Coefficients Model Beta (1/Ait-1) 1.330 (ΔPOit/Ait-1) 0.195 (PPEit/Ait-1) -1.811 a. Dependent variable : TAit/Ait-1 Sumber : data diolah Setelah didapatkan nilai koefisiennya, maka rumus untuk mencari nilai akrual non diskresioner periode 2014 menjadi: TAit/Ait-1 = 1.330(1/Ait-1 + 0.195(ΔPOit/Ait-1) + (-1.811)(PPEit/Ait-1) + e
Ketika rasio TAit/Ait-1 dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi variable apapun maka nilainya 1.330
Koefisien regresi ΔPO menunjukkan arah positif, hal ini berarti bahwa jika ΔPO
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka akan menambah
prosentase TAit/Ait-1 sebesar 0.195
Koefisien regresi PPE menunjukkan arah negative, hal ini berarti jika PPE mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka prosentase TAit/Ait-1 akan mengalami penurunan sebesar 1.811
54
Dari hasil diatas, baik pada periode 2013 maupun 2014, dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk PO bernilai positif dan untuk PPE bernilai negative. Hal tersebut dikarenakan terdapat hubungan searah antara PO dan TA, yang artinya jika nilai PO bertambah maka akan menambah nilai TA. Hal tersebut terjadi karena nilai PO yang sangat memungkinkan dihitung menggunakan metode akrual. Di lain pihak nilai PPE merupakan nilai yang negative. PPE disini diperoleh dari nilai aktiva tetap dan inventaris di pos neraca laporan keuangan. Nilai tersebut memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dipermainkan karena nilai tersebut didapatkan dari nilai barang yang masih ada, dan dapat diketahui berapa nilainya, sehingga dari sini dapat diketahui bahwa apabila nilai PPE bertambah maka nilai total akrual akan berkurang, karena itu hubungan antara keduanya negative. Hasil hubungan PO dan TA positif, serta PPE dan TA negative juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Ryan Nugraha Putra dan Zahara Veronica.
55
Setelah didapatkan nilai koefisien dari masing-masing periode, langkah selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan software SPSS ver 20, yang kemudian didapatkan nilai unstandardized residual- akrual non diskresioner atau akrual non kelolaan adalah sebesar:
Tabel 4.4 Akrual Non Diskresioner Bank BNI Syariah Periode
Akrual Non Diskresioner
Periode
Akrual Non Diskresioner
Jan-13
-1.531E-11
Jan-14
5.108E-11
Feb-13
6.509E-11
Feb-14
-1.0227E-10
Mar-13
4.549E-11
Mar-14
-7.441E-11
Apr-13
-2.024E-11
Apr-14
1.571E-11
May-13
2.3652E-10
May-14
3.624E-11
Jun-13
-1.8544E-10
Jun-14
4.052E-11
Jul-13
1.532E-10
Jul-14
1.4815E-10
Aug-13
-4.1202E-10
Aug-14
3.716E-11
Sep-13
-2.058E-10
Sep-14
-2.611E-11
Oct-13
-7.096E-11
Oct-14
-6.951E-11
Nov-13
-4.01E-12
Nov-14
-3.176E-11
Dec-13
4.5138E-10
Dec-14
-2.479E-11
Sumber=data diolah Setelah mendapatkan kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mencari nilai akrual diskresioner sebagi proksi manajemen laba dengan rumus, yaitu: ADit = TAit - ANDit Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
56
Periode
AD
Dalam persen
Periode
AD
Dalam persen
Jan-13
0.011762438
1.176%
Jan-14
0.004780962
0.478%
Feb-13
0.012756121
1.276%
Feb-14
0.003323887
0.332%
Mar-13
0.010814431
1.081%
Mar-14
0.002971346
0.297%
Apr-13
0.012786261
1.279%
Apr-14
0.004942742
0.494%
May-13
0.011353335
1.135%
May-14
0.007236767
0.724%
Jun-13
0.002615898
0.261%
Jun-14
0.008217504
0.822%
Jul-13
0.003254642
0.325%
Jul-14
0.009747968
0.975%
Aug-13
0.000805952
0.080%
Aug-14
0.008769565
0.876%
Sep-13
0.001282352
0.128%
Sep-14
0.009636434
0.964%
Oct-13
0.003010001
0.301%
Oct-14
0.009227597
0.923%
Nov-13
0.004762231
0.476%
Nov-14
0.009140842
0.914%
Dec-13
0.010110101
1.011%
Dec-14
0.004630796
0.463%
Rata-rata
0.006886
0.69%
Rata-rata 0.00710948
Periode 2014
Periode 2013
Tabel 4.5 Akrual Diskresioner Bank BNI Syariah
0.71%
Sumber=data diolah
Sampai dengan hasil perhitungan di atas, beberapa rumusan masalah sudah dapat terjawab. Dari hasil hitungan discretionary accruals menggunakan model Healy dan Jones, telah didapatkan besarnya nilai manajemen laba yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah dalam kurun waktu 2 tahun yaitu pada periode 2013 dan periode 2014. Sesuai dengan teori yang dipaparkan sebelumnya, nilai AD pada tabel diatas menunjukan nilai positif, yaitu Bank BNI Syariah menggunakan manajemen laba
57
dengan pola penaikan laba (income increasing). Cara atau pola manajemen laba yang dilakukan, yaitu: Secara keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh memiliki nilai dan merupakan bernilai positif semuanya, baik pada periode 2013 maupun pada periode 2014. Maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan Bank BNI Syariah telah melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan. Nilainya pun masih terbilang kecil, dengan nilai manajemen laba tertinggi yang dilakukan yaitu mencapai angka 1,729. Lima bulan pertama pada periode 2013 Bank BNI Syariah melakukan manajemen laba yang cukup besar bila dibandingkan bulan bulan lainnya pada periode 2013 yaitu dengan kisaran 1%, setelah itu pada bulan selanjutnya terjadi penurunan. Pada bulan Agustus dikatakan cukup baik karna manajemen laba yang dilakukan sangat kecil yaitu 0.08%, dan pada akhir tahun bank BNI Syariah mengalami kenaikan manajemen laba lagi yaitu sebesar 1.001%. Dari tabel, juga dapat dilihat rata-rata nilai AD periode 2013 adalah sebesar 0.00710948 jika dipresentasekan yaitu pada angka 0.71%. Di tahun 2014, manajemen laba tertinggi yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah yaitu pada bulan juli sampai bulan november dengan angka yang hampir mencapai 1%. Bila dilihat dari rata-rata manajemen laba yang dilakukan pada tahun 2014 hasil nya lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2013. Hal ini mungkin bisa dikatakan cukup baik bagi Bank BNI Syariah karena manejemen laba yang dilakukan mengalami penurunan dari tahun sebelum nya. Dan bisa kita lihat dari
58
tabel rata rata nilai AD pada periode 2014 adalah sebesar 0.006886 dan bila dipresentasekan yaitu 0.69%, dan membuktikan bahwa terjadi penurunan dibandingkan pada periode 2013 yaitu 0.71%.
B. Uji Statistik Deskriptif Tabel 4.6 Descriptive Statistics of Discretionary Accruals
AD 2013 AD 2014 Valid N (listwise) Sumber=data diolah
N 12 12 12
Minimum Maximum Mean .000805952 .012786261 .007109480 .002971346 .009747968 .006885534
Std. Deviation .004838842 .002577410
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistic deskriptif akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa variable proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD) terendah untuk peiode 2013 adalah sebesar 0.000805952 yang dilakukan pada Agustus 2013. Hal ini menjadi catatan terbaik Bank BNI Syariah selama periode 2013 sampai 2014,
karena berarti manajemen laba yang dilakukan pada bulan
tersebut sangat sangat kecil. Selain itu, hal ini juga mengindikasikan bahwa pada bulan tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan cash basis dalam pengakuan pendapatannya daripada bulan-bulan lainnya. Kemudian nilai AD tertinggi di tahun 2013 memiliki nilai maksimum sebesar 0.012786261 yang jika dipresentasekan yaitu 1.3%. Perolehan angka tersebut dilakukan pada bulan April yang berarti pada bulan tersebut akrual yang dikelola oleh Bank BNI Syariah cukup besar. Selanjutnya untuk
59
nilai rata-rata (mean) dari AD periode 2013 adalah 0.007109480. nilai ini hampir menyentuh angka 1%, hal ini dapat terlihat dari tabel AD yang menunnjukkan 6 bulan pada tahun 2013 memiliki nilai yang berada di kisaran 1 %, yaitu: Januari, Ferbruari, Maret, April, Mei dan Desember. Hasil untuk periode 2014, nilai AD terendah adalah sebesar 0.002971346 yaitu pada bulan Maret 2014. Meskipun masih berada di kisaran 0%, namun jika dilihat, nilai minimum tersebut lebih tinggi dari nilai minimum periode 2013. Dan sebaliknya, pada nilai maksimum terjadi penurunan dibandingkan periode 2013, dimana nilai maksimum AD pada tahun 2014 adalah sebesar 0.009747968 yang terjadi pada bulan juli 2014. Angka ini terjadi penurunan bila dibandingkan dengan nilai maksimum pada tahun 2013, bahkan angkanya pun tidak lebih dari 1%. Untuk nilai mean, diperoleh sebesar 0.006885534 yang juga mengalami penurunan dari pada periode sebelumnya (2013), hal tersebut dikarenakan jika dilihat dari tabel AD, memang untuk tahun 2014, AD Bank BNI Syariah berada dibawah 1% dan angka yang tertinggi pun hanya mencapai 0.9%. Melihat menurunnya nilai rata-rata AD, memberikan gambaran kepada peniliti bahwa semakin lama semakin kecil manajemen laba yang dilakukan Bank BNI Syariah terhadap laporan keuangannya bila mengacu pada manejemen laba yang dilakukan Bank BNI Syariah pada periode 2013 dan 2014.
60
C. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Sebelum melakukan uji beda paired sample t-test terhadap Manajemen Laba Bank BNI Syariah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan metode one sample kolmogorov-smirnov (1-Sample K-S). Suatu variable dikatakan normal jika nilai uji normalitas Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai signifikansi α=0.05. Adapun hipotesis dari uji normalitas yang dilakukan adalah:
Tabel 4.7 Uji Normalitas Periode 2013
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
12 a,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.00000000
Absolute
.134
Positive
.134
Negative
-.130
Kolmogorov-Smirnov Z
.463
Asymp. Sig. (2-tailed)
.983
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah peneliti
61
Tabel di atas merupakan output dari software IBM SPSS ver.20 yang menunjukkan hasil dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai Kolmogorof-Smirnov untuk periode 2013 adalah 0,463, dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0,983. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar 0.05 (Asymp. Sig > 0.05)..
Tabel 4.8 Uji Normalitas Periode 2014
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
12 a,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.00000000
Absolute
.146
Positive
.146
Negative
-.117
Kolmogorov-Smirnov Z
.506
Asymp. Sig. (2-tailed)
.960
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah peneliti Tabel di atas merupakan output dari software IBM SPSS ver.20 yang menunjukkan hasil dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai Kolmogorof-Smirnov untuk periode 2013 adalah 0,506, dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0,960. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar 0.05 (Asymp. Sig > 0.05).
62
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian selama periode 2013-2014 pada PT Bank BNI Syariah memiliki nilai akrual atau total akrual lebih besar dari 0 sehingga dapat disimpulkan terdapat manajemen laba pada laporan keuangan PT Bank BNI Syariah. Hal ini berarti mengungkapkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat manajemen laba pada laporan keuangan pada laporan keuangan PT Bank BNI Syariah (Ha) diterima. Dan hipotesis yang menyatakan tidak terdapat manajemen laba pada laporan keuangan PT Bank BNI Syariah (Ho) ditolak. Manajemen laba yang dilakukan oleh BNI Syariah dengan menaikan laba terjadi karena kemungkinan manajemen bersikap optimis dalam melaporkan kinerjanya, yaitu dengan mengakui pendapatan masa depan menjadi pendapatan sekarang sehingga kinerja perusahaan lebih tinggi dari pada kinerja fundamentalnya. Oleh sebab itu, manajemen laba dapat dikatakan sebagai permainan akuntansi (accounting games), Apalagi jika melihat bahwa rekayasa ini merupakan upaya untuk menyembunyikan dan mengubah informasi dengan mempermainkan besar kecilnya angka-angka komponen laporan keuangan yang dilakukan ketika mencatat dan menyusun informasi itu. Ada dua alasan yang dapat menjelaskan mengapa laporan keuangan rawan untuk dipermainkan oleh siapapun yang menyusun informasi itu. Alas an pertama adalah hanya dengan memahami dan menguasai konsep-konsep
63
akuntansi dan keuangan seseorang dapat mempermainkan informasi keuangan ini sesuai dengan tujuan yang ingin di capainya. Alasan kedua adalah kebebasan dalam memilih dan menggunakan metode dan prosedur akuntansi ini secara tidak langsung membuat standar akuntansi seakan-akan mengakomodasi atau memfasilitasi aktivitas rekayasa manajerial ini. (Sulistyanto, 2008:11)
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan pembahasan terkait manajemen laba di Bank BNI Syariah, maka semua rumusan permasalahan yang telah dipaparkan di muka dapat terjawab. Oleh karena itu peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan (Tabel 4.5) Bank BNI Syariah pada periode 2013 melakukan manajemen laba dengan metode Akrual Diskreioner yaitu Lima bulan pertama pada periode 2013 Bank BNI Syariah melakukan manajemen laba yang cukup besar bila dibandingkan bulan lainnya pada periode 2013 yaitu dengan kisaran 1%, setelah itu pada bulan selanjutnya terjadi penurunan. Pada bulan Agustus dikatakan cukup baik karna manajemen laba yang dilakukan sangat kecil yaitu 0.08%, dan pada akhir tahun bank BNI Syariah mengalami kenaikan manajemen laba yaitu sebesar 1.001%. 2. Tidak jauh berbeda dengan periode 2013, pada periode 2014 Bank BNI Syariah melakukan manajemen laba pada laporan keuangannya. Manajemen laba tertinggi yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah yaitu pada bulan Juli sampai bulan November dengan angka hampir mencapai 1%. Bila dilihat dari
65
rata-rata manajemen laba yang dilakukan pada tahun 2014 hasil nya lebih kecil dibandingkan tahun 2013. 3. Karena semua hasil perhitungan akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba menunjukkan nilai positif, maka dapat dikatakan bahwa pola manajemen laba yang dilakukan adalah dengan cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual) baik pada periode 2013 maupun 2014.
B. Saran Saran yang dapat direkomendasikan dari penelitian terkait manajemen laba ini antara lain adalah: 1. Penelitian
selanjutnya
dapat
mengembangkan
penelitian
dengan
melakukan wawancara kepada pihak Bank BNI Syariah terkait dengan sebab manajemen laba yang ditemukan pada laporan keuangannya. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan laporan keuangan triwulan, semester, maupun tahunan dengan jangka waktu lebih lama, menggunakan objek berbeda serta metode perhitungan manajemen laba yang berbeda seperti menggunakan metode Burgtahler and Dichev atau yang lainnya. 3.
Meskipun belum ada peraturan pasti terkait dengan pencantuman besar manajemen laba yang dilakukan, akan lebih baik jika informasi tersebut diinformasikan kepada pengguna laporan keuangan dengan berbagai cara yang dapat dilakukan, sehingga informasi yang diberikan kepada
66
pengguna akan lebih jelas dan transparan sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, regulator dirasa perlu mengkaji lebih lanjut mengenai manajemen laba ini, dalam hal nilai minimum maupun maksimum dan juga pencantumannya pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan dapat lebih informatif dan benar-benar mewakili keadaan perusahaan yang sebenar-benarnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Adiasih, Priskila dan Indra Wijaya Kusuma. “Manajemen Laba Pada Saat Pergantian CEO (Dirut) Di Indonesia.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 2 (November 2011): h. 67-79. Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Al-Arif, M. Nurianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2005. Bursa Efek Indonesia (BEI), Panduan Sekolah Pasar Modal Syariah level 1. Jakarta: BEI, 2014. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesai (DSN MUI). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2. Jakarta: DSN MUI dan Bank Indonesia, 2003. Efferin, Sujoko, dkk. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008. Gumanti, Tatang Ary. “Earnings Management dalam penawaran saham perdana di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(2), 2000. Indah, Elisa dan Erni Ekawati. “Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo”, Simposium Riset Ekonomi 2 23-24 November 2005. Surabaya: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Irawan, Moh. Adi dan Tatang Ary Gumanti. “Indikasi Earnings Management pada Initial Public Offering.” Simposium Nasional Akuntansi. Palembang: 2009. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. E book Cetakan Pertama. Jakarta: IAI, 2007. Khairani, Hanni. “Etika Bisnis Islam Tentang Manajemen Laba”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Nur’aini, Mufida. “Studi Perbandingan Model Revenue dan Model Accrual Dalam Mendeteksi Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Mnufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010).” Skripsi S1 Fakulas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2012. Pramesti, Nisitha Dyah. “Analisis Perbandingan Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Reformasi Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008 Pada Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2010.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2013. Prasetyo, Widodo. “ Pendeteksian Earnings Management, Underpricing, dan Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Premti, Arjan. “Earnings Manajement Prior to Initial Public Offerings and Its Effect on Firm Performance: International Evidence.” International Journal of Financial Research, Vol. 4, No. 3 (2013): h. 10-24. Pulungan, Andey Hasiholan, dkk. Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per 1 Juni 2012. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013. Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008. Putra, Riyan Nugraha. “Analisis Pengaruh Rasio Camel dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.” Skripsi S1 Fakultas Ekomomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Scott, William R. Financial Accounting Theory, 5th ed. Ebook Canada: Pearson Prentice Hall Inc, 2009. Septiana, Indah Putri dan M. Irfan Tarmizi. “Konservatisme Akuntansi, Efektivitas Komite Audit, Konsep Amanah dan Manajemen Laba.”Simposium Nasional Akuntansi 18. Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015. Siamat, Dahlam. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Sulistyanto, Sri. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo, 2014.
Syalthut, Syaikh Mahmud “Al-Islam, ‘Aqidah wal Syariah”. Dalam Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Wardhani, Ratna. “Pengaruh Proteksi bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Kualitas Laba (Analisis Lintas Negara di Asia).” Disertasi S3, Universitas Indonesia Jakarta, 2009. Widyaningdyah, Agnes Utari. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go public di Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 5, no. 2, Universitas Kristen Petra, 2001. Zahara, Sylvia Veronica. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah”. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak 2008. UU nomor 21 tahun 2008 UU nomor 8 tahun 1995 http://www.bi.go.id/ http://www.bnisyariah.co.id
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13
Pend. Akan diterima t t-1 ΔPMADit 23,208 27,682 -4,474 14,288 17,137 -2,849 23,598 78,876 -55,278 27,527 14,873 12,654 32,889 15,478 17,411 38,235 27,347 10,888 43,221 25,266 17,955 15,757 13,055 2,702 23,280 16,162 7,118 25,012 15,047 9,965 31,501 17,742 13,759 122,499 28,390 94,109
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
128,083 23,208 106,348 14,288 107,641 23,598 109,895 27,527 116,267 32,889 125,818 38,235 132,864 43,221 99,879 15,757 105,214 23,280 107,501 25,012 113,495 31,501 119,366 122,499
No WAKTU
104,875 92,060 84,043 82,368 83,378 87,583 89,643 84,122 81,934 82,489 81,994 -3,133
B. Dibyr dimuka Uang muka pajak t t-1 t t-1 ΔBDDit ΔUMPit 199,726 130,915 68,811 51,296 42,509 8,787 210,083 141,872 68,211 57080 42,518 14,562 196,492 150,283 46,209 62713 29,409 33,304 200,810 167,508 33,302 44323 29,409 14,914 196,206 182,094 14,112 27531 32,145 -4,614 189,521 206,540 -17,019 11782 34,882 -23,100 205,796 222,705 -16,909 9682 37,619 -27,937 201,219 230,940 -29,721 9752 38,033 -28,281 189,257 229,436 -40,179 6567 38,447 -31,880 183,520 200,252 -16,732 4013 38,861 -34,848 181,603 202,485 -20,882 1912 43,006 -41,094 181,363 192,936 -11,573 309 47,151 -46,842 189,214 189,273 189,057 184,970 183,722 184,283 207,050 196,645 187,938 176,834 167,613 140,620
199,726 210,083 196,492 200,810 196,206 189,521 205,796 201,219 189,257 183,520 181,603 181,363
-10,512 -20,810 -7,435 -15,840 -12,484 -5,238 1,254 -4,574 -1,319 -6,686 -13,990 -40,743
1174 1174 0 0 0 0 0 0 9733 5673 3104 0
51,296 57080 62713 44323 27531 11782 9682 9752 6567 4013 1912 309
-50,122 -55,906 -62,713 -44,323 -27,531 -11,782 -9,682 -9,752 3,166 1,660 1,192 -309
B. Yg msh hrs dibayar t t-1 ΔBYDit 16,116 47,108 -30,992 18,727 51,057 -32,330 20,073 54,896 -34,823 41,399 58,510 -17,111 41,905 61,516 -19,611 35,465 40,456 -4,991 36,672 41,518 -4,846 37,485 28,401 9,084 38,891 24,184 14,707 39,901 21,318 18,583 39,332 24,776 14,556 35,916 14,639 21,277
Utang pajak Beban Penyisihan t t-1 ΔUPit BAPit 16009 19,027 -3,018 -5,988 12079 8,164 3,915 -18,903 9261 12,796 -3,535 -56,495 3705 8,164 -4,459 -57,902 14578 9,261 5,317 -80,089 12641 10,566 2,075 -39,025 11333 8,541 2,792 -45,703 10954 8,088 2,866 -54,312 7620 8,245 -625 -72,083 7341 6,978 363 -78,957 7620 7,102 518 -107,966 10445 4,350 6,095 -114,755
36,128 38,637 44,064 46,961 48,101 52,183 50,697 56,210 58,059 58,901 60,533 51,657
10724 10006 10338 11245 10560 9302 10098 10102 8891 11581 11073 22263
16,116 18,727 20,073 41,399 41,905 35,465 36,672 37,485 38,891 39,901 39,332 35,916
20,012 19,910 23,991 5,562 6,196 16,718 14,025 18,725 19,168 19,000 21,201 15,741
16009 12079 9261 3705 14578 12641 11333 10954 7620 7341 7620 10445
-5285 -2073 1077 7540 -4018 -3339 -1235 -852 1271 4240 3453 11818
-12,867 -28,391 -28,474 -43,619 -52,908 -56,988 -73,119 -76,502 -85,831 -92,997 -100,462 -134,669
Beban Penyusutan Total Aktiva t t-1 Depit Ait-1 -57,608 -41,350 -16,258 10,999,420 -61,285 -42,271 -19,014 11,465,554 -59,375 -43,135 -16,240 12,513,650 -63,307 -44,100 -19,207 12,478,159 -65,389 -45,113 -20,276 12,469,287 -67,419 -46,119 -21,300 13,001,272 -69,844 -47,134 -22,710 13,388,874 -72,145 -48,274 -23,871 13,565,337 -74,374 -49,407 -24,967 14,057,760 -76,612 -52,482 -24,130 14,128,236 -78,928 -54,272 -24,656 14,558,512 -81,415 -55,695 -25,720 14,717,656 -86,108 -86,109 -88,461 -90,883 -93,343 -95,827 -98,307 -100,806 -103,316 -105,836 -108,480 -108,754
-57,608 -61,285 -59,375 -63,307 -65,389 -67,419 -69,844 -72,145 -74,374 -76,612 -78,928 -81,415
-28,500 -24,824 -29,086 -27,576 -27,954 -28,408 -28,463 -28,661 -28,942 -29,224 -29,552 -27,339
14,825,677 15,259,846 15,611,446 16,245,637 16,864,851 17,350,767 17,440,250 17,912,634 18,483,498 19,121,338 19,096,272 19,492,112
Total Akrual
TAit 0.011762438 0.012756122 0.010814431 0.012786261 0.011353336 0.002615898 0.003254643 0.000805951 0.001282352 0.003010001 0.004762231 0.010110102 0.004780962 0.003323887 0.002971346 0.004942742 0.007236767 0.008217504 0.009747968 0.008769565 0.009636434 0.009227597 0.009140842 0.004630796
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13-Jan 13-Feb 13-Mar 13-Apr 13-May 13-Jun 13-Jul 13-Aug 13-Sep 13-Oct 13-Nov 13-Dec
tot.akrual TAit 0.011762438 0.012756122 0.010814431 0.012786261 0.011353336 0.002615898 0.003254643 0.000805951 0.001282352 0.003010001 0.004762231 0.010110102
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
0.004780962 0.003323887 0.002971346 0.004942742 0.007236767 0.008217504 0.009747968 0.008769565 0.009636434 0.009227597 0.009140842 0.004630796
No WAKTU
T.aktiva -1 Ait-1 10,999,420 11,465,554 12,513,650 12,478,159 12,469,287 13,001,272 13,388,874 13,565,337 14,057,760 14,128,236 14,558,512 14,717,656
Tait/Ait-1 0.000000001069 0.000000001113 0.000000000864 0.000000001025 0.000000000911 0.000000000201 0.000000000243 0.000000000059 0.000000000091 0.000000000213 0.000000000327 0.000000000687
t 104,455 218,149 390,081 496,610 574,609 710,232 852,156 987,773 1,132,896 1,274,723 1,431,910 1,611,742
p.operasi t-1 93,663 162,930 257,455 341,314 450,009 565,328 660,359 731,979 849,420 975,943 1,094,158 1,251,924
14,825,677 15,259,846 15,611,446 16,245,637 16,864,851 17,350,767 17,440,250 17,912,634 18,483,498 19,121,338 19,096,272 19,492,112
0.000000000322 0.000000000218 0.000000000190 0.000000000304 0.000000000429 0.000000000474 0.000000000559 0.000000000490 0.000000000521 0.000000000483 0.000000000479 0.000000000238
146,583 292,214 454,473 611,545 771,144 941,092 1,119,451 1,292,952 1,478,227 1,663,321 1,852,445 2,176,438
104,455 218,149 390,081 496,610 574,609 710,232 852,156 987,773 1,132,896 1,274,723 1,431,910 1,611,742
aktv.tetap
ΔPOit
PPEit
10,792 55,219 132,626 155,296 124,600 144,904 191,797 255,794 283,476 298,780 337,752 359,818
154,805 156,243 157,740 158,408 160,683 161,774 173,008 175,407 176,091 179,037 179,670 183,764
42,128 74,065 64,392 114,935 196,535 230,860 267,295 305,179 345,331 388,598 420,535 564,696
183,765 184,733 187,413 191,518 193,589 195,726 196,989 198,760 199,677 203,971 206,102 219,644
α1(1/Ait-1)
β1(ΔPOit /Ait-1)
β2(PPEit/Ait-1)
Eit
Non accrual Dis
AD diprosentasekan
3.24
0.000000091
0.000000295
2.036
0.00098
0.00200
-0.501
0.01407
-0.007051036
-1.531E-11
0.011762438
1%
3.24
0.000000087
0.000000283
2.036
0.00482
0.00981
-0.501
0.01363
-0.006827210
6.509E-11
0.012756121
1%
3.24
0.000000080
0.000000259
2.036
0.01060
0.02158
-0.501
0.01261
-0.006315323
4.549E-11
0.010814431
1%
3.24
0.000000080
0.000000260
2.036
0.01245
0.02534
-0.501
0.01269
-0.006360106
-2.024E-11
0.012786261
1%
3.24
0.000000080
0.000000260
2.036
0.00999
0.02034
-0.501
0.01289
-0.006456037
2.3652E-10
0.011353335
1%
3.24
0.000000077
0.000000249
2.036
0.01115
0.02269
-0.501
0.01244
-0.006233911
-1.8544E-10
0.002615898
0%
3.24
0.000000075
0.000000242
2.036
0.01433
0.02917
-0.501
0.01292
-0.006473809
1.532E-10
0.003254642
0%
3.24
0.000000074
0.000000239
2.036
0.01886
0.03839
-0.501
0.01293
-0.006478196
-4.1202E-10
0.000805952
0%
3.24
0.000000071
0.000000230
2.036
0.02017
0.04106
-0.501
0.01253
-0.006275651
-2.058E-10
0.001282352
0%
3.24
0.000000071
0.000000229
2.036
0.02115
0.04306
-0.501
0.01267
-0.006348814
-7.096E-11
0.003010001
0%
3.24
0.000000069
0.000000223
2.036
0.02320
0.04723
-0.501
0.01234
-0.006182958
-4.01E-12
0.004762231
0%
3.24
0.000000068
0.000000220
2.036
0.02445
0.04978
-0.501
0.01249
-0.006255464
4.5138E-10
0.010110101
1%
1.33
0.000000067
0.000000090
0.195
0.00284
0.00055
-1.811
0.01240
-0.022447435
5.108E-11
0.004780962
0%
1.33
0.000000066
0.000000087
0.195
0.00485
0.00095
-1.811
0.01211
-0.021923646
-1.0227E-10
0.003323887
0%
1.33
0.000000064
0.000000085
0.195
0.00412
0.00080
-1.811
0.01200
-0.021740776
-7.441E-11
0.002971346
0%
1.33
0.000000062
0.000000082
0.195
0.00707
0.00138
-1.811
0.01179
-0.021349677
1.571E-11
0.004942742
0%
1.33
0.000000059
0.000000079
0.195
0.01165
0.00227
-1.811
0.01148
-0.020788187
3.624E-11
0.007236767
1%
1.33
0.000000058
0.000000077
0.195
0.01331
0.00259
-1.811
0.01128
-0.020429056
4.052E-11
0.008217504
1%
1.33
0.000000057
0.000000076
0.195
0.01533
0.00299
-1.811
0.01130
-0.020455388
1.4815E-10
0.009747968
1%
1.33
0.000000056
0.000000074
0.195
0.01704
0.00332
-1.811
0.01110
-0.020094999
3.716E-11
0.008769565
1%
1.33
0.000000054
0.000000072
0.195
0.01868
0.00364
-1.811
0.01080
-0.019564211
-2.611E-11
0.009636434
1%
1.33
0.000000052
0.000000070
0.195
0.02032
0.00396
-1.811
0.01067
-0.019318286
-6.951E-11
0.009227597
1%
1.33
0.000000052
0.000000070
0.195
0.02202
0.00429
-1.811
0.01079
-0.019545738
-3.176E-11
0.009140842
1%
1.33
0.000000051
0.000000068
0.195
0.02897
0.00565
-1.811
0.01127
-0.020406987
-2.479E-11
0.004630796
0%
Tabel 4.1 Total Akrual Bank BNI Syariah Periode Jan-13
TAit
Tait
0.011762438
Periode Jan-14
Feb-13
0.012756122
Feb-14
0.003323887
Mar-13
0.010814431
Mar-14
0.002971346
Apr-13
0.012786261
Apr-14
0.004942742
May-13
0.011353336
May-14
0.007236767
Jun-13
0.002615898
Jun-14
0.008217504
Jul-13
0.003254643
Jul-14
0.009747968
Aug-13
0.000805951
Aug-14
0.008769565
Sep-13
0.001282352
Sep-14
0.009636434
Oct-13
0.003010001
Oct-14
0.009227597
Nov-13
0.004762231
Nov-14
0.009140842
Dec-13
0.010110102
Dec-14
0.004630796
0.004780962
Tabel 4.2 Koefisien Bank BNI Syariah tahun 2013
Model
Standardized Coefficients
Beta (1/Ait-1) 3.240 (ΔPOit/Ait-1) 2.036 (PPEit/Ait-1) -0.601 a. Dependent variable : TAit/Ait-1 Sumber= data diolah Tabel 4.3 Koefisien Bank BNI Syariah periode 2014 Standardized Coefficients Beta (1/Ait-1) 1.330 (ΔPOit/Ait-1) 0.195 (PPEit/Ait-1) -1.811 a. Dependent variable : TAit/Ait-1 Sumber : data diolah Model
Tabel 4.4 Akrual Non Diskresioner Bank BNI Syariah Periode
Akrual Non Diskresioner
Periode
Akrual Non Diskresioner
Jan-13
-1.531E-11
Jan-14
5.108E-11
Feb-13
6.509E-11
Feb-14
-1.0227E-10
Mar-13
4.549E-11
Mar-14
-7.441E-11
Apr-13
-2.024E-11
Apr-14
1.571E-11
May-13
2.3652E-10
May-14
3.624E-11
Jun-13
-1.8544E-10
Jun-14
4.052E-11
Jul-13
1.532E-10
Jul-14
1.4815E-10
Aug-13
-4.1202E-10
Aug-14
3.716E-11
Sep-13
-2.058E-10
Sep-14
-2.611E-11
Oct-13
-7.096E-11
Oct-14
-6.951E-11
Nov-13
-4.01E-12
Nov-14
-3.176E-11
Dec-13
4.5138E-10
Dec-14
-2.479E-11
Sumber=data diolah
Periode
AD
Dalam persen
Periode
AD
Dalam persen
Jan-13
0.011762438
1.176%
Jan-14
0.004780962
0.478%
Feb-13
0.012756121
1.276%
Feb-14
0.003323887
0.332%
Mar-13
0.010814431
1.081%
Mar-14
0.002971346
0.297%
Apr-13
0.012786261
1.279%
Apr-14
0.004942742
0.494%
May-13
0.011353335
1.135%
May-14
0.007236767
0.724%
Jun-13
0.002615898
0.261%
Jun-14
0.008217504
0.822%
Jul-13
0.003254642
0.325%
Jul-14
0.009747968
0.975%
Aug-13
0.000805952
0.080%
Aug-14
0.008769565
0.876%
Sep-13
0.001282352
0.128%
Sep-14
0.009636434
0.964%
Oct-13
0.003010001
0.301%
Oct-14
0.009227597
0.923%
Nov-13
0.004762231
0.476%
Nov-14
0.009140842
0.914%
Dec-13
0.010110101
1.011%
Dec-14
0.004630796
0.463%
Rata-rata
0.006886
0.69%
Rata-rata 0.00710948 Sumber=data diolah
0.71%
Periode 2014
Periode 2013
Tabel 4.5 Akrual Diskresioner Bank BNI Syariah
Tabel 4.6 Descriptive Statistics of Discretionary Accruals
AD 2013 AD 2014 Valid N (listwise) Sumber=data diolah
N 12 12 12
Minimum Maximum Mean .000805952 .012786261 .007109480 .002971346 .009747968 .006885534
Tabel 4.7 Uji Normalitas Periode 2013
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
12 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .00000000
Absolute
.134
Positive
.134
Negative
-.130
Kolmogorov-Smirnov Z
.463
Asymp. Sig. (2-tailed)
.983
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah peneliti
Std. Deviation .004838842 .002577410
Tabel 4.8 Uji Normalitas Periode 2014
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
12 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .00000000
Absolute
.146
Positive
.146
Negative
-.117
Kolmogorov-Smirnov Z
.506
Asymp. Sig. (2-tailed)
.960
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah peneliti